Anda di halaman 1dari 24

MODUL BAHASA INDONESIA

Materi:
Karya Ilmiah

DISUSUN OLEH
KHUSNUL FATONAH, M.PD.

POLITEKNIK STMI JAKARTA


2021
MODUL 8
KARYA TULIS ILMIAH

PENDAHULUAN
Dalam modul 8 ini, mahasiswa akan memperoleh informasi seputar penulisan
karya ilmiah. Beberapa hal yang akan dijelaskan dalam modul ini adalah konsep dasar
karya ilmiah, tahap-tahap penyusunan karya ilmiah, sistematika penulisan karya
ilmiah, serta teknik pengutipan dan penulisan daftar pustaka.
Keterampilan menulis ilmiah sangat penting bagi mahasiswa, baik dalam
rangka mengerjakan tugas-tugas perkuliahan maupun sebagai persiapan untuk
memasuki dunia kerja. Melalui karya ilmiah juga mahasiswa akan berlatih untuk
berpikir ilmiah. Penulisan karya ilmiah juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
umum yang mendasari penulisan karya ilmiah, seperti objektif, prosedur atau
penyimpulan penemuan dilakukan dengan penalaran induktif dan deduktif, serta
rasional dalam membahas data-data hasil penelitian.
Tidak semua tulisan dikategorikan sebagai karya ilmiah. Beberapa contoh
tulisan yang termasuk karya ilmiah adalah artikel ilmiah, makalah, skripsi, tesis,
disertasi, dan laporan. Dalam pembelajaran kali ini, mahasiswa akan diarahkan untuk
membuat salah satu dari jenis karya ilmiah tersebut, yakni makalah. Jika dilihat
berdasarkan bentuknya, makalah adalah bentuk yang paling sederhana di antara karya
tulis ilmiah lainnya (Arifin, 2008).
Diharapkan setelah membaca modul ini, mahasiswa memiliki keterampilan
dalam menulis ilmiah, khususnya makalah. Adapun hasil akhir yang diharapkan setelah
mahasiswa mempelajari materi ini adalah mahasiswa mampu menulis makalah dengan
memperhatikan sistematika ilmiah dan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan
benar.

Selamat membaca dan belajar!


1. Konsep Dasar Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar (Brotowidjoyo dalam Arifin, 2019).
Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang dapat dibuktikan secara empiris.
Karya ilmiah juga berkaitan dengan kegiatan berpikir ilmiah dan penelitian ilmiah.
Penulisan karya ilmiah memiliki beberapa manfaat di antaranya mengembangkan
keterampilan membaca yang efektif, melatih menyintesiskan teori yang diperoleh dari
berbagai sumber atau pendapat ahli, aktif berkenalan dengan perpustakaan atau sumber
mencari buku-buku bacaan yang lain, meningkatkan keterampilan dalam
mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis, memperoleh
kepuasan intelektual, serta memperluas pengetahuan atau wawasan (Arifin, 2019).
Salah satu jenis karya ilmiah yang sering dibuat oleh mahasiswa adalah makalah.
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik
tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan
objektif. Secara umum, sistematika makalah terdiri atas pendahuluan, isi/ pembahasan,
dan penutup. Dalam tugas-tugas mahasiswa, biasanya sistematika makalah disesuaikan
dengan gaya selingkung masing-masing program studi.Dalam membuat makalah atau
artikel diperlukan persiapan-persiapan, misalnya, menentukan pokok masalah atau
topik yang disesuaikan dengan disiplin ilmu masing-masing. Selanjutnya, penulis dapat
membatasi topik yang akan digarap agar tulisan menjadi jelas dan fokus. Setelah itu,
penulis dapat membuat kerangka penulisan dengan memperhatikan sistematika yang
berlaku, yakni menyusun bagian awal, tengah, dan akhir.

2. Tahap-Tahap Penyusunan Makalah


Sebelum menulis makalah, penulis perlu memperhatikan tahap-tahap penyusunan
makalah, yaitu (a) persiapan, (b) pengumpulan data, (c) pengorganisasian dan
pengonsepan, (d) pemeriksaan/ penyuntingan konsep, (e) penyajian/ pengetikan
(Arifin, 2019).
(a) Tahap Persiapan
Tahap persiapan berkaitan dengan (1) pemilihan masalah/ topik, (2) penentuan
judul, dan (3) pembuatan kerangka karangan.
(1) Pemilihan Topik/ Masalah
Topik/ masalah adalah pokok pembicaraan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan topik adalah (a) topik yang dipilih harus
berada di sekitar Anda, baik di sekitar pengalaman Anda maupun di sekitar
pengetahuan Anda, (b) topik yang dipilih harus topik yang paling menarik
perhatian Anda, (c) Topik yang dipilih terpusat pada segi lingkup yang sempit
dan terbatas, (d) topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif, (e)
topik yang dipilih harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, (f) topik yang
dipilih harus memiliki sumber acuan dan bahasa kepustakaan

(2) Pembatasan Topik dan Penentuan Judul


Salah satu upaya untuk menguji apakah topik yang dipilih terlalu luas atau
sempit adalah membatasi topik. Salah satu contoh teknik membatasi topik/
penentuan judul masalah adalah dengan membuat bagan pembatasan topik atau
melontarkan pertanyaan-pertanyaan, seperti apa masalahnya, mengapa,
bagaimana, di mana, dan kapan.

