Anda di halaman 1dari 23

JURNAL

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE ( MOOC )


PEGAWAI PEMERINTAH PERJANJIAN KERJA
( PPPK )
FORMASI TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :

NAMA : ISWADI, S.Pd


NIP : 197903302022211003
PANGKAT / GOLONGAN : AHLI PERTAMA / IX
JABATAN : GURU KELAS
INSTANSI : SD NEGERI 05 SIMPANG HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI 05 SIMPANG HULU
KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2023

ISWADIPPK22@gmail.com
AGENDA I
WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI BELA NEGARA

PENGERTIAN WAWASAN KEBANGSAAN


Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal
Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
4 (empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
2. Undang-undang Dasar 1945
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. NKRI
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam
sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial
NILAI-NILAI BELA NEGARA
Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan Bangsa dan Negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

ISWADIPPK22@gmail.com
ANALISIS ISU KONTEMPORER
Materi pokok :
1. Konsepsi perubahan lingkungan strategis;
2. Isu-isu strategis kontemporer;
3. Teknis analisis isu-isu dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis.
Dalam konteks PNS, berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu
memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
1. Modal Intelektual
Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan
peluang dan mengelola perubahan organisasi melalui pengembangan
SDMnya.
2. Modal Emosional
Kemampuan mengelola emosi dengan baik akan menentukan kesuksesan
PNS dalammelaksanakan tugas, kemampuan dalam mengelola
emositersebut disebut juga sebagai kecerdasan emosi.
3. Modal Sosial
Modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang
memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka.
(rasa percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang
mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas).
4. Modal ketabahan (adversity)
Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi birokrasi.

5. Modal etika/moral
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-
prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan,

ISWADIPPK22@gmail.com
dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan
benar dan salah.
Ada empat komponen modal moral/etika yakni:
1. Integritas (integrity), yakni kemauan untuk mengintegrasikan nilai-nilai
universal di dalam berperilaku yang tidak bertentangan dengan kaidah perilaku
etis yang universal.
2. Bertanggung-jawab (responsibility) yakni orang-orang yang bertanggung-jawab
atas tindakannya dan memahami konsekuensi dari tindakannya sejalan dengan
prinsip etik yang universal.
3. Penyayang (compassionate) adalah tipe orang yang tidak akan merugikan
orang lain.
4. Pemaaf (forgiveness) adalah sifat yang pemaaf. Orang yang memiliki
kecerdasan moral yang tinggi bukanlah tipe orang pendendam yang membalas
perilaku yang tidak menyenangkan dengan cara yang tidak menyenangkan
pula.
5. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
Kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar dia bisa bekerja dan
berpikir secara produktif. Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan
tolok ukur kekuatan fisik adalah; tenaga (power), daya tahan (endurance),
kekuatan (muscle strength), kecepatan (speed), ketepatan (accuracy),
kelincahan (agility), koordinasi(coordination), dan keseimbangan (balance).

ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER


a. Korupsi
b. Narkoba
c. Terorisme dan Radikalisme
d. Money Laundring
e. Proxy War
f. Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax)
TEKNIK ANALISIS ISU
A. Memahami Isu Kritikal
B. Teknik-Teknik Analisis Isu

ISWADIPPK22@gmail.com
KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

A. KONSEP KESIAPSIAGAN BELA NEGARA


Konsep bela negara menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata
bela yang artinya menjaga baik-baik, memelihara, merawat, menolong serta
melepaskan dari bahaya.
B. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA DALAM LATSAR CPNS
Ruang lingkup Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:
1. Cinta Tanah Air;
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
C. MANFAAT KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Antara lain:
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok
dalam materi Team Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak
disiplin.

ISWADIPPK22@gmail.com
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar
sesama.

KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA


A. KESEHATAN JASMANI DAN MENTAL
Kesehatan jasmani atau kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk
menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas fisiologi terhadap keadaan
lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik
yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan (Prof. Soedjatmo
Soemowardoyo). Kesehatan jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan
untuk melakukan kerja atau aktifitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa
mengalami kelelahan yang berarti atauberlebihan
B. KESIAPSIAGAAN JASMANI DAN MENTAL
a. Pengertian Kesiapsiagaan Jasmani
Salah satu bagian kesiapsiagaan yang wajib dimiliki dan dipelihara oleh
PNS adalah kesiapsiagaan jasmani. Kesiapsiagaan jasmani merupakan
serangkaian kemampuan jasmani atau fisik yang dimiliki oleh seorang PNS
atau CPNS yang akan menjadi calon pegawai.
b. Manfaat Kesiapsiagaan Jasmani
Manfaat kesiapsiagaan jasmani yang selalu dijaga dan dipelihara adalah:
1) Memiliki postur yang baik, memberikan penampilan yang berwibawa
lahiriah karena mampu melakukan gerak yang efisien.
2) Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan yang berat dengan tidak
mengalami kelelahan yang berarti ataupun cedera, sehingga banyak hasil
yang dicapai dalam pekerjaannya.
3) Memiliki ketangkasan yang tinggi, sehingga banyak rintangan pekerjaan
yang dapat diatasi, sehingga semua pekerjaan dapat berjalan dengan
cepat dan tepat untuk mencapai tujuan.
Tips Menjaga Kesiapsiagaan Jasmani
a) Makanlah makanan yang bergizi secara teratur dalam porsi yang cukup.
b) Sediakan waktu yang cukup untuk beristirahat dan istirahat yang terbaik
adalah tidur.

ISWADIPPK22@gmail.com
c) Biasakan berolah raga
d) Perbanyaklah mengkonsumsi air putih
e) Buang air segera dan jangan ditunda
c. Kesiapsiagaan Mental
Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami
kondisi mental, perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri
terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa
(kedewasaan) nya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun luar dirinya
sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah,
lingkungan kerja dan masyarakat.

ISWADIPPK22@gmail.com
AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR PNS

1. BERORIENTASI PELAYANAN
Merupakan komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan
masyarakat. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan ramah,
cekatan, solutif, dan dapat diandalkan serta melakukan perbaikan tanpa henti.
Indikatornya : Responsivitas, Kualitas, Kepuasan. Contoh : Menerepkan 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dalam pelayanan.
Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan
muara dari reformasi birokrasi, sebagaimana tertulis dalam peraturan presiden
nomor 81 tahun 2010 tentang grand design reformasi birokrasi 2010-2025, yang
menyatakan bahwa visi reformasi birokrasi adalah pemerintahan berkelas dunia
yang ditandai dengan pelayanan publik yang berkualitas. Definisi dari pelayanan
publik sebagaimana tercantum dalam uu pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Adapun beberapa nilai dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku berorientasi pelayanan yang kedua ini diantaranya: 1) memelihara dan
menjunjung tinggi standar etika yang luhur; 2) memiliki kemampuan dalam
melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan 3) memberikan layanan
kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun. Dengan penjabaran tersebut, pegawai ASN dituntut untuk
memberikan pelayanan dengan ramah, ditandai senyum, menyapa dan memberi
salam, serta berpenampilan rapi; cekatan ditandai dengan cepat dan tepat waktu;
solutif 39 ditandai dengan mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat
untuk memilih layanan yang tersedia; dan dapat diandalkan ditandai dengan

ISWADIPPK22@gmail.com
mampu, akan dan pasti menyelesaikan tugas yang mereka terima atau pelayanan
yang diberikan.
Tidak hanya itu saja, karena kondisi sosial ekonomi yang terus membaik,
masyarakat pun terus menerus menuntut standard pelayanan yang semakin tinggi
dan semakin responsif terhadap kemampuan dan kebutuhan yang beragam.
1. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
A. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Dapat diwujudkan
dengan
• Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
• Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
• Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
• Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
B. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
• Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
• Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
• Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
C. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
• Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
• Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
2. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan
Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan
di era digitalyang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari
rutinitas danbusiness as usual ) agarterciptabreakthroughatau terobosan, yaitu
perubahan tradisi, pola, dan cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan
itulah yang disebut dengan inovasi pelayanan publik.
1. AKUNTABEL
PENGERTIAN AKUNTABEL
Kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari

ISWADIPPK22@gmail.com
moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks
ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina,
dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017)
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:
• Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality).
• Akuntabilitas proses (process accountability).
• Akuntabilitas program (program accountability).
• Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Menciptakan lingkungan Akuntabel :
1. Kepemimpinan
2. Transparansi
3. Integritas
4. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
5. Keadilan
6. Kepercayaan
7. Keseimbangan
8. Kejelasan
9. Konsistensi
Yang diharapkan dari seorang ASN :
• ASN bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan
kode etik yang berlaku untuk perilaku mereka;
• ASN tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau
anggota masyarakat;

ISWADIPPK22@gmail.com
• Kebiasaan kerja ASN, perilaku dan tempat kerja pribadi dan profesional
hubungan berkontribusi harmonis, lingkungan kerja yang aman dan produktif;
• ASN memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh
kesopanan, kejujuran dan keadilan, dan memperhatikan tepat untuk
kepentingan mereka, hak-hak, keamanan dan kesejahteraan; PNS membuat
keputusan adil, tidak memihak dan segera, memberikan pertimbangan untuk
semua informasi yang tersedia, undang-undang dan kebijakan dan prosedur
institusi tersebut;
• ASN melayani Pemerintah setiap hari dengan tepat waktu, memberikan
masukan informasi dan kebijakan.
Fasilitas publik dilarang pengunaannya untuk kepentingan pribadi, sebagai contoh
motor atau mobil dinas yang tidak boleh digunakan kepentingan pribadi. Hal-hal
tersebut biasanya sudah diatur secara
resmi oleh berbagai aturan dan prosedur yang dikeluarkan pemerintah/instansi.
Setiap PNS harus memastikan bahwa:
• Penggunaannya diaturan sesuai dengan prosedur yang berlaku
• Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung- jawab dan efisien
• Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggung jawab.
Perilaku berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi
Pemerintah (Record Keeping and Use of Government Information):
• ASN bertindak dan mengambil keputusan secara transparan;
• ASN menjamin penyimpanan informasi yang bersifat rahasia;
• ASN mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan;
• ASN diperbolehkan berbagi informasi untuk mendorong efisiensi dan
kreativitas;
• ASN menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
2. KOMPETEN
A. Deskripsi Singkat
Ditetapkannya ASN Branding dan nilai-nilai dasar ASN, yaitu: “Bangga Melayani
Bangsa” dan nilai dasar BerAkhlak (Beroreintasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Kolaboratif, dan Adaptif), setiap ASN perlu
mengamalkan nilai-nilai tesebut dalam pekerjaannya.

ISWADIPPK22@gmail.com
TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
Ringkasan
• Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru.
• Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai
kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan
tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
• Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:
- Berorientasi Pelayanan
- Akuntabel
- Kompeten
- Harmonis:
- Loyal:
- Adaptif:
- Kolaboratif:
PENGEMBANGAN KOMTENSI
Ringkasan
1. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan
perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN.
3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal,
baik untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural.
4. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor
5 Tahun 2014 tentang ASN
5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan
dengan peta nine box pengembangan.
PERILAKU KOMPETEN
Ringkasan

ISWADIPPK22@gmail.com
Sesuai hasil uraian dalam bab V, maka berikut di bawah ini beberapa
materi pokok dalam bab ini sebagai berikut:
1. Berkinerja yang BerAkhlak:
2. Meningkatkan kompetensi diri:
3. Membantu Orang Lain Belajar:
4. Melakukan kerja terbaik:

3. HARMONIS
1. KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA
A. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia
Indonesia adalah adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
17.504 pulau. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan
populasi mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia menjadi negara
berpenduduk terbesar keempat di dunia. Indonesia juga dikenal karena kekayaan
sumber daya alam, hayati, suku bangsa dan budaya nya. Keaneka ragaman suku
bangsa itu dapat dipahami disebabkan karena kondisi letak geografis Indonesia
yang berada di persimpangan dua benua dan samudra. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya percampuran ras, suku bangsa, agama, etnis dan budaya
yang membuat beragamnya suku bangsa dan budaya diseluruh indonesia.
Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap kehidupan
yang meliputi aspek aspek sebagai berikut:
1. Kesenian
2. Religi
3. Sistem Pengetahuan
4. Organisasi social
5. Sistem ekonomi
6. Sistem teknologi
7. Bahasa.
B. Pentingnya Membangun Rasa Nasionalisme dan Persatuan
Kebangsaan.

ISWADIPPK22@gmail.com
kesadaran bahwa bangsa Indonesia merupakan perkumpulan bangsa yang berbeda
dan hanya rasa persatuan, toleransi, dan rasa saling menghargai yang dapat
membuat tegaknya NKRI.
C. Konsep dan Teori Nasionalisme Kebangsaan
Beberapa aliran besar dalam konsep dan teori mengenai nasionalisme kebangsaan,
yaitu aliran modernis, aliran primordialis, aliran perenialis, dan aliran etno.
D. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN.
Beberapa potensi tantangan yang muncul dapat ditandai dengan beberapa hal
sebagai berikut: 1. Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti
perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya. 2. Norma-norma
sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan. 3. Adanya
pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan
kebingungan bagi masyarakat. 4. Pemberlakuan sanksi terhadap pelanggar .
E. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak
diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
A. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN
1. Pengertian Harmonis
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan
yang luhur.
2. Pentingnya Suasana Harmonis
a. Membuat tempat kerja yang berenergi.
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribus
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
B.Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis
1. Pengertian Etika dan kode Etik
Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis
yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.
2. Etika public

ISWADIPPK22@gmail.com
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan public.
3. Kode Etik
ASN Tuntutan bahwa ASN harus berintegritas tinggi adalah bagian
dari kode etik dan kode perilaku yang telah diatur di dalam UU ASN.
4.Perilaku ASN.
a. Toleransi b. Empati c. Keterbukaan terhadap perbedaan.
C. Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis .
1. Peran ASN
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya
harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
a.Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil.
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompokminoritas, dengan tidak
membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi
c..PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap
netral dan adil.
2. Budaya Harmonis.
Upaya menciptakan dan menjaga suasana harmonis dilakukan secara terus
menerus.

LOYAL
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berahlak berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
kata-kata kunci mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :

ISWADIPPK22@gmail.com
a) Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu
atau hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu
b) Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia
c) Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang
diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan,
kinerja, profesionalisme finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak
lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
d) Nasionalisme. suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara
e) Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa perwujudan pikiran,
pendapat ataupun tenaga sebagai kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau
satu ikatan semua itu dilakukan dengan Ikhlas.
Membangun Perilaku Loyal.
1) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2) Meningkatkan Kesejahteraan
3) Memenuhi Kebutuhan Rohani
4) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir.
5) Melakukan Evaluasi secara Berkala.
Memantapkan Wawasan Kebangsaan
Untuk mencapai tujuan nasional tesebut diperlukan ASN yang senantiasa
menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara
daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongansebagai wujud loyalitasnya
terhadap bangsa dan negara.
Meningkatkan Nasionalisme
Setiap pegawai ASN harus memiliki Nasionalisme dan Wawasan
Kebangsaan yang kuat sebagai wujud loyalitasnya kepada bangsa dan negara dan
mampu mengaktualisasikannya dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa
berlandaskan Pancasila dan UUD NRI tahun 1945.
Panduan Perilaku Loyal

ISWADIPPK22@gmail.com
a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah
b. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan negara.
c. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara Sifat dan
sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat
diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam
kehidupan sehari.

LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH


1. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS
2. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS
3. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS
4. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS

ISWADIPPK22@gmail.com
AGENDA III
SMART ASN

LITERASI DIGITAL
Pengertian Literasi Digital
Menurut definisi UNESCO dalam modul UNESCO Digital Literacy
Framework (Law, dkk., 2018) literasi digital adalah kemampuan untuk
mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui
teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini
mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer,
literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.
Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus
dijalankan, yaitu:
● Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
● Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor
kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
● Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
● Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
● Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.

ISWADIPPK22@gmail.com
Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo,
Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk
mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital, dalam konteks literasi
digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas
empat area kompetensi yaitu:
● kecakapan digital,
● budaya digital,
● etika digital
● dan keamanan digital.

PILAR LITERASI DIGITAL


Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya,
keamanan, dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital
meliputi kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan
diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa,
dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan
individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang
dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK
serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
● Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika
berinternet (netiquette)
● Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax
dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
● Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang
sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku

ISWADIPPK22@gmail.com
● Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang
digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA


Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai
fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari
informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan
internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7
jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat
dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut
hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020,
selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet
lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah
secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi
kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi
hak digital setiap warga negara.

MANAJEMEN ASN
Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
a. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
b. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
c. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
d. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negarayang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik

ISWADIPPK22@gmail.com
e. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut: a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c)
Perekat dan pemersatu bangsa
f. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
g. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN


Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa
transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan
obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah
mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan
misinya.
Mekanisme Pengelolaan ASN
a. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK
b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan
c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan.

ISWADIPPK22@gmail.com
d. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan
memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan
latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang
dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi
selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi,
kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang
ditentukan.
f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan
Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun
g. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian
memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN
melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan
laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas
inisiatif sendiri
h. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya
dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
i. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:
menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan
mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
j. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan
dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi
ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi
Pemerintah
k. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative.

ISWADIPPK22@gmail.com
ISWADIPPK22@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai