Anda di halaman 1dari 10

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No.

5, Oktober 2022 e-
ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)

DOI 10.30865/jurikom.v9i5.4857

Hal 1659−1668
Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process dalam Sistem Pendukung
Keputusan Kelayakan Material Listrik
1 2 3 4
Muhamad Zainudin Ahmad Nato , Jose Maria Mau Roma , Maria Yolenta Yju , Santi Deltce Halla
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer(stikom) Uyelindo Kupang
1 2 3
Email : zainudinnato @ gmail . com , olandyju 18 @ gmail . com , shantyhalla@ gmail. com
4
Email Penulis :kaesmetanyampi @ gmail . com
Submitted 18-10-2022; Accepted 31-10-2022; Published 31-10-2022
Abstrak
PT Telaga Ende Kantor Kupang NTTyang berada di jalan Dua lontar, kayu putih kota kupang merupakan layanan pemasangan material
listrik untuk pelanggan.PT Telaga ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam Jasa instalasi listrik.Dalam Jasa instalasi ini
memiliki beberapa pelayanan yang meliputi Pembongkaran kabel,Membongkar transformator,membongkar sistem listrik,pemasangan
saluran kabel instalasi kabel baris,instalasi kabel listrik,menghubungkan transformer,koneksi meteran listrik,atur nada ring,instalasi
chandelier. Sebelum dilakukan pemasangan, surveyor melakukan pengecekan ke lapangan untuk memastikan apakah pemasangan
material tersebut layak atau tidak. Kriteria kelayakan material berpengaruh kepada enam kriteria, yaitu Pendukung keputusan yang
menggunakan multi kriteri yaitu ketahanan, ketersediaan, performa,kemudahan, keamanan, kerusakan,Standar,umur pakai material,dan
biaya dapat dibantu dengan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) kedalam analisis SPK untuk mendukung keputusan penentuan kelayakan material listrik bagi
pelanggan PT.Telaga Ende. Implementasi metode terhadap kasus penelitian didapatlah bahwa input real dinyatakan memenuhi
kelayakan untuk pemasangan, dikarenakan memiliki nilai rangking lebih besar PT.Telaga kota kupang,Nusa Tenggara Timur.

Kata kunci: analytical hierarchy process, Kelayakan Material Listrik

Abstract
PT Telaga Ende Kupang NTT Office which is located on street Dua Lontar, Kayu Putih, Kupang City is an electrical material
installation service for customers. PT Telaga aims to help the community with electrical installation services. This installation service
has several services which include dismantling cables, dismantling transformers , dismantling the electrical system, installing cable
channels, installing cable lines, installing electrical cables, connecting transformers, connecting electricity meters, setting ringtones,
installing hanging lights. Before carrying out the installation, the surveyor checks the field to ensure whether the installation of the
material is feasible or not. Material eligibility criteria influence six criteria, namely decision support that uses multiple criteria namely
durability, availability, performance, convenience, security, damage, standards, material life, and cost

, which can be assisted by the Decision Support System (DSS) application. The aim of this research is to implement the Analytical
Hierarchy Process (AHP) method into SPK analysis to support decisions on determining the suitability of electrical materials for PT
Telaga Ende customers. Implementation of the method on research cases found that the real input was declared to meet the feasibility for
installation, because it had a ranking value greater value of PT.Telaga, Kupang city, East Nusa Tenggara.

Keywords: analytical hierarchy process, Feasibility of Electrical Materia


JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 5, Oktober 2022 e-
ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)

DOI 10.30865/jurikom.v9i5.4857

Hal 1659−1668
1. PENDAHULUAN
Pemasangan material listrik merupakan salah satu wujud pelayanan PT. Telaga Ende kepada pelanggan. PT Telaga Ende
Kantor Kupang NTT menerima permintaan pemasangan material listrik mencapai 5 hingga 10 permintaan per hari.
Tahapan dalam proses pemasangan baru sambungan listrik adalah survey lapangan yang dilaksanakan oleh surveyor.
Tujuan dari survey yang dilakukan adalah untuk mengetahui kelayakan sambungan baru (layak atau tidak) untuk
dilakukan pemasangan material listik yang merupakan alat pengukur dan pembatas (APP). Penentuan kelayakan
pemasangan material listrik pelanggan baru bersifat multi kriteria, yaitu
ketahanan,,ketersediaan,performa,kemudahan,keamanan,kerusakan,standar,umur pakai material,biaya dan total.
Pendukung keputusan yang menggunakan multi kriteria, dapat dibantu dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK).
Penelitian SPK mengenai kelayakan pernah dilakukan oleh; Kelompok kami AHP merupakan analisis yang digunakan
dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami suatu kondisi
sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil keputusan.

Dipilihnya metode AHP sebagai metode analisis SPK untuk menentukan kelayakan pemasangan material listrik bagi
pelanggan PT. Telaga Ende, dikarenakan menurut Lemantara, AHP merupakan analisis yang digunakan dalam
pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami suatu kondisi sistem
dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil keputusan.
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 5, Oktober 2022 e-
ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)

DOI 10.30865/jurikom.v9i5.4857

Hal 1659−1668
2. METODOLOGI PENELITIAN

Data Collection

Designing Criteria

Alternative Assessment

Ahp Implementation

Analisis Hasil

Validation And Verifiication

Conclusions And Recommendations

2.1 Pengumpulan Data


a. Penelitian pendahuluan, melakukan survey langsung, Menentukan variabel-variabel yang relevan.
b. Dikumpulkan data terkait dengan karakteristik dan atribut material listrik.
c. Studi Pustaka, mencari literatur jurnal dan prosiding terkait yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti.
2.2 Perancangan Kriteria
Identifikasi kriteria utama dan subkriteria yang spesifik.Tahap kedua dalam penelitian ini adalah nememukan masalah.

a. Identifikasi masalah, berdasarkan penelitian pendahuluan adalah banyaknya pendaftar dan ditemukan proses
penentuan kelayakan material listrik
b. Rumusan masalah, yaitu menentukan sumber masalah yang ditemukan pada penelitian terdahulu dan identifikasi
masalah. Didapatkan rumusan masalah bagaimana penerapan metode AHP dalam perancangan sistem pendukung
keputusan dapat memberikan informasi kelayakan material listrik
Penetapan tujuan, yaitu menerapkan metode AHP pada rancangan sistem pendukung keputusan kelayakan material
listrik.
2.3 Perancangan Kriteria
Tahapan ketiga yaitu mengidentifikasi kriteria yang spesifik yang diolah dapat menghasilkan kesimpulan yang dapat
memecahkan masalah penelitian yang telah diangkat. Penelitian ini mengacu pada konsep sistem pendukung keputusan
dan metode AHP.

2.4 Penilaian Alternatif


Menentukan alternatif-alternatif material listrik yang dievaluasi dan Kumpulkan data kinerja alternatif terhadap kriteria.

2.5 Penerapan AHP


Melakukan perbandingan berpasangan antar kriteria, subkriteria, dan alternatif menggunakan AHP

2.6 Analisis Hasil


Mengimplementasikan hasil perhitungan ahp
2.7 Validasi dan Verifikasi
Verifikasi hasil dengan melibatkan pakar atau ahli terkait dan Pastikan keakuratan dan keandalan metode AHP.

2.8 Kesimpulan dan Rekomendasi


Ambil kesimpulan berdasarkan prioritas yang dihasilkan.Dan dibuatkan rekomendasi berdasarkan temuan penelitian
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 5, Oktober 2022 e-
ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)

DOI 10.30865/jurikom.v9i5.4857

Hal 1659−1668
Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah model untuk memcahkan persoalan yang kompleks dan tidak
terstruktur menjadi sederhana, serta menata kedalam suatu struktur hierarki.Penilaian kriteria dilakukan dengan
perbandingan berpasangan berdasarkan kepentingan dari masing-masing kriteri
Berikut merupakan Langkah-langkah dalam metode AHP :
a. Mendefenisikan masalah serta solusi
b. Menentukan prioritas elemen dengan cara membandingkan kriteria dan alternatif secara berpasangan
dengan menggunakan skala 1 – 9 untuk mengekspresikan pendapat. Adapun skala perbandingan
ditunjukkan pada tabel 1 [13] berikut ini :
Tabel 1. Skala Perbandingan Berpasangan

Intensitas Kepentingan Keterangan


1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya


7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
Kebalikan Jika aktivitas i mendapatkan satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j
memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i.
c. Menghitung Normalisasi Matriks [13]
1. Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matriks perbandingan berpasangan yang ditunjukkan pada
persamaan 1 dibawah ini :
z
n=∑ x i . j Dimana
i=0

n=Hasil penjumlahan tiap kolom


i=1 , 2 ,3 , … … … … . , z
x=Nilai tetap cell
z=Banyaknya alternatif
2. Membagi setiap nilai kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi
matriks yang ditunjukkan pada persamaan 2 dibawah ini

xi . j
m=
n

Dimana
m=Hasil Normalisasi
n=Hasil jumlah tiap kolom
x=Nilai tetap cell
d. Menghitung bobot prioritas. Menjumlahkan nilai-nilai dari baris dan membagi hasil jumlahnya dengan
banyak jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata/bobot prioritas
n

