Mainan Baru
Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Bagi Guru Fase A
Tema : Kewirausahaan
Penulis : Nani Winda Putri,S.Pd
Putri Julita Mina Harafah S.Pd
Perkenalan
Mainan merupakan salah satu yang disukai oleh pelajar pada fase A. Fase A baru masuk ke sekolah
dasar tentunya masih senang dengan mainan. Mainan yang mereka punya sebagai salah satu pemantik
bagi mereka untuk mulai berfikir bahwa mainan bukan hal yang terlalu berlebih-lebihan. Terutama
mainan yang harganya mahal dan memberatkan orang tua. Karena mainan ini dapat menimbulkan
kecemburuan diantara pelajar pada fase A.
Kecenderungan anak-anak dalam bermain. Mereka lebih banyak membeli mainan yang dijual di toko
hingga harus mengeluarkan uang. Pelajar fase ini merupakan anak-anak yang tidak akan mengerti
tentang nominal uang. Tentunya mereka hanya berfikir mendapatkan mainan yang mereka harapkan.
Oleh karena itu projek ini disusun untuk mengenalkan kepada mereka bahwa kita harus hemat dan
dapat memanfaatkan kembali barang bekas yang sudah tidak digunakan.
Selain itu pada fase A ini, dimana rentang usia anak berkisar 6-8 tahun merupakan fase anak berpikir
operasional konkrit. Mainan merupakan hal terdekat yang ada dalam kehidupan anak-anak. Melalui
mainan anak-anak diperkenalkan dengan gaya hidup hemat di masa yang akan datang dan mampu
kreatif memanfaatkan barang bekas/limbah.
Tujuan, Alur, dan Tujuan Pencapaian Projek
Melalui tema “Kewirausahaan” dan mengacu kepada dimensi Profil Pelajar Pancasila, Projek “Aku Punya Mainan
Baru” ini bertujuan untuk membentuk pelajar yang mempunyai kesadaran untuk menjalani hidup yang lebih
hemat dan dapat memanfaatkan kembali barang bekas/limbah yang tidak terpakai.
Projek ini dimulai dengan tahap pengenalan, dimana pelajar akan mengeksplorasi permasalahan yang ada sekitar
dirinya dan lingkungan terdekat, misalnya di rumah dan di sekolah seputar barang-barang bekas yang tidak
terpakai. Dalam tahapan ini pelajar akan mengidentifikasi awal permasalahan yang akan menjadi acuan dalam
tahapan-tahapan selanjutnya.
Setelah tahap pengenalan, masuk dalam tahap kontekstualisasi dengan melakukan penelitian sederhana dan
menggunakan data dari hasil penelitian tersebut untuk dapat membawa pelajar ke pemahaman tentang
permasalahan yang ada secara lebih konkret dan kontekstual. Dalam tahapan ini, terdapat juga proses
pembentukan pengetahuan (knowledge-building) dan penumbuhan kesadaran (raising awareness) melalui
berbagai kegiatan penyelidikan kritis (critical inquiry) dan refleksi.
Tahapan selanjutnya berhubungan dengan rangkaian proses aksi, dimana dimulai dari perencanaan aksi,
pelaksanaan aksi dan refleksi akan aksi yang ada. Di tahap ini, pelajar akan menuangkan aksi nyata mereka ke
dalam kreasi-kreasi baru atau swakarya (Do-It-Yourself) dari hasil ide-ide pelajar yang memanfaatkan barang-
barang yang ada di sekitarnya, yang dapat menjawab isu dari masalah yang telah diidentifikasikan sebelumnya.
Melalui projek ini, pelajar diharapkan telah mengembangkan secara spesifik dua dimensi Profil Pelajar Pancasila,
yaitu Bernalar Kritis dan Kreatif beserta sub-elemen terkait didalam dimensi profil tersebut.
Tahapan dalam projek “Aku Punya Mainan Baru”
Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap isu yang berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan.
6. Mengenal Barang 7. Menggali dan 8. Studi kasus melalui 9. Analisa diri tentang 10. Asesmen formatif:
Bekas Menghitung Barang pembelajaran berbasis mainan yang dimiliki dan Presentasi analisa diri
Bekas yang masalah diharapkan
dikumpulkan
Tahap Aksi. Merancang dan melaksanakan proyek dalam menjawab permasalahan yang ada
11. Projek Kreasiku: 12. Projek Kreasiku: 13. Projek Kreasiku: 14. Projek Kreasiku: 15. Asesmen formatif:
Membuat tujuan kreasi Merencanakan kreasi Membuat kreasi Finalisasi kreasi Simulasi pameran projek
kreasiku
Tahap Refleksi Aksi. Mendemonstrasikan proyek sebagai aksi dan merefleksikan aksi
Refleksi pemikiran dan proses Menyampaikan apa yang sedang dipikirkan secara terperinci 5, 17
berfikir
Kreatif Memiliki keluwesan berpikir dalam Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif untuk menghadapi 11, 12
mencari alternatif solusi situasi dan permasalahan.
permasalahan
Menghasilkan karya dan tindakan Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau 11, 12, 13, 14, 15, 16
yang orisinal perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan serta
mengapresiasi karya dan tindakan yang dihasilkan.
