Anda di halaman 1dari 66

Peran Organisasi PKRS

dalam Program Nasional

Djoti Atmodjo 1
Djoti Atmodjo 2
STANDAR AKREDITASI
RUMAH SAKIT

Membangun sistem
Akreditasi

Tata Kelola Rumah Sakit


Tata Kelola Klinis
Akreditasi
KARS

Rumah Sakit
Patuh Pada Peraturan
Perundang-undangan
Menyelenggarakan RS dengan
standar internasional

4
AKREDITASI
Peraturan
KARS
Perundang-undangan
Rumah Sakit

◉ Fire Wall
◉ Conflict of Interest
◉ Etika Surveior
Regulasi ◉ Sistem Manajemen Anti
Penyuapan (SMAP)
Survei Akreditasi

Implementasi
◉ Dokumen bukti
◉ Observasi
◉ Wawancara
◉ Simulasi 5
Djoti Atmodjo 6
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2009
TENTANG
RUMAH SAKIT

Pasal 29
(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban : a s/d t
p. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara
regional maupun nasional;
(2) Pelanggaran atas kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenakan sanksi admisnistratif berupa:
a. teguran;
b. teguran tertulis; atau
c. denda dan pencabutan izin Rumah Sakit.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2018
TENTANG
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

Pasal 2
(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban : a s/d t
p. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan
baik secara regional maupun nasional;
Pasal 20
Program pemerintah dibidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. imunisasi Dasar;
b. keluarga berencana;
c. inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif;
d. penyediaan ruang menyusui;
e. program penanggulangan penyakit, antara lain tuberkulosis, HIV/AIDS, malaria;
f. pelayanan darah;
g.rujukan kasus gizi berat;
h.sistem penanggulangan gawat darurat terpadu;
i. penggunaan alat kesehatan dengan mengutamakan produk dalam negeri: dan
j. program pemerintah bidang kesehatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PROGRAM NASIONAL
v SASARAN I
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Bayi
v SASARAN II
Penurunan Angka Kesakitan Tuberkulosis/TBC
v SASARAN III
Penanggulangan HIV/AIDS
v SASARAN IV
Penurunan prevalensi stunting dan wasting
v SASARAN V
Pelayanan Keluarga Berencana
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
NOMOR HK.02.02/I/4110/2022

TENTANG
PEDOMAN SURVEI AKREDITASI RUMAH SAKIT

11
Hasil Akreditasi Kriteria
Paripurna 15 bab mendapat nilai minimal 80% dan bab Program
Nasional mendapat nilai 100%
Utama a. 11 sampai 14 Bab mendapat nilai minimal 80%, dan Bab
SKP mendapat nilai minimal 80%, bagi rumah sakit
pendidikan atau wahana pendidikan.
b. 11 sampai 13 bab mendapat nilai minimal 80%, dan Bab
SKP mendapat nilai minimal 80%, bagi rumah sakit yang
bukan rumah sakit pendidikan atau wahana pendidikan.
c. Bab Program Nasional mendapat nilai 100%
Madya 7 sampai 10 Bab mendapat nilai minimal 80%, nilai SKP
minimal 70% dan nilai Program Nasional 100%
Tidak terakreditasi a) Kurang dari 7 Bab mendapat nilai minimal 80%;
b) Bab SKP mendapat nilai kurang dari 70%; dan/atau
c) Bab Program Nasional mendapat nilai kurang dari 100%
Mekanisme Remedial
Pengajuan remedial dapat dilakukan oleh rumah sakit kepada lembaga
indepeden penyelenggara akreditasi dalam rangka memperbaiki status
akreditasi. Pengajuan dilakukan dalam waktu 3-6 bulan setelah penetapan
kelulusan. Remedial dilakukan terhadap bab yang pemenuhan standarnya
60%-79%.
Khusus untuk Bab Program Nasional remedial dapat dilakukan terhadap
pemenuhan standar kurang dari 100%.

Remedial 3-6 bulan


Status TIDAK TERAKREDITASI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

SURAT EDARAN
NOMOR HK.02.02/I/47/2022
TENTANG
PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI RUMAH SAKIT DALAM RANGKA
MENDUKUNG PROGRAM NASIONAL
Rumah sakit juga harus memenuhi persiapan dan persyaratan sebagai
berikut:
a. Rumah Sakit harus sudah melaksanakan pelaporan:
1) Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Bayi (AKB), dan Skrinning
Hipotiroid Kongenital (SHK);
2) Tuberkulosis;
3) Stunting;
4) HIV/AIDS; dan
5) Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS).
Untuk penilaian pada Bab Program Nasional, rumah sakit harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a) Rumah sakit harus mendapatkan nilai minimal 100% pada Bab Program
Nasional sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Nomor
HK.02.02/I/4110/2022 tentang Pedoman Survei Akreditasi Rumah Sakit.
b) Ketentuan sebagaimana dimaksud huruf a, berlaku mulai tanggal 1 April 2023.
c) Untuk rumah sakit yang telah melakukan survei akreditasi pada kurun waktu 1
Januari - 31 Maret 2023, apabila terdapat capaian nilai program nasional
kurang dari 100% maka rumah sakit tersebut wajib ditinjau kembali dengan
melakukan verifikasi oleh Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi yang
melakukan survei akreditasi ke rumah sakit tersebut untuk memastikan capaian
program nasional rumah sakit tersebut sudah mencapai 100% sebelum tanggal
1 Januari 2024.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2012
TENTANG
SISTEM KESEHATAN NASIONAL

SISTEM KESEHATAN NASIONAL


YAN KES PRIMER

YAN KES
SEKUNDER RUMAH
YAN KES TERSIER SAKIT

Djoti Atmodjo 17
Sesuai Sistem Kesehatan Nasional

◉ Rumah Sakit merupakan


pelayanan kesehatan perorangan
sekunder dan tersier
◉ Rumah Sakit memilki kewajiban
melaksanakan program
Pemerintah, termasuk Program
Nasional dan GERMAS

Djoti Atmodjo 18
Sistem Kesehatan Nasional

Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder

Dilaksanakan di tempat kerja


maupun fasilitas pelayanan
kesehatan perorangan sekunder
rumah sakit setara kelas C

Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier


Dilaksanakan di rumah sakit
umum, rumah sakit khusus setara
kelas A dan B
Djoti Atmodjo 19
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 001 TAHUN 2012
TENTANG
SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN

20
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 001 TAHUN 2012
TENTANG
SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN

Pasal 2
(1) Pelayanan kesehatan perorangan terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama;
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua; dan
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
(2) Pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a merupakan pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh dokter dan dokter
gigi di puskesmas, puskesmas perawatan, tempat praktik perorangan, klinik
pratama, klinik umum di balai/lembaga pelayanan kesehatan, dan rumah sakit
pratama. Djoti Atmodjo 21
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 001 TAHUN 2012
TENTANG
SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN

Pasal 3
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.

Djoti Atmodjo 22
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 001 TAHUN 2012
TENTANG
SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN

Pasal 7
(1) Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal.
(2) Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rujukan antar
pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan.
(3) Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rujukan
antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan.
(4) Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dari
tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi
atau sebaliknya.
Djoti Atmodjo 23
Djoti Atmodjo 24
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

25
Pasal 3
(1) Rumah Sakit wajib menyelenggarakan PKRS.
(2) PKRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan dengan prinsip paradigma sehat,
kesetaraan, kemandirian, keterpaduan, dan
kesinambungan.
(3) Penyelenggaraan PKRS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. pelaksanaan manajemen PKRS; dan
b. pemenuhan standar PKRS.
KE
STANDAR URAIAN

