Anda di halaman 1dari 11

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

AGRONOMI – KELAPA SAWIT

PESTISIDA DAN PENGELOLAANNYA


(Pesticide Management)
SOP.AMS-AGRKS-012.2014

Identifikasi
Judul SOP Pestisida dan Pengelolaannya (Pesticide Management)
Nomor Dokumen SOP.AMS-AGRKS-012.2014
Nomor Indeks SOP.AGRKS012.R2
Tanggal Efektif 01 September 2015

Penyusunan, Review dan Persetujuan


Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Agrotech & Sys.Op
Disusun Oleh Nur Puji Purwanto

Soemanto Sastro Head EPD

Suparman Yacobus Head RnD


Direview Oleh
Chusnul Nurtjahja Head Plantation 1

Adhita Laksmana Head Plantation 2

Disetujui Oleh Riadi Didik Tjahjanto Executive Director

Catatan atas Revisi


Original Revisi
Sub Bab
Tanggal Hal Tanggal Hal
8.1 Definisi Sempadan 03 Agustus 2012 2 - -
8.2 Alat Semprot dan Navigasi 10 September 2012 2 - -
8.3 Pengetahuan dalam Aplikasi Penyemprotan 10 September 2012 5 - -
8.4 Keselamatan Petugas Penyemprot 10 September 2012 6 3 Agustus 2015 7
8.5 Penyimpanan Pestisida 10 September 2012 9 3 Agustus 2015 8
8.6 Pencampuran Pestisida 10 September 2012 9 - -
8.7 Kemasan Bekas Pestisida 3 Agustus 2015 10 - -

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini
Hal I dari 11 tanpa izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS012.R2-2

1. Latar Belakang
Pestisida sebagai salah satu sarana pengendalian organisme pengganggu tanaman (hama,
penyakit dan gulma) penting dalam budidaya kelapa sawit namun penggunaan pestisida tanpa
mengikuti aturan yang diberikan dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

2. Tujuan
Sebagai pedoman manajemen kebun dalam melakukan pengendalian organisme pengganggu
tanaman menggunakan bahan kimia, sehingga efek membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan dapat dihindari dan mempertahankan jumlah pokok.

3. Refrensi
Peraturan perundang undangan tentang Pedoman Budidaya buah yang baik, Pengelolaan
Lingkungan, Pestisida, B3, Limbah B3

4. Definisi
MSDS material safety data sheet berisi informasi data keamanan bahan merupakan
informasi mengenai cara pegendalian bahan kimia berbahaya (B3), atau bisa juga
diartikan juga lembar keselamatan bahan
Kompeten Pekerja yang sudah dilatih dan bersertifikat
Sempadan Garis batas terluar sungai/mata air/danau/waduk/kanal yang ditetapkan sebagai
areal lindung

5. Ruang Lingkup
Mulai identifikasi kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pencampuran sampai penanganan
kemasan bekas pestisida.

6. Kebijakan
6.1. Penggunaan Pestisida hanya jika hanya dalam situasi serangan hama sudah berdampak
terhadap nilai ekonomi dari tanaman
6.2. Hanya menggunakan Pestisida Terdaftar / memiliki ijin edar
6.3. Hanya menggunakan Pekerja yang kompeten
6.4. Tidak mempekerjakan Pekerja yang hamil dan menyusui
6.5. Tidak mengaplikasikan pada areal lindung
6.6. Tidak memanfaatkan kemasan bekas Pestisida

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 2 dari 11 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS012.R2-3

7. Tanggung Jawab
7.1. Prosedur Head Of Plantation Dept bertanggung jawab untuk memastikan pelaksanaan atas
seluruh kebun milik perusahaan berupa kegiatan pestisida dan pengelolaannya sudah sesuai
prosedur.
7.2. Estate Manager terkait bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan yang
melaksanakan kegiatan pestisida dan pengelolaan nya sudah dilakukan sesuai prosedur.
7.3. Assisten dan mandor bertanggung jawab untuk mengawasi secara langsung pekerjaan
dilapangan / dikebun dalam melaksanakan kegiatan pestisida dan pengelolaan nya sesuai
prosedur.

8. Prosedur
8.1. Alat Semprot dan Navigasi
8.1.1 Pemilihan Alat Semprot Sprayer :
8.1.1.1 Kesederhanaan desain, lebih sedikit suku cadang lebih baik. Tangki harus
mudah diisi dan dicuci.
8.1.1.2 Sprayer harus mempunyai bahan yang kuat, tahan dan ringan.
8.1.1.3 Perhatikan komponen yang paling rawan.
8.1.1.4 Suku cadang harus mudah dapat diperoleh. Suku cadang yang paling sering
memerlukan perbaikan antara lain collar viton, lever, waser dan komponen
piston lainnya pada knapsack sprayer.
8.1.1.5 Sprayer tidak terlalu berat, pas dikenakan pada punggung dan mudah
dioperasikan. Disamping itu perawatannya mudah.
8.1.1.6 Pemilihan nozel harus sesuai dengan sasaran / bagian tanaman / hama
yang akan di semprot.
8.1.2 Pemeliharaan Alat Semprot
8.1.2.1 Setelah selesai digunakan, sprayer segera dicuci dengan air bersih. Isi
separuh tangki dengan air bersih dan kemudian digoncang-goncangkan,
pompa dan semprotkan beberapa menit. Air yang masih tersisa dibuang
melalui mulut tangki. Cara ini diulang 2-3 kali.
8.1.2.2 Saringan dicuci secara terpisah dengan air yang mengalir. Setelah selesai
dicuci, masukkan kembali saringan ke tempatnya dan tangki alat semprot
kemudian disimpan pada tempatnya dengan baik.
8.1.2.3 Nozel yang tersumbat jangan ditusuk dengan benda keras, akan tetapi
gunakanlah bunga rumput yang lunak.
8.1.2.4 Sewaktu memompa jangan terlalu dipaksakan sampai ke bawah.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 3 dari 11 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS012.R2-4

8.1.2.5 Setiap minggu bagian-bagian yang bergerak atau sendi-sendi diberi minyak
pelumas.
8.1.2.6 Penyemprot diwajibkan bertanggung jawab atas pemeliharaan dan
pemakaian sprayer. Jangan dibiasakan penyemprot berganti-ganti sprayer.
Penyemprot perlu dilatih mengenai cara pemakaian, pemeliharaan dan
memperbaiki kerusakan kecil pada sprayer.
8.1.3 Kalibrasi alat semprot
8.1.3.1 Tahap pertama
a. Isikan tangki dengan air kira-kira setengah volume tangki, pompa
beberapa kali. Gendong alat semprot dan pegang tangkai semprot,
seperti posisi sewaktu akan melakukan penyemprotan. Ukur tinggi
nozel dari permukaan tanah (Misal 45 cm). Ketinggian ini menjadi
standar yang harus dipertahankan pada saat melakukan penyemprotan
sesungguhnya.
b. Letakkan selembar kertas koran dipermukaan tanah, tepat dibawah
nozel. Lakukan penyemprotan singkat hingga kabut semprot
membasahi dan membentuk pola tertentu pada kertas koran. Ukurlah
lebar semprot yang terbentuk pada kertas koran (misal 1,5 m). Angka
ini berguna untuk menentukan lebarnya spasi diantara baris semprot.
c. Seseorang memegang gelas ukur yang cukup besar (kapasitas 2 liter)
tepat dibawah nozel. Siapkan stop watch. Lakukan penyemprotan dan
hidupkan stop watch. Hentikan penyemprotan begitu stop watch
menunjukan angka 60 detik. Tentukan volume air yang masuk kedalam
gelas ukur dengan membaca skala pada gelas ukur (misal 1.300 ml).
Berarti debit yang dihasilkan oleh alat semprot adalah 1.300 ml/menit
atau 1,31/menit. Dengan demikian 400 liter larutan yang
disemprotkan pada areal 1 ha, harus habis atau selesai dalam waktu
400/1,3 = 308 menit atau 5,08 jam (tanpa mengikutsertakan waktu
istirahat dan waktu untuk pengisian tangki).
8.1.3.2 Tahap kedua
a. Tetapkan luas areal yang akan disemprot misal 200 m2, (panjang 25 m,
dan lebar 8 m), tandai areal tersebut dengan patok.
b. Jika dosis yang ingin dicapai adalah 400 liter/ha, untuk areal seluas
200 m2 diperlukan waktu efektif (teoritis) : (200/10.000 m2) x 308

