Anda di halaman 1dari 40

Pola Pikir terdiri dari dua kata yaitu “Pola” dan “Pikir”.

Dalam pengertiannya Pola adalah


cara, model atau sistem, sementara Pikir yakni akal budi atau ingatan. Jadi pola pikir
adalah proses mental yang melibatkan otak dalam menilai tentang baik dan buruk suatu
pilihan. Dalam American Heritage Dictionary, pola pikir
atau mindset didefinisikan sebagai “ a fixed mental attitude or disposition that
predetermines a person’s responses to and interpretation of situation” (suatu sikap
mental atau disposisi tertentu yang menentukan respons dan pemaknaan seseorang
terhadap situasi yang dihadapinya)

Pola pikir positif yang demikianlah yang membentuk konsep diri selaku pegawai negeri
sipil.

Adapun konsep diri Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut :


a. Bekerja sebagai Ibadah;
b. Menghindari sikap tidak terpuji;
c. Bekerja secara profesional;
d. Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus menerus;
e. Pelayan dan pengayom masyarakat;
f. Bekerja berdasarkan peraturan yang berlaku;
g. Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap realistis.

Dalam upaya mewujudkan aparatur yang berintegritas dan profesional, perlu


ditumbuhkan kesadaran para pegawai negeri sipil untuk merubah pola pikirnya sejalan
dan searah dengan reformasi birokrasi pemerintah. Mengapa pola pikir perlu dirubah?
Dengan perubahan pola pikir diharapkan pegawai negeri sipil mampu mengembangkan
pola pikir yang positif dan meminimalisasi pola pikir dirinya yang negatif. Hal ini berarti
akan mensukseskan tugas dan peranan pegawai negeri sipil sebagai abdi negara, abdi
masyarakat, dan pelayan masyarakat.

Berikut ini beberapa pola pikir yang ada pada diri manusia, diantaranya adalah:

1. Pola pikir perfeksionis: Seseorang yang mempunya pola pikir ini akan menilai dirinya
begitu tajam sehingga sekilas orang tersebut tidak berani mencoba yang tidak ia
kuasai dengan sangat sempurna.
2. Pola pikir obsesif: Seseorang dengan pola pikir ini akan mengingat terus menerus
sesuatu yang menakutkan dirinya sehingga ia meneror diri sendiri dan akhirnya ia
berhenti sambil meyakini bahwa semua adalah malapetaka.
3. Pola pikir pesimis: Yaitu pola pikir dimana seseorang selalu menganggap semua
hanya akan menjadi sebuah kegagalan.
4. Pola pikir bergantung pada orang lain: Seseorang akan merasa sangat ingin untuk
bebas tapi di lain pihak dia akan merasa bahwa hanya orang lain yang dapat
menyelamatkannya.
5. Pola pikir birokrat/dogmatik: Pola pikir yang memaksakan kehendak untuk mengikuti
aturan dan merasa dirinya paling tahu segalanya.
6. Pola pikir Optimis: Pola pikir yang mencirikan seseorang merasa percaya bahwa tidak
ada yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap.
7. Pola pikir realistis: Seseorang dengan pola pikir ini dapat mengalahkan rasa takut dan
hal – hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu membuat
rencana secara bertahap dengan penuh rasa percaya diri.
8. Pola pikir Taoisme: Pola pikir tersebut memiliki ciri bahwasanya hitam tidak selalu
buruk dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika
pada situasi yang tepat. Sesuatu yang kelihatan baik mungkin dapat mencelakakanya,
9. Pola pikir mandiri: Pola pikir yang tidak teralu memikirkan perasaan orang lain
sehingga orang lain dapat merasa bebas.

Pola pikir pegawai negeri sipil agar senantiasa terdorong berpola pikir, bersikap dan
berperilaku positif sesungguhnya telah dipikirkan dan diakomodir oleh pemerintah.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku pegawai negeri sipil
sebagai berikut :
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah;
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang,
8. dan/atau golongan;
9. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
10. dirahasiakan;
11. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;
12. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat
13. membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
14. keamanan, keuangan, dan materiil;
15. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
16. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
17. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
18. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
19. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
20. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
21. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Disamping pola pikir positif, masih terdapat juga pola pikir negatif yang ada pada
kalangan PNS. Diantaranya:
1. Komitmen dan konsistensi terhadap visi dan misi organisasi masih rendah;
2. Sering terjadi penyimpangan dan kesalahan dalamkebijakan publik yang
berdampak luas kepada masyarakat;
3. Pelaksanaan kebijakan jauh berbeda dari yang diharapkan;
4. Terjadi Arogansi pejabat dan penyalahgunaan kekuasaan;
5. Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab aparatur saat ini belum seimbang;
6. Pejabat yang KKN akan menyebabkan KKN meluas pada pegawai, dunia usaha dan
masyarakat;
7. Kepekaan terhadap masyarakat dinilai masih rendah;
8. Sikap berorientasi vertikal menyebabkan hilangnya kreativitas, rasa takut
berimprovisasi;
9. Pengaruh budaya prestise yang lebih menonjol, sehingga aspek rasionalitas sering
dikesampingkan.
Berbagai pola pikir negatif diatas bisa di atasi dengan melakukan pembinaan secara
periodik.
Agar pola pikir negatif bisa dirubah menjadi pola pikir positif kedepannya.
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

Pola pikir positif yang demikianlah yang membentuk konsep diri selaku pegawai
negeri sipil. Adapun konsep diri Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut :

a. Bekerja sebagai Ibadah;


b. Menghindari sikap tidak terpuji;
c. Bekerja secara profesional;
d. Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus menerus;
e. Pelayan dan pengayom masyarakat;
f. Bekerja berdasarkan peraturan yang berlaku;
g. Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap realistis.

Disamping itu sebagai parameter kinerja di akhir tahun, pegawai negeri sipil
dinilai melalui Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang merupakan penilaian PNS
yang diatur melalui Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja PNS. Dengan adanya peraturan dan ketentuan tersebut
diatas, maka norma dan aturan tersebut dimaksudkan dan diarahkan agar
pegawai negeri sipil dalam kesehariannya di tempat kerja dapat menjaga pola
pikir, sikap, perilaku, dan performa kerja (kinerjanya) dalam organisasi
pemerintah dengan sebaik-baiknya dalam rangka pencapaian target kerja
dirinya dan tercapainya output dan tujuan organisasi.
B. Pola Pikir, Sikap, dan Perilaku Pegawai Negeri Sipil yang Tidak Dikehendaki

Pola pikir negatif (pola pikir tetap) selaku pegawai negeri sipil dapat saja muncul
setiap saat dan menimpa siapa saja di tempat kerja. Untuk itu agar pola pikir,
sikap, dan perilaku yang negatif ini tidak mengganggu dan merusak lingkungan
organisasi pemerintah maka perlu diatur sebagaimana ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil. Pasal 4 Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 menjelaskan pola
pikir, sikap dan perilaku yang tidak dikehendaki atau yang dilarang bagi pegawai
negeri sipil sebagai berikut:

1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen
atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan negara;
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk
diangkat dalam jabatan;
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani
sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara:
a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
atau atribut PNS;
c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
13. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat;
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah
atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan
surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan; dan
15. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah, dengan cara:
a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah;
b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye;
c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

C. Merubah Pola Pikir, Sikap, dan Perilaku Negatif ke Pola Pikir, Sikap dan
Perilaku Positif

Menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dengan diterbitkannya


Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil dimaksudkan sebagai langkah awal untuk menciptakan aparatur yang
berintegritas dan profesional sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang sudah tidak
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan.

Dalam upaya mewujudkan aparatur yang berintegritas dan profesional, perlu


ditumbuhkan kesadaran para pegawai negeri sipil untuk merubah pola pikirnya
sejalan dan searah dengan reformasi birokrasi pemerintah. Mengapa pola pikir
perlu dirubah? Dengan perubahan pola pikir diharapkan pegawai negeri sipil
mampu mengembangkan pola pikir yang positif dan meminimalisasi pola pikir
dirinya yang negatif. Hal ini berarti akan mensukseskan tugas dan peranan
pegawai negeri sipil sebagai abdi negara, abdi masyarakat, dan pelayan
masyarakat.

Menyangkut tentang pergeseran dan bentuk perubahan pola pikir seorang


pegawai negeri sipil perlu penyadaran dan kesungguhan merubah pola pikir dari
negatif kearah positif sebagaimana konsep diri sebagai pegawai negeri sipil.
Misalnya menekankan bahwa bekerja itu tidak semata-mata untuk uang/materi
saja melainkan bekerja untuk ibadah. Meski uang itu penting dalam hidup
namun sebagai pegawai negeri sipil yang berintegritas tidak boleh menghalalkan
segala cara dalam mencari uang sampai melakukan tindakan korupsi, kolusi dan
nepotisme.

Semestinya selaku pegawai negeri sipil selalu sadar untuk tidak mengendorkan
semangat kerja dan profesionalitas kerja serta berusaha sekuat tenaga untuk
merubah cara pandang dari bekerja untuk uang menjadi bekerja untuk ibadah
serta dari berpikir linier menuju berpikir
sistem. Menyadari bahwa bekerja untuk melayani masyarakat bukan sebaliknya.
Bersikap terbuka dan optimis terhadap perubahan bukannya tertutup (menolak)
atau pesimis adanya perubahan.

Kesadaran dan kemauan untuk merubah hal tersebut diatas akan mudah
dilakukan bilamana seorang pegawai negeri sipil mampu menggeser dan
merobohkan dinding mental pembatas (mental block) yang ada pada dirinya.
Mental block yang ada dalam pikiran seseorang inilah yang menghambat dirinya
untuk mau bergerak dan mau berubah untuk mencapai impian, tujuan, harapan,
keinginan ataupun perubahan yang lebih baik dalam kehidupannya

D. Jenis-jenis Pola Pikir

Berikut ini beberapa pola pikir yang ada pada diri manusia, diantaranya adalah:

1. Pola pikir perfeksionis: Seseorang yang mempunya pola pikir ini akan
menilai dirinya begitu tajam sehingga sekilas orang tersebut tidak berani
mencoba yang tidak ia kuasai dengan sangat sempurna.
2. Pola pikir obsesif: Seseorang dengan pola pikir ini akan mengingat terus
menerus sesuatu yang menakutkan dirinya sehingga ia meneror diri
sendiri dan akhirnya ia berhenti sambil meyakini bahwa semua adalah
malapetaka.
3. Pola pikir pesimis: Yaitu pola pikir dimana seseorang selalu menganggap
semua hanya akan menjadi sebuah kegagalan.
4. Pola pikir bergantung pada orang lain: Seseorang akan merasa sangat
ingin untuk bebas tapi di lain pihak dia akan merasa bahwa hanya orang
lain yang dapat menyelamatkannya.
5. Pola pikir birokrat/dogmatik: Pola pikir yang memaksakan kehendak untuk
mengikuti aturan dan merasa dirinya paling tahu segalanya.
6. Pola pikir Optimis: Pola pikir yang mencirikan seseorang merasa percaya
bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara
bertahap.
7. Pola pikir realistis: Seseorang dengan pola pikir ini dapat mengalahkan
rasa takut dan hal – hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan
emosi lalu membuat rencana secara bertahap dengan penuh rasa
percaya diri.
8. Pola pikir Taoisme: Pola pikir tersebut memiliki ciri bahwasanya hitam
tidak selalu buruk dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat
sangat bermanfaat jika pada situasi yang tepat. Sesuatu yang kelihatan
baik mungkin dapat mencelakakanya,
9. Pola pikir mandiri: Pola pikir yang tidak teralu memikirkan perasaan orang
lain sehingga orang lain dapat merasa bebas.
Dari jenis pola pikir diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam diri seseorang akan
terbentuk pola pikir yang berbeda beda. Lingkungan yang mempengaruhi jenis
pola pikir apa yang terdapat pada seseorang. Pola pikir PNS adalah pola pikir
profesi, disamping misalnya profesi politikus, pedagang, pengusaha dan
sebagainya. Karena perbedaan karakteristik dengan profesi lainnya, maka pola
pikir PNS juga berbeda. Salah satu ciri khas yang membedakannya adalah
tugas dan karakteristik pelayanan publik (public service).
Disamping pola pikir positif, masih terdapat juga pola pikir negatif yang ada pada
kalangan PNS. Diantaranya:

1. Komitmen dan konsistensi terhadap visi dan misi organisasi masih rendah;
2. Sering terjadi penyimpangan dan kesalahan
dalamkebijakan publik yang berdampak luas kepada
masyarakat;
3. Pelaksanaan kebijakan jauh berbeda dari yang diharapkan;
4. Terjadi Arogansi pejabat dan penyalahgunaan kekuasaan;
5. Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab aparatur saat ini belum
seimbang;
6. Pejabat yang KKN akan menyebabkan KKN meluas pada pegawai, dunia
usaha dan masyarakat;
7. Kepekaan terhadap masyarakat dinilai masih rendah;
8. Sikap berorientasi vertikal menyebabkan hilangnya kreativitas, rasa
takut berimprovisasi;
9. Pengaruh budaya prestise yang lebih menonjol, sehingga aspek
rasionalitas sering dikesampingkan.

Berbagai pola pikir negatif diatas bisa di atasi dengan melakukan pembinaan
secara periodik. Agar pola pikir negatif bisa dirubah menjadi pola pikir positif
kedepannya.

E. Budaya Kerja

Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan disadari pandangan hidup sebagai
nilai-niali yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan
dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita,
pendapat, pandangan, serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan di lingkungan Badan


Pembinaan Konstruksi dan lingkungan eksternal, saat ini telah disusun suatu
konsep nilai-nilai strategis (strategic values) yaitu “Bersama KITA Membangun”.
Konsep “KITA” merupakan singkatan dari kompetensi, integritas, transparansi,
dan akuntabilitas.

Tata nilai mencerminkan nilai-nilai sebagai suatu ciri dan kebanggaan seluruh
pejabat dan staf Badan Pembinaan Konstruksi. Dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan Badan Pengembangan Konstruksi bagi lingkungan intenal
BP Konstruksi dan lingkungan eksternal.
Gambar 2.1 Bersama Kita
Membangun

Bersama mengandung pengertian rasa persatuan atau kekompakan yang ada di


dalam organisasi dan kedekatan dengan sesama individu ataupun sesama
bagian yang mampu mendukung terciptanya komunikasi dan kerjasama yang
baik. Nilai-nilai dasar kekompakan/kebersamaan tersebut yaitu:

1. Memiliki semangat korps yang tinggi;


2. Menjaga nama baik organisasi dan teman sekerja; dan
3. Mengembangkan rasa kekeluargaan dan kesetaraan.

K = Kompetensi mengandung pengertian memiliki pengetahuan, keterampilan,


dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan dan menyelesaikan suatu
pekerjaan sesuai dengan kualitas yang telah diteteapkan. Nilai-nilai kompetensi
tersebut yaitu:

1. Mempunyai pengetahuan (knowledge), Keterampilan (skill), dan Sikap


(attitude) sesuai dengan persyaratan organisasi;
2. Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan
yang relevan dalam bekerja;
3. Menilai kinerja pegawai secara obyektif dan konsekwen; dan
4. Mengembangkan perilaku teliti secara profesional.

I = Integrasi memiliki pengertian konsisten dan selalu patuh terhadap nila-nilai


moral atau peraturan lainnya, terutapam nilai kejujuran serta anti korupsi, kolusi,
dan nepotisme (KKN). Nilai-nilai dalam dasar integritas yaitu:

1. Bersikap jujur dalam pelaksanaan tugas;


2. Mencapai tujuan sekretariat/pusat/satker secara optimal;
3. Mengutamakan kepentingan organisasi;
4. Menjadikan nilai keagamaan sebagai dasar dalam mengembangkan
motivasi kerja; dan
5. Mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku di badan pembinaan
konstruksi.
T = Transparasi mengandung pengertian kejelasan dan keterbukaan dalam latar
belakang dan hasil suatu tujuan, keputusan ataupun langkah kerja suatu
organisasi maupun individu. Nilai-nilai dasar trasparasi yaitu:

1. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka di dalam satker maupun antar


saker;
2. Menggunakan berbagai sarana komunikasi yang tersedia;
3. Mengemukakan pendapat secara terbuka, langsung, dan beretika;
4. Menciptakan keterbukaan sesuai dengan harapan stakeholders; dan
5. Menciptakan keterbukaan dalam proses perumahan dan implementasi
kebijakan.

A = Akuntabilitas mengandung pengertian pertanggung jawaban yang jelas dari


masing- masing individu atau semua tidakan yang diambil beserta
konswekuensinya, terutama dalam hal penyelesaian tugas dan pengembangan
keputusan. Nilai-nilai dasar akuntabilitas yaitu:

1. Memiliki inisiatif dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas;


2. Memenuhi harapan stakeholders;
3. Menghasilkan produk dengan kualitas standar yang ditetapkan; dan
4. Melakukan yang terbaik untuk mencapai tugas serta mempertanggung
jawabkan kesalahan sesuai dengan wewenangnya.

Membangun (Konstruktif) membangun mengandung pengertian masa depan


yang lebih baik. Disambing itu, membangun juga secara implisit mengandung
pengertian berkelanjutan (sustainability) yang didefinisikan sebagai kualitas
hidup yang lebih baik untuk semua orang dalam konteks ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Nilai-nilai dasar membangun yaitu:

4. Progresif dan pro peribahan positif;


5. Berani mengakui kekurangan diri; dan
6. Melakukan hal terbaik dalam pelaksanaan tugas.

F. Latihan

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan pola pikir?


2. Sebutkan tiga jenis pola pikir?
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

G. Rangkuman

Memperbaiki Pola pikir pegawai tidak bisa secara dratis begitu ketemu langsung berubah, perlu
waktu dan pembinaan dengan rumusan Sikap dan Perilaku PNS, dari jenis pola pikir diatas, dapat
disimpulkan bahwa dalam diri seseorang akan terbentuk pola pikir yang berbeda beda.
Lingkungan yang mempengaruhi jenis pola pikir apa yang terdapat pada seseorang. Hakekat
sebagai Aparatur Sipil Negara bagaimana yang bersangkutan mengerti tentang bertanggung jawab
kepada siapa? bertanggung jawab terhadap Negara sehingga rasa nasionalisme terus ditumbuh
kembangkan, bagaimana melayani publik dengan baik, sikap menjadi pelayan masyarakat yang
baik akan menumbuhkan etika yang santun. Penerapan apa yang dilakukan diatas tentu akan
menjaga kualitas mutu yang sangat diharpkan masyarakat dan akhirnya mencegah terjadinya
korupsi.

H. Evaluasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Pilih tiga jenis pola pikir, Jelaskan masing-masing?


2. Sebutkan macam pola pikir negatif!

PUSDIKLAT SDA DAN 10


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

A. Pengertian Integritas Melalui Kode Etik

Integritas adalah konsistensi antara nilai dan tindakan. Orang yang berintegritas
akan bertindak konsisten sejalan dengan nilai-nilai, kode etik, serta kebijakan
organisasi dan/atau profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk
melakukannya. Integritas didefinisikan pula sebagai suatu kepribadian yang
dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk
membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan
yang andal. Bila dikaitkan dengan kode etik, integritas didefinisikan sebagai
tindakan yang konsisten, sesuai dengan kebijakan dan kode etik organisasi.
Perbuatan yang konsisten tersebut adalah perbuatan yang baik dan benar, yang
merupakan petunjuk dari keutuhan pribadi dan sikap yang konsisten yang juga
harus transparan, akuntabel, bertanggung jawab, dan independen.

Istilah ”etika” berasal dari bahasa Yunani kuno ethos, yang berarti ilmu tentang
apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Kata yang cukup
dekat dengan ”etika” adalah ”moral” yang berasal dari bahasa Latin “mos” yang
berarti juga kebiasaan, adat. Jadi etimologi kata ”etika” sama denganetimologi
kata ”moral”. Dengan demikian, etika merupakan salah satu hal penting yang
menjaga keseimbangan (checks and balances) terhadap penggunaan
kewenangan dan kebebasan yang diberikan publik. Etika merupakan faktor
penting dalam menciptakan dan memelihara kepercayaan publik terhadap
pemerintah dan institusinya. Etika juga memberikan dasar untuk menguji praktik,
aturan, dan pelaksanaan secara umum bagi publik untuk membandingkan
bahwa kepentingannya telah dilayani dan pelaksanaannya dapat diamati. Etika
juga merupakan faktor kunci dalam kualitas governance.

Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005)diartikan sebagai ilmu


mengenai ‘etik’, yaitu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, serta
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) manusia. Pengertian etik itu sendiri
mengandung dua arti, yaitu: kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak; dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. Oleh karena itu, nilai etika adalah suatu perangkat disiplin yang
berhubungan dengan hal-hal yang baik dan buruk, benar atau salah dengan

PUSDIKLAT SDA DAN 11


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

menggunakan ukuran norma atau nilai-nilai ( values ), atau disebut juga ‘moral
philosophy’ . Root (1998) berargumentasi dalam batasan hukum, hampir semua
tindakan benar dan salah bergantung pada perspektif individu. Dalam kondisi
tertentu, pilihan itu tidak secara jelas pilihan antara benar dan salah, tetapi
terdapat situasi di mana orang harus memiliki diantara dua hal yang benar.
Disinilah akan muncul situasi dilematis yang sangat membutuhkan
pertimbangan etika atau nilai yang menjadi prioritas individu atau organisasi.
Sebagai contoh, suatu instansi

PUSDIKLAT SDA DAN 12


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

pemerintahdihadapkan pada pilihan melaksanakan banyak program dengan


tujuan yang semuanya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun
ketika dihadapkan pada pendanaan, instansi harus memilih program yang paling
prioritas dengan manfaat utama untuk masyarakat.

Penegakan Integritas dan Nilai Etika, Secara konseptual, integritas dan nilai
etika sangat jelas memberikan pengaruh posisif pada organisasi dan individu.
Hal yang lebih penting adalah bagaimana integritas dan nilai etika dapat
diwujudkan dan ditegakkan. Penegakan integritas dan nilai etika adalah
menerjemahkan integritas dan nilai etika ke dalam suatu kode etik atau aturan
perilaku, serta menerapkannyasecara konsisten dalam kegiatan sehari-hari.

B. Peraturan

Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan ruang lingkup ontegrasi


melalui kode etik ialah Peraturan tentang kode etik PNS diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode
Etik Pegawai Negeri Sipil.

Area yang perlu diatur dalam upaya penegakan integritas dan nilai etika adalah:

1) Pengaturan hubungan antara pihak terkait dalam penyusunan/


pembahasan kebijakan dan prosedur, khususnya dengan pihak swasta/
sponsor;
2) Pengaturan hubungan pejabat berwenang dalam anggaran (pemda)
dengan pihak ketiga (swasta);
3) Pemberian reward and punishment;
4) Pengaturan hubungan antara pejabat yang berwenang dalam penerimaan
pegawai dengan calon pegawai, penyelenggara ujian, dan pimpinan unit
pengguna;
5) Pengaturan hubungan antara pihak terkait (bagiankepegawaian,
Baperjakat, pegawai bersangkutan, dan lain-lain) dalam penempatan,
mutasi, rotasi, dan promosi pegawai;
6) Pengaturan transparansi kebijakan dalam penerimaan pegawai dan
proses penempatan, mutasi, rotasi, dan promosi pegawai;
7) Pengaturan hubungan antara pejabat berwenang dalam pengadaan
barang/jasa dengan pihak ketiga;
8) Pengaturan tanggung jawab evaluator/auditor terhadap fasilitas yang
diberikan oleh pihak yang dievaluasi.

Manfaat penegakan integritas dan nilai etika adalah:

1) Menekan tingkat korupsi karena sebagian besar faktor penyebab korupsi


terkait dengan masalah moral dan etika. Dengan terwujudnya moral dan
etika yang baik dan benar akan menekan tingkat korupsi di pemerintahan.
PUSDIKLAT SDA DAN 13
KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

2) Meningkatkan kebersamaan yang dapat menyuburkan semangat kerja


sama dan saling menolong dalam kebaikan di antara para anggota
organisasi pada saat menjalankan tugas-tugasnya.
3) Membantu pimpinan instansi pemerintah dalam upayamembangkitkan
komitmen kepada kejujuran dan kewajaran; pengakuan dan kepatuhan
pada hukum dan kebijakan-kebijakan; rasa hormat kepada organisasi;
kepemimpinan dengan memberi contoh; komitmen untuk berbuat yang
terbaik; menghargai kewenangan; menghargai hak-hak pegawai; dan
kesesuaian dengan standar-standar profesi.