KE 1 Rumah sakit menetapkan tim atau unit Promosi Kesehatan Rumah


Sakit (PKRS) dengan tugas dan tanggung jawab sesuai peraturan
perundangan
EP 1 Regulasi tentang PKRS
EP 2 Regulasi tentang penetapan Tim atau unit PKRS, disertai
dengan Pedoman Kerja
1) Penetapan organisasi PKRS
2) Pedoman Kerja organisasi PKRS
EP 3 Organisasi PKRS menyusun program kegiatan promosi
kesehatan rumah sakit setiap tahun (Program Kerja)
EP 4 Penerapan pemberian edukasi dengan menggunakan media,
format, dan metode yang yang telah ditetapkan
Elemen Penilaian KE 1 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pelaksanaan 10 TL
tentang pelaksanaan PKRS di rumah PKRS - -
sakit sesuai poin a)-b) pada gambaran
0 TT
umum.
2. Terdapat penetapan tim atau unit R Regulasi tentang penetapan Tim 10 TL
Promosi Kesehatan Rumah Sakit atau unit PKRS, disertai dengan - -
(PKRS) yang mengkoordinasikan Pedoman Kerja
0 TT
pemberian edukasi kepada pasien
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

28
Elemen Penilaian KE 1 Telusur Skor
3. Tim atau unit PKRS menyusun R Bukti tentang Program PKRS 10 TL
program kegiatan promosi kesehatan setiap tahun - -
rumah sakit setiap tahunnya,
0 TT
termasuk kegiatan edukasi rutin
sesuai dengan misi rumah sakit,
layanan, dan populasi pasiennya.
4. Rumah sakit telah menerapkan O Lihat penerapan pemberian 10 TL
pemberian edukasi kepada pasien edukasi dengan menggunakan
5 TS
dan keluarga menggunakan media, media, format, dan metode yang
yang telah ditetapkan. 0 TT
format, dan metode yang yang telah
ditetapkan. W Kepala/staf Tim/Unit PKRS

29
Bentuk organisasi PKRS didasarkan pada
kelas Rumah Sakit:

1) Rumah Sakit kelas A dan B minimal


dapat berupa instalasi PKRS.
2) Rumah Sakit kelas C dan D minimal
dapat berupa unit PKRS.
3) Rumah Sakit kelas D Pratama minimal
dapat berupa tim PKRS.
PMK 44 2018

Djoti Atmodjo 30
1. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
2. Kepala atau Direktur Rumah Sakit
3. SDM Rumah Sakit
4. Pasien
5. Keluarga pasien
6. Pengunjung
7. Masyarakat yang tinggal/berada di sekitar
Rumah Sakit
8. Pemangku kepentingan terkait

Djoti Atmodjo 31
Pasal 5

Manajemen PKRS meliputi:


a. pengkajian;
b. perencanaan;
c. pelaksanaan; dan
d. monitoring dan evaluasi.

Djoti Atmodjo 32
Continuity of care
Pemulangan pasien

Discharge planning Komunitas


Lanjutan edukasi

33
KE
STANDAR URAIAN

KE 6 Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya


promosi kesehatan harus dilakukan berkelanjutan
EP 1 Daftar faskes primer dan praktik mandiri untuk mendukung promosi
kesehatan berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang asuhan
pasien yang berkelanjutan
EP 2 Regulasi tentang MOU/ kerjasama dengan jejaring dikomunitas untuk
mendukung asuhan pasien berkelanjutan
EP 3 Pelaksanaan rujukan edukasi lanjutan di komunitas
EP 4 Edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada pasien sesuai
dengan kebutuhan
Elemen Penilaian KE 6 Telusur Skor
1. Rumah sakit mengidentifikasi D Bukti tentang daftar faskes primer 10 TL
sumber-sumber yang ada di dan praktik mandiri untuk 5 TS
komunitas untuk mendukung mendukung promosi kesehatan 0 TT
promosi kesehatan berkelanjutan berkelanjutan dan edukasi untuk
dan edukasi untuk menunjang menunjang asuhan pasien yang
asuhan pasien yang berkelanjutan. berkelanjutan.

W • Unit/Tim PKRS
2. Rumah sakit telah memiliki R Regulasi tentang MOU/ kerjasama 10 TL
jejaring di komunitas untuk dengan jejaring dikomunitas untuk - -
mendukung asuhan pasien mendukung asuhan pasien 0 TT
berkelanjutan. berkelanjutan.

35
Djoti Atmodjo 36
RUMAH SAKIT MELAKSANAKAN BINA SUASANA
UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PEMBERDAYAAN.

Tujuan :
Terjalin kerjasama dengan mitra terkait untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan
PKRS.

Elemen:
1.1 Rumah sakit mengidentifikasi mitra potensial dalam rangka menggalang
kemitraan berkaitan dengan pelaksanaan promosi kesehatan .
1.2 Rumah sakit mempunyai jejaring kemitraan dengan sektor lain, dunia usaha dan
swasta lainnya.
1.3 Rumah sakit melaksanakan program kerjasama kemitraan dengan sektor lain ,
organisasi kemasyarakatan, swasta, dan dunia usaha lainnya.

Djoti Atmodjo 37
PROGRAM NASIONAL
v SASARAN I
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Bayi
v SASARAN II
Penurunan Angka Kesakitan Tuberkulosis/TBC
v SASARAN III
Penanggulangan HIV/AIDS
v SASARAN IV
Penurunan prevalensi stunting dan wasting
v SASARAN V
Pelayanan Keluarga Berencana
Program Nasional
BAB URAIAN
Prognas 1 Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam dan 7 (tujuh) hari seminggu
Prognas 1.1 Untuk meningkatkan efektifitas sistem rujukan maka Rumah sakit melakukan pembinaan kepada jejaring
fasilitas Kesehatan rujukan yang ada.
Prognas 2 Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis
Prognas 2.1 Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang-
undangan.
Prognas 2.2 Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis
sesuai peraturan perundang-undangan.
Prognas 3 Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Prognas 4 Rumah Sakit melaksanakan program penurunan prevalensi stunting dan wasting
Prognas 4.1 Rumah Sakit melakukan edukasi, pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi serta penguatan jejaring
rujukan kepada rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi.
Prognas 5 Rumah sakit melaksanakan program pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di rumah
sakit beserta pemantauan dan evaluasinya.
Prognas 5.1 Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan keluarga dan kesehatan
reproduksi.
Program Nasional
STANDAR URAIAN
Prognas 1 Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam dan 7 (tujuh) hari seminggu

EP 1 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelaksanaan PONEK 24 jam.


EP 2 Terdapat Tim PONEK yang ditetapkan oleh rumah sakit dengan rincian tugas dan
tanggungjawabnya.
EP 3 Terdapat program kerja yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program PONEK
Rumah Sakit sesuai maksud dan tujuan.
EP 4 Terdapat bukti pelaksanaan program PONEK Rumah Sakit.

EP 5 Program PONEK Rumah Sakit dipantau dan dievaluasi secara rutin.

Prognas 1.1 Untuk meningkatkan efektifitas sistem rujukan maka Rumah sakit melakukan pembinaan
kepada jejaring fasilitas Kesehatan rujukan yang ada
EP 1 Rumah sakit menetapkan program pembinaan jejaring rujukan rumah sakit.

EP 2 Rumah sakit melakukan pembinaan terhadap jejaring secara berkala.

EP 3 Telah dilakukan evaluasi program pembinaan jejaring rujukan.


Program Nasional
STANDAR URAIAN
Prognas 2 Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis

EP 1 Rumah sakit menerapkan regulasi tentang pelaksanaan penanggulangan


tuberkulosis di rumah sakit.
EP 2 Direktur menetapkan tim TB Paru Rumah sakit beserta program kerjanya.

EP 3 Ada bukti pelaksanaan promosi kesehatan, surveilans dan upaya pencegahan


tuberkulosis
EP 4 Tersedianya laporan pelaksanaan promosi Kesehatan.

Prognas 2.1 Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan
perundang-undangan
EP 1 Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang memenuhi pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi tuberkulosis.
EP 2 Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien tuberkulosis paru
dewasa maka rumah sakit harus memiliki ruang rawat inap yang memenuhi
pedoman pencegahan danpengendalian infeksi tuberkulosis.
EP 3 Tersedia ruang pengambilan spesimen sputum yang memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis.
Program Nasional
STANDAR URAIAN
Prognas 2.2 Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor
risiko tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan
EP 1 Rumah sakit telah menerapkan kepatuhan staf medis terhadap panduan praktik
klinis tuberkulosis.
EP 2 Rumah sakit merencanakan dan mengadakan penyediaan Obat Anti Tuberkulosis.

