Anda di halaman 1dari 14

PEMALI DALAM MASYARAKAT MAMASA DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP NILAI PENDIDIKAN KARAKTER


(PENDEKATAN HERMENEUTIKA)

(Pemali in Mamasa Community and


Its Implications on Character Education Values: Hermeneutics Approach)

Iman Toding

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan 1) makna yang terkandung dalam


pemali, 2) mendeskripsikan implikasi pemali terhadap nilai pendidikan karakter.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hermeneutika Ricoeur dan Bultmann. Adapun
implikasinya terhadap nilai pendidikan karakter, menggunakan teori Thomas
Lickona, 2016. Sumber data diperoleh melalui pemangku adat yang disebut
parengngek. Data penelitian ini adalah tuturan lisan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pemali dalam masyarakat Mamasa yang sarat
nilai pendidikan karakter. Makna dan nilai karakter yang ditemukan pada
penelitian ini, meliputi: religius, jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat,
disiplin, kerja keras, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif,
mandiri, sadar akan hak dan kewajiban orang lain, menghargai karya dan prestasi
orang lain, santun, demokratis, peduli dan menghargai keberagaman. Berdasarkan
hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa pemali dalam masyarakat Mamasa
relevan dengan konteks kekinian. Hal ini terlihat melalui indikator-indikator yang
berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari, baik hubungan dengan Tuhan, bagi
diri sendiri, bagi sesama, bagi lingkungan, dan bagi bangsa dan Negara.
Berdasarkan temuan yang telah diperoleh, disarankan agar pembaca dapat lebih
arif dalam memahami makna yang terkandung di dalam pemali. Pemali bukan
hanya mitos belaka melainkan di dalamnya tersirat nilai-nilai pendidikan.
Implikasinya terhadap pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai sarana pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam pembelajaran.

Kata Kunci : Pemali, Mamasa, Hermeneutika, Nilai Pendidikan Karakter

[Type text] Page 1


ABSTRACT

This study aims at describing 1) the meaning contained in pemali, 2) the implications of
pemali on character education values. The type of this study is qualitative research. The
approach used in this study was hermeneuitics approach by Ricoeur and Bultmann. The
implication on character education values employed Lickona’s 2016 theory. The data
sources of the study were obtained through customary stakeholders called parengngek.
Data of the study were in verbal form. Data were collected using observation,
interviewing, and documentation techniques. The resulth of the study reveals that pemali
in Mamasa community is full of character education values. The meaning and character
values discovered in this study include: religious, honesty, responsibility, healthy
lifestyle, discipline, hard working, self confidence, logical thinking, critical, creative, and
innovative, independent, aware of the rights and duties of others, appreciate work and
achievements of others, polite, democratic, caring, and respecting diversity. The
conclusion based on the results of analysis pemali in Mamasa community is relevant with
current context. It can be seen throught indicators which related to daily life whether
relationships with God, one self, others, environment, nation and the state. Suggestion
based on the results of the study is the leaders should be wiser in understanding the
meaning contained in pemali. Pemali is not only a myth but it implies character
educations values. The implication on education is this research is expected to be used as
a menas of character education which integrated to a lesson.

