Laporan Hasil Survei Hutan Alam Primer Dalam Rangka Verifikasi Peta Indikatif
Penghentian Pemberian Izin Baru Tahun 2022 atas Areal Tempat Pemrosesan Akhir di
Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur disusun sebagai tindak lanjut atas surat
Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Nomor
S.942/IPSDH/PSDH/PLA.1/7/2022 tanggal 22 Juli 2022 Hal Survei Hutan Alam Primer Dalam
Rangka Verifikasi PIPPIB Untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Nagekeo dan
surat Bupati Nagekeo Nomor Nomor 661/BU-NGK/120/10/2022 perihal Permohonan Survei
Lokasi Hutan Alam Primer (PIPPIB) untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah.
Kegiatan Survei Hutan Alam Primer atas Areal Tempat Pemrosesan Akhir di
Kabupaten Nagekeo dilaksanakan oleh Tim yang terdiri dari unsur Balai Pemantapan
Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV Kupang, Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Program Studi Kehutanan, Universitas Nusa
Cendana sesuai Keputusan Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan
Wilayah XIV Kupang Nomor Nomor: SK. 21/BPKHTL.XIV/SDHTL/PLA.1/12/2022 Tanggal 7
Desember 2022 tentang Pembentukan Tim Survei Hutan Alam Primer Dalam Rangka
Verifikasi Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Terhadap Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Surat Tugas dari
Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV Kupang Nomor
ST. 101/BPKHTL.XIV/PLA.1/12/2022 tanggal 9 Desember 2022.
Pelaksanaan kegiatan Survei Hutan Alam Primer atas Areal Tempat Pemrosesan
Akhir di Kabupaten Nagekeo mempedomani Peraturan Direktur Jenderal Planologi
Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor P.6/PKTL/SETDIT/KUM.1/10/2019 dan Instruksi
Kerja Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV Kupang
Nomor INS. 21/BPKHTL.XIV/ISDHL/PLA.1/12/2022 tanggal 5 Desember 2022 tentang
Survei Hutan Alam Primer Dalam Rangka Verifikasi Peta Indikatif Penghentian Pemberian
Izin Baru Terhadap Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Secara administratif, lokasi sampel pelaksanaan kegiatan Survei Hutan Alam Primer
atas Areal Tempat Pemrosesan Akhir di Kabupaten Nagekeo adalah sebanyak 1 (satu) lokasi
meliputi 8 (delapan) sampel berada di wilayah Aesesa Kabupaten Nagekeo. Seluruh sampel
berada di dalam Kawasan Hutan Lindung (HL) yang merupakan bagian dari DAS Aesesa dan
tidak terdapat Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) maupun perizinan
kehutanan lainnya. Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa Hutan Lahan Kering
Pepaya.
Sesuai penentuan titik sampel oleh Direktorat IPSDH, jumlah sampel sebanyak 8
(delapan) tiUk, dengan rincian sebanyak 5 (lima) sampel merupakan Hutan Lahan Kering
Sekunder dan 3 (tiga) sampel merupakan Tanah Terbuka (Tk). Berdasarkan analisa, lokasi
Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah Kabupaten Nagekeo seluas + 4,87 ha.
Atas banfuan yang diberikan semua pihak dalam penyusunan Laporan Hasil Survei
Hutan Alam Primer Pada Areal Tempat Pemrosesan Akhir di Kabupaten Nagekeo, Provinsi
Nusa Tenggara Timur ini, diucapkan terima kasih.
, M,Si.
^$.,*,,
NIP. 197s0626 200212 1 005
B. Koordinator Pelaksana : Kepala Seksi Sumber Daya Hutan dan Tata Lingkungan
C. Tim Pelaksana :
Halaman
A. Waktu ............................................................................................. 4
B. Lokasi .............................................................................................. 4
C. Pelaksanaan ..................................................................................... 5
A. Persiapan ........................................................................................ 6
B. Metode Survei .................................................................................. 7
LAMPIRAN ........................................................................................................ 14
Halaman
Halaman
Lampiran
1. Surat Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan
Nomor S.942/IPSDH/PSDH/PLA.1/7/2022 tanggal 22 Juli 2022 Hal
Survei Hutan Alam Primer Dalam Rangka Verifikasi PIPPIB Untuk
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Nagekeo. ----------------- L-1
6. Pakta Integritas Tim Pelaksana Survei Hutan Alam Primer Areal Tempat
Pemrosesan Akhir di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara
Timur. ------------------------------------------------------------------------------ L-6
10. Dokumentasi Hasil Survei Hutan Alam Primer pada Areal Tempat
Pemrosesan Akhir di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara
Timur. ------------------------------------------------------------------------------ L-10
11. Citra Resolusi Tinggi pada Areal Tempat Pemrosesan Akhir di Kabupaten
Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. ------------------------------------
L-11
12. Peta Hasil Survei Hutan Alam Primer pada Areal Tempat Pemrosesan
Akhir di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. ------------
L-12
A. Latar Belakang
Tantangan dan dinamika pembangunan hutan dan kehutanan dewasa ini menuntut
upaya untuk perbaikan dan penyempurnaan tata kelola hutan dan lahan gambut. Upaya yang
berkesinambungan untuk menyelamatkan keberadaan hutan alam primer dan lahan gambut
mutlak harus dilakukan sekaligus sebagai langkah penurunan emisi dari deforestasi dan
degradasi hutan, sampai dengan tersedianya kesiapan penataan pengelolaan hutan. Hal
tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penghentian Izin
Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut.
Moratorium penghentian pemberian izin baru di hutan alam primer dan lahan gambut
merupakan langkah penting dalam rangka menyelesaikan berbagai upaya untuk
Kegiatan Survei Hutan Alam Primer pada lokasi Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah
Kabupaten Nagekeo seluas ± 4,87 Ha di Aesesa pada Kawasan Hutan Lindung (HL) Mbay
Maksud kegiatan Survei Hutan Alam Primer adalah melakukan verifikasi terhadap Peta
Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru (PIPPIB) pada lokasi Tempat Pemrosesan Akhir di
wilayah Kabupaten Nagekeo.
Tujuannya adalah mendapat data dan informasi secara faktual di lapangan terhadap
kondisi penutupan lahan pada lokasi Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah Kabupaten
Nagekeo.
C. Sasaran Lokasi
Sasaran lokasi kegiatan Survei Hutan Alam Primer Pada Tempat Pemrosesan Akhir di
wilayah Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu:
2. Lokasi sampel sebanyak 8 (delapan) berada dalam Kawasan Hutan Lindung (HL) Mbay yang
telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui keputusan Nomor
SK.6615/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021 tanggal 27 Oktober 2021.
3. 8 (delapan) lokasi sampel Survei Hutan Alam Primer sebagaimana surat Direktur
Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan melalui surat Nomor
S.942/IPSDH/PSDH/PLA.1/7/2022 tanggal 22 Juli 2022.
A. Waktu
Waktu pelaksanaan Survei Hutan Alam Primer di lapangan pada lokasi Tempat
Pemrosesan Akhir di wilayah Kabupaten Nagekeo dilakukan mulai tanggal 12 Desember 2022
s/d 16 Desember 2022.
B. Lokasi
Secara umum lokasi pelaksanaan survei yang merupakan areal PIPPIB Tahun Tahun
2022 Periode II dengan kriteria PIPPIB Kawasan Hutan Lindung terletak di wilayah Kecamatan
Aesesa pada Kawasan Hutan Lindung (HL) Mbay, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
Lokasi Survei Hutan Alam Primer pada Rencana Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah
Kabupaten Nagekeo disajikan sebagaimana Gambar 2.1. berikut.
Koordinat sampel Survei Hutan Alam Primer pada lokasi Tempat Pemrosesan Akhir di
wilayah Kabupaten Nagekeo disajikan dalam Tabel 2.1. berikut.
2. Pencatatan/Perekaman Data
Pencatatan/Perekaman Data pelaksanaan survei Hutan Alam Primer pada Trase Jalan
Perbatasan dan Pedalaman Kabupaten Malinau meliputi aspek:
a. Wilayah administrasi pemerintahan;
b. Nomor titik sampel;
c. Koordinat lokasi sampel;
d. Penutupan lahan;
e. Kondisi eksisting di lapangan;
f. Foto geotagging titik sampel;
g. Citra satelit resolusi tinggi.
Hasil pencatatan survei terhadap beberapa aspek tersebut selanjutnya dituangkan dalam
Tally Sheet sebagaimana Lampiran Form 6.
A. Persiapan
Tim Pelaksana Survei Hutan Alam Primer areal Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah
Kabupaten Nagekeo wajib membuat dan menandatangani Pakta Integritas sebagaimana
form terlampir.
a. Bahan
❖ Bahan Utama : Instruksi Kerja dari Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan
Tata Lingkungan Wilayah XIV Kupang Nomor INS. 21/BPKHTL.XIV/SDHLTL
/PLA.1/12/2022 tanggal 5 Desember 2022 tentang Survei Hutan Alam Primer Dalam
Rangka Verifikasi Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Terhadap Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur dan
Keputusan Pembentukan Tim Survei Hutan Alam Primer dari Kepala Balai Pemantapan
Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV Kupang Nomor Nomor: SK.
21/BPKHTL.XIV/SDHTL/PLA.1/12/2022 Tanggal 7 Desember 2022 tentang
Pembentukan Tim Survei Hutan Alam Primer Dalam Rangka Verifikasi Peta Indikatif
Penghentian Pemberian Izin Baru Terhadap Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di
Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur.
❖ Bahan Pendukung : Peta RBI skala 1 : 25.000, Peta Kawasan Hutan Provinsi, dan
Peta Perizinan Kehutanan terkini.
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk Survei Hutan Alam Primer dalam rangka Verifikasi Peta
Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru (PIPPIB) atas areal Tempat Pemrosesan
Akhir di Kabupaten Nagekeo, adalah:
❖ Receiver tipe pemetaan (Mapping);
❖ Receiver tipe navigasi;
Peta Kerja Survei Hutan Alam Primer pada areal Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah
Kabupaten Nagekeo dibuat pada skala 1 : 25.000 dengan informasi antara lain penutupan
lahan, batas areal survei, lokasi sampel, fungsi kawasan hutan dan jalur survei. Informasi
lokasi terhadap 8 (delapan) sampel dilengkapi dengan daftar koordinat geografis dan nomor
sampel.
B. Metode Survei
Metode Survei Hutan Alam Primer pada areal Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah Kabupaten
Nagekeo adalah :
2. Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan dilakukan pada lokasi sampel dan sekitarnya terhadap aspek kondisi
penutupan lahan dan kondisi fisik lapangan meliputi bentang lahan dan topografi.
3. Pencatatan/Perekaman Data
Obyek yang diamati dan diukur di lapangan direkam informasinya dalam lembar isian ( tally
sheet) atau dalam piranti rekam elektronik. Hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan
yang dicatat, antara lain :
a. Wilayah administrasi pemerintahan dan pengelolaan hutan;
b. Kondisi fisik lapangan;
c. Nomor titik sampel;
d. Koordinat titik sampel;
e. Koordinat lokasi yang diamati, selain titik sampel (tracking history jika perlu);
f. Jenis tanaman yang dominan dan deskripsi kondisi fisik tanaman;
g. Sketsa lokasi hutan primer yang sudah mengalami perubahan atau adanya aktivitas
manusia;
h. Foto geotagging titik sampel;
A. Hasil
Lokasi Survei Hutan Alam Primer pada areal Tempat Pemrosesan Akhir terletak di wilayah
Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan pengelolaan hutan, lokasi Survei Hutan Alam Primer areal Tempat Pemrosesan
Akhir di wilayah Kabupaten Nagekeo merupakan wilayah pengelolaan UPT KPH Wilayah
Kabupaten Nagekeo pada Kawasan Hutan Lindung (HL) Mbay yang telah ditetapkan oleh
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui keputusan Nomor SK.6615/MENLHK-
PKTL/KUH/PLA.2/10/2021 tanggal 27 Oktober 2021.
