Anda di halaman 1dari 44

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................... i
Daftar Isi ..................................................... iii

Tempat Ibadah/Gedung Gereja..................... 1


Suasana Ibadah ............................................ 3
Pengaturan Sebelum Ibadah ......................... 6
Pengaturan Pelayanan Di Konsistori ...........
......................................................................12
Pengaturan Pelayanan Di Dalam
Gedung Gereja .............................................
..................................................................19
Pengaturan Saat Ibadah Berlangsung...........
..................................................................21
Pengaturan Setelah Ibadah ...........................
..................................................................32
Alat Musik ................................................... 39
Sound Sistem & Infokus .............................. 40

Penutup........................................................ 42

iii
I. TEMPAT IBADAH ATAU GEDUNG
GEREJA
Secara fisik tempat ibadah atau gedung
gereja adalah sebuah bangunan. Namun
nilainya berbeda dengan gedung/bangunan
lain atau rumah tinggal kita. Karena itu
Majelis dan WargaJemaat harus menjaga
kekudusan rumah Tuhan atau gedung gereja,
dengan cara :
1. Menjaga dan memelihara kebersihan,
kenyamanan, keindahan sekitar halaman
dan di dalam ruang ibadah.
2. Dilarang membuang sampah di dalam
dan sekitar halaman tempat ibadah.
Setelah ibadah Jemaat diminta
mengumpulkan kembali sampah tissue,
pembungkus permen, dll dan
dimasukkan ke dalam tempat sampah
yang tersedia.
3. Majelis dan Warga Jemaaat dilarang
merokok dan meludah pinang di dalam
dan sekitar halaman rumah ibadah/
gedung gereja.
4. Dilarang bermain catur, gaplek dan
sejenisnya di dalam tempat ibadah,

1
termasuk kantor gereja dan ruang
konsistori.
5. Majelis harus selalu mengawasi tempat
ibadah agar tidak disalah gunakan untuk
hal-hal yang tidak berhubungan dengan
pelayanan serta kehidupan umat bersama
Tuhan.
6. Tempat-tempat khusus dalam gereja
seperti ruang khusus persiapan/ ruang
ganti pelayan, mimbar utama, meja altar
tidak diperkenankan untuk digunakan
oleh WargaJemaat.
7. Dalam pelayanan khusus, dimana Jemaat
mengambil foto atau video pelayanan
yang sedang dilakukan, maka batasan
khusus harus diperhatikan dan ditaati
untuk menjaga kekudusan jalannya
ibadah dan konsentrasi Pelayan.
8. Tempat ibadah/gedung gereja dapat
disediakan bagi Warga Jemaat yang
hendak melakukan pergumulan khusus
pribadi atau keluarga. Dengan terlebih
dulu meminta ijin dari Majelis
Jemaat/Ketua Jemaat, selanjutnya dapat
menghubungi Majelis Piket yang
bertugas di Jemaat atau Kostor.

2
9. Demi menjaga keamanan seluruh
gedung gereja dan barang milik gereja,
maka seluruh pintu dan jendela harus
dalam keadaan tertutup dan terkunci
selama tidak digunakan.
10. Halaman gedung gereja dapat digunakan
untuk kegiatan kemping, kesenian,
olahraga, dan lain-lain dibawa
pengawasan Majelis Jemaat.
11. Seluruh kunci gereja, konsistori, dan
lain-lain harus diletakkan (ditaruh) di
PastoriJemaat atau jika belum ada
Pastori, maka di letakkan (ditaruh) di
tempat yang baik dalam gereja. Tidak
diijinkan kunci-kunci tersebut di bawa
pulang oleh Majelis Piket atau Kostor.

II. SUASANA IBADAH


Suasana kebaktian membutuhkan ketertiban
dan ketenangan, agar seluruh perhatian
terpusat pada Ibadah dan tidak terganggu,
untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah :
1. Majelis bertugas tidak boleh terlambat dan
tergesa-gesa, karena akan mengganggu
pelayanan.

3
2. Majelis pada saat berada di ruang
konsistori dimohon untuk benar-benar
fokus pada tugas masing-masing, tidak
bercerita/ berdiskusi dan tidak merokok,
makan pinang, berkata-kata kotor, dll.
3. Di konsistori, bisa disediakan pojok
Pantry Konsistori, yang menyediakan air
mineral, air gallon atau konsumsi untuk
Majelis yang melayani ibadah subuh. Dan
waktu makan minum ini ditentukan,
sebelum ibadah atau sesudah ibadah,
bukan sesuka hati makan minum saat
sementara ibadah sedang berlangsung.
4. Majelis Jemaat pada saat melaksanakan
tugas pelayanan di gereja tidak
diperkenankan merokok dan makan
pinang.
5. Jika Majelis Pengantar Pelayan sudah
siap berdoa diharapkan seluruh Majelis
Jemaat tenang dan penuh hikmat masuk
dalam Doa Persiapan dan atau Doa
Syukur mengakhiri pelayanan.
6. HP milik Majelis Jemaat dan Warga
Jemaat harus dinonaktifkan selama
ibadah berlangsung.

4
7. Majelismemperhatikan anak-anak yang
berlarian/bermain pada saat ibadah.
8. Majelis harus mengarahkan dan memberi
pengertian kepada WargaJemaat untuk
tidak bercerita selama ibadah, sehingga
fokus pada ibadah, dan tidak mengganggu
Warga Jemaat yang lain.
9. Majelis dilarang masuk keluar ruang
ibadah selama ibadah sedang berlangsung.
10. Jika ada Majelis yang datang
beribadah dalam keadaan mabuk atau
berbau minuman, maka tidak
diperkenankan/ tidak diijinkan
melaksanakan tugas pada saat ibadah.
Majelis Jemaat yang bersangkutan perlu
di pastoral khusus oleh PHMJ.
11. Demi keamanan, ketertiban,
kenyamanan dan ketenangan
WargaJemaat dalam beribadah dan atau
dalam melakukan kegiatan di gereja,
maka Majelis Jemaat harus membuat
tanda-anda rambu lalu lintas yang dapat
diletakkan di bahu jalan setiap ada ibadah
atau kegiatan di gereja.