(3) Pembuatan Kerangka Karangan


Kerangka karangan disebut juga ragangan (outline). Ragangan yang dibuat
dapat berupa ragangan buram dan ragangan kerja. Ragangan buram adalah
ragangan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari
topik yang sudah dibatasi. Sementara ragangan kerja adalah ragangan yang
sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram.
(b) Tahap Pengumpulan Data
Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah
mencari informasi dari kepustakaan (buku, koran, majalah, brosur) sesuai
dengan judul makalah yang dibuat. Selain itu, peneliti juga dapat memulai
terjun ke lapangan dengan menyertakan surat izin penelitian. Data di lapangan
dapat dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, atau eksperimen.

(c) Pengorganisasian/ Pengonsepan


Pada tahap ini, peneliti mulai menyeleksi/ mengorganisasi data yang sudah
didapatkannya. Peneliti dapat menggolongkan data menurut jenis, sifat, atau
bentuk. Setelah itu, peneliti harus mengolah dan menganalisis data yang ada
dengan teknik-teknik yang ditentukan.

(d) Pemeriksaan/ Penyuntingan


Sebelum mengetik konsep, peneliti sebaiknya memeriksa tulisan yang sudah
dibuat. Hal ini untuk mengetahui apakah ada bagian yang tumpang tindih,
kurang jelas, atau perlu diperbaiki. Pemeriksaan/ penyuntingan mencakup
pemeriksaan isi karya ilmiah dan cara penyajian karya ilmiah, termasuk
penyuntingan bahasa yang digunakan.

(e) Pengetikan/ Penyajian


Dalam tahap pengetikan/ penyajian ini, selain memperhatikan unsur kebersihan
dan kerapian, peneliti juga dapat memperhatikan tata letak unsur-unsur dalam
makalah. Beberapa di antaranya adalah halaman judul, daftar isi, pendahuluan,
pembahasan, hingga daftar pustaka.
3. Sistematika Penulisan Makalah
Secara umum, sistematika penulisan makalah terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas kulit luar, halaman
judul, halaman pengesahan (jika diperlukan), halaman penerimaan (jika diperlukan),
prakata, daftar Isi, daftar tabel, grafik, bagan, dan gambar (jika ada), serta daftar
singkatan dan lambang (jika ada). Bagian tengah (inti) terdiri atas pendahuluan (latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, kegunaan, hipotesis), kajian teoretis, metode
penelitian, analisis dan pembahasan hasil penelitian, kesimpulan, dan saran. Pada
konsep yang lain, Arifin (2019) menjelaskan beberapa hal yang ada pada bagian inti di
antaranya bab pendahuluan, bab analisis/ pembahasan, dan bab simpulan. Sementara
pada bagian terakhir terdiri atas daftar pustaka, indeks (jika diperlukan), dan lampiran
(jika diperlukan). Agar lebih jelas, berikut akan diuraikan tiap-tiap dari bagian tersebut.