Kondisi penutupan lahan lokasi Survei Hutan Alam Primer pada areal Tempat Pemrosesan
Akhir di wilayah Kabupaten Nagekeo pada titik sampel merupakan Hutan Lahan Kering
Sekunder (Hs) dan Tanah terbuka (T).
Berdasarkan pengamatan di lapangan, lokasi Survei Hutan Alam Primer pada areal Tempat
Pemrosesan Akhir di wilayah Kabupaten Nagekeo dan sekitarnya didominasi vegetasi jenis
Asam (Tamarindus indica L.), Lontar (Borassus flabellifer), Gamal (Gliricidia sepium),
Gmelina (Gmelina arborea), Kesambi (Schleichera oleosa), Kukung (Nama Lokal), Lamtoro
(Leucaena leucocephala), Mente (Anacardium occidentale Linn.) dan Pepaya.
Kondisi penutupan lahan pada lokasi sampel survei dan sekitarnya disajikan dalam
Gambar 2.2. berikut.
Kondisi fisik lapangan lokasi sampel Survei Hutan Alam Primer pada areal Tempat
Pemrosesan Akhir di wilayah Kabupaten Nagekeo yang diamati meliputi fisiografi dan
kelerangan lapangan.
❖ Lokasi sampel Survei Hutan Alam Primer pada 8 (delapan) sampel di Kabupaten Nagekeo
merupakan kawasan perbukitan dengan fisiografi datar sampai berbukit.
❖ Kondisi topografi lokasi sampel Survei Hutan Alam Primer pada areal Tempat Pemrosesan
Akhir di wilayah Kabupaten Nagekeo memiliki variasi kelas lereng Datar (0 – 8%) sampai
dengan curam (25 – 45%).
Berdasarkan hasil Survei Hutan Alam Primer Dalam Rangka Verifikasi Peta Indikatif
Penghentian Pemberian Izin Baru pada lokasi Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah Kabupaten
Nagekeo, kemudian dilakukan analisa dengan hasil sebagai berikut:
1. Titik survei pada lokasi Tempat Pemrosesan Akhir sebanyak 8 (delapan) titik pengamatan
di lapangan. Kondisi areal yang dimohon berupa lahan bekas garapan. Secara administrasi
areal yang disurvei berada di Kecamatan Aesesa. Berdasarakan hasil penafsiran citra satelit
resolusi sedang dan tinggi, penutupan lahan di areal tersebut berupa Hutan Lahan Kering
Sekunder (Hs) pada 5 (lima) titik sampel dan Tanah Terbuka (Tk) pada 3 (tiga) titik sampel.
Hasil pengamatan di lapangan pada setiap titik sama dengan hasil penafsiran citra. Pada
titik pengamatan TS02, TS03, TS04, TS07 dan TS08 merupahan hutan lahan kering
sekunder dengan kerpatan vegetasi sedang. Titik pengamatan TS01, TS05 dan TS06
berupa Tanah terbuka (Tk) bekas lahan garapan. Kondisi topografi di lokasi survei
didominasi kelerengan datar (0 – 8%) dan landai (8 – 15%), namun terdapat areal dengan
kelerengan curam (25 – 45%) di sisi Utara pada areal yang dimohon.
2. Hasil pengamatan dan pengukuran koordinat lokasi sampel Survei Hutan Alam Primer pada
areal Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah Kabupaten Nagekeo disajikan dalam Tabel 3.1.
berikut.
Hutan Lahan
TS 02 121° 14' 11,625" 8° 32' 50,140" 25 - 45% (Curam)
Kering Sekunder
Hutan Lahan
TS 03 121° 14' 11,507" 8° 32' 52,739" 0 - 8 % (Datar)
Kering Sekunder
Hutan Lahan
TS 04 121° 14' 7,510" 8° 32' 55,451" 0 - 8 % (Datar)
Kering Sekunder
Hutan Lahan
TS 07 121° 14' 7,500" 8° 32' 50,536" 8 - 15% (Landai)
Kering Sekunder
15 - 25% (Agak Hutan Lahan
TS 08 121° 14' 6,102" 8° 32' 48,870"
Curam) Kering Sekunder
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Survei Hutan Alam Primer Pada areal Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah
Kabupaten Nagekeo dan analisa dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Titik pengamatan sebanyak 8 (delapan) sampel berada dalam Kawasan Hutan Lindung (HL)
Mbay yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan keputusan
Nomor SK.6615/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021 tanggal 27 Oktober 2021.
3. Lokasi sampel Survei Hutan Alam Primer pada areal Tempat Pemrosesan Akhir di wilayah
Kabupaten Nagekeo mempunyai tutupan lahan berupa Hutan Alam Kering Sekunder (Hs)
dengan tingkat kerapatan vegetasi sedang dan Tanah Terbuka (Tk).
4. Berdasarkan Berita Acara Tim Pelaksana Lapangan penutupan lahan pada areal Tempat
Pemrosesan Akhir di wilayah Kabupaten Nagekeo seluas ± 4,87 ha tidak termasuk kelas
Hutan Primer.
B. Saran
Mengingat secara faktual di lapangan penutupan lahan pada areal Tempat Pemrosesan Akhir
di wilayah Kabupaten Nagekeo seluas ± 4,87 ha tidak termasuk kelas Hutan Primer, maka
diusulkan untuk dilakukan revisi terhadap Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru
Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut Periode II Tahun 2022 pada areal dimaksud.
Laporan hasil pelaksanaan Survei Hutan Alam Primer dalam rangka Verifikasi Peta
Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Tahun 2022 pada areal Tempat Pemrosesan Akhir di
wilayah Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dengan proses perubahan Peta PIPPIB Periode II Tahun 2022 pada lokasi dimaksud.
