Pola pikir positif yang demikianlah yang membentuk konsep diri selaku pegawai negeri
sipil.
Berikut ini beberapa pola pikir yang ada pada diri manusia, diantaranya adalah:
1. Pola pikir perfeksionis: Seseorang yang mempunya pola pikir ini akan menilai dirinya
begitu tajam sehingga sekilas orang tersebut tidak berani mencoba yang tidak ia
kuasai dengan sangat sempurna.
2. Pola pikir obsesif: Seseorang dengan pola pikir ini akan mengingat terus menerus
sesuatu yang menakutkan dirinya sehingga ia meneror diri sendiri dan akhirnya ia
berhenti sambil meyakini bahwa semua adalah malapetaka.
3. Pola pikir pesimis: Yaitu pola pikir dimana seseorang selalu menganggap semua
hanya akan menjadi sebuah kegagalan.
4. Pola pikir bergantung pada orang lain: Seseorang akan merasa sangat ingin untuk
bebas tapi di lain pihak dia akan merasa bahwa hanya orang lain yang dapat
menyelamatkannya.
5. Pola pikir birokrat/dogmatik: Pola pikir yang memaksakan kehendak untuk mengikuti
aturan dan merasa dirinya paling tahu segalanya.
6. Pola pikir Optimis: Pola pikir yang mencirikan seseorang merasa percaya bahwa tidak
ada yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap.
7. Pola pikir realistis: Seseorang dengan pola pikir ini dapat mengalahkan rasa takut dan
hal – hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu membuat
rencana secara bertahap dengan penuh rasa percaya diri.
8. Pola pikir Taoisme: Pola pikir tersebut memiliki ciri bahwasanya hitam tidak selalu
buruk dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika
pada situasi yang tepat. Sesuatu yang kelihatan baik mungkin dapat mencelakakanya,
9. Pola pikir mandiri: Pola pikir yang tidak teralu memikirkan perasaan orang lain
sehingga orang lain dapat merasa bebas.
Pola pikir pegawai negeri sipil agar senantiasa terdorong berpola pikir, bersikap dan
berperilaku positif sesungguhnya telah dipikirkan dan diakomodir oleh pemerintah.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku pegawai negeri sipil
sebagai berikut :
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah;
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang,
8. dan/atau golongan;
9. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
10. dirahasiakan;
11. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;
12. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat
13. membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
14. keamanan, keuangan, dan materiil;
15. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
16. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
17. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
18. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
19. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
20. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
21. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Disamping pola pikir positif, masih terdapat juga pola pikir negatif yang ada pada
kalangan PNS. Diantaranya:
1. Komitmen dan konsistensi terhadap visi dan misi organisasi masih rendah;
2. Sering terjadi penyimpangan dan kesalahan dalamkebijakan publik yang
berdampak luas kepada masyarakat;
3. Pelaksanaan kebijakan jauh berbeda dari yang diharapkan;
4. Terjadi Arogansi pejabat dan penyalahgunaan kekuasaan;
5. Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab aparatur saat ini belum seimbang;
6. Pejabat yang KKN akan menyebabkan KKN meluas pada pegawai, dunia usaha dan
masyarakat;
7. Kepekaan terhadap masyarakat dinilai masih rendah;
8. Sikap berorientasi vertikal menyebabkan hilangnya kreativitas, rasa takut
berimprovisasi;
9. Pengaruh budaya prestise yang lebih menonjol, sehingga aspek rasionalitas sering
dikesampingkan.
Berbagai pola pikir negatif diatas bisa di atasi dengan melakukan pembinaan secara
periodik.
Agar pola pikir negatif bisa dirubah menjadi pola pikir positif kedepannya.
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
Pola pikir positif yang demikianlah yang membentuk konsep diri selaku pegawai
negeri sipil. Adapun konsep diri Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut :
Disamping itu sebagai parameter kinerja di akhir tahun, pegawai negeri sipil
dinilai melalui Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang merupakan penilaian PNS
yang diatur melalui Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja PNS. Dengan adanya peraturan dan ketentuan tersebut
diatas, maka norma dan aturan tersebut dimaksudkan dan diarahkan agar
pegawai negeri sipil dalam kesehariannya di tempat kerja dapat menjaga pola
pikir, sikap, perilaku, dan performa kerja (kinerjanya) dalam organisasi
pemerintah dengan sebaik-baiknya dalam rangka pencapaian target kerja
dirinya dan tercapainya output dan tujuan organisasi.
B. Pola Pikir, Sikap, dan Perilaku Pegawai Negeri Sipil yang Tidak Dikehendaki
Pola pikir negatif (pola pikir tetap) selaku pegawai negeri sipil dapat saja muncul
setiap saat dan menimpa siapa saja di tempat kerja. Untuk itu agar pola pikir,
sikap, dan perilaku yang negatif ini tidak mengganggu dan merusak lingkungan
organisasi pemerintah maka perlu diatur sebagaimana ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil. Pasal 4 Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 menjelaskan pola
pikir, sikap dan perilaku yang tidak dikehendaki atau yang dilarang bagi pegawai
negeri sipil sebagai berikut:
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen
atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan negara;
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk
diangkat dalam jabatan;
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani
sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara:
a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
atau atribut PNS;
c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
13. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat;
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah
atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan
surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan; dan
15. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah, dengan cara:
a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah;
b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye;
c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
C. Merubah Pola Pikir, Sikap, dan Perilaku Negatif ke Pola Pikir, Sikap dan
Perilaku Positif
Semestinya selaku pegawai negeri sipil selalu sadar untuk tidak mengendorkan
semangat kerja dan profesionalitas kerja serta berusaha sekuat tenaga untuk
merubah cara pandang dari bekerja untuk uang menjadi bekerja untuk ibadah
serta dari berpikir linier menuju berpikir
sistem. Menyadari bahwa bekerja untuk melayani masyarakat bukan sebaliknya.
Bersikap terbuka dan optimis terhadap perubahan bukannya tertutup (menolak)
atau pesimis adanya perubahan.
Kesadaran dan kemauan untuk merubah hal tersebut diatas akan mudah
dilakukan bilamana seorang pegawai negeri sipil mampu menggeser dan
merobohkan dinding mental pembatas (mental block) yang ada pada dirinya.
Mental block yang ada dalam pikiran seseorang inilah yang menghambat dirinya
untuk mau bergerak dan mau berubah untuk mencapai impian, tujuan, harapan,
keinginan ataupun perubahan yang lebih baik dalam kehidupannya
Berikut ini beberapa pola pikir yang ada pada diri manusia, diantaranya adalah:
1. Pola pikir perfeksionis: Seseorang yang mempunya pola pikir ini akan
menilai dirinya begitu tajam sehingga sekilas orang tersebut tidak berani
mencoba yang tidak ia kuasai dengan sangat sempurna.
2. Pola pikir obsesif: Seseorang dengan pola pikir ini akan mengingat terus
menerus sesuatu yang menakutkan dirinya sehingga ia meneror diri
sendiri dan akhirnya ia berhenti sambil meyakini bahwa semua adalah
malapetaka.
3. Pola pikir pesimis: Yaitu pola pikir dimana seseorang selalu menganggap
semua hanya akan menjadi sebuah kegagalan.
4. Pola pikir bergantung pada orang lain: Seseorang akan merasa sangat
ingin untuk bebas tapi di lain pihak dia akan merasa bahwa hanya orang
lain yang dapat menyelamatkannya.
5. Pola pikir birokrat/dogmatik: Pola pikir yang memaksakan kehendak untuk
mengikuti aturan dan merasa dirinya paling tahu segalanya.
6. Pola pikir Optimis: Pola pikir yang mencirikan seseorang merasa percaya
bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara
bertahap.
7. Pola pikir realistis: Seseorang dengan pola pikir ini dapat mengalahkan
rasa takut dan hal – hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan
emosi lalu membuat rencana secara bertahap dengan penuh rasa
percaya diri.
8. Pola pikir Taoisme: Pola pikir tersebut memiliki ciri bahwasanya hitam
tidak selalu buruk dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat
sangat bermanfaat jika pada situasi yang tepat. Sesuatu yang kelihatan
baik mungkin dapat mencelakakanya,
9. Pola pikir mandiri: Pola pikir yang tidak teralu memikirkan perasaan orang
lain sehingga orang lain dapat merasa bebas.
Dari jenis pola pikir diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam diri seseorang akan
terbentuk pola pikir yang berbeda beda. Lingkungan yang mempengaruhi jenis
pola pikir apa yang terdapat pada seseorang. Pola pikir PNS adalah pola pikir
profesi, disamping misalnya profesi politikus, pedagang, pengusaha dan
sebagainya. Karena perbedaan karakteristik dengan profesi lainnya, maka pola
pikir PNS juga berbeda. Salah satu ciri khas yang membedakannya adalah
tugas dan karakteristik pelayanan publik (public service).
Disamping pola pikir positif, masih terdapat juga pola pikir negatif yang ada pada
kalangan PNS. Diantaranya:
1. Komitmen dan konsistensi terhadap visi dan misi organisasi masih rendah;
2. Sering terjadi penyimpangan dan kesalahan
dalamkebijakan publik yang berdampak luas kepada
masyarakat;
3. Pelaksanaan kebijakan jauh berbeda dari yang diharapkan;
4. Terjadi Arogansi pejabat dan penyalahgunaan kekuasaan;
5. Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab aparatur saat ini belum
seimbang;
6. Pejabat yang KKN akan menyebabkan KKN meluas pada pegawai, dunia
usaha dan masyarakat;
7. Kepekaan terhadap masyarakat dinilai masih rendah;
8. Sikap berorientasi vertikal menyebabkan hilangnya kreativitas, rasa
takut berimprovisasi;
9. Pengaruh budaya prestise yang lebih menonjol, sehingga aspek
rasionalitas sering dikesampingkan.
Berbagai pola pikir negatif diatas bisa di atasi dengan melakukan pembinaan
secara periodik. Agar pola pikir negatif bisa dirubah menjadi pola pikir positif
kedepannya.
E. Budaya Kerja
Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan disadari pandangan hidup sebagai
nilai-niali yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan
dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita,
pendapat, pandangan, serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.
Tata nilai mencerminkan nilai-nilai sebagai suatu ciri dan kebanggaan seluruh
pejabat dan staf Badan Pembinaan Konstruksi. Dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan Badan Pengembangan Konstruksi bagi lingkungan intenal
BP Konstruksi dan lingkungan eksternal.
Gambar 2.1 Bersama Kita
Membangun
F. Latihan
G. Rangkuman
Memperbaiki Pola pikir pegawai tidak bisa secara dratis begitu ketemu langsung berubah, perlu
waktu dan pembinaan dengan rumusan Sikap dan Perilaku PNS, dari jenis pola pikir diatas, dapat
disimpulkan bahwa dalam diri seseorang akan terbentuk pola pikir yang berbeda beda.
Lingkungan yang mempengaruhi jenis pola pikir apa yang terdapat pada seseorang. Hakekat
sebagai Aparatur Sipil Negara bagaimana yang bersangkutan mengerti tentang bertanggung jawab
kepada siapa? bertanggung jawab terhadap Negara sehingga rasa nasionalisme terus ditumbuh
kembangkan, bagaimana melayani publik dengan baik, sikap menjadi pelayan masyarakat yang
baik akan menumbuhkan etika yang santun. Penerapan apa yang dilakukan diatas tentu akan
menjaga kualitas mutu yang sangat diharpkan masyarakat dan akhirnya mencegah terjadinya
korupsi.