5
III. PENGATURAN SEBELUM IBADAH
1. Pembersihan gedung gereja dan persiapan
perlengkapan ibadah harus disiapkan oleh
Majelis Piket dan Kostor pada setiap hari
Kamis sampai Sabtu minggu berjalan.
2. BagiJemaat yang sudah menggunakan
tenaga/jasa Kostor untuk membersihkan
gedung gereja dan halamannya, maka
diharapkan tetap didampingi oleh Majelis
Jemaat/Majelis Piket. Hal ini berkaitan
dengan penataan ruang ibadah dan
penggunaan alat-alat dan warna gerejawi
sesuai peraturan GKI yang berlaku.
3. Majelis Piket dan Kostor harus
memperhatikan dan mengganti kain
mimbar, meja, dll sesuai dengan warna hari
raya gerejawi (lihat Pedoman Pelayanan).
4. Pergantian Majelis Piket dilakukan di
ruang konsistori sebelum doa penutupan
pelayanan ibadah Minggu itu, dan ditandai
dengan penyerahan kunci gereja kepada
Majelis Piket minggu baru (Bagi
Jemaatyang menggunakan Kostor tanpa
Majelis Piket, maka penyerahan ini tidak
perlu).

6
5. Majelis Piket adalah Penatua dan Syamas.
Yang bertugas menyiapkan semua hal untuk
pelayanan ibadah minggu, tata ruang sampai
dengan persiapan pelayanan. Yang
membunyikan lonceng adalah Penatua.
6. Seluruh persiapan ibadah minggu
dilaksanakan 2-3 hari sebelumnya. Para
petugas Kantoria (Pemandu Pujian), Pemain
Organ (Pemusik), dan Operator Infokus yang
tidak hadir dalam persiapan, tidak dilibatkan
dalam pelayanan dan Majelis Jemaat segera
menunjuk pengganti.
7. Seluruh Majelis Jemaat diwajibkan hadir
dalam ibadah tutup usbu. Majelis Jemaat
yang tidak hadir, tidak diperkenankan
untuk menggunakan stola dan melayani
dalam ibadah minggu.
8. Susunan acara dalam usbu :
a. Pembukaan
b. Ibadah Usbu
c. Evaluasi Pelayanan Minggu Berjalan
d. Persiapan pelayanan di minggu yang akan
dijalani (penyampaian Majelis bertugas
dan pengecekan kesiapan pelayan, jadwal
ibadah-ibadah sepanjang minggu, Warta
Jemaat–surat masuk, Petugas-Petugas:

7
Pemusik, Kantoria, Infocus, Sound
System).
9. Daftar Persembahan Khusus Jemaat
(Perpuluhan, Pengucapan Syukur,
Persembahan Tetap, Sumbangan, dll) dan
Daftar Pengisi Pujian (PS/VG/Solo, Duet,
Trio, Kwartet, dll dengan judul lagunya),
sudah harus dimasukkan pada saat Ibadah
Tutup Usbu.
10. Jadwal Pemimpin Ibadah Usbu dan
Pemimpin Ibadah Minggu, diatur oleh
Majelis Jemaat Urusan Misi Dan
Penginjilan.
Pemimpin Ibadah Tutup Usbu adalah
Pengantar Pemimpin Ibadah Minggu.
Melayani menggunakan pakaian jabatan
putih hitam.
11. Pelayan/Pemimpin Ibadah Usbu, melayani
menggunakan Mimbar II.
12. Ibadah Tutup Usbu dilaksanakan jam
17.00 WIT.
13. Lonceng Peringatan (mengingatkan Jemaat
untuk Ibadah Minggu), dibunyikan pada
hari Sabtu, jam 18.00 WIT. Lonceng
dibunyikan oleh Majelis Jemaat yang

8
bertugas membunyikan lonceng pada hari
Minggu atau Majelis piket.
14. Pemain Organ/Piano, Kantoria, Operator
Infokusdan Sound System hadir 30 menit
sebelum ibadah mulai.
15. Kantoria (Pemandu Pujian) melatih Jemaat
menyanyi lagu baru atau yang sulit, 15
menit sebelum ibadah mulai.
16. Majelis Jemaat perlu menyiapkan Kantoria
(beberapa WargaJemaat) yang sudah dilatih
untuk memandu puji-pujian Jemaat. Tempat
Kantoria duduk dalam gereja sesuai tata
ruang dalam Panduan Pelayanan.
17. Operator infokus dan sound system sudah
memastikan semua alat ON minimal 30
menit sebelum ibadah dimulai dan OFF
setelah pelaksanaan ibadah.
18. Tugas membunyikan lonceng gereja untuk
semua jenis pelayanan adalah tugas dan
kewajiban Majelis Jemaat (Penatua), bukan
Kostor.
19. Majelis bertugas membunyikan lonceng
sesuai jam ibadah dalam Jemaat:
a. Ibadah jam 06.00 WIT:
Lonceng I pada jam 05.00WIT Lonceng
II pada jam 05.30 WIT.

9
Lonceng III pada jam 06.00 WIT.

b. Ibadah Jam 09.00 WIT:


Lonceng I pada jam 07.00 WIT
LoncengII pada jam 08.00WIT. Lonceng
III pada jam 09.00 WIT. Untuk gedung
gereja yang digunakan bersamaan untuk
Ibadah Sekolah Minggu dan Ibadah
Jemaat jam 09.00 WIT, maka diatur sbb:
Lonceng 1, Jam 06.30 WIT-sekaligus
lonceng Sekolah Minggu.
Lonceng 2, Jam 08.00 WIT-pertanda
ibadah Sekolah Minggu telah selesai.
Lonceng 3, Jam 09.00 WIT.
c. Ibadah Jam 18.00 WIT
Lonceng I pada Jam 17.00 WIT
Lonceng II pada jam 17.30 WIT.
Lonceng III pada jam 18.00 WIT.
20. Majelisbertugas penerima/jemput Jemaat
sudah harus berada di gereja 30 menit
sebelum ibadah dimulai, dan berdiri di
setiap pintu masuk gereja untuk
menyambut Jemaat. Majelis Jemaat
penerima/jemput Jemaat, tidak ikut serta
berdoa persiapan pelayanan, tetapi
didoakan dalam doa persiapan pelayanan.

