Anda di halaman 1dari 15

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

AGRONOMI – KELAPA SAWIT

PENGENDALIAN GULMA
(Weeding Management)
SOP.AMS-AGRKS-010.2014

Identifikasi
Judul SOP Pengendalian Gulma
Nomor Dokumen SOP.AMS-AGRKS-010.2014
Nomor Indeks SOP.AGRKS010.R2
Tanggal Efektif 12 Januari 2015

Penyusunan, Review dan Persetujuan


Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Disusun Oleh Nur Puji Purwanto Agrotech & Sys.Op

Soemanto Sastro Head EPD

Suparman Yacobus Head RnD


Direview Oleh
Chusnul Nurtjahja Head Plantation 1

Adhita Laksmana Head Plantation 2

Disetujui Oleh Riadi Didik Tjahjanto Executive Director

Catatan atas Revisi


Original Revisi
Sub Bab
Tanggal Hal Tanggal Hal
8.1 Pengendalian Lalang 10 September 2012 2 - -
8.2 Pengendalian Gulma di Piringan, Pasar
10 September 2012 3 - -
Pikul, Pasar Kontrol dan TPH
8.3 Pengendalian Gulma di Gawangan 10 September 2012 3 - -
8.4 Pengendalian Gulma di Pasar Pikul dan
10 September 2012 3 - -
TPH
8.5 Teknis Penyemprotan 10 September 2012 3 - -
8.6 Pengorganisasian Unit Semprot 10 September 2012 4 - -
8.7 Organisasi Alat Semprot 10 September 2012 6 - -
8.8 Penggunaan Herbisida 10 September 2012 10 - -

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini
Hal 1 dari 15 tanpa izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-2

1. Latar Belakang
Gulma mempengaruhi pertumbuhan & produktifitas tanaman sawit.

2. Tujuan
Sebagai pedoman manajemen kebun dalam melakukan kegiatan pengendalian gulma untuk
mempertahankan jumlah pokok.

3. Refrensi
3.1. UU No. 39 Tahun 2014 tentang perkebunan
3.2. UU No. 12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman
3.3. Permentan Nomor : 01/permentan/OT.140/1/2007 tentang daftar bahan aktif pestisida
yang dilarang dan pestisida terbatas
3.4. Permentan Nomor : 61/permentan/OT.160/11/2006 tahun 2006 tentang pedoman
budidaya buah yang baik/good agriculture practices
3.5. Kepmentan Nomor : 949 Tahun 1998 tentang pestisida terbatas
3.6. Kepmen Tenaga Kerja Nomor: Kep/187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia
berbahaya di tempat kerja.

4. Definisi
Kegiatan pengendalian tanaman pengganggu di kebun kelapa sawit.

5. Ruang Lingkup
Semua kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian tanaman pengganggu kelapa sawit.

6. Kebijakan
Manajemen perusahaan dalam melakukan kebijakan pengendalian gulma berpedoman kepada
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman dan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Nomor: Kep/187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di
tempat kerja.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 2 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-3

7. Tanggung Jawab
7.1. Prosedur Head Of Plantation Dept bertanggung jawab untuk memastikan pelaksanaan atas
seluruh kebun milik perusahaan berupa kegiatan pengendalian gulma sudah sesuai dengan
prosedur.
7.2. Estate Manager terkait bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan yang
melaksanakan kegiatan pengendalian gulma sudah dilakukan sesuai prosedur.
7.3. Assisten dan mandor bertanggung jawab untuk mengawasi secara langsung pekerjaan
dilapangan / dikebun dalam melaksanakan kegiatan pengendalian gulma sesuai prosedur.

8. Prosedur
8.1. Pengendalian Lalang
8.1.1 Cara Kimiawi
8.1.1.1 Pada pertumbuhan lalang yang meluas (sheet), maka metode pengendalian
yang efektif adalah dengan cara kimia (penyemprotan herbisida). Kunci
sukses pengendalian lalang adalah pengendalian secara kontinyu dan tuntas.
Rotasi followup-nya paling lambat adalah 2 bulan.
8.1.1.2 Aplikasi herbisida dilakukan setelah lalang mencapai tinggi 50 cm, yaitu 2–3
minggu sebelum berbunga atau sampai masa pertumbuhan vegetatifnya
habis.
8.1.1.3 Pengendalian Lalang Sheet, Aplikasi dengan menggunakan Medium Volume
(MV = 450-600 lt/Ha) didasarkan atas tebalnya pertumbuhan lalang dan
kecepatan angin dikawasan yang akan disemprot.
8.1.1.4 Pengendalian Lalang Sporadis (Spot) dan Lalang Kontrol (Wiping)
a. Untuk Spot spraying, dikonversikan kebutuhan herbisida dan air sesuai
dengan anjuran.
b. Pekerjaan wiping dilakukan secara beregu dengan sistem giring sehingga
tidak ada lalang yang tertinggal. Rotasi wiping 2 bulan sekali makin lama
makin jarang.
c. Teknik Wiping lalang dilakukan dengan menggunakan kain katun yang
berukuran 3 x 12 cm dibalutkan pada tiga jari tangan (tidak dibenarkan
menggunakan kaos kaki atau sarung tangan).
d. Sebelum di-“wiping” rumpun lalang dibersihkan dari sampah-sampah
disekitar pangkalnya dengan menggunakan arit kecil (guris). Kemudian
celupkan kain ke dalam larutan herbisida dan peras sedikit agar tidak
menetes.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 3 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-4

e. Penyapuan (wiping) dimulai dari batang bawah sampai ke ujung daun


secara merata dan basah, dan dilakukan per helai daun lalang. Hindarkan
batang/daun lalang pecah, putus atau tercabut sewaktu wiping atau
pembersihan sampah.
f. Untuk menghindari terjadinya lalang yang ketinggalan tidak di-wiping
atau terjadi pengulangan wiping, maka sebaiknya ujung lalang yang telah
di wiping dapat diputuskan sedikit ± 1 cm dan dibuat simpul ikatan.
Tabel. 10.1 Bahan Aktif, Dosis dan Cara Aplikasi Pemberantasan Lalang.

Metode Aplikator
Bahan Aktif Dosis Norma TK
Pengendalian
Jenis Alat Jenis Nozle
Sheet Lalang K.Sprayer VLV 100/200 Glifosat 6 Ltr/Ha 1,5 Hk/Ha/Rot
Spot Lalang K.Sprayer VLV 100/200 Glifosat 1,5 Ltr/Ha 0,5 Hk/Ha/Rot
Wiping Lalang Glifosat Konsentrasi 1% 0,2 Hk/Ha/Rot
Sheet Lalang Areal
K.Sprayer VLV 100/200 Glifosat 6 Ltr/Ha 2 Hk/Ha/Rot
Terbuka
Sheet Lalang Areal
K.Sprayer VLV 100/200 Glifosat 3 Ltr/Ha 2 Hk/Ha/Rot
Ternaungi

8.2. Pengendalian Gulma di Piringan, Pasar Pikul, Pasar Kontrol dan TPH.
Piringan, pasar rintis, pasar kontrol dan TPH merupakan beberapa sarana terpenting bagi
produksi dan perawatan. Agar dapat berfungsi dengan optimal, maka diperlukan
pemeliharaan yang berkesinambungan. Beberapa cara pemeliharaan piringan, pasar pikul,
pasar kontrol dan tph antara lain :
8.2.1 Manual
Gulma dibabat kandas pada permukaan tanah lalu dibuang dari piringan. Tanaman
penutup tanah disingkirkan dari dalam piringan sehingga pokok KS tidak terganggu
oleh tanaman LCC. Tanaman yang tumbuh pada batang dan tajuk tanaman kelapa
sawit dibersihkan dan LCC jangan sampai membelit tanaman kelapa sawit.
8.2.2 Kimiawi
8.2.2.1 Sebelum dilakukan penyemprotan, periksa dahulu keadaan lapangan.
Herbisida dan peralatannya dipilih sesuai dengan jenis gulma yang dijumpai,
pastikan bahwa alat semprot dikalibrasi dengan baik dan bahan kimia
dicampur berdasarkan anjuran.
8.2.2.2 Pedomani petunjuk penanganan limbah tersebut pada label maupun
pedoman kebijakan penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 4 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-5

tersebut. Jangan membiarkan areal bukan sasaran, saluran air atau tanaman
pertanian tercemar herbisida. Penyemprotan harus ekstra hati-hati pada saat
penyemprotan herbisida pada tanaman muda untuk menghindari tetesan
atau cipratan herbisida ke tandan buah atau daun-daun bagian bawah.

8.3. Pengendalian Gulma di Gawangan


8.3.1 Pengendalian gulma di gawangan pada TBM tahun pertama bersifat total, selain LCC
harus dibasmi. Pada tahun 2 dan 3, penyiangan gawangan dilakukan secara selektif.
8.3.2 Rumput lapangan, pakis-pakisan yang tidak tumbuh berlebihan dapat ditolerir.
Dongkel anak kayu dengan mencabut anak–anak kayu, tunas tunggul kayu dan gulma
berkayu lainnya sampai ke akarnya.

8.4. Pengendalian Gulma di Pasar Pikul dan TPH


8.4.1 Periksa Kebun sebelum melakukan pemilihan herbisida dan peralatannya.
8.4.2 Tanaman perambat disemprot sebelum gulma tersebut menutupi jalan panen.

8.5. Teknis Penyemprotan


8.5.1 Kecepatan jalan
8.5.1.1. Penyemprot harus dilatih berjalan dengan kecepatan yang sesuai.
8.5.1.2. Penyemprot seharusnya dapat menempuh jarak antara 0,5 – 0,8 m/detik.
8.5.2 Posisi ketinggian nozel
8.5.2.1 Ketinggian nozel yang konstan yaitu ± 45 cm dari permukaan gulma sasaran
(agar didapatkan lebar semprotan yang optimal).
8.5.2.2 Dengan cara menggantungkan seutas tali yang panjangnya ± 45 cm pada
ujung tangkai nozel.

Gambar. 10.1. Cara Menyemprot dengan Ketinggian Konstan dari Permukaan Gulma.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 5 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-6

8.5.3 Tekanan pompa semprot


Tekanan pompa semprot “knapsack sprayer” (Solo atau CP-15) yang umum digunakan
untuk penyemprotan herbisida adalah 1 kg/cm2.
Gambar. 10.2. Bentuk Pancaran Semprot pada Tiga Tingkatan Tekanan Semprot.

Tekanan Kurang Tekanan Optimal Tekanan Berlebih

Standart Standart Standart


Lebar Semprot Lebar Semprot Lebar Semprot
Semprotan Terkulai Semprotan Sempurna Terjadi Spray Drift

8.6. Pengorganisasian Unit Semprot


8.6.1 Persiapan Alat
8.6.1.1 Tiap unit semprot maksimal terdiri dari 20–25 orang (sebaiknya wanita)
yang tidak boleh diganti-ganti.
8.6.1.2 Tenaga kerja yang dipersiapkan tersebut harus ditambah lagi 5 orang untuk
cadangan mereka yang sakit, haid dan mangkir.
8.6.1.3 Tangki/alat semprot harus disediakan sejumlah 30 unit dan diberi nomor
urut sesuai nomor tukang semprot. Tidak dibenarkan untuk memakai tangki
yang bukan miliknya (ganti-ganti tangki).
8.6.1.4 Kotak P3K berisi obat-obatan yang diperlukan untuk tindakan pertolongan
pertama kecelakaan, terutama keracunan.
8.6.1.5 Perkakas perbaikan alat semprot.
8.6.1.6 1 (satu) buah ember/jerigen yang berisi air bersih untuk mencuci nozel
8.6.1.7 Pakaian seragam, sepatu, topi dari kain (topi ala Jepang) dan masker dari
kain.
8.6.1.8 Pancang berbendera dengan 2 (dua) jenis warna:
− Merah : untuk batas ancak (mulai semprot)
− Kuning : untuk batas akhir semprot
8.6.1.9 Cados 25 unit, untuk pengalihan kerja ke pekerjaan DAK jika hari hujan.
8.6.1.10 Kebersihan air sangat menentukan “life–time” alat semprot dan biaya
perawatannya. Setiap kali memasukkan larutan/air mutlak harus disaring.
a. Pengisian air ke dalam tangki di kendaraan harus disaring dengan kain.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 6 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-7

b. Selang tempat keluarnya larutan harus dibungkus dengan saringan yang


terbuat dari kain (bahan kaos).
c. Setiap corong untuk memasukkan larutan ke dalam tangki/alat semprot
harus ada saringannya (buat dari kain).
8.6.1.11 Setiap unit semprot harus menyediakan air bersih dan sabun untuk cuci
tangan sebelum pekerja istirahat.
Gambar. 10.3. Foto Tim Unit Semprot Lengkap Dengan
Peralatannya.