H. Evaluasi
Integritas adalah konsistensi antara nilai dan tindakan. Orang yang berintegritas
akan bertindak konsisten sejalan dengan nilai-nilai, kode etik, serta kebijakan
organisasi dan/atau profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk
melakukannya. Integritas didefinisikan pula sebagai suatu kepribadian yang
dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk
membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan
yang andal. Bila dikaitkan dengan kode etik, integritas didefinisikan sebagai
tindakan yang konsisten, sesuai dengan kebijakan dan kode etik organisasi.
Perbuatan yang konsisten tersebut adalah perbuatan yang baik dan benar, yang
merupakan petunjuk dari keutuhan pribadi dan sikap yang konsisten yang juga
harus transparan, akuntabel, bertanggung jawab, dan independen.
Istilah ”etika” berasal dari bahasa Yunani kuno ethos, yang berarti ilmu tentang
apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Kata yang cukup
dekat dengan ”etika” adalah ”moral” yang berasal dari bahasa Latin “mos” yang
berarti juga kebiasaan, adat. Jadi etimologi kata ”etika” sama denganetimologi
kata ”moral”. Dengan demikian, etika merupakan salah satu hal penting yang
menjaga keseimbangan (checks and balances) terhadap penggunaan
kewenangan dan kebebasan yang diberikan publik. Etika merupakan faktor
penting dalam menciptakan dan memelihara kepercayaan publik terhadap
pemerintah dan institusinya. Etika juga memberikan dasar untuk menguji praktik,
aturan, dan pelaksanaan secara umum bagi publik untuk membandingkan
bahwa kepentingannya telah dilayani dan pelaksanaannya dapat diamati. Etika
juga merupakan faktor kunci dalam kualitas governance.
menggunakan ukuran norma atau nilai-nilai ( values ), atau disebut juga ‘moral
philosophy’ . Root (1998) berargumentasi dalam batasan hukum, hampir semua
tindakan benar dan salah bergantung pada perspektif individu. Dalam kondisi
tertentu, pilihan itu tidak secara jelas pilihan antara benar dan salah, tetapi
terdapat situasi di mana orang harus memiliki diantara dua hal yang benar.
Disinilah akan muncul situasi dilematis yang sangat membutuhkan
pertimbangan etika atau nilai yang menjadi prioritas individu atau organisasi.
Sebagai contoh, suatu instansi
Penegakan Integritas dan Nilai Etika, Secara konseptual, integritas dan nilai
etika sangat jelas memberikan pengaruh posisif pada organisasi dan individu.
Hal yang lebih penting adalah bagaimana integritas dan nilai etika dapat
diwujudkan dan ditegakkan. Penegakan integritas dan nilai etika adalah
menerjemahkan integritas dan nilai etika ke dalam suatu kode etik atau aturan
perilaku, serta menerapkannyasecara konsisten dalam kegiatan sehari-hari.
B. Peraturan
Area yang perlu diatur dalam upaya penegakan integritas dan nilai etika adalah:
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS dimaksudkan untuk meningkatkan
perjuangan, pengabdian, kesetiaan, dan ketaatan PNS kepada negara kesatuan
dan pemerintah RI berdasarkan Pancasila dan UUD RI 1945.
