LANGKAT
Skripsi
Oleh :
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Ynag Maha Esa yang telah
Program Studi Pendidikan Musik Jurusan Sendratasik. Fakultas Bahasa dan Seni
3. Dr. Panji Suroso M.Si, Ketua Jurusan Seni Drama Tari dan Musik. Sekaligus
6. Seluruh Dosen Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik dan seluruh staf pengajar
lainnya yang dengan tulus dan ikhlas telah memberi pendidikan kepada
7. Orang Tua Wali tercinta L br. Sirait sebagai wali yang sangat luar biasa yang
9. Teruntuk pasangan penulis Syahputra Tamba yang luar biasa dan selalu
mensuport serta mendoakan penulis. Juga untuk semua keluarga besar yang
terus mendukung.
ii
10. Terimakasih buat keluarga givan shop yang selalu memberikan semangat dan
yang turut serta mendukung dan membantu, baik secara langsung maupun tidak
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Landasan Teoritis...............................................................................................6
1. Organologi......................................................................................................6
2. Musik Tradisional...........................................................................................8
3. Gendang Melayu.............................................................................................8
4. Proses..............................................................................................................9
5. Bunyi...............................................................................................................9
B. Penelitian Relevan............................................................................................12
C. Kerangka Konseptual.......................................................................................14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................16
A. Metode Penelitian.............................................................................................16
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian...........................................................................17
C. Populasi dan Sampel.........................................................................................17
1. Populasi.........................................................................................................17
2. Sampel...........................................................................................................17
D. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................18
1. Observasi.......................................................................................................19
2. Dokumentasi.................................................................................................20
3. Wawancara....................................................................................................20
iv
4. Studi kepustakaan.........................................................................................21
E. Teknik Analisis Data........................................................................................21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................23
A. Kesimpulan.......................................................................................................39
B. Saran.................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42
LAMPIRAN..........................................................................................................44
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Sumatera Utara adalah sebuah propinsi yang kaya akan budaya dan kesenian
perhelatan kehidupan kesenian di wilayah ini. Keragaman kesenian yang hidup dan
berkembang dapat disebutkan diantaranya adalah seni musik tradisional seperti musik
tradisional Melayu, musik tradisional Batak Toba, musik Tradisional Karo, dan
yang disebut dengan gendang Melayu. gendang Melayu adalah instrumen musik
tradisional yang memiliki nilai budaya yang tinggi dan merupakan bagian penting
dari warisan budaya suku bangsa Melayu. Gendang Melayu adalah salah satu alat
musik tradisional yang penting dalam budaya Melayu. Namun, dalam beberapa tahun
semakin menurun.
modern dan material baru telah mempengaruhi cara tradisional dalam membuat
instrumen musik. Dalam hal ini, pembuatan instrumen musik gendang Melayu juga
dapat mengalami perubahan yang dapat memengaruhi karakteristik dan kualitas bunyi
sering kali diturunkan secara turun-temurun melalui guru dan murid. Namun, dengan
perubahan gaya hidup dan perubahan preferensi musik, keahlian ini dapat terancam
1
kepunahan. Oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan yang tepat untuk
gendang Melayu juga menjadi persoalan dalam hal ini. Penelitian tentang proses
ilmiah yang dilakukan dalam bidang ini dapat menjadi hambatan dalam upaya
Terkait dengan persoalan tersebut penulis dalam hal ini melihat sebuah
Melayu secara mandiri dan tentu saja hal tersebut menggugah keinginan penulis
untuk dapat mengkaji bagaimana keberadaan dan proses pembuatannya yang masih
Dalam konteks latar belakang masalah di atas, penulis tertarik dan merancang
sanggar seni Melayu Langkat" kegiatan ini tentu saja akan mengeksplorasi metode
dan teknik tradisional yang digunakan dalam pembuatan instrumen musik gendang
Melayu, serta bagaimana proses produksi bunyinya. Penelitian ini juga di harapkan
2
B. Identifikasi masalah
paling penting diantara proses lain. Tanpa identifikasi masalah, suatu proses
konseling akan menjadi sia-sia bahkan tidak akan membuahkan hasil apa pun.
Identifikasi adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana objek
dalam suatu jalinan tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Dan identifikasi
sekiranya dapat dicari jawaban melalui penelitian. Menurut pendapat Ali dalam
Cholid (2005:49) bahwa : “.Untuk kepentingan karya ilmiah sesuatu yang perlu
diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas. Masalah
yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup
Melayu Langkat.
C. Pembatasan masalah
Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu umum dan terlalu luas, tidak akan
terfokus untuk dipakai sebagai masalah dalam penelitian. Oleh karena itu dilakukan
pembatasan masalah yang jelas agar dapat memenuhi syarat sebagai perumusan
3
masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2003:30) yang mengatakan
penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena
itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan
waktu, dana dan kemampuan teoritis, maka peneliti perlu mengadakan pembatasan
memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang masuk kedalam
ruang lingkup permasalahan dan faktor mana yang tidak bisa ialah usaha untuk
menetapkan batasan masalah dari penelitian yang akan diteliti. Dari hasil identifikasi
terhadap latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian perlu difokuskan
D. Rumusan masalah
diplih, maka perlu dirumuskan perumusan ini penting. Karena hasilnya akan menjadi
dapat dirumuskan :
4
2.Bagaimana proses pembuatan gendang Melayu Sanggar Seni Melayu
Langkat?
Langkat?
E. Tujuan penelitian
mengetahui tujuan arah dari penelitian itu akan jelas. Adapun yang menjadi tujuan
Langkat.
Melayu Langkat.
F. Manfaat penelitian
1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di
kemudian hari.
2. Sebagai informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengembang visi dan
3. Sebagai upaya melestarikan musik tradisional daerah sebagai bagian dari budaya
nasional.
4. Sebagai. bahan masukan bagi pengrajin alat musik dan masyarakat umum serta
UNIMED khususnya.
5
BAB II
A. Landasan Teoritis
Landasan teoritis adalah alur logika yang deskriptif dari suatu hasil studi
hendak diteliti, landasan teoritis yang diharapkan dalam hal ini untuk mampu menjadi
penelitian ini. hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012:81) bahwa “Teori
adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, defenisi, dan
fakta-fakta yang ada sehingga penelitian ini dapat menghasilkan suatu kesimpulan
1. Organologi
instrumen musik berdasarkan sumber bunyi, cara memproduksi bunyi dan sistem
pelarasan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sri Hendarto (2011:1) bahwa
sebagai gambaran tentang bentuk dan rupa susunan pembangun konstruksi suatu
gitar, sehingga dapat menghasilkan suara seperti gitar kebanyakan. Organologi dalam
istilah musik merupakan “Ilmu alat musik, studi mengenai alat-alat musik.
6
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa organologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang alat-alat musik mulai dari sistem
pengklasifikasian alat musik, kontruksi alat musik, proses pembuatan alat musik,serta
produksi bunyi dari alat musik. alat musik diklasifikasi berdasarkan sumber bunyi
1. Idiophone
Idiophone merupakan jenis alat musik yang menggunakan getaran pada badan
alat musik itu sendiri sebagai sumber bunyi. Cara memainkannyapun bermacam-
yang ditimbulkan juga sangat bervariasi, tergantung dari jenis bahannya. Contoh alat
musik idiophone adalah bel, kulintang, simbal, marakas, dan gong. Dan contoh alat
2. Membranophone
membran. Alat musik jenis ini menggunakan lapisan tipis yang dibentangkan secara
kuat di salah satu sisinya. Membran ini kemudian digetarkan untuk menghasilkan
bunyi, umumnya dengan cara dipukul. Contoh alat musik jenis ini adalah drum,
kendang/gendang, rebana, dan gendang Melayu pakpung yang merupakan objek dari
penelitian ini.
3. Chordophone
Alat musik ini sumber bunyinya berupa dawai, dan dibentangkan secara kuat
antara dua titik tertentu. Dawai tersebut kemudian digetarkan untuk menghasilkan
suara. Umumnya, alat musik jenis ini memiliki rongga resonansi dibawah dawai-
dawainya. Rongga ini berguna untuk memperkuat bunyi yang dihasilkannya. Contoh
alat musik jenis ini adalah gitar, harpa, piano, dan biola yang juga dipakai dalam
orkes Melayu.
4. Aerophone
7
Aerophone adalah jenis alat musik lainya yang menggunakan sumber bunyi
berupa udara. Alat musik jenis ini memiliki bagian yang berisi udara. Getaran udara
didalam alat musik inilah yang menimbulkan bunyi. Alat musik jenis ini biasanya
dimainkan dengan cara ditiup atau dipompa. Contoh alat musiknya ialah flute,
terompet, harmonika, dan akordion yang juga alat musik yang dipakai dalam orkes
Melayu.
5. Electrophone
baik sebagai pengendali getaran dan bunyi yang dihasilkan secara keseluruhan
maupun hanya sebagai penguat bunyinya saja. Contoh alat musiknya ialah keyboard,
dan gitar elektrik. Dan keyboard juga alat musik yang dipakai dalam orkes Melayu.
2. Musik Tradisional
Banyak istilah dalam dunia kesenian dan musik yang dapat dilihat dari
begitu juga dengan pengertian dari musik tradisi atau lebih lazim disebut dengan
musik yang mempunyai latar belakang budaya”. Bila ada pertanyaan yang ditujuan
kepada penulis tentang musik tradisi, penulis akan menjawab musik tradisi adalah
musik daerah, karena ada kenyataannya di dunia ini mempunyai banyak budaya dan
berbagai daerah yang berbeda. Musik tradisi mengangkat budaya dari berbagai daerah
tersebut sebagai tema, maka istilah musik tradisi lebih sering disebut orang dengan
musik daerah.
3. Gendang Melayu
8
Gendang Melayu merupakan alat musikyang termasuk dalam golongan
alat musik yang dijadikan sebagai alat musik khas suku Melayu.Khususnya di daerah
Sumatera Utara. Alat musik ini terbuat dari kayu nangka atau kayu kelapa, rotan, dan
kulit kambing betina, dan alat musik ini merupakan salah satu alat musik dalam
Selain itu gendang Melayu juga dimainkan untuk menyambut perayaan hari-hari
besar umat muslim dan acara-acara penyambutan tamu kehormatan sebagai iringan
4. Proses
Proses merupakan urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara secara
alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya
lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Menurut Dendy Sugono (2008:1218) proses
mungkin dikenai oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau
pengertian proses diatas mengacu kepada rangkaian atau urutan pembuatan gendang
Melayu pakpung mulai dari bahan dasar hingga menghasilkan gendang Melayu
pakpung.
9
5. Bunyi
perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan
oleh sumber bunyi yang mengalami getaran. Medium atau zat perantara ini dapat
berupa zat cair, padat, atau gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat melalui benda
cair, padat, dan juga di Udara. Kebanyakan bunyi merupakan gabungan berbagai
sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi
atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitude atau kenyaringan bunyi
sejenisnya. Pertama getaran yang berasal dari sumber bunyi. Kedua bunyi merambat
dengan medium atau perantara ketiga bunyi kemudiandisambut dan diterima oleh
penerima bunyi. Dari pendapat tersebut diketahui bahwa produksi bunyi dari suatu
instrumen musik berasal dari getaran yang merambat melalui perantara udara. Dalam
hubungannya dengan penelitian ini produksi bunyi gendang Melayu pakpung berasal
dari getaran membran (kulit gendang) yang dipukul dengan berbagai macam teknik
Sumber Bunyi: Sumber bunyi adalah objek atau peristiwa yang menghasilkan
getaran yang kemudian diubah menjadi bunyi. Contoh sumber bunyi termasuk
instrumen musik, suara manusia, atau objek yang bergetar seperti bel atau lonceng.
Getaran ini dapat berasal dari pergerakan objek yang menghasilkan tekanan udara
yang berfluktuasi.
10
Selain itu dapat dijelskan tentang Medium Transmisi: Medium transmisi
merujuk pada zat atau medium yang memungkinkan perambatan bunyi. Udara adalah
medium transmisi yang paling umum, tetapi bunyi juga dapat merambat melalui air,
logam, atau bahan lainnya. Medium ini mengalami getaran yang disebabkan oleh
sumber bunyi dan mentransmisikan getaran tersebut dari sumber ke penerima bunyi.
Getaran dan Gelombang: Bunyi adalah gelombang mekanik yang merambat melalui
tekanan dalam medium. Getaran ini menyebar dalam bentuk gelombang, yang terdiri
dari kompresi dan rarefaksi dalam medium. Karakteristik Bunyi: Bunyi memiliki
beberapa karakteristik yang dapat diukur dan dianalisis. Frekuensi bunyi, yang
diukur dalam hertz (Hz), merujuk pada jumlah siklus gelombang per detik dan
menentukan tinggi rendahnya bunyi. Amplitudo bunyi, yang diukur dalam desibel
(dB), mengukur kekuatan atau intensitas bunyi. Selain itu, spektrum bunyi mengacu
menjadi sinyal listrik yang kemudian diinterpretasikan oleh otak sebagai bunyi.
