Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584

Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

ANALISIS PENGARUH TAX KNOWLEDGE TERHADAP TAX COMPLIANCE


DENGAN MOTIVATIONAL POSTURES SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Deffi Meliana Kunarti


Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti
Email : deffimelianakunarti@yahoo.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara Tax
Knowledge,Tax Commitment, Capitulation,Resistance,Disengangement,Game Playing,
terhadap Tax Compliance, serta untuk mengetahui apakah Commitment,
Capitulation, Resistance, Disengangement, dan Game Playing sebagai variabel
moderasi mempengaruhi Tax Knowledge terhadap Tax Compliance. Dalam
memperoleh data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa
penyebaran kuesioner melalui media online (G-Form) dengan total sampling
adalah 105 responden yang memenuhi kriteria penelitian yaitu memiliki NPWP
dan berlokasi usaha/bekerja di wilayah Jakarta. Hasil penelitian dapat diringkas
sebagai berikut. Tax Knowledge, Commitment, dan Game Playing berpengaruh
signifikan positif terhadap Tax Compliance. Sedangkan Capitulation, Resistance,
dan Disengangement tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax Compliance.
Commitment dan Game Playing memperkuat pengaruh Tax Knowledge terhadap
Tax Compliance, sedangkan Capitulation, Resistance, dan Disengangement tidak
memperkuat ataupun memperlemah Tax Knowledge terhadap Tax Compliance.

Kata kunci: Tax Knowledge, Motivational Postures, Tax Compliance

Pendahuluan
Salah satu penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan negara dan
pembangunan nasional bagi kesejahteraan hidup warga negara Indonesia, adalah pajak. Saat
ini, hampir 80% penerimaan negara di APBN berasal dari Pajak. Hal ini didukung dengan
artikel yang dituliskan dalam website resmi kemenkeu (www.kemenkeu.go.id). Data
Pendapatan Negara di Tahun 2017 mencapai 1.472,0 T dimana, Penerimaan Pajak baik dari
Migas maupun Non Migas, berjumlah sekitar 1.424,0 T. Pada artikel yang sama, Pendapatan
Negara dalam APBN Tahun 2018 diperkirakan sebesar 1.894,7 T, dimana terdiri dari 1.618,1
T yang merupakan Penerimaan Perpajakan, 275,4 T yang merupakan Penerimaan Negara
Bukan Pajak, dan 1,2 T yang merupakan Penerimaan dari Hibah. Oleh karena itu, untuk
mendukung tercapainya Rencana Anggaran yang telah disusun, perlunya ditingkatkan
kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan sebagai
perwujudan peran serta mereka secara langsung bagi perkembangan negara.
Berdasarkan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak yang dapat diakses pada
website resmi DJP (www.pajak.go.id), dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan rasio
kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh dalam 5 tahun terakhir, namun kenaikan ini juga
terjadi seiring dengan penambahan Jumlah Wajib Pajak. Dilihat dari Badan Pusat Statistik
(www.bps.go.id), terkait Penerimaan Pajak APBN selama 5 tahun terakhir juga terjadi
kenaikan seiring dengan kenaikan pada PDB di Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Yustinus
Prastowo, dalam Detik.Com tanggal 16 September 2018, menilai tingkat kepatuhan
masyarakat Indonesia akan pajak masih rendah. Hal ini tergambar dari rasio kepatuhan
yang baru mencapai 72% dan penerimaan pajak terhadap PDB (tax ratio) yang masih rendah.

2.53.1
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Beliau mengatakan bahwa “kue ekonomi yang membesar belum diimbangi tingkat
pembayaran pajak yang tinggi”. Adapun hal ini didukung dengan pernyataan dari Dana
Moneter Internasional (IMF) dalam Kompas.Com pada 4 Oktober 2018 bahwa Rasio pajak di
Indonesia masih rendah. Division Chief of the Indonesia and Philippines Division of the Asia
and Pasific IMF Luis E Breuer mengatakan, rendahnya rasio pajak di Indonesia dapat
menghambat berbagai potensi pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia.
Indonesia menerapkan sistem perhitungan pajak self assessment system dan withholding
system. Dengan sistem yang diterapkan, maka kepatuhan wajib pajak menjadi aspek yang
sangat penting dalam meningkatkan penerimaan negara melalui sektor perpajakan. Tingkat
kesadaran dan kepatuhan pajak di Indonesia ini dapat dikatakan masih sangat rendah.
Model penelitian yang diungkapkan oleh Verani, dkk (2013) menyatakan bahwa Wajib Pajak
yang memiliki pengetahuan yang baik, akan memiliki persepsi keadilan yang positif
terhadap sistem pajak yang berakibat tingkat kepatuhan pajak lebih tinggi. Penelitian yang
dilakukan oleh Braithwaite, Murphy, and Reinhart (2007) menggunakan indikator postur
motivasi (motivational posture) untuk mengetahui motivasi wajib pajak dalam memenuhi
kepatuhan pajak. Postur motivasi merupakan sebuah pendekatan dalam rangka
meningkatkan kepatuhan pajak dengan menggunakan metode psikologis individu wajib
pajak yang dikembangkan oleh Valerie Braithwaite pada tahun 1995 (Braithwaite, 2003).
Postur motivasi ini adalah gabungan dari kepercayaan, sikap, preferensi, minat, dan
perasaan yang secara simultan akan mengkomunikasikan sejauh mana sikap suatu individu
terhadap kebijakan pemerintah.
Cara pandang atau evaluasi wajib pajak terhadap fiskus tampak dalam lima postur
motivasi yang diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah Commitment, Capitulation,
Resistance, Disengagement, dan Game Playing. Commitment adalah tingkatan ketika wajib pajak
secara sadar atas kehendak pribadi untuk merasa terlibat dengan misi otoritas pajak sebagai
regulator. Capitulation menggambarkan individu yang menerima berbagai aturan dari
otoritas pajak tanpa harus merasa memiliki keterlibatan. Resistance adalah suatu perlawanan
terbuka terhadap otoritas pajak. Disengagement menunjukkan keterpisahan psikologis wajib
pajak dari otoritas pajak serta Game Playing mewakili perilaku dan praktik untuk
menghindar dari ketentuan dengan cara “memainkan aturan”.
Penelitian yang akan dilakukan, selain menguji pengaruh tingkat pengetahuan pajak
secara langsung, akan ditambahkan juga lima aspek motivasi yang dianggap dapat
meningkatkan kewajiban perpajakan. Seperti yang diketahui, dasar dari setiap hal yang akan
dilakukan oleh setiap individu berasal dari pengetahuan individu tersebut. Apabila
mengukur tingkat kepatuhan wajib pajak hanya dari tingkat pengetahuannya, maka akan
sangat abstrak dan sulit bagi beberapa pihak dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini ditambahkan faktor terkait postur motivasi,
diantaranya Commitment, Capitulation, Resistance, Disengagement, dan Game Playing. Dimana,
pandangan logis menurut peneliti menyatakan apabila tingkat pengetahuan dipengaruhi
dengan postur motivasi yang positif ataupun negatif, akan meningkatkan atau menurunkan
pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap tingkat kepatuhan wajib
pajak.

Studi Pustaka
Teori kepatuhan (Compliance Theory) merupakan teori yang menjelaskan suatu kondisi
dimana seseorang taat terhadap perintah atau aturan yang diberikan. Menurut Tahar dan
Rachman (2014) kepatuhan mengenai perpajakan merupakan tanggung jawab kepada
Tuhan, bagi pemerintah dan rakyat sebagai Wajib Pajak untuk memenuhi semua kegiatan
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Kepatuhan Wajib Pajak
merupakan perilaku yang didasarkan pada kesadaran seorang Wajib Pajak terhadap

2.53.2
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

kewajiban perpajakannya dengan tetap berlandaskan pada peraturan perundang-undangan