Cakupan materi kode etik atau aturan perilaku pada praktik terbaik di beberapa
instansi pemerintah menyangkut perilaku dalam hal-hal yang antara lain
mengatur:
1) Aktivitas politik;
2) Penyuapan, pembayaran illegal, dan kickbacks;
3) Amal/donasi;
4) Perjalanan dinas kantor;
5) Pekerjaan sampingan;
6) Hadiah pemberian dan keuntungan lain;
7) Gratifikasi;
8) Jamuan;
9) Biaya kemudahan (uang pelicin);
10) Menjadi pemasok dan penyedia jasa lain;
11) Anggota keluarga;
12) Menghindari potensi benturan kepentingan;
13) Tanggung jawab profesi;
14) Tanggung jawab pribadi;
15) Perilaku berkaitan dengan stakeholders;
16) Penggunaan informasi;
17) Larangan manipulasi dan penyampaian;
18) Informasi yang tidak benar;
19) Pemeliharaan dan penggunaan aset;
20) Penggunaan informasi internal;
21) Penggunaan fasilitas kantor: telepon dan sebagainya;
22) Catatan dan pembukuan;
23) Kesempatan kerja yang sama;
24) Etika lingkungan kerja;
25) Narkoba dan perjudian;
26) Pengguna jasa.
Penerapan penegakan integritas dan nilai etika pada dasarnya ditandai dengan
adanya suatu aturan perilaku/kode perilaku yang di komunikasikan kepada
seluruh individu organisasi dan dilaksanakan penegakannya. Dalam
pelaksanaannya, tahap dan langkah-langkah penyelenggaraan penegakan
integritas dan nilai etika dapat dilakukan bersamaan dengan unsur lainnya.
Penerapan tersebut dikelompokkan dalam tiga tahap utama, yaitu:
Landasan Hukum :
5) Permen PUPR 07 tahun 2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku
Pegawai PUPR Pelaksanaan Kode Etik, pegawai harus melaksanakan kode
etik yang meliputi :
1) Menyusun strategi dan langkah taktis;
2) Memperhatikan implikasi dari berbagai aspek;
3) Menunjukkan komitmen dan loyalitas;
4) Melaporkan bentuk penyimpangan kepada yang berwenang;
5) Menjaga kepercayaan;
6) Menindaklanjuti pengaduan;
7) Bekerja dengan akurat;
8) Bertanggung jawab;
9) Menjalankan tugas sesuai dengan peraturan;
10) Menunjukkan konsistensi dan persistensi yang tinggi;
11) Menyelesaikan tugas sesuai dengan manajemen waktu dan sumber daya;
12) Meningkatkan kapabilitas dan kompetensi;
13) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan;
14) Memberikan kontribusi nyata;
15) Membuka akses publik bidang PUPR;
16) Mengindahkan etika berkomunikasi;
17) Memberikan pelayana prima.
Selain melaksanakan kode etik juga ada larangan yang harus diperhatikan antara
lain:
Kode perilaku merupakan lampiran yang tak terpisahkan dari Peraturan Menteri
PUPR nomo 07 tahun 2017, yang meliputi :
F. Latihan
1. Pengertian integritas ?
2. Apa yang sdr ketahui tentang kode etik PNS.!
3. Sebutkan 3 nilai-nilai dasar yang tertuang dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 2004.
4. Menteri PUPR telah mengeluarkan Permen PUPR nomor 07 tahun 2017. Apa yang sdr
ketahui tentang Permen tersebut?
5. Pelaksanaan Kode Etik Pegawai, meliputi.............(pilih 5)
6. Pelaksanaan Kode Perilaku Pegawai, meliputi.............(pilih 3)
G. Rangkuman
Beban kerja pegawai ASN Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat semakin padat seiring dengan
proyek-proyek strategis yang menjadi program saat ini dan yang akan datang. Dengan
memperhatikan makna dari integritas konsistensi antara nilai dan tindakan.
Selain itu dalam membangun integritas selain materi diatas perlu juga mengaplikasikan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Kode Etik dan Kode Perilaku dengan
batasan-batasan yang jelas sehingga dalam membangun integritas secara aturan lengkap sudah.
H. Evaluasi
PENUTUP
1. Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil tertuang
dalam suatu Peraturan, jelaskan !
2. Pilih 2 dan jelaskan Parameter penerapan Penegakan Integritas dan Nilai
Etika.
3. Jelaskan tiga fokus etika publik;
4. Pilih 4 jenis pola pikir dan jelakan masing-masing.
5. Berapa kali dilakukan amandemen terhadap Undang-undang Dasar RI
tahun 1945 jelaskan?
B. Umpan Balik
Memperbaiki Pola pikir pegawai tidak bisa secara langsung, perlu waktu dan
pembinaan dengan rumusan sikap dan Perilaku PNS, dari jenis pola pikir diatas,
dapat disimpulkan bahwa dalam diri seseorang akan terbentuk pola pikir yang
berbeda beda. Lingkungan yang mempengaruhi jenis pola pikir apa yang
terdapat pada seseorang. Hakekat sebagai Aparatur Sipil Negara bagaimana
yang bersangkutan mengerti tentang bertanggung jawab kepada siapa?
bertanggung jawab terhadap Negara sehingga rasa nasionalisme terus
ditumbuh kembangkan, bagaimana melayani publik dengan baik, sikap menjadi
pelayan masyarakat yang baik akan menumbuhkan etika yang santun.
Penerapan apa yang dilakukan diatas tentu akan menjaga kualitas mutu yang
sangat diharpkan masyarakat dan akhirnya mencegah terjadinya korupsi.
Beban kerja pegawai ASN Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat semakin
padat seiring dengan proyek-proyek strategis yang menjadi program saat ini dan
yang akan datang. Dengan memperhatikan makna dari integritas konsistensi
antara nilai dan tindakan. Selain itu dalam membangun integritas selain materi
C. Tindak Lanjut
Pentingnya integritas ini dimiliki agar aparatur sipil negara memiliki kualitas dan
komitmen yang tinggi dalam bekerja. Uraian dari materi pokok 1 sampai dengan
materi pokok 2 , baru menjelaskan mengenai pentingnya integritas dalam
melakukan pekerjaan di lingkungan Kementrian PUPR. Masih banyak hal-hal
yang tidak disampaikan dalam modul ini. Diantaranya yang telah menjadi mata
pelajaran dalam diklat ini, adapula yang menjadi mata diklat pada program diklat
jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu untuk lebih memahami mengenai
gambar dan anggaran, peserta dianjurkan untuk mempelajari, antara lain:
D. Kunci Jawaban
Materi 1
Evaluasi
Jawab :
Pola Pikir adalah pola – pola dominan yang menjadi acuan utama
seseorang dalam bertindak. Selanjutnya dikatakan bahwa pola pikir
adalah pola yang menetap dalam pikiran alam bawah sadar seseorang.
Jawab :
Berikut ini beberapa pola pikir yang ada pada diri manusia, diantaranya
adalah:
Materi 2
Evaluasi
1. Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil tertuang
dalam suatu Peraturan, jelaskan !
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Point 1 diatas
Jawab :
Dewan Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai Kementerian PUPR adalah: Tim
yang dibentuk untuk melakukan penegakan. pelaksanaan dan penyelesaian
pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku yang dilakukan Pegawai.
Kode Etik adalah norma atau pedoman sikap, tingkah laku, perbuatan,
danucapan yang harus dipatuhi oleh Pegawai, baik dalam melaksanakan
tugas dan fungsi organisasi maupun menjalani kehidupan pribadi.
Kode Perilaku adalah panduan tindakan atau perbuatan yang didasarkan pada
nilai,etika,dan budaya kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang harus dipatuhi oleh Pegawai, baik dalam melaksanakan tugas
dan fungsi organisasi maupun menjalani kehidupan pribadi.
Sasaran adalah pegawai negeri sipil, calon pegawai negeri sipil, dan pegawai
pemerintah nonpegawai negeri sipil yang bekerja di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, dan Non Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disingkat PPNPNS adalah Pegawai tidak tetap yang bekerja di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dibayar dengan
anggaran pendapatan dan belanja negara.