10
21. Majelis penerima/penjemput tersebut
berdiri di pintu depan atau pintu masuk
menyambut kedatangan Jemaat yang akan
beribadah.
22. Majelis memberi salam dan berjabat
tangan (dalam kondisi normal) dengan
semua anggota Jemaat yang datang
beribadah dan mengucapkan, “Selamat
Datang, Selamat Beribadah”.
23. Majelis selanjutnya mengantar Jemaat
sampai ke tempat duduk, agar supaya kursi
atau bangku-bangku yang kosong dapat
terisi dengan baik dan teratur.
24. WargaJemaat yang telah memasuki gedung
gereja dan telah duduk pada kursi/bangku,
diharapkan melakukan saat teduh guna
mempersiapkan diri, hati, pikiran untuk
beribadah. Setelah itu Kantoria yang ditunjuk
mengajak dan melatih Jemaat untuk
menyanyikan nyanyian/lagu baru yang hendak
dinyanyikan dalam ibadah saat itu.
25. Majelis Jemaat dan Warga Jemaat
diwajibkan memakai pakaian ibadah yang
sopan. Majelis laki-laki dan perempuan
harus menggunakan seragam yang telah
ditentukan, kemeja lengan panjang/blus

11
putih, pakai dasi/scarf dan celana panjang
hitam/rok hitam (Tidak diperkenankan
menggunakan kemeja/blus batik atau
pakaian warna warni lainnya). Kecuali
ibadah etnik Majelis menggunakan pakaian
jabatan sesuai etnik yang disepakati.
Penggunaan assesoris etnik, tidak
menggunakan hiasan asli burung
Cendrawasih.

IV.PENGATURAN PELAYANAN DI
KONSISTORI
1. PHMJ/Koordinator Rayon dari Rayon yang
bertugas/Majelis Piket harus mengecek
kembali seluruh persiapan yang menunjang
ibadah.
2. Setelah pengecekan seluruh persiapan
pelayanan, masing-masing Majelis harus
tenang, fokus dan tidak diperkenankan/
tidak diijinkan membuat gaduh dan
berdiskusi dan atau membahas sesuatu hal
yang tidak berhubungan dengan ibadah
minggu pagi tersebut.
3. Majelis menerima dan mencatat
persembahan khusus Jemaat dan pengisi
pujian dalam ibadah Jemaat pada buku yang

12
telah disiapkan. Setiap amplop atau sampul
persembahan yang masuk diberikan nomor
secara berurutan sesuai pokok (Pengucapan
Syukur atau Perpuluhan) sama dengan
nomor pada daftar.
4. Selanjutnya setiap amplop atau sampul
persembahan, pengucapan syukur dan
persepuluhan yang diterima Majelis
Jemaat, haruslah dimasukkan pada tempat
persembahan khusus (mangkok/ kotak).
Akan dibawa oleh Majelis Jemaat yang
bertugas memberi memberi dan menerima
persembahan, dan diletakkan di sisi kanan
meja Altar, saat bersamaan dengan prosesi
pelayan bertugas memasuki gedung
ibadah. Setelah selesai ibadah, mangkok/
kotak tersebut dibuka bersama-sama oleh
Majelis dan dihitung bersamaan dengan
penghitungan persembahan.
Mangkok/kotak tersebut tidak boleh dibuka
dan dihitung oleh satu atau dua orang saja
tetapi harus dihitung oleh semua Majelis
Jemaat yang hadir dalam ibadah tersebut.
5. Majelis Pengantar Pelayan memberitahukan
kepada Pemimpin Ibadah hal-hal sebagai
berikut:

13
• Warta Jemaat akan disampaikan sebelum
atau setelah ibadah.
• Misalnya ada aksi 5 menit, atau
persembahan natura, dll.
• Menyerahkan daftar nama keluarga
yang mau didoakan/pokok doa
• Menyerahkan daftar pengisi pujian:
solois, vokal group, paduan suara
(Sekretaris Majelis Jemaat/Majelis piket
membukukan pokok-pokok doa Jemaat
dalam bentuk buku. Sehingga dalam
setahun Majelis dapat mengevaluasi sejauh
mana perkembangan persembahan dan
persepuluhan Jemaat).
6. Jika Jemaat sudah memiliki fasilitas
Komputer atau laptop, maka sebaiknya
daftar doa diketik rapi untuk menghindari
salah baca.
Tidak diperkenankan/tidak diijinkan Majelis
memberi catatan pokok doa/pengisi pujian,
setelah Pemimpin Ibadah sudah berada di
mimbar utama.
Jemaat yang memiliki fasilitas infocus,
dapat menampilkan daftar doa
persembahan, saat sebelum Ibadah dimulai
atau saat Pelayan Ibadah mulai mengajak

14
Jemaat menyiapkan persembahan,
membaca anjuran persembahan dan
menyiapkan lagu persembahan.
7. Apabila ada Warga Jemaat yang terlambat
memasukkan persembahan, pengucapan
syukur atau perpuluhan, maka Majelis
perlu memberitahukan kepada pribadi/
keluarga yang bersangkutan bahwa
pemberian tersebut telah dicatat namun
akan didoakan pada ibadah jam berikut
atau minggu depan. Hal ini juga dapat
mendorong WargaJemaat agar tepat waktu
datang beribadah dan tidak mengganggu
konsentrasi Pemimpin Ibadah saat sudah
berada di atas mimbar utama.
8. Jika seluruh daftar Pokok Doa sudah
terketik/termuat/tampil pada layar infokus,
maka, pokok doa tersebut tidak perlu dibaca
lagi tetapi langsung didoakan oleh Pelayan.
9. Majelis Pengantar Pelayan, Pemimpin
Ibadah dan seluruh Majelis bertugas
mengambil dan memasang stola sendiri-
sendiri (tidak dipasangkan oleh orang lain)
dan selanjutnya Majelis Pengantar Pelayan
mengambil Alkitab dan kelengkapan
pelayanan lainnya dari Pemimpin Ibadah

15
kemudian berdoa (untuk itu stola Pelayan
sudah disiapkan di atas meja dalam ruang
ganti Pelayan).
10. Majelis Pengantar Pelayan perlu
memperhatikan bahwa doa persiapan di
konsistori bukan doa syafaat atau doa yang
lain. Pokok doa dikhususkan untuk meminta
pertolongan dan kuasa Tuhan/ Roh Kudus
atau keberlangsungan seluruh ibadah saat
itu. Doa tidak panjang lebar dan yang
terkesan bertele-tele.
11. Sepuluh (10) atau Lima Belas (15) menit
sebelum ibadah dimulai, berdoa persiapan
di konsistori oleh Majelis Pengantar
Pelayan.
12. Apabila (Saat doa di Konsitori sudah
dilakukan) 10-15 menit sebelum ibadah
mulai, Pemimpin Ibadah yang terjadwal
belum tiba, maka pelayanan ibadah diambil
alih oleh Majelis Pengantar Pelayan atau
Majelis Jemaat yang yang ditunjuk oleh
PHMJ sebagai Pemimpin Ibadah Pengganti.
Apabila Penatua atau SyamasPengganti telah
siap dan sudah doa di ruang konsistori dan
atau sudah naik di mimbar barulah pemimpin
ibadah datang, maka pemimpin yang

16
terlambat tersebut hanya mengikuti ibadah.
Tidak diijinkan pergantian pemimpin ibadah
di tengah berlangsungnya ibadah.
13. Sesudah itu, pada Jemaat yang Warta
Jemaat disampaikan sebelum ibadah, maka
Majelis Pembaca Warta sudah harus
membaca Warta Jemaat 15 menit sebelum
ibadah mulai. Pembacaan Warta setelah
doa bersama di Konsistori (tidak
diperkenankan baca Warta sebelum doa
bersama).
14. Majelis yang membaca Warta adalah
Sekretaris, Wakil Sekretaris PHMJ atau
Majelis lain yang dijadwalkan.
15. Majelis Jemaat membacakan Warta Jemaat
di Mimbar II, yang berada di sebelah kiri
dari pelayan/kanan dari Jemaat.
16. Majelis Jemaat menyampaikan: “Selamat
Pagi/Siang/Sore Jemaat, Selamat datang
bagi seluruh WargaJemaat dan bapak/ibu/
sdr/sdri yang baru pertama kali beribadah
dalam Jemaat ini.... sebelum ibadah,
marilah kita mengikuti Warta Jemaat.........
(Warta Jemaat dibacakan...... )
Setelah selesai, Majelis petugas membaca
Warta Jemaat kembali ke ruang konsistori.

17
17. Dalam Warta Jemaat, Majelis harus
mengingatkan Warga Jemaat untuk
menonaktifkan hp/telpon. Sehingga tidak
mengganggu jalannya ibadah. Dan
mengingatkan WargaJemaat untuk tidak
duduk atau berdiri dan santai-santai di luar
gedung gereja pada saat ibadah sedang
berlangsung.
18. Majelis Jemaat yang bertugas melayani di
rumah keluarga orang sakit, janda, duda,
anak yatim piatu, orang tua yang sudah
Lansia, dan juga di rumah sakit, dan lain
sebagainya harus mengikuti doa di ruang
konsistori bersama dengan Majelis Jemaat
yang lain, setelah itu keluar dari ruang
konsistori tidak melalui ruang ibadah,
tetapi langsung menuju tempat-tempat
pelayanan dimaksud. Setelah selesai
pelayanan Majelis bertugas kembali lagi ke
gereja untuk mengikuti ibadah dan Doa
Penutup di ruang konsistori. Dilarang
Majelis Jemaat dari rumah langsung ke
rumah keluarga, rumah sakit, dan lain
sebagainya.

18
V. PENGATURAN PELAYANAN DI
DALAM GEDUNG GEREJA
1. Setelah seluruh Warga Jemaat sudah
duduk dengan tenang dan sudah saat teduh
dalam gedung gereja, maka Kantoria atau
Pemandu Pujian mengajak dan melatih
Warga Jemaat menyanyikan
nyanyian/lagu yang akan dinyanyikan
dalam ibadah saat itu. (Jika ada lagu baru
atau yang sulit dinyanyikan).
2. Setelah doa konsistori, jika di Jemaat
Warta Jemaat sebelum ibadah, Pemimpin
Ibadah dan Majelis Pengantar Pelayan
tetap berada di ruang konsistori,
sedangkan Majelis yang lain tetap
mengambil tempat dalam ruang ibadah.
Sehingga Majelis dan Jemaat secara
bersama-sama perlu mendengar Warta
Jemaat.
3. Majelis Jemaat bertugas membacakan
Warta, setelah selesai Warta Jemaat,
Majelis yang bertugas memimpin lagu
pujian pembukaan, menyalakan lilin, dan
berdiri di Mimbar II, mengundang Jemaat
berdiri dan memimpin Jemaat menyanyi
Lagu Pembukaan.

19
Sambil Pujian Pembukaan dinyanyikan
Majelis Pengantar Pelayan dan Pemimpin
Ibadah memasuki ruang ibadah. Majelis
bertugas tetap berada di Mimbar II sampai
pujian selesai dinyanyikan dan Pemimpin
Ibadah siap di atas mimbar utama untuk
memimpinibadahbarulah meninggalkan
Mimbar II.
4. Majelis Jemaat Pengantar Pelayan dan
Pemimpin Ibadah menuju samping kanan
mimbar (BUKAN di depan bawah
mimbar-dekat meja altar). Majelis tersebut
menyerahkan Alkitab, serta kelengkapan
pelayanan dan menyampaikan: “Selamat
Melayani, TuhanMenolong”. Selanjutnya
Pemimpin Ibadah naik mimbar, tanpa
berdoa pribadi di bawah mimbar.
5. Majelis Pengantar Pelayan harus
menunggu sampai Pemimpin Ibadah sudah
berada di atas mimbar utama dan barulah
mengambil posisi di tempat duduk.

20
VI.PENGATURAN SAAT IBADAH
BERLANGSUNG
1. Formula Majelis jemaat mengawali
nyanyian/ lagu pembukaan ibadah adalah
“Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus
Kristus untuk mengawali ibadah ini, maka
Jemaat dipersilahkan berdiri dan kita
menyanyi nyanyian...” (dihimbau untuk
tidak mengatakan” menyambut Pemimpin
Ibadah”).
2. Lonceng tiga (3) dibunyikan pada saat
Nyanyian Pembukaan dinyanyikan.
Pemimpin Ibadah langsung menyatakan
Pembukaan Dan Salam, tanpa kalimat
pengantar (misalnya, Jemaat mari kita
memulai…, atau mari kita beribadah).
3. Selama ibadah berlangsung seluruh Majelis
Jemaat wajib duduk di depan Jemaat dalam
ruang ibadah, tidak dibenarkan duduk di
konsistori atau halaman gereja dengan
alasan apapun.
4. Pemimpin Ibadah memimpin ibadah dengan
menggunakan tata ibadah sesuai yang
ditentukan Sinode GKI di Tanah Papua.
5. Pada saat Pemimpin Ibadah mengucapkan
Pembukaan Dan Salam, Pemimpin Ibadah

21
(Pendeta, Guru Jemaat dan Guru Injil)
mengangkat tangan kanan sebagai tanda
memberi salam. Majelis dan WargaJemaat
tidak menutup mata dan tunduk, tetapi
harus mengarahkan pandangan kedepan
melihat Pemimpin Ibadah yang sedang
memberi salam.
6. Puji-pujian
a. Lagu-lagu yang digunakan adalah yang
ditentukan dalam Sinode GKI di Tanah
Papua.
b. Pemain organ atau piano, dll.,
memainkan alat musik sesuai irama
yang tertera dalam lagu.
c. Pada saat di atas mimbar, Pemimpin
Ibadah tidak perlu menyampaikan terima
kasih kepada vokal group, paduan suara,
solois, dll. Ucapan terima kasih tersebut
disampaikan dalam Warta Jemaat - oleh
Majelis yang bertugas membaca Warta
Jemaat. Pelayan mendoakan seluruh
Pengisi Pujian.
d. Pemain organ atau pemain piano,
pemain jukulele, pemukul tifa, drum,
dll., haruslah mempersiapkan diri
bersama Kantoria agar puji-pujian

22
kepada Tuhan dapat berjalan dengan
baik. Kantoria menjadi Pemandu Pujian.
Berkaitan dengan itu diharapkan
Kantoria dapat benar-benar menguasai
pujian dan lebih dahulu mengangkat
pujian (bukan menunggu Pemimpin
Ibadah). Suara yang dikeluarkan oleh
Kantoria haruslah jelas dan dapat di
dengar oleh Jemaat. (Tidak
diperkenankan Kantoria berdiri jauh
dari mikrofonnya). Semua menempati
posisinya sesuai pengaturan tata ruang
ibadah.
e. Pemimpin Ibadah, Majelis Jemaat dan
Jemaat, bersama-sama menyanyi
dengan penuh sukacita atau sesuai irama
lagu tersebut. Tidak menggantikan
notasi lagu yang ditentukan dengan
ragam lagu lain.
f. Pengisi puji-pujian (paduan suara, vokal
group, dll) duduk sesuai tata ruang, dan
saat menyanyi tidak membelakangi
altar, mimbar dan Jemaat.
g. Paduan Suara, Vokal Group, Solois, dll
yang membawakan pujian dalam bahasa
daerah dan bahasa Inggris atau bahasa

23
lainnya, diharapkan dapat menyanyikan
juga dalam bahasa Indonesia yang
sudah diterjemahkan atau
menyampaikan kepada Majelis Jemaat
untuk diserahkan kepada Pemimpin
Ibadah supaya bisa dijelaskan secara
singkat. Pengisi Pujian tidak
menyampaikan orasi/penjelasan
sebelum, selama atau sesudah
menyanyi. Atau mengajak Jemaat ikut
serta menyanyi bersamanya.
Pengisi Pujian melapor kepada Majelis
pada hari Sabtu, dengan menyampaikan
judul pujian atau pesan dari pujiannya,
untuk pengaturan penempatan yang
lebih tepat dengan unsur ibadah.
h. Pemimpin Ibadah tidak diijinkan turun
dari mimbar untuk menyanyi bersama
Pengisi Pujian.
i. Pemberitaan Firman, bahan Alkitab
untuk khotbah dan nyanyian pujian
dalam tata ibadah adalah yang
ditentukan Sinode GKI.
7. Alat Bantu dan Posisi

24
a. IPad/Hp tidak digunakan sebagai
pengganti Alkitab pada saat memimpin
ibadah.
b. Doa dan Pembacaan Alkitab dari
Mimbar Utama oleh Pemimpin Ibadah
dan Warga Jemaat dalam posisi duduk.
c. Pengakuan Iman, pada saat pengakuan
iman diucapkan, Pemimpin Ibadah dan
seluruh Jemaat dalam posisi siap dan
berdiri sambil membuka mata menatap
ke mimbar dan bukan dalam posisi lipat
tangan dan tutup mata seperti berdoa.
“Mari, dalam keadaan berdiri, dengan
mulut yang mengaku dan hati yang
percaya, kita mengaku iman percaya
kita sesuai …”
d. Persembahan, untuk mempermudah, maka
Majelis Jemaat harus menyediakan
amplop. Masing-masing tertulis:
Persembahan, Pengucapan Syukur,
Persepuluhan, dan lain sebagainya sesuai
keputusan sidang Jemaat.
Kemudian diletakkan di depan pintu
masuk gereja atau di samping atau di
belakang bangku. Hal ini dimaksudkan
agar setiap Warga Jemaat yang masuk

25
dapat melihat dan mengambil amplop
tersebut dan memasukkan persembahannya.
a. Amplop tersebut dapat diserahkan ke
Majelis Jemaat di konsistori (Jemaat
diharapkan tidak menitip amplop
pada Majelis di depan pintu masuk).
b. Selain itu Warga Jemaat dapat
memasukkan amplop tersebut pada
pundi-pundi atau tangguk atau
kotak/peti.
c. Amplop yang disiapkan gereja tidak
menghalangi amplop yang disiapkan
pribadi atau keluarga.
e. Majelis Jemaat harus mempersiapkan
meja/tempat persembahan khusus untuk
bahan natura dalam gedung gereja.
Sehingga dapat digunakan di setiap
ibadah yang berlangsung dalam Jemaat.
f. Peruntukan persembahan natura dalam
ibadah minggu, diuangkan dan
diserahkan sebagai persembahan dalam
ibadah.
g. Peruntukan persembahan natura dalam
ibadah etnik, diserahkan sebagai
persembahan kasih bagi Pemimpin
Ibadah dan anggota diakonia.

26
h. Khususpersembahan persepuluhan dalam
bentuk natura untuk Jemaat-Jemaat
tertentu, sepenuhnya persembahan
persepuluhan natura itu diuangkan dan
masuk ke pos penerimaan persepuluhan.
i. Yang bertugas sebagai pembawa
tangguk persembahan dalam ibadah
minggu adalah Majelis Jemaat.
j. Saat pemberian persembahan semua
petugas menuju meja altar dan berdiri
pada posisi yang telah ditentukan.
Majelis yang bertugas menyerahkan
kantong/tangguk persembahan kepada
petugas yang akan mengumpulkan
persembahan. Selanjutnya Majelis
bertugas membuka peti/kotak persembahan
yang disediakan dalam Jemaat.
k. Majelis perlu memperhatikan bahwa
untuk semua bentuk tata ibadah minggu,
selesai mengumpulkan persembahan,
petugas harus kembali menuju meja
altar sambil berdiri memegang
kantong/tangguk persembahan.
l. Majelis yang bertugas menyerahkan/
menerima kantong/tangguk persembahan
selanjutnya berpindah tempat, berdiri

27
bersama petugas yang mengumpulkan
persembahan. Berdiri di sisi kanan,
menghadap mimbar, untuk mengikuti
doa yang dipimpin oleh Pemimpin
Ibadah dari mimbar utama.
m. Sedangkan posisi WargaJemaat pada
saat doa persembahan tetap duduk di
tempat masing-masing, tidak berdiri.
n. Doa Persembahan.
Dapat dipilih mekanismenya :
d. Pemimpin Ibadah membacakan
nama-nama pemberi persembahan,
persepuluhan dan persembahan
khusus lainnya, kemudian
mendoakannya.
e. Pemimpin Ibadah langsung mendoakan,
dan menyebutkan nama-nama Jemaat
dalam doa, sesuai pengelompokan
persembahan. Daftar persembahan
dibuat pengelompokan pokok
persembahan pengucapan syukur:
kelahiran, ulang tahun, keberhasilan
pendidikan dan kerja, kesembuhan,
kedukaan, dll.
o. Setelah doa, persembahan diserahkan
oleh petugas kepada Majelis bertugas

28
untuk diletakkan di meja altar.
Kemudian Majelis tersebut menutup
peti/kotak persembahan yang ada di
Jemaat. Setelah itu petugas
persembahan dan Majelis bertugas
kembali ke tempat duduk semula.
p. Untuk Tata Ibadah Khusus yang
dikeluarkan Sinode atau Klasis dan
Jemaat, dimana bagian doa persembahan
disatukan dengan Doa Syafaat, maka
Majelis bertugas setelah menyerahkan
kantong/tangguk persembahan kepada
petugas penerima untuk diletakan di atas
meja altar, kembali ke tempat duduk
semula.
q. Aksi 5 Menit :
 Diwartakan seminggu sebelumnya
kepada Jemaat, dan disampaikan
tujuannya.
 Hasilnya diperuntukkan untuk
kebutuhan akan kegiatan yang
bersifat insidentil, dan tidak rutin
dilakukan setiap minggu.
 Aksi 5 Menit, dilaksanakan pada lagu
terakhir, dan telah didoakan
sebelumnya dalam Doa Persembahan.
29
 Setelah ibadah dan dihitung, hasilnya
diserahkan sesuai peruntukannya.
 Pengaturan ini juga berlaku untuk
aksi pita dari unsur Jemaat.
o Secara teknis aksipita dilakukan
oleh BP. Unsur di depan pintu
gereja.
o Hasil aksi pita (dalam kotak),
dibawa serta Majelis Jemaat pada
saat mengantar seluruh kotak/peti
persembahan ke meja altar.
o Selanjutnya setelah dihitung oleh
Majelis, hasilnya diserahkan
kepada BP. Unsur.
r. Pemimpin Ibadah menyerahkan
persembahan khusus dalam kotak
setelah selesai melayani ibadah, pelayan
tidak turun dari mimbar hanya untuk
menyerahkan persembahan.
8. Doa Syafaat
Doa Syafaat adalah doa yang memuat
pergumulan, sehingga bisa lama dan juga
bisa singkat, tergantung pokok doa yang
ada saat itu. Penting memperhatikan
keseluruhan jalannya ibadah (durasi waktu

30
khotbah, pelayanan khusus yang
dilaksanakan), sehingga doa syafaat harus
memenuhi kebutuhan Jemaat, tapi tidak
membuat ibadah tidak tertib (karena lama
dan bertele-tele).
Berkenan dengan itu, maka selama doa
syafaat berlangsung tidak diperbolehkan
Majelis dan WargaJemaat keluar masuk
gedung gereja.
9. Sesudah Berkat
a. Setelah menyampaikan kata-kata berkat,
dan Jemaat merespon dengan
menyanyikan amin.. amin.. amin.
Jemaat tetap dalam keadaan berdiri,
Pemimpin Ibadah turun tangga bagian
kiri mimbar/ke samping kiri mimbar
dan menyerahkan Alkitab dan
kelengkapan lainnya kepada Majelis
Pengantar Pelayan, yang telah
menunggu pada bagian bawah kiri
tangga.
b. Majelis Pengantar Pelayan menerima
Alkitab dan kelengkapan lainnya dan
mengatakan: “Terima kasih untuk
pelayanannya. Tuhan Memberkati”.
Khusus untuk naik dari kanan mimbar dan

31
turun dari kiri mimbar disesuaikan dengan
keadaan mimbar/gedung gereja (yang
dimaksudkan kanan/kiri mimbar dilihat dari
posisi arah masuk konsistori).
c. Tidak diperkenankan menyanyikan
pujian untuk mengantar Pemimpin
Ibadah turun dari mimbar.
d. Saat Pemimpin Ibadah turun dari
mimbar Jemaat disilahkan duduk,
melakukan saat teduh tanpa harus diatur
oleh Majelis Jemaat.

VII. PENGATURAN SETELAH IBADAH


1. Nyanyian/Lagu Persiapan Jabat Tangan
dan Warta Jemaat.
a. Bagi Jemaat yang menempatkan
Warta Jemaat sebelum ibadah dimulai,
maka setelah Pemimpin Ibadah turun
dari mimbar utama dan duduk di
tempat yang telah disediakan, Majelis
Pembawa Lagu Pembukaan Ibadah,
kembali lagi ke mimbar II dan
mengundang Jemaat menyanyikan
nyanyian pujian untuk jabatan tangan.
b. Sementara itu Majelis Pengantar
Pemimpin Ibadah, berada atau

32
berjalan di depan Pemimpin Ibadah,
setelah itu diikuti oleh Majelis
bertugas lainnya menuju pintu keluar
untuk berjabat tangan dengan Jemaat.
c. Harap diingatkan kepada Jemaat untuk
tidak mendahului atau membelakangi
Pemimpin Ibadah yang sedang
berjalan dan tidak berdesak-desakan
tetapi berjalan dengan tertib.
d. Sedangkan bagi Jemaat yang
menempatkan Warta Jemaat setelah
ibadah selesai, maka setelah
Pemimpin Ibadah turun dari mimbar
utama dan duduk di tempat yang telah
disediakan, Majelis bertugas langsung
menuju mimbar II dan membaca/
menyampaikan Warta Jemaat.
e. Selain penyampaian Warta Jemaat atau
pengumuman dalam Jemaat, Majelis
Petugas Pembaca Warta Jemaat harus
menyampaikan terima kasih dari Jemaat
dan Majelis Jemaat kepada : Pemimpin
Ibadah, Pemain Organ, Majelis
Bertugas, Kantoria, Operator Infokus
Dan Sound System, Pembawa
Persembahan, Pengisi Puji-Pujian.

33
2. Setelah penyampaian Warta, Majelis
Pembawa Nyanyian Pembukaan kembali
ke mimbar, memimpin nyanyian pujian
untuk jabat tangan. Bait 1 dinyanyikan
bersama dan seluruh Jemaat tetap dalam
keadaan duduk. Dan Sementara
menyanyikan bait 2 Majelis Pengantar
Pelayan berada atau berjalan di depan
Pemimpin Ibadah sambil menuju pintu
keluar untuk berjabat tangan dengan
Jemaat.
3. Warta Jemaat hanya boleh ditempatkan
pada saat sebelum ibadah atau setelah
ibadah. Tidak diperkenankan menempatkan
Warta Jemaat sebelum Lagu Pengutusan
atau dalam Ibadah.
4. Dalam Warta Jemaat tidak perlu
membaca surat masuk atau surat keluar
secara terperinci, melainkan cukup
disampaikan maksud/tujuan surat tersebut
(Formulanya: Dari, Untuk, Isi).
5. Jika ada informasi atau arahan penting
dari pihak pemerintah kampung, sekolah,
puskesmas, dll harus disampaikan melalui
surat kepada Majelis Jemaat barulah

34
Majelis Jemaat membacakan dalam
Warta Jemaat.
6. Informasi dari Panitia Hari Raya Dan
Panitia Pembangunan, dan lain sebagainya
harus dimasukkan dalam Warta Jemaat
tidak diberikan kesempatan untuk berbicara
di depan Jemaat.
7. Setelah berjabat tangan dengan Warga
Jemaat, Pemimpin Ibadah, Majelis
Pengantar Pelayan dan seluruh Majelis
Jemaat kembali ke ruang konsistori untuk
berdoa.
8. Majelis mengangkat tangguk persembahan
dan peti ke dalam ruang konsistori.
9. MajelisPemimpin Lagu Pembukaan
menuju meja altar dan meniup lilin serta
bergabung di konsistori.
10. Posisi berdiri di konsistori dalam
bentuk lingkaran. Sebelum doa syukur
selesai pelayanan, sekali lagi Majelis
bertugas menyampaikan terima kasih
kepada Pemimpin Ibadah dan seluruh
Majelis Jemaat. Setelah itu Majelis
Pengantar Pelayan berdoa.
11. Perlu diperhatikan bahwa isi doa
di ruang konsistori tersebut adalah doa

35
syukur untuk pelayanan ibadah yang telah
berlangsung, memohon penyertaan bagi
Warga Jemaat dan Majelis dalam
perjalanan pulang dan berdoa untuk
Pemimpin Ibadah (Majelis Pengantar
Pelayan perlu mengetahui informasi
tentang Pemimpin Ibadah yang melayani.
Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan dalam penyampaian doa,
misalnya ada yang mendoakan suami/istri
beserta anak-anak, padahal Pemimpin
Ibadah belum menikah, dll).
12. Dalam Doa Syukur di ruang
konsistori, didoakan secara khusus
persembahan yang akan dihitung oleh
Majelis, agar semua proses penghitungan
persembahan tersebut berjalan dengan
baik, sesuai kehendak Tuhan.
13. Setelah berdoa, Majelis Pengantar
Pelayan yang berdiri di sebelah kanan,
menyerahkan kembali Alkitab dan
kelengkapan pelayanan kepada Pemimpin
Ibadah.
14. Kemudian Majelis Jemaat dan
Pemimpin Ibadah berjabat tangan dengan
teratur. Jabat tangan dimulai dari Majelis

