5. Tolong Menolong
Metode Kepramukaan :
Tenaga Pendidik :
A. Pembina Pramuka
D. Instruktur.
Kurikulum Pendidikan:
A. Kurikulum untuk peserta didik terdiri atsa Syarat Kecakapan Umum, Syarat
Kecakapan Khusus, dan syarat Pramuka Garuda sesuai dengan jenjang
pendidikan dan satuan Karya
6. Menjadikan Peserta didik yang mampu berwirausaha dengan baik dan benar
Kegiatan Pramuka SMPN 27
Kegiatan SMPN 27 dapat dibentuk Sebagai Berikut :
1. Latihan Rutin, Pada hari Jum’at yang telah ditentukan oleh Mabigus,
dimulai dari Pukul 14.00 s/d 16.00 Wita.
5. Lomba, Dilakukan setiap ada undangan perlombaan ataupun dari pihak sekolah
yang mengadakan perlombaan.
Keanggotaan
Anggota Pramuka SMPN27 terdiri dari :
A. Tamu Gudep
B. Anggota Gudep
C. Volunteer Gudep
b. Kewajiban Anggota
Organisasi
Struktur Organisasi
Dewan Penggalang
a. Sejarah Pramuka
b. Materi dasar Kepramukaan
c. Sejarah Indonesia
d. Penjelajahan
e. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Praktek
f. Peraturan Baris Berbaris
g. Survival
h. Pionering
i. Berkemah
j. SKU ( Syarat Kecakapan Umum )
k. SKK ( Syarat Kecakapan Khusus )
Jadwal Pembelajaran :
Hukuman :
Bakal diberikan langsung oleh Dewan penggalang maupun Pembina
Sesuai Hasil Kesepakatan Bersama
Lampiran 1
KUPAS SKU PENGGALANG RAMU & TERAP
B. Kristen Katholik
Paskah
Natal
Kenaikan Yesus Kristus
Wafat Yesus Kristus
C. Kristen Protestan
Paskah
Natal
Pentakosta
Kenaikan Yesus Kristus
Wafat Yesus Kristus
D. Budha
Waisak
Dan lain-lain
E. Hindu
Nyepi
Galungan
Kuningan dan lain-lain
F. Kong Hu Chu
Imlek
Cap Go Meh dan lain-lain
Pada kesempatan ini, penulis hanya menjelaskan hari Raya atau hari-hari
Besar pada agama Islam. Adapaun penjelasannya yaitu :
Pada hari raya ini umat Islam berkumpul pada pagi hari dan mendirikan
shalat Ied bersama-sama (berjamaah) di masjid maupun di tanah lapang seperti
ketika merayakan hari raya Idul Fitri.
Setelah shalat dilakukan penyembelihan hewan qurban, untuk
memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim as yang menyembelih domba
sebagai pengganti putranya.
Hari raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Zulhijjah, atau persisnya
70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Pada tanggal 10 Zulhijjah dan hari-hari
Tasyriq (11, 12, 13 Zulhijjah) inilah batas diperbolehkannya menyembelih hewan
qurban, diluar waktu itu penyembelihan hewan yang dibagikan kepada
masyarakat dianggap sebagai sedekah.
Agama Katolik
Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pendiri : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari
Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut : 6.907,873 jiwa (2,91%)
Agama Hindu
Nama Kitab Suci : Weda
Nama Pendiri :-
Permulaan : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
Jumlah Penganut : 4.012.116 jiwa (1,69%)
Agama Buddha
Nama Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama Pendiri : Siddharta Gautama
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Vihara
Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
Jumlah Penganut : 1.703.254 jiwa (0,72%)
Agama Kong Hu Cu
Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama Pendiri : Kong Hu Cu
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
Jumlah Penganut : 117.091 jiwa (0,05%)
4. Islam
i. Keluarnya mani karena syahwat; Hal ini berlaku baik pada perempuan maupun laki-
laki, baik ketika terjaga atau pun tidur. Untuk mempermudah pemahaman tentang
hal ini simak butir-butir berikut:
ii. Jika seseorang tidur, bermimpi basah, dan ada mani keluar, berarti wajib
mandi.
iii. Jika seseorang tidur, bermimpi basah tapi tidak ada mani keluar, berarti tidak
wajib mandi
iv. Jika seseorang tidur, tidak merasa bermimpi tapi ada mani keluar, berarti wajib
mandi
v. ika seseorang tidak tidur (terjaga), keluar mani karena syahwat (seperti
menonton film atau gambar vulgar, membayangkan lawan jenis, dll), berarti
wajib mandi.
vi. Jika seseorang tidak tidur (terjaga), keluar mani tapi tidak karena syahwat
(mungkin karena penyakit atau cuaca), berarti tidak wajib mandi.
vii. Bertemunya dua kemaluan berlawanan jenis; Bertemunya kemaluan dari dua
orang yang berlawanan jenis menjadi penyebab mandi wajib meskipun
aktivitas tersebut tidak disertai dengan keluarnya mani.
viii. Suci dari haid; Apabila seorang wanita telah selesai haid atau menstruasi
(darah haid telah berhenti keluar) maka wajib melakukan mandi wajib
ix. Suci dari nifas; Bagi perempuan yang telah selesai masa nifas (Nifas adalah darah
yang keluar saat persalinan atau melahirkan), menjadi penyebab mandi wajib.
x. Masuk Islamnya orang kafir; Orang non-muslim (kafir) yang masuk islam maka
dia wajib mandi.
xi. Meninggal dunia; Apabila seseorang meninggal dunia maka orang-orang di
sekitarnya berkewajiban untuk memandikannya.
1. Niat
Niat mandi wajib adalah sebagai berikut:
ت يو ن لس غ لا ع فر ل ثدح لا رب كلأا هلل اض ر ف ى لاع ت
"nawaitul ghuslal lirof 'il hadasil akbaari fardhool lillahita'ala"
Artinya: "Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar
fardhu karena Allah Taala."
2. Menghilangkan najis dari badan, jika ada.
3. Menyiram dan meratakan air ke seluruh tubuh mulai dari ujung kepala hingga
ke ujung kaki
Emosi
Pengertian
Bibit vegetatif umumnya kurang kokoh dan perakarannya dangkal sehingga cepat
merusak trotoar, jalan atau saluran drainase. Tehnik Penanaman: Lubang tanam
perlu dipersiapkan sedikitnya satu minggu sebelum penanaman dilakukan. Ukuran
lubang tanam sangat bergantung pada besamya tanaman. Ukuran standar lubang
tanam adalah 0.75 m (tinggi) x 0.90 m (lebar) x 0.90 m (panjang); (3) Perawatan
pascatanam. Mempertahankan posisi tumbuh agar tetap tegak dan stabil.
Menyiram tanaman 2-3 hari sekali terutama di musim kemarau sambil
membuang ranting-ranting yang kering. Memupuk tanaman 3 bulan sekali
dengan pupuk
NPK 25 gram per lubang
2. Manfaat Orologis
Akar pohon dengan tanah merupakan satu kesatuan yang kuat sehingga
mampu mencegah erosi atau pengikisan tanah. Inilah yang disebut manfaat
orologis.
3. Manfaat Hidrologis
Dalam hal ini dimaksudkan bahwa tanaman-tanaman pada dasarnya akan
menyerap air hujan. Dengan demikian banyaknya kelompok pohon-pohon akan
menjadikan daerah sebagai daerah persediaan air tanah yang dapat memenuhi
kehidupan bagi
manusia dan makhluk lainnya.
4. Manfaat Klimatologis
Dengan banyaknya pohon akan menurunkan suhu setempat, sehingga udara di
sekitarnya menjadi sejuk dan nyaman. Jadi secara klimatologis kehadiran
kelompok pohon-pohon pelindung sangat besar artinya.
5. Manfaat Edaphis
Ini adalah manfaat dalam kaitan dengan tempat hidup binatang. Di lingkungan
yang penuh dengan pohon-pohon, secara alami satwa dapat hidup dengan tenang
karena lingkungan demikian memang sangat mendukung.
6. Manfaat Ekologis
Lingkungan yang baik adalah yang seimbang antara struktur buatan manusia
dan struktur alam. Kelompok pohon atau tanaman, air, dan binatang adalah
bagian dari alam yang dapat memberikan keseimbangan lingkungan.
7. Manfaat Protektif
Manfaat protektif adalah karena pohon dapat memberikan perlindungan, misalnya
terhadap teriknya sinar matahari, angin kencang, penahan debu, serta peredam
suara. Disamping juga melindungi mata dari cahaya silau.
8. Manfaat Hygienis
Adalah sudah menjadi sifat pohon pada siang hari menghasilkan O2 (Oksigen)
yang sangat diperlukan manusia, dan sebaliknya dapat menyerap CO2
(Karbondioksida) yaitu udara kotor hasil gas buangan sisa pembakaran. Jadi
secara hygienis, pohon sangat berguna untuk kehidupan manusia.
9. Manfaat Edukatif
Berbagai macam jenis pohon yang ditanam di kota merupakan laboratorium
alam, karena dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar mengenal tanaman dari
berbagai aspeknya.
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak
dan pemenuhan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi.
Hak Anak
Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dimajukan, dilindungi,
dipenuhi, dan dijamin oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan
negara.
''Tabungan masa depan bangsa bukanlah uang melainkan generasi muda yang
sehat,' Petikan kata mutiara ini sungguh dahsyat jika dijadikan inspirasi untuk
menggerakkan animo kesadaran kita, utamanya dalam kontek meningkatkan
pertumbuhan dan pengembangan anak yang dalam struktur sosial nada-nadanya
mengalami ketidakberimbangan, yakni penuh dengan kesenjangan yang berjarak.
Hal ini terlihat mencolok pada level struktural dan kultural sebagai dimensi
pembeda dari anak yang berlatar ekonomi yang berbeda. Secara kultural, tampilan
dan bawaan Anak dari keluarga “miskin” tampak inferior, dan anak yang surplus
ekonomi terlihat superior. Sementara secara struktural, fakta dari kelas sosial-
ekonomi anak dapat terpotret melalui ukuran fisiknya, seperti tinggi dan berat
badan.
Tanpa disadari, kini telah masuk perangkap dunia yang terglobal. Universalitas
tidak bisa dielakkan sebagai sunnatullah yang harus diterima manusia. Termasuk
dalam dunia anak, kita perlu mengkoreksi muatan-muatan budaya dan perangkat
lunak yang menghinggapi anak kita. Kenapa kita harus begitu memperhatikan di
ranah ini? Jawabannya sederhana saja. Pertama, anak adalah aset bangsa yang
harus diperhatikan kualitasnya. Kedua, anak merupakan basis utama membentuk
generasi dalam mempetakan daya kompetitif sosial-politik bangsa sampai
dimana. Ketiga, anak merupakan wajah dari sebuah potret bangsa. Jika banyak
anak yang kurang gizi, maka disitulah “negara” terancam tidak menjalankan
fungsinya, alias gagal. Jika anak suatu bangsa cerdas dan sehat, disitulah negara
berhasil mendesainnya.
Dalam ranah globalisasi, kini para aktor global (bisa berbentuk korporasi, state,
masyarakat sipil,) sudah ramai membidik anak dijadikan sebagai objek industri
bagi akumulasi ekonomi. Betapa tidak, kini ruang pertarungan menjadikan anak
sebagai komodiiti ekonomi mulai menjamur. Di kelompok spekulan Production
House (PH), anak sudah banyak ditempatkan sebagai icon, baik sebagai
magnet edukatif maupun yang hanya sifatnya identitas pembentuk gaya. Dalam
“Islam KTP” misalnya, peran anak sangat sentral dan bisa berulang-ulang
ditonjolkan. Hal yang sama juga dapat kita simak beberapa aktor cilik yang sudah
meluberi jagat dan menghiasi panggung jenaka kita.
Karena itu, elemen-elemen seperti negara, pemerintah dan masyarakat bisa bahu-
membahu mencipta pola perlindungan anak yang programatik, dan tak kalah
dengan inovasi-inovasi para kelompok PH tadi. Hal ini mengingatkan kita
bersama, bahwa melindungi dan memproteksi anak dari hal-hal dan perilaku yang
tak kita hindari merupakan urusan “bersama”. Meski kita akui, sebagian
masyarakat masih mempersepsi bahwa kegiatan menumbuh-kembangkan anak
seolah merupakan beban orang tua, bahkan melingkup menjadi urusan privat
kaum perempuan saja.
A. Tanda Umum :
Yaitu tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan
Pramuka yang sudah dilantik, putera maupun puteri.
B. Tanda Satuan :
Yaitu tanda yang dapat menunjukkan satuan/kwartir tertentu tempat seorang
anggota Pramuka tergabung, dalam hal ini dimaksudkan mulai dari satuan
terkecil di gugusdepan sampai dengan satuan tingkat Nasional.
C. Tanda Jabatan :
Yaitu tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seseorang dalam
lingkungan Gerakan Pramuka.
D. Tanda Kecakapan :
Yaitu tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan,
kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka, dalam bidang tertentu, sesuai
dengan golongan usianya.
E. Tanda Kehormatan :
Yaitu tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada
seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lainnya yang dianggap cukup bermutu
dan
berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia,
masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
1. Tanda Umum meliputi : Tanda tutup kepala, setangan leher, atau pita
leher, tanda pelantikan, tanda harian, tanda kepramukaan sedunia (Putera dan
Puteri).
2. Tanda Satuan meliputi : Tanda barung, regu, sangga, dan tanda satuan
terkecil lainnya tanda gugusdepan, kwartir dan majelis Pembimbing, Tanda
krida dan Satuan Karya, lencana daerah dan tanda wilayah, tanda satuan
pramuka luar biasa dan tanda satuan lainnya.
1. Dapat menyebut nama dan alamat tinggal pejabat RT hingga Lurah yang
dibuktikan dengan tanda tangan dan stempel.
2. Dapat menyebutkan tokoh masyarakat ditempat tinggalnya
1. Kode Kehormatan adalah suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran
mengenai ahlak (budi pekerti) yang tersimpan dalam hati seseorang yang menyadari harga
dirinya.
2. Kode kehormatan Pramuka adalah suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang
menjadi ukuran atau standar tingkah laku Pramuka di masyarakat.
Kode kehormatan bagi Pramuka disesuaikan dengan golongan usia perkembangan rohani
dan jasmani peserta didik.
A. Kode Kehormatan bagi Pramuka
Siaga.
1) DWISATYA Pramuka
Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
menurut
aturan keluarga.
- setiap hari berbuat
kebaikan.
2) DWIDARMA Pramuka
Siaga
- Siaga itu patuh pada ayah dan
ibundanya.
- Siaga itu berani dan tidak putus
asa
1) TRISATYA
Demi kehormatan aku berjanji akan bersungguh - sungguh
:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan mengamalkan Pancasila.
- menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat.
- menepati Dasa
Darma.
2) DASADARMA
Pramuka itu :
(1) Takwa pada Tuhan Yang Maha Esa
(2) Cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia
(3) Patriot yang sopan dan kesatria
(4) Patuh dan suka bermusyawarah
(5) Rela menolong dan tabah
(6) Rajin, terampil dan
gembira
(7) Hemat, cermat dan
bersahaja
(8) Disiplin, berani dan
setia
(9) Bertanggunngjawab dan dapat
dipercaya
(10) Suci dalam pikiran, perkataan dan
perbuatan
1) TRISATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh - sungguh
:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan
mengamalkan
Pancasila.
- menolong sesama hidup dan ikut serta membangun
masyarakat.
- menepati Dasa
Darma
2) DASA DARMA
(sama dengan Dasa Darma untuk Pramuka
Penggalang)
1. SALAM BIASA.
Dipergunakan apabila seseorang Pramuka berjumpa dengan Pramuka lain. untuk pertama kali
atau yang terakhir pada hari itu. Siapa yang melihat dahulu, dialah yang harus memberi salam
terlebih dahulu tanpa aba-aba, tidak pandang pangkat. tua ataupun lebih muda.
Dengan Salam Pramuka ini, dimaksud
:
a. Sebagai tanda saling menghargai, menghormati dan menyayangi serta menganggap
sebagai
saudara atau keluarga sendiri diantara sesama
Pramuka.
b. Untuk saling mendoakan keselamatan bagi yang memberi maupun yang menerima salam
tersebut.
c. Dengan menggunakan salam lima jari, berarti untuk saling memperingatkan kepada disiplin
kita, bahwa sebagai Pramuka kita berkewajiban untuk menjalankan Pancasila sesuai dengan
yang tercantum pada Trisatya Pramuka.
Salam Pramuka Biasa dapat diberikan sambil berjalan, sedang duduk, naik sepeda ataupun naik
kendaraan lainnya. Jadi tidak harus berdiri tegak.
Cara memberikan salam adalah dengan mengayunkan tangan kanan kearah pelipis kanan. Kelima
jari rapat dan lurus dengan lengan bawah. Telapak tangan menghadap kebawah, ujung jari
telunjuk menyentuh pelipis. Lengan kanan atas membuat siku-siku pada ketiak. Siku kita agak
kedepan sedikit.
Jika tangan kanan membawa tongkat, maka tongkat itu diangkat lurus ke atas kira-kira sepuluh
centimeter. Tangan kiri letak kan merata kedepan dada dengan telapak tangan menghadap
kebawah. dan ujung jari telunjuk menempel pada tongkat. Jika tangan kanan sedang
membawa atau memegang sesuatu, kita boleh hanya menganggukkan kepala saja, atau
mengucapkan salam, ataupun melambaikan tangan kiri.
2. SALAM HORMAT.
c. Dalam suatu upacara mendengarkan lagu Indonesia Raya, tetapi kalau ikut menyanyi tidak
perlu memberi salam melainkan cukup berdiri tegak saja.
d. Kebetulan bertemu dengan jenazah yang dibawa ke makam. Jika sedang duduk atau berjalan
segera berdiri tegak menghadap ke arah jenazah sambil memberi salam hormat.
Cara memberikan salam hormat pada dasarnya sama dengan cara memberikan salam biasa.
juga
jika sedang membawa tongkat. Hanya bedanya salam hormat harus diberikan dengan berdiri
tegak yaitu dengan sikap sempurna. Jelasnya tidak boleh sambil duduk santai. sambil berjalan
atau naik sepeda atau dengan menganggukkan kepala atau mengucapkan salam. Dalam
upacara salam hormat biasanya diberikan dengan aba-aba dari Pemimpin upacara, dan
didalam suatu barisan aba-aba diberikan oleh pemimpin barisan.
3. SALAM JANJI.
I. PENDAHULUAN
1. Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha untuk memberikan sprit
kepada
anggota dalam visi dan misi
lembaga.
1. Motto Gerakan Pramuka merupakan semboyan tetap dan tunggal bagi Gerakan
Pramuka, yaitu
" SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN
"
3. Menanamkan motto Gerakan Pramuka kepada peserta didik tidak dengan cara
menghafal untuk selajutnya memahaminya, tetapi harus kita sembunyikan/ kita selip-selipkan
kedalam setiap kegiatan kepramukaan, sehingga penanaman motto dalam diri peserta didik
berlangsung secara alami dan bertahap.
4. Pengaruh motto Gerakan Pramuka terhadap jiwa peserta
didik.
A. menambah rasa
percaya
B. menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan
negara. C. siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka
D. rasa bangga sebagai Pramuka
E. memiliki budaya kerja yang melandasi
pengabdiannya.
1) Buah kelapa/nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan TUNAS, dan istilah "cikal bakal" di
Indonesia berarti : penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru. Jadi buah
kelapa nyiur yang tumbuh itu mengandung kiasan bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup Bangsa Indonesia.
3) Kelapa/nyiur dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.
Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana
dia
berada dan dalam keadaan bagaiamana
juga.
4) Kelapa/nyiur tumbuh menjulang lurus keatas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi di Indonesia.
Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni
yang mulia dan jujur, dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
6) Kelapa/nylur adalah pohon yang serba guma, dari ujung atas hingga
akarnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tlap Pramuka adalah manusia yang, berguna,
dan
membaktikan diri dan kegunaanya kepada kepentingan Tanah air, Bangsa dan Negara
Kesatuan
Republik Indonesia serta kepada umat
manusia.
D. Lambang Gerakan Pramuka berupa Gambar silhouette TUNAS KELAPA sesuai dengan
SK Kwartir Nasional No. 6/KN/72 Tahun 1972, telah mendapat Hak Patent dari Ditjen Hukum
dan
Perundang-undangan Departeman Kehakiman, dengan Keputusan Nomor 176634 tanggal 22
Oktober 1983, dan Nomor 178518 tanggal 18 Oktober 1983, tentang Hak Patent Gambar TUNAS
KELAPA dilingkari PADI dan KAPAS, serta No. 176517 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Hak
Patent tulisan PRAMUKA.
A. Dalam Sejarah Indonesia terbukti, bahwa bendera merah putih dikibarkan pada tahun
1292 oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kartanegara dari
Singosari
(1222 1292 ), Sejarah itu disebut dalam tulisan bahasa Jawa Kuno yang memakai tahun
1216 saka (1294 Masehi ), menceritakan tentang perang antara Jayakatwang melawan R.
Wijaya.
C. Dalam suatu kitab Tambo Alam Minangkabau yang disalin pada tahun 1840 dari kitab
yang lebih tua terdapat gambar bendera alam Minangkabau, berwarna Merah-Putih-Hitam.
Pusaka ini merupakan pusaka peninggalan zaman kerajaan Melayu-Minangkabau dalam abad
ke-14, ketika Maharaja Adityawarman memerintah.
Merah : Warna Hulubalang (yang menjalankan
pemerintahan). Putih : Warna Agama (Alim Ulama)
Hitam : Warna Adat Minangkabau (Penghulu Adat)
D. Warna Merah Putih dikenal pula dengan sebutan warna gula keLagu a. Merah putih disebut
gula keLagu a tidak berarti Merah lambang “Gula” dan Putih lambang warna buah nyiur yang
telah dikuppas. Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk bendera merah putih peninggalan
Kyai Ageng Tarub, putera R. Wijaya, yang kemudian menurunkan raja-raja Jawa.
E. Dalam kitab babad tanah jawa bernama babad Mentawis (Jilid I), disebutkan bahwa ketika
Sultan Agung memerintah tahun 1613-1645.
2. Juga bagian lain dari kepulauan Indonesia terdapat bendera yang berwarna Merah
Putih, misalnya di Aceh, Palembang, Maluku dan sebagiannya meskipun sering dicampuri
gambar- gambar lain.
3. Pada umumnya warna merah putih merupakan lambang kesucian, keberanian, kewiraan.
4. Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kalinya dalam abad ke-20 sebagai
lambang kemerdekaan ialah di Benua Eropa. Pada tahun 1922 perhimpunan di Indonesia
mengibarkan bendera merah putih di negeri Belanda dengan Kepala Banteng di Tengah-
Tengahnya.
A. Tujuan Perhimpunan Indonesia ialah Indonesia Merdeka, semboyan itu juga digunakan
untuk nama majalah yang diterbitkannya.
6. Pada tanggal 28 oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera merah putih
sebagai bendera, kebangsaan yaitu dalam Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta. Sejak itu
berkibarlah bendera kebangsaan Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.
7. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta bertempat di Pegangasan Timur
56 Jakarta, atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sesaat
kemudian Bendera kebangsaan merah putih dikibarkan untuk partama kalinya.
8. Pada tanggal 18 Agustus 1945 panita persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
dibentuk pada tanggal 9 Aguatus 1945 mengadakan sidang yang pertama dan menetapkan UUD
RI,
tetapkan yang kemudian dikenal sebagai UUD 45.
-. Dalam UUD 45 bab I, pasal 19 ditetapkan bahwa negara Indonesia ialah negara kesatuan
yang berbentuk Republik. Dalam UUD 45 Pasal 35, ditetapkan pula bahwa bendera negara
Indonesia ialah sang Merah Putih, dengan demikian itu sejak ditetapkannya¬, UUD 45, sang
Merah Putih merupakan bendera, kebangsaan negara Republik Indonesia.
9. Dengan ditetapkannya UUD 45 dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih, maka serentak
seluruh rakyat Indonesia dan pemuda Indonesia mengadakan, mengibarkan dan mempertahankan
Sang Merah Putih di Indonesia, Pertempuran pertempuran dengan serdadu Kolonial Belanda,
yang didukung oleh tentara sekutu berkobar diseluruh Indonesia. Ribuan rakyat dan pemuda
gugur sebagai pahlawan bangsa mempertahankan kemerdekaan Sang Merah Putih.
10. Sang Merah Putih yang dikibarkan pada, hari proklamasi tangggal 17 Agustus 1945 di
Gedung Pengangsaan Timur 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka. Bendera Pusaka itu selalu
dikibar¬kan ditiang yang tingginya 17 meter didepan istana merdeka Jakarta pada tiap
perayaan peringatan hari hari Proklamasi Kemerdekaan.
A. Mulai tahun 1969 Bendera Pusaka itu tidak lagi dapat dikibarkan karena sudah tua.
Sebagai gantinya dikibarkan duplikatnya yang dibuat dari sutera alam Indonesia.
BABII
BENDERA NEGARA
Umum
Pasal 4
(1) Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3
(dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna
putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dari kain yang warnanya
tidak luntur.
(3) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan ketentuan ukuran:
a. 200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan;
b. 120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum;
c. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan;
d. 36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden;
e. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara;
f. 20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum;
g. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal;
h. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api;
i. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara; dan
j. 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja.
(4) Untuk keperluan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bendera yang
merepresentasikan Bendera Negara dapat dibuat dari bahan yang berbeda dengan bahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ukuran yang berbeda dengan ukuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), dan bentuk yang berbeda dengan bentuk sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Pasal 5
(1) Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17
Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka
Merah Putih.
(2) Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional
Jakarta.
Bagian Kedua
Penggunaan Bendera Negara
Pasal 6
Penggunaan Bendera Negara dapat berupa pengibaran dan/atau pemasangan.
Pasal 7
(1) Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam.
(2) Dalam keadaan tertentu pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dapat
dilakukan pada malam hari.
(3) Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa
Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah,
gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri.
(4) Dalam rangka pengibaran Bendera Negara di rumah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), pemerintah daerah memberikan Bendera Negara kepada warga negara Indonesia yang
tidak mampu.
(5) Selain pengibaran pada setiap tanggal 17 Agustus sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Bendera Negara dikibarkan pada waktu peringatan hari-hari besar nasional atau peristiwa
lain.
Pasal 8
(1) Pengibaran Bendera Negara pada peristiwa lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5)
secara nasional diatur oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya berkaitan
dengan kesekretariatan negara.
(2) Pengibaran Bendera Negera pada peristiwa lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5)
di daerah, diatur oleh kepala daerah.
Pasal 9
(1) Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) wajib dikibarkan setiap hari di:
a. istana Presiden dan Wakil Presiden;
b. gedung atau kantor lembaga negara;
c. gedung atau kantor lembaga pemerintah;
d. gedung atau kantor lembaga pemerintah nonkementerian;
e. gedung atau kantor lembaga pemerintah daerah;
f. gedung atau kantor dewan perwakilan rakyat daerah;
g. gedung atau kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri;
h. gedung atau halaman satuan pendidikan;
i. gedung atau kantor swasta;
j. rumah jabatan Presiden dan Wakil Presiden;
k. rumah jabatan pimpinan lembaga negara;
l. rumah jabatan menteri;
m. rumah jabatan pimpinan lembaga pemerintahan nonkementerian;
n. rumah jabatan gubernur, bupati, walikota, dan camat;
o. gedung atau kantor atau rumah jabatan lain;
p. pos perbatasan dan pulau-pulau terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
q. lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia; dan
r. taman makam pahlawan nasional.
(2) Penggunaan Bendera Negara di lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf q diatur tersendiri oleh
pimpinan institusi dengan berpedoman pada Undang-Undang ini;
(3) Penggunaan Bendera Negara di kantor perwakilan negara Republik Indonesia di luar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dilakukan dengan berpedoman pada Undang-
Undang ini.
(4) Dalam hal Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g digunakan di
luar gedung atau kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dilakukan sesuai
dengan peraturan penggunaan bendera asing yang berlaku di negara yang bersangkutan.
Pasal 10
(1) Bendera Negara wajib dipasang pada:
a. kereta api yang digunakan Presiden atau Wakil Presiden;
b. kapal milik Pemerintah atau kapal yang terdaftar di Indonesia pada waktu berlabuh dan
berlayar; atau
c. pesawat terbang milik Pemerintah atau pesawat terbang yang terdaftar di Indonesia.
(2) Pemasangan Bendera Negara di kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a ditempatkan di sebelah kanan kabin masinis.
(3) Pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditempatkan
di tengah anjungan kapal.
(4) Pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditempatkan
di sebelah kanan ekor pesawat terbang.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemasangan Bendera Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 11
(1) Bendera Negara dapat dikibarkan dan/atau dipasang pada:
a. kendaraan atau mobil dinas;
b. pertemuan resmi pemerintah dan/atau organisasi;
c. perayaan agama atau adat;
d. pertandingan olahraga; dan/atau
e. perayaan atau peristiwa lain.
(2) Bendera Negara dipasang pada mobil dinas Presiden, Wakil Presiden, Ketua Majelis
Permusyawatan Rakyat, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua Dewan Perwakilan Daerah,
Ketua Mahkamah Agung, Ketua Mahkamah Konstitusi, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan,
menteri atau pejabat setingkat menteri, Gubernur Bank Indonesia, mantan Presiden, dan
mantan Wakil Presiden sebagai tanda kedudukan.
(3) Bendera Negara sebagai tanda kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipasang
di tengah-tengah pada bagian depan mobil.
(4) Dalam hal pejabat tinggi pemerintah negara asing menggunakan mobil yang disediakan
Pemerintah, Bendera Negara dipasang di sisi kiri bagian depan mobil.
Pasal 12
(1) Bendera Negara dapat digunakan sebagai:
a. tanda perdamaian;
b. tanda berkabung; dan/atau
c. penutup peti atau usungan jenazah.
2) Bendera Negara sebagai tanda perdamaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
digunakan apabila terjadi konflik horizontal di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(3) Dalam hal Bendera Negara sebagai tanda perdamaian dikibarkan pada saat terjadi konflik
horizontal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setiap pihak yang bertikai wajib
menghentikan pertikaian.
(4) Bendera Negara digunakan sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b apabila Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil
Presiden, pimpinan atau anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri,
kepala daerah, dan/atau pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah meninggal dunia.
(5) Bendera Negara sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dikibarkan setengah tiang.
(6) Apabila Presiden atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal
dunia, pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan selama tiga
hari berturut-turut di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan semua
kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
(7) Apabila pimpinan lembaga negara dan menteri atau pejabat setingkat menteri sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia, pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan
selama dua hari berturut-turut terbatas pada gedung atau kantor pejabat negara yang
bersangkutan.
(8) Apabila anggota lembaga negara, kepala daerah dan/atau pimpinan dewan perwakilan
rakyat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia, pengibaran Bendera
Negara setengah tiang dilakukan selama satu hari, terbatas pada gedung atau kantor pejabat
yang bersangkutan.
(9) Dalam hal pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meninggal dunia di luar
negeri, pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan sejak tanggal kedatangan
jenazah di Indonesia.
(10) Pengibaran Bendera Negara setengah tiang sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
dilakukan sesuai dengan kententuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), ayat (7), dan ayat
(8).
(11) Dalam hal Bendera Negara sebagai tanda berkabung sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
bersamaan dengan pengibaran Bendera Negara dalam rangka peringatan hari-hari besar nasional,
dua Bendera Negara dikibarkan berdampingan, yang sebelah kiri dipasang setengah tiang dan
yang
sebelah kanan dipasang penuh.
(12) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c dapat dipasang pada peti atau usungan jenazah Presiden atau Wakil Presiden,
mantan Presiden atau mantan Wakil Presiden, anggota lembaga negara, menteri atau pejabat
setingkat menteri, kepala daerah, anggota dewan perwakilan rakyat daerah, kepala perwakilan
diplomatik, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia yang
meninggal dalam tugas, dan/atau warga negara Indonesia yang berjasa bagi bangsa dan negara.
(13) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud pada
ayat (12) dipasang lurus memanjang pada peti atau usungan jenazah, bagian yang berwarna
merah di atas sebelah kiri badan jenazah.
(14) Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat
(13) setelah digunakan dapat diberikan kepada pihak keluarga.
Bagian Ketiga
Tata Cara Penggunaan Bendera Negara
Pasal 13
(1) Bendera Negara dikibarkan dan/atau dipasang pada tiang yang besar dan tingginya seimbang
dengan ukuran Bendera Negara.
(2) Bendera Negara yang dipasang pada tali diikatkan pada sisi dalam kibaran Bendera Negara.
(3) Bendera Negara yang dipasang pada dinding, dipasang membujur rata.
Pasal 14
(1) Bendera Negara dinaikkan atau diturunkan pada tiang secara perlahan-lahan, dengan khidmat,
dan tidak menyentuh tanah.
(2) Bendera Negara yang dikibarkan setengah tiang, dinaikkan hingga ke ujung tiang, dihentikan
sebentar dan diturunkan tepat setengah tiang.
(3) Dalam hal Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hendak diturunkan, dinaikkan
terlebih dahulu hingga ujung tiang, dihentikan sebentar, kemudian diturunkan.
Pasal 15
(1) Pada waktu penaikan atau penurunan Bendera Negara, semua orang yang hadir memberi
hormat dengan berdiri tegak dan khidmat sambil menghadapkan muka pada Bendera
Negara sampai penaikan atau penurunan Bendera Negara selesai.
(2) Penaikan atau penurunan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diiringi
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Pasal 16
(1) Dalam hal Bendera Negara dikibarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1),
Bendera Negara ditempatkan di halaman depan, di tengah-tengah atau di sebelah kanan gedung
atau kantor, rumah, satuan pendidikan, dan taman makam pahlawan.
Pasal 17
(1) Dalam hal Bendera Negara dikibarkan atau dipasang secara berdampingan dengan
bendera negara lain, ukuran bendera seimbang dan ukuran tiang bendera negara sama.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikibarkan sebagai berikut:
a. apabila ada satu bendera negara lain, Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan;
b. apabila ada sejumlah bendera negara lain, semua bendera ditempatkan pada satu baris dengan
ketentuan:
1. jumlah semua bendera ganjil, Bendera Negara ditempatkan di tengah; dan
2. apabila jumlah semua bendera genap, Bendera Negara ditempatkan di tengah sebelah kanan.
(3) Penempatan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b
dalam acara internasional yang dihadiri oleh kepala negara, wakil kepala negara, dan kepala
pemerintahan dapat dilakukan menurut kebiasaan internasional.
(4) Penempatan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) berlaku untuk
Bendera Negara yang dibawa bersama-sama dengan bendera negara lain dalam pawai atau defile.
Pasal 18
Dalam hal penandatanganan perjanjian internasional antara pejabat Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan pejabat negara lain, Bendera Negara ditempatkan dengan ketentuan:
a. apabila di belakang meja pimpinan dipasang dua bendera negara pada dua tiang, Bendera
Negara ditempatkan di sebelah kanan dan bendera negara lain ditempatkan di sebelah kiri;
b. bendera meja dapat diletakkan di atas meja dengan sistem bersilang atau paralel.
Pasal 19
Dalam hal Bendera Negara dan bendera negara lain dipasang pada tiang yang bersilang,
Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan dan tiangnya ditempatkan di depan tiang
bendera negara lain.
Pasal 20
Dalam hal Bendera Negara yang berbentuk bendera meja dipasang bersama dengan bendera
negara lain pada konferensi internasional, Bendera Negara ditempatkan di depan tempat
duduk delegasi Republik Indonesia.
Pasal 21
(1) Dalam hal Bendera Negara dipasang bersama dengan bendera atau panji organisasi, Bendera
Negara ditempatkan dengan ketentuan:
a. apabila ada sebuah bendera atau panji organisasi, Bendera Negara dipasang di sebelah
kanan; b. apabila ada dua atau lebih bendera atau panji organisasi dipasang dalam satu baris,
Bendera Negara ditempatkan di depan baris bendera atau panji organisasi di posisi tengah;
c. apabila Bendera Negara dibawa dengan tiang bersama dengan bendera atau panji organisasi
dalam pawai atau defile, Bendera Negara dibawa di depan rombongan; dan
d. Bendera Negara tidak dipasang bersilang dengan bendera atau panji organisasi.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat lebih besar dan dipasang
lebih tinggi daripada bendera atau panji organisasi.
Pasal 22
(1) Bendera Negara yang dipasang berderet pada tali sebagai hiasan, ukurannya dibuat sama besar
dan disusun dengan urutan warna merah putih.
(2) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dipasang berselingan
dengan bendera organisasi atau bendera lain.
Pasal 23
Bendera Negara yang digunakan sebagai lencana dipasang pada pakaian di dada sebelah kiri.
Bagian Keempat
Larangan
Pasal 24
b. Almarhum Wage Rudolf Supratman adalah serang guru dan juga menjadi wartawan
surat kabar “Kaoela Moeda” dan pengarang buku. Sejak kecil. Supratman gemar sekal
i bermain biola. Wage Rudolf Supratman adalah putra seorang Sersan Instruktur Masenen Sastro
Soehardjo.
Supratman dilahirkan di Jatinagara pada tanggal 9 Maret 1903 dan meninggal
dunia pada malam Selasa tanggal 16 Agustus 1938 di Surabaya. Semangat nasionalismenya
telah mengisi seluruh jiwa Supratman pada waktu itu, semanat ini
berwujud kemauan menciptakan lagu kebangsaan. Akhirnya ia dapat menciptakan lag
u Indonesia Raya. Lagu Indonesia Raya itu dipersembahkan oleh Supratman kepada
masyarakat dalam Kongres
Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesieche
Club, Jalan Keramat Raya No. 106 Jakarta.
c. Sejak itu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan ditutup dengan lagu
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
d. Pada zaman penjajahan, lagu Indonesia Raya sering dilarang dan dihalang-halangi oleh
Pemerintah Belanda dan suatu ketika diizinkan lagi oleh pemerintah Jepang di Indonesia
untuk dinyanyikan kembali.
b. Dala UUDS RI 1950 pasal 3 ayat 2, lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan
res mi sebagai lagu kebangsaan Indonesia.
1. Lagu kebangsaan Indonesia Raya diatur dengan PP No. 44 tahun 1958 tentang
la gu Kemerdekaan Indonesia Raya meliputi:
a. Ketentuan umum
b. Penggunaan Lagu Kebangsaan
c. Penggunaan Lagu Kebangsaan bersama-sama dengan lagu kebangsaan
asing d. Penggunaan Lagu Kebangsaan asing sendiri
e. Tata tertib dalam penggunaan lagu kebangsaan
f. Pasal 1 Bab I PP No. 44 tahun 1958, berbunyi:
“…. Lagu Kebangsaan RI Raya selanjutnya disebut “Lagu Kebangsaan” ialah
La gu Kebangsaan Indonesia Raya.
2. Lagu kebangsaan tersebut dan kata-katanya ialah seperti tertera pada lampiran-lampiran
PP
ini….”.
Pasal 4 Bab II PP No. 44 tahun 1958, berbumyi:
“…. (1) Lagu Kebangsaan diperdengarkan/dinyanyikan:
a. Untuk menghormati Kepala Negara/Wakil Kepala Negara
b. Pada waktu penaikan/penurunan bendera kebangsaan yang diadakan dalam upac
ara, untuk menghormati bendera itu.
c. Untuk menghormati kepala negara asing.
Menggunakan bagian-
bagian daripada lagu kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai dengan kedudukan
Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan”.
Pasal 9 Bab V PP No. 44 tahun 1958, berbumyi:
“…. Pada waktu lagu kebangsaan diperdengarkan/dinyanyikan pada kesempatan-kesempatan
dimaksud dalam peraturan ini maka orang yang hadir berdiri tegak di tempat masing-
masing. Mereka yang berpakaian seragam dari suatu
organisasi memberi hormat dengan cara yang
telah ditetapkan untuk organisasinya. Mereka yang tidak berpakaian seragam membe
ri hormat dengan meluruskan lengan ke bawah dan meletakan telapak tangan dengan jari rapat
pada paha, sedang penutup kepala harus dibuka, kecuali kopiah, ikat kepala,
sorban, dan kerudung atau topi. warna yang dipakai menurut agama atau adat kebiasaan …..”.
I. PENDAHULUAN
Lambang Regara Republik Indonesia Garuda Pancasila di tetapkan berdasarkan UU 24 Tahun
2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan.
A. Warna
1. Emas (dipakai untuk seluruh burung Garuda) warna kemegahan emas bermaksud
kebesaran bangsa atau keluhuran negara
2. Merah Putih didapat pada ruang perisai ditengah tengah.
3. Warna warna pembantu dilukiskan dengan hitam atau meniru seperti yang sebenarnya
dalam alam.
B. Lukisan
1. Burung Garuda yang digantungi perisai dengan memakai paruh, ekor dan cakar ialah
lambang tenaga pembangunan (creatif vermogen ). burung garuda dari mytologi menurut
perasaan Indonesia berdekatan dengan burung Elang Rajawali.
3. Sayap Garuda berbulu 17 dan ekornya berbulu 8 tanggal 17 dan bulan Agustus.
4. Garis tengah : menimbulkan peresaan bahwa republik Indonesia ialah satu satunya
negara asli yang merdeka berdaulat terletak dikhatulistiwa yang melewati Sumatera.
Kalimantan, Sulawesi dan Irian.
6. Kedua tumbuhan kapas dan padi itu sesuai dengan hymne yang memuji pakaian (
sandang dan makanan pangan ).
7. Tulisan Bhineka itu ialah gabungan dua perketaan Bhineka dan Ika. Kalimat
itu dapat disalin : berbeda beda tetapi tetap satu jua. Pepatah ini dalam sekali artinya, karena
menggambarkan persatuan atau kesatuan nusa dan Bangsa Indonesia, walaupun keluar
memperlihatkan perbedaan atau kelainan.
8. Lima buah ruang pada perisai masing masing mewujudkan dasar Pancasila.
A. Dasar ketuhanan Yang Maha Esa terlukis dengan Nur Cahaya di ruang tengah
berbentuk bintang yang bersudut lima.
III. PENUTUP
Penggunaan Lambang negara Republik Indonesia Garuda Pancasila, Pemasangan penggunaan
lambang negara Republik Indonesia dengan Prinsipnya, adalah harus selaras
dengan kedudukannya sebagai lam¬bang kedaulatan dan tanda kehormatan negara.
1. negara diberi tempat yang paling sedikit sama utamanya. Digedung gedung negeri
pada tempat yang pantas dan menarik perhatian.
2. Diluar gedung pada rumah jabatan Presiden, Wakil Presiden, menteri menteri kepala
daerah, gedung kabinet lembaga tertinggi dan tinggi negara.
3. Ditempat diadakannya peristiwa resmi, gapura dan bangunan lain yang pantas.
4. Apabila dalam suatu ruangan. lambang negara ditemukan bersama sama dengan gambar
presiden dan atau wakil presiden, maka kepada lambang negara diberi tempat yang paling
sedikit sama utamanya.
19. Telah menabung secara rutin dan setia membayar uang iuran
untuk regunya yang diperoleh dari usahanya sendiri
1.Memiliki Buku Tabungan Individu maupun Regu
2.Dapat menjelaskan fungsi menabung
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun- daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik
kertas koran, HVS, maupun karton;
-.Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut
bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
-.Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat
berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan
organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah
tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik
aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi
lagi menjadi:
Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai
secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-
lain.
Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau
diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-
lain. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang
ke tempat pembuangan sampah.
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua
fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa
dikaitkan dengan
polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal
juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan
misalnya
membuang ke selokan.
-.Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti
halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-
sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
-.Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-
hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius
bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit
yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia
adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang
higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa
(plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir
tanpa air.
-.Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan
kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum
dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil
dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
-.Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium
dan
thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah
nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-
tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang
masih dilakukan).
Konsep pengelolaan
sampah
Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan
kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah
sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar
dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk
mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan
jumlah minimum limbah.
prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak
pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan
limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari
pembuangan
Pendahuluan
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum,
memasak,
mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena
semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara
yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-
bahannya
anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk,
kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
Bahan
1. 10 (sepuluh) kg arang
2. 10 (sepuluh) kg ijuk
3. pasir beton halus
4. batu kerikil
5. 2 (dua) buah kran 1 inci
6. batu dengan garis tengah 2-3
cm
Peralatan
7. 1 (satu) buah bak
penampungan
8. 1 (satu) buah drum bekas
Pembuatan
9. Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak
penampungan.
10. Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm dari dasar bak.
Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang tempurung kelapa, baru kerikil, dan batu-
batu dengan garis tengah 2-3 cm (lihat Gambar).
Penggunaan
11. Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang sebelumnya pada pintu
masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran.
12. Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak
penyaringan air.
13. Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya beberapa menit kemudian air
akan ke luar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa waktu berselang air akan
jernih. Agar air yang keluar tetap jernih, kran harus dibuka dengan aliran yang kecil.
Pemeliharaan
14. Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering
15. Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran
dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.
16. Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci bersih dan
dijemur sampai kering.
17. Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang melekat,
kemudian dijemur.
Keuntungan
-. Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya : sungai, rawa, telaga,
sawah
dan sumur.
-. Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya terpencil.
Kerugian
1. Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah tertentu harus diendapkan
dulu dan disaring melalui bak penyaringan.
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9.
Simpul laso
1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini
dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak
leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi
mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret
balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk
membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan khaki tiga
BAGIAN-BAGIAN KOMPAS
1.dial:permukaan dimana tertera angka / huruf seperti pada jam
2.visir : pembidik sasaran.
3.kaca pembesar :untuk melihat sasaran dan angka pada dial
4. jam petunjuk menunjukkan lokasi magnet bumi
5.tutup dial dengan 2 garis bersudut 45 dan dapat diputar –putar
6.alat penggantung :untuk tali / dapat juga untuk menyangkutkan ibu jari tangan sewktu
melakukan pembidikan
CARA MEMBACA KOMPAS
N= North (utara)
E=East (timur)
W=west (barat )
S = south ( Selatan )
Cara Menggunakan kompas :
1. Letakkan di bidang datar,setelah jarum kompas tidak bergerak lagi maka jarum akan menunjuk arah
Utara.
2. Bidiklah sasaran melalui visir.
3. Apabila visir meragukan,luruskan saja garis yg terdapat pada tutup dial kea rah visir searah
dengan sasaran.
4. Titik sasaran Bidik disebut juga check point
5. Sasaran Balik digunakan apabila kita akan kembali ke titik asal / Sebelumnya.
B. Menaksir Tinggi
Tinggi Pohon
a) siap,
b) istirahat
ditempat, c)hadap
kanan, d)hadap kiri,
e) balik kanan,
f) lencang depan,
g) lencang kanan
Masa remaja merupakan tahap yang sangat menantang dalam kehidupan anak. Kebanyakan
remaja merasa bahwa mereka independen (mandiri) dan ingin mengambil semua keputusan
sendiri, padahal mereka tidak yakin tentang diri mereka sendiri. Hal ini menyebabkan banyak
kebingungan bagi mereka. Untuk mengatasi semua itu, perubahan fisik yang mereka alami
kadang-kadang menyebabkan mereka stres dan kecemasan. Kebanyakan masalah remaja tumbuh
dari kebingungan dan stress.
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak
seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini
dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu penting bagi remaja untuk
mempelajari perubahan yang terjadi pada setiap tahap kehidupan remaja agar mampu
menerima perubahan- perubahan yang terjadi pada tahap kehidupannya.
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya
: Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :
A. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami
masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan
akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
B. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi
dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini
memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
C. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat
dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta
keinginan akan kebebasan.
D. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha
untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
E. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit
diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua
menjadi takut.
F. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan
dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana
yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
G. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam
usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa
mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa
perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
A. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks.
• Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
• Terjadinya haid pada remaja perempuan (menarche)
Remaja Perempuan
• Pinggul melebar
• Pertumbuhan rahim dan vagina
• Payudara membesar
• Tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan (pubis)
Seragam Pramuka
Keterangan :
Tanda Jabatan
Harga
Gugusdepan 05.565-05.566
Pangkalan SMPN 27
Samarinda