8.6.2 Pelaksanaan
8.6.2.1 Pengisian tangki air dilakukan oleh sopir dan tukang air pada sore hari.
Sumber air dapat menggunakan air yang ada di traksi atau sumur yang
bersih airnya.
Gambar. 10. 4. Pengisian Tangki Air oleh Operator dan
Tukang Air.

8.6.2.2 Sebelum membuat bon permintaan herbisida, asisten wajib melihat


kondisi/kerapatan gulma di blok yang akan disemprot dan menentukan
berapa dosis/ha dan konsentrasinya.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 7 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-8

G Gambar. 10.5. Survey Kerapatan Gulma Oleh Asisten


Afdeling.

8.6.2.3. Pencampuran racun dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 06.00 di
gudang sentral. Pencampuran hebisida harus disaksikan oleh asisten
dan/atau askep. Bon permintaan herbisida sudah harus dibuat 1 hari
sebelumnya dan petugas gudang harus hadir sebelum pukul 06.00.
Kendaraan unit semprot sudah stand-by di gudang sebelum pukul 06.00.
Tidak dibenarkan membawa bahan murni ke lapangan.
8.6.2.4. Pengadukan larutan harus merata. Gunakan pengaduk yang sudah ada di
tangka.

Gambar. 10.6. Pencampuran dan Pengadukan Larutan Semprot.

8.6.2.5. Pencampuran harus sudah selesai dilakukan pada pukul 06.00 dan /
kendaraan segera menjemput karyawan semprot di afdeling.
8.6.2.6 Unit semprot siap beroperasi pada pukul 06.30.
8.6.2.7 Setiap karyawan diwajibkan membawa alat kerja cados untuk pekerjaan
Dongkel Anak Kayu sebagai cadangan apabila hari hujan.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 8 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-9

8.6.2.8. Siapkan ember yang berisi air bersih untuk membersihkan/membilas pipa
dan nozel yang kena biji-bijian rumput. Ember diletakkan diatas tanah dan
setiap tukang semprot sebelum menurunkan tangkinya (untuk mengisi
larutan), diwajibkan mencelup ujung pipa/nozelnya (extention lance) ke
dalam air diember tersebut untuk membilas/membuang biji-biji rumput yang
melekat.
8.6.2.9. Penyemprotan jalur tanam dilakukan dengan cara: 1 orang tiap 1 pasar pikul.
Areal yang disemprot adalah piringan, jalan pikul, jalan/rintis tengah, rintis
piringan dan TPH.

Gambar. 10.7. Penyemprotan Pada Areal Datar-Bergelombang.

Gambar. 10. 8. Penyemprotan Pada Areal Berbukit (Teras).

Keterangan :

= Pokok kelapa Sawit


= Arah Penyemprotan
= Arah Jalan
8.6.2.10. Setiap afdeling harus kosisten dalam pemakaian jumlah hari yang telah
dijatahkan. Bila dalam hari yang telah ditentukan itu ada hari hujan, maka
penggantinya diambil dari 5 hari yang telah dicadangkan sebagai hari hujan
(program semprot setiap bulan dibuat hanya 20 hari kerja).
8.6.2.11. Pengancakan kerja untuk alat semprot yang hanya dapat mengcover ½
jalan pikul, dilakukan dari collection road (CR) sampai kepasar tengah.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 9 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-10

Setelah sampai di pasar tengah, tangki diisi lagi dengan larutan dan
penyemprotan dilanjutkan ke ancak berikutnya dari batas bendera kuning
sampai habis ancak kerja semprot pada hari itu.
8.6.2.12. Untuk alat semprot yang dapat mengcover 1 jalan pikul, pengancakan
dilakukan dari CR sampai CR selanjutnya. Kendaraan harus berpindah ke
CR selanjutnya segera setelah selesai pengancakan.
8.6.2.13. Setiap selesai pekerjaan semprot, mandor wajib melaporkan pemakaian
herbisida, luas yang disemprot dan output per HK kepada krani afdeling.
Buku kegiatan mandor harus diparaf oleh Asisten Afdeling yang
bersangkutan setiap harinya dan diketahui oleh askep setiap selesai
program di rayonnya.

8.7. Organisasi Alat Semprot


8.7.1 Alat semprot punggung (knapsack sprayer)
8.7.1.1. Sprayer gendong “Solo”
a. Pompalah sewajarnya dengan tekanan tangan penuh, jangan setengah-
setengah.
b. Pertahankan tekanan pompa didalam tangki dengan cara memompa
secara teratur dan konstan.
c. Jika tekanan yang dihasilkan turun cepat sekali, maka berhentilah
menyemprot. Pompa terus sehingga tabung udara terisi kembali dan
mulailah menyemprot lagi.
d. Setelah penyemprotan selesai, alat semprot segera dicuci dengan air
bersih.
e. Isi 1/3 bagian tangki dengan air lalu goncang-goncangkan, pompa dan
semprotkan beberapa detik, kemudian air didalam tangki dibuang.
f. Lakukan hal serupa diatas sebanyak 2–3 kali. Bila alat akan disimpan
lama maka isi tangki alat tersebut dengan air 1/3 bagian tangki dan
disimpan ditempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
g. Pada setiap periode tertentu lumasi dengan minyak silinder di bagian-
bagian yang bergerak.
8.7.1.2 Sprayer Gendong “CP 15”
a. Tangki diisi larutan sampai batas 15 liter atau volume yang diinginkan.
b. Bila akan melakukan penyemprotan herbisida, maka tombol pengatur
tekanan terlebih dahulu digeser keposisi “L” (low pressure).

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 10 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-11

c. Bila akan melakukan penyemprotan insektisida atau fungisida, maka


tombol pengatur tekanan terlebih dahulu digeser keposisi “H” (high
pressure).
d. Sebelum penyemprotan dimulai, lakukan pemompaan tangki sebanyak 8
kali atau lebih (sampai terasa berat). Bila tekanan berlebih akan terbuang
dengan sendirinya oleh kerja alat pengatur tekanan.
e. Mulailah menyemprot sekaligus dengan memompa sekali setiap 2-3
langkah, agar tekanan di dalam tangki tidak berkurang.
f. Setelah penyemprotan selesai, alat semprot segera dicuci dengan air
bersih.
g. Isi 1/3 bagian tangki dengan air lalu goncang-goncangkan, pompa dan
semprotkan beberapa detik, kemudian air didalam tangki dibuang.
h. Lakukan hal serupa diatas sebanyak 2–3 kali. Bila alat akan disimpan
lama maka isi tangki alat tersebut dengan air 1/3 bagian tangki dan
disimpan ditempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
i. Pada setiap periode tertentu lumasi dengan minyak silinder dibagian-
bagian yang bergerak.
8.7.2 Alat semprot CDA (controlled droplet aplication)
8.7.3.1. Memasang/mengeluarkan battery
a. Tarik tangkai alumunium keluar dari tabung yang panjang setelah
terlebih dahulu melepas penjepit dibagian kepala.
b. Putar tuas kontak kearah “OFF” dan lewatkan sedikit sehingga tuas
mudah dicabut dan tutup tabung mudah dibuka.
c. Masukkan 8 battery HP 2 (untuk motor 12 volt) atau 4 battery HP 2
(untuk motor 6 volt) secara seri seperti ditunjukkan oleh gambar
didalam tabung.
d. Pasang kembali tutup tabung sambil ditekan sedikit serta putar tuas ke
posisi “OFF”.
8.7.2.2 Memeriksa bagian kepala (head)
a. Buka tutup atomizer, kemudian check dengan tangan apakah atomizer
berputar dengan lancar.
b. Hidupkan mesin dengan memutar tuas ke posisi “ON”. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui putaran atomizer apakah konstan dan tidak baling.
c. Setelah itu matikan mesin dengan memutar tuas ke posisi “OFF”.
8.7.3 Memasang tangki larutan

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 11 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-12

8.7.3.1. Kendorkan gelang pengunci dengan memutarnya berlawanan arah jarum jam
sampai ujung segel tangki menonjol keluar.
8.7.3.2. Pastikan bahwa selang udara melewati saringan.
8.7.3.3. Letakkan tangki diatas tanah dengan mulutnya menghadap keatas, kemudian
ujung segel tangki dimasukkan ke dalam mulut tangki dan putar pelan-pelan
agar tangki tepat diposisinya. Putar gelang penguncinya searah jarum jam.
8.7.3.4. Jika ingin membuka tangki, caranya kebalikan dari prosedur diatas
8.7.4 Cara menyemprot
8.7.4.1. Mikron Herbi harus dipanggul/ dipegang dengan posisi bagian kepala lebih
tinggi dari tangki larutan. Kemudian hidupkan mesin dengan memutar tuas
ke posisi “ON”.
8.7.4.2. Bila mesin sudah berputar maka turunkan bagian kepala sampai 25 cm dari
tajuk gulma.
8.7.4.3. Tunggu sebentar sampai larutan dari tangki mengalir memenuhi selang
plastik hingga ke bagian nozel dan udara didalam selang tidak ada. Jika
turunnya larutan tidak lancar, ulangi lagi dengan mengangkat bagian kepala
lebih tinggi dari tangki, kemudian secara mendadak bagian kepala
diturunkan.
8.7.4.4. Mulailah berjalan untuk melakukan penyemprotan pada sasaran yang
diinginkan.
8.7.4.5. Bila ingin menghentikan semprotan untuk sementara, maka mesin tidak
perlu dimatikan tetapi cukup mengangkat bagian kepala ke posisi lebih tinggi
dari tangki larutan.
8.7.4.6. Sewaktu menyemprot posisi tangkai membentuk sudut + 40o, sedangkan
posisi kepala atomizer sedikit miring agar semprotan tidak mengenai kaki.
8.7.5 Cara mematikan mesin
8.7.5.1. Angkat bagian kepala sehingga posisinya lebih tinggi dari tangki larutan.
Setelah seluruh larutan mengalir kembali ke dalam tangki, barulah mesin
dimatikan dengan cara memutar tuas ke posisi “OFF “.
8.7.5.2. Jangan mematikan mesin sewaktu larutan masih mengalir ke bagian kepala
(posisi kepala lebih rendah dari tangkli larutan). Jika terlanjur terjadi
kesalahan, jangan buru-buru mengangkat bagian kepala tetapi hidupkan
kembali mesinnya baru angkat bagian kepala dan setelah larutan turun ke
tangki, mesin dapat dimatikan.
8.7.6 Perawatan alat

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 12 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-13

8.7.6.1. Lepaskan tangki dan bersihkan dengan minyak lampu.


8.7.6.2. Isi tangki dengan minyak lampu dan pasang kembali ke prayernya lalu
semprotkan sampai habis isinya.
8.7.6.3. Bersihkan alat tersebut dengan kain bersih.
8.7.6.4. Jika celah atomizer macet, gosoklah dengan sikat gigi yang terlebih dahulu
dicelupkan ke dalam minyak lampu.
8.7.6.5. Jika alat ini akan disimpan dalam jangka waktu lama, maka keluarkan
baterainya dan gosok dengan minyak lampu ke seluruh bagian alat lalu
simpan di tempat kering dan terlindung dari sinar matahari langsung.
8.7.7 Pemeriksaan dan pergantian beberapa suku cadang
8.7.7.1. Nozel, Lepaskan selang dari nozel, kemudian buka kedua sekrup dan cabut
nozel tersebut untuk diganti dengan nozel yang diinginkan.
8.7.7.2. Atomizer, Cabutlah atomizer dengan hati-hati menurut arah tegak lurus
bidang cakram atomizer dan ganti dengan yang baru. Jangan mencabut pada
posisi miring karena dapat membengkokkan bagian porosnya.
8.7.7.3. Motor
a. Lepaskan bagian kepala dengan cara membuka skrup besar (berkuping)
diujung tangkai, lalu lepaskan kabel berwarna hitam disekrupnya.
b. Cabut cakram atomizer, bagian poros dan ringnya secara hati-hati dan
jangan sampai hilang.
c. Buka 4 sekrup yang mengikat rumah motor pada plat dasarnya. Balikkan
posisi kepala sewaktu akan mencabut plat dasar tersebut agar motor dan
per kecil didalam rumah motor tidak berjatuhan. Kemudian ganti dengan
motor yang baru.
d. Bila ingin memasang kembali caranya kebalikan dari prosedur diatas

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 13 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-14

8.8. Penggunaan Herbisida


Tabel. 10.2. Penggunaan Herbisida untuk Pengendalian Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 14 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS010.R2-15

9. Ketentuan Khusus
N/A

10. Penutup
10.1. Standard Operating Procedure ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
10.2. Bilamana terdapat kesalahan dikemudian hari akan direvisi sebagaimana mestinya.

11. Flowchart
N/A

12. Dokumen Terkait


N/A

13. Form
N/A

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 15 dari 15 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.

Anda mungkin juga menyukai