Anda di halaman 1dari 3

MODUL PEMBANGUNAN INTEGRITAS

MATERI POKOK 1
POLA PIKIR

Mengacu kepada Undang-Undang Aparatur Sipil Negara pasal 63 bahwa pengangkatan


Calon PNS ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian dan CPNS tersebut
wajib menjalani masa percobaan.

Berkenaan dengan hal twersebut bi CPNS telah menjadi pegawai negeri sipil mempunyai
peranan yang sangat penting dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan
tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan semakin bertambahnya volume dan kompleksitas
tugas – tugas lembaga pemerintahan dan silih bergantinya regulasi yang begitu cepat perlu
upaya – upaya preventif untuk memperlancar tugas – tugas yang harus diemban oleh
Pegawai Negeri Sipil.

Undang-Undang Aparatur Sipil Negara pasal 1 poin 3 menyebutkan bahwa Pegawai Negeri
Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

Tuntutan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan memiliki aparatur sipil negara yang memiliki
integritas dan profesional tentunya membutuhkan kesungguhan dan kesiapan sumber daya
manusia yang baik melalui penyaringan penerimaan aparatur sipil negara yang baik dan
selektif. Juga tidak bisa diabaikan adalah pentingnya pembinaan, pendidikan dan pelatihan
sumber daya aparatur sipil negara untuk membentuk dan mengkader aparatur yang
berintegritas dan profesional.

Kesiapan sumber daya aparatur yang baik dan berkualitas tentunya akan memudahkan
berlangsungnya proses reformasi birokrasi yang sedang dijalankan. Sehubungan dengan hal
tersebut faktor kesiapan dan kemauan untuk merubah pola pikir, sikap dan perilaku sebagai
pegawa negeri sipil yang berintegritas dan profesional menjadi pondasi dan esensi strategis
yang ikut menentukan keberhasilan reformasi birokrasi di Indonesia.

A. Pola Pikir yang Menentukan Sikap dan Perilaku


1. Sikap; merupakan pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini
mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Komponen utama sikap, Sikap
mempunyai tiga komponen utama: kesadaran, perasaan, dan perilaku.
2. Perilaku Manusia; merupakan sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau
genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat
diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap
sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 1


MODUL PEMBANGUNAN INTEGRITAS

merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak
boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan
tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus
ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif
terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran
perilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab,
pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap
perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistik dan
komprehensif.

Dari pengertian diatas dan pendapat yang lain bahwa, Pola Pikir terdiri dari dua kata yaitu
“Pola” dan “Pikir”. Dalam pengertiannya Pola adalah cara, model atau sistem, sementara Pikir
yakni akal budi atau ingatan. Jadi pola pikir adalah proses mental yang melibatkan otak dalam
menilai tentang baik dan buruk suatu pilihan. Dalam American Heritage Dictionary, pola pikir
atau mindset didefinisikan sebagai “ a fixed mental attitude or disposition that predetermines
a person’s responses to and interpretation of situation” (suatu sikap mental atau disposisi
tertentu yang menentukan respons dan pemaknaan seseorang terhadap situasi yang
dihadapinya).

Mel sandy dalam bukunya The piece of mind yang diambil dari Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III tentang Pola Pikir Pegawai Negeri Sipil oleh Brisma Renaldi
mengatakan bahwa pikiran bawah sadar adalah gudang dimana seluruh informasi tersimpan.
Pengalaman-pengalaman sejak masa kecil di rekam secara permanen. Pengalaman yang
direkam dalam pikiran bawah sadar inilah yang membentuk pola pikir seseorang. Rekaman
bawah sadar ini berasal dari lingkungan dimana dia berada. Beberapa pengaruh lingkungan
yang terekam dalam pikiran bawah sadar seseorang bisa positif dan juga negatif. Pengaruh
lingkungan tersebut di antaranya adalah lingkungan keluarga di mana seseorang tersebut di
besarkan, lingkungan sosial, nilai tradisi budaya setempat, serta lingkungan pergaulan
masyarakat sekitarnya.

B. Pola Pikir, Sikap dan Perilaku Pegawai Negeri Sipil yang Dikehendaki

Sebagaimana telah dijelaskan di bahasan sebelumnya bahwa pola pikir seseorang itu dapat
memicu pelaksanaan pekerjaan sekaligus juga menghambat pelaksanaan pekerjaan.
Menurut Andrias Harefa dalam Mindset Therapy, pada dasarnya manusia memiliki 2 (dua)
pola pikir, yaitu pola pikir positif (berkembang) dan pola pikir negatif (tetap). Dalam konteks
selaku pegawai negeri sipil, maka pola pikir pegawai negeri sipil terbagi dua bagian yaitu pola
pikir positif (pola pikir berkembang) dan pola pikir negatif (pola pikir tetap).

Pola pikir pegawai negeri sipil agar senantiasa terdorong berpola pikir, bersikap dan
berperilaku positif sesungguhnya telah dipikirkan dan diakomodir oleh pemerintah. Dengan
adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku pegawai negeri sipil sebagai berikut :

1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;


2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 2


MODUL PEMBANGUNAN INTEGRITAS

3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah;
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan;
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Pola pikir positif yang demikianlah yang membentuk konsep diri selaku pegawai negeri sipil.
Adapun konsep diri Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut :

a. Bekerja sebagai Ibadah;


b. Menghindari sikap tidak terpuji;
c. Bekerja secara profesional;
d. Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus menerus;
e. Pelayan dan pengayom masyarakat;
f. Bekerja berdasarkan peraturan yang berlaku;
g. Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap realistis.

Disamping itu sebagai parameter kinerja di akhir tahun, pegawai negeri sipil dinilai melalui
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang merupakan penilaian PNS yang diatur melalui Peraturan
Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS. Dengan adanya
peraturan dan ketentuan tersebut diatas, maka norma dan aturan tersebut dimaksudkan dan
diarahkan agar pegawai negeri sipil dalam kesehariannya di tempat kerja dapat menjaga pola
pikir, sikap, perilaku, dan performa kerja (kinerjanya) dalam organisasi pemerintah dengan
sebaik-baiknya dalam rangka pencapaian target kerja dirinya dan tercapainya output dan
tujuan organisasi.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 3

Anda mungkin juga menyukai