yang telah ditetapkan. Apabila tingkat kepatuhan akan pajak tinggi, artinya penerimaan
Negara dari sektor perpajakan juga akan tinggi, dimana penerimaan yang tinggi, tentunya
akan membawa dampak positif baik bagi negara maupun masyarakat. Negara akan semakin
berkembang dan masyarakat juga akan merasakan kesejahteraan dari segala sisi, baik
ekonomi, dan lainnya.
Theory of Planned Behavior (TPB) menyatakan bahwa selain sikap terhadap tingkah
laku dan norma-norma subjektif, individu juga mempertimbangkan kontrol tingkah laku
yang dipersepsikannya yaitu kemampuan mereka untuk melakukan tindakan tersebut. Teori
ini tidak secara langsung berhubungan dengan jumlah atas kontrol yang sebenarnya dimiliki
oleh seseorang. Namun, teori ini lebih menekankan pengaruh-pengaruh yang mungkin dari
kontrol perilaku yang dipersepsikan dalam pencapaian tujuan-tujuan atas sebuah perilaku.
Jika niat-niat menunjukkan keinginan seseorang untuk mencoba melakukan perilaku
tertentu, kontrol yang dipersepsikan lebih kepada mempertimbangkan hal-hal realistik yang
mungkin terjadi. Dengan adanya sikap/karakter manusia yang bermacam-macam, dan
lingkungan yang berbeda-beda, maka perlu adanya kontrol atas sikap tersebut, khususnya
apabila berkaitan dengan pihak-pihak lain. Salah satunya adalah terkait dengan perpajakan.
Pajak menjadi salah satu residu atau suatu kewajiban yang harus dibayarkan setiap individu
yang berada di Indonesia. Tentunya dengan berbagai macam bahan pembicaraan di
lingkungan, dan lainnya, membentuk suatu pikiran baik yang positif maupun negatif, terkait
perpajakan di Indonesia. Oleh karena itu, kontrol atas perilaku ini akan menjadi hal penting
dalam mengukur suatu kepatuhan yang apabila dikaitkan dengan penelitian ini adalah
kepatuhan wajib pajak.
Motivational Postures yang dikembangkan oleh Valerie Braithwaite pada tahun 1995
menjabarkan lima sikap mental (stances) dalam perilaku kepatuhan pajak. Postur motivasi
merupakan sikap mental dari dalam diri individu wajib pajak (taxpayers) yang secara
ekspresif ditunjukkan oleh Wajib Pajak kepada Fiskus (otoritas pajak) atas system, struktur,
dan tata cara perpajakan yang berlaku. (Braithwaite, 2003:16). Meskipun pemerintah
mempunyai legitimasi hukum untuk memaksa wajib pajak, tetapi pemerintah tidak
mempunyai legitimasi psikologi, sehingga diperlukan adanya pendekatan baru dalam
rangka meningkatkan kepatuhan pajak. Individu dan kelompok-kelompok di sisi lain akan
memberikan evaluasi terhadap pemerintah, atau dalam hal ini fiskus, untuk melihat
bagaimana keberpihakan fiskus atau kinerja fiskus, yang pada akhirnya akan membentuk
jarak antara wajib pajak dan fiskus.
Seperti telah disampaikan, ada lima postur motivasi yang diidentifikasi oleh
Braithwaite yaitu : commitment, capitulation, resistance, disengagement, dan game playing.
Dua postur menunjukkan orientasi positif wajib pajak terhadap fiskus yaitu commitment dan
capitulation. Tiga postur yang lainnya menunjukkan postur yang menunjukkan orientasi
negative yang menggambarkan perlawanan (defiance) yaitu resistance, disengagement, dan game
playing. Pengukuran yang dilakukan oleh Braithwaite kepada tiap individu adalah dengan
memberikan daftar pernyataan kepada setiap individu. Dalam setiap postur diberikan
beberapa pernyataan yang dianggap bisa menjabarkan postur tersebut. Postur commitment
adalah cerminan keyakinan wajib pajak akan suatu sistem pajak yang dikehendaki, dan
kesadaran wajib pajak bahwa ia memiliki obligasi moral untuk membayar pajak dengan
benar. Capitulation (penyerahan) menggambarkan individu yang menerima fiskus sebagai
pihak yang memiliki legitimasi dan menganggap bahwa fiskus akan melaksanakan berbagai
aturan dengan benar. Resistance adalah suatu perlawanan terbuka terhadap otoritas pajak.
Wajib pajak menguatirkan apakah fiskus benar-benar memiliki maksud yang baik dan terus
menerus mengajukan kritik dan ajaran kepada wajib pajak lainnya untuk lebih berhati-hati
dan memperjuangkan hak sebagai wajib pajak. Disengagement merupakan bentuk lain dari

2.53.3
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

resistensi yang lebih dalam, melibatkan keterpisahan psikologis dari otoritas pajak akibat
adanya kekecewaan yang meluas. Game Playing mewakili perilaku yang lebih imajinatif dan
praktek untuk menghindar dari ketentuan dengan cara “memainkan aturan”.
Peneltian sebelumnya yang dilakukan oleh Carolina, dkk (2011), Verani (2013),
Ernawati (2014), dan Haswidar (2016), menyatakan bahwa Tingkat Pendidikan memiliki
pengaruh langsung terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Utomo
(2015), dan Taufiq (2016) menyatakan bahwa Commitment mempengaruhi Tax Compliance.
Penelitian yang dilakukan oleh Mangoting (2013), Utomo (2015), dan Taufiq (2016) juga
menyatakan bahwa Capitulation, Disengangement, dan Resistance tidak mempengaruhi Tax
Compliance. Lalu penelitian yang dilakukan oleh Mangoting (2013) menyatakan bahwa Game
Playing mempengaruhi Tax Compliance.
Wajib pajak yang memiliki pengetahuan dan pemahaman perpajakan yang baik maka
akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Apabila wajib pajak memiliki komitmen bahwa
mereka merasa bahwa membayar pajak adalah suatu hal yang benar dan perlu
dipertanggungjawabkan, maka ia akan semakin patuh. Apabila wajib pajak menyadari
bahwa peraturan pajak mungkin tidak sempurna namun masih harus diterapkan, maka
tingkat kepatuhan akan semakin tinggi. Jika fiskus dipersepsikan oleh wajib pajak sebagai
pihak yang tidak memiiliki legitimasi, maka resistensi wajib pajak dalam postur motivasi
akan semakin besar dan wajib pajak semakin tidak patuh. Wajib pajak tidak terlalu peduli
dengan apa yang diinginkan oleh fiskus dan juga tidak berusaha untuk menanyakannya.
Wajib pajak semakin terpisah secara psikologis dengan fiskus. Semakin tinggi
disengagement wajib pajak, maka wajib pajak tersebut semakin tidak patuh. Semakin tinggi
game playing yang dilakukan wajib pajak, maka wajib pajak tersebut semakin patuh.

Gambar 1. Rerangka Konseptual

Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi survey kuantitatif untuk
menguji apakah terdapat pengaruh secara simultan maupun parsial dari variabel
independen tax knowledge terhadap variabel dependen yaitu tax compliance dengan variabel
moderating yaitu motivational postures.
Pengukuran Variabel merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suatu
variabel penelitian. Dimana, Tax Compliance diukur dengan seberapa besar tingkat
kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, Tax Knowledge diukur
dengan seberapa besar pengetahuan dan pemahaman akan pajak, Commitment diukur
dengan perilaku wajib pajak yang secara sadar berkeinginan untuk merasa terlibat dengan
misi otoritas pajak, Capitulation diukur dengan seberapa besar tingkat penerimaan wajib
pajak terhadap peraturan yang diterapkan otoritas pajak tanpa harus merasa terlibat dengan
otoritas pajak, Resistance diukur dengan apakah adanya perlawanan terbuka terhadap
otoritas pajak, Disengangement diukur dengan melibatkan keterpisahan psikologis dari
otoritas pajak, lalu Game Playing diukur dengan sejauh mana perilaku untuk menghindar
dari ketentuan perpajakan.

2.53.4
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Penelitian ini akan menyebarkan kuesioner pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang
berlokasi Wilayah Kerja di DKI Jakarta. Besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan
Rules of Thumb menurut Roscoe (1975) yang tertulis dalam Sekaran dan Bougie (2016:264),
dimana jumlah ukuran sampel minimal adalah 10 kali indikator. Penelitian ini
menggunakan 7 (tujuh) indikator, sehingga sampel minimal adalah 70 (tujuh puluh).
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan bantuan software SPSS 22.0 (Statistical
Package for Social Science) for windows. Pengujian akan dimulai dengan ringkasan statistic
deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas, uji multikolinearitas. Dilanjutkan
dengan Uji R dan Adjusted R2, kemudian untuk melakukan pengujian pada hipotesis yang
pertama sampai yang ke sebelas menggunakan analisa regresi berganda uji F (F - test) dan
uji t (t - test), dengan persamaan sebagai berikut.
Y = a + b1X + b2Z1 + b3Z2 + b4Z3 + b5Z4 + b6Z5 + b7XZ1 + b8XZ2 + b9XZ3+ b10XZ4 + b11XZ5 + e
Keterangan : a=Bilangan Konstanta ; b1-b11=Koefisien Regresi Linear ; Y=Tax Compliance ; X=
Tax Knowledge ; Z1=Commitment ; Z2=Capitulation ; Z3=Resistance ; Z4=Disengagement ;
Z5=Game Playing ; e=Error

Hasil dan Pembahasan


Kuesioner yang disebar melalui media online (Google Form), tentunya tidak terbatas,
dan dapat diisi oleh setiap individu. Setelah penyebaran yang dilakukan berjalan selama
kurang lebih seminggu, maka didapatkan hasil dari pengisian kuesioner tersebut berjumlah
121 responden. Diantara 121 responden yang mengisi kuesioner tersebut, terdapat 16
kuesioner yang tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi kriteria untuk menjadi
sampel dalam penelitian ini. Oleh karena itu, total sampel yang digunakan dalam penelitian
ini berjumlah 105 responden. Jumlah responden ini telah memenuhi syarat jumlah ukuran
sampel minimal yang dihitung dengan menggunakan rule of thumb, dimana jumlah ukuran
sampel minimal berjumlah 70 (tujuh puluh).
Dari 105 responden, terdapat 47 orang berjenis kelamin laki-laki, 58 orang berjenis
kelamin perempuan, 16 orang diantaranya sudah menikah, 89 sisanya belum menikah, 11
orang merupakan entrepreneur, 5 orang bekerja sebagai freelancer, dan 89 sisanya merupakan
pegawai tetap. Dari tingkatan pendapatan per bulan, dengan pendapatan lebih dari 15 juta
terdapat 7 orang, 76 orang mempunyai rentang pendapatan antara 5 juta sampai 15 juta
rupiah, dan dengan rentang pendapatan 1 sampai 5 juta berjumlah 22 orang.

Tabel 1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


No Nama Variabel Min Max Mean Stnd. Deviasi
1 Tax Compliance (Y) 1 5 4.5543 .59469
2 Tax Knowledge (X) 1 5 4.1893 .48725
3 Commitment (Z1) 1 5 3.9086 .52259
4 Capitulation (Z2) 1 5 3.0635 .50868
5 Resistance (Z3) 1 5 2.7048 .63191
6 Disengangement (Z4) 1 5 3.7162 .60750
7 Game Playing (Z5) 1 5 4.5397 .57929

Tabel 2 . Uji Validitas


No Nama Variabel Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 Tax Compliance (Y) 0,8254 0,000 105
2 Tax Knowledge (X) 0,7941 0,000 105
3 Commitment (Z1) 0,6755 0,000 105
4 Capitulation (Z2) 0,7264 0,000 105
5 Resistance (Z3) 0,5989 0,000 105
6 Disengangement (Z4) 0,7018 0,000 105
7 Game Playing (Z5) 0,8190 0,000 105

2.53.5
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Berdasarkan tabel 2, kesimpulan dari seluruh variable penelitian adalah valid dengan
rata-rata signifikansi dari setiap instrumen pertanyaan bernilai lebih kecil dari 0,01 serta
dilihat dari nilai Pearson Correlation, seluruh variable penelitian memiliki hubungan yang
kuat dengan nilai rata-rata lebih besar dari 0,5.

Tabel 3. Uji Reliabilitas


Variabel Jumlah Pertanyaan Cronbach’s Alpha
Tax Compliance (Y) 9 0,938
Tax Knowledge (X) 10 0,929
Commitment (Z1) 8 0,752
Capitulation (Z2) 5 0,777
Resistance (Z3) 6 0,648
Disengangement (Z4) 5 0,743
Game Playing (Z5) 5 0,878
Dari hasil tabel 3 diatas, dapat dijelaskan bahwa semua variabel, baik independen,
dependen, maupun pemoderasi memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,6 yang berarti terdapat
kekonsistenan antara setiap pertanyaan yang ada.

Tabel 4. Uji Normalitas


Unstandardized Residual
N 105
Normal Parameters Mean 0,0000000
Std. Deviation 0,32869695
Most Extreme Differences Absolute 0,228
Positive 0,242
Negative -0,228
Test Statistic 0,228
Asymp. Sig. (1-tailed) 0,089
Dari tabel 4 diatas, dapat dijelaskan bahwa data berdistribusi normal yang ditunjukkan
dengan nilai signifikansi dari hasil regresi adalah 0,089 lebih besar dari 0,05.

Tabel 5. Uji Multikolinearitas


Variabel Independen & Pemoderasi Tolerance VIF
Tax Knowledge (X) 0,362 2,766
Commitment (Z1) 0,336 2,979
Capitulation (Z2) 0,521 1,919
Resistance (Z3) 0,560 1,787
Disengangement (Z4) 0,494 2,025
Game Playing (Z5) 0,624 1,602
Dari tabel 5 diatas, dapat dijelaskan bahwa semua variabel, baik independen dan
pemoderasi tidak terjadi multikolinearitas, karena nilai toleransi diatas 0,1 dan nilai VIF
dibawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antar variabel, dan model
analisis cocok untuk digunakan.

Tabel 6. Analisa Korelasi


Variabel R R Square Adjusted R Square
Model .909a .826 .805

Berdasarkan tabel 6, R = 0,909, artinya secara statistik hubungan antara variabel Tax
Knowledge,Commitment,Capitulation,Resistance,Disengangement, dan Game Playing dengan
variabel Tax Compliance adalah sangat kuat dan positif. Adjusted R Square = 0,805, artinya
secara statistik besarnya variasi variabel Tax Compliance yang dijelaskan oleh variasi variabel
Tax Knowledge,Commitment,Capitulation,Resistance,Disengangement,dan Game Playing adalah
sebesar 80,5%, sedangkan sisanya sebesar 19,5% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang
tidak dimasukkan kedalam model regresi.

2.53.6
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Tabel 7. Uji F
Model F Sig (1-tailed)
Regresi 40,035 0,000

Berdasarkan tabel 7, nilai F hitung sebesar 40,035 dan tingkat signifikansi 0,000.
Dengan tingkat probabilitas = 0,05%, dan (k-1, n-k) = (6,94), maka didapat nilai F tabel = 2,2.
F hitung > F Tabel ; 37,683 > 2,2, dan nilai Sig = 0,000 < 0,05, Artinya variabel Tax Knowledge,
Commitment, Capitulation, Resistance, Disengangement, dan Game Playing secara simultan
berpengaruh terhadap variabel Tax Compliance.

Tabel 8 asil Pengolahan Data


No Variabel Prediksi Beta t Sig (1-tailed) Keputusan
1 X => Y + 0,408 5,816 0,000 Ha1 Diterima
2 Z1 => Y + 0,297 3,381 0,003 Ha2 Diterima
3 Z2 => Y - 0,076 1,136 0,129 Ha3 Ditolak
4 Z3 => Y - 0,105 1,637 0,185 Ha4 Ditolak
5 Z4 => Y - -0,158 -2,834 0,000 Ha5 Ditolak
6 Z5 => Y + 0,310 5,898 0,000 Ha6 Diterima
7 X*Z1 => Y + 0,058 3,337 0,000 Ha7 Diterima
8 X*Z2 => Y - 0,015 0,987 0,163 Ha8 Ditolak
9 X*Z3 => Y - 0,024 1,613 0,055 Ha9 Ditolak
10 X*Z4 => Y - -0,024 -1,995 0,025 Ha10 Ditolak
11 X*Z5 => Y + 0,062 6,005 0,000 Ha11 Diterima

Berdasarkan tabel 8, nilai t hitung sebesar 5,816 dan tingkat signifikansi 0,000.
Dengan tingkat probabilitas = 0,05%, dan (n-k) = (105-7), maka didapat nilai t tabel = 1,66055.
1. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung > t Tabel ; 5,816 > 1,66055, dan nilai Sig = 0,000 < 0,05.
Artinya variabel Tax Knowledge berpengaruh signifikan terhadap variabel Tax Compliance.
Dengan nilai Beta adalah +0,408, dapat diartikan bahwa hasil uji menunjukkan arah yang
sama dengan prediksi penelitian. Oleh karena itu, keputusan atas hipotesis yang pertama
Ha1 dapat diterima, yaitu, Tax Knowledge berpengaruh positif terhadap Tax Compliance.
Artinya, semakin baik pengetahuan dan pemahaman perpajakan yang dimiliki oleh Wajib
Pajak, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin baik.
2. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung > t Tabel ; 3,381 > 1,66055, dan nilai Sig = 0,003 < 0,05.
Artinya variabel Commitment berpengaruh signifikan terhadap variabel Tax Compliance.
Dengan nilai Beta adalah +0,297, dapat diartikan bahwa hasil uji menunjukkan arah yang
sama dengan prediksi penelitian. Oleh karena itu, keputusan atas hipotesis yang pertama
Ha2 dapat diterima, yaitu, Commitment berpengaruh positif terhadap Tax Compliance.
Artinya, semakin baik komitmen atau keyakinan wajib pajak terhadap suatu sistem pajak,
maka wajib pajak akan semakin patuh.
3. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung < t Tabel ; 1,136 < 1,66055, dan nilai Sig = 0,129 > 0,05.
Artinya variabel Capitulation tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Tax
Compliance. Dengan nilai Beta adalah +0,076, dapat diartikan bahwa hasil uji
menunjukkan arah yang berlawanan dengan prediksi penelitian. Oleh karena itu,
keputusan atas hipotesis yang pertama Ha3 ditolak, yaitu, Capitulation tidak berpengaruh
negatif terhadap Tax Compliance. Artinya, meskipun wajib pajak menerima bahwa fiskus
adalah pihak yang memiliki legitimasi, namun hal ini tidak akan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak.
4. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung < t Tabel ; 1, 637 < 1,66055, dan nilai Sig = 0,185 > 0,05.
Artinya variabel Resistance tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Tax
Compliance. Dengan nilai Beta adalah +0,105, dapat diartikan bahwa hasil uji
menunjukkan arah yang berlawanan dengan prediksi penelitian. Oleh karena itu,
keputusan atas hipotesis yang pertama Ha4 ditolak, yaitu, Resistance tidak berpengaruh

2.53.7
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

negatif terhadap Tax Compliance. Artinya, meskipun wajib pajak memiliki keraguan
bahwa penerimaan pajak tidak digunakan sebagaimana mestinya, namun hal ini tidak
akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
5. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung < t Tabel ; 1, 637 < 1,66055, dan nilai Sig = 0,000 < 0,05.
Artinya variabel Resistance tidak berpengaruh namun signifikan terhadap variabel Tax
Compliance. Dengan nilai Beta adalah -0,158, dapat diartikan bahwa hasil uji menunjukkan
arah yang sama dengan prediksi penelitian. Oleh karena itu, keputusan atas hipotesis
yang pertama Ha5 ditolak, yaitu, Disengangement tidak berpengaruh negatif terhadap Tax
Compliance. Artinya, semakin tinggi ketidakpedulian wajib pajak terhadap apa yang
diinginkan oleh fiskus, hal ini tidak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
6. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung > t Tabel ; 5,898 > 1,66055, dan nilai Sig = 0,000 < 0,05.
Artinya variabel Game Playing berpengaruh signifikan terhadap variabel Tax Compliance.
Dengan nilai Beta adalah +0,310, dapat diartikan bahwa hasil uji menunjukkan arah yang
sama dengan prediksi penelitian. Oleh karena itu, keputusan atas hipotesis yang pertama
Ha6 dapat diterima, yaitu, Game Playing berpengaruh positif terhadap Tax Compliance.
Artinya, semakin banyak grey area yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi pajak,
maka kepatuhan wajib pajak akan semakin tinggi.
7. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung > t Tabel ; 3,337 > 1,66055, dan nilai Sig = 0,000 < 0,05.
Artinya variabel Commitment berpengaruh signifikan antara variabel Tax Knowledge
terhadap Tax Compliance. Dengan nilai Beta adalah +0,058, dapat diartikan bahwa hasil uji
menunjukkan arah yang sama dengan prediksi penelitian. Oleh karena itu, keputusan
atas hipotesis yang pertama Ha7 dapat diterima, yaitu, Commitment memperkuat
pengaruh Tax Knowledge terhadap Tax Compliance. Artinya, semakin banyak pengetahuan
pajak yang dimiliki oleh wajib pajak, didukung dengan semakin besarnya komitmen atau
keyakinan wajib pajak terhadap suatu sistem pajak, maka tingkat kepatuhan wajib pajak
akan semakin tinggi.
8. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung < t Tabel ; 0,987 < 1,66055, dan nilai Sig = 0,163 > 0,05.
Artinya variabel Capitulation tidak berpengaruh signifikan antara variabel Tax Knowledge
terhadap Tax Compliance. Dengan nilai Beta adalah +0,015, dapat diartikan bahwa hasil uji
menunjukkan arah yang berlawanan dengan prediksi penelitian. Oleh karena itu,
keputusan atas hipotesis yang pertama Ha8 ditolak, yaitu, Capitulation tidak
memperlemah pengaruh Tax Knowledge terhadap Tax Compliance. Artinya, seberapa
besarpun pengetahuan yang dimiliki oleh wajib pajak, didukung dengan
penerimaan/kesadaran bahwa fiskus memang adalah pihak yang memiliki legitimasi, hal
ini tidak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
9. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung < t Tabel ; 1,613 < 1,66055, dan nilai Sig = 0,055 > 0,05.
Artinya variabel Resistance tidak berpengaruh signifikan antara variabel Tax Knowledge
terhadap Tax Compliance. Dengan nilai Beta adalah +0,024, dapat diartikan bahwa hasil uji
menunjukkan arah yang berlawanan dengan prediksi penelitian. Oleh karena itu,
keputusan atas hipotesis yang pertama Ha9 ditolak, yaitu, Resistance tidak memperlemah
pengaruh Tax Knowledge terhadap Tax Compliance. Artinya, seberapa besarpun
pengetahuan yang dimiliki oleh wajib pajak, didukung dengan adanya kekuatiran bahwa
fiskus selalu berusaha mencari kesalahan wajib pajak, hal ini tidak akan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak.
10. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung < t Tabel ; -1,995 < 1,66055, dan nilai Sig = 0,025 < 0,05.
Artinya variabel Disengangement tidak berpengaruh namun signifikan antara variabel Tax
Knowledge terhadap Tax Compliance. Dengan nilai Beta adalah -0,024, dapat diartikan
bahwa hasil uji menunjukkan arah yang sama dengan prediksi penelitian. Oleh karena
itu, keputusan atas hipotesis yang pertama Ha10 ditolak, yaitu, Disengangement tidak
memperlemah pengaruh Tax Knowledge terhadap Tax Compliance. Artinya, seberapa

2.53.8
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

besarpun pengetahuan yang dimiliki oleh wajib pajak, didukung dengan ketidakpedulian
terhadap sikap fiskus yang dirasa terlalu keras terhadap wajib pajak, hal ini tidak akan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
11. Berdasarkan tabel 4.13, t hitung > t Tabel ; 6,005 > 1,66055, dan nilai Sig = 0,000 < 0,05.
Artinya variabel Game Playing berpengaruh signifikan antara variabel Tax Knowledge
terhadap Tax Compliance. Dengan nilai Beta adalah +0,062 dapat diartikan bahwa hasil uji
menunjukkan arah yang sama dengan prediksi penelitian. Oleh karena itu, keputusan
atas hipotesis yang pertama Ha11 dapat diterima, yaitu, Game Playing memperkuat
pengaruh Tax Knowledge terhadap Tax Compliance. Artinya, semakin banyak pengetahuan
pajak yang dimiliki oleh wajib pajak, didukung dengan banyaknya grey area dalam
perpajakan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi pajak, maka tingkat kepatuhan
wajib pajak akan semakin tinggi.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilaksanakan, dengan 105 responden
yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut, Tax Knowledge
berpengaruh positif terhadap Tax Compliance. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Verani Tahun 2013 dan Elen, dkk Tahun 2016, konsisten juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Tahun 2014 dan Haswidar 2016, dan
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Damajanti dkk. Tahun 2017. Commitment
berpengaruh positif terhadap Tax Compliance. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Utomo Tahun 2015 dan
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Taufiq Tahun 2016.
Capitulation,Resistance, dan Disengangement tidak berpengaruh negatif terhadap Tax
Compliance. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mangoting
Tahun 2013, konsisten juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Utomo Tahun 2015, dan
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Taufiq Tahun 2016. Game Playing
berpengaruh positif terhadap Tax Compliance. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mangoting Tahun 2013. Commitment dan Game Playing
memperkuat pengaruh Tax Knowledge terhadap Tax Compliance.
Capitulation,Resistance,Disengangement tidak memperlemah pengaruh Tax Knowledge terhadap
Tax Compliance.

