PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Ekonomi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Menurut Prasetyo (2018), mengatakan bahwa, ekonomi memiliki peran yang penting untuk
menjaga kestabilan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari keseluruhan aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Semakin besar aset yang dimilikioleh suatu perusahaan, semakin tinggi
pencapaian perusahaan tersebut dalam memanfaatkan seluruh aset yang dimiliki untuk
menghasilkan keuntungan (Setiadewi & Purbawangsa, 2014). Selain ukuran perusahaan,
kinerja perusahaan dapat dipengaruhi oleh fenomena yang sedang terjadi. Suatu
peristiwa tertentu akan memperlambat kinerja suatu perusahaan, seperti saat terjadi
pandemi Covid-19 (Hilman & Laturette, 2021).
Tahun 2020 merupakan awal mula munculnya wabah pandemi Coronavirus Disease
(COVID-19) di Indonesia. Wabah virus ini awalnya ditemukan pada akhir tahun 2019 di
Wuhan, China.Saking cepatnya penyebaran virus ini, banyak orang dari negara lain,
termasuk Indonesia,yang terjangkit.Pada 2 Maret 2020, kasus pertama Covid-19 dilaporkan
di Indonesia, dengan ditemukannya dua orang yang terinfeksi di masyarakat,yang dengan
cepat menyebar ke daerah sekitarnya.
Farmasi dinilai menjadi sektor yang memiliki peluang karena kinerjanya yang
cukup baik. Sebelum berinvestasi pada sektor ini, berikut kami rangkum 9 emiten
farmasi yang perlu kamu ketahui:
memiliki pertumbuhan laba yang fluktuatif. Hampir semua perusahaan farmasi di Indonesi
mengalami pertumbuhan yang fluktuatif setiap tahun. Perusahaan yang stabil mengalami
kenaikan laba adalah PT Kalbe Farma Tbk, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Tbk, PT Soho Global Health Tbk, PT Tempo Scan Pacific Tbk. Pada beberapa
Pada perusahaan farmasi yang mengalami peningkatan laba akibat Wabah COVID-
19 ini sebenarnya menciptakan peluang untuk mendorong produksi farmasi dalam negeri.
Namun akibat ketergantungan pada bahan baku impor yang sekitar 60 persennya diimpor
dari Cina, maka pandemi Covid 19 justru menurunkan produksi industri farmasi Indonesia
hingga 60 persen di bulan Mei 2020. Efek positif pandemi Covid-19 bagi industri farmasi
adalah adanya relaksasi aturan yang sangat membantu industri farmasi. Pandemi COVID-
19 yang terjadi mulai awal tahun 2020 menjadikan kebutuhan akan vitamin, suplemen dan
obat herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara umum meningkat, sehingga
industri farmasi yang bermain di sektor tersebut memperoleh pertumbuhan yang cukup
besar, ditandai dengan PDB Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional yang tumbuh
paling tinggi di antara 15 (lima belas) kelompok Industri Pengolahan Nonmigas pada 2020,
yaitu mencapai 9,39% (yoy), pertumbuhan ini juga meningkat dibandingkan tahun 2019
Kontribusi Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisonal juga meningkat pada 2020
sebesar 10,75% terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas dibanding kontribusi sebesar
9,56% di tahun 2019. Sepanjang tahun 2020, permintaan komoditas farmasi dan alat
penjualan tertinggi yaitu pada komoditas personal protective sebesar 50,3% dari
kesehatan yaitu untuk masker sebesar 12,6%, hand sanitizer 3,1% dan hand soap 2,1%.
Industri Farmasi di Indonesia memiliki peluang yang besar untuk tumbuh, ditandai
dengan semakin bertambahnya jumlah industri farmasi di Indonesia, di mana dalam periode
5 tahun terakhir (2015 – 2019), industri farmasi dalam negeri telah bertambah sebanyak
132 industri baru, yakni dari sejumlah 198 industri pada tahun 2015 meningkat menjadi 230
industri pada tahun 2019. Sementara itu, dengan jumlah penduduk sebesar 270 juta jiwa,
merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dan menjadi terbesar keempat dunia, Indonesia
memiliki ukuran pasar farmasi yang sangat besar. Indonesia merupakan pangsa pasar
pendapatan atau laba perusahaan itu tergantung terhadap pengaturan keuangan atau
manajemen keuangan, dan juga kondisi yang terjadi seperti adanya wabah covid-19.
Berdasarkan aktiva atau pasiva yang berkaitan dengan kegiatan operasi perusahaan dan
beban yang harus ditanggung oleh perusahaan dan perubahan nilai mata uang karena bahan
baku farmasi kebanyakan di impor dari luar, sehingga jika di kelola dengan baik akan
menghasilkan kegiatan operasi yang efektif dan efisien dalam menghasilkan laba (Sri
Endang,2010).
Laporan keuangan menurut PSAK adalah penyajian kinerja keuangan dan posisi
keuangan. Laporan keuangan berisi tentang laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan berguna untuk melihat hasil kinerja keuangan perusahaan dan mempunyai peran
keberhasilan berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dalam mengukur kinerja keuangan,
ada beberapa jenis alat ukur yang digunakan salah satunya menggunakan analisis rasio
keuangan.
Analisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara dua angka yang ada di
pertumbuhan laba perusahaan sangat penting dari segi internal maupun eksternal. Apabila
perusahaan memiliki pertumbuhan laba yang baik akan menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki keuangan yang baik dan akan meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan laba
perusahaan dapat di prediksi melalui analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan
dan membandingkannya dengan kinerja perusahaan yang lain. Terdapat beberapa jenis
rasio keuangan yang digunakan dalam menganalisis laba yaitu rasio profitabilitas, rasio
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu besarnya perusahaan, umur perusahaan, tingkat
leverage, tingkat penjualan, dan perubahan laba masa lalu. Namun faktanya, laba yang
diperoleh perusahaan dari tahun ke tahun tidak dapat dipastikan, bisa naik untuk tahun ini
dan bisa turun untuk tahun berikutnya begitupun sebaliknya. Kenaikan dan penurunan laba
pertahun inilah yang disebut dengan pertumbuhan laba (Frisca, 2015). Setiap perusahaan
mengharapkan kenaikan laba di setiap periode waktu, namun terkadang pada praktiknya
laba terkadang mengalami penurunan. Oleh karena itu, diperlukan analisis laporan
pertumbuhan laba yang akan dicapai untuk periode waktu mendatang. Menurut Prihartanty
(2010), pertumbuhan laba yang meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan sinyal
yang positif mengenai kinerja perusahaan. Setiap perusahaan mengharapkan kenaikan laba
di setiap periode waktu, namun terkadang pada praktiknya laba terkadang mengalami
penurunan. Oleh karena itu, diperlukan analisis laporan keuangan untuk menganalisis,
mengestimasi laba, dan mengambil keputusan atas pertumbuhan laba yang akan dicapai
untuk periode waktu mendatang. Pertumbuhan laba merupakan ukuran kinerja dari suatu
perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan mengindikasikan semakin
baik kinerja perusahaaan. Dengan demikian, apabila rasio keuangan perusahaan baik, maka
baik perusahaan dalam memperoleh laba dari kegiatan operasionalnya (Darmawan, 2020).
Manajemen perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional dapat diukur melalui rasio
dalam menghasilkan laba perusahaan adalah penjualan, aktiva, dan juga modal. Semakin
tinggi nilai rasio maka nilai perusahaan semakin baik dilihat dari rasio profitabilitas. Nilai
tinggi ini mencerminkan bahwa efektifitas dan tingkat laba perusahaan tinggi. Hal ini dapat
kewajiban keuangan yang harus dipenuhi atau kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. (Wild dkk (2005:9) dalam Anggun Arif
menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya. Dalam penelitian
ini rasio likuiditas yang digunakan adalah current ratio. Current ratio menurut Hanafi dan
Halim (2012:75) dalam Indiska Dwi dan Dini Widyawati (2016) adalah kemampuan
perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.
Rasio solvabilitas atau leverage ratio digunakan untuk mengetahui sejauh mana
aktiva dibiayai oleh hutang. Dalam arti luas rasio ini digunakan untuk mengukur
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Apabila nilai rasio
solvabilitas tinggi kemungkinan akan mengalami kerugian besar akan tetapi kemungkinan
untuk mendapatkan laba juga besar. Sebaliknya, apabila nilai rasio solvabilitas rendah
kemungkinan akan mengalami risiko kerugian yang kecil terutama pada saat ekonomi
menurun.
Rasio aktivitas merupakan rasio yang dapat digunakan untuk memprediksi laba,
karena berkaitan dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan yang ada untuk
menghasilkan penjualan. Semakin cepat rasio aktivitas, maka laba yang dihasilkan akan
semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan sumber daya tersebut
untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan (Indiska Dwi dan
Dini Widyawati, 2016). Dalam penelitian ini rasio aktivitas yang digunakan adalah total
asset turn over. (Harahap, 2004:308) dalam Anggun Arif dan Nur Handayani (2014)
menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.
melalui rasio profitabilitas, penelitian ini juga menggunakan Net Profit Margin (NPM),
menurut Kasmir (2012:199) dalam Rima silviana dan Nur Fadjrih Asyik (2016) Net Profit
Margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur marjin laba atas
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan perubahan laba yaitu
penelitian yang berkaitan dengan perubahan laba juga dilakukan Grisely, Yesi Mutia Basri
dan Alfiati Silfi (2015) dengan menggunakan variabel rasio keuangan, dengan alat ukur
current ratio, debt ratio, total asset turnover, return on assets, return on equity, dan gross
profit margin menyatakan bahwa current ratio, debt ratio, return on asset, dan return on
equity berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan total asset turnover dan gross
Penelitian tentang perubahan laba juga dilakukan Luluk Muhimatul Ifada dan Tiara
Puspitasari (2016) dengan menggunakan variabel Rasio Keuangan, dengan alat ukur current
ratio, debt to assets ratio, debt to equity ratio, total assets turnover, gross profit margin dan
net profit margin menyatakan bahwa current ratio dan debt to total assets ratio berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap perubahan laba, debt to equity ratio tidak memiliki
pengaruh terhadap perubahan laba sedangkan total assets turnover, gross profit margin dan
Penelitian lainnya yang berkaitan dengan perubahaan laba juga dilakukan oleh Tri
Wahyuni, Sri Ayem , Suyanto (2017) dengan menggunakan variabel quick ratio, debt to
equity ratio, inventory turnover dan net profit margin menyatakan Bahwa quick ratio, debt
to equity ratio, inventory turnover dan net profit margin tidak berpengaruh signifikan
terhadap perubahan laba namun secara simultan quick ratio, debt to equity ratio, inventory
turnover dan net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Indiska Dwi Nury Susanti dan Dini Widyawati
(2016) dengan menggunakan variabel current ratio, debt to total asset ratio, total asset turn
over, dan return on asset menunjukkan bahwa current ratio, debt to total asset ratio, total
asset turn over berpengaruh terhadap laba perusahaan, sedangkan return on asset
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang terdiri
dari current ratio (CR), debt to asset ratio (DAR), total asset turnover (TATO), return on
asset (ROA), dan net profit margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba. Penelitian tersebut
menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan perusahaan farmasi dari taun
2018-2022 dan sumber datanya diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Perusahaan sektor
farmasi dipilih karena perusahaan pada sektor farmasi merupakan salah sektor yang relative
survive pada masa pandemi. Hal ini terjadi karena banyaknya permintaan konsumen seperti
vitamin dan obat-obatan untuk di konsumsi pada situasi seperti ini. Berdasarkan uraian
diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba Perusahaan Selama Pandemi Covid-19 (Studi Empiris Pada Perusahaan
Farmasi yang Terdaftar di BEI Periode Pandemi)”. Rasio keuangan yang digunakan
meliputi Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Total Asset Turnover (TATO),
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini akan mengambil
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengajukan identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Laporan keuangan yang dilakukan oleh setiap sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa
2. Adanya Kenaikan Kurs setiap tahun, mengakibatkan tingkat beban yang meningkat.
3. Tidak adanya kepastian tentang perolehan laba pada masa yang akan datang.
5. Maka dari itu dilakukan analisis rasio mengenai pertumbuhan laba apakah berpengaruh
terhadap Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Total Asest Tornover (TAT),
6. Dan belum ada standar tingkat pengukuran tinggi rendahnya laba perusahaan.
mengenai pertumbuhan laba apakah berpengaruh terhadap Current Ratio (CR), Debt to
Asset Ratio (DAR), Total Asest Tornover (TAT), Return On Asset (ROA) dan Net
2. Variabel yang diteliti memiliki jumlah yang terbatas terdiri dari 5 variabel independent
yaitu:
a. Rasio Likuiditas di proksikan ke Current Ratio (CR)
d. Rasio Profitabilitas di proksikan ke Return On Asset (ROA) dan Net Profit Margin
(NPM)
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah
sebagai berikut:
(Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa
perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa
perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa
6. Bagaimana Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Total Asest Tornover
(TAT), Return On Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) secara bersama-sama
Perusahaan Manufaktur Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2018-2022).