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 4 dari 11 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS012.R2-5

menit = 6 menit, sedangkan volume larutan yang dibutuhkan adalah


(200 m2/10.000 m2) x 400 liter = 8 liter.
c. Carilah cara yang tepat untuk menyemprotkan 8 liter larutan pada
lahan seluas 200 m2 dengan merata selama 6 menit.
d. Isilah tangki dengan 10 liter air. Lakukan pemompaan hingga tekanan
pompa terasa berat, untuk menjaga tekanan tetap konstan perlu
ditetapkan interval waktu untuk memompa kembali (misal setiap 5
langkah, 3 kali memompa).
e. Gendonglah alat semprot dan peganglah tangkai semprot sehingga
nozel berada pada ketinggian 40 cm (seperti yang telah ditetapkan
pada tahap pertama).
f. Tetapkan lebar spasi antara dua baris semprot sesuai dengan lebar
bidang semprot yang telah ditetapkan pada tahap pertama (1,5 m atau
2 langkah).
g. Hidupkan stop watch dan mulailah menyemprot sambil berjalan lurus
dengan kecepatan konstan. Jangan menggoyang tangkai semprot ke
kiri dan ke kanan, serta jagalah ketinggian nozel tidak berubah.
h. Jika telah sampai ke batas areal terakhir, berhentilah menyemprot dan
matikan stop watch. Catat waktu yang dibutuhkan. Catat volume cairan
yang terpakai dengan cara menuangkan air yang tersisa ke dalam gelas
ukur.
i. Jika waktu dan volume semprot masih jauh berbeda dengan yang
diharapkan (6 menit dan 8 liter), ulangi proses penyemprotan dengan
mengubah kecepatan berjalan (diperlambat atau dipercepat) hingga
hasilnya mendekati nilai yang diharapkan.
j. Jika hasil yang diharap telah tercapai, buatlah standar prosedur
penyemprotan herbisida “X” yang terdiri dari tinggi nozel, interval
waktu untuk memompa kembali, jarak antara dua baris semprot dan
kecepatan berjalan. Gunakan standar ini setiap kali menyemprotkan
herbisida “X”.
8.2 Pengetahuan Dalam Aplikasi Penyemprotan
8.2.1 Tekanan alat semprot
8.2.1.1 Tekanan alat semprot yang dianjurkan adalah 15-20 psi A (1,0-1,5 kg/cm2).

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 5 dari 11 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS012.R2-6

8.2.1.2 Selama pelaksanaan penyemprotan tekanan alat semprot harus konstan


(tetap). Bila tekanan kurang dari yang telah ditetapkan, perlu dilakukan
pemompaan pada alat semprot.
8.2.1.3 Tiap pemompaan dapat dihitung berapa jarak langkah penyemprot,
kemudian rata-ratanya digunakan sebagai patokan tanpa melihat alat
pengukur tekanan lagi.
8.2.1.4 Untuk memperoleh tekanan dalam tangki setinggi 1,0 kg/cm2, maka isilah
alat semprot (SOLO) dengan air 15 liter, pompa 7-8 kali pertama kemudian
3-4 langkah dipompa lagi (nozel yang digunakan adalah jenis polijet biru).
8.2.2 Tinggi rendahnya nozel
Tinggi rendahnya nozel harus disesuaikan dengan organisme pengganggu sasaran,
yang mana tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah.
8.2.3 Output nozel.
8.2.3.1 Output nozel ditentukan oleh tekanan dan jenis nozel. Makin tinggi tekanan
dalam tangki dan makin besar lubang nozel, maka makin besar output.
8.2.3.2 Output nozel dapat diketahui dengan menampung larutan yang keluar dari
nozel per menit dalam gelas ukur (perlakuan percobaan).
8.2.4 Besarnya sudut inklinasi yang optimal ialah 45°
8.2.5 Lebar semprotan
8.2.5.1 Makin tinggi tekanan dalam tangki alat semprot dan atau makin besar
lubang nozel dan atau makin tinggi nozel dari bidang sasaran dan atau
makin kecil sudut inklinasi, maka makin besar lebar semprot.
8.2.5.2 Lebar semprot dapat diketahui dengan mengukur panjang garis yang
terkena semprotan bila larutan disemprotkan ke tanah.
8.2.6 Kecepatan jalan penyemprot
8.2.6.1 Kecepatan jalan harus diperhitungkan seteliti mungkin agar areal yang
telah ditetapkan dapat disemprot secara merata.
8.2.6.2 Kecepatan jalan penyemprot ditentukan oleh situasi lapangan (tofografi,
kerapatan organisme pengganggu, volume larutan yang berkaitan dengan
output nozel yang dipakai).
8.2.7 Pakaian/Perlengkapan Pelindung Kerja
8.2.7.1 Pakaian pelindung dapat berupa baju lengan panjang atau celana panjang
yang tidak mengganggu gerakan dan mudah dicuci.
8.2.7.2 Sarung tangan yang terbuat dari bahan yang tidak tembus pestisida atau
menyerap pestisida.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 6 dari 11 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS012.R2-7

8.2.7.3 Sepatu untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam yang ada di
lapangan.
8.2.7.4 Tutup kepala (topi) untuk melindungi kepala terutama mata, mulut, leher,
dan muka, yang terbuat dari bahan yang tidak tembus air, enak dipakai
sehingga tidak mengganggu pada saat aplikasi, dan mudah dicuci.
8.2.7.5 Pelindung muka untuk melindungi muka dari percikan/semprotan
pestisida yang datang dari arah depan.
8.2.7.6 Goggles untuk melindungi mata (lebih baik daripada kacamata) karena
dapat melindungi dari uap maupun drit pestisida.
8.2.7.7 Pilih masker yang dapat menahan debu maupun uap pestisida dan dapat
dicuci atau diganti setelah dipakai.
8.2.7.8 Untuk pakaian kerja dan tutup kepala yang terbuat dari kain harus segera
dicuci setelah bekerja secara terpisah dengan pakaian-pakaian yang lain.
Apabila pakaian tercemar pestisida, cuci sekurang-kurangnya dua kali dan
bilas hingga bersih. Keringkan/jemur secara terpisah dari pakaian yang
lain. Sarung tangan, sepatu, masker, dan goggle yang berasal dari karet juga
dapat dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan air, kemudian keringkan di
tempat yang ventilasinya baik dan tidak terkena sinar matahari secara
langsung.

8.3 Keselamatan Petugas Penyemprot


8.3.1 Karyawan/petugas penyemprot harus berbadan sehat, tidak mempunyai kelainan
kulit atau luka terbuka, maupun penyakit saluran pernafasan.
8.3.2 Wanita hamil atau menyusui dan yang kurang sehat, tidak diperbolehkan ikut bekerja.
8.3.3 Sebelum bekerja, harus makan dan minum secukupnya.
8.5.1 Petugas harus memakai Alat Pelindung Diri yang disyaratkan (lihat pada label
kemasan atau MSDS – Material Safety Data Sheet)
8.3.4 Pada waktu bekerja tidak boleh sambil makan, minum, atau merokok.
8.3.5 Hindarkan pestisida terhirup melalui pernafasan atau terkena kulit, mata, mulut, dan
pakaian.
8.3.6 Alat semprot yang digunakan harus dalam keadaan baik, bersih, dan tidak bocor. Alat
yang digunakan untuk herbisida harus khusus dan tidak boleh digunakan untuk jenis
pestisida lain (fungisida atau insektisida).
8.3.7 Karyawan sebaiknya tidak bekerja sendiri, terutama jika bekerja dengan pestisida
yang relatif sangat beracun.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 7 dari 11 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS012.R2-8

8.3.8 Penyemprotan tidak dilakukan pada waktu akan turun hujan, angin bertiup
kencang dan arah semprot tidak boleh berlawanan dengan arah angin.
8.3.9 Bila pada waktu bekerja pestisida mengenai pakaian, kulit, mata atau bagian tubuh
lainnya, bersihkan segera dan cuci dengan air bersih dan sabun. Bila terkena mata,
cuci dengan air bersih selama 15 menit.
8.3.10 Bersihkan selalu muka dan tangan dengan air bersih dan sabun sebelum
beristirahat untuk makan, minum atau merokok.
8.3.11 Bila terjadi gejala keracunan, segera berhenti bekerja dan beri pertolongan
pertama atau dibawa ke poliklinik/dokter bila perlu.
8.3.12 Alat-alat yang digunakan setelah bekerja serta pakaian, sepatu boot, dan
perlengkapan kerja lainnya supaya dicuci dengan air bersih di tempat yang aman,
jauh dari sumur atau sumber air untuk keperluan hidup.
8.3.13 Setelah selesai bekerja para petugas harus segera mandi.
8.3.14 Tidak diperkenankan merokok, makan dan minum selama menangani pestisida.
Cucilah tangan dan muka menggunakan sabun, jika ingin makan, minum dan
merokok. Tubuh dan pakaian harus terhindar dari tetesan pestisida, jika terjadi
segeralah dibasuh dengan sabun.
8.3.15 Jangan menggunakan alat semprot yang bocor (periksa dulu sebelum digunakan).
8.3.16 Jangan melakukan penyemprotan jika suhu > 35o C.
8.3.17 Semprotkan sisa campuran pestisida dalam tangki ke tanaman lain (jangan
membuang sisanya ke tanah, sungai atau danau).
8.3.18 Jangan menyemprot melawan arah angin. Pada saat menyemprot berjalanlah
searah tiupan angin, agar kabut semprot tidak kena badan.
8.3.19 Jangan meniup nozel yang tersumbat, gunakan jarum yang halus untuk
membersihkan nozel.

8.4 Penyimpanan Pestisida


8.4.1 Pestisida harus disimpan di tempat yang aman (gudang terkunci), terpisah dari
pupuk, bahan makanan, dan sumber air. Tempat penyimpanan harus memiliki
ventilasi udara yang baik, tidak terkena langsung sinar matahari dan air hujan, dan
dindingnya harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar
8.4.2 Tiap jenis pestisida harus ditempatkan secara terpisah menurut kelompoknya
masing-masing, yaitu herbisida, fungisida, dan insektisida Susun kemasan pestisida
secara rapi dan aman. Jangan langsung menyimpan pestisida di atas lantai, gunakan
kayu sebagai alasnya.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 8 dari 11 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS012.R2-9

8.4.3 Kemasan pestisida yang baru masuk gudang, diberi tanggal pembelian. Gunakan
sistem FIFO-First In First Out (Pertama Masuk Pertama Keluar).
8.4.4 Pestisida harus disimpan dalam wadah atau pembungkus asli yang tertutup rapat
dan tidak bocor, dengan label yang berisi keterangan lengkap dan jelas. Jika perlu
label ditutup dengan selotip transparan supaya tidak lepas dari wadah.
8.4.6 Pestisida berbahan cair tidak diletakkan di atas pestisida berbahan serbuk atau
butiran
8.4.7 Pestisida yang disimpan harus diperiksa secara teratur. Siapkan wadah kosong dari
berbagai jenis dan ukuran untuk digunakan bila terjadi kebocoran. Setelah
pestisida dipindahkan, berilah label pada wadah yang baru.
8.4.8 Disediakan fasilitas untuk menangani tumpahan, mencegah terjadinya pencemaran
terhadap tanah dan air
8.4.9 Pestisida yang kadaluarsa di-identifikasi, diamankan dan dibuang / dimusnahkan
oleh badan yang ditunjuk dan memiliki ijin

8.5 Pencampuran Pestisida


8.5.1 Area pencampuran harus disediakan sarana tanggap darurat berupa “body shower”
dan “eyes wash”, berventilasi cukup untuk menghindari terjadinya akumulasi uap
yang berbahaya.
8.5.2 Petugas yang mencampur / mengencerkan Pestisida adalah Pekerja yang kompeten
serta menggunakan Alat Pelindung Diri yang disyaratkan (lihat pada label kemasan
atau MSDS – Material Safety Data Sheet)
8.5.3 Pengukuran dan penimbangan pestisida harus tepat. Fasilitas Alat ukur dikalibrasi
secara perioda.
8.5.4 Waktu mencampur, mengangkut dan mengisi larutan pestisida ke drum atau
tangki, hindarkan agar larutan pestisida tidak tertumpah atau tercecer.
8.5.5 Gunakan air yang bersih, bening, dan tidak mengandung partikel atau kotoran.
Jangan menggunakan air dengan tingkat kesadahan yang tinggi, seperti air laut.
8.5.6 Isikan air terlebih dahulu ke dalam drum atau tangki, baru kemudian masukan
pestisida dan aduklah dengan hati-hati.
8.5.7 Pencampuran pestisida dengan air hanya dilakukan jika akan segera melakukan
penyemprotan. Jangan melakukan pencampuran sekarang untuk penyemprotan
esok hari.
8.5.8 Agar diperhitungkan larutan pestisida yang dibuat dapat dihabiskan dalam satu hari.

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 9 dari 11 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS012.R2-10

8.5.9 Jangan melakukan pencampuran pestisida satu dengan yang lain, jika belum yakin
kedua pestisida tersebut dapat dicampur.
8.5.10 Jangan meningkatkan dosis dan konsentrasi pestisida lebih tinggi dari kisaran yang
tercantum pada label pestisida. Dosis yang lebih tinggi dari yang disarankan tidak
akan meningkatkan efektifitas pengendalian, bahkan dapat merusak dan meracuni
tanaman. Sebaliknya dosis yang lebih rendah akan lebih rendah keampuhannya.
8.5.11 Harus dilakukan pengawasan yang ketat untuk mencegah timbulnya manipulasi
pemakaian bahan.
8.5.12 Sisa Pestisida tidak dikembalikan ke gudang, tetapi tetap diletakkan di area
pencampuran/ pengenceran.

8.6 Kemasan Bekas Pestisida


8.6.1 Tidak diperbolehkan menggunakan kembali wadah kemasan bekas pestisida selain
untuk penyimpanan dan transportasi jenis pestisida yang sama (sesuai label)
8.6.2 Pemusnahan wadah kemasan bekas Pestisida dilakukan dengan benar untuk
menghindari paparan kepada manusia dan lingkungan, yaitu dengan cara dicuci
minimum 3 X untuk menghilangkan sisa-sisa Pestisida. Air cucian dikumpulkan
untuk digunakan pengenceran berikutnya.
8.6.3 Wadah kemasan bekas Pestisida yang sudah dibersihkan, kemudian dirusak
(mencegah penggunaan kembali) dan diserahkan ke Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah B3 yang berijin (ada bukti serah terima dengan TPS Limbah B3)
untuk selanjutnya dari TPS Limbah B3 akan diberikan kepada pengusaha
pengumpul yang berijin.

9. Ketentuan Khusus
N/A

10. Penutup
10.1. Standard Operating Procedure ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
10.2. Bilamana terdapat kesalahan dikemudian hari akan direvisi sebagaimana mestinya.

11. Flowchart
N/A

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 10 dari 11 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.
Nomor Indeks :
STANDARD OPERATING PROCEDURE AGRONOMY
SOP.AGRKS012.R2-11

12. Dokumen Terkait


N/A
13. Form
13.1. Kalibrasi alat semprot
13.2. Kalibrasi alau ukur
13.3. Stock card
13.4. Serah terima kemasan bekas ke TPS Limbah B3

SOP ini hanya berlaku di lingkungan AMS Plantation, untuk itu DILARANG menyalin atau memperbanyak SOP ini tanpa
Hal 11 dari 11 izin tertulis dari pihak manajemen AMS Plantation.

Anda mungkin juga menyukai