S.nrrit
!
t
I
c. Sesuai hasil penafsiran tersebut di atas, titik sampel dan sebaran lokasi yang akan disuruei
pada areal seluas *4,87 ha adalah sebagai berikut:
primer dalam rangka Verifikasi Peta Indikatif Penghentian Pemberian lzin Baru (PIPPIB);
b. Sehubungan dengan butir a tersebut di atas, Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XIV
Kupang membuat instruksi kerja sebagai dasar pelaksanaan suruei hutan alam primer dengan
mengacu pada hasil telaahan Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan
(Dit. IPSDH);
c. Sebelum penyampaian laporan hasil survei hutan alam primer, untuk dapat dilakukan
pembahasan dengan Dit. IPSDH jika terdapat hasil suruei yang berbecla dengan hasil
penafsiran dari Dit. IPSDH.
Demikian
J
Dem i kian di sam pai kan untuk di pergunakan sebagai mana mestinya'
Margono
199303 2 003
Tembusan:
L.DireKur]en&ralPlandogiKefruEnandanTaEUrgkurEan
z. Drektur Rercana dan penggunaan l(awasan Hutan dan Pembentr.rkan Wilayah Pengelolaan
Hutan
3. Kepala Dnas Lingkungan Hidup dan KehuBnan Provinsi Nusa Tenggara Timur
4. Bupati Nagekeo
I
BUPATI NAGEKI}O
,tl
i'lr :
t',
. i !rr,'irttu )rt,.r,nr(r,'i..i{r.:;i /rlr I't,rnrtttlut!(trt Sttrrtltrt. [)tttltt llttltttt Iil,l lK tli Jakarfa.
e
INSTRUKSI KERJA
Nomor : INS. /BPKHTL.XIV/SDHTL/PLA.1/12/2022
TENTANG
SURVEI HUTAN ALAM PRIMER DALAM RANGKA VERIFIKASI
PETA INDIKATIF PENGHENTIAN PEMBERIAN IZIN BARU (PIPPIB) TERHADAP
TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA)
DI KABUPATEN NAGEKEO PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
I. DASAR PELAKSANAAN
1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-
Undang.
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
3. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penghentian Pemberian Izin Baru dan
Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2018 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Kegiatan Penginderaan Jauh.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan.
6. SNI 7645-1:2014, Klasifikasi Penutupan Lahan – Bagian 1 Skala Kecil dan Menengah.
7. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.3911/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 14 Mei
2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.6615/MENLHK-
PKTL/KUH/PLA.2/10/2020 Tanggal 27 Oktober 2020 Tentang Peta Perkembangan
Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Nusa Tenggara Timur Sampai Dengan Tahun
2020.
9. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.7594/MENLHK-PKTL/
IPSDH/PLA.1/9/2022 tentang Penetapan Peta Indikatif Penghentian Pemberian
Perizinan Berusaha, Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, atau Persetujuan
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Baru pada Hutan Alam Primer dan Lahan
Gambut Tahun 2022 Periode II.
1 |Instruksi Kerja Survei Hutan Alam Primer Tempat Pemrosesan Akhir Kab. Nagekeo, 2022
12. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor
P.6/PKTL/SETDIT/KUM.1/10/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Survei Hutan
Alam Primer Dalam Rangka Verifikasi Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru
(PIPPIB).
II. PERSIAPAN
1. Penyusunan Pakta Integritas
Sebelum pelaksanaan survei lapangan hutan alam primer, ketua dan anggota tim survei
lapangan wajib membuat dan menandatangani pakta integritas.
4. Pemeriksaan Peralatan
Peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan Survei Hutan Alam Primer agar terlebih
dahulu diperiksa kelayakannya sebelum dibawa ke lapangan.
5. Koordinasi
Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
membidangi masalah lingkungan hidup dan kehutanan di Kabupaten atau instansi
pemerintah maupun non pemerintah yang dipandang perlu untuk mendapatkan
informasi yang komprehensif dan spesifik tentang lokasi Sampel, serta bantuan
kedinasan (jika diperlukan).
2 |Instruksi Kerja Survei Hutan Alam Primer Tempat Pemrosesan Akhir Kab. Nagekeo, 2022
III. ORGANISASI PELAKSANA
Kegiatan Survei Hutan Alam Primer dalam rangka Verifikasi Peta Indikatif Penghentian
Pemberian Izin Baru (PIPPIB) terhadap Tempat Pemrosesan Akhir di Kabupaten Nagekeo,
Provinsi Nusa Tenggara Timur akan dilaksanakan oleh Tim terdiri dari unsur Balai
Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV Kupang, Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Fakultas Pertanian, Program
Studi Kehutanan, Universitas Nusa Cendana.
a. Pencarian lokasi sampel dilakukan mengikuti daftar rencana sampel yang telah
disusun dengan memperhatikan aksessibilitas menuju lokasi sampel, selanjutnya
perlu dilakukan pengambilan dan pencatatan data koordinat dengan GPS serta
informasi yang ada disekitarnya, dengan sumber dana pelaksanaan dari Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Nagekeo.
b. Lokasi Sampel
Daftar koordinat titik sampel dan lokasi sebaran yang akan disurvei sesuai dengan
hasil telaahan Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan,
sebagai berikut :
c. Apabila terjadi pemindahan atau pembatalan lokasi sampel, maka lokasi sampel
yang dipindahkan atau dibatalkan harus dicatat dalam Berita Acara Perubahan
Lokasi Sampel Survei.