∑ x Lj
bp= j=1
n

Dimana
bp=Hasil rata−rata ataubobot prioritas
j=1 ,2 , 3 , … … … , n
x=Nilai tetap cell
n=Banyak kriteria
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 5, Oktober 2022 e-
ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)

DOI 10.30865/jurikom.v9i5.4857

Hal 1659−1668
e. Menghitung Eigen Maksimum. Dalam pembuatan keputusan, penting mengetahui seberapa baik
konsistensi yang ada karena tidak diharapkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi
yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu :
1. Kalikan setiap nilai cell pertama dengan bobot prioritas pertama, nilai pada kolom cell kedua dengan
prioritas kedua, dan seterusnya.
2. Jumlahkan hasilnya untuk setiap baris pada matriks
3. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relative yang bersangkutan.
4. Jumlahkan hasil tiap kriteria dibagi dengan banyak elemen yang ada, hasilnya disebut yang ditujukkan
pada persamaan 4 sebagai berikut

∑λ
λ max=
n

Dimana
λ max=Eigen maksimun

n=Banyak kriteria
f. Menghitung indeks konsistensi dengan persamaan 5

λmax
−n

CI =
n−1

Dimana
n=Banyak kriteria
g. Menghitung rasio konsistensi dengan persamaan 6

CI
CR=
RI

Dimana
CR=Rasio Konsistensi
RI =Indexs Random

Daftar Indeks Random Consistency (IR) dapat ditunjjukan pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Daftar Indeks Random Consistency (IR)

Ukuran Matriks Nilai IR


JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 5, Oktober 2022 e-
ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)

DOI 10.30865/jurikom.v9i5.4857

Hal 1659−1668
1,2 0.00
3 0.58
4 1.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
9 1.45
10 1.49
11 1.51
12 1.48
13 1.56
14 1.57
15 1.59

h. Memeriksa konsistensi hierarki


Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika Consistency Ratio
(CI/IR)
≤ 0.1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


metode AHP diperlukan untuk menghitung bagaimana sebuah keputusan ditetapkan dan hasil yang
diharapkan dapat membantu mendukung pengambilan keputusan dalam menentukan kelayakan Material
Listrik bagi pelanggan PT. Telaga Ende.

a. Struktur hirarki SPK.

Tiang besi 12m

Tiang besi 9 m
n
Isalator tarik

Isolator tumpu

Kelayakan Trafo

Cross Arm A1

Cross Arm A2

Cross Arm A3

Kabel LVTC

Gambar1. Struktur Hirarki


Gambar diatas adalah struktur hirarki dari SPK yang dibuat berdasarkan data kriteria yang ada dari PT.
Telaga Ende. Penentu kelayakan berdasarkan sepuluh kriteria yaitu ketahanan, ketersediaan,
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 5, Oktober 2022 e-
ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)

DOI 10.30865/jurikom.v9i5.4857

Hal 1659−1668
performa,kemudahan, keamanan, kerusakan,Standar,umur pakai material,dan biaya. Kriteria daya
berdasarkan penilaian tingkat daya.Kriteria Surat Layak Operasional (SLO) berdasarkan penilaian ada,
sedang diproses atau tidak ada.Untuk kelayakan alternatif berupa tiang besi 12m,tiang besi 9m,isalator
tarik,isalator,tumpu,trafo,cross arm a1,cross arm a2,cross arm a3,kabel lvtc.
b. Membuat Matriks Perbandingan
Matrik perbandingan dibuat berdasarkan struktur hirarki yang telah dibuat. Bagaimana
perbandingannya antar kriteria sehingga terlihat perbandingan yang jelas untuk proses selanjutnya.Sesuai
dengan pemberin bobot, pihak PT. Telaga Ende memberikan penilaian dari poin 10 sampai dengan poin
100 untuk memberikan penilaian terhadap keputusan pemasangan baru sesuai dengan kriteria yang
diberikan.

3.1 Proses Perhitungan Nilai Menggunakan Metode AHP


3.2.1 Matriks Perbandingan Berpasangan
Pengolahan matriks perbandingan berpasangan dengan cara menjumlahkan masing-masing baris dari
setiap kolom. Contoh total dari kolom C1 didapat dari 1 + 0.2000 + 0.2000 + 0.1111 = 1.5111 dan
seterusnya. Berdasarkan kriteria- kriteria yang telah ditentukan, diperoleh matriks perbandingan yang
ditunjukkan pada tabel 4:

Tabel 3. Matriks Perbandingan Berpasangan

Kriteria Ketahanan Ketersediaan Performa Kemudahan Keamanan Kerusakan Standar Umur pakai material Biaya

C1 Ketahanan 1 0,333333333 0,333333333 1 0,111111111 1 0,2 1 1

C2 Ketersediaan 3 1 1 3 0,333333333 3 0,6 3 3

C3 Performa 3 1 1 3 0,333333333 3 0,6 3 3

C4 Kemudahan 1 0,333333333 0,333333333 1 0,111111111 1 0,2 1 1

C5 Keamanan 9 3 3 9 1 9 1,8 9 9
Kerusakan
C6 1 0,333333333 0,333333333 1 0,111111111 1 0,2 1 1
Standar
C7 5 1,666666667 1,666666667 5 0,555555556 5 1 5 5
Umur pakai
C8 material 1 0,333333333 0,333333333 1 0,111111111 1 0,2 1 1
Biaya
C9 1 3 0,333333333 1 0,111111111 1 0,2 1 1

Total 25 11 8,333333333 25 2,777777778 25 5 25 25

3.2.2 Membuat Matriks Nilai Kriteria


Rumus yang digunakan adalah nilai = nilai baris item tabel 3 / jumlah masing-masing kolom tabel 4
sehingga diperoleh matriks nilai kriteria yang ditunjukkan pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4. Matriks Nilai Kriteria

Umur pakai
Kriteria Ketahanan Ketersediaan Performa Kemudahan Keamanan Kerusakan Standar material Biaya Jumlah Bobot Prioritas Eigen Value

C1 Ketahanan 0,04 0,03030303 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,35030303 0,038922559 0,973063973
1,05090909
C2 Ketersediaan 0,12 0,090909091 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 1 0,116767677 1,284444444
1,05090909
C3 Performa 0,12 0,090909091 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 1 0,116767677 0,973063973

C4 Kemudahan 0,04 0,03030303 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,35030303 0,038922559 0,973063973
3,15272727
C5 Keamanan 0,36 0,272727273 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 3 0,35030303 0,973063973

Kerusakan
C6 0,04 0,03030303 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,35030303 0,038922559 0,973063973
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 5, Oktober 2022 e-
ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)

DOI 10.30865/jurikom.v9i5.4857

Hal 1659−1668
Standar 1,75151515
C7 0,2 0,151515152 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 2 0,194612795 0,973063973
Umur pakai
C8 material 0,04 0,03030303 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,35030303 0,038922559 0,973063973

Biaya 0,59272727
C9 0,04 0,272727273 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 3 0,065858586 1,646464646

Total 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 9,0 1,0 9,7

a. Nilai 0,04 pada baris C1 kolom ketahanan diperoleh dari nilai baris C1 kolom ketahanan tabel 3 dibagi
jumlah total kolom ketahanan item tabel 3.
b. Nilai jumlah pada tabel 4 diperoleh dari penjumlahan setiap barisnya. Baris pertama diperoleh nilai
0,35030303 merupakan hasil penjumlahan dari 0,04 + 0,03030303 + 0.04 + 0.04 + 0,04 + 0,04 + 0,04 +
0,04 + 0,04
c. Nilai pada kolom bobot prioritas dari jumlah baris dibagi dengan jumlah kriteria. Dalam kasus ini
terdapat 9 kriteria berarti 0,35030303 / 9 = 0,038922559.

3.2.3 Menghitung Rasio Konsistensi


Perhitungan ini memastikan apakah nilai Consistensy Ratio (CR) ≤ 0.1. Jika ternyata kurang dari 1, maka
matriks perbandingan harus diperbaiki. Untuk menghitung CR ditunjukkan pada tabel 5berikut ini :

Tabel 5. Matriks Rasio Konsistensi

Umur pakai Bobot


Kriteria Ketahanan Ketersediaan Performa Kemudahan Keamanan Kerusakan Standar material Biaya Jumlah Prioritas

C1 Ketahanan 0,04 0,03030303 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,35030303 0,038922559

C2 Ketersediaan 0,12 0,090909091 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 1,050909091 0,116767677

C3 Performa 0,12 0,090909091 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 1,050909091 0,116767677

C4 Kemudahan 0,04 0,03030303 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,35030303 0,038922559

C5 Keamanan 0,36 0,272727273 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 3,152727273 0,35030303
Kerusakan
C6 0,04 0,03030303 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,35030303 0,038922559
Standar
C7 0,2 0,151515152 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 1,751515152 0,194612795
Umur pakai
C8 material 0,04 0,03030303 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,35030303 0,038922559
Biaya
C9 0,04 0,272727273 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,592727273 0,065858586

Total 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 9,0 1,0

CI 0,092795
RI 1,45
CR 0,064

a. Nilai kolom jumlah perbaris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 6. Sedangkan nilai prioritas
diperoleh dari nilai prioritas pada tabel 5.
b. Berdasarkan jumlah tabel 5 maka diperoleh :
c. Jumlah (jumlah kolom hasil) = 9,0
d. Jumlah kriteria n = 9
e. 𝜆𝑚𝑎𝑥 (jumlah / n) = 9
f. Nilai CI ((𝜆𝑚𝑎𝑥 – n) / n) = 0,092795
g. Nilai CR (CI / IR) = 0,092795; nilai IR lihat tabel 2 yaitu 0,064
h. Karena nilai CR (0,092795) < 0.1, maka dapat dikatakan bahwa rasio konsistensi dari perhitungan
diterima.
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 5, Oktober 2022 e-
ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)

DOI 10.30865/jurikom.v9i5.4857

Hal 1659−1668
3.2.4 Perhitungan Skor Alternatif
Ketersediaa Umur pakai
Alternatif Ketahanan n Performa Kemudahan Keamanan Kerusakan Standar material Biaya
Tiang besi 12 mtr 0,029 0,023 0,026 0,029 0,027 0,023 0,024 0,119 0,102
Tiang besi 9 mtr 0,058 0,211 0,052 0,058 0,054 0,045 0,049 0,048 0,041
Isolator tarik 0,083 0,100 0,207 0,082 0,076 0,103 0,132 0,129 0,108
Isolatir tumpu 0,117 0,094 0,104 0,262 0,135 0,045 0,073 0,071 0,061
Trafo 0,263 0,211 0,233 0,146 0,242 0,159 0,171 0,167 0,143
Cross Arm A1 0,029 0,023 0,026 0,029 0,054 0,205 0,122 0,048 0,041
Cross Arm A2 0,204 0,164 0,181 0,204 0,188 0,205 0,220 0,167 0,143
Cross Arm A3 0,146 0,117 0,130 0,146 0,135 0,159 0,171 0,214 0,184
Kabel LVTC 0,071 0,056 0,042 0,044 0,089 0,056 0,038 0,037 0,176

3.2.5 Hasil Akhir


Umurpakai
Alternatif Ketahanan Ketersediaan Performa Kemudahan Keamanan Kerusakan Standar material Biaya Total
Tiang besi 9,41386E- 9,41386E- 8,47247
12 mtr 9,41386E-14 9,41386E-14 9,41386E-14 9,41386E-14 9,41386E-14 9,41386E-14 14 9,41386E-14 14 E-13
Tiang besi 8,67581E- 8,67581E- 7,80823
9 mtr 8,67581E-12 8,67581E-12 8,67581E-12 8,67581E-12 8,67581E-12 8,67581E-12 12 8,67581E-12 12 E-11
Isolator 2,02347E- 2,02347E- 1,82112
tarik 2,02347E-09 2,02347E-09 2,02347E-09 2,02347E-09 2,02347E-09 2,02347E-09 09 2,02347E-09 09 E-08
Isolatir 5,85617E- 5,85617E- 5,27055
tumpu 5,85617E-10 5,85617E-10 5,85617E-10 5,85617E-10 5,85617E-10 5,85617E-10 10 5,85617E-10 10 E-09
2,96592E- 2,96592E- 2,66933
Trafo 2,96592E-07 2,96592E-07 2,96592E-07 2,96592E-07 2,96592E-07 2,96592E-07 07 2,96592E-07 07 E-06
Cross Arm 1,3556E- 1,3556E- 1,22004
A1 1,3556E-12 1,3556E-12 1,3556E-12 1,3556E-12 1,3556E-12 1,3556E-12 12 1,3556E-12 12 E-11
Cross Arm 2,51188E- 2,51188E- 2,26069
A2 2,51188E-07 2,51188E-07 2,51188E-07 2,51188E-07 2,51188E-07 2,51188E-07 07 2,51188E-07 07 E-06
Cross Arm 4,67045E- 4,67045E- 4,2034E
A3 4,67045E-08 4,67045E-08 4,67045E-08 4,67045E-08 4,67045E-08 4,67045E-08 08 4,67045E-08 08 -07
Kabel 8,90208E- 8,90208E- 8,01188
LVTC 8,90208E-12 8,90208E-12 8,90208E-12 8,90208E-12 8,90208E-12 8,90208E-12 12 8,90208E-12 12 E-11

4. KESIMPULAN
Penentuan kelayakan material listrik untuk mempermudah atau membantu masyarakat dalam hal pelayanan pemasangan
material dalam proses AHP(Analytic Hierarchy Process) ini sehinggah bisa mendapatkan hasil kriteria dan alternatifnya
dari hasil data yang ada .Sistem Pendukung Keputusan dalam pengambilan keputusan kelayakan material listrik
akhirnya menghasilkan hasil vektor dari kritria dan alternatif dalam konteks penelitian kelayakan material listrik.Dengan
mempertimbangkan bobot relatif,penelitian dapat menyimpulkan elemen-elemen yang paling signifikan atau layak
dipertimbangkan dengan pengambilan keputusan terkait dengan material listrik.Melalui penerapan metode AHP sebagai
metode yang digunakan untuk sistem pendukung keputusan kelayakan material menggunakan syarat dalam ketersediaan
barang atau material listrik.
Sistem pendukung Keputusan menjadi sistem yang digunakan untuk mengambil sebuah keputusan dan membantu
pelayanan bagi masyarakat dalam mengambil keputusan

REFERENCES
1) Sundari, SS., Rohpandi, D., Fitri, N., “Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Penerimaan Pemasangan listrik secara
Gratis menggunakan Metode AHP”, in Seminar Nasional Informatika 2014, 2014, pp. 115-121
2) Lemantara, J., Setiawan, NA., Aji., NA.,Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi
Menggunakan Metode AHP dan Promethee. Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (JNTETI), Vol. 2,
No. 4, 2013, pp. 20-28
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 5, Oktober 2022 e-
ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)

DOI 10.30865/jurikom.v9i5.4857

Hal 1659−1668
3) Mustika., Penggunaan Metode Analytical Hierarchy Process Dalam Pemilihan Lokasi Mangrove Park. Klik-Kumpulan
Jurnal Ilmu Komputer, Vol. 4, No.1, 2017, pp.38-48
4) Rico, “Analisis Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pengajuan Kredit dengan menggunakan Metode AHP pada BTPN
KCP UMK Petaling”, Jurnal Media Sistem Informasi, Vol.8, No. 1, pp. 11-21, 2014.
5) A. Setiyadi and R. Dwi Agustia, “Penerapan Metode Ahp Dalam Memilih Marketplace E-Commerce Berdasarkan
Software Quality and Evaluation Iso/Iec 9126-4 Untuk Umkm,” IKRA-ITH Inform. J. Komput. dan Inform., vol. 2, no. 3,
pp. 61–70, 2018.
6) H. A. Septilia and Styawati, “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Dana Bantuan Menggunakan Ahp,” J. Teknol. dan
Sist. Inf., vol. 1, no. 2, pp. 34–41, 2020.
7) M. Yanto, “Sistem Penunjang Keputusan Dengan Menggunakan Metode Ahp Dalam Seleksi Produk,” J. Teknol. Dan
Sist. Inf. Bisnis, vol. 3, no. 1, pp. 167–174, 2021.
8) E. Y. A. Primarita Dina and Purwanti, “Efektivitas dan Benefit Incidence Analysis Kebijakan Subsidi Listrik Tepat
Sasaran Untuk Rumah Tangga dengan Daya Listrik 450 VA DAN 900 VA, DI Kecamatan Kebumen Kabupaten
Kebumen,” Universitas Diponogoro, 2021.
9) Menteri ESDM Transmigrasi, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2020-2024. Indonesia, 2020, pp. 1–
492.
10) G. Gubernur, Rencana Aksi Daerah (RAD) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/SDGS Provinsi Gorontalo tahun
2018- 2022. Indonesia, 2022, pp. 1–32.

Anda mungkin juga menyukai