Anda di halaman 1dari 9

JURNAL RESUME MOOC PPPK

KABUPATEN SIAK TAHUN 2023

NAMA PESERTA : CELIANAWAWTI, ST

NIP :

GOLONGAN : IX

JABATAN : AHLI PERTAMA - GURU KELAS

INSTANSI : SD NEGERI 07 LUBUK DALAM


Judul Resume KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Hari / Tanggal Sabtu / 11 November 2023
Jam 14.00 wib
Isi Resume Kesiapsiagaan Bela Negara

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh


seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja
yang beragam. Bela negara adalah adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga
negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh
jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga,
merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja
yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas
dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap Negara Kesatuan Republik
Dasar hukum mengenai bela negara terdapat
Indonesia (NKRI) berdasarkan
dalam isi UUD NKRI 1945, yakni: Pasal 27 ayat (3)
Pancasila dan UUD NKRI 1945 yang menyatakan bahwa semua warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
untuk menjaga, merawat, dan pembelaan negara. Selanjutnya pada Pasal 30
ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga
menjamin kelangsungan hidup negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
berbangsa dan bernegara. pertahanan dan keamanan negara.

Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:


1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur

2
1. Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara

Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka


dapat diambil manfaatnya antara lain:
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam
materi Team Building
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama

2. Kemampuan Awal Bela Negara

A. Kesehatan Jasmani Dan Mental


Kesehatan jasmani atau kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk
menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas fisiologi terhadap keadaan
lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik yang
cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan (Prof. Soedjatmo Soemowardoyo).
Sebagai Aparatur Sipi Negara, anda tidak hanya membutuhkan jasmani yang
sehat, tetapi juga memerlukan jasmani yang bugar. Kebugaran jasmani ini diperlukan
agar dapat menjalankan setiap tugas jabatan Anda dengan baik tanpa keluhan.
Kebugaran jasmani setiap orang berbedabeda sesuai dengan tugas/profesi masing-
masing, tergantung dari tantangan fisik yang dihadapinya.
Kebiasaan-kebiasaan baik dalam pola hidup sehat yang perlu Anda laksanakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara :
1)
2) Makan Sehat 3) Aktifitas Sehat 4) Berpikir Sehat

3
5) Lingkungan Sehat 6) Istirahat Sehat
Mental (Mind, Mentis, jiwa) dalam pengertiannya yang luas berkaitan dengan
interaksi antara pikiran dan emosi manusia. Dalam konteks modul ini, kesehatan
mental akan dikaitkan dengan dinamika pikiran dan emosi manusia. Kedua komponen
inilah yang menjadi titik penting dari kehidupan manusia. Keduanya dapat diibaratkan
bandul yang saling mempengaruhi naik turun bandul tersebut. Pikiran berada di satu
sisi dan emosi berada di sisi lainnya. Keduanya berinteraksi secara dinamis.
Berpikir yang sehat berkaitan dengan kemampuan seseorang menggunakan
logika dan timbangan-timbangan rasional dalam memahami dan mengatasi berbagai
hal dalam kehidupan. Dalam memahami pelbagai hal dalam kehidupan seseorang
tidak saja dituntut berpikir logis, tetapi juga kritis dan kreatif, cara yang paling mudah
memahami kesehatan dalam berpikir adalah dengan memahami kesalahan dalam
berpikir. Sejumlah kesalahan berpikir (distorted thinking) berkontribusi dalam
pelbagai masalah mental manusia.
Kendali diri adalah tanda kesehatan mental dan kesehatan spiritual yang paling
tinggi. Secara sederhana, kendali diri adalah kemampuan manusia untuk selalu dapat
berpikir sehat dalam kondisi apapun.

B. Kesiapsiagaan Jasmani Dan Mental


Salah satu bagian kesiapsiagaan yang wajib dimiliki dan dipelihara oleh PNS
adalah kesiapsiagaan jasmani. Kesiapsiagaan jasmani adalah kegiatan atau
kesanggupan seseorang untuk melakuksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih
baik dan efisien. Komponen penting dalam kesiapsiagaan jasmani, yaitu kesegaran
jasmani dasar yang harus dimiliki untuk dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu
baik ringan atau berat secara fisik dengan baik dengan menghindari efek cedera dan
atau mengalami kelelahan yang berlebihan.
Langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga kesiapsiagaan
jasmani antara lain:
a) Makanlah makanan yang bergizi secara teratur dalam porsi yang cukup
b) Sediakan waktu yang cukup untuk cukup beristirahat
c) Biasakan berolah raga
d) Perbanyaklah mengkonsumsi air putih
e) Buang air segera dan jangan ditunda

4
Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami
kondisi mental, perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap
berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik
tuntutan dalam diri sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri
dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan masyarakat. Anda dapat
dikatakan telah memiliki kesiapsiagaan mental, jika Anda mampu menerima dan
berbagi rasa aman, kasih sayang, kebahagiaan, dan rasa diterima oleh orang lain
dalam melakukan berbagai aktivitas.
Sasaran latihan kesiapsiagaan mental adalah dengan mengembangkan dan/atau
memaksimalkan kekuatan mental dengan memperhatikan modal insani, diantaranya
adalah modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan, dan
modal etika/moral.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam kesiapsiagaan mental adalah
bagaimana mengelola emosi, melalui kecerdasaran emosi. Kata Emosi berasal dari
perkataan emotus atau emovere, yang artinya mencerca “to strip up”, yaitu sesuatu
yang mendorong terhadap sesuatu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
emosi dapat diartikan sebagai: (1) luapan perasaan yang berkembang dan surut
diwaktu singkat; (2) keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis, seperti
kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan, keberanian yang bersifat subyektif.
apabila seseorang sudah dapat memanage, mengawasi, mengontrol, dan
mengatur emosinya dengan tepat, baik ketika orang tersebut berhadapan dengan
pribadinya, berhadapan dengan orang lain, orang tua, teman-teman, atau masyarakat,
berhadapan dengan pekerjaan, atau masalah-masalah yang muncul, maka orang
tersebut sudah dapat dikatakan mempunyai kecerdasan emosional. Karena kecerdasan
emosional adalah potensi yang dimiliki seseorang untuk beradaptasi dengan
lingkungannya.
Apabila seseorang telah memiliki kemampuan yang tinggi untuk
mengendalikan secara efektif emosionalnya, memanage dirinya sendiri, dan memiliki
kesadaran sosial yang tinggi, maka perlu satu langkah lagi, yaitu bagaimana
memanage hubungan sosial yang telah berhasil dibangun agar dapat bertahan bahkan
berkembang lebih baik lagi. Hal ini, yang disebut sebagai manajemen hubungan
sosial. Jadi, manajemen hubungan sosial merupakan muara dari derajat kompetensi
emosional dan intelegensi.

5
C. Etika, Etiket Dan Moral
Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (Bertens dalam
Erawanto, 2013). Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta dalam
Bertens, 2011), etika mempunyai arti sebagai: “ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral)”.
Etiket adalah sebagai bentuk aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai
aturan tata krama, sopan santun, dan tata cara pergaulan dalam berhubungan sesama
manusia dengan cara yang baik, patut, dan pantas sehingga dapat diterima dan
menimbulkan komunikasi, hubungan baik, dan saling memahami antara satu dengan
yang lain.
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu
mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti
yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’,
maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata
tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan, adat. Dengan kata lain, kalau arti
kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-
nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa
asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin (Kanter
dalam Agoes dan Ardana, 2011).

D. Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia
di tempat ia hidup dengan lingkungan alam sekitarnya untuk memperoleh kebaikan.
Kearifan Lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat, bahan dan
perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai
bidang kehidupan manusia. Kemudian Kearifan Lokal pun dapat berupa karya
terbarukan yang dihasilkan dari pelajaran warga setempat terhadap bangsa lain di luar
daerahnya.
Kearifan lokal memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut:
a) Bentuk kearifan lokal dapat berupa gagasan, ide, norma, nilai, adat, benda, alat,
rumah tinggal, tatanan masyarakat, atau hal lainnya yang bersifat abstrak atau

6
konkrit; sebagai hasil dari budi pekerti pengetahuan, keterampilan dan sikap
mulia manusia di suatu daerah.
b) Segala bentuk kearifan lokal yang dihasilkan oleh manusia mengandung nilai
kebaikan dan manfaat yang diwujudkan dalam hubungannya dengan lingkungan
alam, lingkungan manusia dan lingkungan budaya di sekitarnya; di tempat
manusia itu hidup;
c) Kearifan lokal yang sudah terbentuk akan berkembang dengan adanya pengaruh
kegiatan penggunaan, pelestarian, dan pemasyarakatan secara
baikdanbenarsesuaiaturanyang berlaku di lingkungan manusia itu berada;
d) Kearifan lokal dapat sirna seiring dengan hilangnya manusia atau masyarakat
yang pernah menggunakannya, sehingga tidak lagi dikenal kearifan lokal
tersebut; atau karena adanya pengalihan dan penggantian bentuk kearifan lokal
yang ada dengan hal-hal baru dalam suatu lingkungan manusia yang pernah
menggunakannya;
e) Kearifan lokal memiliki asas dasar keaslian karya karena faktor pembuatan oleh
manusia setempat dengan pemaknaan bahasa setempat, kegunaan dasar di daerah
setempat, dan penggunaan yang massal di daerah setempat.
f) Kearifan lokal dapat berupa pengembangan kearifan yang berasal dari luar namun
telah diadopsi dan diadaptasi sehingga memiliki ciri baru yang membedakannya
dengan kearifan aslinya serta menunjukkan ciri-ciri lokal

Dengan menjaga dan melestarikan kearfian lokal yang mengandung nilai-nilai


jati diri bangsa yang luhur dan terhormat tersebut merupakan sesuatu hal yang tidak
bisa terbantahkan lagi sebagai salah satu modal yang kita miliki untuk melakukan bela
negara.

7
BELA NEGARA
Tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. (UU No. 23 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahan Negara)
Aksi Nasional Bela Negara adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi
segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan
pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan
makmur

A. Indikator Nilai-Nilai Bela Negara

1. CINTA TANAH AIR


 Mencintai, menjaga dan melestarikan Lingkungan Hidup.
 Menghargai dan menggunakan karya anak bangsa.
 Menggunakan produk dalam negeri.
 Menjaga dan memahami seluruh ruang wilayah NKRI.
 Menjaga Nama baik bangsa dan negara.
 Mengenal wilayah tanah air tanpa rasa fanatisme kedaerahan.
2. SADAR BERBANGSA DAN BERNEGARA
 Disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan.
 Menghargai dan menghormati Keanekaragaman suku, agama, ras dan antar
golongan.
 Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan.
 Bangga terhadap bangsa dan negara sendiri.
 Rukun dan berjiwa gotong royong dalam masyarakat.
 Menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
3. SETIA KEPADA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
 Menjalankan kewajiban agama dan kepercayaan secara baik dan benar.
 Memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari.
 Meyakini Pancasila sebagai dasar negara serta menjadikan Pancasila sebagai
pemersatu bangsa dan negara.
 Menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai musyawarah mufakat.

8
 Menghormati serta menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
 Saling membantu dan tolong menolong antar sesama sesuai nilai-nilai luhur
Pancasila untuk mencapai kesejahteraan.
4. RELA BERKORBAN UNTUK BANGSA DAN NEGARA
 Rela menolong sesama warga masyarakat yang mengalami kesulitan tanpa
melihat latar belakang sosio-kulturalnya. Mendahulukan kepentingan Bangsa
dan Negara dari pada kepentingan pribadi dan golongan.
 Menyumbangkan tenaga, pikiran, kemampuan untuk kepentingan
masyarakat, kemajuan bangsa dan negara.
 Membela bangsa dan negara sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-
masing.
 Berpartisipasi aktif dan peduli dalam pembangunan masyarakat bangsa dan
negara.
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara tanpa pamrih.
5. MEMPUNYAI KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
 Memiliki kemampuan, integritas dan kepercayaan diri yang tinggi dalam
membela bangsa dan negara.
 Mempunyai kemampuan memahami dan mengidentifikasi bentuk-bentuk
ancaman di lingkungan masing-masing........
 Senantiasa menjaga kesehatannya sehingga memiliki kesehatan fisik dan
mental yang baik.
 Memiliki Kecerdasan Emosional dan spiritual serta Intelejensi yang tinggi.
 Memiliki pengetahuan tentang kearifan lokal dalam menyikapi setiap
ancaman.
 Memiliki kemampuan dalam memberdayakan kekayaan sumberdaya alam
dan keragaman hayati.

Anda mungkin juga menyukai