(1) Bagian Pembuka


a. Kulit luar
Beberapa hal yang dicantumkan pada kulit luar adalah judul karya ilmiah;
lengkap dengan anak judul (jika ada), keperluan penyusunan, nama penyusun,
dan nama lembaga pendidikan tinggi (nama jurusan, fakultas, dan universitas),
nama kota lembaga pendidikan, dan tahun penyusunan.
b. Halaman judul
Penulisan halaman judul harus sama persis dengan penulisan kulit luar. Ukuran
hurufnya sama, kapital atau tidak kapitalnya sama, sistem simetris atau sistem
lurusnya sama. Segala hal yang tercantum dalam halaman judul merupakan
turunan semua hal yang terdapat dalam kulit luar.
c. Halaman pengesahan
Halaman ini disediakan untuk mencantumkan nama-nama dosen pembimbing,
nama ketua jurusan, dan nama dekan yang bertanggung jawab akan kesahihan
karya ilmiah. Kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam menuliskan
lembar pengesahan ini antara lain, semua awal kata yang tercantum dalam
halaman ini dituliskan dengan huruf kapital, kecuali kata tugas. Setelah kata
pembimbing dan pembaca/ penguji dibubuhkan tanda koma.
d. Prakata
Prakata ditulis untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang
penulisan karya ilmiah. Unsur-unsur yang terdapat dalam prakata antara lain,
ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penjelasan tentang pelaksanaan
penyusunan karya ilmiah, informasi dan arahan dari berbagai pihak, ucapan
terima kasih kepada para pihak yang sudah membantu penyusunan karya
ilmiah, serta penyebutan nama tempat, tanggal, bulan, tahun penyusunan, dan
nama penyusun karya ilmiah.
e. Daftar tabel, grafik, bagan, dan gambar
Penulisan DAFTAR TABEL, GRAFIK, BAGAN, GAMBAR ditulis dengan
huruf kapital dan tanpa diberi tanda baca apa pun. Tajuk-tajuk ini pun
diletakkan di tengah-tengah kertas dan turun seperempat bagian dari pinggir
atas kertas (tujuh sentimeter). Berilah nomor urut tabel, grafik, bagan, dan
gambar dengan angka Arab 1, 2, 3 dst. dengan diikuti nama masing-masing,
seperti Tabel 1, Grafik 2, dsb.
f. Daftar Singkatan dan Lambang
Penggunaan daftar singkatan dan lambang bertujuan agar isi karya ilmiah terasa
padat, efisien, dan efektif. Tidak ada patokan yang pasti dalam pemakaian
singkatan dan lambang. Adapun yang perlu diperhatikan adalah singkatan atau
lambang tersebut harus digunakan secara konsisten dari halaman pertama
hingga terakhir. Untuk penulisan lambang, penggunaannya dalam karya ilmiah
bergantung pada keinginan penulis. Penulis dapat menciptakan jenis dan bentuk
lambang.
(2) Bagian Inti Karya Ilmiah
a. Bab Pendahuluan
Bab pendahuluan merupakan bab yang mengantarkan isi naskah, yaitu bab yang
berisi hal-hal umum yang dijadikan landasan kerja dan arah kerja penyusun.
Bab pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, tujuan pembahasan,
anggapan dasar, hipotesis, dan kerangka teori, sumber data/ populasi dan
sampel, serta metode dan teknik penulisan karya ilmiah.
(1) Latar belakang dan masalah
Latar belakang masalah berkaitan dengan alasan penulis mengambil judul
tersebut dan manfaat praktis yang didapat dari karya ilmiah tersebut. Dalam
latar belakang juga dijelaskan beberapa buku yang telah dibaca untuk
disesuaikan dengan permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Bagian
ini juga mencantumkan perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan
dengan penelitian sebelumnya serta menjelaskan bagian-bagian yang akan
dibahas dalam bab selanjutnya.
(2) Tujuan Pembahasan
Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas,
yaitu gambaran hasil yang akan dicapai. Tujuan pembahasan bisa juga
dibuat secara lebih spesifik atau terbagai atas tujuan umum dan tujuan
khusus. Dengan kata lain, tujuan boleh lebih dari satu asalkan tetap
mengacu pada judul atau masalah penelitian/
(3) Anggapan dasar, hipotesis, dan kerangka teori
Anggapan dasar atau asumsi adalah isi pernyataan umum yang tidak
diragukan lagi kebenarannya. Anggapan dasar juga dapat berupa suatu teori
atau prinsip yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan diteliti serta
dapat dipertanggungjawabkan. Isi pernyataan anggapan harus ringkas, jelas,
dan relevan dengan masalah penelitian.
Hipotesis adalah isi pernyataan yang berupa generalisasi tentatif
(sementara) tentang suatu masalah yang belum pasti kebenarannya.
Hipotesis inilah yang akan diuji kebenarannya dalam sebuah penelitian.
Hipotesis harus dirumuskan dengan jelas dan sederhana. Sementara itu,
kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang memengaruhi pembahasan
dan berguna untuk membantu penulis dalam membahas masalah yang akan
diteliti. Kerangka teori harus dapat menggambarkan tata kerja teori itu.
(4) Sumber data/ populasi dan sampel
Sumber data adalah tempat penulis bertumpu. Sebagai contoh Jika
penelitian tersebut akan meninjau sebuah produk tepat guna, sumber
datanya adalah produk itu sendiri. Jika sumber data yang digunakan banyak
dan beragam, penulis dapat menggunakan istilah populasi dan sampel.
Populasi adalah kumpulan dari seluruh sumber data yang akan diteliti,
sedangkan sampel adalah beberapa bagian dari sumber data yang akan
diteliti. Syarat sampel yang baik adalah dapat mewakili seluruh populasi.
(5) Metode dan teknik penulisan karya ilmiah
Wiradi (dalam Arifin, 2019) menjelaskan bahwa metode adalah
seperangkat langkah yang disusun secara sistematis (urutannya logis),
sedangkan teknik adalah cara melakukan setiap langkah tersebut. Dalam
masyarakat ilmiah, dikenal istilah metode penelitian lapangan dan bukan
penelitian lapangan. Metode penelitian lapangan dapat dilakukan jika
penulis datang ke sumber data dan menganalisis data itu apa adanya.
Metode ini disebut metode deskriptif. Jika dalam penelitian itu penulis
membandingkan dua sumber data, metode yang dipakai adalah metode
komparatif. Jika penulis menggunakan metode percobaan di lapangan atau
di laboratorium, metode yang digunakan adalah metode eksperimen.
Beberapa metode lain yang dapat digunakan dalam penelitian sosial adalah
metode sensus, metode survei, metode studi kasus yang kesemuanya
merupakan contoh metode penelitian lapangan. Sementara itu, ada pula
metode penelitian kepustakaan serta metode analisis isi (content analysis)
yang termasuk metode bukan penelitian lapangan. Dalam aplikasinya,
penggunaan berbagai metode (kombinasi) juga bisa dilakukan, khususnya
dalam penelitian sosial. Beberapa teknik penelitian yang dapat digunakan
adalah teknik wawancara, angket, daftar kuesioner, dan observasi.

b. Bab Analisis atau Bab Pembahasan


Bab analisis atau bab pembahasan merupakan bab yang terpenting dalam
penelitian ilmiah. Dalam bab ini akan dilakukan kegiatan analisis, sintesis
pembahasan, interpretasi, solusi, dan beberapa pengolahan data secara tuntas.
Bagian ini dapat dibagi menjadi beberapa bab dan setiap bab dibagi-bagi
menjadi anak bab sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dengan demikian,
semua masalah yang akan dijangkau akan dibicarakan dalam bab ini.

c. Bab Simpulan dan Saran


Simpulan berkaitan dengan gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya
dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Simpulan diperoleh dari uraian
analisis, interpretasi, dan deksripsi yang tertera dalam bab analisis. Sementara
itu, saran berkaitan dengan hal-hal yang disarankan penulis, seperti metodologi
penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang
mempunya relevansi dengan hambatan yang dialami penulis selama penelitian
berlangsung.

(3) Bagian Penutup


a. Daftar Pustaka
Melalui daftar pustaka, dosen pembimbing atau penguji dapat mengetahui
secara selintas sumber acuan yang dijadikan landasan berpijak penulis karya
ilmiah. Penguji juga dapat mengukur kedalaman pembahasan masalah dalam
karya ilmiah berdasarkan daftar pustaka ini. Semua pustaka acuan yang
dicantumkan dalam daftar pustaka disusun berdasarkan abjad nama-nama
pengarang atau lembaga yang menerbitkannya.
b. Penulisan Lampiran (jika diperlukan)
Lampiran yang dicantumkan dapat berupa korpus data, tabel, gambar, bagan,
peta, instrumen, transkripsi jika hal-hal tersebut tidak disertakan dalam teks.
Selain itu, surat perintah atau riwayat hidup penulis juga dapat dijadikan
lampiran.

c. Penulisan Indeks (jika diperlukan)


Indeks ini berupa daftar kata atau istilah yang terdapat dalam karya ilmiah.
Penulisan daftar kata itu harus berkelompok dan berdasarkan abjad awal kata
istilah tersebut. Di belakang kata diberi koma (,) dan setelah dijarakkan satu
spasi (satu ketukan) dicantumkan nomor atau nomor-nomor halaman tempat
kata atau istilah itu dapat ditemukan. Adanya indeks memudahkan pembaca
untuk cepat mencari kata-kata atau istilah-istilah yang diperlukan dalam karya
ilmiah tersebut.

4. Teknik Pengutipan dan Penulisan Daftar Pustaka


A. Teknik Pengutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku maupun
majalah-majalah (Keraf, 1989). Dalam penulisan kutipan, terdapat beberapa aturan
yang berlaku. Berikut akan dijelaskan prinsip-prinsip dalam pengutipan karya
ilmiah.
1) Kutipan harus diletakkan di akhir kalimat di dalam tanda baca.
Contoh: Aspek sistem perpajakan tersebut sangat signifikan (Larsen, 1971).
Atau dengan cara lain, nama keluarga penulis dapat digabungkan ke dalam teks.
Contoh: Larsen (1971) menyatakan bahwa aspek sistem perpajakan tersebut sangat
signifikan.
2) Beda cara tulis kutipan
Kutipan dapat ditulis dengan cara: (Cooper, 1999), atau (Cooper, 1999: 23) atau
Cooper (1999) atau Cooper (1999: 23) tergantung bagaimana cara mengutip,
apakah mencantumkan nomor halaman referensi atau tidak.
3) Kutipan dengan dua penulis atau lebih
Jika terdapat dua atau lebih penulis, gunakan tanda penghubung (&) di dalam
kurung. Contoh : (Dunphy & Stace, 1990) atau Dunphy & Stace (1990).
Jika terdapat tiga penulis atau lebih, penulisan pertama kali sebutkan semua
penulis, kemudian untuk penulisan berikutnya cukup tulisan nama pertama diikuti
dengan et al . Contoh : Mc Taggart et al.
Jika sebuah publikasi tidak memiliki pengarang, gunakan nama organisasi sebagai
pengarang.
4) Kutipan yang Pernah Dikutip
Jika Anda mengutip pernyataan yang telah dikutip penulis lain, Anda perlu
mengatakan : (Carini, dikutip dalam Patton, 1990) atau (Carini dalam Patton, 1990)
5) Mengutip banyak Sumber
Dua atau lebih kutipan harus dituliskan sesuai urutan abjad dan dipisahkan dengan
tanda titik koma. Contoh : (Abrahamson, 1991; Daniels, 1990).
6) Kutipan lebih dari 40 kata
Jika kutipan lebih dari 40 kata, tuliskan kutipan menjorok ke dalam dengan spasi
tunggal dan tidak memakai tanda kutip

Dalam karya tulis, kutipan memiliki beberapa fungsi, di antaranya (1) untuk
menunjang fakta, konsep, gagasan, atau untuk memberikan informasi tentang sumber
data, gagasan, dan hal-hal lain yang relevan (catatan acuan), (2) untuk memberikan
penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang dikemukakan dalam teks atau untuk
menjelaskan definisi istilah secara cermat (catatan kaki). Secara umum, kutipan terbagi
atas dua macam, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
1) Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata
demi kata atau kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli (Keraf, 1994). Kutipan
langsung ada yang merupakan kutipan langsung pendek dan kutipan langsung
panjang. Penulisan kutipan langsung pendek dapat dilakukan dengan
mengintegrasikan kutipan itu ke dalam paragraf penulis di antara tanda petik (“…”)
sebagai bagian terpadu dalam teks. Hal itu dapat dilihat pada contoh berikut.

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, Priyatni dan Nurhadi (2017: 10)
mengatakan, “Membaca adalah kegiatan berpikir dan bernalar yang melibatkan
kegiatan: mengenali, menginterpretasi, menilai, menalarkan bahkan
memecahkan berbagai persoalan sehingga keterlibatan daya nalar menjadi
sangat dominan”.

Sementara itu, kutipan langsung panjang adalah kutipan yang panjangnya lebih dari
lima baris (Arifin, 2019). Namun, batasan kutipan pendek dan panjang ini sangat
beragam. Mukhadis (2002: 47) memberi batasan kutipan panjang, yakni 40 kata atau
lebih, sedangkan Hidayat (2001: 63) memberi batasan bahwa kutipan panjang
adalah lebih dari tiga baris aslinya.

Contoh penulisan kutipan langsung panjang


Variasi bahasa dapat ditinjau dari sudut pemakai bahasa. Sehubungan dengan
itu, Kridalaksana (1996: 2) mengatakan
Variasi bahasa berdasarkan pemakai bahasa dibedakan atas empat jenis
berikut ini. Pertama, dialek regional, yaitu variasi bahasa berdasarkan daerah.
Variasi regional membedakan bahasa yang dipakai di satu tempat dengan
yang dipakai di tempat lain. Kedua, dialek sosial, yaitu dialek yang dipakai
oleh kelompok sosial tertentu atau yang menandai stratum sosial tertentu.
Ketiga, dialek temporal, yaitu dialek yang dipakai pada kurun waktu tertentu.
Keempat, idiolek, yaitu keseluruhan ciri-ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita
semua berbahasa Indonesia, namun kita masing-masing mempunyai ciri-ciri
khas pribadi dalam lafal, tata bahasa atau pilihan kata.
2) Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang diambil dari salah satu sumber dengan
menggunakan gaya bahasa dan pola penyajian ala penulis (Widodo dalam Suyatno
dkk, 2017). Kutipan ini bertujuan untuk mengambil intisari atau maksud tulisan
yang panjang dengan tidak mengurangi atau mengubah makna yang terkandung
dalam tulisan tersebut. Kutipan tidak langsung terdiri atas kutipan tidak langsung
pendek dan kutipan tidak langsung panjang. Teknik penulisannya sama seperti
kutipan langsung, yakni apabila kutipan terdiri atas 1—5 baris aslinya, kutipan
diintegrasikan langsung ke dalam teks dengan menggunakan spasi ganda, tetapi
tidak diapit tanda petik ganda. Apabila kutipan lebih dari lima baris, penulisannya
dipisahkan dari teks sehingga membentuk paragraf tersendiri dengan jarak
antarbaris satu spasi atau satu setengah spasi.
Contoh 1:
… ahli tersebut. Perujukan pendapat ahli tersebut dalam tulisan dapat dilakukan
dengan dua cara utama, yakni (1) mengutip pendapat ahli secara langsung yang
berarti mengutip pendapat ahli sesuai bahasa aslinya, dan (2) mengutip pendapat
ahli secara tidak langsung yang berarti hanya mengutip ide atau pendapat ahli dan
dikemukakan dengan pendapat sendiri (Mukhadis, 2002: 47—48)

Contoh 2:
Tombol navigasi adalah tombol yang digunakan oleh pembaca blog untuk
memudahkan mereka dalam mendapatkan berbagai informasi yang ada pada blog
Anda. (Teks Asli)

Teks Kutipan Tidak Langsung


Tombol navigasi merupakan tombol yang berfungsi untuk mempermudah
pembaca dalam mencari informasi yang dibutuhkan di dalam sebuah blog.

Cara Menulis Kutipan yang Pernah Dikutip


Cara menulis kutipan yang pernah dikutip orang lain dapat dilakukan dengan
cara menyertakan nama pengarang aslinya kemudian diikuti dengan kata “dalam”.
Contoh:
Hendry (dalam Budianto, 2005: 17) menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu
proses untuk melakukan perencanaan dan pengontrolan sumber daya agar tujuan dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Pada contoh di atas, Hendry merupakan pengarang kutipan asli yang pendapatnya
dikutip oleh Budianto.

Cara Menulis Kutipan dari Internet


Jika kutipan berasal dari internet, caranya tidak jauh berbeda dengan cara
mengutip pada jurnal atau buku. Cukup tuliskan sumber yang berupa nama pengarang
diikuti dengan tahun terbit artikel. Untuk judul artikel, alamat/URL, dan waktu akses
dapat dicantumkan dalam daftar pustaka.

B. Teknik Penulisan Daftar Pustaka


Dalam menuliskan daftar pustaka, penulis dapat mengacu pada beberapa sumber
sebagai berikut.

1) Buku sebagai pustaka acuan


Urutan penyebutan unsur-unsur pustaka acuan untuk buku adalah nama penulis, tahun
terbit, judul buku beserta keterangannya, tempat terbit (kota), dan nama penerbit. Jika
tidak terdapat nama penulis dalam buku tersebut, urutan penyebutannya adalah nama
lembaga yang menerbitkan, tahun terbit, judul pustaka beserta keterangannya, tempat
terbit, dan nama penerbit. Setiap unsur pustaka diikuti tanda titik, kecuali unsur tempat
terbit yang harus diikuti titik dua. Setelah tanda titik atau setelah titik dua ada spasi satu
ketuk.

a. Nama Penulis
Dalam daftar pustaka, nama penulis yang dituliskan lebih dahulu adalah nama
belakang penulis kemudian dilanjutkan dengan tanda koma (,) lalu cantumkan
nama depan dan tengah penulis buku tersebut. Jika buku tersebut merupakan
karya dari dua penulis atau lebih, hanya penulis pertama yang urutan namanya
dibalik. Penulis kedua dan seterusnya berada setelahnya dengan urutan yang
sesuai nama aslinya. Jika penulis buku tiga orang atau lebih, cara
menuliskannya adalah nama penulis pertama dibalik dan diikuti dengan
singkatan dkk. (dan kawan-kawan) atau et.al (et alii) yang berarti dan kawan-
kawan atau dan lain-lain. Jika buku tersebut disusun oleh seorang editor, di
belakang nama pengarang tersebut ditulis kata Editor. Gelar kesarjanaan tidak
dtuliskan dalam daftar pustaka, tetapi gelar keturunan masih dapat dipakai.
b. Tahun
Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang, dipisahkan oleh titik dan diakhiri
dengan titik. Jika terdapat dua buku yang ditulis oleh seorang pengarang, tetapi
tahun terbitnya tidak sama, penyusunan urutannya berdasarkan tahun terbit
terlebih dahulu. Jika dua buku yang diacu itu ditulis oleh seorang penulis dalam
tahun yang sama, di belakang tahun itu harus dibubuhkan huruf a dan b sebagai
pembeda. Urutannya diutamakan pada huruf pertama judul buku. Jika buku itu
tidak bertahun, di belakang nama pengarang dicantumkan ungkapan “Tanpa
Tahun”.
Contoh:
Sulaiman. Tanpa Tahun.

c. Judul buku
Judul buku ditulis dengan huruf miring (italic). Jika buku tersebut belum
dipublikasikan, seperti skripsi, tesis, atau disertasi, penulisan judul diapit oleh
tanda petik (“…..”).

d. Tempat/ Kota Penerbit dan Nama Penerbit


Bagian terakhir dalam penulisan daftar pustaka sebuah buku adalah
mencantumkan kota penerbitan dan nama penerbit yang mencetak buku
tersebut. Dahulukan penulisan nama kota, baru diikuti dengan nama penerbit
yang dibatasi dengan tanda titik dua (:).

Contoh penulisan daftar pustaka dengan sumber acuan buku:

American Oxford Dictionary and Thesaurus. 2009. Heatherton, Victoria:


Australia.
Doe, John. 2006. Sistem Informasi dan Komunikasi. (M. Harianto,
Terjemahan). Jakarta: Gramedia.
Hermanto, Rudi dkk. 2003. Bisnis dan Investasi. Yogyakarta: Laksana Putra.
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia
Publishing House.
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PP. 2009. Himpunan Istilah Manajemen.
Jakarta.
Triyatno, A.H., dan Agung Barizi. 2000. Belajar Ilmu Statistika. Bandung: PT.
Gramedia.

2) Jurnal
Penulisan daftar pustaka yang sumbernya dari jurnal tidak jauh berbeda dari yang
sumbernya buku. Dalam jurnal terdapat judul jurnal, volume, dan halaman. Cara
menuliskan daftar pustaka dari sumber jurnal adalah nama pengarang (dibalik), tahun
terbit, judul artikel (menggunakan tanda petik), nama jurnal (ditulis miring), volume
jurnal, nomor jurnal, dan halaman.
Contoh:
Lukitaningsih, A. 2013. “Iklan yang Efektif sebagai Strategi Komunikasi
Pemasaran”. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, 13(2), 116—129.
3) Majalah
Urutan unsur-unsur dalam penulisan daftar pustaka dari sumber acuan majalah
adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama majalah
(ditulis miring) dan didahulukan kata dalam, nomor majalah, bulan terbit dan tahun
penerbitan keberapa yang ditempatkan dalam tanda kurung dengan dibatasi tanda
koma, dan tempat terbit.
Contoh:
Semiawan, Conny. 1989. “Perkembangan Sikap Persahabatan pada Anak-Anak”.
Dalam Pertiwi 83. (Juni, III). Jakarta.

4) Surat kabar
Urutan yang dicantumkan pada daftar pustaka dengan acuan surat kabar adalah
nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama surat kabar
(ditulis miring) dan didahului kata dalam, tanggal terbit, dan tempat terbit.
Contoh:
Simanungkalit, Tohap. 2006. “Masih Belajar di Tingkat Dua Demokrasi Kita”. Dalam
Prioritas. 4 Mei 2006. Jakarta.

5) Antologi
Urutan penulisan daftar pustaka dari sumber antologi adalah nama pengarang, tahun
terbit, tempat terbit, dan nama penerbit.
Contoh:
Junus, Umar. 2005. “Kebudayaan Minangkabau”. Dalam Koentjaraningrat (Editor).
Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

6) Terjemahan
Urutan penulisan daftar pustaka dari sumber terjemahan adalah nama penerjemah,
tahun terjemahan, judul buku terjemahan, diterjemahkan dari pengarang asli, tahun
buku asli, judul buku asli, kota buku terjemahan, dan penerbit buku terjemahan.
Contoh:
Salim, Agus. 2009. Penulisan Makalah Ilmiah dan Laporan. Diterjemahkan dari W.P.
Jones. 2000. Writing Scientific Papers and Reports. Jakarta: Djambatan.

7) Internet
Jika sumber acuannya berupa internet, urutan pencantuman sesuai alamat internet
tersebut (URL) dengan ditambahkan tanggal, bulan, tahun, dan waktu ketika
mengakses data tersebut.
Contoh:
https://www.studiobelajar.com/penulisan-daftar-pustaka/, diakses pada 25 April 2021,
pukul 10.00 WIB.

Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”,


http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-
global, diakses pada 10 Februari 2016, pukul 10.27 WIB.