PUSDIKLAT SDA DAN 14


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

4) Membantu pimpinan instansi pemerintah dalam memutuskan bagaimana


merespon tuntutan berbagai stakeholders organisasi yang berbeda.
5) Membantu dan menuntun pimpinan instansi pemerintah dalam
memutuskan apa yang harus dilakukan pada berbagai situasi yang
berbeda, serta membantu anggota organisasi dalam menentukan respon
moral terhadap suatu situasi atau arah tindakan yang diperdebatkan.
6) Menjadi landasan yang baik bagi para anggota organisasi dalam
membuat dan menetapkan kebijakan-kebijakan publik. Aturan etika
menjadi alat untuk memelihara integritas para anggota organisasi dan
politisi.
7) Meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa pemerintah dijalankan
oleh orang- orang yang berperilaku baik dan pantas untuk melayani publik
sebagaimana yang dibutuhkan, diinginkan, dan diharapkan masyarakat.
8) Memelihara stabilitas, integritas, dan menciptakan suatu identitas
bersama (karakter) bagi para anggota instansi pemerintah, yang pada
gilirannya akan ikut membangun komitmen bersama pada instansi
pemerintah untukpenerapan SPIP.
9) Menjadi pembentuk perilaku organisasi yang membantu para anggota
untuk mengenali mana yang baik dan mana yang buruk, yang pada
gilirannya dapat mengoordinasikan berbagai kegiatan menjadi suatu
keseluruhan tindakan yang lebih efektif dan efisien.
10) Membina karakter/watak, memelihara rasa persatuan dan kesatuan
secara kekeluargaan guna mewujudkan kerja sama dan semangat
pengabdian kepada masyarakat, serta kemampuan, dan keteladanan
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
11) Mendorong etos kerja PNS untuk mewujudkan PNS yang bermutu tinggi
dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan
abdi masyarakat.
12) Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan
kebangsaan PNS sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa NKRI.

Pembinaan Jiwa Korps:

Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS dimaksudkan untuk meningkatkan
perjuangan, pengabdian, kesetiaan, dan ketaatan PNS kepada negara kesatuan
dan pemerintah RI berdasarkan Pancasila dan UUD RI 1945.

Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 mengatur nilai-nilai dasar


PNS, yang meliputi:

 Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;


 Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945;
 Semangat nasionalisme;

PUSDIKLAT SDA DAN 15


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

 Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau


golongan;
 Ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
 Penghormatan terhadap hak asasi manusia;
 Tidak diskriminatif;
 Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi;
 Semangat jiwa korps.

Selain itu, juga diatur Kode Etik PNS yang meliputi:

PUSDIKLAT SDA DAN 16


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

1) Etika dalam bernegara;


2) Etika dalam berorganisasi;
3) Etika dalam bermasyarakat;
4) Etika terhadap diri sendiri;
5) Etika terhadap sesama pegawai negeri sipil.

Cakupan materi kode etik atau aturan perilaku pada praktik terbaik di beberapa
instansi pemerintah menyangkut perilaku dalam hal-hal yang antara lain
mengatur:

1) Aktivitas politik;
2) Penyuapan, pembayaran illegal, dan kickbacks;
3) Amal/donasi;
4) Perjalanan dinas kantor;
5) Pekerjaan sampingan;
6) Hadiah pemberian dan keuntungan lain;
7) Gratifikasi;
8) Jamuan;
9) Biaya kemudahan (uang pelicin);
10) Menjadi pemasok dan penyedia jasa lain;
11) Anggota keluarga;
12) Menghindari potensi benturan kepentingan;
13) Tanggung jawab profesi;
14) Tanggung jawab pribadi;
15) Perilaku berkaitan dengan stakeholders;
16) Penggunaan informasi;
17) Larangan manipulasi dan penyampaian;
18) Informasi yang tidak benar;
19) Pemeliharaan dan penggunaan aset;
20) Penggunaan informasi internal;
21) Penggunaan fasilitas kantor: telepon dan sebagainya;
22) Catatan dan pembukuan;
23) Kesempatan kerja yang sama;
24) Etika lingkungan kerja;
25) Narkoba dan perjudian;
26) Pengguna jasa.

Parameter penerapan Penegakan Integritas dan Nilai Etika adalah sebagai


berikut:

PUSDIKLAT SDA DAN 17


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

1) Instansi Pemerintah telah menyusun dan menerapkan aturan perilaku


serta kebijakan lain yang berisi tentang standar perilaku etis, praktik yang
dapat diterima, dan praktik yangtidak dapat diterima termasuk benturan
kepentingan.
2) Suasana etis dibangun pada setiap tingkat pimpinan instansi pemerintah
dan dikomunikasikan di lingkungan instansi pemerintah yang
bersangkutan.
3) Pekerjaan yang terkait dengan masyarakat, anggota badan legislatif,
pegawai, rekanan, auditor, dan pihak lainnya dilaksanakan dengan tingkat
etika yang tinggi.
4) Tindakan disiplin yangtepat dilakukan terhadap penyimpangan atas
kebijakan dan prosedur atas pelanggaran aturan perilaku.

PUSDIKLAT SDA DAN 18


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

5) Pimpinan instansi pemerintah menjelaskan dan


mempertanggungjawabkan adanya intervensi atau pengabaian atas
pengendalian intern.
6) Pimpinan instansi pemerintah menghapus kebijakan atau penugasan
yang dapat mendorong perilaku tidak etis.

C. Langkah Penerapan Penegakan Integritas

Penerapan penegakan integritas dan nilai etika pada dasarnya ditandai dengan
adanya suatu aturan perilaku/kode perilaku yang di komunikasikan kepada
seluruh individu organisasi dan dilaksanakan penegakannya. Dalam
pelaksanaannya, tahap dan langkah-langkah penyelenggaraan penegakan
integritas dan nilai etika dapat dilakukan bersamaan dengan unsur lainnya.
Penerapan tersebut dikelompokkan dalam tiga tahap utama, yaitu:

1) Tahap Persiapan, merupakan tahap awal implementasi, yang bertujuan


untuk memberikan pemahaman atau kesadaran yang lebih baik, serta
pemetaan kebutuhan penerapan.
2) Tahap Pelaksanaan, merupakan langkah tindak lanjut atas pemetaan,
yang meliputi pembangunan infrastruktur,internalisasi, dan
pengembangan berkelanjutan.
3) Tahap Pelaporan, merupakan tahap melaporkan kegiatan.Setiap tahapan
implementasi dan beberapa contoh akan diuraikandi bab ini.

D. Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah mengeluarkan Peratuan


Menteri PUPR nomor 07 tahun 2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku
Pegawai agar mewujudkan birokrasi yang :

1) Berintegritas, berkinerja tinggi dan profesional,


2) Diperlukan bebas dari intervensi politik,
3) Bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,
4) Mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

Landasan Hukum :

1) UU 5 tahun 2014 tentang ASN pasal 3 (profesi);


2) PP 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan kode etik PNS;
3) Perpres 15 tahun 2015 tentang Kementerian PUPR;
4) Permen PUPR 20 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT
PUPR;

PUSDIKLAT SDA DAN 19


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

5) Permen PUPR 07 tahun 2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku
Pegawai PUPR Pelaksanaan Kode Etik, pegawai harus melaksanakan kode
etik yang meliputi :
1) Menyusun strategi dan langkah taktis;
2) Memperhatikan implikasi dari berbagai aspek;
3) Menunjukkan komitmen dan loyalitas;
4) Melaporkan bentuk penyimpangan kepada yang berwenang;
5) Menjaga kepercayaan;

PUSDIKLAT SDA DAN 20


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

6) Menindaklanjuti pengaduan;
7) Bekerja dengan akurat;
8) Bertanggung jawab;
9) Menjalankan tugas sesuai dengan peraturan;
10) Menunjukkan konsistensi dan persistensi yang tinggi;
11) Menyelesaikan tugas sesuai dengan manajemen waktu dan sumber daya;
12) Meningkatkan kapabilitas dan kompetensi;
13) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan;
14) Memberikan kontribusi nyata;
15) Membuka akses publik bidang PUPR;
16) Mengindahkan etika berkomunikasi;
17) Memberikan pelayana prima.

Selain melaksanakan kode etik juga ada larangan yang harus diperhatikan antara
lain:

1) Melakukan pekerjaan tanpa konsultasi dan koordinasi dengan pimpinan;


2) Mengabaikan pengaduan terkait berbagai kerusakan infrastruktur;
3) Meminta dan menerima pemberian/hadiah selain haknya;
4) Menyalahgunakan wewenang;
5) Bertindak individualistis;
6) Mengakui dan/atau mengambil keuntungan dari hasil kerja orang lain;
7) Menunjukkan sikap arogansi;
8) Membuka data/informasi rasia tanpa sepengetahuan yang berwenang;
9) Memiliki, mengonsumsi, dan mengedarkan narkotika, serta obat-obatan
terlarang; dan/atau
10) Melakukan perbuatan yang melanggar norma hukum, dan norma
kesusilaan, serta tindakan tidak terpuji lainnya.

E. Pelaksanaan Kode Perilaku

Kode perilaku merupakan lampiran yang tak terpisahkan dari Peraturan Menteri
PUPR nomo 07 tahun 2017, yang meliputi :

1) Mengembangkan perencanaan terpadu dan antisipatif yang berbasis


kewilayahan;
2) Tidak melakukan pertemuan dengan mitra kerjasecara individual di
tempat yang tidak semestinya;
3) Berpakaian rapih sebagai perwujudan rasa hormat;
4) Melaporkan kepada pimpinan ketika meninggalkan tempat tugas;
5) Kerja sama dan meningkatkan hubungan jejaring kerja baik internal

PUSDIKLAT SDA DAN 21


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

maupun dengan pemangku kepentingan; dan


6) Proaktif ketika melihat kerusakan infrastruktur dan fasilitas fisik.

Lampiran lainnya memuat, tentang:

1) Surat Perintah untuk Melakukan Pemeriksaan;


2) Surat Panggilan;
3) Berita Acara Pemeriksaan Dewan Kode Etik;
4) Laporan Hasil Pemeriksaan Pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku
Pegawai.

PUSDIKLAT SDA DAN 22


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

F. Latihan

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!

1. Pengertian integritas ?
2. Apa yang sdr ketahui tentang kode etik PNS.!
3. Sebutkan 3 nilai-nilai dasar yang tertuang dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 2004.
4. Menteri PUPR telah mengeluarkan Permen PUPR nomor 07 tahun 2017. Apa yang sdr
ketahui tentang Permen tersebut?
5. Pelaksanaan Kode Etik Pegawai, meliputi.............(pilih 5)
6. Pelaksanaan Kode Perilaku Pegawai, meliputi.............(pilih 3)

G. Rangkuman

Beban kerja pegawai ASN Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat semakin padat seiring dengan
proyek-proyek strategis yang menjadi program saat ini dan yang akan datang. Dengan
memperhatikan makna dari integritas konsistensi antara nilai dan tindakan.

Selain itu dalam membangun integritas selain materi diatas perlu juga mengaplikasikan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Kode Etik dan Kode Perilaku dengan
batasan-batasan yang jelas sehingga dalam membangun integritas secara aturan lengkap sudah.

H. Evaluasi

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!

1. Bagaimanakah pendapat Anda tentang Integritas di Instansi saudara?


2. Usaha apa sajakah yang dilakukan dalam pelaksanaan penegakan integritas?
3. Jelaskan isi dari Permen PUPR nomor 7 tahun 2017 !
4. Apakah yang dimaksud dengan Kode Etik yang tercantum dalam Permen PUPR nomor 7
tahun 2017?
5. Apakah yang dimaksud dengan Kode Perilaku yang tercantum dalam Permen PUPR nomor
7 tahun 2017?

PUSDIKLAT SDA DAN 23


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

PENUTUP

A. Evaluasi Kegiatan Belajar

Setelah membaca secara seksama materi mengenai Pembangunan Integritas


pada modul (bahan ajar), berikut terdapat latihan soal yang harus Anda kerjakan
sebagai tolak ukur keberhasilan pemahaman Anda terhadap materi yang sudah
dipelajari.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil tertuang
dalam suatu Peraturan, jelaskan !
2. Pilih 2 dan jelaskan Parameter penerapan Penegakan Integritas dan Nilai
Etika.
3. Jelaskan tiga fokus etika publik;
4. Pilih 4 jenis pola pikir dan jelakan masing-masing.
5. Berapa kali dilakukan amandemen terhadap Undang-undang Dasar RI
tahun 1945 jelaskan?

B. Umpan Balik

Memperbaiki Pola pikir pegawai tidak bisa secara langsung, perlu waktu dan
pembinaan dengan rumusan sikap dan Perilaku PNS, dari jenis pola pikir diatas,
dapat disimpulkan bahwa dalam diri seseorang akan terbentuk pola pikir yang
berbeda beda. Lingkungan yang mempengaruhi jenis pola pikir apa yang
terdapat pada seseorang. Hakekat sebagai Aparatur Sipil Negara bagaimana
yang bersangkutan mengerti tentang bertanggung jawab kepada siapa?
bertanggung jawab terhadap Negara sehingga rasa nasionalisme terus
ditumbuh kembangkan, bagaimana melayani publik dengan baik, sikap menjadi
pelayan masyarakat yang baik akan menumbuhkan etika yang santun.
Penerapan apa yang dilakukan diatas tentu akan menjaga kualitas mutu yang
sangat diharpkan masyarakat dan akhirnya mencegah terjadinya korupsi.

Beban kerja pegawai ASN Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat semakin
padat seiring dengan proyek-proyek strategis yang menjadi program saat ini dan
yang akan datang. Dengan memperhatikan makna dari integritas konsistensi
antara nilai dan tindakan. Selain itu dalam membangun integritas selain materi

PUSDIKLAT SDA DAN 24


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

diatas perlu juga mengaplikasikan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat tentang Kode Etik dan Kode Perilaku dengan batasan-
batasan yang jelas sehingga dalam membangun integritas secara aturan
lengkap sudah.

C. Tindak Lanjut

Tujuan dari pembangunan integritas ialah agar aparatur memiliki sikap


akuntabilitas, nasionalime, etika publik, komitmen mutu serta anti korupsi dalam
melaksanakan tugasnya.

PUSDIKLAT SDA DAN 25


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

Pentingnya integritas ini dimiliki agar aparatur sipil negara memiliki kualitas dan
komitmen yang tinggi dalam bekerja. Uraian dari materi pokok 1 sampai dengan
materi pokok 2 , baru menjelaskan mengenai pentingnya integritas dalam
melakukan pekerjaan di lingkungan Kementrian PUPR. Masih banyak hal-hal
yang tidak disampaikan dalam modul ini. Diantaranya yang telah menjadi mata
pelajaran dalam diklat ini, adapula yang menjadi mata diklat pada program diklat
jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu untuk lebih memahami mengenai
gambar dan anggaran, peserta dianjurkan untuk mempelajari, antara lain:

1. Bahan bacaan yang telah digunakan untuk menulis modul ini,


sebagaimana tersebut dalam daftar pustaka.
2. Modul mata pelajaran lain seperti tentang Modul Menggambar Teknik,
Modul Perancangan RAB, dan lain-lain.

D. Kunci Jawaban

Materi 1

Evaluasi

1. Apa yang dimaksud dengan pola pikir?

Jawab :

Pola Pikir adalah pola – pola dominan yang menjadi acuan utama
seseorang dalam bertindak. Selanjutnya dikatakan bahwa pola pikir
adalah pola yang menetap dalam pikiran alam bawah sadar seseorang.

2. Pilih tiga jenis pola pikir, Jelaskan masing-masing?

Jawab :

Berikut ini beberapa pola pikir yang ada pada diri manusia, diantaranya
adalah:

a. Pola pikir perfeksionis; Seseorang yang mempunya pola pikir ini


akan menilai dirinya begitu tajam sehingga sekilas orang tersebut
tidak berani mencoba yang tidak ia kuasai dengan sangat
sempurna.
b. Pola pikir obsesif; Seseorang dengan pola pikir ini akan mengingat
terus menerus sesuatu yang menakutkan dirinya sehingga ia
meneror diri sendiri dan akhirnya ia berhenti sambil meyakini
bahwa semua adalah malapetaka.
c. Pola pikir pesimis; Yaitu pola pikir dimana seseorang selalu
menganggap semua hanya akan menjadi sebuah kegagalan.

PUSDIKLAT SDA DAN 26


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

d. Pola pikir bergantung pada orang lain; Seseorang akan merasa


sangat ingin untuk bebas tapi di lain pihak dia akan merasa bahwa
hanya orang lain yang dapat menyelamatkannya.
e. Pola pikir birokrat/dogmatik; Pola pikir yang memaksakan kehendak
untuk mengikuti aturan dan merasa dirinya paling tahu segalanya.
f. Pola pikir Optimis; Pola pikir yang mencirikan seseorang merasa
percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Semua dapat
dilakukan secara bertahap.

PUSDIKLAT SDA DAN 27


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

g. Pola pikir realistis; Seseorang dengan pola pikir ini dapat


mengalahkan rasa takut dan hal – hal negatif dan melihat sesuatu
tanpa menggunakan emosi lalu membuat rencana secara bertahap
dengan penuh rasa percaya diri.
h. Pola pikir Taoisme; Pola pikir tersebut memiliki ciri bahwasanya
hitam tidak selalu buruk dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang
jelek dapat sangat bermanfaat jika pada situasi yang tepat. Sesuatu
yang kelihatan baik mungkin dapat mencelakakanya.
i. Pola pikir mandiri ; Pola pikir yang tidak teralu memikirkan perasaan
orang lain sehingga orang lain dapat merasa bebas.

Materi 2

Evaluasi

1. Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil tertuang
dalam suatu Peraturan, jelaskan !

Jawab :

Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan ruang lingkup


ontegrasi melalui kode etik ialah Peraturan tentang kode etik PNS diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan
Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.

2. Pilih 2 dan jelaskan Parameter penerapan Penegakan Integritas dan Nilai


Etika.

