1
terus menerus pada saat umat agama lain melakukan kebaktian. Kemudian
berdiskusi untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut dan tercapai titik
temunya sehingga masalah tersebut dapat teratasi.
Disini juga terdapat kampung toleransi yang mana rumah ibadah antar agama saling
berdekatan, namun masyarakat setempat tidak bermasalah.
III. Bangunan/Gedung (bentuk/ukuran/struktur/warna)
- Sejarah pembangunan Bangunan/Gedung
Vihara Avalokitesvara Vidya Sasana yang terletak di Kecamatan Lengkong ini berdiri
sejak 8 Desember 2000, sehingga tahun ini merupakan tahun ke 22. Pada awalnya
vihara ini merupakan bangunan lama yang hanya terdiri dari 1 lantai saja dan bangunan
fisiknya sangat kaku. Kemudian pada tahun 2017 bangunan vihara ini direnovasi untuk
pertama kalinya sehingga menjadi 2 lantai, yang mana lantai pertama menjadi ruang
utama untuk para tamu dan pengunjung berkumpul, dan lantai kedua dikhususkan
untuk tempat ibadah atau bakti sala.
- Gerbang
Terdapat dua gerbang menuju vihara Avalokitesvara Vidya Sasana, di karenakan vihara
AVS ini terdapat di dalam gang buntu yang terdiri kurang lebih hanya 6 bangunan
maka sebelum masuk gang diadakannya gerbang besi tinggi, berwarna putih dan
lebarnya cukup untuk satu mobil besar dan di gerbang tersebut terdapat papan yang
bertulisan setiap lebih dari jam 22.00 tamu wajib lapor dan setelah itu ada gerbang
kedua tingginya 100 cm, berwarna hitam yang terdapat di depan vihara.
- Gedung
a. Gedung Utama dan fungsinya
Gedung utama dari vihara Avalokitesvara Vidya Sasana terdiri dari ruang utama di
lantai satu yang digunakan untuk tempat bersantai dan berkumpulnya para
pengunjung vihara setelah melakukan ibadah. Di lantai pertama juga terdapat kamar
mandi, dapur, dan kamar khusus (kuti) untuk para rohaniawan. Di lantai dua
merupakan tempat ibadah untuk umat vihara melakukan kebaktian.
b. Gedung Tambahan dan fungsinya
Tidak ada gedung tambahan di vihara Avalokitesvara Vidya Sasana.
- Halaman dan taman Vihara
Halaman vihara cukup luas dan rapi, biasanya digunakan sebagai tempat parkir
kendaraan jamaah vihara dan tempat berduduk santai menunggu jamaah lainnya
berdatangan. Terdapat juga rak sepatu dan sandal sehingga saat hendak memasuki
vihara diharuskan untu melepaskan alas kaki. Sepatu dan sandal disusun secara rapi di
rak.
- Ruang upacara/ritual
Ruang upacara untuk bakti sala berada di lantai 2.
- Alat/perlengkapan upacara/ritual
Untuk persembahannya, terdiri dari altar, bunga, tersedia buah-buahan, biskuit, kue-
kue, lilin, dupa kecil, beberapa peralatan kebaktian seperti gong, pemukul dari kayu
yang diukur yang digunakan sebagai pengiring kebaktian sutra. Berikut beberapa
peralatan kebaktian tradisi Buddhis Mahayana:
MU YI, yaitu kayu berukir yang dipukul terus menerus selama pembacaan
sutra.
2
DA ZHING/TA CING, yaitu gong besar sebagai penanda kebaktian.
YIN ZHING/YIN CING, yaitu alat gemerincing untuk penanda saat pradaksina
(ibadah sambil berjalan).
TANG CE, yaitu semacam plat berbentuk bundar dan dipukul dengan pemukul
khusus.
HE CE, yaitu semacam simbal yaitu dua keping plat yang dibunyikan
bersamaan saat kebaktian.
IV. Organisasi/Yayasan
- Sejarah berdiri Organisasi/Yayasan
- Struktur pengurus Organisasi/Yayasan
Dibawah yayasan AVS ini diketuai oleh ketua yayasan, terdapat para pembina (suhu),
humas, kebaktian, pengurus sound sistem untuk kegiatan yang dilakukan di vihara.
Untuk lebih jelasnya, disajikan tabel sebagai berikut:
3
- Jadwal kegiatan ibadah/ritual
Ibadah harian yang diselenggarakan di Vihara Avalokitesvara Vidya Sasana dilakukan
setiap hari Senin malam pukul 18.30. Untuk anak-anak, kebaktian dilakukan setiap hari
Minggu pukul 9 pagi dengan sistem dan model kebaktiannya untuk anak-anak. Di
daerah lain atau vihara-vihara lain mungkin saja memiliki jadwal peribadatan yang
berbeda, tergantung dari kebijakan masing-masing vihara sehingga tidak ada waktu
khusus untuk melaksanakan peribadatan.
Ada juga berbagai peribadatan yang dilakukan pada setiap waktu tertentu, misalnya
pada tanggal 1-15 lunar terdapat hari puasata (hari ibadah), hari besar seperti Waisak,
dan berbagai momen-momen hari besar lainnya yang dilakukan oleh umat Buddha.
- Pimpinan ritual
Pimpinan ritual disini disebut dengan suhu. Para suhu ini membimbing umatnya dalam
melaksanakan ritual. Melayani juga para umat yang memiliki masalah pribadi yang
membutuhkan pencerahan dan solusi.
- Umat
Jumlah umat vihara Avalokitesvara Vidya Sasana terdiri dari 60 orang, dan 4 orang
rohaniawan. Namun, tidak seluruh umat hadir pada setiap upacara kebaktian. Hal
tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti usia, dan jarak yang harus ditempuh.
Sehinggan pihak vihara Avalokitesvara Vidya Sasana mengeluarkan kebijakan untuk
melakukan kegiatan kebaktian secara online, sehingga para orang tua yang sudah
kesulitan untuk datang ke vihara dapat tetap melakukan kebaktian. Para umat yang
keberatan dengan jauhnya letak vihara dengan kediamannya pun dapat tetap melakukan
kebaktian.
- Kegiatan/proses ritual
Pertama-tama para umat diharuskan untuk bersih-bersih dahulu sebelum
memasuki area dalam vihara. Kemudian berbaris di halaman depan vihara
sampai sekitar 10 menit untuk menunggu instruksi selanjutnya. Lalu akan ada
bunyi yang diperdengarkan sebagai tanda kebaktian akan segera dimulai. Lalu
para umat akan digiring ke lantai atas memasuki ruang kebaktian dan
diharuskan untuk mengisi shaf-shaf yang tersedia. Shaf kiri untuk perempuan,
dan shaf kanan untuk laki-laki.
Pada waktu yang telah ditetapkan akan dibunyikan suara gong sebanyak tiga
kali, lalu memasang dupa. Lingku bunyi (memanggil) satu kali, bunyi tian
(sebagai pertanda untuk saling menghormati), lalu masuk ke altar, bunyi tian
menandakan membungkuk untuk ruku setengah badan, kemudian sujud dengan
lima titik menyentuh ke bumi.
Pemimpin kebaktian atau imam (dalam agama Islam) dihadirkan untuk
memimpin ritual sembahyang.
Setelah selesai sembahyang, dilanjutkan kegiatan ceramah yang dilakukan oleh
suhu. Materi atau yang disampaikan dalam ceramah ini mengambil beberapa
potongan dari kitab suci untuk kemudian dijabarkan oleh para suhu.
4
Setelah rangkaian kebaktian selesai, para umat bubar dan mengambil kotak
makanan yang tersedia, jika dahulu dilakukan makan bersama di area utama
vihara, kini disebabkan pandemi kegiatan tersebut tidak lagi dilakukan.
VI. Hambatan Penelitian
Yang menjadi hambatan kami selama melakukan penelitian adalah mungkin kami tidak
diberikan izin untuk berkeliling ke lingkungan vihara secara keseluruhan. Kami hanya
diizinkan melihat-lihat dan mengamati lingkungan vihara pada gedung utamanya saja di
lantai 1, sedangkan untuk ke lantai 2 melihat tempat kebaktiannya tidak diizinkan.
Sehingga kami tidak bisa secara langsung mengamati dan melihat lingkungan
diselenggarakannya upacara kebaktian.
Catatan:
1. Hasil observasi dan wawancara ditulis dalam bentuk laporan penelitian
2. Baik dilengkapi data statistik dan foto-foto (dokumentasi)