Anda di halaman 1dari 8

BAB

I
PEN
DAH
ULU
AN

A. Dasar Hukum Kegiatan


1. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 Tentang Wajib dan Pembebasan
Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang serta Syarat-syarat Bagi Alat-alat Ukur,
Takar, Timbang dan Perlengkapannya;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1987 Tentang Satuan Turunan, Satuan
Tambahan, dan Satuan Lain yang Berlaku;
4. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/3/2010 Tentang Alat-
Alat Ukur Takar, Timbang dan Perlengkapannya yang wajib Di Tera/Tera
Ulang;
5. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011 tentang
Barang dalam Keadaan Terbungkus;
6. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 69/M-DAG/PER/10/2012 Tentang
Tanda Tera sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 95/M- DAG/PER/11/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 69/M-DAG/PER/10/2012 tentang Tanda Tera;
7. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 60/M-DAG/PER/8/2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kemetrologian dan
Bidang Standardisasi dan Pengendalian Mutu di Lingkungan Kementerian
Perdagangan;
8. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 26/M-DAG/PER/5/2017 Tentang
Pengawasan Metrologi Legal;
9. Nota Kesepahaman Antara Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi
dengan Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga
Kemendag Nomor : 01.KB/KA BPH/2016 Nomor : 01/PKTN/MOU/2/2016
Tentang Pengawasan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya
yang Digunakan dalam Pendistribusian Bahan Bakar Minyak;
10. Pedoman Kerja Antara Direktorat BBM BPH Migas dengan Direktorat
Metrologi Ditjen PKTN Kemendag Nomor : 01/PK/BPH Migas/2016 Nomor :
01/PKTN.5.4/PK/02/2016 Tentang Pengawasan Alat-alat Ukur, Takar,
Timbang dan Perlengkapannya yang Digunakan dalam Pendistribusian Bahan
Bakar Minyak;
11. Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen
Nomor 26/SPK/KEP/3/2015 tentang Petunjuk Teknis Pengujian Atas
Kebenaran Kuantitas Barang Dalam Keadaan Terbungkus Yang
Dinyatakan Dalam Satuan Berat dan Volume;
12. Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen
No. 134 Tahun 2015 Tentang Meter Bahan Bakar Minyak dan Pompa Ukur
Elpiji.