2. Pengamatan Lapangan
Pengamatan dilakukan terhadap kondisi-kondisi sebagai berikut :
3 |Instruksi Kerja Survei Hutan Alam Primer Tempat Pemrosesan Akhir Kab. Nagekeo, 2022
b. Kondisi Penutupan Lahan
Obyek yang diamati adalah penutupan lahan yang terlihat pada saat survei dan
penutupan lahan yang mengalami perubahan, misalnya pembukaan lahan,
pembalakan, penambangan, kebakaran hutan dan lahan, bencana alam dan lain-
lain. Apabila terdapat perbedaan antara rencana sampel dengan kondisi di lapangan
maka pengamatan dilakukan dengan mengikuti kondisi di lapangan, perubahan
harus dicatat dengan alasan.
c. Kondisi Fisik Lapangan
Kondisi fisik lapangan yang diamati meliputi kondisi topografi/bentang lahan, kondisi
drainase, bentuk lahan dan kelerengan. Pengecekan ini diutamakan pada kelas
penutupan lahan berupa hutan primer pada batas persekutuan atau batas luar. Hasil
pengecekan batas poligon akan digunakan untuk memperbaiki deliniasi penutupan
lahan yang telah dibuat. Seperti contoh pada gambar 2 di bawah ini.
Perlu Survei
Gambar 1. Contoh Hasil dari Citra berupa Kenampakan obyek yang perlu disurvei di tingkat lapangan
3. Pencatatan/Perekaman Data
Obyek yang diamati dan diukur di lapangan direkam informasinya dalam lembar isian
(tally sheet) atau dalam piranti rekam elektronik. Hasil pengamatan dan pengukuran
di lapangan yang dicatat antara lain :
4 |Instruksi Kerja Survei Hutan Alam Primer Tempat Pemrosesan Akhir Kab. Nagekeo, 2022
d. Koordinat titik sampel;
e. Koordinat lokasi yang diamati, selain titik sampel (tracking history jika perlu);
f. Jenis tanaman yang dominan dan deskripsi kondisi fisik tanaman;
g. Sketsa lokasi hutan primer yang sudah mengalami perubahan atau adanya aktivitas
manusia;
h. Foto geotagging titik sampel;
i. Foto geotagging hasil pengamatan adanya aktivitas manusia (jalan, pemukiman,
pertanian);
j. Informasi lain yang tidak dapat diperoleh di citra, antara lain apakah ada bekas
kebakaran, bukaan jalan, penebangan, aktivitas pertanian, aktivitas pertambangan,
waktu terjadinya perubahan penutupan lahan, dan lainnya.
Daftar titik sampel berisi informasi lokasi titik sampel yang dinyatakan dalam
koordinat titik dan kondisi penutupan lahan baik berdasarkan hasil penafsiran
maupun hasil survei lapangan (form terlampir).
5 |Instruksi Kerja Survei Hutan Alam Primer Tempat Pemrosesan Akhir Kab. Nagekeo, 2022
3) Koordinat titik sampel (format shapefile atau geodatabase).
Hasil Pelaksanaan Survei Lapangan Hutan Alam Primer dituangkan dalam Berita Acara
ditandatangani oleh Tim Pelaksana Survei Lapangan Hutan Alam Primer yang terdiri
atas perwakilan dari instansi/lembaga terkait, perwakilan pemohon, diketahui oleh
Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV Kupang
dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Peta Hasil Survei Lapangan Hutan Alam Primer
a. Tata cara penyajian Peta Hasil Survei Lapangan Hutan Alam Primer mempedomani
pada Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor
P.6/PKTL/SETDIT/KUM.1/11/2017 tentang Petunjuk Teknis Penggambaran dan
Penyajian Peta Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
b. Peta Hasil Survei Lapangan Hutan Alam Primer skala 1 : 50.000, yang
mencantumkan panjang dan luas areal, nomor titik sampel, tutupan lahan, garis
bentuk lapangan maupun letak administrasi pemerintahan.
c. Dalam isi Peta Hasil Survei Lapangan Hutan Alam Primer juga dicantumkan
koordinat geografis berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan di lapangan
pada titik sample yang telah ditentukan.
4. Penyusunan Laporan
Format Laporan hasil kegiatan disajikan dengan ketentuan sebagai berikut :
2) Batas pengetikan samping kiri 4 cm, samping kanan 2 cm, batas atas 2 cm dan
bawah 2 cm.
3) Judul bab diketik dengan huruf besar.
c. Format Laporan
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR (ditandatangani oleh Kepala BPKH wilayah setempat sebagai
penanggung jawab kegiatan)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. WAKTU DAN PELAKSANAAN
BAB III. METODE PELAKSANAAN
BAB IV. HASIL DAN ANALISA
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
6 |Instruksi Kerja Survei Hutan Alam Primer Tempat Pemrosesan Akhir Kab. Nagekeo, 2022
BAB VI. PENUTUP
IAMPIRAN
Demikian Instruksi Kerja ini dibuat untuk menjadi acuan dalam Pelaksanaan kegiatan Survei
Hutan Alam Primer pada areal Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Nagekeo,
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ditetapkan di : Kupang
tanggal ; f Desernber ?A2Z
Balai,
, M.Si..
1 97s4626 200212 1 005
z ltnstruki larja Suwei Hutan Alam Primer Tempat Pewrro**n /'J<hir kab. Nagekea, 2t>22
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
TATA LI NGKU NGAN
DI REKTORAT .TETIOTNNI PLANOLOG I KEHUTANAN DAN
BALAIPEMANTAPAIrxnweser'THUTANDANTATALINGKUNGANWILAYAHxIVKUPANG
Alamat : Perintis Kemerdekaan I, Kecamatan Kayu Putih, Kupang
ll.
Telp (0380) 820676, Fax (0380) 833507, anail: bpkhkupang@menlhk.go'id
MEMUTUSKAN
KEDUA TugasTim Survei Hutan Alam Primer dimaksud pada amar KESATU adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan Pencarian Lokasi Sampel
Pencarian lokasi sampel dilakukan mengikuti daftar sampel
sebagaimana disajikan dalam Instruksi Kerja Nomor INS.
2UBPKHTL.XU/ISDHUPIA.L|L2|2022 tanggal 5 Desember 2022
tentang Survei Hutan Alam Primer Dalam Rangka Verifikasi Peta
Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Terhadap Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa
Tenggara Timur menggunakan GPS Navigasi dan mencatat koordinat
hasil pengamatan sampel dan informasiyang ada disekitarnya.