Daftar Pustaka
Artikel, 2008, Teori Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, diakses 7 November 2011,
(http://social-pajak.blogspot.com/2008/04/pengaruh-teori-motivasi-terhadap.html)
Braithwaite, V., Murphy, K., & Reinhart, M. (2007). Taxation Threat, Motivational Postures,
and Responsive Regulation. Law and Policy, 1.
Carolina, V. Dan T. H. Simanjuntak. 2011. Pengaruh Tax Knowledge dan Persepsi Tax
Fairness terhadap Tax Compliance Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Madya
Bandung. Prosiding Seminar Nasional “Problematika Hukum dalam Implementasi Bisnis
dan Investasi (Perspektif Multidisipliner)”. Bandung: Universitas Kristen Maranata.
Darmajanti, dkk. 2017. “effect of tax knowledge on individual taxpayers compliance”.
Economics&Business Solutions Journal, Vol.1, Number 1, h.1-19.
Verani, dkk. 2013. “Analisis Pengaruh Tingkat Tax Knowledge dan Gender Terhadap Tax
Compliance : Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Bandung.
Dianawati, Susi. 2008. Analisis Pengaruh Motivasi dan Tingkat Pendidikan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.53.9
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Ernawati. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendapatan, dan Kualitas Pelayanan Fiskus
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanuddin.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 23. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Haswidar. 2016. “Pengaruh Tingkat Pendapatan, Pengetahuan, dan Kesadaran Wajib Pajak
terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Pammana
Kabupaten Wajo.
https://www.kemenkeu.go.id/apbn2018 (diakses tanggal 10 Desember 2018)
https://www.bps.go.id/statictable/2015/09/29/1865/perkembangan-beberapa-agregat-
pendapatan-dan-pendapatan-per-kapita-atas-dasar-harga-berlaku-2010-2016.html (diakses
tanggal 10 Desember 2018)
https://yimarounimas.blogspot.com/2018/04/pendapatan-perkapita-indonesia-5-
tahun.html (diakses tanggal 10 Desember 2018)
http://www.pajak.go.id/laporan-tahunan-djp (diakses tanggal 10 Desember 2018)
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/07/25/berapa-pdb-perkapita-indonesia
(diakses tanggal 10 Desember 2018)
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4214299/tingkat-kepatuhan-pajak-
masyarakat-ri-masih-rendah (diakses tanggal 10 Desember 2018)
Mangoting, Yenni dan Arja Sadjiarto. 2013. Pengaruh Postur Motivasi Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 15. No. 2. November 2013.
Mardiasmo. 2013. Perpajakan: Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Palil, Moh. Rizal, Phd. 2010. Tax Knowledge and Tax Compliance Determinants In
Priantara, Diaz. 2012. Perpajakan Indonesia. Jakarta:Mitra Wacana Media.
Puspitasari, Elen, dkk. 2016. “Postur Motivasi, Pengetahuan, dan Perilaku Pelaporan Peer
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Studi Eksperimen Keputusan Kepatuhan Pajak”.
Simposium Nasional Akuntansi. XIX. Lampung. 2016
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek
Formal.Yogyakarta:Graha Ilmu
Sekaran, U. 2016. Research Method For Business (Metode Penelitian Untuk Bisnis). Salemba
Empat. Jakarta.
Tahar, Rachman, 2014. “Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak”. Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 15, No 1, Januari 2014.
Taufiq, Agus. 2016. Pengaruh Postur Motivasi ditinjau dari Commitment, Capitulation,
Resistance, Disengangement, dan Game Playing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orag
Pribadi. Jurnal Bisnis dan Manajemn Islam. Vol. 4. No. 1. Juni 2016.
Torgler, B., & Scheneider, F. (2005). Attitudes Towards Paying Taxes in Austria:An Empirical
Analysis. Empirica, 32(2), 231-250.
Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan
Undang-Undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008
Utomo, Langgeng Prayitno. 2015. “Pengaruh Postur Motivasi atas Cara Pandang Wajib Pajak
kepada Fiskus terhadap Kepatuhan Pembayaran Pajak Orang Pribadi”. Eksis. Vol. X. No. 2.
Oktober 2015.
Waluyo, 2013. Perpajakan Indonesia Edisi 11 Buku. Jakarta selatan:SalembaEmpat Jagakarsa.
Yulsiati, H., 2015. “Analisis Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan
Perpajakan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Kemuning Kota Palembang”. Jurnal
Akuntanika, No. 1, Vol.2. Juli-Desember.
Zain, Mohammad. 2007. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

2.53.10

Anda mungkin juga menyukai