B. Latar Belakang, Maksud, dan Tujuan Kegiatan


1. Latar Belakang Kegiatan
Dalam rangka perlindungan terhadap konsumen mengenai kebenaran
hasil pengukuran pada perdagangan barang dan jasa, metrologi legal berperan
sebagai bagian dari pengamanan perdagangan barang dan jasa baik dalam
negeri maupun luar negeri. Konsumen selalu menginginkan adanya jaminan
kebenaran hasil pengukuran terhadap proses transaksi perdagangan yang
menggunakan alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya (UTTP) sebagai
dasar penetapan kuantitas dan harga barang/jasa, sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.
Peningkatan perlindungan konsumen merupakan salah satu tujuan yang hendak
dicapai oleh Kementerian Perdagangan dalam membangun sektor perdagangan
periode 2016-2019 dalam mendukung Agenda Prioritas Pembangunan Nasional
(Nawacita), terutama dalam hal peningkatan produktivitas rakyat dan daya
saing, serta mendukung peran penguatan pasar domestik.
Dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, Lampiran DD tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Bidang Perdagangan Sub Urusan Standardisasi dan Perlindungan
Konsumen, yang menjelaskan bahwa pelaksanaan Metrologi Legal berupa tera,
tera ulang dan pengawasan merupakan kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Perubahan kewenangan dalam pelaksanaan Metrologi Legal
berupa pelayanan tera, tera ulang dan pengawasan, menimbulkan tantangan
yang harus di hadapi oleh Stakeholders kemetrologian, dimana sarana dan
prasarana yang menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan Tera/Tera Ulang
dan pengawasan pada Pemerintah Daerah Kabupatan/Kota di Wilayah Kerja
Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional IV yang terdiri dari 17 (tujuh
belas) Pemerintah Kota dan 127 (seratus dua puluh tujuh) Pemerintah
Kabupaten sebagian besar belum tersedia, sementara kegiatan Tera/Tera Ulang
dan pengawasan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang
Metrologi Legal merupakan kegiatan Pelayanan kepada masyarakat yang
bersifat Mandatory (wajib). Oleh karena itu Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota diharapkan segera mendirikan Unit Metrologi Legal (UML)
agar dapat mandiri dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kemetrologian di
wilayah Kabupatan/Kota tersebut.
Sebagai fungsi kontrol terhadap pelayanan kemetrologian berupa pelayanan
tera dan/atau tera ulang, maka kegiatan pengawasan memiliki peran yang amat
penting dalam mengawal amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981
tentang Metrologi Legal. Dasar hukum dalam melaksanakan pasal 36 Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal. yang mengatur
Pengawasan dan Penyidikan, dijelaskan dalam Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 26/M-DAG/PER/5/2017 tentang Pengawasan Metrologi Legal. Tujuan
kegiatan Pengawasan Kemetrologian adalah mewujudkan jaminan kebenaran
pengukuran dan kepastian hukum dan mendukung penyelenggaraan
perlindungan konsumen. Dalam pelaksanaan kegiatan Pengawasan
Kemetrologian, dilakukan terhadap 3 (tiga) objek pengawasan yaitu : alat ukur,
takar, timbang, dan perlengkapannya (UTTP), Barang Dalam Keadaan
Terbungkus (BDKT) dan Satuan Ukuran. Pengawasan terhadap alat ukur,
takar, timbang, dan perlengkapannya (UTTP) meliputi pengawasan terhadap
penggunaan UTTP sesuai ketentuan; kebenaran hasil pengukuran, penakaran
dan penimbangan; adanya tanda tera atau surat keterangan tertulis. Pengawasan
terhadap Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) meliputi kesesuaian
pelabelan dan kebenaran kuantitas. Sedangkan pengawasan Satuan Ukuran
meliputi penggunaan, penulisan satuan dan awal kata serta lambang satuan
sesuai ketentuan.
Terkait dengan kegiatan pengawasan, pada tahun 2013 telah disusun Nota
Kesepahaman Antara Kemendag dengan Polri Nomor: 30/M-DAG/MoU/1/2013
Nomor: B/1/I/2013 Tentang Peningkatan Penegakan Hukum di Bidang
Perlindungan Konsumen dan Metrologi Legal dan Pedoman Kerja Antara
Ditjen SPK Kemendag dengan Bareskrim Polri Nomor:
30/M-DAG/MoU/1/2013 Tentang Peningkatan Penegakan Hukum di Bidang
Perlindungan Konsumen dan Metrologi Legal. Yang mengatur sinergi
penegakan hukum di Bidang Perlindungan Konsumen dan Metrologi Legal
antara Kemendag dan Polri. Pada tahun 2016 telah disusun Nota Kesepahaman
Antara BPH Migas dengan Ditjen PKTN Kemendag Nomor: 01.KB/KA
BPH/2016 Nomor: 01/PKTN/MOU/2/2016 Tentang Pengawasan Alat-alat
Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya yang Digunakan dalam
Pendistribusian Bahan Bakar Minyak, yang ditindaklanjuti dengan Pedoman
Kerja Antara Direktorat BBM BPH Migas dengan Direktorat Metrologi Ditjen
PKTN Kemendag Nomor: 01/PK/BPH MIGAS/2016 Nomor:
01/PKTN.5.4/Pk/02/2016 Tentang Pengawasan UTTP Yang Digunakan Dalam
Pendistribusian Bahan Bakar Minyak. Pelaksanaan kegiatan pengawasan
tersebut harus dilakukan secara sinergi dengan Pemerintah Daerah, sehingga
akan menghasilkan pengawasan yang langsung dirasakan oleh masyarakat.
Penegakan hukum dalam Metrologi Legal dalam pasal 32 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal dimana diatur tentang
Ketentuan Pidana untuk perbuatan yang diatur pada pasal 25, Pasal 26, Pasal
27, dan Pasal 28 Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi
Legal (yang mengatur tentang kejahatan yang berkaitan dengan
penyalahgunaan UTTP) dan Pasal 30 dan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (yang mengatur tentang pelanggaran yang
berkaitan dengan BDKT). Pelaksanaan penyidikan dalam rangka penegakan
hukum yang dilakukan untuk bidang Metrologi Legal dilakukan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil yang diberi amanat untuk mengawal Undang-Undang
sebagai mana tercantum dalam pasal 6 ayat (1) b, pasal 7 ayat (2) dan pasal
107 KUHAP. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981
tentang Metrologi Legal dimana pelaksanaan Pengawasan dan Penyidikan
sebagaimana tercantum dalam BAB IX Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981
tentang Metrologi Legal dimana diatur tentang tata cara pelaksanaan dari
pengawasan dan penyidikan yang dilaksanakan oleh PPNS Metrologi Legal.
Balai Standardisasi Metrologi Legal (BSML) Regional IV sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) di bidang kemetrologian didirikan pada tahun 2006
sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
44/M-DAG/PER/12/2006. Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional IV
memiliki wilayah kerja yang cukup luas yang meliputi kawasan Timur
Indonesia yaitu: Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua serta
Papua Barat. (10 provinsi dan 144 kabupaten/kota). Salah satu tugas dan fungsi
Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional IV sebagaimana yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 60/M-
DAG/PER/08/2016 adalah melaksanakan pengawasan kemetrologian. Tugas
dan fungsi Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional IV tersebut adalah
dalam rangka mendukung penyelenggaraan metrologi legal di Indonesia, yang
pada prinsipnya berperan dalam melindungi kepentingan umum baik sebagai
konsumen maupun pelaku usaha dalam hal jaminan kebenaran atas hasil
pengukuran, penakaran dan penimbangan sehingga dapat terwujud transaksi
yang adil menuju tertib ukur.
Dalam rangka meningkatkan tertib ukur untuk menjamin kebenaran ukuran dan
melindungi kepentingan umum (konsumen dan pelaku usaha), pada tahun 2021
telah dilaksanakan kegiatan Pengawasan Metrologi Legal di wilayah kerja Balai
Standardisasi
Metrologi Legal Regional IV terhadap Alat Ukur Takar Timbang dan
Perlengkapannya (UTTP). Kegiatan pengawasan dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan Tanda Tera. Laporan ini disusun sebagai hasil kegiatan
pengawasan Metrologi Legal tahun 2021 yang dilakukan oleh Balai
Standardisasi Metrologi Legal Regional IV terhadap Alat Ukur Takar Timbang
dan Perlengkapannya (UTTP) guna memberikan kepastian hukum dalam
jaminan kebenaran hasil pengukuran untuk meningkatkan pengamanan
transaksi kuanta perdagangan dan perlindungan konsumen.

2. Maksud Kegiatan
Kegiatan Pengawasan Metrologi Legal terhadap Alat Ukur, Takar, Timbang
dan Perlengkapannya bertujuan untuk menjamin Kebenaran Ukuran dan
melindungi Kepentingan Konsumen, serta memberikan pemahaman terhadap
pemilik UTTP tentang pentingnya Tera/Tera Ulang UTTP dan sanksi yang
diterima jika melakukan pelanggaran.

3. Tujuan Kegiatan
Lingkup kegiatan perlindungan konsumen khususnya di bidang metrologi
legal sangat luas dengan banyaknya jumlah konsumen yang harus dilindungi
dan banyaknya jenis UTTP yang beredar. Sebagai antisipasi semakin
terintegrasinya pasar dalam negeri ke dalam pasar global, maka perlu
optimalisasi tindakan pengamanan bagi produsen maupun konsumen melalui
pengawasan kemetrologian yang intensif.
Dengan mempertimbangkan besarnya lingkup kegiatan dan semakin
pentingnya perlindungan konsumen di bidang metrologi legal, maka
dibutuhkan koordinasi dan integrasi penyelenggara metrologi legal baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab atas segala aspek perlindungan konsumen di bidang
metrologi legal, sehingga penyelenggaraan perlindungan konsumen dapat
dilakukan dengan dinamis dan lebih efisien.

Kegiatan pengawasan Metrologi Legal secara garis besar dapat dibagi


menjadi 3 (tiga) kegiatan utama, yaitu:

1. Kegiatan pengawasan Rutin;


2. Kegiatan pengawasan menjelang hari raya;
3.Kegiatan pengawasan terpadu.

Dalam rangka meningkatkan tertib ukur untuk menjamin kebenaran ukuran dan
melindungi kepentingan umum (konsumen dan pelaku usaha), pada tahun 2021
telah dilaksanakan kegiatan pengawasan Rutin di 22 Kabupaten/Kota terhadap
Alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP). Kegiatan pengawasan
dilaksanakan dengan melibatkan Dinas Perindag Kabupaten/Kota yang terkait.
Dimana dilakukan pengecekan/pengamatan dan pengujian kebenaran ukuran
terhadap UTTP di Pasar dan SPBU, memeriksa dan mendata UTTP yang telah
bertanda tera sah dan yang belum bertanda tera.

BAB II HASIL KEGIATAN

A. Output
Hasil Kegiatan Pengawasan UTTP di lakukan di beberapa Lokasi yaitu Pasar Tradisional,
SPBU, Timbangan Jembatan dan Swalayan, adapun hasil Pengawasan sebagai berikut :

Tidak
Jumlah Memenuhi
No Lokasi Lokasi UTTP Memenuhi
UTTP Ketentuan
Ketentuan
1 Kabupaten Sinjai Pasar Sentral Sinjai 618 184 434
Pasar Tanrutedong 366 159 207
2 Kabupaten Sidrap
Pasar Sentral Pangkajene 585 137 448
Pasar Cekkeng 345 10 335
Pasar Sentral 449 6 443
SPBU 74.925.33 3 3 0
3 Kabupaten Bulukumba
SPBU 74.925.39 (Andi Awan) 4 4 0
SPBUN 78.925.04 (H.
2 0 2
Mahniar)
Pusat Niaga Palopo 512 16 496
4 Kota Palopo
Pasar Rakyat Andi Tadda 231 4 227
Pasar Rembon 180 0 180
Pasar Makale 565 1 564
5 Kabupaten Tana Toraja
Pasar Kampoeng Djaya 136 13 123
6 Kabupaten Pinrang Pasar Marawi 216 116 100
Pasar Sentral 466 42 424
Pasar Rakyat Sabbang 135 64 71
Pasar Rakyat Sukamaju 51 18 33
7 Kabupaten Luwu Utara
Pasar Bone-Bone 79 6 73
Pasar Rakyat Wonokerto 81 17 64
Pasar Sentral 311 21 290
8 Kabupaten Bantaeng
Pasar Lambocca 365 45 320
Pasar Lalabata 1 189 99 90
9 Kabupaten Soppeng Pasar Sentral Watansoppeng 238 119 119
UD Eka Jaya 1 0 1
Pasar Raya Makongga 446 277 169
10 Kabupaten Kolaka
Pasar Lemokongga 264 138 126
Pasar Pinangsukulan 178 12 166
11 Kota Manado
Pasar Bersehati 107 5 102
21 84
Pasar Erasa 105
101 92
Pasar Sentral Pangkajene 193
4 0
SPBU 74.906.23 4
3 169
Pasar Bajoe 172
1 293
Pasar Sentral Palakka 294
86 139
Pasar Siwa 225
101 158
Pasar Atapange 259
166 60
Pasar Lakawali 226
171 57
Pasar Karawasan Tomoni 228
12 311
Pasar Terong 323
16 117
Pasar Maricaya 133
3 0
Hero 3
3 0
Lotte Mart 3
222 117
Pasar Mattirowale 339
188 87
Pasar Pekkae 275
146 140
Pasar Lakessi 286
43 40
Pasar Sumpang 83
69 241
Pasar Wonomulyo 310
204 83
Pasar Campalagian 287
51 101
Pasar Suli 152
93 203
Pasar Belopa 296
2 0
SPBU 74.919.88 Belopa 2
9 133
Pasar Topoyo 142
1 2
SPBU 74.915.08 3
1 0
UMP Group Kilo 2 1
0 1
PT. Surya Raya Lestari 2 1
1 0
CV. Permata Maryam 1
2 0
SPBU 74.915.04 2
1 0
Pertashop CV Asti Jaya 1
0 5
APMS 76.913.02 5
0 5
SPBU 74.913.03 5
Total 11482 3237 8245

Anda mungkin juga menyukai