(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase
BERNALAR Belum Mulai Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Sangat Berkembang
KRITIS Berkembang
Mengajukan Mengajukan Mengajukan pertanyaan untuk Mengajukan pertanyaan untuk Mengajukan pertanyaan yang
pertanyaan pertanyaan secara menjawab keingintahuannya menjawab keingintahuannya memerlukan analisis lebih mendalam
acak. terhadap suatu permasalahan dan untuk mengidentifikasi suatu untuk menjawab keingintahuannya dan
mengenai dirinya dan permasalahan mengenai dirinya untuk mengidentifikasi suatu
lingkungan sekitarnya. dan lingkungan sekitarnya. permasalahan mengenai dirinya dan
lingkungan sekitarnya.
Mengidentifikasi, Mengidentifikasi Mengidentifikasi dan mengolah Mengidentifikasi dan mengolah Mengidentifikasi, mengolah,
mengklarifikasi, dan informasi yang informasi yang berkaitan beberapa informasi dan gagasan membandingkan dan memilih
mengolah informasi, terkait dengan dengan pembahasan. tentang hubungannya dengan informasi yang relevan dengan
pembahasan. pembahasan. pembahasan.
dan gagasan
Menganalisis dan Menyebutkan alasan Menarik kesimpulan sederhana Melakukan penalaran konkrit dan Melakukan penalaran konkrit dan
mengevaluasi sederhana dari tentang pembahasan yang ada memberikan alasan dalam memberikan penjelasan lebih detail
penalaran pilihan atau dan menyebutkan alasan menyelesaikan masalah dan dalam penyampaian alasan
keputusannya sederhana dari pilihan atau mengambil keputusan pemecahan masalah dan pengambilan
keputusannya keputusan
Merefieksi dan Menyampaikan apa Menyampaikan apa yang Menyampaikan apa yang sedang Menyampaikan apa yang sedang
mengevaluasi yang dipikirkan dengan singkat dipikirkan secara terperinci dipikirkan secara rinci dan
pemikirannya sendiri dipikirkan secara berkaitan dengan pembahasan berkaitan dengan pembahasan hubungan dari apa yang dipikirkan
acak dengan pembahasan
(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase
KREATIF Belum Berkembang Mulai Berkembang Berkembang Sesuai Sangat Berkembang
Harapan
Menghasilkan karya dan Mengeksplorasi pikiran Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan
tindakan yang orisinal dan/atau mengekspresikan mengekspresikan pikiran mengekspresikan
perasaannya dalam pikiran dan/atau dan/atau perasaannya dalam pikiran dan/atau
bentuk karya dan/atau perasaannya dalam bentuk karya dan/atau perasaannya sesuai
tindakan sederhana. bentuk karya dan/atau tindakan serta dengan minat dan
tindakan sederhana mengapresiasi karya dan kesukaannya dalam
serta mengapresiasi karya tindakan yang dihasilkan. bentuk karya
dan tindakan dan/atau tindakan serta
yang dihasilkan. mengapresiasi
karya dan tindakan
yang dihasilkan.
Relevansi Projek
Perilaku hemat merupakan perilaku dimana manusia berhari-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros dan cermat. Saat
ini perilaku konsumtif dari masyarakat Indonesia tak dapat dipungkiri meningkat dari tahun ke tahun. Didukung dengan
adanya kemajuan teknologi, semakin terbuka pula informasi yang didapat oleh masyarakat sebagai konsumen, sehingga
anak-anak pun semakin mudahnya tergiur untuk menjadi pribadi yang konsumtif dari semenjak dini.
Berdasarkan data Money Management International, yang dikutip dalam Kompas.com dengan judul “54 persen Anak Masih
Konsumtif dalam Penggunaan Uang” (21/01/2019), di Indonesia terdapat sebanyak 54 persen anak-anak usia di bawah
sepuluh tahun menggunakan uang mereka untuk memenuhi keinginan, sedangkan baru 28 persen dari mereka memilih menyimpan
lebih banyak uang untuk ditabung. Perilaku konsumtif ini, selain berdampak negatif pada kondisi finansial keluarga, dapat
pula memicu kecemburuan sosial. Kecemburuan sosial ini dapat muncul dari permasalahan antar pelajar tentang kepemilikan
suatu barang, misalnya mainan, gawai, ataupun barang lainnya.
Dengan memberikan pemahaman konsep tentang memanfaatkan kembali barang bekas/limbah yang tidak terpakai.
harapannya pelajar akan menjadi lebih sadar (aware) dan juga reflektif terhadap dirinya, sehingga pada akhirnya akan timbul
perilaku yang lebih positif sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Perilaku positif yang diharapkan dapat timbul setelah muncul
kesadaran tersebut adalah terciptanya kreasi-kreasi baru atau swakarya (Do-It-Yourself) dari hasil ide-ide pelajar yang
memanfaatkan barang-barang bekas/limbah yang ada di sekitarnya. Keterampilan swakarya ini dapat membantu pelajar
membuat sendiri aneka aneka mainan tanpa harus membelinya.
Membangun situasi yang kondusif untuk pembelajaran di sekolah sangatlah penting bagi semua sekolah, termasuk di
dalamnya situasi sosial antar pelajar di sekolah. Menciptakan hubungan interaksi yang positif antar pelajar, dapat dicapai
dengan menyasar pada hubungan positif antar siswa, dimulai dari menguatkan karakter dari individu. Selain itu, dengan
pelajar berkreasi dalam membuat sendiri barang-barang yang dibutuhkan secara swakarya, dapat mengembangkan
kreativitas sekaligus juga menjadi salah satu garda untuk mencegah perilaku konsumtif.
Cara Penggunaan Panduan Projek Pelajaran Pancasila
Perangkat ajar (toolkit) ini dirancang untuk membantu guru SD (fase A) yang menggunakan kurikulum merdeka untuk
melaksanakan kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila tema kewirausahaan
Dalam menggunakan panduan ini, berikut peta konsep yang mendasari kegiatan-kegiatan yang ada:
Setelah
Konsep ke Konteks mendapatkan Berbagi Aksi dan
temuan, apa yang bisa dilakukan? Refleksi
Persiapan
1. Guru memulai projek ini dengan membacakan cerita yang telah disiapkan tentang
bagaimana permasalahan dapat timbul karena ada rasa iri terhadap teman atau saudaranya
Waktu 4 jp
Bahan : Cerita atau bahan yang memiliki barang baru. Beberapa pertanyaan pemantik yang dapat ditanyakan ketika
dipersiapkan guru selesai bercerita:
Peran guru : Narasumber Kira-kira, jika cerita ini dapat diteruskan, akhir dari ceritanya seperti apa
atau Fasilitator yah? Apakah kamu pernah mengalami hal yang mirip seperti cerita ini?
2. Pelajar dibagi dalam kelompok, dimana satu kelompok dapat terdiri dari 5 orang. Guru
menerangkan tentang Topi Berpikir ( Six Thinking Hats). Guru meminta pelajar untuk
menganalisa cerita berdasarkan topi berpikir warna biru, hitam, putih dan hijau. Berikut
adalah beberapa pertanyaan berkaitan dengan topi berwarna tersebut:
Putih: apa saja fakta yang ada dalam cerita tersebut. Kuning : apa sisi positif yang ada
dalam cerita. Hitam : apa kerugian yang ada dalam cerita. Merah : Kira-kira apa yang
dirasakan jika dalam cerita itu menimpa diri kita. Biru : Apa alternatif solusi yang dapat
menyelesaikan masalah yang ada dalam cerita tersebut
3. Masing-masing kelompok menceritakan hasil diskusi atas analisa cerita.
4. Guru memperkenalkan tema projek dan menegaskan relevansi isu pemahaman tentang
barang bekas dapat dimanfaatkan kembali.
Contoh Cerita
Rania dan Ariqa adalah teman satu bangku. Setiap hari mereka belajar bersama. Rania
memperlihatkan boneka barbie yang dibelikan ibunya saat pergi ke luar kota. Boneka itu
sangat cantik dengan gaun bagaikan puteri dan terlihat harganya sangat mahal. Ariqa
memberikan pujian bahwa boneka tersebut sangat bagus.
Besoknya, seperti biasa Rania dan Ariqa duduk bersama di dalam kelas. Rania mengeluarkan
kembali boneka barbie miliknya dari dalam tas. Kali ini Ariqa memberitahukan Rania bahwa
hari ini ia juga punya boneka baru dari ibunya. Ariqa mengeluarkan boneka kain
berbentuk boba dari dalam tasnya.Rania sangat terkejut karena boneka boba kesukaannya.
Serentak boneka boba Ariqa diambil sekilat dari tangannya oleh Rania. Ariqa merebut
kembali boneka boba tersebut. Hingga berulang mereka melakukan ini.
Tempat pensil Ariqa terbuat dari kain. Mereka terus saling rebutan dan saling berteriak.
Sontak seluruh teman sekelas menengok ke arah mereka
Topi Berfikir
plorasi isu/permasalahan melalui observasi
Persiapan
1. Video yaitu A Box Can Be Many Things by Dana Meachen Rau read aloud cerita tentang
cerita sebuah kardus yang dibuat bermain.
2 Persiapan
1. Guru mengulang kembali inti cerita dari kegiatan sebelumnya, bagaimana rasa tidak
mau kalah akan mainan seseorang memiliki suatu benda dapat mempunyai dampak
pada hubungannya dengan orang lain. Siswa diajak untuk turut menambahkan apa
yang
Waktu 5 jp disampaikan oleh guru dari hasil diskusi sebelumnya.
Bahan : Video 2. Siswa diberikan lembar observasi ‘Lihat, Pikirkan, Ingin tahu’ (See, Think, Wonder) untuk
dipersiapkan guru
Peran guru : Narasumber mengamati video yang akan diputar.
atau Fasilitator Mengamati: apa yang kamu lihat dari video ini?
Memikirkan: apa yang terpikir pada saat menonton video ini?
Menanyakan: apa pertanyaan yang muncul saat menonton video
ini?
3. Guru memutar video tentang cerita kardus bekas yang dimainkan anak-anak
4. Setelah menonton video ini, siswa diminta untuk mengisi atau melengkapi lembar observasi,
sebelum berbagi dengan teman yang di dekatnya melalui kegiatan ‘Berpikir dan Berbagi
secara Berpasangan’ (Think, Pair, Share)
5. Guru memberikan kesempatan jika ada yang ingin berbagi hasil pengamatan kepada
seluruh kelas.
6. Guru merangkum hasil diskusi kelas tentang apa permasalah yang diakibatkan jika
sampah dibuang tidak dimanfaatkan.
Apa yang kamu lihat? Apa yang kamu fikirkan? Apa yang kamu masih ingin
tahu lagi?
orasi isu/permasalahan melalui wawancara
Persiapan
1. Guru dapat memastikan terlebih dahulu pelajar sudah pernah melakukan wawancara sederhana
sebelumnya. Jika pelajar belum pernah melakukan wawancara, guru dapat memberikan kegiatan
latihan wawancara di awal dengan topik sederhana.
3 2. Guru menyiapkan panduan pertanyaan untuk melakukan wawancara.
Persiapan
1. Guru bertanya kepada kelas, bagaimana mainan yang kalian miliki.
2. untuk mencari tahu jajanan yang dibeli dan cara membuang sampahnya. Pelajar diberikan waktu
untuk menjawab, sebelum guru merangkum bahwa menggali informasi dari seseorang dapat dilakukan
Waktu 5
melalui wawancara.
jp Bahan : 3. Guru mencontohkan wawancara sederhana kepada salah satu pelajar tentang suatu topik. Lalu, guru
Panduan wawancara/ menjelaskan bahwa untuk melakukan wawancara diperlukan membuat panduan pertanyaan
catatan wawancara terlebih dahulu
4. Pelajar dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan satu kelompok terdiri dari 2-3 pelajar.
Peran guru : 5. Guru menjelaskan tentang kegiatan kali ini berhubungan dengan kegiatan sebelumnya, dimana
Fasilitator berkaitan dengan sampah yang bisa dimanfaatkan.
6. Guru: Dari kegiatan sebelumnya, kita bisa tahu sampah yang bisa dimanfaatkan dari karakter di
dalam cerita dengan cara mengamati atau observasi. Jika sekarang kita ingin tahu tentang sampah
yang dimanfaatkan dari orang lain disini, kira-kira bagaimana ya caranya?
7. Pelajar menyusun pertanyaan sederhana yang ingin ditanyakan dalam wawancara secara berkelompok.
8. Guru berkeliling untuk membantu memastikan pertanyaan wawancara sudah tepat.
9. Pelajar melakukan wawancara kepada minimum dua pelajar lainnya dalam lain kelas secara
berkelompok pada waktu istirahat. Wawancara dilakukan secara berkelompok untuk memberikan
kesempatan kepada pelajar berbagi peran (sebagai penanya dan pencatat).
10. Pelajar mencatat hasil wawancara di buku ataupun lembar pencatatan.
11. Pelajar memaparkan hasil temuan dari wawancara secara berkelompok di depan kelas.
12. Setelah pemaparan hasil wawancara, guru mengidentifikasi pengetahuan dan kemampuan yang
sudah dimiliki saat ini.
Contoh Wawancara Sederhana
Guru : Selamat pagi Zahir, saya Bu Etin dari kelas 4 hendak melakukan wawancara dan bertanya seputar mainanyang,
sebentar saja, boleh?
Zahir: Oh silahkan Bu.
Guru : Pertama bolehkah sebutkan nama lengkapmu?
Guru : Baik Zahir, sepertinya informasinya sudah cukup saya dapatkan. Terima kasih ya Zahir.
Zahir: Sama-sama Bu.
Panduan Pertanyaan
atau permasalahan?
atau permasalahan itu terjadi?
atau permasalahan?
atau permasalahan itu terjadi?
atau permasalahan?
atau permasalahan itu terjadi?
Wawancara Teman
Apa saja isu atau permasalahan yang kamu temukan?
Identifikasi Awal Permasalahan
Pelaksanaan
1. Guru membuka diskusi untuk kegiatan refleksi diri, dengan cara mengaitkannya dengan
kegiatan sebelumnya.
Guru: Setelah mengetahui barang bekas yang dapat dimanfaatkan menjadi mainan,
5 bagaimana dengan dirimu?
Guru memberikan pertanyaan yang beberapa diantaranya digunakan dalam wawancara
sebelumnya, lalu meminta pelajar menjawab pertanyaan tersebut dalam buku tulis atau
kertas. Pelajar diberikan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan refleksi tersebut.
Waktu 6 jp
Bahan : Buku Tulis 2. Pelajar diminta untuk melihat kembali jawaban atas pertanyaan refleksi. Lalu guru
Peran guru : Fasilitator menuliskan beberapa barang yang muncul dari jawaban pelajar di papan tulis.
3. Mengacu pada daftar yang ada, guru menanyakan kepada pelajar, Dapatkah kalian membuat
mainan dari barang bekas?
Pertanyaan tersebut terus ditanyakan guru untuk beberapa barang dengan jenis yang berbeda
yaitu, mainan yang dimiliki, bahan pembuatan, dan keterampilan membuat mainan.
4. Sebagai tindak lanjut diskusi, guru memberikan kesempatan kepada pelajar untuk berbagi
pengalaman dengan pertanyaan, ‘Melalui refleksi diri kita tentang pemahaman sampah dapat
dimanfaatkan untuk membuat mainan adakah yang mempunyai pengalaman menarik yang
ingin diceritakan sekitar pemanfaatan sampah ini?’
5. Guru dapat memulai kegiatan berbagi cerita ini, dengan bercerita tentang
Pertanyaan Panduan
Waktu 6 jp Pelaksanaan
Bahan : 1. Guru memutar video tentang sampah/barang bekas
Kardus/Keresek 2. Pelajar dijelaskan tentang barang bekas dapat dimanfaatkan kembali dan
kain, sedotan, kaleng,
kertas hvs, kertas jilid, cup dapat memiliki nilai tambah
air bekas 3. Pelajar diberikan pertanyaan, ‘Apa yang akan terjadi jika barang
Peran guru : bekas/sampah tidak dimanfaatkan?
Fasilitator 4. Untuk membahas tentang pemanfaatan barang bekas harus mengetahui jenis
TIPS GURU barang bekas sesuai kekuatannya untuk dijadikan barang lainya supaya tidak
Guru sudah menungaskan usah membeli.
pelajarmembawa barang
bekas yang bisa 5. Pelajar dibagi menjadi kelompok kecil mengidentifikasi kekuatan barang
dimanfaatkan kembali. bekas yang disedikan oleh guru
Setiap pelajar tidak
dibatasi jumlahnya
6. Peserta didik menempelkan potongan barang bekas pada kardus dengan lem
7. Siswa mengisi lembar dalam menghitung barang bekas yang dibawa dari
rumah
Pajangan Sampel Barang Bekas
Kelompok :
Sampel
Nama
Keterangan
● Kuat/
Lemah
● Tahan
air/tidak
● Tahan
panas/
tidak
Menghitung Barang Bekas
Pelaksanaan
1. Guru menampilkan infografis kelompok barang bekas. Guru
mengecek pemahaman siswa saat menghitung barang bekas yang
7 disajikan
2. Pelajar bertanya jawab tentang barang bekas yang dibawa dari
rumah
Waktu 6 jp
Bahan :
3. Pelajar diberikan pertanyaan, Berapa jumlah barang bekas yang
Slide/gambar/infografis terkumpul di setiap kelompok?
Peran guru : Narasumber 4. Pelajar dibagi menjadi kelompok kecil untuk mengumpulkan
dan Fasilitator
barang bekas yang dibawanya.
5. Pelajar melakukan identifikasi barang bekas yang dikumpulkan
dan menuliskan hasilnya ke dalam lembar kerja .
6. Setelah selesai, guru dapat mengecek kembali apakah sudah tepat
dalam mengisi lembar kerja.
7. Siswa mengisi lembar penilaian diri tentang pemahamannya
sehingga guru dapat mengidentifikasi pengetahuan dan
kemampuan yang sudah dimiliki saat ini.
Mari menghitung
No Pernyataan
Sangat Mengerti dan Saya mengerti dan dapat Saya mengerti Saya mulai Saya belum
mengajarkan orang lain melakukan sendiri mengerti mengerti
Pelaksanaan
8 1. Guru memutar video dari slide tentang membuat mainan dari barang bekas
2. Guru mengulang kembali inti dari video bahwa setiap barang bekas
memiliki karakteristik berbeda dan disesuaikan dalam pembuatan
mainannya
Waktu 6 jp
3. Siswa diberikan lembar observasi ‘Lihat, Pikirkan, Ingin tahu’ (See, Think, Wonder)
Bahan : untuk mengamati video yang akan diputar.
Slide Video Mengamati: apa yang kamu lihat dari video ini?
Peran guru : Memikirkan: apa yang terpikir pada saat menonton video ini?
Fasilitator Menanyakan: apa pertanyaan yang muncul saat menonton video
ini?
4. Guru menjelaskan bahwa salah satu pembuangan barang bekas yaitu tempat
sampah. Hal ini berarti bahwa sampah dapat digunakan dalam membuat mainan
5. Pelajar di ajak menganalisis studi kasus dalam memanfaatkan
sampah. Mengorganisasikan pelajar menjadi kelompok
Memberikan pemantik, Apakah sampah dapat digunakan?
Menggali informasi dari tempat sampah secara kontekstual
Menggali informasi dari grafis yang disediakan
6. Pelajar berdiskusi dengan kelompknya mengenai pertanyaan dalam lembar studi
kasus.
Apa yang kamu lihat? Apa yang kamu fikirkan? Apa yang kamu masih ingin
tahu lagi?
Sekolah memiliki warna tempat sampah seperti
pada gambar. Pelajar akan mencari barang bekas
dari tempat sampah tersebut.
Pertanyaan diskusi
1. Apakah setiap warna memiliki sampah berbeda?
2. Apakah isi setiap tempat sampah?
3. Adakah kira-kira sampah yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan membuat mainan?
4. Apakah warna tempat sampah sumber bahan
mainan tersebut
10
Waktu 6 jp
Bahan :
Lembar Studi Kasus
Peran guru :
Fasilitator
2. Guru dapat memberikan umpan balik tertulis atas presentasi individual di akhir sesi
sebagai bagian dari asesmen formatif (terlampir contoh umpan balik)
3. Guru sebagai moderator dapat meminta pelajar untuk memberikan satu kesimpulan
dari hasil presentasi temannya yang ada di akhir presentasi.
4. Guru menegaskan kembali perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, dan
hubungannya dengan prioritas pemenuhan kebutuhan, jika dilihat dari sudut
pandang kebutuhan dasar/primer dan sekunder.
Nama:
Kelas:
Kejelasan ide Presentasi memuat semua Presentasi memuat semua Presentasi hampir Beberapa elemen dan
dan informasi elemen yang diperlukan elemen dan informasi memuat semua elemen informasi penting dalam
dan informasi-informasi utama yang diperlukan dan informasi utama presentasi tidak
tambahan yang yang diperlukan tercantum
mendukung informasi
utama
Penyampaian Presentasi sesuai dengan Presentasi sesuai dengan Presentasi sesuai dengan Presentasi memakan
waktu yang diberikan, waktu yang diberikan, waktu yang diberikan, waktu lebih atau
dengan suara yang jelas dengan suara yang jelas namun terlihat cenderung cepat selesai
terdengar oleh seluruh terdengar oleh seluruh terburu-buru atau dari waktu yang
peserta dan menjaga peserta kadang melambat. diberikan, dengan suara
kontak mata dengan Suara sudah terdengar yang kurang terdengar
peserta jelas oleh sebagian oleh lebih dari sebagian
peserta di kelas peserta.
Refleksi Diri:
Melanjutkan Menampil
Merancang Kreasi Membuat
kan
Membuat Kreasi
Kreasi Kreasi
Tugas
Setelah menemukan benda yang ingin dibuat, pelajar dapat melakukan riset mandiri di
rumah atau di sekolah dalam mencari ide kreasi. Riset dapat dilakukan melalui internet
dengan pengawasan orang dewasa di rumah. Di sekolah, pelajar dapat mencari ide kreasi
di perpustakaan.
Projek Kreasiku Merancang Kreasi Pelaksanaan
1. Pelajar diminta untuk menetapkan dua atau tiga alternatif kreasi. Dari masing-masing
alternatif kreasi tersebut, pelajar dibimbing untuk melakukan penilaian dan analisa
Waktu 4 jp sederhana akan kreasi mana yang paling memungkinkan untuk dilakukan, melalui pengisian
12 Peran guru : Fasilitator jurnal kreasi.
2. Setelah menganalisa semua alternatif tersebut, pelajar menetapkan satu kreasi yang akan
dibuat. Pelajar mulai merancang kreasi dengan membuat sketsa rancangan, menentukan
bahan-bahan apa yang dibutuhkan untuk membuat kreasi, dan tahapan pembuatan kreasi.
Pelaksanaan
Waktu 3 jp
13 Peran guru : Fasilitator 1. Pelajar mulai menjalankan rancangan kreasinya, sesuai dengan rencana yang ada. Pelajar
dapat memanfaatkan benda-benda yang dikumpulkan melalui Kotak Taruh (drop box)
sekolah, ataupun yang dibawa dari rumah. Selain itu, pelajar juga dapat memanfaatkan
lingkungan sekitarnya menjadi material yang dapat digunakan dalam projek.
2. Guru mengawasi proses pembuatan kreasi dan membantu jika diperlukan, terutama pada
Projek Kreasiku Finalisasi Kreasi proses yang memerlukan bantuan orang dewasa (mengoperasikan pemotong/cutter, lem
tembak, menjahit, dan lain-lain).
Waktu 3 jp
Pelaksanaan
14 Peran guru : Fasilitator 1. Pelajar melanjutkan pembuatan kreasinya, hingga rampung.
2. Guru mengawasi proses pembuatan kreasi dan membantu jika diperlukan, terutama pada
proses yang memerlukan bantuan orang dewasa (mengoperasikan pemotong/cutter, lem
tembak, menjahit, dan lain-lain).
Nama : ………………………………………..….
Kelas : ………………………………………..….
JURNAL KREASIKU
RANCANGAN KREASIKU
KEMUNGKINAN HAMBATAN
TUGAS UTAMA
YANG ADA
PILIHAN KREASI 1
(tulis nama kreasi disini)
PILIHAN KREASI 2
(tulis nama kreasi disini)
PILIHAN KREASI 3
(tulis nama kreasi disini)
Tuliskan kreasimu disini
KREASI PILIHANMU
ALASAN MEMILIH
SKETSA RANCANGAN
BAHAN & ALAT
Bahan Alat
TAHAPAN MEMBUAT
Tahap 1 Tahap 2
Tahap 3
TAHAPAN MEMBUAT
Tahap 4 Tahap 5
Tahap 6
Asesmen sumatif Simulasi Pameran Projek Kreasiku
Persiapan
Tata letak kursi dan meja di kelas dapat diatur untuk memungkinkan siswa berkeliling melihat
hasil kreasi teman-temannya dalam kegiatan simulasi kreasi.
Pelaksanaan
15 1. Pelajar diminta untuk melakukan persiapan untuk pameran kreasi. Untuk pameran
kreasi, yang diperlukan adalah:
- Poster tentang analisa diri dari Aktivitas 10
Waktu 4 jp
- Jurnal kreasi
Bahan: Poster analisa diri, - Hasil kreasi yang telah selesai dibuat
jurnal krasi, hasil kreasi Ketiga produk tersebut dapat disusun di meja dan pelajar dapat berdiri didepan atau
Peran guru: fasilitator
dibelakang meja tersebut.
Guru memberikan contoh simulasi pameran kreasi, yaitu dengan memberikan
penjelasan untuk menghubungkan poster analisa diri dengan hasil kreasi yang ada.
Lalu juga ada penjelasan tentang bagaimana kreasi tersebut dibuat, melalui jurnal
kreasi.
2. Pelajar dibagi menjadi dua kelompok untuk simulasi ini. Kelompok pertama yang
akan memulai simulasi terlebih dahulu, dimana teman-temannya yang berada
dalam kelompok kedua akan menjadi pengunjung. Hal ini dilakukan secara
bergantian.
Guru berperan sebagai pengunjung yang akan mendengarkan pemaparan solusi
yang ditawarkan dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan lanjutan. Guru lalu
dapat memberikan pertanyaan juga umpan balik (baik secara lisan ataupun tertulis)
bagi tiap peserta agar penjelasan yang diberikan bisa dikembangkan menjadi lebih
baik lagi.
Daftar Periksa (Checklist)
Aktivitas Simulasi Pameran Projek Kreasiku
Jurnal kreasi
Hasil kreasi
Luar Perlu
Kriteria Baik
Biasa Dikembangkan
Penjelasan Pemahaman
Percaya diri
Insrumen Umpan Balik
Kontak Mata
Level Suara
Catatan
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
Asesmen formatif Simulasi Pameran Projek Kreasiku
Persiapan
Untuk mempersiapkan Pameran Projek Kreasi, diperlukan
koordinasi dengan sekolah untuk lokasi dan waktu
pelaksanaan.
16
Pelaksanaan
1. Pelajar mempersiapkan hasil kreasi dan juga
perlengkapan pendukung (poster analisa diri, jurnal
Waktu 6 jp
Bahan : Ptongan Gambar
kreasi) di meja yang telah disiapkan.
Peran guru : Narasumber 2. Pengunjung, yang merupakan pelajar dari level lain
dan Fasilitator dan juga guru-guru dapat mengunjungi pameran.
3. Guru pengampu dibantu dengan guru-guru lain
dapat melakukan penilaian sambil berkunjung melihat
dan bertanya kepada pelajar peserta pameran.
Panduan penilaian memakai rubrik asesmen sumatif.
Kesempatan Kolaborasi
Aktivitas pameran sangat dimungkinkan dibuka untuk umum.
Sekolah dapat mengundang orangtua, pelajar dari sekolah
lain, sehingga dapat terjalin kesempatan kesinambungan
antara rumah dan sekolah, dan juga menularkan semangat
memecahkan masalah dengan berkreasi.
Rubrik Penilaian Projek
Nama:
Berkembang sesuai
Kelas : Sangat berkembang
harapan
Mulai berkembang Belum berkembang
Menjelaskan hubungan Menjelaskan hubungan Sudah mulai terlihat Pemilihan kreasi bukan
antara pemilihan kreasi sederhana antara hubungan antara berdasarkan dari hasil
Penjelasan latar
dengan hasil analisa pemilihan kreasi dengan pemilihan kreasi dengan analisa diri
belakang pemilihan
diri, dengan hasil analisa diri hasil analisa diri
kreasi
memberikan detil atau
informasi pendukung
Dimensi
Bernalar Menerangkan dengan Menerangkan dengan Mulai dapat Menerangkan
Kritis jelas, runut dan logis jelas, runut dan logis menerangkan dengan bagian-bagian proses
keseluruhan proses keseluruhan proses jelas, runut dan logis pembuatan kreasi
Penjelasan proses
pembuatan kreasi, pembuatan kreasi. beberapa bagian dari secara acak.
pembuatan kreasi
disertai dengan proses pembuatan
pemberian keterangan kreasi.
yang rinci di setiap
bagian prosesnya.
Hasil kreasi merupakan Hasil kreasi memuat Hasil kreasi belum Hasil kreasi belum
pengembangan ide ekspresi pikiran memuat ekspresi pikiran mencerminkan
awal yang memuat dan/atau perasaan dari atau perasaan dari pengembangan ide
Dimensi Kreativitas dalam
ekspresi pikiran pengembangan ide pengembangan ide awal pelajar.
Kreatif berkarya
dan/atau perasaan serta awal pelajar. awal pelajar.
minat dan kesukaan
pelajar.
Refleksi Akhir
Persiapan
Guru menyiapkan lembar refleksi untuk dibagikan kepada pelajar.
Alternatif: pelajar dapat menuliskan pertanyaan refleksi di buku tulis.
17
Pelaksanaan
1. Guru menjelaskan instruksi refleksi Lampu Merah, dimana terdapat simbol
warna merah, kuning dan hijau yang merepresentasikan pertanyaan
Waktu 2 jp refleksi tersendiri:
Bahan : Merah: hal yang perlu aku stop lakukan
Bahan Lembar Refleksi Kuning: hal yang dapat aku terus lakukan
Peran guru :
Hijau: hal yang sebaiknya aku mulai lakukan
Fasilitator Pelajar dapat menggambar terlebih dahulu lingkaran yang mewakili lampu
merah, hijau dan biru. Lalu pelajar menuliskan jawaban atas pertanyaan
refleksi tersebut berkaca pada pengalaman dan pemahaman tentang
konsep kebutuhan dan keinginan dalam projek ini.
2. Guru meminta dua atau tiga pelajar untuk membacakan hasil refleksinya
kepada kelas. Guru dapat memberi penekanan pada pertanyaan
tentang ‘Apa yang sebaiknya aku mulai lakukan’. Hal ini dapat menjadi
janji pelajar tentang kontinuitas aksi mereka di masa mendatang.
Daftar Pustaka
De Bono, E. (2017). Six Thinking Hats: The multi-million bestselling guide to running better
meetings and making faster decisions. Penguin uk.
Kurniati, E., Mirawati, M., Rudiyanto, R., Fitriani, A. D., Rengganis, I., & Justicia, R. (2019).
Implementasi Program Anak Peduli Lingkungan Melalui Kegiatan Memilah Sampah. Early
Childhood: Jurnal Pendidikan, 3(1), 1-6.
Purnami, W., Utama, W. G., & Madu, F. J. (2016). Internalisasi Kesadaran Ekologis Melalui
Pengelolaan Sampah di Lingkungan Sekolah Dasar. In Prosiding SNPS (Seminar Nasional
Pendidikan Sains) (Vol. 3, pp. 487-491).
Putra, H. P., & Yuriandala, Y. (2010). Studi pemanfaatan sampah plastik menjadi produk dan
jasa kreatif. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan, 2(1), 21-31.
Maryuni, M., & Nurizzati, N. (2018). Pembuatan Mainan Edukasi Berbentuk Kincir Angin dari
Barang Bekas untuk Meningkatkan Literatur Anak. Ilmu Informasi Perpustakaan dan
Kearsipan, 7(1), 104-118.
https://dprkplh.ciamiskab.go.id/?p=1898
https://docs.google.com/presentation/
https://openclipart.org/
https://emojipedia.org/