Anda di halaman 1dari 17

11

BAB II
TEKS EKPOSISI

Jika membicarakan tentang teks eksposisi tentunya sangat erat


kaitannya dengan pelajaran bahasa indonesia. Teks eksposisi
adalah salah satu jenis dari berbagai jenis-jenis teks dalam bahasa
indonesia disamping teks narasi, teks deskripsi, teks prosedur dan
lain sebagainya. sama halnya teks-teks yang lain, teks eksposisi juga
memiliki ciri-ciri khusus, struktur kalimat, contoh dan lain
sebagainya yang membedakan teks ini dengan teks yang lain. Pada
dasarnya anda akan menemukan banyak sumber jika mencari
informasi tentang pengertian teks eksposisi dan contoh teks
eksposisi di internet.
Dalam dunia pendidikan sendiri teks eksposisi sering dijadikan
soal dalam beberapa ujian sekolah dengan kata kunci pengertian teks
eksposisi, jenis teks eksposisi, struktur teks eksposisi, dan tentunya
contoh teks eksposisi itu sendiri. Dalam penggunaanya di dalam
kehidupan sehari-hari teks eksposisi sering digunakan untuk
memaparkan atau memberikan penjelasan tentang suatu kejadian
secara terperinci dari sudut pandang orang yang bercerita tersebut.

A. PENGERTIAN
Teks adalah satuan lingual yang dimediakan secara tulis atau
lisan dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna
secara kontektual. Ekposisi adalah jenis teks yang berfungsi untuk
mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan
argumentasi yang kuat.
Teks Eksposisi adalah teks yang berisi paragraf atau karangan
yang didalamnya terkandung sejumlah Pengetahuan dan informasi
yang disajikan secara singkat, padat, akurat dan tentunya mudah
untuk dipahami. Paragraf atau teks eksposisi bersifat real, nyata dan
Ilmiah atau dapat dikatakan sebagai teks non fiksi. Struktur teksnya

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i


12
adalah pernyataan pendapat/tesis, argumentasi, penegasan ulang
pendapat.
Tesis adalah pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen
yang dikemukakan dalam karangan untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan pada perguruan tinggi. Tesis juga bisa berarti sebuah
karya ilmiyah. Argumentasi ialah paragraf/karangan yang berisi
pendapat yang disertai dengan pembahasan yang logis dan diperkuat
dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diakui kebenaranya.
Penegasan ulang adalah penegasanulang dari pendapat sebelumnya
yang merupakan bagian penutup.

B. TUJUAN DAN FUNGSI TEKS EKSPOSISI


Teks eksposisi memiliki tujuan untuk memaparkan atau
menjelaskan sejelas-jelasnya mengenai sejumlah informasi tertentu
kepada para pembaca, sehingga dengan membaca teks eksposisi
maka pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari
suatu hal atau kejadian.
Adapun fungsi dari teks ekposisi adalah
1. Untuk penulisan dikoran dan petunjuk penulisan
2. Memberitahu pembaca yang sedang diamati penulis dengan
menyatakan pernyataan-pernyataan umum tentang masalah
atau suatu hal (memaparkan dan mneguraikan sebuah
masalah).
3. Untuk menjelaskan pengertian sesuatu hal dengan gaya
penulisan yang singkat, padat dan akurat.

C. CIRI-CIRI TEKS EKSPOSISI


Sama seperti teks pada umumnya, teks eksposisi memiliki
beberapa ciri-ciri umum teks eksposisi. Ciri-ciri ini digunakan untuk
membedakan dan menentukan apakah sebuah teks tergolong dalam
teks eksposisi atau bukan. Ciri-ciri teks eksposisi adalah sebagai
berikut:
1. Berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran
2. Bahasa yang digunakan ialah bahasa yang informatif, yaitu
bahasa yang mampu memberikan sebuah irformasi terhadap
suatu hal atau peristiwa tertentu.
Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i
13
3. Penyampaian isinya secara gamblang (Jelas,rinci), lugas
(Masuk akal) dan penggunaan bahasa yang baku (sesuai
dengan EYD)
4. Menjelaskan berbagai informasi - informasi berbasis
pengetahuan.
5. Bersifat objektif ( nyata ) atau netral, maksudnya tidak
memihak siapapun. Bisa juga tidak memaksakan kemauan dari
penulis terhadap pembacanya.
6. Penjelasannya disertai data-data yang bisa dipertanggung
jawabkan dan akurat ( terukur).
7. Menunjukkan sebuah fakta yang berfungsi sebagai alat
kontribusi.

D. STRUKTUR TEKS EKSPOSISI


Struktur teks eksposisi umumnya terdiri dari 4 bagian utama
yakni pembukaan, isi, argumentasi, dan penegasan ulang. Adapun
penjelasan tentang susunan teks eksposisi adalah sebagai berikut ini:
1. Pembukaan : Struktur teks eksposisi yang pertama
merupakan pembukaan atau sering disebut dengan orientasi.
Pada bagian ini kita akan melihat pandangan awal yang ditulis
oleh penulis tentang sebuah permasalahan dengan rangkaian
yang sangat relevan.
2. Isi (Tesis) : Tesis merupakan isi dari teks eksposisi yang berisi
tentang kumpulan pendapat orang lain yang dianggap lebih
ahli terkait permasalahan dan pokok bahasan yang tengah
dibahas. Untuk mengidentifikasi struktur teks eksposisi yang
satu ini sangat mudah, kita dapat mengidentifikasi tesis dengan
memperhatikan pemilihan katanya. seperti contoh
"berdasarkan penuturan" dan lain sebagainya.
3. Argumentasi : Argumentasi adalah struktur teks eksposisi
yang memuat tentang bukti bukti relevan yang mendukung
tesis atau isi dari teks eksposisi ini. Umumnya argumentasi
akan mengandung fakta fakta relevan yang berkaitan dengan
pokok bahasan seperti tanggal, latar, narasumber, dan
penggunaan angka angka yang umumnya bersifat konkrit.
4. Penegasan ulang: Penegasan ulang memuat kesimpulan yang
meliputi pembukaan, tesis hingga argumentasi yang

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i


14
disampaikan penulis yang tentunya disampaikan dengan
bahasa yang berbeda dan lebih singkat.

E. JENIS-JENIS TEKS EKSPOSISI


Dalam pembahasannya teks eksposisi dibagi menjadi beberapa
jenis. Setiap jenis teks eksposisi ini memiliki pengertian dan
penggunaan yang berbeda antara satu sama lain. Secara umum teks
eksposisi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis diantaranya :
1. Teks Eksposisi Definisi . Teks Eksposisi definisi adalah jenis
paragraf eksposisi yang hanya menjelaskan pengertian /
definisi pada satu topik tertentu secara mendalam.
2. Teks Eksposisi Proses Teks Eksposisi proses adalah langkah-
langkah / cara-cara dalam melakukan sesuatu secara urut dari
awal sampai akhir atau selesai.

3. Teks Eksposisi Ilustrasi Teks Eksposisi ilustrasi yaitu suatu


jenis paragraf yang memaparkan informasi atau pembahasan-
pembahasan suatu topik dengan metode menampilkan
gambaran atau penjelasan yang simpel terkait sebuah topik
dengan topik yang lainnya yang memiliki persamaan baik sifat
atau kemiripan dalam suatu hal tertentu.

4. Teks Eksposisi Laporan Teks Eksposisi laporan ialah jenis


dari paragraf eksposisi yang menjelaskan laporan dari suatu
peristiwa atau dari suatu penelitian yang ditentukan.

5. Teks Eksposisi Perbandingan.Teks Eksposisi perbandingan


adalah jenis paragraf eksposisi yang ide ataupun gagasan
utamanya dikemukakan dengan cara memberikan
perbandingan atau membandingkan dengan suatu hal lain yang
berbeda atau sama.

6. Teks Eksposisi Pertentangan. Teks Eksposisi pertentangan


ialah suatu jenis paragraf atau karangan yang memuat tentang
hal pertentangan berkaitan suatu hal dengan hal yang lain

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i


15
7. Teks Eksposisi berita : Memberikan informasi dari suatu
kejadian, teks eksposisi ini sering dijumpai dalam berita atau
surat kabar.

8. Teks Eksposisi analisis : proses memisah-misahkan suatu


masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa sub-
bagian, Kemudian melakukan pengembangan secara
berurutan.

F. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI


Unsur kebahasaan ialah bagian yang merangkai suatu teks
eksposisi. Unsur kebahasaan yang terdapat di teks eksposisi
diantaranya adalah pronomina, kalimat, konjungsi, proses morfologis
dan kata leksikal.
a. Pronomina
Pronomina ialah kata ganti orang yang dapat dipakai terlebih
ketika pernyataan pendapat pribadi ditampilkan. Pronomina
dapat dibagi menjadi dua bagian :
1. Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu persona
tunggal. Diantara contohnya : , Aku, Ia, Dia, Anda, Kamu,
Saudara, ananda, -nya, -mu, -ku, si-, -ku Dan persona jamak
misal seperti : Kalian,Kita, Mereka, Kami, Saudara-saudari,
Hadirin,dan Para.
2. Pronomina Nonpersona (kata ganti selain orang) yaitu
pronomina penunjuk, misal diantaranya : Ini, Itu, Sini, Sana,
Situ. Dan pronomina penanya, contohnya : Apa, Siapa dan
Mana.

b. Kalimat
Kalimat terdiri dari kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
1. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdapat satu pola
kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat yang
diperluas dengan berbagai keterangan. Kalimat tunggal
hanya terdiri atas satu subjek, satu predikat dan objek atau
keterangan (seandainya ada).
Contoh :
Ayah membaca Koran ( SPO)
Indah Menulis ( SP )
Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i
16
Ibu memasak nasi di dapur ( SPOK)

2. Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua pola


kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terbagi dari induk
kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat
dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi.
Induk kalimat tidak berisi konjungsi di dalamnya, konjungsi
hanya terdapat pada anak kalimat. Setiap kalimat majemuk
memiliki kata penghubung yang berbeda, oleh karenanya
jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat
kata penghubung yang digunakan.
Ciri-ciri:
Ada penggabungan atau perluasan kalimat-kalimat inti.
Perluasannya menghasilkan pola kalimat baru.
Ada perubahan penghentian dalam intonasi.
Mempunyai Subjek dan Predikat lebih dari satu.

Contoh :
Arum membeli buku dan pensil.
Sejalan Penambahan

Memilih (pemilihan)
Setara

Perlawanan

Kalimat majmuk Sebab akibat

Penguatan

Bertingkat

Campuran

Rapatan

a. Kalimat majmuk Setara

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i


17
Kalimat majmuk setara yaitu kalimat yang memilikiunsur-
unsur yang satara atau sederajat dan secara eksplisit
dihubungkan dengan konjungtor.
Ciri-ciri :
 Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
 Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
 Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
 Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P
Adapun kalimat Majmuk setara di bedakan atas :
a. Kalimat majemuk setara sejalan penambahan /
penjumlahan.
Ciri-ciri :
 Intonasi disertai kesenyapan antara.
 Ditandai dengan kata konjungtor (dan, serta, lagi
pula,tambahan lagi).
Contoh :
Ibu menanak nasi dan ayah membaca koran
S P O Konj S P O
Anita belajar di kamar dan adiknya bermain di halaman.
S P K Konj S P K

b. Kalimat majemuk setara memilih (pemilihan). Yaitu


kalimat majmuk setara yang menyatakan pilihan.
Ciri-ciri :
Ada kesenyapan antara intonasi.
Ditandai konjungtor Atau
Contoh :
Kita akan melanjutkan perjalanan, atau kita beristirahat.
S P O Konj S P

c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Yaitu kalimat


majmuk setara yang menyatakan perlawanan.
Ciri-ciri :
Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i
18
Ditandai konjungtor tetapi, melainkan, padahal,
sedangkan.
Contoh :
Adiknya peramah, tetapi kakaknya pemarah.
S P Konj S P
d. Kalimat majmuk setara sebab akibat: yaitu menyatakan
sebab akibat.
Ciri-ciri :
Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
Ditandai konjungtor : sebab itu; karena, karena itu.
Contoh :
Budi tidak masuk sekolah, sebab itu pelajarannya tertinggal.
S P Knj S P

e. Kalimat majemuk setara menguatkan (penegasan).


Ciri-ciri :
Ada kesenyapan antara intonasi.
Ditandai konjungtor bahkan.
Contoh :
Dia marah-marah bahkan kakaknya dilawan
S P Knj S P

b. Kalimat majmuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas
beberapa klausa yang kedudukannya tidak sama, yaitu klausa
yang satu menjadi bagian dari klausa yang lain. Satu klausa
sebagai induk kalimat dan klausa lainnya sebagai anak kalimat
.Ciri-ciri:
 Ada kesenyapan antara intonasi.
 Perluasan bagian kalimat tunggal membentuk pola baru.
 Bagian pola kalimat baru menjadi anak kalimat.
 Bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
 Anak kalimat bergantung pada induk kalimat (bertingkat).

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i


19
 Nama anak kalimat sesuai dengan bagian jabatan yang
diperluas.
 Dihubungkan dengan konjungsi, jika, kalau, apabila,
andaikata, sebab, karena, bahwa, walaupun, meskipun, agar,
supaya.

Contoh :
Anita tidak masuk sekolah karena menunggui ayahnya di
rumah sakit.
Saya sedang makan malam ketika pengemis itu datang ke
rumah.

c. Kalimat majmuk campuran


Kalimat majemuk yang di dalamnya terdapat kombinasi kalimat
majemuk setara atau rapatan dengan kalimat majemuk
bertingkat.
Contoh :
Perampok itu merampok rumah ketika pemiliknya pergi ke luar
kota dan pembantunya sedang tidur.
d. Kalimat majmuk rapatan
Kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan,
karena kata-kata atau frasa dalam kalimat tersebut menduduki
jabatan yang sama sehingga diperolh kalimat yang efektif.
Ciri-ciri :
Ada kesenyapan antara intonasi.
Bagian pola kalimat baru, ada yang dibuang, sehingga
merupakan kalimat minor.
Pola uraian, misalnya S. yang sama:S-P + ( ) – P
Contoh :
Sama subjek
 Sawah itu subur.
 Sawah itu luas.

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i


20
 Sawah itu subur dan luas.
S P Konj P
Sama predikat
 Makanan ini lezat.
 Minuman ini lezat.
 Makanan dan minuman ini lezat.
S Konj S P
3. Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung berarti kata digunakan untuk
menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalimat
dengan kalimat atau klausa dengan klausa dalam teks eksposisi
untuk mendukung argumentasi.
Dengan adanya konjungsi teks yang disajikan akan lebih
menjelaskan tentang sebuah tujuan. Sama halnya dengan teks
eskposisi yang memuat tiga struktur yaitu tesis, argumentasi, dan
penegasan ulang akan lebih jelas jika diberi kata sambung untuk
menjelaskan maksud dari paragraf atau kalimat selanjutnya.
Konjungsi terbagi menjadi 2 yaitu konjungsi eksternal dan
konjungsi internal

a) Konjungsi eksternal adalah konjungsi yang


menghubungkan dua kejadian, deskripsi benda, atau
kausalitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa
simpleks. Konjungsi eksternal banyak dipakai pada genre
atau jenis teks seperti laporan, deskripsi, eksplanasi,
rekonstruksi, dan prosedur. Hal tersebut disebabkan kelima
genre tersebut merupakan pengungkapan deskripsi peristiwa
dan kualitas konjungsi eksternal dapat dibagi lagi menjadi 4
kategori lagi yaitu:
1. Penambahan (dan, atau)
2. Perbandingan (tetapi, sementara)
3. Waktu (setelah, sebelum, sejak, ketika)
4. Sebab akibat (sehingga, karena, sebab, jika, walaupun,
meskipun)

b) Konjungsi internal adalah konjungsi yang menghubungkan


argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa
Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i
21
simpleks atau dua kelompok klausa. Konjungsi internal
banyak dipakai dalam genre atau jenis teks eksposisi, diskusi,
atau eksploitasi. Hal tersebut terjadi disebabkan ketiga genre
tersebut secara utuh adalah ekspresi penyampaian gagasan
dengan memakai argumentasi. Konjungsi internal dapat
dbagi menjadi 4 kategori makna, diantaranya
1. Penambahan (selain itu, disamping itu, lebih lanjut)
2. Perbandingan (akan tetapi, sebaliknya, sementara itu,
disisi lain)
3. Waktu (pertama, kedua,..dst, kemudian, lalu, berikutnya)
4. Sebab akibat (sebagai akibat, akibatnya, jadi, hasilnya)

Berikut berbagai konjungsi yang ada pada teks eksposisi


1. Konjungsi waktu : sebelum, kemudian, setelah itu, sesudah,
lalu, setelah, akhirnya
2. Konjungsi gabungan : dan serta, dengan,
3. Konjungsi pembatasan : selain, kecuali asal
4. Konjungsi tujuan : agar, untuk, supaya
5. Konjungsi persyaratan : bilamana, asalkan, apabila jikalau,
jika, apabila, bila, andaikan
6. Konjungsi perincian :, yaitu, adalah, antara lain, ialah, yakni
7. Konjungsi sebab-akibat : sebab, akibat, akibatnya, , karena,
sehingga
8. Konjungsi pertentangan : melainkan, namun, tetapi, akan
tetapi, sedangkan
9. Konjungsi pilihan : atau
10. Konjungsi penguatan/penegasan : apalagi, hanya, lagi pula,
bahkan itu pun,
11. Konjungsi penjelasan : bahwa
12. Konjungsi perbandingan : serupa, seperti, bagai, ibarat, mirip
13. Konjungsi penyimpulan : oleh karena itu, jadi, oleh sebab itu,
dengan demikian,

4. Kata Leksikal
1. Nomina : kata yang berhubungan pada benda, baik berupa
benda nyata atau juga abstrak.
2. Verba : kata yang mengandung makna dasar perbuatan,
proses atau keadaan yang bukan sifat.
Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i
22
3. Adjektiv : kata yang digunakani untuk menggambarkan sifat
atau keadaan orang, benda dan binatang.
4. Adverbia : kata yang melengkapi atau memaparkan informasi
berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara dan lain
sebagainya.

G. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN TEKS EKPOSISI


Berikut adlah langkah-langkah dalam penyusunan teks
ekposisi diantaranya sebagai berikut.
1. Menentukan topik yang akan disajikan, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah membuat tema. Dengan menetukan
tema, diharapkan kita bisa fokus pada tema sehingga dapat
lebih menjiwai tulisan yang akan dibuat. Adapun sifat topik-
topik yang dikembangkan dalam tek ekposisi diantaranya ;
 Data faktual, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi, ada
dan dapat dipertanggung jawabkan serta bersifat historis
tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu
peristiwa terjadi dan sebagainya.
 Suatu analisis atau penafsiran obyektif terhadap
separangkat fakta.
 Fakta terhadap seseorang yang berpegang teguh pada
suatui pendirian.
2. Menentukan tujuan teks ekposisi, setelah menentukan topik
yang akan dipaparkan, kita harus memiliki tujuan yang
nantinya akan memberikan penjelasan dan pemahaman
kepada pembaca. Sehingga teks ekposisi tersebut tujuanya
jelas dan akurat.
3. Memilih data sesuai dengan tema. Setelah menentukan tema
dan tujuan, selanjutnya yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan data-data atau bahan yang akan diperlukan
dalm pembuatan teks ekposisi tersebut. Bahan dapt
diperoleh dari buku bacaan, korean, majalah literasi bahkan
dari internet.
4. Membuat kerangka karangan. Sebelum membuat teks
ekposisi hendaknya membuat kerangka karangan atau
sistematika penulisan tek ekposisi sehingga bisa runtut dan

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i


23
urut. Selainitu akanmempermudah dalam penulisan teks
ekposisi.
5. Pembahasan dengan mengembangkan kerangka karangan.
Setelah kerangka karangan tersusun langkah berikutnya
adalah mengembangknak kerangka tersebut menjadi sebuah
teks atau secara lebih lengkap lagi agar ciri-ciri ekposisi
dapat tersalurkan, yaitu ekposisi yang bersifat
informatif,obyektif dan logis. Dalam kerangka ini pengarang
mejelaskan dan menjabarkan maksud dari tema yang
diusungnya dengan menyertakan bukti-bukti yang kongkrit
dan fakta-fakta sebagai penungajang tulisan.
6. Membuat simpulan. Sesuai dengan tujuan penulisan sebuah
karanganekposisi, kesimpulan sejalan, bahkan harus
memperkuat tesis atau pernyataan tersebut.

CONTOH TEKS EKPOSISI


Contoh #1

Pidato Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda


Assalamu alaikum wr wb,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Bapak Kepala Sekolah yang saya hormati, Bapak dan Ibu Guru
yang saya taati, serta teman-tema yang saya kasihi.
Sebelum menyampaikan pidato saya tentang bahaya narkoba bagi
generasi muda, izinkanlah saya mengajak Bapak, Ibu, serta hadirin
semua untuk mensyukuri nikmat Tuhan. Hanya berkat nikmat
Tuhanlah kita dapat bertemu dalam kegiatan seminar hari ini.
Bapak, Ibu, serta Hadirin yang saya hormati,
Dewasa ini, narkoba telah mejadi ancaman yang sangat
mengerikan bagi generasi muda yang berarti juga menjadi ancaman
bagi keberlangsungan bangsa Indonesia.
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia hingga tanggal 13 mei
2013 mencatat ada 158.812 narapidana dan tahanan di Indonesia,
yang 51.899 orang di antaranya terkait kasus narkoba. Dari jumlah
itu, 759 orang di antaranya adalah produsen narkoba, 3.751 orang
bandar narkoba, 16.432 orang pengedar narkoba, dan 1.621 orang
penadah. Jumlah penyalah guna narkoba sebanyak 7 juta orang, dan
sebagian besar di antaranya adalah para pelajar SMP, SMA, bahkan
Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i
24
SD. Bisa jadi, data yang terungkap itu hanya fenomena gunung es,
hanya fakta yang terungkap puncaknya saja, sedang fakta yang
sebenarnya bisa jadi jauh lebih besar.
Narkoba benar-benar membahayakan nasib bangsa ini di masa
depan. Efek kerusakan akibat minuman keras dan narkoba ini tidak
hanya mengenai diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.
Tak hanya dalam skala kecil seperti keluarga, tetapi juga dalam skala
besar, miras dan narkoba akan menghancurkan sendi-sendi
pembangunan nasional. Secara ekonomi, akan sangat banyak dana
yang dihambur-hamburkan untuk membeli barang-barang haram itu,
kemudian mengobatkan mereka, membiayai berbagai upaya
pencegahan bahayanya. Belum lagi, efeknya bagi pertahanan dan
keamanan nasional.
Hadirin yang saya hormati,
Sebagai generasi muda, calon penerus perjuangan bangsa, sudah
seharusnya kita menyiapkan diri menjadi generasi yang berkualitas.
Upaya menghindarkan diri dari bahaya penyalahgunaan narkoba
setidaknya dapat dilakukan melalui tiga cara. Pertama, dari diri
sendiri. Artinya, masing-masing kita membentengi diri dari
kemungkinan menjadi pengonsumsi narkoba. Hal itu dapat kita
lakukan dengan pandai-pandai memilih teman bergaul. Kedua,
dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah seraya
memohon agar kita terhindar dari bahaya penyalahgunaan miras dan
narkoba. Dengan menjalankan semua perintah Allah dan
menjauhkan diri dari larangan Allah, kita akan terhindar dari
perbuatan-perbuatan tercela. Ketiga, hendaklah kita selalu ingat
bahwa apa pun yang kita lakukan hari ini pada dasarnya adalah
tabungan masa depan kita. Bila kita menabung kebaikan dan
kemuliaan hari ini, maka kebaikan dan kemuliaan itulah yang akan
kita petik di masa depan, termasuk di akhirat nanti. Sebaliknya,
keburukan yang kita lakukan hari ini, termasuk menghancurkan diri
sendiri dengan mengonsumsi narkoba, pada dasarnya adalah
menghancurkan masa depan kita sendiri.
Hadirin yang saya hormati,
Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah telanjur menjadi
pengguna narkoba? Jangan berputus asa. Segeralah bertaubat,
berhenti mengonsumsinya, ikuti rehabilitasi, putuskan segala hal
yang memungkinkan kita akan terhubung kembali dengan para

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i


25
bandar dan pengguna narkoba. Akhirnya, demikian yang dapat saya
sampaikan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Terima kasih,
Wassalamu alaikum wr wb.
Sumber: humaspolresbantul.wordpress.com

Contoh #2
Pembangunan dan Bencana Lingkungan
Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah
lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama
tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya
alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan,
kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan.
Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang
terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya
alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum
dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh
praktik pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam,
atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya,
konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini
dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam
memenuhi kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini
ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi
di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh,
setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan
seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini
juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini
sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini
yang diikuti bencana bagi manusia.
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat terjadi 330 bencana banjir, 69
bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa
bumi, dan 13 bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu
disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang
mengabaikan kondisi alam.
Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i
26
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak
terjadi karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa
memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di
Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak
pembangunan kota yang mengabaikan kerusakan lingkungan dan
bencana alam.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota
yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal
ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana
dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai.
Akhirnya debit air hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir
yang tidak terelakkan.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang
harus segera diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam
masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi
untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
Sumber: www.buletinpilar.com dengan penyesuaian

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i


27

“Angan pernah takut Aneh dalam Mengungkapkan Pendapat, karena


Setiap pendapat Yang kini diterima Pernah dianggap aneh Bertrand
russel”

Filsuf, ahli matematika, dan peraih nobel sastra (1950) dari inggris 108

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s E k p o s i s i

Anda mungkin juga menyukai