Anda di halaman 1dari 5

MODUL 3

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

A. KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Kesamaptaan sama maknanya dengan kata kesiapsiagaan yang berasal dari kata
Samapta, yang artinya siap siaga atau makna lainnya adalah siap siaga dalam segala kondisi.
Dari makna ini dapat diartikan dan kita samakan bahwa makna kesamaptaan sama dengan
makna kesiapsiagaan. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesiapsiagaan
merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental,
maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam.

Selanjutnya konsep bela negara menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari
kata bela yang artinya menjaga baik-baik, memelihara, merawat, menolong serta
melepaskan dari bahaya. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa bela negara
adalah adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang dilakukan secara
ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan
UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa
dan bernegara.

a. Manfaat kesiapsiagaan bela negara


Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat
diambil manfaatnya antara lain:

- Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.


- Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
- Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
- Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri.
- Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam
materi Team Building.
- Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
- Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
- Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
- Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
- Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
B. KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara,
baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga
kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang
teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.

a. Kesehatan jasmani dan mental


Kesehatan Jasmani Artinya Anda dikatakan sehat salah satunya adalah dengan
melihat bahwa jasmani atau fisik Anda sehat. Kesehatan jasmani mempunyai fungsi yang
penting dalam menjalani aktifitas sehari-hari.

Inti dari suatu kesehatan mental adalah sistem kendali diri yang bagus. Itu sebabnya,
salah satu cara mendapatkan kendali diri yang baik adalah dengan memelihara
kesehatan otak (healthy brain) lebih dari sekadar kenormalan otak (normal brain).
Dengan mempertimbangkan sifat neuroplastisitas otak—dimana otak dan lingkungan
bisa saling pengaruh memengaruhi—maka kesehatan otak dapat dibangun melalui
kesehatan jasmani, mental, sosial dan spiritual.

b. Kesiapsiagaan jasmani dan mental


Kesiapsiagaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk
melakuksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Komponen
penting dalam kesiapsiagaan jasmani, yaitu kesegaran jasmani dasar yang harus dimiliki
untuk dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu baik ringan atau berat secara fisik
dengan baik dengan menghindari efek cedera dan atau mengalami kelelahan yang
berlebihan.

Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi


mental, perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai
tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan
dalam diri sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan
lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan masyarakat.

c. Etika, etiket dan moral


Etika sebagai suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan
kesanggupan seorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan norma kehidupan
melalui tutur, sikap, dan perilaku yang baik serta bermanfaat yang berlaku dalam suatu
golongan, kelompok, dan masyarakat serta pada institusi formal maupun informal.
Etiket sebagai bentuk aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai aturan tata
krama, sopan santun, dan tata cara pergaulan dalam berhubungan sesama manusia
dengan cara yang baik, patut, dan pantas sehingga dapat diterima dan menimbulkan
komunikasi, hubungan baik, dan saling memahami antara satu dengan yang lain.
Moral sebagai suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas
adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan
buruk.
d. Kearifan Lokal
bahwa kearifan lokal adalah perilaku positif manusia yang berhubungan dengan
lingkungan alam dan sosial di sekitarnya. Kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan
setempat yang bijaksana, bernilai luhur, dan ditumbuh-kembangkan oleh masyarakat.
Dapat dinyatakan pula bahwa kearifan lokal adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang
diperoleh manusia di tempat ia hidup dengan lingkungan alam sekitarnya untuk
memperoleh kebaikan. Kearifan Lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat,
bahan dan perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di
berbagai bidang kehidupan manusia. Kemudian Kearifan Lokal pun dapat berupa karya
terbarukan yang dihasilkan dari pelajaran warga setempat terhadap bangsa lain di luar
daerahnya.
C. KEGIATAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
a. Peraturan baris berbaris
Diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara hidup dalam rangka
membina dan kerjasama antar peserta Latsar, salah satu dasar pembinaan disiplin
adalah latihan PBB, jadi PBB bertujuan untuk mewujudkan disiplin yang prima, agar
dapat menunjang pelayanan yang prima pula, juga dapat membentuk sikap,
pembentukan disiplin, membina kebersamaan dan kesetiakawanan dan lain sebagainya.
Manfaat mempelajari baris berbaris yaitu guna menumbuhkan sikap jasmani yang
tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin, sehingga dengan demikian peserta Latsar
CPNS senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu
dan secara tidak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.

