SKRIPSI
SISKA MARIAWATI
NIM: 3.01.19.028
FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
PENDISTRIBUSIAN ZAKAT MELALUI PROGRAM KAMPUNG ZAKAT
MANDIRI DALAM MENDORONG EKONOMI
WARGA RW 05 KEDUNG JAYA CIREBON
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan
SISKA MARIAWATI
NIM: 3.01.19.028
FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
PERSETUJUAN
SISKA MARIAWATI
NIM : 3.01.19.028
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
(…………………………..) (…………………………..)
NOTA DINAS
Kepada
Yth. Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
IAIC di
Cirebon
Assalamualaikum Wr. Wb
Kami berpendapat bahwa skripsi terebut sudah dapat diajukan kepada Jurusan
Ekonomi Syariah IAIC Cirebon untuk dimunaqasahkan.
Wassalmualaikum Wr. Wb
Cirebon, ………………………
Pembimbing I Pembimbing II
(…………………………..) (…………………………..)
PERNYATAAN KEASLIAN
Bismillahirrahmaanirrahiim
NIM : 3.01.19.028
1. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis yang diajukan untuk memenuhi
salah satu pernyataan memperoleh gelar sarjana (S-1) di IAIC Cirebon
2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah
dicantumkan sesuai ketentuan atu pedoman karya tulis ilmiah; dan
3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini sebagian maupun
seluruh isinya merupakan karya plagiat, maka penulis bersedia menerima
sanksi yang berlaku di IAIC Cirebon
Cirebon, ………………….
Materai
6000
SISKA MARIAWATI
3.01.19.028
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “PENDISTRIBUSIAN ZAKAT MELALUI PROGRAM
KAMPUNG ZAKATMANDIRI DALAM MENDORONG EKONOMI WARGA
RW 05 KEDUNG JAYA CIREBON” oleh SISKA MARIAWATI, NIM :
3.01.19.028 telah dimunaqosahkan pada tanggal ……………, di hadapan dewan
penguji dan dinyatakan lulus. Skripsi ini telah memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar …………….. pada Jurusan Ekonomi Syariah Institut Agama
Islam Cirebon.
Cirebon, …………….
Panitia Munaqosah
Ketua Sidang Tanggal Tanda tangan
……………………. ……………………. ………………………….
Sekretaris Sidang
……………………. ……………………. ………………………….
Penguji I
……………………. ……………………. ………………………….
Penguji II
……………………. ……………………. ………………………….
Pembimbing I
……………………. ……………………. ………………………….
Pembimbing II
……………………. ……………………. ………………………….
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
………………………..
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya hingga akhir zaman, Amin.
namun berkat rahmat dan taufik dari Allah SWT serta bantuan dan dorongannya
dari berbagai pihak Alhamdulillah akhirnya segala hambatan dan kesulitan dapat
1. Bapak Drs. Ahmad Dahlan, M.Ag, Rektor Institut Agama Islam Cirebon
2. Bapak Masyari, Lc., M.H.I, Ketua Jurusan Syariah Institut Agama Islam
Cirebon
6. Bapak dan ibuku tercinta, serta keluarga yang telah banyak memberikan
memberikan dorongan dan bantuan sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai.
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca serta dapat menjadi
Cirebon, …………………….
Penulis
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN
NOTA DINAS
PERNYATAAN KEASLIAN
PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
A. Zakat
B. Pendistribusian Zakat
C. Penyaluran Zakat, Infaq dan Shadaqah
4. Geografis Desa
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kedudukan strategis dan juga vital dalam upaya pemberdayaan ekonomi yang
bertumpu pada asas solidaritas. Zakat termasuk salah satu rukun (rukun ketiga)
dari rukun Islam yang lima, sebagaimana diungkapkan dalam berbagai hadits
dharuurah atau diketahui secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak
Zakat, ialah nama atau sebutan dari hak Allah ta’ala yang di keluarkan
seseorang kepada fakir miskin. Menunaikan zakat adalah urusan individu sebagai
Zakat terbagi menjadi dua bagian yaitu zakat fitrah yang dikeluarkan oleh setiap
orang muslim di bulan ramadhan dan zakat maal (harta) yang dikeluarkan oleh
setiap muslim yang memiliki kelebihan harta dan berlaku syarat tertentu. Zakat
fitrah dan zakat maal wajib diserahkan kepada yang berhak menerimanya,
At-Taubah ayat 60 :3
۞ ِإَّنَم ا الَّص َد َقاُت ِلْلُفَقَر اِء َو اْلَم َس اِكيِن َو اْلَع اِمِليَن َع َلْيَها َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلوُبُهْم َو ِفي
الِّر َقاِب َو اْلَغاِر ِم يَن َو ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َو اْبِن الَّس ِبيِل ۖ َفِر يَض ًة ِم َن ِهَّللاۗ َو ُهَّللا َع ِليٌم َحِكيٌم
Artinya:
untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
Dilihat dari sudut pandang ajaran Islam maupun dari aspek pembangunan
kesejahteraan umat, manfaat zakat sangat penting dan strategis. Ini dibuktikan
Rasulullah SAW. Selain menjadi sumber pendapatan keuangan Negara, zakat juga
masyarakat yang kurang mampu seperti fakir miskin serta bantuan lainnya.
Pengelolaan zakat seperti perbankan Islam dan lembaga pengelola zakat
tentang pengelolaan zakat bahwa Badan Amil Zakat Nasional (selanjutnya disebut
masyarakat dan tidak mampu mengikat secara yuridis dalam menerapkan fungsi-
masyarakat terhadap sistem pengelolaan zakat yang ada. Selain itu, menguatnya
marjinal, tidak merata dan maksimal. Di samping itu juga melupakan fungsi dari
pendistribusian zakat karena dalam hal ini nantinya yang akan dilihat oleh para
satu badan resmi pengelola zakat yang keberadaannya diatur berdasarkan Undang-
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik tujuan yang akan dicapai
seseorang melalui kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Maka dari itu tujuan
penelitian yang akan dilakukan harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas
pendistribusian zakat.
kepercayaan muzakki.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi penulis
pribadi tetapi juga bermanfaat bagi orang lain, baik manfaat secara teoritis
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
2) Bagi Penulis
Harapan bagi penulis dengan penelitian ini mampu memberikan wawasan
yang lebih luas dan memperoleh bukti nyata terhadap masalah yang diteliti
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Zakat
Zakat adalah salah satu ibadah yang memiliki fungsi yang sangat penting,
selain dilihat dari sisi vertical yaitu hubungannya dengan Allah juga secara
horizontal yaitu hubungannya dengan makhluk social lainnya. Hingga tidak heran
bahwa zakat disebut sebagai ibadah namun disisi lain juga digolongan sebagai
masyarakat sekitarnya. Sebagai suatu ibadah pokok, zakat termasuk salah satu
rukun (rukun ketiga) dari rukun Islam yang lima, sebagaimana diungkapkan
min ad-dîn bi adh-dharurah atau hukum zakat itu dapat difahami dan diketahui
tanpa susah payah dengan berijtihad namun dapat secara mudah didapatkan dan
menjadi simpulan hukum dan zakat juga merupakan bagian mutlak dari keislaman
seseorang.
B. Pendistribusian Zakat
beberapa tempat;
kepada mereka yang berhak. Distribusi zakat mempunyai sasaran dan tujuan.
muzaki.
zakat mal yang dibagikan kepada para korban bencana alam. Pola
pendistribusiannya dapat diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan pokok
bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-
alat sekolah, beasiswa, dan lainnya atau bantuan sarana ibadah seperti
pertukangan dan lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini akan dapat
menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja bagi fakir miskin.
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam pendistribusian zakat ini. Pertama:
Pendekatan secara parsial. Dalam hal ini ditujukan kepada orang miskin dan
Dengan cara ini masalah kemiskinan mereka dapat diatasi untuk sementara.
Pendekatan ini sesuai dengan distribusi zakat yang bersifat konsumtif. Kedua :
ini
1. Mendata dan meneliti mustahik yang ada, mulai dari jumlah rumah tangga
sesuai kadar. Nishab adalah syarat jumlah minimum aset yang dapat dikategorikan
sebagai aset wajib zakat.5 Haul adalah kepemilikan aset wajib zakat selama
setahun penuh. 6 Satu tahun disini harus berdasarkan perhitungan kalender hijriah.