Teori proses produksi bunyi memiliki implikasi yang luas dalam berbagai
bidang, termasuk ilmu fisika, psikologi, dan teknologi audio. Dalam konteks
pembuatan instrumen musik, pemahaman tentang teori ini dapat membantu dalam
Teori produksi bunyi ini pada akhirnya akan di jadikan sebagai rujukan
bagaimana produksi bunyi dari sebuah instrumen musik gendang Melayu, dimana
11
gendang melayu adalah instrumen musik pukul yang tentu saja sumber bunyinya
adalah dari getaran membran atau kulit yang terdapat di permukaan gendang. Bunyi
yang diproduksi tentu saja dengan cara di pukul dan getarannyanya berproses di
transmisikan di dalam tabung gendang yang telah dirancang oleh senimannya. Hal
B. Penelitian Relevan
Hal ini juga dimaksudkan suatu proses pencarian literatur dan sumber bacaan
yang relevan dalam mendukung kajian yang dilakukan. Studi kepustakaan ini
Pada Masyarakat Karo. Tulisan ini berisi tentang keberadaan dari alat
masyarakat Karo. Sarune adalah sama dengan alat musik gendang lima
masyarakat Karo. Hasil dari kajian ini dianggap relevan dan searah
dalam kajian yang akan dilakukan dan dapat di gnakan sebagai bahan
musik..
12
b. Bina Anugrah (Skripsi 2010) Keteng-keteng Karya Ropong Tarigan
Alat Musik Balobat Karya Ropong Tarigan. Tulisan ini berisi tentang
instrumen solo yang juga merupakan alat musik yang sama dengan
Gendang Melayu.
alat musik yang menggunakan senar berupa benang seperti tali semen,
13
dawai) dan Odap (gendang kecil) serta piring yang berfungsi sebagai
Sulim Batak Toba”. Tulisan ini berisi tentang ekstensi alat musik tiup,
struktur dari alat musik tiup, sejarah alat musik tiup sulim,
perkembangan alat musik tiup sulim, dan keberadaan dari alat musik
Gendang Melayu.
C. Kerangka Konseptual
terhadap yang perlu dirumuskan. Kerangka konseptual adalah susunan pokok atau inti
yang ada dengan penjabaran makalah dan kerangka teoritis. Konsep diartikan sebagai
teoritis. Kerangka konseptual berisi tentang defenisi konsep penelitian yang akan
diturunkan dari suatu teori, diaman dalam kerangka konsep ini terlihat hubungan
antar variable.
14
Organologi. Selanjutnya membahas proses pembuatannya dengan menggunakan teori
yang sesuai untuk bisa membahas proses pembuatan bagian-bagian gendang serta
tentang produksi bunyi, diantaranya yaitu posisi memainkan, teknik memukul, dan
pedoman dasar untuk mengurai dan menggali data-data penelitian yang diperoleh dari
lapangan.
Kesimpulan penelitian
15
1. Organologi gendang Melayu
2. Proses pembuatan gendang melayu
3. Temuan produksi bunyi
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
atau langkah-langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian. Hal ini sangat perlu
agar tujuan yang akan dicapai. Menurut Sugiyono (2004:54): “Metode penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian
itu akan dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indra manusia, sehingga oranglain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif. Hal ini berkaitan
dengan pendapat Maryeni (2005 : 60) menyatakan bahwa : “Penelitian kualitatif bisa
16
berupa tulisan, rekaman ujaran secara lisan, gambar, angka, pertunjukan kesenian,
relief-relief, dan berbagai bentuk data lain yang bisa di transposisikan sebagai teks.
Data tersebut bisa bersumber dari hasil survei, observasi wawancara, dokumen,
Dari pendapat diatas tersebut, dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan metode deskriptif
kualitatif tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data saja, tetapi meliputi
yang berada di Kabupaten Langkat Stabat Jalan Ampi Kota Stabat. Waktu penelitian
akan dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Juni s/d Agustus 2023.
1. Populasi
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
populasi atau studi sensus (Arikunto, 2006 : 130). Salah satu tahapan dalam
elemen-elemen yang akan diamati dan dipelajari. Populasi dalam penelitian ini
orang .
17
Menurut Sugiyono (2004:72) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sejumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu”.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
respresentatif (mewakili).
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, jika hanya akan
sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu
tujuan tertentu (Arikunto 2006:141). Tujuan tertentu ini, misalnya orang tersebut
yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia
yang diteliti. Maka sampel dalam penelitian ini adalah pembuat instrumen musik
18
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam tahapan teknik pengumpulan data, juga dilakukan analisis data guna
untuk menentukan data-data yang lebih baik. Sesuai dengan pendapat Miles
kesempatan pada peneliti lapangan untuk kembali memikirkan tentang data yang ada
dan menyusun strategi guna mengumpulkan data yang sering kali kualitasnya lebih
baik”.
ditentukan oleh konteks permasalahan dan gambaran data yang ingin diperoleh.
professional sesuai dengan konteks permasalahan, fakta sasaran penelitian, dan target
1. Observasi
langsung pada objek yang diteliti. Observasi dilakukan untuk memperoleh data
yang valid dengan cara langsung melihat keberadaan objek yang diteliti
19
Arikunto (2006:156) mengatakan bahwa: “Observasi atau yang disebut
sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat
yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak
hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Melayu disanggar Melayu Langkat. Maka dalam hal observasi dapat dilakukan
dengan cara :
2. Dokumentasi
peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-
20
lebih mengetahui tentang hal yang hendak diteliti tersebut maka dilakukan
pendokumentasian”.
data, penulis menampilkan teknik perekam berupa gambar atau foto yang
gendang melayu pakpung, teknik pembuatan dalam bentuk gambar atau foto
3. Wawancara
wawancara, informasi yang diperoleh berupa data-data yang diharapkan atau hasil
yang diperoleh akurat dan terpercaya akurat dan terpercaya serta dapat
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri
atau self-report.
21
teknik permainan gendang pakpung. Peneliti mengadakan perkenalan, wawancara
yang diajukan. Dalam melakukan wawancara agar data dapat diperoleh dengan
baik, peneliti menggunakan alat bantu seperti buku notes dan Handphone untuk
merekam.
4. Studi kepustakaan
sumber bacaan yang relevan yang nantinya dapat memperlancar proses penelitian.
kualitatif pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul, atau
analisis data tidak harus setelah pengolahan selesai.Dalam hal ini sementara ini
22
peneliti dapat kembali kelapangan untuk memperoleh tambahan data yang
ataupun satuan data sejalan dengan pemahaman yang ingin diperoleh, (3)
sejalan dengan pemahaman yang igin diperoleh, (4) penilaian atas butir ataupun
satuan data sehingga membuahkan kesimpulan : Baik atau buruk, tepat atau
secara spesifik. Disisi lain, langkah ini dapat menjadi koreksi terhadap berbagai
tulisan ilmiah berupa skripsi. Metode ini digunakan untuk menjelaskan sampai
BAB IV
23
Pada Masyarakta Melayu di Sumatera Utara di kenal sebuah instrumen
perkusi yaitu Gendang Melayu. Nama lain dari gendang Melayu adalah Gendang
gunakan dalam mengiringi kesenian ronggeng. Ada berbagai pendapat tentang nama
alat musik tersebut. Gendang Melayu keberadaannya telah di kenal sejak lama dan
di Sumatera Utara.
produksi sendiri oleh senimannya. Menurut nara sumber (wawancara dengan bapak
Marwan 13 juni 2023) sanggar Seni Melayu Langkat sudah Banyak membuat
gendang Melayu yang digunakan sendiri oleh sanggar maupun oleh seniman lainnya
di daerah langkat atau daerah lainnya. Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan
bermutu baik, hal ini dapat dibuktikan dengan suduh beberapa kali gendang Melayu
buatan Sanggar Melayu langkat digunakan oleh seniman gendang Melayu. bahkan
Struktur Gendang Melayu adalah alat musik yang berbentuk bulat selinder
memiliki ruang resonansi dan memiliki membran pada bagian sebelah atas menutupi
lingkaran penuh, dan pada baian bawah di biarkan terbuka. Atau dengan kata lain
berbentuk single head conical drum atau instrumen musik berkulit sebelah. Adapun
struktur dari gendang Melayu tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
24
5. Sidak 2.Kulit Gendang
Gendang (Membran)
3.Tali pengikat
membran
1.Badan
Gendang
4.Rotan Alas
PengaitTali
membran
Secara struktur gendang Melayu ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Badan gendang,
- Badan gendang :
peran yang sangat penting dalam produksi bunyi gendang Melayu pakpung.
Ukuran badan gendang memiliki beberapa variasi ada yang besar dan ada
harus dengan lingkaran yang besar dan sesuai dengan gendang jenis apa
25
(gendang induk/indung atau gendang anak). Kayu tersebut dipotong dengan
ukuran 30/35-45cm.
- Membran gendang
Membran gendang terbuat dari kulit sapi atau kambing yang sudah di proses
pasangkan pada bagian atas gendang hingga menutupi lingkaran bagian atas
Tali pengikat membran gendang terbuat dari rotan, dan tebalnya yaitu
1,5mm. tali pengikat membran gendang ini di rajut sedemian rupa hingga
yangterbuta dari rutan ini dapat dikencangkan atau dikendurkan.. Fungsi tali
- Sidak
Sidak adalah sebilah rotan kecil yang di gunakan untuk menganjal bagian
dengan menggunakan sidak dari bahan rotan tersebut ada;ah untuk membuat
26
- Pembungkus gendang
Pada zaman dahulu tutup gendang hanya dibungkus dengan kain, namun
seperti bahan pembuat jok mobil dan dibuat seperti tas lalu dipasang
2. Gendang anak.
Perbedaan dari kedua bentuk gendang tersebut dapat dilihat dari fungsinya.
Gendang induk berfungsi sebagai pengatur tempo dasar dalam sebuah iringan musik
27
pola –pola ritem dasar menjadi lebih pariatif dalam mengiringi ritem gendang
indung/induk.
berasal dari kulit, dan gendang Melayu ini adalah alat musik yang berkulit sebelah.
Menghasilkan Sumber
Bunyi (terbuat dari
kulit kambing).
Pada bagian ini dijelaskan beberapa hal yang melingkupi proses pembuatan
gendang Melayu, seperti penggunaan bahan dasar yang digunakan, dan peralatan
- Kayu
sebagai bahan dasarnya. Kayu yang akan digunakan adalah kayu yang masih
utuh dalam bentuk gelondangan agar mudah untuk dibentuk menjadi subuah
gendang, untuk mendapatkan kayu dalam bentuk utuh saat ini sudah mulai
susah ditemukan. Beberapa jenis kayu yang dapat digunakan untuk bahan
membuat badan gendang adalah kayu dari phn nangka yang sudah cukup tua
28
dan berdiameter besar, kayu dari batang pohon kelapa, kayu dari pohon
Dalam hal ini kayu yang dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan gendang adalah kayu yang masih utuh dan berdiameter 35cm – 45
cm dan juga kayu yang sudah berusia tua sekurang-kurangnya 10 tahun, hal
tersebut agar kayu benar-benar dapat dijamin kulitasnya dan sudah dapat di
kayu yang sudah benar-benar tua. Berikut adalah beberapa gambar jenis kayu
29
Gambar 4.6 Kayu Nangka Gambar 4.7 Kayu Rambutan
- Rotan
gendang. Rotan yang di butuhkan dari berbagai ukuran dari yang berukuran
kecil hingga rotan yang berukuran besar. Rotan dapat di petoleh dari toko
penjual rotan yang ada disekitar kota stabat ataupun dari luar daerah. Dalam
hal ini rotan di fungsikan sebagai pengikat rakitan gendang tang akan di beri
Melayu
- Kulit
Jenis kulit yang digunakan adalah jenis kulit sapi ataupun jenis kulit
kambing. Kulit sapi ataupun kulit kambing berfungsi sebagai membran pada
gendang yang dipukul sehingga menghasilkan suara. Kulit sapi atau kulit
gendang. Berikut adalah gambar kulit sapi yang sudah di olah menjadi sebuah
membran
30
Gambar 4.9 Kulit Kambing
2. Peralatan yang digunakan
dalam proses pembuatan Gendang Melayu dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
- Bor
bor listrik yang berfungsi membantu membuat lubang awal dalam pembuatan
badan gendang sehingga hasil akhir menjadi alat musik Gendang Melayu.
- Mesin Pengamplas
31
Mesin pengamplas berguna meratakan dan menghaluskan
- Kampak
- Pahat
Pahat digunakan sebagai alat menghaluskan atau merapikan bagian dalam
gendang
32
Gambar 4.14 Pahat
- Gergaji
Gergaji digunakan sebagai alat pemotong
33
gendang, termasuk badan gendang. Tahap kedua, membuat tutup gendang
atau memasang kulit gendang. Tahap ketiga membuat tarik gendang atau tali
yang akan dijadikan sebagai batang gendang dan setelah itu badan gendang
yang sudah diukur, dibentuk dengan parang menjadi badan gendang setelah
itu dibor dengan bor listrik yang gunanya lobang awal atau titiktumpu
tahap ini dilakukan dengan bor pengamplasan sampai badan gendang terlihat
rata dan halus, kemudian badan gendang diukir (Keluk pakis), lalu diamplas
34
Gambar 4.19 Melubangi badan gendang dengan pahat
plastik/jok mobil atau sepeda motor dibuat seperti tas (pembentukan bahan
sudah melalui proses yang panjang juga sehingga dapat dipakai dililitkan
dengan plastik/jok mobil atau sepeda motor yang sudah berbentuk bulat.
Proses yang dilewati kulit kambing yaitu dengan peregangan kulit dan
penjemuran ±6 hari.
pisau yang cukup tajam sampai tipis kemudian dililitkan ke plastik/jok yang
sudah berbentuk bulat. Peregangan atau penjemuran kulit juga harus benar-
benar diperhatikan karena kulit yang terlalu kering akan mudah tersobek dan
jika kulit terlalu basah maka hasil yang dihasilkan tidak bagus.
35
Gambar 4.21 Proses peregangan kulit kambing
36
Gambar 4.24 Pemasangan tali gendang/tarik gendang
37
C. Cara Memproduksi Bunyi Dan Sistem Pelarasan Bunyi Gendang Melayu
agar bunyi gendang terdengar baik dengan dentungan yang nyaring dilakukan
dengan cara memasangkan sidak (rotan) pada bagian dalam gendang atau pada
bibir atas (antara kulit dengan bibir gendang), sidak juga dimaksud untuk
mengetatkan kulit. Jika ingin menghasilkan suara lebih bagus dan nyaring, sidak
Bunyi gendang dalam hal ini dapat di sebutkan atau di klesipikasikan atas
empat warna bunyi (bunyi “tak”, bunyi “ding”, bunyi “dang”, bunyi “dung”),
warna bunyi ini disebut dengan istilah silabi bunyi gendang Melayu. cara
- Bunyi “tak” = bunyi “tak” di bunyikan dengan posisi ujung telapak tangan
- Bunyi “ding “ = bunyi “ding” di bunyikan dengan posisi ujung telapak tangan
38
Produksi bunyi antara gendang induk sama dengan gendang anak, yang
membedakan antara gendang induk dan gendang anak biasanya hanya ukuran besar
dibidang datar, biasanya bisa duduk di kursi dengan sikap sempurna meletakan
gendang dengan posisi di pangku diatas pahak kiri dan pahak kanan dengan posisi
yang baik agar tidak mengangu posisi pergerakan tangan ketika memainkan gendang,
posisi tangan kiri diletakan di atas badan gendang tangan tangan memukul membran.
atau juga bisa duduk dilantai dengan posisi kedua kaki bersila. Pada posisi duduk
bersila posisi kaki kanan berada di atas kaki kiri, dan pergelangan kaki kanan sedikit
ditarik kearah pangkal paha kaki kiri. Kemudian letakkan badan gendang mengarah
diagonal kesisi kiri pemain. Posisi tangan kiri diletakkan diatas gendang, kemudian
yang tinggi bagi si pembuatnya, harus bisa membedakan kualitas bunyi gendang yang
baik selain itu ada beberapa kesulitan dalam pembuatan gendang Melayu ini. seperti
dalam penyediaan kulit, kayu dan rotan yang berkualitas baik. Misalnya dalam
memilih kayu, si pembuat gendang harus dapat membedakan apakah kayu tersebut
sudah cukup tua atau masih muda. Jika digunakan kayu yang masih muda akibatnya
gendang akan cepat mengalami kepecahan selain itu juga suara yang dihasilkan
39
tidaklah bunyiyang nyaring. Selain itu dalam pemilihan kulit sebagai membrannya,
jika kulit terlalu kering maka kulit mudah tersobek dan jika kulit terlalu basah maka
hasil suara yang dihasilkan tidak bagus. Sinar matahari juga salah satu faktor penentu
dalam hal produksi gendang Melayu. Dan bahan-bahan yang paling sulit didapatkan
adalah kulit kambing, dikarenakan kulit kambing yang dibutuhkan tidak sembarang
kambing, kambing jawa dan harus yang sudah berusia tua yang diperlukan dalam
Dalam hal ini dapat di tegaskan kembali bahwa dalam memproduksi bunyi
gendang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti: pemilihan bahan kayu,
pemilihan kulit dan posisi memainkan gendang. Pemilihan kayu yang baik sebagai
bahan dasar batang gendang dan pemilihan kulit yang berkualitas baik sangat
mempengaruhi kualitas bunyi dan kekuatan gendang, sedangkan posisi tangan dan
teknik memainkan gendang yang benar juga dapat mempengaruhi produksi bunyi
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari tempat penelitian maka dapat
40
1. Secara organologi Gendang Melayu tergolong dalam instrumen musik
Gendang Melayu buatan sanggar seni Melayu Langkat juga dapat digolongkan
dalam dua jenis yaitu gendang induk dan gendang anak. Perbedaan dari kedua
tersebut adalah: gendang induk berfungsi sebagai pengatur tempo atau irama
dasar dalam sebuah iringan musik, sedangkan gendang anak berfungsi dalam
mengisi pariasi pariasi ritem yang dikembangkan dari pola ritem gendang induk .
- Kayu :
kayu yang digunakan adalah kayu pohon nangka, kayu pohon kelapa,
kayu pohon mahoni dan kayu pohon rambutan, kayu yang dapat
digunakan adalah kayu yang sudah berumur tua dan berdiameter 35 cm
– 45 cm.
- Kulit :
Kulit yang digunakan sebagai membran adalah kulit sapi ataupun kulit
- Rotan :
Rotan yang digunakan dari berbagai ukuran dari rotan yang kecil sampai
membran dari bagian bibir atas gendang ataupun bibir bawah gendang.
manual beberapa alat yang bertenaga elektrik ; seperti bor listrik, bor
41
c. Proses pembuatan Gendang Melayu diterdiri dari beberapa tahapan
Bunyi gendang dalam hal ini dapat di sebutkan atau di klesipikasikan atas
empat warna bunyi (bunyi “tak”, bunyi “ding”, bunyi “dang”, bunyi
“dung”), warna bunyi ini disebut dengan istilah silabi bunyi gendang
tepi gendang berjarak dari tepi bibir gendang dengan jarak 1 cm/1,5
cm.
B. Saran
42
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka
4. Dan diharapkan peran serta masrakat yang lebih luas untuk dapat peduli
dengan keberadaan instrumen musik gendang Melayu yang saat ini mulai
43
DAFTAR PUSTAKA
Dahni, S. F., & Harahap, A. E. (2021). Penyajian Musik Silat Pelintau Pada Upacara
Perkawinan Masyarakat Etnis Tamiang. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Vol 5
Elrawi, M.O (2014) Architecture, Music And Pattern Recognition The Case Of
Applications
Gabela Eisar & Joko Sampurno. (2014). Analisi Praktal Berbagai Jenis Musik. Jurnal
George, A. (2012). Oralitas, tulisan dan gambar dalam Maqamat: Buku bergambar
Ginting, Pulumun Peterus. (2015). Spiritual Upacara Gendang Kematian Etnik Karo
Dan Adat Istiadat di Dalamnya. Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani. Vol 2 ( No 1)
Hal 2.
Jambusari:Yogyakarta.
Indirawati & M. Nasir. (2007). Keindahan Variasi Syair Melayu. Penerbit Kumpulan
44
Marsela. (2018). Seni Budaya,Seni Musik. Penerbit Kementrian Pendikan dan
Kebudayaan.
2018). Tinjauan Muliati. (2012). Islam Sebagai Pembentukan Musik Melayu dan
Yogyakarta.
Panji suroso (2018). Bentuk dan Fungsi Musik pada Seni Pertunjukan Ketoprak Dor.
Berbasis Kearifan Lokal (wayang sebagai sumber gagasan). Jurnal seni budaya
Schmitz Andy. (2012). The element of rytem,sound ,symbol and time. music theory.
https/lardbucet.org.
Alfabeta:Bandung.
Etnomusikologi. Vo 1. No. 1.
45
LAMPIRAN
46