DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 2
Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di
Indonesia sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan
tugas profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga
negara. Pedoman tersebut diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik
atau buruk seorang guru, memilah-milah mana saja hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan selama menjalankan tugas sebagai seorang pendidik.
Mengingat kode etik itu merupakan suatu kesepakatan bersama dan para
anggota suatu profesi, maka kode etik ini ditetapkan oleh organisasi yang
mendapat pensetujuan dan kesepakatan dan para anggotanya. Khusus mengenai
kode etik guru di Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah
menetapkan kode etik guru sebagai salah satu kelengkapan organisasi
sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
PGRI.
1
C. Kode Etik Guru Indonesia
Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta kemanusiaan pada
umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945,
turut bertanggungjawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, Guru Indonesia
terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar
sebagai berikut (AD/ART PGRI, 1994):
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
Selain kode etik guru Indonesia, PGRI juga menyusun ”Ikrar Guru
Indonesia” (AD/ART PGRI, 1994):
1. Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik Bangsa yang beriman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pembela dan pengamal Pancasila
yang setia pada UUD 1945.
3. Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional dalam
mencerdaskan kehidupan Bangsa.
4. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan
kesatuan Bangsa yang berwatak kekeluargaan.
2
5. Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia
sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap Bangsa,
Negara serta kemanusiaan
3
E. Hambatan dalam Implementasi Kode Etik Guru
1. Kurangnya kesadaran guru akan Kedudukannya sebagai warga negara
yang memiliki keteladanan disertai wawasan nusantara dan ketahanan
nasional yang tangguh, jiwa patriotisme, kesetiakawanan sosial serta
berdisiplin dan jujur.
2. Kurangnya kesadaran guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, dan
sebagian guru memilih profesi sebagai seorang guru bukan karena
panggilan jiwa dan hati nurani mereka sehingga dalam mengajar juga
akan asal-asalan.
3. Kesadaran untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan mereka
masih sangat kurang, adapun yang berniat untuk memperbaikinya
biasanya tekendala lagi dengan masalah biaya, waktu dan tenaga.
4. Kurangya perhatian khusus dari pemerintah maupun instansi terkait
untuk menyediakan sarana prasarana bagi guru yang ingin
mengembangkan wawasan dan pengetahuannya.
5. Tidak adanya kepedulian antara sesama guru maupun lembaga-lembaga
dan instansi terkait untuk meningkatkan mutu profesinya sebagai seorang
guru.
6. Kebanyakan guru kondisi ekonominya dibawah rata-rata sehingga harus
mencari pekerjaan lain atau sampingan untuk memenuhi tuntutan
ekonomi tersebut.
7. Biasanya guru hanya ikut seminar dan melanjutkan pendidikannya bukan
lantaran ingin menambah wawasan dan pengetahuannya melainkan
semata-mata karena tuntutan agar bisa lulus sertifikasi.
8. Kurangnya sosialisasi dan imlpementasi kode etik guru indonesia untuk
seluruh guru, tenaga kependidikan, masyarakat terkait, pemerintah ,dan
lembaga/instansi terkait. Sehingga guru tidak memahami bagaimana cara
mengaplikasikan kode etik tersebut dalam kehidupan –sehari-hari.
9. Tidak adanya sangsi yang tegas bagi guru yang melanggar kode etik.
10. Penjabaran kode etik belum terlalu jelas, baik bagi guru itu sendiri
maupun bagi masyarakat sehingga guru maupun masyarakat tidak tau
kapan dan bagaimana ia melanggar kode etik yang telah ditetapkan.
4
F. Solusi Bagi Implementasi Kode Etik Guru
1. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik –baiknya bagi kepentingan anak didik:
a. Guru harus bekerjasama dengan orangtua dan juga lingkungan
masyarakat dalam pendidikan. Tanggung jawab pembinaan
terhadap peserta didik ada pada sekolah, keluarga, dan masyarakat.
b. Hal yang menyangkut kepentingan si anak seyogyanya guru
(sekolah) mengajak orangtua dan bahkan lingkungan masyarakat
untuk bermusyawarah.
c. Guru sebaiknya merahasiakan hal-hal yang bersifat individu akan
siswanya dan mengatakan rahasia tersebut hanya kepada orang tua
siswa agar tidak terjadi.
2. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan:
a. Guru hendaknya senantiasa berperan secara aktif dalam
menyosialisasikan pentingnya pendidikan bagi masyarakat.
b. Guru hendaknya mampu memegang peranan strategis di dalam
masyarakat sehingga mampu membangkitkan kesadaran
berpendidikan bagi masyarakat.
3. Guru secara sendiri – sendiri dan atau bersama – sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu Profesinya:
a. Seharusnya guru tetap berusaha memacu diri untuk selalu
mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan dengan
usaha pengembangan diri yang optimal melalui pelatihan,
penataran, atau seminar. Jika mutu guru baik, maka martabat
profesi guru juga akan meningkat.
b. Guru juga seharusnya merubah paradigma lama dengan paradigma
baru yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta senantiasa terus
melakukan upaya perbaikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
c. Guru tidak melakukan perbuatan yang bertentangan peraturan
Negara dan norma yang berlaku yang dapat menjatuhkan harkat
dan martabat guru.
5
DAFTAR PUSTAKA
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/kode-etik-guru/
https://sepucuktinta.blogspot.com/2014/11/makalah-dimaksud-dengan-
realita.html?m=1
https://e-ujian.id/kode-etik-guru-indonesia-yuk-kita-kenali/