1. Kesehatan Jasmani
a. Pengertian Kesehataan Jasmani
Kesehatan jasmani menjadi bagian dari
definisi sehat dalam Undang-Undang Kesehatan No.
36 tahun 2009. Artinya Anda dikatakan sehat salah
satunya adalah dengan melihat bahwa jasmani atau
fisik Anda sehat. Kesehatan jasmani mempunyai
fungsi yang penting dalam menjalani aktifitas
sehari-hari. Semakin tinggi kesehatan jasmani
seseorang, semakin meningkat daya tahan tubuh
sehingga mampu untuk mengatasi beban kerja
yang diberikan.
2. Kesehatan Mental
a. Pengertian Kesehatan Mental
Dalam kegiatan belajar ini, Anda akan
mengkaji beberapa hal yang berkaitan dengan
peranan kesehatan
mental. Setelah mengikuti kegiatan belajar ini
Anda diharapkan dapat: menjelaskan pengertian
kesehatan mental, menjelaskan tentang dua
sistem berpikir (rational thinking dan emotional
thinking), menjelaskan tentang berpikir yang
menyimpang (distorted thinking) dan kesesatan
berpikir (fallacy), menjelaskan sistem kendali diri
manusia, menjelaskan manajemen stres,
menjelaskan tentang emosi positif, menjelaskan
kaitan makna hidup bekerja dengan pengabdian
pada sang Pencipta. Sistem Berpikir
Hubungan kesehatan jasmani, mental, sosial dan
spiritual, dilakukan secara neurobiologis oleh 2
(dua) sistem yaitu sistem 1 dan sistem 2.
b. Kesehatan Berpikir
Sudah disebut di atas bahwa kesehatan
mental berkaitan dengan—salah satunya—
kemampuan berpikir. Berpikir yang sehat
berkaitan dengan kemampuan seseorang
menggunakan logika dan timbangan-timbangan
rasional dalam memahami dan mengatasi
berbagai hal dalam kehidupan. Dalam memahami
pelbagai hal dalam kehidupan seseorang tidak
saja dituntut berpikir logis, tetapi juga kritis dan
kreatif.
a. Emosi Positif
Kesehatan spiritual terdiri dari 4
komponen: 1) Makna Hidup, 2) emosi positif, 3)
pengalaman spiritual, dan 4) ritual. (Pasiak,
2009;2012).
Emosi Positif merupakan Manifestasi
spiritualitas berupa kemampuan mengelola
pikiran dan perasaan dalam hubungan
intrapersonal sehingga seseorang memiliki nilai-
nilai kehidupan yang mendasari kemampuan
bersikap dengan tepat. Kata kunci: syukur (atas
sesuatu yang given, yang sudah diberikan oleh
Tuhan tanpa melalui usaha sendiri. Syukur bila
diberi keberhasilan setelah melakukan usaha
adalah syukur yang lebih rendah nilainya
dibandingkan bersyukur atas sesuatu yang
diberikan tanpa ada usaha sama sekali), sabar
(membuat segala sesuatu yang pahit dan tidak
nyaman berada di bawah kontrol diri. Jadi, tidak
sekadar “menahan”) dan ikhlas (melepaskan
sesuatu secara sadar tanpa ada penyesalan).
Pengalaman Spiritual merupakan Manifestasi
spiritualitas di dalam diri seseorang berupa
pengalaman spesifik dan unik terkait hubungan
dirinya dengan Tuhan dalam pelbagai
tingkatannya. Kata kunci: estetika (pengalami
indrawi biasa yang bersifat estetis), takjub
(pengalaman indrawi yang sensasional; tidak
lazim) dan penyatuan (pengalaman non indrawi).
Ritual Manifestasi spiritualitas berupa tindakan
terstruktur, sistematis, berulang, melibatkan
aspek motorik, kognisi dan afeksi yang dilakukan
menutur suatu tata cara tertentu baik individual
maupun komunal. Kata kunci: kebutuhan (ritual
yang didorong oleh kebutuhan. Bukan oleh
sebab-sebab lain), rasa kehilangan sesuatu (jika
tidak melaksanakannya) (Pasiak, 2009;2012).
b. Makna Hidup
Diartikan sebagai Manifestasi spiritualitas
berupa penghayatan intrapersonal yang bersifat
unik, ditunjukkan dalam hubungan sosial
(interpersonal) yang bermanfaat, menginspirasi
dan mewariskan sesuatu yang bernilai bagi
kehidupan manusia. Kata kunci: inspiring
(menumbuhkan keinginan meneladani dari orang
lain) dan legacy (mewariskan sesuatu yang
bernilai tinggi bagi kehidupan). makna hidup
dalam kesehatan spiritual merupakan perwujudan
dari bakti kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Makna hidup terdiri dari sejumlah komponen
berikut ini (Pasiak, 2012):
1) Menolong dengan spontan
2) Memegang teguh janji
3) Memaafkan (diri dan orang lain).
4) Berperilaku jujur.
5) Menjadi teladan bagi orang lain.
6) Mengutamakan keselarasan
dan kebersamaan
a. KEARIFAN LOKAL
Terkait dengan konsep kearifan lokal penyusun
mengambil sumber dari Buku Modul Utama Pembinaan
Bela Negara tentang Konsepsi Bela Negara (pada bagian
yang membahas tentang kearifan lokal) yang diterbitkan
oleh Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2018 yang
dijadikan sebagai referensi utama oleh seluruh
Kementerian dan Lembaga dalam menyusun Modul
Khusus sesuai tugas, fungsi dan kekhasan masing-
masing dalam rangka Rencana Aksi Nasional Bela
Negara sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
2018 tentang Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun
2018-2019.
RENCANA AKSI BELA NEGARA
3. ETIKA KEPROTOKOLAN
Pemahaman dasar mengenai etika
keprotokolan serta pengembangan kepribadian
mutlak diperlukan dan akan menjadi panduan serta
modal dasar keberhasilan pribadi seorang CPNS
dalam memberikan pelayanan prima untuk
mencapai kelancaran dan kesuksesan pelaksanakan
tugas pada setiap acara resmi dan/atau kenegaraan
baik di dalam negeri maupun pada acara
internasional.
a. Etika Keprotokolan
Dalam pembahasan di atas, telah dibahas
mendalam mengenai definisi etika, moral, dan etiket
secara umum. Selanjutnya, kita akan memahami
mengenai definisi etika keprotokolan yang sangat
akrab terdengar di telinga kita.
Jika sekilas kita kembali mengacu pada
sumber kata protokol yang bersumber pada bahasa
Yunani, maka protokol mempunyai arti
"protokollum", yang mengandung kata, "protos"
(pertama) dan "kollo" (diletakkan) atau biasa juga
disebut sebagai perekat yang pertama. Terkadang
juga disebut sebagai jembatan atau penghubung.
Protokol menyangkut kaidah/norma/aturan yang
berlaku, dalam menghadapi acara resmi atau
kenegaraan baik untuk kegiatan-kegiatan di dalam
negeri maupun antar negara secara resmi.
Kehidupan di dalam masyarakat
menunjukkan pentingnya kaidah dan norma yang
patut dan pantas yang harus menjadi pedoman
dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga halnya
dalam hubungan antarnegara dan bangsa diperlukan
peratur¬an sopan santun yang berdasarkan atas
pengertian yang fondamen¬tal mengenai give and
take.
B. KEWASPADAAN DINI
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, telah mengamantkan tujuan Negara
adalah, melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, oleh sebab itu maka semua warga
bangsa mempunyai kewajiban yang sama untuk
mewujudkan tujuan Negara bangsa dimaksud, tidak
terkecuali bagi para Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS).
2. FUNGSI INTELIJEN
3 (tiga) fungsi Intelijen berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2011
tentang Intelijen Negara :
a) Penyelidikan: Terdiri atas serangkaian upaya,
pekerjaan, kegiatan, dan tindakan yang
dilakukan secara terencana dan terarah untuk
mencari, menemukan, mengumpulkan, dan
mengolah informasi menjadi Intelijen, serta
menyajikannya sebagai bahan masukan untuk
perumusan kebijakan dan pengambilan
keputusan.
b) Pengamanan: Terdiri atas serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terencana dan terarah
untuk mencegah dan/atau melawan upaya,
pekerjaan, kegiatan Intelijen, dan/atau Pihak
Lawan yang merugikan kepentingan dan
keamanan nasional.
c) Penggalangan: Terdiri atas serangkaian upaya,
pekerjaan, kegiatan, dan tindakan yang
dilakukan secara terencana dan terarah untuk
mempengaruhi Sasaran agar menguntungkan
kepentingan dan keamanan nasional.