KETIGA Dalam melaksanakan tugas, Tim Survei Hutan Alam Primer wajib bekerja
dengan sungguh-sungguh, cermat, teliti, obyektif dan transparan dengan
mempedomani peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KEEMPAT Jangka waKu pelaksanaan tugas Tim Survei Hutan Alam primer sampai
dengan bulan Desember 2022.
KELIMA Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Tim Survei Hutan Alam
Primer sebagaimana dimaksud pada Amar KEDUA dibebankan pada
Anggaran DIPA Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nagekeo provinsi
Nusa Tenggara Timur,
KEENAM Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya aian diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Kupang
Pada Tanggal :0/ Desember 2022
KEPALA BALAI,
W
Anwar, S.xut., M,si.
NrP. 19750626 200212 1005
Salinan Keputusan
disampaikan kepada yth. :
1. Direktur Inventarisasi dan pemantauan Sumber Daya Hutan
2. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan provinsi Nusa Tenggara
Timur
3. Dekan Fakultas Pertanian, program studi Kehutanan, universitas Nusa cendana
4. Bupati Nagekeo
5. Anggota Tim yang bersangkutan
-5-
Lampiran Keputusan Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Dan Tata LingkungEn Wil. )fi\r' Kupang
NOMOr :SK.L1IBPKHTL.XIV/ISDHUPLA.III2I2O22
Tanggal : Desember 2022
SUSUNAN TIM SURVEI HUTAN ALAM PRIMER DAI-AM RANGKA VERIFIKASI PETA
INDIKATIF PENGHENTIAI{ PETT,IBERIAI{ IZIN BARU ATAS IOI(ASI TEMPAT
PEMROSESAN AKHIR (TpA) DI
KABUPATEN NAGEXEO, pROVIilSI NUSA
TENGGARA TIMUR
A Penanggung Jar,yab lcpah Balai Pemanhpan Kawman Huhn dan Tata Lingkungan
Wilayah XIV Kupang
C. Pelaksana
1. Umbu Deny E. Hawula, S.Hut. (Ketua Tim)
NIP. 19791030 200003 1 003
Surveyor Pemetaan Ahli Muda
Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Hutan
Wilayah XIV Kupang
Ditetapkan di : Kupang
Pada Tanggal , 0f Desember 2022
KEPALA BALAI,
SURATTUGAS
Nomor : Sr.tol iEPKHTL.XN lPtA.tl 1212022
KEPALA BALAI,
Menimbang a. bahwa Bupati Nagekeo memohon pelaksanaan Survei Hutan Alam Primer
pada areal Tempat Pemrosesan Akhir OPA) di Kabupaten Nagekeo.
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu menugaskan staf
teknis Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV
Kupang untuk mengikuti kegiatan dimaksud.
Dasar 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18 Tahun
2022 tanggal 26 Juli 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan.
2. Surat Eupati Nagekeo melalui surat Nomor Nomor 661/BU-
NGKtl2OllOl2O22 tanggal 20 Oktober 2022 tentang Permohonan Survei
(TPA)
Lokasi Hutan Alam Primer (PIPPIB) untuk Tempat Pemrosesan Akhir
Sampah.
IIEMBERI TUGAS
ut., M.Si.
NI t9750626 200212 1 005
Tembusan:
1. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana'
3. Bupati Nagekeo.
FORM 1.
PAKTA INTEGRITAS
Akan melaksanakan suruei lapangan pada areal PIPPIB yang termasuk kriteria hutan alam
primer di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai Peraturan Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor P.6/PKrVSETDIT/KUM .tlt)lz}tg
tanggal 15 Oktober 2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan Survei Hutan Alam primer dalam
rangka verifikasi Peta Indikatif Penghentian pemberian Izin Baru (pIppIB).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini menyatakan dengan sungguh-sungguh
dan sebenar-benarnya :
Demikian Pakta Integritas ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Kupang, 7 Desember2A2Z
PAKTA INTEGRITAS
Akan melaksanakan suruei lapangan pada areal PIPPIB yang termasuk kriteria
hutan alam
primer di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur peraturan
sesuai Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan l\tomor p.6/pKrusETDII/KUM
.ulol2olg
tanggal 15 Oktober 2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan Survei Hutan Alam primer
dalam
rangka verifikasi Peta Indikatif penghentian pemberian Izin Baru (pIppIB).
PAKTA INTEGRITAS
Akan melaksanakan suruei lapangan pada areal PIPPIB yang termasuk kriteria hutan alam
primer di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai peraturan Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor P.6/plfiUSETDf/KUM .ULOlZOtg
tanggal 15 Oktober 2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan Survei Hutan Alam primer dalam
rangka verifikasi Peta Indikatif Penghentian pemberian Izin Baru (pIppIB).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini menyatakan dengan sungguh-sungguh
dan sebenar-benarnya :
Demikian Pakta Integritas ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
tf,.
Pada hari ini, Kamis tanggal 15 (lima belas) bulan Desember tahun 2022 (dua ribu dua puluh
dua) bertempat di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, berdasarkan Surat
Tugas Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV Kupang
Nomor: ST. 101/BPKHTL.XIV/PLA.1/12/2022 tanggal 9 Desember 2022.
Kami yang bertandatangan di bawah ini adalah Tim Pelaksana Survei Lapangan Hutan Alam
Primer yang terdiri atas perwakilan dari Instansi/Lembaga terkait yaitu :
1. Nama : Umbu Deny E. Hawula, S.Hut.
NIP : 19791030 200003 1 003
Instansi : Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV Kupang
2. Nama : Raindras Dwiarsa, S.Hut.
NIP : 19840921 201012 1 004
Instansi : Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV Kupang
3. Nama : Hendra Bulo Palinoan, S.Hut.
NIP : 19790823 201001 1 017
Instansi : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur
4. Nama : Nixon Rammang, S.Hut, M.Si
NIP : 19800920 200604 1 002
Instansi : Universitas Nusa Cendana
Dengan didampingi oleh perwakilan dari pemohon. yaitu :
• Kelengkapan Administrasi
1. Surat Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Nomor:
S.942/IPSDH/PSDH/PLA.1/7/2022 tanggal 22 Juli 2022 perihal Survei Hutan Alam
Primer Dalam Rangka Verifikasi PIPPIB Untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di
Kabupaten Nagekeo.
2. Surat Bupati Nagekeo Nomor 661/BU-NGK/120/10/2022 perihal Permohonan Survei
Lokasi Hutan Alam Primer (PIPPIB) untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah.
3. Surat Surat Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 522./431/DLHK2.3/2022 tanggal 5 Desember 2022 perihal Pengiriman
Nama Tenaga Teknis.
4. Surat Surat Tugas Dekan Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Nomor
3956/UN15.13.1/PP/2022 tanggal 5 Desember 2022 dalam rangka Survei Hutan
Alam Primer Pada Lokasi Rencana Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
di Kabupaten Nagekeo.
5. Keputusan Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah
XIV Kupang Nomor Nomor: SK. 21/BPKHTL.XIV/SDHTL/PLA.1/12/2022 Tanggal 7
Desember 2022 tentang Pembentukan Tim Survei Hutan Alam Primer Dalam Rangka
Verifikasi Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Terhadap Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur.
6. Instruksi Kerja Kelapa Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XIV Kupang
Nomor: INS. 21/BPKHTL.XIV/SDHTL/PLA.1/12/2022 tanggal 5 Desember 2022
tentang Survei Hutan Alam Primer Dalam Rangka Verifikasi Peta Indikatif
Penghentian Pemberian Izin Baru Terhadap Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di
Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur.
• Kelengkapan Teknis
1. GPS Garmin 64S
2. Kompas Suunto
3. Kamera
Lokasi yang disurvei merupakan areal yang dimohon oleh Bupati Nagekeo seluas ± 4,87
hektar, dengan hasil sebagai berikut.
1. Titik 1 (TS01) dengan koordinat 121° 14' 10,748" BT dan 8° 32' 48,272" LS secara
administratif berada di Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Kondisi berupa Tanah Terbuka (Tk) dengan ketinggian 114,5 mdpl dan kelas kelerengan
8 - 15% (Landai). Komposisi vegetasi didominasi oleh Tanaman bawah berupa kerinyu,
rumput gajah serta vegetasi berupa pepaya (sangat jarang).
2. Titik 2 (TS02) dengan koordinat 121° 14' 11,625" BT dan 8° 32' 50,140" LS secara
administratif berada di Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Kondisi berupa Hutan Lahan Kering Sekunder (Hs) dengan ketinggian 115,6 mdpl dan
kelas kelerengan 25 - 45% (Curam). Komposisi vegetasi didominasi oleh Kukun dan
Kesambi (Schleicera oleosa).
3. Titik 3 (TS03) dengan koordinat 121° 14' 11,507" BT dan 8° 32' 52,739" LS secara
administratif berada di Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Kondisi berupa Hutan Lahan Kering Sekunder (Hs) dengan ketinggian 116,9 mdpl dan
kelas kelerengan 0 - 8 % (Datar). Komposisi vegetasi didominasi oleh Lamtoro
(Leucaena leucocephala), Lontar (Borassus flabellifer), Kukun.
4. Titik 4 (TS04) dengan koordinat 121° 14' 7,510" BT dan 8° 32' 55,451" LS secara
administratif berada di Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Kondisi berupa Hutan Lahan Kering Sekunder (Hs) dengan ketinggian 130,1 mdpl dan
kelas kelerengan 0 - 8 % (Datar). Komposisi vegetasi didominasi oleh Kesambi
(Schleicera oleosa), Asam (Tamarindus indica), Kukun, Lamtoro (Leucaena
leucocephala).
5. Titik 5 (TS05) dengan koordinat 121° 14' 9,415" BT dan 8° 32' 54,478" LS secara
administratif berada di Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Kondisi berupa Tanah Terbuka (Tk) dengan ketinggian 127,6 mdpl dan kelas kelerengan
0 - 8 % (Datar). Komposisi vegetasi didominasi oleh Lontar (Borassus flabellifer).
6. Titik 6 (TS06) dengan koordinat 121° 14' 6,672" BT dan 8° 32' 52,941" LS secara
administratif berada di Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Kondisi berupa Tanah Terbuka (Tk) dengan ketinggian 128,8 mdpl dan kelas kelerengan
0 - 8 % (Datar). Komposisi vegetasi didominasi oleh Jambu mente (Anacardium
occidentale).
7. Titik 7 (TS07) dengan koordinat 121° 14' 7,500" BT dan 8° 32' 50,536" LS secara
administratif berada di Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Kondisi berupa Hutan Lahan Kering Sekunder (Hs) dengan ketinggian 127,7 mdpl dan
kelas kelerengan 8 - 15% (Landai). Komposisi vegetasi didominasi oleh Asam
(Tamarindus indica), Lamtoro (Leucaena leucocephala), Gmelina (Gmelina arborea).
8. Titik 8 (TS08) dengan koordinat 121° 14' 6,102" BT dan 8° 32' 48,870" LS secara
administratif berada di Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Kondisi berupa Hutan Lahan Kering Sekunder (Hs) dengan ketinggian 126,1 mdpl dan
kelas kelerengan 15 - 25% (Agak Curam). Komposisi vegetasi didominasi oleh Lamtoro
(Leucaena leucocephala), Gamal (Gliricidia sepium), Kukun.
C. Berdasarkan hasil survei lapangan tersebut diatas, dapat kami sampaikan bahwa Kawasan
hutan yang dimohon merupakan Kawasan Hutan Lindung dengan penutupan lahan di
sebagian besar merupakan hutan lahan kering sekunder (Hs) dan tanah terbuka (Tk) serta
bukan merupakan hutan alam primer.
D. Secara rinci hasil survei akan disusun lebih lanjut dalam bentuk laporan hasil survei hutan
alam primer dalam rangka Verifikasi Peta Indikatif Penghentian Pemberian Perizinan
Berusaha, Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, atau Persetujuan Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan Baru pada Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut (PIPPIB) pada
areal Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Nagekeo.
PENDAMPING
MENGETAHUI,
Rekapitulasi titik sampel pengamatan lapangan disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Cuplikan Citra
Foto Tajuk
Foto Lapangan
Arah Utara Arah Timur
Keterangan:
1. Diisi sedetil mungkin yang diketahui, paling tidak sampai level kecamatan
2. Diisi informasi berdasarkan pengamatan lapangan,,bukan berdasarkan kelas penutupan
lahan pada citra
3. Diisi sedetil mungkin berdasarkan informasi lapangan hal-hal penting untuk dicatat, atau
belum tercantum dalam tally sheet atau sulit diidentifikasikan dari citra penginderaan jauh
4. Disertai keterangan tambahan yang diperlukan
5. Diambil pada lokasi yang menggambarkan kondisi tajuk pada plot lapangan
Form 6
Cuplikan Citra
Foto Tajuk
Foto Lapangan
Arah Utara Arah Timur
Keterangan:
1. Diisi sedetil mungkin yang diketahui, paling tidak sampai level kecamatan
2. Diisi informasi berdasarkan pengamatan lapangan,,bukan berdasarkan kelas penutupan
lahan pada citra
3. Diisi sedetil mungkin berdasarkan informasi lapangan hal-hal penting untuk dicatat, atau
belum tercantum dalam tally sheet atau sulit diidentifikasikan dari citra penginderaan jauh
4. Disertai keterangan tambahan yang diperlukan
5. Diambil pada lokasi yang menggambarkan kondisi tajuk pada plot lapangan
Form 6
Cuplikan Citra
Foto Tajuk
Foto Lapangan
Arah Utara Arah Timur
Keterangan:
1. Diisi sedetil mungkin yang diketahui, paling tidak sampai level kecamatan
2. Diisi informasi berdasarkan pengamatan lapangan,,bukan berdasarkan kelas penutupan
lahan pada citra
3. Diisi sedetil mungkin berdasarkan informasi lapangan hal-hal penting untuk dicatat, atau
belum tercantum dalam tally sheet atau sulit diidentifikasikan dari citra penginderaan jauh
4. Disertai keterangan tambahan yang diperlukan
5. Diambil pada lokasi yang menggambarkan kondisi tajuk pada plot lapangan
Form 6
Cuplikan Citra
Foto Tajuk
Foto Lapangan
Arah Utara Arah Timur
Keterangan:
1. Diisi sedetil mungkin yang diketahui, paling tidak sampai level kecamatan
2. Diisi informasi berdasarkan pengamatan lapangan,,bukan berdasarkan kelas penutupan
lahan pada citra
3. Diisi sedetil mungkin berdasarkan informasi lapangan hal-hal penting untuk dicatat, atau
belum tercantum dalam tally sheet atau sulit diidentifikasikan dari citra penginderaan jauh
4. Disertai keterangan tambahan yang diperlukan
5. Diambil pada lokasi yang menggambarkan kondisi tajuk pada plot lapangan
Form 6
Cuplikan Citra
Foto Tajuk
Foto Lapangan
Arah Utara Arah Timur
Keterangan:
1. Diisi sedetil mungkin yang diketahui, paling tidak sampai level kecamatan
2. Diisi informasi berdasarkan pengamatan lapangan,,bukan berdasarkan kelas penutupan
lahan pada citra
3. Diisi sedetil mungkin berdasarkan informasi lapangan hal-hal penting untuk dicatat, atau
belum tercantum dalam tally sheet atau sulit diidentifikasikan dari citra penginderaan jauh
4. Disertai keterangan tambahan yang diperlukan
5. Diambil pada lokasi yang menggambarkan kondisi tajuk pada plot lapangan
Form 6
Cuplikan Citra
Foto Tajuk
Foto Lapangan
Arah Utara Arah Timur
Keterangan:
1. Diisi sedetil mungkin yang diketahui, paling tidak sampai level kecamatan
2. Diisi informasi berdasarkan pengamatan lapangan,,bukan berdasarkan kelas penutupan
lahan pada citra
3. Diisi sedetil mungkin berdasarkan informasi lapangan hal-hal penting untuk dicatat, atau
belum tercantum dalam tally sheet atau sulit diidentifikasikan dari citra penginderaan jauh
4. Disertai keterangan tambahan yang diperlukan
5. Diambil pada lokasi yang menggambarkan kondisi tajuk pada plot lapangan
Form 6
Cuplikan Citra
Foto Tajuk
Foto Lapangan
Arah Utara Arah Timur
Keterangan:
1. Diisi sedetil mungkin yang diketahui, paling tidak sampai level kecamatan
2. Diisi informasi berdasarkan pengamatan lapangan,,bukan berdasarkan kelas penutupan
lahan pada citra
3. Diisi sedetil mungkin berdasarkan informasi lapangan hal-hal penting untuk dicatat, atau
belum tercantum dalam tally sheet atau sulit diidentifikasikan dari citra penginderaan jauh
4. Disertai keterangan tambahan yang diperlukan
5. Diambil pada lokasi yang menggambarkan kondisi tajuk pada plot lapangan
Form 6
LEMBAR ISIAN HASIL SURVEY
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA)
Cuplikan Citra
Foto Tajuk
Foto Lapangan
Arah Utara Arah Timur
Keterangan:
1. Diisi sedetil mungkin yang diketahui, paling tidak sampai level kecamatan
2. Diisi informasi berdasarkan pengamatan lapangan,,bukan berdasarkan kelas penutupan
lahan pada citra
3. Diisi sedetil mungkin berdasarkan informasi lapangan hal-hal penting untuk dicatat, atau
belum tercantum dalam tally sheet atau sulit diidentifikasikan dari citra penginderaan jauh
4. Disertai keterangan tambahan yang diperlukan
5. Diambil pada lokasi yang menggambarkan kondisi tajuk pada plot lapangan