EP 3 Rumah sakit melaksanakan pelayanan TB MDR (bagi rumah sakit rujukan TB MDR).

EP 4 Rumah sakit melaksanakan pencatatan dan pelaporan kasus TB Paru sesuai


ketentuan.
Program Nasional
STANDAR URAIAN
Prognas 3 Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
EP 1 Rumah sakit telah melaksanakan kebijakan program penanggulangan HIV/AIDS
sesuai ketentuan perundangan.
EP 2 Rumah sakit telah menerapkan fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai
dengan kebijakan yang berlaku.
EP 3 Rumah sakit melaksanakan pelayanan PITC (Provider Initiated Testing and
Counselling) dan PMTC (Prevention of Mother to Child HIV Transmission)
EP 4 Rumah sakit memberikan pelayanan ODHA dengan faktor risiko IO.

EP 5 Rumah sakit merencanakan dan mengadakan penyediaan ART.

EP 6 Rumah sakit melakukan pemantauan dan evaluasi program penanggulangan


HIV/AIDS.
Program Nasional
STANDAR URAIAN
Prognas 4 Rumah Sakit melaksanakan program penurunan prevalensi stunting dan wasting

EP 1 Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan program gizi.


EP 2 Terdapat tim untuk program penurunan prevalensi stunting dan wasting di rumah
sakit.
EP 3 Rumah sakit telah menetapkan sistem rujukan untuk kasus gangguan gizi yang perlu
penanganan lanjut.
Prognas 4.1 Rumah Sakit melakukan edukasi, pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi serta
penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya
serta rujukan masalah gizi.
EP 1 Rumah sakit membuktikan telah melakukan pendampingan intervensi dan
pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas di
bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah
gizi.
EP 2 Rumah sakit telah menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi, bukti pelaporan,
dan analisis.
Program Nasional
STANDAR URAIAN
Prognas 5 Rumah sakit melaksanakan program pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi di rumah sakit beserta pemantauan dan evaluasinya
EP 1 Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan PKBRS.
EP 2 Terdapat tim PKBRS yang ditetapkan oleh direktur disertai program kerjanya.

EP 3 Rumah sakit telah melaksanakan program KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.

EP 4 Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PKBRS.

Prognas 5.1 Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan keluarga dan
kesehatan reproduksi
EP 1 Rumah sakit telah menyediakan alat dan obat kontrasepsi dan sarana penunjang
pelayanan KB.
EP 2 Rumah sakit menyediakan layanan konseling bagi peserta dan calon peserta program
KB.
EP 3 Rumah sakit telah merancang dan menyediakan ruang pelayanan KB yang memadai.
Standar TKRS 3
Pimpinan rumah sakit menyusun misi, rencana kerja dan kebijakan untuk memenuhi misi
rumah sakit serta merencanakan dan menentukan jenis pelayanan klinis untuk memenuhi
kebutuhan pasien yang dilayani rumah sakit

Maksud dan Tujuan TKRS 3


Direktur melibatkan wakil direktur rumah sakit dan kepalakepala unit dalam proses
menyusun misi dan nilai yang dianut rumah sakit. Apabila rumah sakit tidak mempunyai wakil
direktur, maka kepala bidang/manajer dapat dianggap sebagai pimpinan rumah sakit.
Apabila rumah sakit tidak mempunyai wakil direktur, maka kepala bidang/manajer dapat
dianggap sebagai pimpinan rumah sakit.
Elemen Penilaian TKRS 3
1) Direktur menunjuk pimpinan rumah sakit dan kepala unit sesuai kualifikasi dalam
persyaratan jabatan yang telah ditetapkan beserta uraian tugasnya.
2) Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk melaksanakan misi yang telah ditetapkan
dan memastikan kebijakan serta prosedur dilaksanakan.
3) Pimpinan rumah sakit bersama dengan pimpinan unit merencanakan dan menentukan
jenis pelayanan klinis untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani rumah sakit.
4) Rumah sakit memberikan informasi tentang pelayanan yang disediakan kepada tokoh
masyarakat, para pemangku kepentingan, fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar rumah
sakit, dan terdapat proses untuk menerima masukan bagi peningkatan pelayanannya.