Kadar adalah persentase zakat yang harus dikeluarkan. Kadar zakat ditentukan
golongan yang berhak menerima zakat. Perintah tersebut terdapat dalam Q.S At-
۞ ِإَّنَم ا الَّص َد َقاُت ِلْلُفَقَر اِء َو اْلَم َس اِكيِن َو اْلَع اِمِليَن َع َلْيَها َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلوُبُهْم
َو ِفي الِّر َقاِب َو اْلَغ اِر ِم يَن َو ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َو اْبِن الَّس ِبيِل ۖ َفِريَض ًة ِم َن ِهَّللاۗ َو ُهَّللا
َع ِليٌم َح ِكيٌم
“ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
1. Fakir. Menurut mazhab Syafi‟i dan Hanbali, orang fakir adalah orang
hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga serta fasilitas sebagai alat
fakir/miskin, para lanjut usia yang tidak mampu lagi berusaha, orang yang
terkena musibah kehilangan harta benda, baik karena bencana alam atau
penulis (al-katib); pembagi zakat untuk para mustahik; penjaga harta yang
untuk memasuki Islam atau ingin dimantapkan hatinya dalam Islam, juga
zakat untuk mereka, agar niat mereka memasuki Islam menjadi kuat.
1) Masih kafir: (a) Kafir yang diharap akan beriman dengan diberikan
yang memiliki kerabat atau sahabat orang kafir; (c) Orang Islam yang
orang yang berutang untuk kemaslahatan orang atau pihak lain. Misalnya,
keperluan pendidikan.
8. Orang-orang yang sedang dalam perjalanan (Ibnu Sabil). Yaitu musafir
Berbeda dengan zakat yang penerimanya harus berasal dari delapan asnaf,
infaq dan shadaqah boleh diberikan kepada siapapun. Namun, ada ketentuan
orang yang paling berhak dan wajib didahulukan untuk menerima harta tersebut.
Paling utama adalah wajib diberikan kepada kedua orang tua terlebih dahulu.
َيْس َأُلوَنَك َم اَذ ا ُيْنِفُقوَن ۖ ُقْل َم ا َأْنَفْقُتْم ِم ْن َخْيٍر َفِلْلَو اِلَد ْيِن َو اَأْلْقَر ِبيَن َو اْلَيَتاَم ٰى
َو اْلَم َس اِكيِن َو اْبِن الَّس ِبيِل ۗ َو َم ا َتْفَع ُلوا ِم ْن َخْيٍر َفِإَّن َهَّللا ِبِه َع ِليٌم
“ Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja
dalam perjalanan.” dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya
Para kerabat
Anak-anak yatim
Orang-orang miskin
Pemberian sedekah tidak terbatas pada materi/harta dan bisa dengan apapun
dan wajah yang manis kepada saudaranya, bisa dikategorikan sedekah. Selain itu,
Anak yatim digambarkan sebagai anak yang lemah dan patut dipelihara karena
hilangnya sosok pelindung di dalam keluarganya. Apalagi jika orang tuanya tidak
Nama yatim dipergunakan untuk anak yang ayahnya telah meninggal dunia.
Sedangkan apabila yang meninggal adalah bapak dan ibu disebut yatim piatu.
Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut belum baligh.
Dalam Islam diperintahkan, baik anak yatim maupun yatim piatu berhak
mendapatkan perhatian khusus. Baik itu selalu berbuat baik kepada mereka,
mengurus dan memelihara mereka hingga dewasa dan mampu memenuhi hajat
hidupnya.
Terdapat delapan kelompok yang berhak menerima zakat. Diantaranya adalah
fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil. Anak yatim
tidak termasuk kedalam mustahik. Boleh tidaknya anak yatim mendapat zakat
bukan dilihat dari status keyatimannya, namun dari kondisi hidupnya karena ada
anak yatim yang kaya karena ayahnya meninggalkan cukup banyak harta, dan ada
yang fakir miskin. Anak yatim boleh mendapatkan zakat jika termasuk kedalam
kebutuhannya tidak tercukupi dan tidak memiliki harta peninggalan yang cukup
Lain halnya dengan infaq dan shadaqah. Dalam surah Al Baqarah ayat 215
diterangkan bahwa infaq maupun shadaqah dapat diberikan kepada kedua orang
tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam
perjalana. Infak maupun sedekah dapat dikeluarkan oleh siapa saja sewaktu-
boleh diberikan dalam bentuk materi, nonmateri maupun dukungan moril untuk
mengurangi kesedihan dan beban yang dirasakan anak yatim maupun yatim piatu
Jika anak yatim termasuk kedalam mustahik yaitu kelompok fakir dan miskin,
maka berhak menerima dana zakat. Dalam hal ini, amil dapat mengelola dana
yang diberikan untuk anak yatim. Ada sanksi tegas bagi orangorang yang
َسِع يًرا
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke
Hal ini diperjelas kembali dalam firman Allah surat Al-An‟am [6] ayat 152:
َو اَل َتْقَر ُبوا َم اَل اْلَيِتيِم ِإاَّل ِباَّلِتي ِهَي َأْح َس ُن َح َّتٰى َيْبُلَغ َأُش َّد ُهۖ َو َأْو ُفوا اْلَك ْيَل َو اْلِم يَز اَن
ِباْلِقْس ِط ۖ اَل ُنَك ِّلُف َنْفًسا ِإاَّل ُو ْس َعَهاۖ َو ِإَذ ا ُقْلُتْم َفاْع ِد ُلوا َو َلْو َك اَن َذ ا ُقْر َبٰى ۖ َو ِبَع ْهِد ِهَّللا
َأْو ُفواۚ َٰذ ِلُك ْم َو َّصاُك ْم ِبِه َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُروَن
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
terbaik, (dan hendaklah pemeliharaan yang terbaik itu berlanjut) hingga dia
mencapai kedewasaannya.
janganlah kamu (wali) menggunakan harta anak yatim secara tidak sah, kecuali
pengembangan harta itu, dan hendaklah pemeliharaan itu berlanjut hingga anak
yatim mencapai kedewasaannya dan menerima harta mereka untuk dikelola
sendiri. Dilarang mendekati harta anak yatim, karena mereka merupakan kaum
yang lemah. Hal ini dikarenakan mereka tidak mampu melindungi diri dari
Dana anak yatim harus disalurkan sesuai amanah donatur dan tidak boleh
pemberdayaan anak yatim dan pihak pengelola dana harus mengatakan terlebih
Seperti dalam firman Allah SWT dalam Q.S An-Nisa‟ [4] ayat 58:
۞ ِإَّن َهَّللا َيْأُم ُر ُك ْم َأْن ُتَؤ ُّد وا اَأْلَم اَناِت ِإَلٰى َأْهِلَها َو ِإَذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّناِس َأْن َتْح ُك ُم وا
ِباْلَع ْد ِل ۚ ِإَّن َهَّللا ِنِعَّم ا َيِع ُظُك ْم ِبِهۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن َسِم يًعا َبِص يًرا
Melihat.
Allah melarang dana anak yatim dikelola oleh orang yang tidak mampu
akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja (dalam harta itu) dan pakaian
Ayat ini melarang wali atau semua orang memberi harta kepada pemiliknya
yang tidak mampu mengelola hartanya dengan baik. Allah memerintahkan, dan
janganlah kamu, wahai para wali, suami atau siapa saja yang menyerahkan harta
kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, baik yatim, anak kecil, orang
dewasa, pria ataupun wanita, harta kamu atau harta mereka yang masih dalam
kekuasaan atau wewenang kamu (wali), karena harta itu yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan, sehingga harus dipelihara dan tidak boleh diboroskan,
atau digunakan bukan pada tempatnya. Harta tidak akan berkembang dan
bermanfaat jika diberikan kepada orang yang tidak mampu mengelolanya. Harta
harus dikelola dengan baik dan bijaksana sehingga kebutuhan dasar tidak
terabaikan.
akuntabilitas.
hukum bagi mustahik dan muzaki. Adanya hierarki organisasi pengelola zakat,
serta para amil tradisional yang sudah ada sebelum UU No. 23/2011 diundangkan.
Islam dan berbentuk lembaga berbadan hukum untuk LAZ harus dibaca
merupakan pilihan atau alternatif. Selain itu, pengawas syariah untuk LAZ harus
dan membuka lebar peran pengelolaan zakat oleh lembaga milik masyarakat, serta
yang berwenang”.
pelaksanaan Pengelolaan ZIS dan dana sosial keagamaan lainnya yang telah
diaudit syariat dan keuangan kepada BAZNAS dan pemerintah daerah setiap
enam bulan dan akhir tahun. Audit syariat dilakukan oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama dan audit keuangan
membayarkan zakat. Baik itu menghitung sendiri kewajiban wajib zakatnya atau
dalam Pasal 22 dan Pasal 23 diatur bahwa zakat yang dibayarkan oleh muzaki
kepada BAZNAS atau LAZ dikurangkan dari penghasilan kena pajak, untuk
kemudian bukti setoran zakat tersebut dapat dijadikan bukti sebagai pengurang
penghasilan pajak.
Selain menerima zakat, BAZNAS dan LAZ juga dapat menerima infak,
sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya. Dalam hal pendistribusian dana ZIS
yang diatur dalam Pasal 25 dan Pasal 26 UU No. 23/2011, zakat wajib
yang diikrarkan oleh pemberi (muzakki atau donatur) terlebih dahulu. Ketentuan
tidak dijelaskan di dalam UU ini dan bersifat global. Bahkan di dalam PP No. 14
Tahun 2014, tidak ada pasal yang membahas mengenai pendistribusian zakat.
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Agama No. 52 Tahun 2014 tentang
Syarat dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah serta
Tujuan utama dari pembuatan syariat Islam adalah untuk membangun dan
mafsadah (kerusakan) bagi manusia. Kemaslahatan yang akan dicapai tidak hanya
untuk individu melainkan untuk seluruh manusia, sepanjang waktu dan sepanjang
kehidupan manusia.
ada lima unsur pokok yang harus diperhatikan. Kelima pokok tersebut bersumber
pokok tersebut merupakan suatu hal yang harus selalu dijaga dalam kehidupan ini
ketika dlaruriyah itu hilang maka kemaslahatan dunia dan bahkan akhirat
juga akan hilang. Dlaruriyah terbagi menjadi lima poin yang apabila salah
satunya tidak terpenuhi, maka kehidupan di dunia tidak akan bisa berjalan
yaitu:
menunaikan zakat.
orang lain.
menjadi salah satu tujuan syariat, dalam arti mendorong manusia untuk
juga mewajibkan manusia untuk tidak salah dalam mengelola alam dan
fakir miskin.
yang buruk sesuai dengan apa telah diketahui oleh akal sehat. Ketika
dari penunaian zakat, infak, dan sedekah adalah untuk menciptakan kesejahteraan,
kemakmuran, dan kemaslahatan, sama seperti halnya tujuan dari maqasid al-
syari’ah. ZIS merupakan salah satu jalan untuk memberi jaminan sosial terhadap
umat manusia. Oleh karena itu, maka dalam pengelolaan ZIS harus
Tujuan lain dari membayarkan ZIS adalah mampu merubah mustahik menjadi
muzaki. Setelah kebutuhan pokok mustahik terpenuhi, dana ZIS dapat digunakan
untuk membentuk suatu usaha. Misalkan, disalurkan untuk tujuan produktif yang
Jadi jelaslah bahwa dana ZIS sangat berguna untuk memberdayakan rumah
tangga miskin, terlebih jika hal tersebut dikelola oleh lembaga. Antara lain,
dan spiritual.
BAB III
PEMBAHASAN
Desa Kedungdawa pada Tahun 1983 dari desa induk yang mempunyai 3
blok yaitu Blok Silorog, Kebon Kunir, dan Blok Siledu. Pada saat itu dijabat
BP Kepala
H. Bambang
D Susilowa
Desa
Saptono di
Sekretari
Kasi Kasi Kasi Kusyoto
s
Pemerintaha
e Kesr
e Ekban
e Sudika
Iwan
n Abdul
a Nur
g
Ruswandi Rachman KaurProgra KauKeuanga KauUmu
Yunus
Astrm
Hanifa M.F.
r n r Tary
m
i h Ramadhan o
Kedawung Cirebon
sejahtera”.
Misi
masyarakat.
lembagalembaga terkait.
Program
1. Program Pelayanan
2. Program Pembangunan
3. Program Kepemudaan
4. Geografis Desa
Letak Geografis dan Batas Wilayah Desa Desa Kedungjaya adalah salah
Kedawung secara umum berupa tanah seluas 56 Ha, tanah darat seluas 46,80 Ha ,
yang berada pada ketinggian laut antara 0 m s/d 2,4 m diatas permukaan laut
dengan suhu berkisar antara 27 derajat celcius. Desa Kedungjaya terdiri dari 3
Dari tabel di atas, jumlah penduduk didominiasi oleh jenis laki-laki 50,1
RW
KEPALA KELUARGA