Key Words : Pemali, Mamasa, Hermeneutics, Character Education Values

[Type text] Page 2


Pendahuluan kejujuran dan integritas baik
dikalangan anak remaja, dewasa,
Indonesia dikenal memiliki lebih-lebih pada para aparat
beragam budaya dan kebiasaan yang pemerintahan, sikap demokratis
terdapat di berbagai suku. dikesampingkan bahkan diinjak-
Keberagaman budaya tersebut injak, sikap kepedulian dan
merupakan produk masyarakat itu tanggungjawab individu dan warga
sendiri, berupa norma-norma, Negara semakin menurun,
kepercayaan, dan nilai yang penurunan etos kerja, meningkatnya
dilestarikan secara turun-temurun kecurigaan dan kebencian, tingginya
untuk kepentingan bersama. perilaku asusila dan kekerasan,
Berbicara tentang budaya dan bahkan nilai spiritual dan ajaran
kearifan lokal maka sesungguhnya agama tidak lagi menjadi pedoman
juga berbicara tentang makna dan dan sarana kontrol dalam hidup
nilai yang dikandungnya. Budaya bermasyarakat, berbangsa dan
dan kearifan lokal merupakan tata bernegara.
nilai yang mengatur tentang perilaku Berdasarkan fakta dan
hidup masyarakat dalam berinteraksi fenomena di terjadi tengah
baik terhadap Tuhan, diri sendiri, masyarakat, ada dua alasan utama
dengan sesama, dengan lingkungan penulis melakukan penelitian tentang
dan terhadap bangsa dan Negara. pemali dalam masyarakat Mamasa
dengan lingkungannya secara arif. dan hubungannya dengan pendidikan
Kearifan lokal dalam sistem budaya karakter, yakni: 1) pamali dalam hal
di Indonesia tercermin melalui pertuturannya di tengah masyarakat
keberagaman agama, keberagaman hampir pudar sehingga nilai-nilai
suku/etnis, dan keberagaman budaya yang menjadi pedoman hidup
bahasa. untuk bersikap atau berperilaku
Beragam fakta sosial yang dikesampingkan, 2) pergeseran nilai-
terjadi di tengah masyarakat. Hampir nilai dalam hidup bermasyarakat
setiap saat kita menyaksikan sangat dirasakan.
berbagai macam bentuk sikap dan Jamalie dan Dalle (2013)
peilaku di kalangan remaja, dewasa, mengungkapkan bahwa pamali
masyarakat, bahkan aparat cenderung dipinggirkan, dan bahkan
pemerintahan yang mengindikasikan ditabrak secara serampangan
pada kehancuran suatu bangsa, sehingga tingkat kepercayaan
seperti : rendahnya perilaku sopan masyarakat terhadap profil dan
santun dan sikap menghargai baik kinerja aparatur pemerintahan
terhadap orangtua, guru dan figur menjadi rendah. Selanjutnya,
pemimpin, penggunaaan bahasa Hardani (2014), mengatakan, pamali
yang memburuk, merosotnya sikap atau larangan bagi masyarakat di

[Type text] Page 3


Kabupaten Pariaman, digunakan data statisik. Data penelitian,
sebagai sarana efek jerah dan rasa khusunya jenis tradisi lisan pemali
takut. Tujuannya adalah untuk hanya diperoleh atau dikumpulkan
mendidik, mengajar, serta melalui pemberian pertanyaan-
menasihatkan masyarakat untuk pertanyaan kepada narasumber.
tidak melakukan penyimpangan Senada dengan pendapat Idawati,
terhadap norma-norma sosial yang dkk. (2016) bahwa data yang
sudah ada. bersifat deskriptif kualitatif dapat
Yayuk (2010) mengatakan dikumpulkan melalui pemberian
meskipun sebagian besar kalimat pertanyaan-pertanyaan kepada
pamali mengandung ketahyulan. narasumber (native speaker).
namun mengandung nilai-nilai Data penelitian ini adalah
tradisional maupun modern yang pemali dalam masyarakat Mamasa.
sangat tepat untuk terus dilestarikan Sumber data penelitian ini adalah
Menurutnya, dibalik ketahyulan, tokoh adat dari tiga desa yang
sebagai tuturan lisan masyarakat disebut parengngek. Teknik
Banjar, pamali memiliki makna pengumpulan data yang digunakan
yang terselubung yakni, berfungsi adalah teknik observasi, wawancara,
sebagai alat kontrol sosial (social dan dokumentasi.
control) bagi seseorang dalam Instrumen utama penelitian
bertindak. ini adalah peneliti sendiri (human
Widiastuti (2015) pamali instrument). Peneliti sebagai
melibatkan sistem ilmu pengetahuan. instrument utama, mengumpulkan,
Segala sesuatu yang dilakukan atau menganalisis, dan menginterpretasi
diucapkan harus menggunakan akal data. Data dikumpulkan dengan cara
(nalar) sehat dan pengetahuan. menentukan informan yang
Misalnya, pamali ulah dahar bari memenuhi kriteria. Data yang telah
nangtung berarti jangan makan dikumpulkan, dianalisis dengan
sambil berdiri; ulah diuk dina bantal langka-langkah sebagai berikut:
berarti jangan duduk di atas bantal; 1. Mengumpulkan data
dan ulah make bajubari leumpang 2. Mentranskrip data lisan ke
berarti jangan memakai baju sambil tulisan
berjalan. 3. Menganalisis data
Metodologi Penelitian 4. Menginterpretasikan data
Jenis penelitian yang 5. Membuat kesimpulan dan
digunakan adalah penelitian melakukan verifikasi data.
kualitatif yang bersifat deskripitif. Selain itu, peneliti juga
Metode kualitatif digunakan untuk menggunakan metode trianggulasi
menganalisis objek yang yang tidak data untuk menguji keabsahan data
bisa diukur menggunakan angka atau yang telah diperoleh di lapangan.

[Type text] Page 4


Hasil Penelitian 5) Pemali lako baine
Adapun hasil pemerolehan maqtambuk tassuk lako salin
data pemali dalam masyarakat ke makariamanmi bongi
Mamasa diklasifikasikan ke dalam akak dakok sitammu setang
12 kategori, yakni: (pantang bagi perempuan
1. Masa Kehamilan hamil keluar menjelang
1) Pemali lako baine malam sebab kelak akan
maqtambuk maqloko dio bertemu mahkluk
bakba akak dakok siammang halus)(K1,D5).
anakna (pantang bagi 2. Masa Kelahiran
perempuan hamil duduk di 6) Pemali lako baine mendiok
pintu rumah sebab kelak akan ke mane mangka keanak akak
sukar melahirkan)(K1,D1). dakok kendek saki (pantang
2) Pemali lako muane lekba bagi perempuan mandi
maqsembang-sembang ke setelah selesai melahirkan
maqtambuk bainena akak sebab kelak timbul
dakok dadi salaran anakna penyakit)(K2,D1).
(dilarang bagi para suami 7) Pemali lako baine
pergi memotong kayu ketika maqangkaq-angkak ke mane
istri sedang mengandung mangka keanak akak dakok
sebab kelak anak akan lahir kendek saki (pantang bagi
cacat) (K1,D2). perempuan mengangkat-
3) Pemali lako banine angkat sesuatu ketika baru
maqtambuk pellilik handuk selesai melahirkan, sebab
dio kollongna akak dakok kelak timbul
anakna pelilik tali pusakna penyakit)(K2,D2).
(pantang bagi perempuan 3. Masa Anak-anak
hamil melilitkan handuk di 8) Pemali lako anak-anak
leher sebab kelak anaknya umpaqlokoi allonan akak
lahir dikitari tali dakok nakanna bundang
pusarnya)(K1,D3). (dilarang duduk di atas
4) Pemali lako baine bantal sebab kelak kena
maqtambuk untado-tado bisul)(K3,D1).
tomatua akak dakok 9) Pemali lako anak-anak’
masussah keanak (pantangan umpaqlokoi issong akak
bagi perempuan yang sedang dakok na ala langakna
hamil memberontak orang tua (larangan duduk di atas
sebab kelak akan susah lesung sebab kelak akan
melahirkan)(K1,D4). mendapat musibah)(K3,D2).

[Type text] Page 5


10) Pemali lako anak-anak’ kelak susah mendapatkan
maqlewa-lewa dio jodoh)(K4,D1).
tingnngayona tomatua akak 16) Pemali lako banine
diposeda (dilarang anak-anak mangngura millik tangnga
jalan lalu lalang di depan allo akak dakok umpomuane
orang tua sebab dianggap tomatua (larangan bagi gadis
kualat)(K3,D3). bangun siang hari sebab
11) Pemali lako anak- anak kelak mendapatkan suami tua
untado -tado tomatua battu umur )(K4,D2).
dipokakannna akak diposeda 17) Pemali lako anak--anak’
(pantang bagi anak-anak membero-bero ummande
memberontak terhadap orang akak dakok madommik maq
tua atau yang dianggap lebih indok ure (pantang bagi
tua umur sebab dianggap anak-anak berpindah-pindah
kualat)(K3,D4). makan sebab kelak akan
12) Pemali lako anak-anak mendapatkan ibu
umpolo basana tomatua akak tiri)(K4,D3).
diposeda (pantang bagi anak- 18) Pemali lako muane
anak memotong pembicaraan mangngura ummandei
orang tua sebab dianggap pesambo akak dakok’
kualat)(K3,D5). napopaksamboankiq tau
13) Pemali lako anak-anak (pantang bagi perjaka
kekdek ke menge tau menggunakan penutup
ummande akak diposeda makanan sebagai tempat
(dilarang bagi anak-anak makan sebab kelak dijadikan
berdiri saat orang sedang penutup aib)(K4,D4).
makan sebab dianggap 5. Rezeki
kualat)(K3,D6). 19) Pemali mandasik ke bongi
14) Pemali lako anak-anak yoloi akak dakok masussah sae
tomatua ummande akak dallek (larangan menjahit
diposeda (pantang makan pada malam hari sebab kelak
mendahului orang tua sebab sukar mendapatkan rezeki)
dianggap kualat)(K3,D6). (K5,D1).
4. Jodoh 20) Pemali massapu ke bongi
15) Pemali lako baine manggura akak dakok paqde dallek
mekutu dio eran akak dakok (larangan menyapu pada
masussah ullambi dodo malam hari sebab nanti
bayunna (pantang bagi gadis hilang rezeki)(K5,D2)
mencari kutu di tangga sebab 21) Pemali millik tangnga allo
akak dakok dallek napittok

[Type text] Page 6


manuk (dilarang bangun (pantang bersuara waktu
tengah hari sebab kelak makan sebab kelak menjadi
rezeki dipatuk bahan gunjingan orang
ayam)(K5,D3). lain)(K6,D3).
22) Pemali untibe sesa akak 7. Hubungan sosial
kearak to tiboyong (dilarang 28) Pemali ullambanni katonan
membuang sisa nasi sebab litak akak dakok nakanna kiq
marah dewi padi) (K5,D4). kabiasaan tomatua (pantang
23) Pemali membero-bero mengikis batas tanah sebab
ummande akak dakok taek nanti kena sanksi
sae dallek (dilarang sosial)(K7,D1).
berpindah-pindah makan 29) Pemali urresaik paqbanne
sebab kelak sukar tauan akak dakok nakanna
mendapakan rezeki)(K5,D5). kiq adaq battu kabiasaan
24) Pemali lao maqtomate lako (pantang menginjak harga
tondok salian ke menge diri seseorang sebab kelak
maqpakekdek banua akak kena hukuman adat atau
dakok paqde dallek (pantang sanksi sosial)(K7,D2).
pergi berduka ke kampung 8. Kesehatan
sebelah saat mendirikan 30) Pemali tau mammak ke
rumah tinggal sebab kelak mane mangka ummande akak
hilang rezeki) (K5,D6). dakok kendek saki ”(pantang
6. Perilaku orang langsung tidur selesai
25) Pemali ussembak baine akak makan sebab kelak timbul
dakok nadarra-darra to penyakit)(K8,D1).
mekayunna ke mendapokmi 31) Pemali ummande kekdek
(pantang menendang akak dakok kendek saki
perempuan sebab kelak akan (pantang makan sambil
disiksa suaminya ketika berdiri sebab kelak timbul
sudah berumah penyakit)(K8,D2).
tangga)(K6,D1). 32) Pemali mendiok ke karrang
26) Pemali maqkudik ke bongi allo akak dakok kendek saki
akak dakok sitammu setang (pantang mandi di siang hari
(pantang tidak bersiul di sebab kelak timbul
waktu malam sebab kelak penyakit(K8,D2).
akan bertemu mahluk 33) Pemali mammak karuen
halus)(K6,D2). akak dakok kendek saki
27) Pemali maqkuama ke menge (pantang tidur menjelang
tau ummande akak dakok sore hari sebab kelak timbul
napokada bokok kiq tau penyakit)(K8,D3).

[Type text] Page 7


9. Keselamatan kepala ada di sebelah utara
34) Pemali umpoloi kanuku ke dan kaki di sebelah selatan
bongi akak dakok taek sebab nanti tidak berumur
marendeng tomatuanta panjang) (K9,D6).
(larangan bagi perempuan 10. Mendirikan bangunan
memotong kuku pada malam 40) Pemali umpatibalik kayu
hari sebab kelak orang tua banua akak dakok kendek
tidak berumur kakadakean”(pantang
panjang)(K9,D1). memasang terbalik perabot
35) Pemali undasi pakean lan bangunan rumah sebab kelak
kale akak dakok taek timbul musibah) (K10,D1).
marendeng (pantang menjahit 41) Pemali lao maqtomate lako
pakaian dalam keadaan tondok salian ke mengekik
terpakai sebab kelak tidak maqpakekdek banua akak
berumur panjang) (K9,D2). dakok nakanna kiq
36) Pemali ungkekdeik nande kakadakean (pantang bagi
akak dakok kappunan seseorang pergi berduka ke
(pantang meninggalkan kampung sebelah ketika
makanan yang sudah sedang mendirikan rumah
dihidangkan sebab kelak akan sebab kelak kena
dapat sial)(K9,D3). musibah)(K10,D2).
37) Pemali maqloko dio baqba ke 11. Pertanian
makarimanmi bongi akak 42) Pemali rokko umah ke
dakok naruppak setang menge tau maqbulan liang
(dilarang duduk di pintu akak dakok bosi pare
menjelang malam hari sebab (pantang turun sawah pada
kelak ditabrak mahkluk masa pembersihan kubur
halus)(K9,D4). sebab kelak akan gagal
38) Pemali mammak tungngara panen)(K11,D1).
umpaqallonan lima akak 12. Agama
dakok taek marendeng 43) Pemali maqkada sarupuk
tomatuanta (larangan tidur akak dakok nasasaik pudukta
terlentang dengan posisi dewata (dilarang berbicara
tangan mengepal di kepala kotor sebab kelak diiris mulut
sebab kelak orang tua tidak kita oleh Tuhan )(K12,D1).
berumur panjang)(K9,D5). 44) Pemali ullangnganni banua
39) Pemali mammak mengngulu ke taekpa dikasaraik akak
tama ampang banua akak dakok nakannna kiq
dakok taek marendeng kakadakean (pantang
(pantang tidur dengan posisi menempati rumah sebelum

[Type text] Page 8


diresmikan secara agama bagi wanita hamil, tidak boleh
sebab kelak kena musibah) melingkarkan kain di leher, tidak
(K12,D2). boleh berbicara kotor, tidak boleh
Pembahasan menyapu pada malam hari.
Seperti yang telah diuraikan Penelitian yang dilakukan
sebelumnya bahwa sekolah sebagai Sarmidi (2013), terdapat 68 data
lembaga pendidikan formal sejajar pemali yang banyak diperuntukkan
dengan lembaga sosial lainnya, bagi perempuan, yang menunjukkan
berperan penting dalam adanya fenomena budaya patriarki
mentransmisikan nilai-nilai lokal yang sangat membatasi kaum
kepada anak-anak ataupun kepada perempuan pada beberapa etnis di
peserta didik. Indonesia. Dari 68 data yang
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan, ada 13 data pamali yang
ini ditemukan beberapa kesamaan, mirip dengan penelitian ini, yakni,
dalam penelitian yang dilakukan oleh kebiasaan berpindah tenpat pada
Priyadi (2006), khususnya ditujukan waktu makan, kebiasaan bangun
pada ibu hamil dan bayi yang terlalu siang, kebiasaan duduk di
dikandung. Misalnya dilarang duduk pintu, kebiasaan bersiul pada waktu
di depan pintu, larangan malam, kebiasaan membuang sisa
melingkarkan handuk di leher, makan, kebiasaan menyiksa
larangan mandi pada malam hari. perempuan, menggunting kuku pada
Demikian juga dengan jenis pamali malam hari, menyapu pada malam
Selanjutnya, penelitian Hardani hari, mandi di siang bolong, makan
(2014), ada 40 data pamali, mendahului orangtua, tidur di sore
ditemukan 14 data yang mirip hari, tidur terlentang dengan tangan
dengan penelitian ini, yakni, tidak di kepala, serta kebiasaan tidur
boleh tidur tertelungkup, tidak boleh dengan posisi kepala di sebelah utara
duduk di atas bantal, tidak boleh dan kaki disebelah selatan.
menjahit pada malam hari, tidak Berdasarkan hasil penelitian
boleh menggunting kuku pada ini, ditemukan beberapa makna
malam hari, tidak boleh menjahit simbol teks dan kaitannya dengan
baju sedang dipakai, tidak boleh pendidikan karakter. Makna dan
berpindah-pindah tempat ketika nilai tersebut, meliputi: nilai religius,
sedang makan, bagi perempuan jujur, bertanggung jawab, bergaya
hamil, tidak boleh duduk di pintu, hidup sehat, disiplin, kerja keras,
bagi perempuan hamil, tidak boleh percaya diri, berpikir logis, kritis,
melawan orangtu, tidak boleh mandi kreatif dan inovatif, mandiri, sadar
setelah makan, tidak boleh mandi di akan hak dan kewajiban diri dan
batang tengah hari, tidak boleh orang lain, patuh pada aturan sosial,
mencari kutu di tangga atau pintu, menghargai karya dan prestasi orang

[Type text] Page 9


lain, santun, demokratis, peduli, dan tangnga allo akak dakok dallek
menghargai keberagaman. napittok manuk berarti larangan
Relevansinya dengan hasil bangun tengah hari sebab kelak
penelitian ini, ditemukan beberapa rezeki dipatuk ayam. Data penelitian
data penelitian yang memiliki ini juga memiliki kesamaan dengan
kesamaan dengan hasil penelitian ini. penelitian Sarmidi (2013) yakni,
Seperti pada penelitian yang bangun terlalu siang akan berakibat
dilakukan oleh Priyadi (2006) dan segala bentuk rezeki yang akan
Hardani (2014). Misalnya, menghampiri akan selalu menjauh
perempuan hamil dilarang duduk di kembali (data 5). Kedua hasil
pintu karena dapat menghambat penelitian ini memiliki kesamaan
proses kelahiran anak. makna yakni, bertujuan untuk
Simbol makna nilai karakter menanamkan nilai karakter disiplin.
agama, tampak dalam kutipan teks, Menanamkan sikap percaya
maqkada sarupuk berarti dilarang diri tersirat dalam kutipan teks,
berbicara kotor. Dalam penelitian pemali membero-bero ummande
Idawati, dkk, (2016) kata berbohong akak dakok taek sae dallek.
bersinonim dengan kata kabuto-buto Berpindah- pindah tempat pada
(Bahasa Pattae’). waktu makan sebagai simbol tidak
Nilai karakter bertanggung memiliki pendirian tetap. Data
jawab, tersirat dalam kutipan teks penelitian ini memilki kesamaan
Pemali lako baine maqtambuk tassu dengan penelitian Sarmidi (2013)
lako salian ke makarimanmi bongi dan Hardani (2014), berpindah-
akak dakok sitammu setang berarti pindah tempat pada waktu makan
larangan bagi perempuan hamil akan berakibat kelak mendapat ibu
keluar menjelang malam hari sebab tiri atau banyak suami.
berbahaya. (bertemu makhluk halus) Nilai karakter mandiri,
Tuturan teks tersebut tampak dalam kutipan teks, pemali
diperuntukkan bagi wanita hamil undasik pakean lan kale berarti
agar bertanggung jawab atas pantang menjahit baju di badan.
kesehatan dan keselamatan dirinya Data penelitian ini juga memiliki
dan janin yang dikandungnya. Hasil kesamaan dengan penelitian yang
penelitian ini memiliki kesamaan dilakukan oleh Sarmidi (2013),
dengan hasil penelitian yang yakni, larangan menjahit kancing
dilakukan oleh Uniawati (2012:12), baju ketika baju masih terpakai.
yakni, wanita hamil dilarang keluar Perbedaannya dengan penelitian ini,
rumah pada waktu Magrib nanti teks diinterpretasi secara keseluruhan
diganggu mahkluk gaib. makna dibalik simbol teks.
Nilai karakter disiplin tersirat
dalam kutipan teks, pemali millik

[Type text] Page 10


Nilai karakter santun larangan menduduki bantal
berkaitan dengan tutur kata, tampak Demikian juga dalam penelitian
dalam kutipan teks, pemali lako Uniawati (2012), pada masyarakat
baine maqtambuk untado-tado Labuan Bajo. Salah satu data
tamatua dakok masussah keanak penelitiannya ialah jangan makan di
berarti larangan bagi perempuan atas kasur atau di atas tangga.
hamil melawan orang tua sebab Dalam hal sikap dan perilaku
kelak akan sukar melahirkan. santun, tersirat dalam kutipan teks
Hasil penelitian ini, sejalan pemali lako anak-anak yoloi tomatua
dengan data penelitian yang ummande akak diposeda berarti
dilakukan oleh Priyadi (2006:185 larangan mendahului orang tua
data 5) yakni, perilaku negatif seperti makan. Kutipan, yoloi tomatua
berkata kotor atau kasar merupakan ummande adalah simbol makna yang
perilaku yang menghambat proses menyatakan sikap tidak santun atau
kelahiran anak karena tidak ada tidak hormat. Hasil penelitian ini
kebersihan jiwa pada si ibu. memiliki kesamaan dengan hasil
Demikian juga dalam penelitian yang penelitian Sarmidi (2013), jangan
dilakukan oleh Hardani (2014) mendahului orang tua makan karena
memilki kesamaan dengan penelitian berakibat sulit mendapatkan rezeki.
ini yakni, ketika sedang hamil tidak Dalam hal sikap menghargai
boleh melawan kepada orang tua dan sikap santun, juga dikenal dalam
nanti susah melahirkan. Baik masyarakat Bugis dan Makassar
penelitian ini maupun penelitian dengan istilah atau budaya:
lainnya, secara implisit mengajarkan sipakatau, sipakalebbi dan
tentang sikap hormat dan sikap sipakainga’ yang berarti sikap saling
santun menghargai, saling mendukung, dan
Sikap disiplin dan sikap saling mengingatkan. Hal tersebut
santun berkaitan dengan perilaku, diungkapkan oleh Juanda (2018;11)
tersirat dalam kutipan teks, pemali bahwa pengaruh budaya lokal begitu
lako anak-anak umpaqlokoi allonan deras mengakibatkan bergesernya
akak dakok bundang berarti larangan nilai-nilai lokal tersebut. Nilai-nilai
bagi anak-anak menduduki bantal lokal tersebut hanya sebagai mainan
sebab kelak kena bisul. Hasil belaka tanpa diresapi oleh setiap
penelitian ini memiliki kesamaan insan, baik anak remaja maupun
dengan hasil penelitian yang orang dewasa. Apalagi dengan dunia
dilakukan oleh Hardani (2014, data sekarang, banyak menawarkan
3) yakni, tidak boleh duduk di atas berbagai macam hiburan. Tanpa
bantal nanti kena bisul. Demikian disadari bahwa hiburan semacam itu
juga dalam penelitian yang dilakukan berdampak negatif terhadap
oleh Widiastuti (2015) yakni; pembentukan watak dan kepribadian

[Type text] Page 11


anak. Oleh karena itu, kehadiran sikap yang terpuji dan bijaksana,
karya sastra termasuk nilai budaya lebih hormat dan santun.
lokal sangat penting ditanamkan Nilai sikap santun dan
kepada anak-anak sejak dini. disiplin, tersirat dalam kutipan teks,
Terkait dengan sikap santun pemali maqkuama ke menge
dalam berperilaku dan menghargai ummnade akak dakok napokada
keberagaman, tersirat dalam teks, bokok kiq tau berarti pantang
pemali ussembaak baine berarti berbicara sambil makan sebab kelak
pantang menendang perempuan. menjadi bahan gunjngan orang lain.
Menendang perempuan (34), secara Penelitian ini memiliki kesamaan
moral dan etika sangat bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
dengan nlai-nilai kemanusiaan. Sarmidi (2013 data 48), yakni
Dengan dasar itulah, muncul gerakan dilarang mengeluarkan suara ketika
feminis yang banyak dikemas dalam sedang makan karena berakibat
karya sastra. Seperti yang menjadi bahan gunjingan orang lain.
dikemukakan oleh Sugihastuti Dengan kata lain, dalam masyarakat
(dalam Juanda & Azis, 2018) bahwa pada umumnya, nilai-nilai yang
gerakan feminis muncul sebagai terkandung dalam pamali tersebut
reaksi atas penindasan dan masih dipertahankan sebagai salah
pemerasan terhadap kaum satu sarana pendidikan.
perempuan dalam masyarakat, baik Nilai karakter sikap peduli,
di tempat kerja maupun di dalam tersirat dalam kutipan teks, pemali
rumah tangga. Dalam cerpen untibe sesa akak dako kearak to
Sangkar Perkawinan, karya Muna tiboyong berarti larangan membuang
Masyari (dalam Juanda & Azis, sisa makanan sebab kelak dewi padi
2018) dijelaskan bahwa perempuan akan marah. Hasil penelitian ini
di mata masyarakat setelah memiliki kesamaan dengan hasil
menyandang istri atau ibu rumah penelitian yang dilakukan oleh
tangga dipersepsikan hanya Sarmidi (2013) yakni, jangan
mengurusi rumah tangga, yakni anak membuang sisa nasi makan karena
dan suami. Selain itu, perempuan kelak selama satu tahun akan
selalu menjadi korban kekerasan mengalami bentrokan keluarga.
dalam rumah tangga (KDRT). Oleh Perbedaanya dengan
karena itu, pesan yang ingin penelitian lain, terletak pada
disampaikan pengarang kepada interpretasi data. Data dalam
pembaca dalam karya sastra tersebut, penelitian ini, teks lisan
yakni pentingnya sikap diinterpreteasi oleh penulis
memperlakukan perempuan secara berdasarkan makna filosofis dan
wajar. Melindungi dan menghargai makna kontesktualnya. Dengan kata
hak-hak perempuan adalah suatu lain, penelitian ini berkontribusi

