Ketahuilah saudaraku, ketika kita mati nanti, akan datang beberapa malaikat. Sikap mereka akan
bergantung pada amal kita ketika hidup. Jika seorang hamba bertakwa kepada Allah, berpaham akidah
islam yang benar, maka akan datang malaikat dengan wajah putih laksana mentari, yang mencabut
ruhnya dengan lembut. Ruh tersebut semerbak harumnya. Lalu ruh tersebut dibawa ke langit dunia,
dibukakan pintu langit untuknya, lalu terus dia dibawa naik hingga langit ketujuh.
Lalu Allah memerintahkan untuk mengembalikan ruh tersebut ke jasadnya yang dikubur di dalam tanah.
Lalu ia didatangi dua malaikat yang sangat keras hardikannya, keduanya menghardiknya,
mendudukannya, lalu menanyakan padanya, “Siapa Rabbmu?” Ia menjawab, “Rabbku adalah Allah
Subhanahu wa Ta’ala.” Ditanya lagi, “Apa agamamu?” “Agamaku Islam”, jawabnya. “Siapakah lelaki yang
diutus di tengah kalian?” tanya dua malaikat lagi. “Dia adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,”
jawabnya. “Apa amalmu?” pertanyaan berikutnya. “Aku membaca kitabullah, lalu aku beriman dan
membenarkannya”, jawabnya. Terdengarlah suara penyeru dari langit yang menyerukan, “Telah benar
hamba-Ku. Maka bentangkanlah untuknya permadani dari surga. Pakaikanlah ia pakaian dari surga, dan
bukakan untuknya sebuah pintu ke surga!”
Namun jika seorang hamba banyak bermaksiat kepada Allah, tidak meyakini akidah Islam dengan benar,
maka akan datang malaikat yang keras, kaku, dan berwajah hitam, yang mencabut ruhnya dengan kasar.
Ruh tersebut memiliki bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi. Lalu ruh tersebut dibawa ke
langit dunia, namun setibanya di pintu langit dunia, ruh tersebut ditolak masuk.
Allah lalu memerintahkan untuk melemparkan begitu saja ruhnya yang busuk itu ke dalam jasadnya yang
dikubur dalam tanah. Lalu ia didatangi dua malaikat yang sangat keras hardikannya. Keduanya
menghardiknya, mendudukkannya, dan menanyakan kepadanya, “Siapakah Rabbmu?”. Ia menjawab,
“Hah… hah… Aku tidak tahu,” jawabnya. “Siapakah lelaki yang diutus di tengah kalian?” tanya dua
malaikat lagi. Kembali ia menjawab, “Hah… hah… aku tidak tahu.” “Telah dusta orang itu. Maka
bentangkanlah untuknya hamparan dari neraka dan bukakan untuknya sebuah pintu ke neraka!”
Begitulah saudaraku, hidup ini adalah pilihan. Kita bisa memilih menjadi orang baik maupun buruk.
Segera menjadi baik atau terlambat menyesalinya. Segeralah berubah, segeralah bertaubat kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni semua dosa-dosa.
“Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah
dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang
yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang
fasik.” [Q.S. Al Hadid: 16]. (Ristyandani)