36
Jemaatyang berdiri di posisi sebelah kiri
Pemimpin Ibadah dan berakhir di
Pemimpin Ibadah. Selanjutnya Pemimpin
Ibadah di antar ke ruang ganti (Doa di
konsistori sesudah ibadah, hanya dapat
dilakukan setelah Pemimpin Ibadah dan
Majelis berjabat-tangan dengan Warga
Jemaat).
15. Setelah berjabat tangan, seluruh
Majelis Jemaat menghitung persembahan
langsung di atas meja di ruang konsistori.
Apabila ruang konsistori kecil maka
dapat dihitung di meja altar dalam gereja.
16. Penghitungan persembahan oleh
Majelis Jemaat diawasi oleh Bendahara
atau salah satu anggota PHMJ dan
Majelis Piket.
17. Setelah perhitungan persembahan,
hasilnya dicatat pada blangko/buku yang
telah disiapkan, dan ditanda tangani oleh
Majelis bertugas.
18. Kemudian persembahan yang
telah dihitung diserahkan kepada
Bendahara Jemaat lengkap dengan
catatan yang telah ditandatangani, dan

37
selanjutnya ditandatangani oleh
Bendahara dan Sekretaris.
19. Majelis perlu memperhatikan
bahwa pada saat berlangsung perhitungan
persembahan tidak diperkenankan/tidak
diijinkan untuk Majelis dan Warga
Jemaat menukar uang.
20. Majelis atau Warga Jemaat dapat
menukar uang hanya di Bendahara
setelah seluruh proses penghitungan dan
pencatatan selesai.
21. Seluruh penerimaan persembahan
dan persepuluhan dihitung oleh Majelis
Jemaat sesudah ibadah. Tidak
diperkenankan/ tidak diijinkan Bendahara
menghitung sendiri di ruang konsistori
dan atau bawa pulang ke rumah barulah
dihitung. (Demikian juga Pelayan/Ketua
Majelis Jemaat tidak diperkenankan
membawa persembahan ke rumah untuk
dihitung).
22. Semua penerimaan persembahan
dihitung dan tidak diperkenankan/tidak
diijinkan diambil untuk “pemberian uang
transport” pelayan, petugas sound system,
pemain organ, dll.

38
23. Persiapan “pemberian uang
transport” tersebut sesuai keputusan
sidang Jemaat dan sudah harus disiapkan
oleh Bendahara Jemaat sebelum ibadah
dan menjadi pengeluaran resmi yang
telah dibukukan.
24. Pemberian uang transport harus
dimasukkan dalam amplop yang baik,
(bukan diberikan tanpa amplop dan atau
hanya dibungkus dengan kertas atau
tisu). Setelah itu diberikan kepada
Pemimpin Ibadah di ruang konsistori
atau di tempat yang tertutup, jangan
diberikan di depan umum.
25. Pemimpin Ibadah wajib menanda
tangani bukti pengeluaran pemberian
transport tersebut.

VIII. ALAT MUSIK


1. Alat musik (organ, piano, guitar, jukulele,
tambur, kulit bia, drum, dll) yang ada
dalam gereja tidak diperkenankan/tidak
diijinkan dipindahkan atau dipinjamkan
untuk kegiatan lain di luar gereja.
2. Bagi pengisi pujian, di luar paduan
suara Jemaat tidak diperkenankan

39
menggunakan organ atau piano inventaris
Jemaat untuk latihan, kecuali dipandu
oleh pemain music gereja.
3. Untuk menghindari masalah teknis/
kerusakan pada alat musik, maka
pengisi pujian dapat merekam pujian
dalam bentuk flash disk dan di atur
bersama dengan pemain organ/piano
yang telah ditunjuk dalam Jemaat. Dan
atau pengisi pujian pada saat mengisi
pujian dalam ibadah dipandu langsung
oleh organ/piano yang dimainkan oleh
pemain organ yang ditunjuk Jemaat.
4. Jika ada kerusakan alat (sound Sistim,
infokus, maik, organ, piano, guitar, dll)
harus dilaporkan kepada Ketua Majelis
dan Bendahara Barang untuk diketahui
dan dapat diambil langkah-langkah
selanjutnya.

IX. SOUND SYSTEM DAN INFOKUS


1. Jika di Jemaat telah tersedia sound
system dan infokus, maka selain Majelis
Jemaat atau operator sound system atau
infokus yang telah ditentukan, maka
tidak diperkenankan/tidak diijinkan

40
kepada siapapun untuk mengatur sound
system atau infokus selama ibadah.
2. Setelah ibadah, Majelis atau operator
sound system dan infokus harus
memastikan bahwa semua alat telah
dalam keadaan off/padam dan aman.
3. Para operator sound system dan infokus
harus menggunakan pakaian ibadah dan
mengikuti ibadah. Tidak diperkenankan
meninggalkan ruangan ibadah selama
ibadah berlangsung, dengan tetap
mengawasi sound system agar tetap
normal.

41
PENUTUP

Demikian Petunjuk Teknis Pelayanan ini


dibuat, agar seluruh proses pelayanan dapat
berjalan dengan baik dan dipersembahkan
untuk kemuliaan Tuhan.
Allah yang memberikan roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih dan ketertiban, dalam Yesus Kristus
Kepala Gereja, memampukan kita mewujudkan
harapan mulia, untuk membangun kembali rumah
kita. Tuhan memberkati.

****
Catatan:
…………………………………………………
……………..……………………
…………………………………………………
……………..……………………
…………………………………………………
……………..……………………
…………………………………………………
……………..……………………
…………………………………………………
……………..……………………
42
…………………………………………………
……………..……………………
…………………………………………………
……………..……………………
…………………………………………………
……………..……………………
…………………………………………………
……………..……………………

43

Anda mungkin juga menyukai