Jawab :

Parameter penerapan Penegakan Integritas dan Nilai Etika adalah sebagai


berikut:

a. Instansi Pemerintah telah menyusun dan menerapkan aturan


perilaku serta kebijakan lain yang berisi tentang standar perilaku
etis, praktik yang dapat diterima, dan praktik yangtidak dapat
diterima termasuk benturan kepentingan.
b. Suasana etis dibangun pada setiap tingkat pimpinan instansi
pemerintah dan dikomunikasikan di lingkungan instansi
pemerintah yang bersangkutan.
c. Pekerjaan yang terkait dengan masyarakat, anggota badan
legislatif, pegawai, rekanan, auditor, dan pihak lainnya
dilaksanakan dengan tingkat etika yang tinggi.
d. Tindakan disiplin yangtepat dilakukan terhadap penyimpangan

PUSDIKLAT SDA DAN 28


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

atas kebijakan dan prosedur atas pelanggaran aturan perilaku.


e. Pimpinan instansi pemerintah menjelaskan
dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi atau
pengabaian atas pengendalian intern.
f. Pimpinan instansi pemerintah menghapus kebijakan atau
penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis.
3. Jelaskan tiga fokus etika publik;

PUSDIKLAT SDA DAN 29


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

Jawab :

Tiga fokus etika publik :

a. Pertama, pelayanan publik berkualitas dan relevan. Artinya,


kebijakan publik harus responsif dan mengutamakan kepentingan
publik.
b. Kedua, fokus refleksi karena tak hanya menyusun kode etik atau
norma, etika publik membantu mempertimbangkan pilihan sarana
kebijakan publik dan alat evaluasi yang memperhitungkan
konsekuensi etis. Dua fungsi ini menciptakan budaya etika dalam
organisasi dan membantu integritas pejabat publik.
c. Ketiga, modalitas etika: bagaimana menjembatani norma moral dan
tindakan. Ketiga fokus itu mencegah konflik kepentingan

4. Pilih 4 jenis pola pikir dan jelakan masing-masing.

Jawab :

Point 1 diatas

5. Berapa kali dilakukan amandemen terhadap Undang-undang Dasar RI


tahun 1945 jelaskan?

Jawab :

Sejak digulirkan reformasi, MPR berhasil mengamandemen UUD 1945


sebanyak 4 (empat) kali.

 Amandemen pertama, dilakukan pada Sidang Umum MPR RI


Tanggal 19 Oktober 1999 dengan perubahan dan penambahan
pasal-pasal sebagai berikut : Pasal 5 (1), pasal 7, pasal 9, pasal 13
(2), pasal 14, pasal 15, pasal 17 (2) (3), pasal 20 dan pasal 21,
yang inti substansinya tentang pembatasan masa jabatan presiden,
kewenangan legislatif serta substansi yang membatasi
kewenangan presiden. (Arif Hidayat dalam Hasan Suryono, 2005 :
70 ).
 Amandemen Kedua, dilakukan pada Sidang Tahunan MPR RI
tanggal 18 Agustus 2000 yang menghasilkan perubahan dan
penambahan yang lebih luas lagi, yaitu pasal 18, pasal 19, pasal 20
(5), pasal 20 a dan b, Bab IXa, pasal 25e, Bab X, pasal 26 (2),
pasal 27 (3), Bab Xa, pasal 28a sampai c.
 Amandemen Ketiga, dilakukan pada Sidang Tahunan MPR RI
tanggal 9 Nopember 2001 menyangkut perubahan dan
penambahan yang substansinya lebih luas dan mendasar, yaitu
PUSDIKLAT SDA DAN 30
KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

perubahan dan penambahan mengenai kewenangan MPR, tata


cara pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh
rakyat dan memunculkan lembaga-lembaga negara baru serta
pencantuman secara explisit peraturan mengenai pemilu.
 Amandemen Keempat, dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2002
berhasil menuntaskan perubahan-perubahan mengenai hal-hal
yang belum disepakati oleh kekuatan sosial politik yang ada di MPR
pada sidang tahunan MPR RI 2001.

PUSDIKLAT SDA DAN 31


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

 UU 42/2004 BIN Jiwa Korps dan Kode Etik.


 UU 05/2014 Aparatur Sipil Negara.
 PP 53/2010 Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
 PP 11/2017 Manajemen Pegawai Negeri sipil, Perka LAN RI.
 PP 42/2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan kode etik PNS.
 Perpres 15 tahun 2015 tentang Kementerian PUPR.
 Permenpan 25/2002 Budaya kerja.
 Permen PUPR 07/2017 Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai.
 Permen PUPR 20 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT
PUPR.
 Permen PUPR 07 tahun 2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku
Pegawai PUPR.
 Harefa, Andrias. 2010. Mindset Therapy. Terapi Pola Pikir tentang makna
Learn, Unlearn, dan Relearn. Gramedia Pustaka Utama.
 Ide, Pangkalan. 2010. Imunisasi Mental untuk Bangkitkan Optimisme.
Elex Media Komputindo.
 Prihadhi, Endra K. 2009. Breaking Your Mental Block. Elex Media
Komputindo.
 Renaldi,Brisma. 2009. Pola Pikir Pegawai Negeri Sipil Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

PUSDIKLAT SDA DAN 32


KONSTRUKSI
MODUL PEMBANGUNAN
INTEGRITAS

Dewan Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai Kementerian PUPR adalah: Tim
yang dibentuk untuk melakukan penegakan. pelaksanaan dan penyelesaian
pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku yang dilakukan Pegawai.

Kode Etik adalah norma atau pedoman sikap, tingkah laku, perbuatan,
danucapan yang harus dipatuhi oleh Pegawai, baik dalam melaksanakan
tugas dan fungsi organisasi maupun menjalani kehidupan pribadi.

Kode Perilaku adalah panduan tindakan atau perbuatan yang didasarkan pada
nilai,etika,dan budaya kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang harus dipatuhi oleh Pegawai, baik dalam melaksanakan tugas
dan fungsi organisasi maupun menjalani kehidupan pribadi.

Nilai dasar Visioner, Integritas, Profesional, Tanggung jawab, Melayani

Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan, tulisan, dan/atau perbuatan


Pegawai yang bertentangan dengan Kode Etik dan Kode Perilaku.

Sasaran adalah pegawai negeri sipil, calon pegawai negeri sipil, dan pegawai
pemerintah nonpegawai negeri sipil yang bekerja di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, dan Non Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disingkat PPNPNS adalah Pegawai tidak tetap yang bekerja di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dibayar dengan
anggaran pendapatan dan belanja negara.

PUSDIKLAT SDA DAN 33


KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai