Anda di halaman 1dari 2

Prabowo Subianto

Menteri Pertahanan Indonesia ke-26

Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo (EYD: Prabowo Subianto Joyohadikusumo, lahir 17
Oktober 1951) adalah seorang politisi, pengusaha, dan perwira tinggi militer Indonesia berdarah Jawa Banyumasan,
karena keluarga ayahnya berasal dari Kebumen dan Banyumas.[2] Ia menempuh pendidikan dan jenjang karier militer
selama 28 tahun sebelum berkecimpung dalam dunia bisnis, politik dan pemerintahan. Pada tanggal 23 Oktober 2019,
Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode
2019 hingga 2024.[3]

Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto bersama Hatta Rajasa, maju sebagai calon Presiden
Indonesia ke-7 dalam pemilihan umum 2014, namun diungguli oleh pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Ia
mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan umum Presiden Indonesia 2019, berpasangan dengan Sandiaga
Uno. Pada Rapimnas Partai Gerakan Indonesia Raya tanggal 13 Agustus 2022 di Sentul, Prabowo menerima
pencalonan partainya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilihan umum Presiden Indonesia 2024.

Lahir di Jakarta, masa kecil Prabowo sebagai putra ekonom Soemitro Djojohadikoesoemo banyak dilewatkan di luar
negeri bersama orang tuanya. Karena pengalaman ini, Prabowo fasih berbahasa Indonesia, Prancis, Jerman, Inggris,
dan bahasa Belanda. Minatnya pada dunia militer dipengaruhi oleh pamannya, Soebianto Djojohadikusumo yang
gugur dalam Pertempuran Lengkong. Setelah lulus dari AKABRI Darat di Magelang pada tahun 1974 sebagai seorang
letnan dua, ia menjadi salah satu komandan operasi termuda dalam sejarah Angkatan Darat saat memimpin operasi
Tim Nanggala di Timor Timur. Kariernya melejit setelah menjabat sebagai Wakil Komandan Detasemen
Penanggulangan Teror di Komando Pasukan Khusus pada tahun 1983. Pada tahun 1996, Prabowo diangkat sebagai
sebagai Komandan Jenderal pada korps tersebut. Saat menjabat, ia memimpin operasi pembebasan sandera di
Mapenduma. Ketika jatuhnya Presiden Soeharto, ayah mertuanya, pada bulan Mei 1998, Prabowo sedang menjabat
sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis.

Setelah diberhentikan dari dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan di beberapa negara Eropa.
Sekembalinya ke Indonesia, ia menekuni dunia bisnis, mengikuti jejak adiknya Hashim Djojohadikusumo yang
merupakan seorang konglomerat. Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak pada sektor-
sektor yang berbeda. Pada tahun 2008, ia mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Selain itu, ia juga
pernah aktif sebagai ketua di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. Di bidang olahraga, Prabowo aktif di Ikatan Pencak
Silat Indonesia dan Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa.

Kehidupan awal

Prabowo (berdiri di kanan atas)


bersama keluarganya.

Prabowo Subianto lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951. Ia merupakan anak ketiga dan putra pertama dari bapaknya
Soemitro Djojohadikusumo yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah dan ibunya Dora Marie Sigar, yang lebih dikenal
sebagai Dora Soemitro[4] yaitu seorang wanita Kristen Protestan berdarah Minahasa, yang berasal dari keluarga
Maengkom di Langowan, Sulawesi Utara.[5] Ayahnya merupakan seorang pakar ekonomi dan
Letnan Jenderal TNI
politisi Partai Sosialis Indonesia yang pada saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri (Purn.) H.
Perindustrian di Kabinet Natsir; pada April 1952, tidak lama setelah kelahiran Prabowo,
Prabowo
Soemitro diangkat kembali sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo. Prabowo memiliki
Subianto
dua orang kakak perempuan, Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati; dan seorang adik
lelaki, Hashim Djojohadikusumo.

Dari keluarga ayahnya, Prabowo merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank
Negara Indonesia dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama. Nama pertamanya
diambil dari pamannya, Kapten Soebianto Djojohadikoesoemo, seorang perwira Tentara
Keamanan Rakyat yang gugur pada Pertempuran Lengkong pada Januari 1946 di Tangerang.
Menteri Pertahanan
Keluarga Djojohadikusumo sendiri dikatakan merupakan keturunan dari Raden Tumenggun
Indonesia ke-26
Kertanegara, seorang panglima laskar Pangeran Diponegoro di wilayah Kedu; dan Adipati
Petahana
Mrapat, bupati Banyumas yang pertama. Dengan itu, garis keturunan keluarga itu dapat ditarik
lagi pada penguasa-penguasa awal Kesultanan Mataram.[6][7] Mulai menjabat
23 Oktober 2019
Masa kecil Prabowo banyak dihabiskan di luar negeri, terutama setelah keterlibatan ayahnya Presiden Joko
menentang pemerintah Presiden Soekarno di dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Widodo
Indonesia di Sumatera Barat. Prabowo menyelesaikan pendidikan menengahnya di Victoria
Wakil Sakti
Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The Wahyu
American School di London, Inggris. Baru setelah kejatuhan Soekarno dan naiknya Soeharto, Trenggono
keluarga Soemitro kembali ke Indonesia, dan Prabowo masuk ke AKABRI di Magelang, Jawa (2019-
Tengah.[8] 2020)
Muhammad
Karier militer
Herindra
Prabowo mengawali karier militernya di TNI Angkatan Darat pada tahun 1974 sebagai seorang (2020-
Letnan Dua setelah lulus dari AKABRI Darat di Magelang. sekarang)

Pendahulu Ryamizar
Ryacudu
Prajurit Kopassus
Ketua Umum Partai
Gerakan Indonesia
Raya ke-2

Petahana

Mulai menjabat
Prabowo (kedua dari kiri) saat bertugas sebagai
prajurit Kopassus di Timor Timur.
20 September 2014
Dari tahun 1976 hingga 1985, Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha Ketua Prabowo
(Kopassandha), pasukan khusus Angkatan Darat pada saat itu. Dewan Subianto
Pembina
Salah satu penugasan pertamanya adalah sebagai komandan pleton pada Grup I/Para
Pendahulu Suhardi
Komando yang menjadi bagian dari pasukan operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Berusia 26
tahun, Prabowo merupakan salah satu komandan pleton termuda dalam operasi tersebut. Ia Panglima Komando
Cadangan Strategis
berperan besar dalam memimpin sebuah misi penangkapan terhadap Nicolau dos Reis Lobato,
Angkatan Darat ke-
pemimpin Fretilin yang pada saat Operasi Seroja menjabat sebagai Perdana Menteri. Dengan
22
bantuan adiknya sendiri Antonio Lobato, kompi Prabowo menemukan Lobato di Maubisse,
Masa jabatan
sebuah kota kecil lima puluh kilometer di selatan Dili. Ia tewas tertembak di perut saat
20 Maret 1998 – 22
bertempur di Lembah Mindelo pada 31 Desember 1978; salah satu peristiwa yang menandai
Mei 1998
berakhirnya perlawanan terbuka Fretilin terhadap invasi militer Indonesia dan bermulanya

Anda mungkin juga menyukai