[Type text] Page 12


menyempurnakan penelitian Idawati, I. dkk. (2016).
sebelumnya. Morphosyntax of
Tae’Language
Simpulan dan Saran (Morfosintaksis Bahasa
Berdasarkan hasil penelitian Tae’). Journal of Language
Teaching and Research, 7(3),
ini, dapat disimpulkan bahwa makna
491-498. I Idawati, A Tolla,
dan nilai-nilai yang terkandung di K Kamaruddin… - Journal of
dalam pemali masih sesuai dengan Language …, 2016
konteks kekinian. Makna dan nilai- academypublication.com
nilai karakter tersebut tidak hanya
ditujukan kepada perempuan (hamil) Jamalie, dan Dalle. (2013). Pamali
tetapi juga kepada anak remaja dan Sebagai Nilai Tradisional
peserta didik, bahkan masyarakat Pencitraan. Publik
umum. Hal tersebut terlihat melalui Figur Masyarakat
Banjar.(Online)
indikator-indikator yang berkaitan
http://komunikasi.unsoed.ac.id/
erat dengan kehidupan sehari-hari, sites/default/files/77.Zulfa_IAI
baik hubungan dengan Tuhan, bagi Nantasari_Edit.pdf.
diri sendiri, bagi sesama, bagi
lingkungan, dan bagi bangsa dan Juanda, J. (2018). Revitalisasi Nilai
Negara. Harapan penulis, kiranya Dalam Dongeng Sebagai
hasil penelitian ini dapat Wahana Pembentukan Karakter
dimanfaatkan sebagai sarana Anak Usia Dini. Jurnal
Pustaka Budaya, 5(2), 11-18.
pendidikan karakter yang terintegrasi
ke dalam kegiatan pembelajaran. Juanda, J., & Azis, A. (2018).
PENYINGKAPAN CITRA
Daftar Pustaka PEREMPUAN CERPEN
MEDIA INDONESIA:
Hardani, Juli. (2014). Ungkapan
KAJIAN
Larangan Rakyat di Nagari
FEMINISME. LINGUA:
Pilubang Kecamatan Sungai
Journal of Language,
Limau Kabupaten Padang
Literature and Teaching, 15(2),
Pariaman Sumatra Barat:
71-82
Suatu Tinjauan Pemakaian
Fungsi dan Nilai-Nilai
Edukatif. Padang: Universitas Uniawati. (2012).Takhayul Seputar
Bung Hatta. Kehamilan dan Kelahiran
dalam Pandangan Orang
Labuan Bajo: Tinjauan
Antropologi Sastra. Bandung:
Balai Pelestarian Sejarah dan
Nilai Tradisional Bandung.
Artikel Patanjala (Vol.4, No.1,
Maret 2012).

[Type text] Page 13


Priyadi, Sugeng. (2006). Makna Widiastuti, Hesti. (2015). Pamali
Simbolis Pantangan pada dalam Kehidupan Masyarakat
Wanita Hamil di Pedesaan Kecamatan Cigugur
Banyumas. Jurnal Kabupaten Kuningan (Kajian
Pembangunan Pedesaan Vol.6 Semiotik dan Etnopedagogi)
No.3. Desember 2006. Jurnal LOKABASA
Vol.6,No.1,April 2015.
Sarmidi, G. (2013). Keberadaan
Wacana Pantang Larang Yayuk, Rossari. (2010). “Pamali
Berbasis Gender sebagai Banjar Sebagai Fenomena
Tradisi Lisan, Fenomena Folklor Daerah”, (Publish, 14
Bahasa, dan Sasra Lisan di April 2010; Akses 30 Maret
Indonesia. Malang. Jurnal 2011).
Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan
Malang.

[Type text] Page 14

Anda mungkin juga menyukai