b. Keprotokolan
Pengaturan yang berisi norma-norma atau aturan-aturan atau kebiasaan-kebiasaan
mengenai tata cara agar suatu tujuan yang telah disepakati dapat dicapai. Dengan kata
lain protocol dapat diartikan sebagai tata cara untuk menyelenggarakan suatu acara
agar berjalan tertib, hikmat, rapi, lancar dan teratur serta memperhatikan ketentuan
dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional. Dengan
meningkatnya hubungan antar bangsa, lambat laun orang mulai mencari suatu tatanan
yang dapat mendekatkan satu bangsa dengan bangsa lainnya dan dapat diterima secara
merata oleh semua pihak.

c. Kewaspadaan dini
Kemampuan kewaspadaan dini ialah kemampuan yang dikembangkan untuk
mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter
secara optimal, sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga
negara dalam menghadapi potensi ancaman. Di sisi lain, kewaspadaan dini dilakukan
untuk mengantisipasi berbagai dampak ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya
yang bisa menjadi ancaman bagi kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa.

d. Membangun tim
PNS yang samapta adalah PNS yang mampu meminimalisir terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan terkait dengan pelaksanaan kerja. Dengan memiliki kesiapsiagaan yang
baik maka PNS akan mampu mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan baik dari dalam maupun dari luar. Sebaliknya jika kesiapsiagaan yang dimiliki
oleh PNS akan mudah sulit mengatasi adanya ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan. Oleh karena itu melalui Latsar CPNS ini, Anda diberikan pembekalan berupa
pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai kesiapsiagaan melalui berbagai macam
permainan yang berguna untuk membangun tim yang efektif dalam setiap
melaksanakan kegiatan yang memerlukan kerjasama 2 orang atau lebih. Dalam
permainan tersebut anda akan diajak melakukan berbagai permainan yang didalamnya
terkandung berbagai macam latihan Kesiapsiagaan baik Jasmani maunpun mental.
Target dari materi ini adalah bagaimana Anda dengan dibantu fasilitator mendapatkan
pemaknaan dari setiap permainan sehingga dapat Anda manfaatkan dalam pelaksanaan
tugas.

e. Caraka malam dan api semangat bela negara


Caraka “malam” atau jurit malam bertujuan untuk menanamkan disiplin, keberanian,
semangat serta loyalitas dan kemampuan peserta Latsar CPNS dalam melaksanakan
tugas dengan melewati barbagai bentuk godaan, cobaan serta kemampuan
memegang/penyimpanan rahasia organisasi dan rahasia negara. Selain itu peserta Latsar
CPNS bisa menghafal/ mengingat/ menyimpan berita yang diberikan pada pos Start, dan
akan disampaikan pada Pos yang telah ditentukan. Peserta mampu melampaui berbagai
rintangan/hambatan peserta bisa/dapat menyampaikan berita hanya kepada yang dituju
di Pos Finish.

Api unggun adalah api di luar ruang yang didapat dari sengaja menyalakan kayu
bakar, potongan kayu, atau kumpulan dahan, ranting, jerami, atau daun-daun kering.
Dalam kegiatan Latsar CPNS api unggun dilaksanakan dengan tujuan untuk mendidik dan
melatih keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri. Api unggun dalam keseharian
dinyalakan dengan maksud untuk menghangatkan diri, isyarat keadaan bahaya, atau
sebagai perapian untuk memasak makanan.

Anda mungkin juga menyukai