Tetapkan kemampuan pelayanan RS


Standar KE 6
Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan
harus dilakukan berkelanjutan.
Maksud dan Tujuan KE 6
Setelah mendapatkan pelayanan di rumah sakit, pasien terkadang membutuhkan pelayanan
kesehatan berkelanjutan. Untuk itu rumah sakit perlu mengidentifikasi sumber-sumber yang
dapat memberikan edukasi dan pelatihan yang tersedia di komunitas, khususnya organisasi
dan fasilitas pelayanan kesehatan yang me
Fasilitas pelayanan Kesehatan tersebut mencakup Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP). Hal ini dilakukan agar tercapai hasil asuhan yang optimal setelah meninggalkan
rumah sakit.mberikan dukungan promosi kesehatan serta pencegahan penyakit.
Elemen penilaian KE 6
1) Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk mendukung
promosi kesehatan berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang asuhan pasien yang
berkelanjutan.
2) Rumah sakit telah memiliki jejaring di komunitas untuk mendukung asuhan pasien
berkelanjutan.
3) Memiliki bukti telah disampaikan kepada pasien dan keluarga tentang edukasi lanjutan
dikomunitas. Rujukan edukasi tersebut dilaksanakan oleh jejaring utama yaitu Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
4) Terdapat bukti edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan.
Kerja sama dengan Faskes Primer
Standar AKP 5.4
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk
memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan kemampuan fasilitas
kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan AKP 5.4
Pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan lain didasarkan atas kondisi pasien dan kebutuhan
untuk memperoleh asuhan berkesinambungan. Rujukan pasien antara lain untuk memenuhi
kebutuhan pasien atau konsultasi spesialistik dan tindakan, serta penunjang diagnostik.
Jika pasien dirujuk ke rumah sakit lain, yang merujuk harus memastikan fasilitas kesehatan
penerima menyediakan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien dan mempunyai
kapasitas menerima pasien. Diperoleh kepastian terlebih dahulu dan kesediaan menerima
pasien serta persyaratan rujukan diuraikan dalam kerja sama formal atau dalam bentuk
perjanjian. Ketentuan seperti ini dapat memastikan kesinambungan asuhan tercapai dan
kebutuhan pasien terpenuhi. Rujukan terjadi juga ke fasilitas kesehatan lain dengan atau
tanpa ada perjanjian formal.
Elemen Penilaian AKP 5.4
1) Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2) Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan kesinambungan asuhan pasien.
3) Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang menerima
dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk.
4) Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah sakit yang menerima rujukan
yang sering dirujuk.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN

STANDAR EP
Membentuk organisasi PKRS KE 1 EP 2
Organisasi PKRS menyusun program kerja, termasuk KE 1 EP 3
terkait ProgNas dan pelayanan geriatri PAP 2.2 EP 1
RS membuat kerjasama dengan faskes primer dan atau KE 6 EP 2
faskes di komunitas
Laksanakan kegiatan pembinaan dengan topik sesuai Prognas 1.1 EP 1 2
ProgNas, Prognas 2 EP 3 4
Prognas 3 EP 1
Prognas 4.1 EP 1
Prognas 5 EP 1
Kegiatan terkait pelayanan geriatri PAP 2.2 EP 2

Djoti Atmodjo 53
PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI

STANDAR URAIAN
Prognas Untuk meningkatkan efektifitas sistem rujukan maka Rumah
1.1 sakit melakukan pembinaan kepada jejaring fasilitas Kesehatan
rujukan yang ada
EP 1 Rumah sakit menetapkan program pembinaan jejaring
rujukan rumah sakit.
EP 2 Rumah sakit melakukan pembinaan terhadap jejaring
secara berkala.
EP 3 Telah dilakukan evaluasi program pembinaan jejaring
rujukan.
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS

STANDAR URAIAN
Prognas 2 Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis
EP 1 Rumah sakit menerapkan regulasi tentang pelaksanaan
penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit.
EP 2 Direktur menetapkan tim TB Paru Rumah sakit beserta program
kerjanya.
EP 3 Ada bukti pelaksanaan promosi kesehatan, surveilans dan upaya
pencegahan tuberkulosis
EP 4 Tersedianya laporan pelaksanaan promosi kesehatan.

KE 1 EP 3 Program Kerja Organisasi PKRS


Prognas 2 URAIAN
3. Ada bukti pelaksanaan promosi D 1) Bukti pelaksanaan program 10 TL
kesehatan, surveilans dan upaya promosi kesehatan :
5 TS
pencegahan tuberculosis a) Terkait penanggulangan
tuberkulosis 0 TT
b) Materi edukasi upaya
penanggulangan tuberkulosis
c) Laporan pelaksanaan edukasi
upaya penanggulangan
tuberculosis
d) Bukti pelaksanaan surveilans
tuberkulosis serta laporan data
surveilans tuberkulosis dan
analisisnya
PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN WASTING
STANDAR URAIAN
Prognas 4.1 Rumah Sakit melakukan edukasi, pendampingan intervensi dan
pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit
kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi
EP 1 1. Rumah sakit membuktikan telah melakukan pendampingan
intervensi dan pengelolaan gizi serta penguatan jejaring
rujukan kepada rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di
wilayahnya serta rujukan masalah gizi.
EP 2 1. Rumah sakit telah menerapkan sistem pemantauan dan
evaluasi, bukti pelaporan dan analisa.
Djoti Atmodjo 59
◉ Sesuai Peraturan Perundang-Undangan
ada Kewajiban RS mendukung Program
Pemerintah
◉ Program Pemerintah diantaranya adalah
Program Nasional

Djoti Atmodjo 60
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

61
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

Pasal 3
(1) Rumah Sakit wajib menyelenggarakan PKRS.
(2) PKRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan
prinsip paradigma sehat, kesetaraan, kemandirian, keterpaduan, dan
kesinambungan.
(3) Penyelenggaraan PKRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pelaksanaan manajemen PKRS; dan
b. pemenuhan standar PKRS.
KE
STANDAR URAIAN

KE 1 Rumah sakit menetapkan tim atau unit Promosi Kesehatan Rumah


Sakit (PKRS) dengan tugas dan tanggung jawab sesuai peraturan
perundangan
EP 1 Regulasi tentang PKRS
EP 2 Regulasi tentang penetapan Tim atau unit PKRS, disertai
dengan Pedoman Kerja
1) Penetapan organisasi PKRS
2) Pedoman Kerja organisasi PKRS
EP 3 Organisasi PKRS menyusun program kegiatan promosi
kesehatan rumah sakit setiap tahun (Program Kerja)
EP 4 Penerapan pemberian edukasi dengan menggunakan media,
format, dan metode yang yang telah ditetapkan
64
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN

STANDAR EP
Membentuk organisasi PKRS KE 1 EP 2
Organisasi PKRS menyusun program kerja, KE 1 EP 3
termasuk terkait ProgNas dan pelayanan geriatri PAP 2.2 EP 1
RS membuat kerjasama dengan faskes primer dan KE 6 EP 2
atau faskes di komunitas
Laksanakan kegiatan pembinaan dengan topik Prognas 1.1 EP 1 2
sesuai ProgNas, Prognas 2 EP 3 4
Prognas 3 EP 1
Prognas 4.1 EP 1
Prognas 5 EP 1
Kegaiatan terkait pelayanan geriatri PAP 2.2 EP 2
Djoti Atmodjo 65
SEMOGA
BERMANFAAT

Djoti Atmodjo 66

Anda mungkin juga menyukai