LATIHAN
Kerjakan soal latihan berikut dengan baik dan benar!
1. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan karya ilmiah? Jelaskan!
2. Buatlah draft/ kerangka karya ilmiah sesuai dengan program studi Anda masing-
masing!
RANGKUMAN
Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar serta mengandung kebenaran yang
dapat dibuktikan secara empiris. Salah satu jenis karya ilmiah yang sering dibuat oleh
mahasiswa adalah makalah. Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang
suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan
disertai analisis yang logis dan objektif.
Sebelum menulis makalah, penulis perlu memperhatikan tahap-tahap penyusunan
makalah, yaitu (a) persiapan, (b) pengumpulan data, (c) pengorganisasian dan
pengonsepan, (d) pemeriksaan/ penyuntingan konsep, (e) penyajian/ pengetikan
(Arifin, 2019). Secara umum, sistematika penulisan makalah terdiri atas tiga bagian,
yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas kulit luar,
halaman judul, halaman pengesahan (jika diperlukan), halaman penerimaan (jika
diperlukan), prakata, daftar Isi, daftar tabel, grafik, bagan, dan gambar (jika ada), serta
daftar singkatan dan lambang (jika ada). Bagian tengah (inti) terdiri atas bab
pendahuluan, bab analisis/ pembahasan, dan bab simpulan. Sementara pada bagian
terakhir terdiri atas daftar pustaka, indeks (jika diperlukan), dan lampiran (jika
diperlukan). Agar lebih jelas, berikut akan diuraikan tiap-tiap dari bagian tersebut.
Dalam menulis karya ilmiah, hal lain yang perlu diperhatikan adalah penulisan
kutipan dan daftar pustaka. Secara umum, kutipan terbagi atas dua macam, yakni
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung berkaitan dengan
pengambilan secara lengkap kata/ kalimat dari sebuah teks asli. Kutipan tidak langsung
berkaitan dengan pengambilan salah satu sumber dengan menggunakan gaya bahasa
dan pola penyajian ala penulis. Sementara dalam daftar pustaka, beberapa sumber yang
dapat dijadikan acuan antara lain buku, jurnal, majalah, surat kabar, antologi,
terjemahan, dan sumber internet. Sumber-sumber acuan tersebut tentu memiliki
perbedaan untuk dijadikan daftar pustaka.
TES OBJEKTIF
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang benar!
1. Karya tulis yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar dengan memperhatikan ciri-ciri dan syarat yang telah
ditentukan disebut...
A. Proposal Penelitian
B. Skripsi
C. Disertasi
D. Tesis
E. Karya ilmiah

2. Keterampilan yang terlibat dalam proses berpikir kritis di antaranya adalah…


A. Menganalisis
B. Mendefinisikan
C. Menghafal teori
D. Menyebutkan
E. Menjelaskan

3. Di dalam buku yang berjudul Disiplin Berbahasa Indonesia yang ditulis oleh
Ramlan Gani dan terbit pada tahun 2010, di halaman 151 tertulis, “Karangan ilmiah
merupakan representasi hasil pemikiran penulis atas suatu objek kajian kepada
objek pembaca melalui bahasa tulis dengan mengikuti sistematika dan kaidah
penulisan ilmiah”.
Penulisan kutipan yang tepat berdasarkan ilustrasi tersebut adalah….
A. Bagi Gani (Gani, 2010: 151), “Karangan ilmiah merupakan representasi hasil
pemikiran penulis atas suatu objek kajian kepada objek pembaca melalui bahasa
tulis dengan mengikuti sistematika dan kaidah penulisan ilmiah”.
B. Gani mengatakan bahwa karangan ilmiah merupakan representasi hasil
pemikiran penulis atas suatu objek kajian kepada objek pembaca melalui bahasa
tulis dengan mengikuti sistematika dan kaidah penulisan ilmiah (Gani, 2010:
151).
C. “Karangan ilmiah merupakan representasi hasil pemikiran penulis atas suatu
objek kajian kepada objek pembaca melalui bahasa tulis dengan mengikuti
sistematika dan kaidah penulisan ilmiah” (Gani, 2010: 151)
D. Gani (2010, 151) berkata, karangan ilmiah merupakan representasi hasil
pemikiran penulis atas suatu objek kajian kepada objek pembaca melalui bahasa
tulis dengan mengikuti sistematika dan kaidah penulisan ilmiah.
E. “Karangan ilmiah merupakan representasi hasil pemikiran penulis atas suatu
objek kajian kepada objek pembaca melalui bahasa tulis dengan mengikuti
sistematika dan kaidah penulisan ilmiah” (Gani, Disiplin Berbahasa Indonesia,
2010: 151).
4. Cermati dokumen berikut.
Nama pengarang : Saifudin Firdaus dan Dewiana
Judul artikel : Memahami Lebih dalam Kesehatan Holistik untuk Daya Tahan
Tubuh Optimal
Nama jurnal : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Vol. : 14
No. :4
Halaman : 49—61.
Tahun terbit : 2015
Tempat terbit : Jakarta

Penulisan daftar pustaka yang tepat adalah...


A. Firdaus, Saifudin dan Dewiana. 2015. “Memahami Lebih dalam Kesehatan
Holistik untuk Daya Tahan Tubuh Optimal”. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4
(14), 49—61.
B. Dewiana dan Saifudin Firdaus. 2015. Memahami Lebih dalam Kesehatan
Holistik untuk Daya Tahan Tubuh Optimal. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
14(4), 49—61.
C. Saifudin, Firdaus dan Dewiana. “Memahami Lebih dalam Kesehatan Holistik
untuk Daya Tahan Tubuh Optimal”. 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat.. 14(4),
49—61.
D. Firdaus, Saifudin dan Dewiana. 2015. “Memahami Lebih dalam Kesehatan
Holistik untuk Daya Tahan Tubuh Optimal”. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
14(4), 49—61.
E. Firdaus, Saifudin dan Dewiana. “Memahami Lebih dalam Kesehatan Holistik
untuk Daya Tahan Tubuh Optimal”. 2015. 14(4), 49—61.

5. Berikut yang merupakan ciri-ciri karya ilmiah adalah...


A.Sistematis D. Tidak perlu dipertanggungjawabkan
B. Subjektif E. Menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari
C. Berdasarkan opini

6. Cermati identitas buku berikut.


Judul buku : Cara Menjaga Kesehatan Gusi
Penulis : Alvero dan Dian Safitri
Penerbit : Gramedia
Kota : Jakarta
Tahun terbit : 2017
Penulisan daftar pustaka dari data buku tersebut di atas ialah ...
A. Alvero dan Safitri, Dian. 2017. Cara Menjaga Kesehatan Gusi. Jakarta:
Gramedia.
B. Dian, Safitri dan Alvero. 2017. Cara Menjaga Kesehatan Gusi. Gramedia:
Jakarta.
C. Alvero dan Dian Safitri. 2017. Cara Menjaga Kesehatan Gusi. Jakarta:
Gramedia.
D. Safitri, Dian dan Alvero. Cara Menjaga Kesehatan Gusi. 2010. Jakarta:
Gramedia.
E. Alvero dan Dian Safitri. 2017. Cara Menjaga Kesehatan Gusi. Jakarta:
Gramedia.

7. Tema karya tulis:Perlindungan terhadap perokok pasif


Latar belakang yang sesuai dengan tema tersebut adalah…
A. Banyak perokok yang merasa disalahkan jika merokok di dekat orang.
B. Merokok merupakan kebutuhan seseorang baik laki-laki maupun perempuan.
C. Yang bukan perokok sering sakit dan marah-marah karena asap rokok.
D. Pencemaran udara banyak yang disebabkan oleh perokok disembarang tempat
E. Banyak perokok tidak menyadari dampak asap rokok terhadap orang di
sekitarnya.

8. Perhatikan ilustrasi berikut.


Rina mengutip pendapat pada sebuah buku yang berjudul Sayuran Hidroponik di
Halaman Rumah karya Fransisca Wungu Prasasti yang diterbitkan oleh percetakan
Gramedia di Jakarta pada tahun 2008. Pendapat yang dikutip oleh Rina terdapat
pada halaman 19 dan berbunyi sebagai berikut. “Tanaman yang ditanam dengan
cara hidroponik pada prinsipnya tidak boleh kekurangan air.”

Rina hendak memasukkan kutipan tersebut ke dalam karya tulis yang dibuatnya.
Penulisan kutipan langsung yang paling tepat adalah…
A. Menurut Fransisca (2008:19), tanaman yang ditanam dengan cara hidroponik
pada prinsipnya tidak boleh kekurangan air.
B. Menurut Prasasti (2008:19), tanaman yang ditanam dengan cara hidroponik
pada prinsipnya tidak boleh kekurangan air.
C. Tanaman yang ditanam dengan cara hidroponik pada prinsipnya tidak boleh
kekurangan air (Prasasti, 2008:19).
D. “Tanaman yang ditanam dengan cara hidroponik pada prinsipnya tidak boleh
kekurangan air” (Fransisca, 2008:19).
E. “Tanaman yang ditanam dengan cara hidroponik pada prinsipnya tidak boleh
kekurangan air” (Prasasti, 2008:19).
9. Seseorang akan mengembangkan karangan yang bertema Mengurangi Dampak
Negatif Smartphone pada Anak dengan kerangka karangan berikut.
1) Saran bagi orang tua dalam mengurangi dampak negative smartphone pada
anak.
2) Pentingnya mengatasi dampak negatif smartphone
3) Langkah-langkah mengatasi dampak negatif smartphone
4) Sarana yang menunjang untuk mengatasinya
5) Kurangnya pengetahuan orang tua tentang dampak negatif smartphone pada
anak

Urutan kerangka yang paling tepat untuk tema karangan di atas adalah…
A. 5, 1, 2, 4, 3
B. 2, 4, 5, 3, 1
C. 5, 2, 4, 3, 1
D. 2, 3, 4, 5, 1
E. 4, 5, 2, 1, 3

10. Cermati topik berikut!


Topik : Pelestarian tanaman obat dalam masyarakat.
Kalimat rumusan masalah yang sesuai dengan topik tersebut adalah ….
A. Bagaimana cara untuk melestarikan tanaman obat dalam masyarakat?
B. Siapa yang terlibat untuk melestarikan tanaman obat dalam masyarakat?
C. Mengapa perlu mengenal berbagai jenis tanaman obat dalam masyarakat?
D. Upaya apa sajakah untuk menyadarkan masyarakat dalam pelestarian?
E. Sejauh manakah kepedulian masyarakat terhadap tanaman obat?

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Arifin, E Zaenal. 2019. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah.Jakarta: Grasindo.
Ermanto dan Emidar. 2019. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Depok: Raja Grafindo Persada.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
Suyatno dkk. 2014. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:Membangun Karakter
Mahasiswa melalui Bahasa. Bogor: IN Media.
Suandi, I Nengah dkk. 2018. Keterampilan Berbahasa Indonesia Berorientasi
Integrasi Nasional dan Harmoni Sosial. Depok: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai