Anda di halaman 1dari 7

KESAMAPTAAN JASMANI DAN KESAMAPTAAN MENTAL

Menurut asal katanya kesamaptaan berasal dari kata: Samapta, yang artinya: siap siaga.
Kesamaptaan: kesiapsiagaan. Istilah lainnya adalah ―siap siaga dalam segala kondisi.
Menurut ―Samapta, artinya: siap siaga. Kesamaptaan: kesiapsiagaan. Berdasarkan
pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kesamaptaan merupakan suatu keadaan
siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam
menghadapi situasi kerja yang beragam.

Hubungan antara kesamaptaan jasmani dan mental dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian
bahwa orang yang menjaga kesamaptaan jasmani dengan melakukan olah raga secara teratur
rata-rata menunjukkan perbaikan level kebugaran. Perbaikan itu ternyata juga membantu
meningkatkan kualitas ketajaman mental. Perbaikan ini juga secara kognitif dapat
memperlancar aliran darah ke otak sehingga mampu meningkatkan metabolisme otak,
kemudian merangsang produksi.

Kesamaptaan yang sesungguhnya dimiliki oleh setiap PNS dilatarbelakangi oleh kebutuhan
untuk menghadapi berbagai permasalahan yang sering terjadi di lingkungan birokrasi, baik
permasalahan yang sifatnya internal maupun eksternal. Selain permasalahan tersebut
kesiapsiagaan juga dipengaruhi oleh perubahan lingkungan dan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, dan seni (IPTEKs).

Perilaku kesamaptaan akan muncul bila tumbuh keinginan PNS untuk memiliki kemampuan
dalam menyikapi setiap perubahan dengan baik.

PNS yang samapta adalah PNS yang mampu meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan terkait dengan pelaksanaan kerja. Dengan memiliki kesiapsiagaan yang baik, maka
PNS akan mampu mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG)
baik dari dalam maupun dari luar. Sebaliknya jika PNS tidak memiliki kesamaptaan, maka akan
sulit mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) tersebut.
Kesamaptaan jasmani
Kesamaptaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan
tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Komponen penting dalam kesamaptaan
jasmani yaitu kesegaran jasmani dasar yang harus dimiliki untuk dapat melakukan suatu
pekerjaan tertentu baik ringan atau berat secara fisik dengan baik dengan menghindari efek
cedera dan atau mengalami kelelahan yang berlebihan.

Kesamaptaan jasmani perlu selalu dijaga dan dipelihara dikarenakan kesamaptaan jasmani
memberikan manfaat bukan hanya kemampuan fisik atau jasmaniah yang baik tapi juga
kemampuan psikis yang baik. Hal ini sesuai dengan pepatah
―mensana in corporesano yang artinya: didalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang
sehat. Berdasarkan istilah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki
kesamaptaan jasmani yang baik sebagai upaya menjaga kebugaran PNS, maka disaat yang
sama Saudara akan memperoleh kebugaran mental atau kesamaptaan mental, atau dapat
dikatakan sehat jasmani dan rohani.

Manfaat kesamaptaan jasmani yang selalu dijaga dan dipelihara adalah:


1) Memiliki postur yang baik, memberikan penampilan yang berwibawa lahiriah karena
mampu melakukan gerak yang efisien.
2) Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan yang berat dengan tidak mengalami
kelelahan yang berarti ataupun cedera, sehingga banyak hasil yang dicapai dalam
pekerjaannya.
3) Memiliki ketangkasan yang tinggi, sehingga banyak rintangan pekerjaan yang dapat
diatasi, sehingga semua pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan tepat untuk
mencapai tujuan.

Kesamaptaan mental
Kesamaptaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental,
perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai
dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dalam diri sendiri
maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah,
lingkungan kerja dan masyarakat.
Saudara dapat dikatakan telah memiliki kesamaptaan mental, jika Saudara mampu menerima
dan berbagi rasa aman, kasih sayang, kebahagiaan, dan rasa diterima oleh orang lain dalam
melakukan berbagai aktivitas. Sebaliknya Saudara dapat dikatakan memiliki kesamaptaan
mental yang rendah, jika Saudara dalam mengikuti atau melakukan suatu aktivitas merasakan
cemas, sedih, marah, kesal, khawatir, rendah diri, kurang percaya diri, dan lain-lain.

Bahwa seseorang yang memiliki kesamaptaan mental dapat:


1) berperilaku menurut norma-norma sosial yang diakui, sikap perilaku tersebut
digunakan untuk menuntun tingkah lakunya;
2) mengelola emosi dengan baik;
3) mengembangkan berbagai potensi yang dimilik secara optimal;
4) mengenali resiko dari setiap perbuatan;
5) menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang, dan,
6) menjadikan pengalaman (langsung atau tidak langsung) sebagai guru terbaik.
JIWA KORPS PNS

Kelancaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh
kesempurnaan pengabdian aparatur negara.Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan unsur
aparatur negara yang bertugas memberikan pelayanan yang terbaik, adil dan merata kepada
masyarakat. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan nasional, diperlukan PNS
yang netral, mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, profesional dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugas, serta penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia.

Agar PNS mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut di atas secara berdaya guna
dan berhasil guna, diperlukan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Pembinaan jiwa korps akan berhasil dengan baik apabila diikuti dengan pelaksanaan dan
penerapan kode etik dalam kehidupan sehari-hari PNS.Dengan adanya kode etik bagi PNS
dimaksudkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas PNS dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan
Jiwa Korps dan Kode Etik PNS antara lain diatur mengenai nilai- nilai dasar yang terkandung
di dalam pembinaan jiwa korps dan kode etik yang memuat kewajiban PNS terhadap negara
dan Pemerintah, terhadap organisasi, terhadap masyarakat, terhadap diri sendiri, dan
terhadap sesama PNS, serta penegakan kode etik.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2004 tentang
pembinaan jiwa Korps dan kode etik PNS menjelaskan bahwa jiwa Korps PNS adalah rasa
kesatuan dan persatuan, kebersamaan, kerjasama, tanggung jawab, dedikasi, disiplin,
kreativitas, kebanggaan, dan rasa memiliki organisasi PNS dalam rangka mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembinaan Jiwa Korps PNS dimaksudkan untuk
meningkatkan perjuangan, pengabdian, kesetiaan, dan ketaatan PNS kepada Negara
Kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pembinaan Jiwa Korps PNS bertujuan untuk:
1) Membina karakter/watak, memelihara persatuan dan kesatuan secara kekeluargaan
guna mewujudkan kerjasama dan pengabdian kepada masyarakat serta
meningkatkan kemampuan dan keteladanan PNS.
2) Mendorong etos kerja PNS untuk mewujudkan PNS bermutu tinggi dan
bertanggungjawabsebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat.
3) Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan kebangsaan
PNS sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalamNegara Kesatuan
Republik Indonesia.

Ruang lingkup pembinaan Jiwa Korps PNS mencakup:


1) Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung produktivitas kerja dan
profesionalitasPNS serta berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan Pemerintah yang
terkait dengan PNS;
2) Partisipasi dalam penyusunan kebijakan Pemerintah yang terkait dengan Pegawai
Negeri Sipil;
3) Peningkatan kerjasama antara PNS untuk memelihara dan memupukkesetiakawanan
dalam rangka meningkatkan Jiwa Korps PNS;
4) Perlindungan terhadap hak-hak sipilatau kepentingan PNS sesuaidengan peraturan
perundang-undanganyang berlaku dengan tetap mengedepankan kepentingan
rakyat, bangsa, dan negara.

Nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh PNS meliputi:


1) Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945;
3) Semangat nasionalisme;
4) Mengutamakan kepentingan negara di atas pribadi atau golongan;
5) Ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
6) Penghormatan terhadap hak asasi manusia;
7) Tidak diskriminatif;
8) Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; dan
9) Semangat Jiwa Korps.
Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) adalah organisasi nonkedinasan suatu wadah
menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesiadalam perjuangan . pengabdian kepada
bangsa dan NKRI yang bersifat demokratis, bebas, aktif, profesional, netral,
produktif,danakuntabel.KORPRI dibentuk pada tanggal 29 Nopember 1971 dengan
Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Visi KORPRI adalah terwujudnya organisasi KORPRI yang kuat, netral, demokratis, untuk
membangun Jiwa Korps(KORSA) Pegawai Republik Indonesia dan mensejahterakan anggota
dan keluarganya.

Misi KORPRI adalah:


a. Mewujudkan organisasi KORPRI yang kuat, berwibawa, dan mencakup seluruh
tingkat kepengurusan;
b. Membangun solidaritas dan soliditas pegawai Republik Indonesia sebagai
perekat dan alat pemersatu bangsa dan negara;
c. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman, perlindungan hukum
untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota;
d. Membangun pegawai Republik Indonesia yang bertakwa, profesional, disiplin,
bebas KKN,dan mampu melaksanakantugas kepemerintahan;
e. Mewujudkan KORPRI yang netral dan bebas dari pengaruh politik.

KORPRI berfungsi:
a. Sebagai satu-satunya wadah berhimpunnya seluruh anggota;
b. Membina dan meningkatkan Jiwa Korps (Korsa);
c. Sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara;
d. Sebagai wadah untuk peningkatan kesejahteraan dan memberikan
penghargaan bagi anggota;
e. Sebagai pengayom, pelindung, pemberi bantuan hukum bagi anggota;
f. Meningkatkan harkat dan martabat anggota;
g. Meningkatkan ketakwaan, kejujuran, keadilan, disiplin, profesionalisme;
h. Mewujudkan kepemerintahan yang baik;
i. Mitra aktif perumusan kebijakan pemerintah;
j. Pelopor pelayanan publik; dan
k. Penyalur kepentingan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai