Anda di halaman 1dari 94

UPAYA GURU DALAM PENANGANAN SISWA PASIF

PADA PEMBELAJARAN DI MI AL-ISLAMIYAH


BANGKAR MUARA UYA

Skripsi

OLEH:

AMALIA WIDARI

NIIRM: 19.11.20.0112.00486

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN (STIQ) AMUNTAI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

TAHUN 2023
UPAYA GURU DALAM PENANGANAN SISWA PASIF
PADA PEMBELAJARAN DI MI AL-ISLAMIYAH
BANGKAR MUARA UYA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari tugas-tugas

dan syarat-syarat guna mencapai gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH:

AMALIA WIDARI

NIIRM: 19.11.20.0112.00486

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN (STIQ) AMUNTAI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

TAHUN 2023

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Amalia Widari
NIRM : 19.11.20.0112.00486

Tempat/Tanggal Lahir : Tabalong, 13 Juli 2001

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Upaya


Guru Dalam Penanganan Siswa Pasif Pada Pembelajaran Di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya” adalah benar-benar karya saya, kecuali kutipan yang disebut
sumbernya. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
atau merupakan hasil plagiasi, saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Amuntai, 10 Januari 2023

Yang membuat pernyataan

Amalia Widari

iii
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Semoga karya ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan bagi
keluargaku

Kupersembahkan karya ini untuk

Ibu dan Bapakku Tercinta

Ibu Wahyudah dan Bapak Khairi

Motivator terbesar dalam hidupku

Seluruh Keluarga dan teman-teman yang telah banyak membantu dukungan dan
motivasi

Dosen-dosenku yang tidak kenal lelah memberikan ilmu dan meluangkan


waktunya serta memanjatkan do’a hingga terselesaikan tugas akhir ini

Skripsi ini juga kupersembahkan kepada

Almamater tercinta strata satu

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Amuntai

Semoga menjadi amal jariyah untuk kita semua.

Aamin Ya Rabbal ‘Aalamiin

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt, sholawat dan salam semoga selalu tercurah

keharibaan junjungan Nabi Muhammad Saw., beserta seluruh keluarganya, sahabat

dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Alhamdulillah dengan segala rahmat dan inayah-Nya skripsi yang berjudul

“Upaya Guru Dalam Penanganan Siswa Pasif Pada Pembelajaran Di MI Al-

Islamiyah Bangkar Muara Uya”, sebagai persyaratan untuk mencapai gelar sarjana

dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Sekolah Tinggi Ilmu Al-

Qur’an (STIQ) Amuntai ini telah dapat diselesaikan.

Penulis sangat menyadari, dalam penulisan skripsi ini banyak sekali

menerima bantuan, baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut, terutama kepada:

1. Mu’allim Dr. H. Abdul- Hasib Salim, M.AP, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Amuntai, yang telah menerima dan menyetujui

skripsi ini.

2. Muallim Husin, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Amuntai, yang

telah menerima dan menyetujui skripsi ini.

3. Ibu/Ustadzah Mardiana, M.Pd dan Ibu/Ustadzah Hardiyanti Rahmah,

M.Psi, masing-masing sebagai pembimbing I dan II yang telah banyak

v
memberikan bimbingan dan petunjuk serta koreksi dalam penulisan skripsi

ini sehingga dapat diselesaikan.

4. Ahlal Kamal, S.Pd.I, selaku Biro Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an

(STIQ) Amuntai.

5. Seluruh Dosen dan Staf STIQ Amuntai yang telah memberikan banyak

pengetahuan dan nasehat selama penulis mengikuti perkuliahan di STIQ

Amuntai.

6. Semua staf perpustakaan STIQ Amuntai yang telah memberi dan

membantu penulis dalam mengumpulkan bahan skripsi ini bisa

diselesaikan.

7. Bapak Sahilal Muhtadin, S.H, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-

Islamiyah Bangkar Kecamatan Muara Uya yang telah memberikan izin

untuk mengadakan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah

Bangkar Muara Uya.

8. Guru Wali Kelas VA dan VB, yang telah memberikan waktu, informasi

dan ilmu serta pengalaman kepada penulis dalam mengadakan penelitian.

9. Kedua Orang tua dan keluarga penulis yang selalu mendo’akan,

memotivasi dan memberi semangat kepada penulis selama menjalani

kuliah di STIQ Rakha Amuntai.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan Prodi PGMI Angkatan 2019 yang telah

berbagi ilmu dengan penulis melalui diskusi-diskusi yang intens, baik di-

dalam kelas maupun di luar kelas, dan semua pihak yang telah memberi

vi
bantuan, fasilitas, informasi, meminjamkan buku-buku dan literatur-

literatur yang penulis perlukan, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

Atas bantuan dan dukungan tak ternilai harganya tersebut penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-

tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah Swt. memberi ganjaran berlipat

ganda. Aamiin.

Penulis sadar bahwa untuk menyelesaikan penulisan ini jauh dari kata

sempurna, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi bahasa

maupun sistematika penulisan yang digunakan. Oleh karena itu, penulis berharap

kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran guna memperbaiki di-

masa mendatang.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis

pada khususnya dam pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT, selalu

melindungi kita semua. Aamin.

Amuntai, 10 Januari 2023

Amalia Widari

vii
DAFTAR ISI

Table of Contents
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................ xi
Abstrak ................................................................................................................. xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 7
E. Definisi Operasional..................................................................................... 8
F. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 10
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 16
BAB II ................................................................................................................... 18
KERANGKA TEORITIS ..................................................................................... 18
A. Upaya Guru ................................................................................................ 18
B. Siswa Pasif Dalam Pembelajaran ............................................................... 23
C. Bentuk Gejala Siswa Pasif Dalam Pembelajaran ....................................... 24
D. Karakteristik Siswa Pasif Dalam Pembelajaran ......................................... 26
E. Faktor Penyebab Siswa Pasif Pada Pembelajaran ...................................... 27
F. Upaya Guru Dalam Penanganan Siswa Pasif Pada Pembelajaran ............. 31
BAB III ................................................................................................................. 38
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 38
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................. 38
B. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 39
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 39
D. Data dan Sumber Data ............................................................................... 40

viii
E. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................................... 42
F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 44
G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................................ 46
BAB IV ................................................................................................................. 48
LAPORAN HASIL PENELITIAN ....................................................................... 48
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 48
B. Penyajian Data ........................................................................................... 53
C. Analisis Data .............................................................................................. 60
BAB V................................................................................................................... 69
PENUTUP ............................................................................................................. 69
A. Kesimpulan ................................................................................................ 69
B. Saran-Saran ................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 72

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data Guru dan Tenaga Pendidikan ...................................................... 50


Tabel 4. 2 Keadan Siswa-Siswi............................................................................. 52
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran ................................... 53
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya ........................................... 53

x
PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama


‫ا‬ Alif Tidak Tidak dilambangkan
dilambangkan
‫ب‬ Ba B -
‫ت‬ Ta T -
‫ث‬ Tsa Ts s (dengan titik di atas)
‫ج‬ Jim J -
‫ح‬ Ha Ḫa h (dengan titik di bawah)
‫خ‬ Kha KH -
‫د‬ Dal D -
‫ذ‬ DZal Dzal z (dengan titik di atas)
‫ر‬ Ra R -
‫ز‬ Za Z -
‫س‬ Sin S -
‫ش‬ Syin SY -
‫ص‬ Shad Sh s (dengan titik di bawah)
‫ض‬ Dhad Dh d (dengan titik di bawah)
‫ط‬ Tha Th t (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ Dza Zh z (dengan titik di bawah)
‫ع‬ ‘Ain ‘ koma terbalik ke atas
‫غ‬ Gain G -
‫ف‬ Fa F -
‫ق‬ Qaf Q -
‫ك‬ Kaf K -
‫ل‬ Lam L -
‫م‬ Mim M -

xi
‫ن‬ Nun N -
‫و‬ Waw W -
‫ه‬ Ha H Apostrof
‫ء‬ Hamzah ʼ -
‫ي‬ Ya’ Y -

B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap termasuk tanda Syaddah, ditulis rangkap.
Contoh:
Ditulis Sayyarah

C. Ta’ Marbuthah di Akhir Kata


1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah
terserap menjadi Bahasa Indonesia, seperti salat, zalat, dan sebagainya.
Contoh: ‫ جماعة‬di tulis jama’ah
2. Bila tidak dimatikan ditulis t.
Contoh: ‫ كرمة االولياء‬ditulis karamtul-auliya’ atau karamat al-auliya
D. Vokal Pendek
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i dan dammah ditulis u.
E. Vokal Panjang
A panjang ditulis a, i panjang i dan u panjang ditulis u masing-masing
dengan tanda penghubung (-) diatasnya.
Contoh:
‫ كتابة‬ditulis Kitabah
‫ داليل‬ditulis Dalil
‫ كوب‬ditulis Kub
F. Vokal Rangkap
1. Fathah + ya’ mati ditulis ai
Contoh: ‫ بينكم‬ditulis bainakum
2. Fathah + wawu mati ditulis au
Contoh: ‫ قول‬ditulis qaul

xii
G. Vokal-Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan
dengan Apostrof ()
Contoh:
‫ أأنتم‬ditulis a’antum
‫ مؤنث‬ditulismu’annats
H. Kata Sandang Alif +Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyah
Contoh: ‫ القران‬ditulis Al-Qur’an
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis denga menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf 1 (el)-nya.
Contoh: ‫ السماء‬ditulis as-Sama’
I. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.
J. Kata dalam Rangkaian Frase dan Kalimat
1. Ditulis kata per kata
Contoh:
‫ ذو الفروض‬ditulis Dzaw al-furudh
2. Ditulis menurut bunyi Dzaw al-furudh
Contoh:
‫ اهل السنة‬ditulis ahl al-Sunnah

xiii
Abstrak

Amalia Widari: “Upaya Guru Dalam Menangani Siswa Pasif Pada Pembelajaran
Di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya”, dibawah bimbingan Ibu Mardiana,
M.Pd dan Ibu Hardiyanti Rahmah M.Psi. Pada Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an
Amuntai Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Tahun 2023.

Upaya guru adalah usaha yang dilakukan guru sebagai pendidik profesional dalam
mendidik, membimbing, mengarahkan, serta mengevaluasi peserta didik dengan
mengembangkan segala potensi yang ada pada diri peserta didik. Siswa pasif adalah
siswa yang memiliki kemampuan yang cukup, namun mereka malu untuk
mengutarakan apa yang ada di dalam pikiran mereka, siswa yang pasif tidak
percaya diri, apalagi saat pendapat mereka disanggah dan menjadi bahan ejekan
oleh teman kelas atau teman sebaya mereka. Efek yang mungkin akan ditimbulkan
pada saat peserta didik pasif pada proses pembelajaran di ruang kelas jika tidak
ditangani maka peserta didik akan memperlihatkan sikap pendiam serta tidak
mendapatkan pembelajaran yang diharapkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya guru dalam
penanganan siswa pasif pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara
Uya. Yang mana penelitian ini menunjukkan hasil terkait dengan apa saja upaya
guru dalam menangani siswa pasif pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian
adalah guru wali kelas dan siswa pasif di kelas VA dan VB MIS Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data dari
Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
kesimpulan dan verifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru dalam penanganan siswa pasif
pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya yaitu memberikan
perhatian khusus, mengembangkan rasa percaya diri, memberikan pertanyaan dan
memberikan penghargaan.

Kata Kunci: Upaya Guru, Siswa Pasif

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia sangat berperan penting dalam membangun suatu bangsa. Karena itu

diperlukan manusia yang memiliki pengetahuan, kecerdasan, kreatif, dan

bertanggung jawab terhadap pendidikan. Pendidikan mempunyai kontribusi dalam

membangun dan mengembangkan potensi kelangsungan hidup suatu bangsa karena

pendidikan adalah alat untuk memajukan kapasitas atau mutu sumber daya manusia

di negara tersebut.

Kualitas sebuah bangsa dilihat bukan dari berlimpahnya kekayaan alam yang

dimiliki, tetapi terletak pada kualitas manusia yang dimiliki. Sumber daya manusia

yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi

negara yang terdepan sejahtera. Pendidikan merupakan persoalan yang sangat

menarik untuk dibahas, karena pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan,

baik kehidupan perorangan, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Mengingat

sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-

baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh semua orang,

karena pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki oleh setiap

individu untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya.1 Di dalam pendidikan terjadi

1
Uswatun Hasanah, “Strategi Pembelajaran Aktif Untuk Anak Usia Dini,” Insania Vol. 23
No. 2 (Desember 2018): h. 208.

1
proses kegiatan belajar mengajar antara seorang pendidik (guru) dan peserta didik.

Proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas tentu tidak terlepas dari adanya

peran seorang guru, dimana peran seorang guru tidak bisa diganti oleh piranti

elektronik semodern apapun. Hal ini dikarenakan bahwa dalam proses belajar

mengajar di kelas, yang diinginkan adalah bukan hanya menyampaikan bahan

belajar, namun guru tersebut mempunyai peranan sebagai pembimbing, pendidik,

mediator, dan fasilitator. Selain itu, karena urgennya sistem pembelajaran dalam

meningkatkan kemajuan siswa di dalam suatu lembaga pendidikan.2

Guru berperan besar untuk mencapai suatu keberhasilan dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah. Ia juga memiliki peran untuk membantu

mengembangkan potensi siswa dalam mencapai tujuan kehidupan secara optimal.

Semua potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal

jika guru tidak membantunya. Maka guru sangat berperan penting pada setiap

siswa....

Pada proses pembelajaran jika dikatakan berhasil guru dituntun untuk

bertanggung jawab dalam membimbing, mendorong serta memfasilitasi kegiatan

belajar siswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Guru mempunyai tugas

dalam melihat segala hal yang terjadi diruang kelas dalam membantu

perkembangan siswanya. Sehingga jika guru mampu membuat suasana kela

smenjadi hangat dan kondusif maka pembelajaran akan terasa nyaman.

2
Arin Tentren Mawati, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Yayasan Kita Menuliis, 2022), h.
1.

2
Dalam dunia pendidikan banyaknya masalah, salah satunya pada proses

pembelajaran. Dimana peserta didik yang kurang dalam mengembangkan

kemampuan berpikir, oleh sebab itu guru berperan aktif untuk mengembangkan

kemampuan berpikirnya. Salah satunya dalam kegiatan belajar adalah untuk

berubah, berubah menjadi lebih baik. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang

malas menjadi rajin, dan dari yang bodoh menjadi pandai. Maka dari itu, perubahan

di dasari dengan adanya usaha dan kemauan dari hati.3 Perubahan didasari oleh

kemauan dan hati peserta didik itu sendiri guru hanya bertugas membantu dan

mengarahkan kearah yang lebih baik, agar siswa menjadi pribadi yang mulia. Dan

siswa mampu mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan apa yang

diminatinya.

Dalam pembelajaran berlangsung dituntun siswa menjadi aktif pada saat

mengikuti proses belajar mengajar, keaktifan belajar merupakan tindakan atau

aspek-aspek yang dilakukan oleh siswa yang berkaitan dengan pengaruh siswa

dalam pembelajaran di kelas. Menurut Mc Keachie, keaktifan merupakan manusia

belajar yang selalu ingin tahu. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan

secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan. Jadi dapat

dikatakan, keaktifan dalam belajar bagi siswa sangat penting, karena disekolah

sudah menerapkan siswa yang aktif, aktif dalam segi mencari tahu persoalan, aktif

bertanya, dan aktif pada kegiatan di setiap sekolah, disamping siswa yang aktif ada

bimbingan dari guru, guru berperan sebagai motivator kepada peserta didik dan

3
Wina Sanjaya, Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta, 2013), h. 2.

3
guru bertugas mengarahkan, membina, membimbing supaya peserta didik aktif

dalam belajar, salah satunya cara guru yaitu menguasai strategi pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran biasanya ditemukan peserta didik yang pasif

dalam pembelajaran. Pasif disini dalam artian bahwa anak itu kurang aktif dalam

pembelajaran. Untuk mengetahui akar kepasifan anak, pendidik harus mengetahui

secara detail, apa yang menjadi masalahnya sehingga peserta didik tersebut kurang

aktif dalam pembelajaran.4 Biasanya yang menjadi faktor penyebab anak menjadi

pasif dalam pembelajaran itu berasal dari dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri

anak dan faktor dari luar anak. Beberapa kepasifan yang sering terjadi pada siswa

di sekolah, yaitu: kurangnya minat belajar, siswa asik sendiri ketika guru

menyampaikan pembelajaran, kurang memahami materi pembelajaran, siswa tidak

mampu menjawab pertanyaan yang diajukan padanya. Dengan hal ini maka sebagai

seorang pendidik, guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan dan menarik perhatian siswa agar siswa yang pasif tersebut ikut

serta aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan observasi penulis di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya,

masih terdapat siswa yang pasif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan

kurangnya minat siswa dalam belajar, kurang memahami materi pembelajaran,

lambat merespon stimulus dan lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan oleh

insiden atau faktor bawaan siswa mengakibatkan siswa sulit untuk berkonsentrasi.

4
Muhammad Warif, “Strategi Guru Kelas Dalam Menghadapi Peserta Didik yang Malas
Belajar,” Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 4 No.1 (Juni 2019): h.40.

4
Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Nur Asimah dalam

skripsinya yang berjudul “Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi Siswa Yang

Menunjukkan Gejala Pasif Dalam Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan

Persatuan Amal Bakti 6 Medan”, masih banyak terlihat siswa yang pasif dalam

pembelajaran, dikarenakan kurangnya keinginan dan minat siswa dalam belajar,

siswa malu untuk menyampaikan argumentasinya tentang materi yang dipelajari

dan masih banyak lagi. Dari permasalahan tersebut maka seorang guru perlu

mengetahui apa faktor serta upaya dalam menangani kepasifan yang terjadi dan

guru harus menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik perhatian

maupun minat siswa, agar menjadi siswa yang aktif dan tujuan pembelajaran yang

diharapkan akan tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran lembaga pendidikan.

Mengaktifkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah

satu cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang

secara optimal. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengoptimalkan memorinya bekerja secara maksimal dengan bahasanya dan

melakukannya sendiri. Jadi siswa tidak hanya diam mendengarkan materi dari guru

dengan metode ceramah saja.

Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk

mengetahui bagaimana upaya guru dalam menangani siswa pasif dalam

pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul “Upaya Guru Dalam

Penanganan Siswa Pasif Pada Pembelajaran Di MI Al-Islamiyah Bangkar

Muara Uya”

5
B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apa saja bentuk gejala siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah

Bangkar Muara Uya?

2. Apa karakteristik siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah

Bangkar Muara Uya?

3. Apa faktor penyebab siswa menjadi pasif dalam pembelajaran di MI Al-

Islamiyah Bangkar Muara Uya?

4. Bagaimana upaya yang digunakan guru dalam menangani siswa yang pasif

dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

tujuan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan bentuk gejala siswa pasif di MI Al-Islamiyah

Bangkar Muara Uya

2. Untuk mendeskripsikan karakteristik siswa pasif di MI Al-Islamiyah

Bangkar Muara Uya

3. Untuk mendeskripsikan apa faktor penyebab siswa menjadi pasif dalam

pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya

4. Untuk mendeskripsikan bagaimana upaya guru dalam menangani siswa

yang pasif dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya

6
D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik seara teoritis maupun

praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran tentang upaya guru dalam penanganan siswa yang pasif dalam

pembelajaran. Selain itu dapat berguna untuk menambah wawasan bagi

pembaca tentang upaya guru dalam menangani siswa yang pasif dalam

pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti mengenai upaya

guru dalam menangani siswa yang pasif dalam pembelajaran. Penelitian

ini juga dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya.

b) Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan

kualitas pelaksanaan pembelajaran di sekolah, baik itu kualitas sarana-

prasarana, kualitas pendidik, kualitas peserta didik, dan lain sebagainya.

c) Bagi Pendidik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan

dalam menangani siswa yang pasif dalam pembelajaran serta

meningkatkan kompetensi guru sebagai pendidik yang profesional.

7
E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini, berikut peneliti

paparkan batasan-batasan pengertian atau definisi operasional dari upaya guru

dalam penanganan siswa yang pasif dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah

Bangkar Muara Uya.

1. Upaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) upaya diartikan sebagai

usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan.

Upaya juga diartikan sebuah usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,

atau memecahkan persoalan dalam mencari jalan keluar.5

2. Guru

Menurut KBBI, guru yaitu orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,

profesinya) mengajar.6 Guru adalah seseorang yang memberikan fasilitas untuk

proses perpindahan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik.7

Sebagai tenaga pendidik professional, guru memiliki tugas utama yaitu untuk

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan

mengevaluasi peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang

yang memiliki kemampuan professional untuk mendidik, mengajar,

5
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), h. 1250.
6
Dr. Fuad Abdillah, MT, Rekognisi Pembelajaran Lampau Pada Pendidikan Guru
Kejuruan (Jawa Timur: Cerdas Ulet Kreatif, 2020), h. 9.
7
Muhammad Alif Siti Maemunawati, Peran Guru, Orang Tua, Metode dan Media
Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi Covid-19 (Serang: 3M Media Karya Serang, 2020),
h. 7.

8
membimbing, menilai mengevaluasi peserta didik dalam proses pemindahan

ilmu ddari sumber belajar yang tersedia kepada peserta didik.8

3. Siswa Pasif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pasif diartikan sebagai

bersifat menerima saja, tidak giat dan tidak aktif.9 Pasif adalah suatu perbuatan

atau perilaku yang menghindari konflik hingga akan cenderung menyampingkan

perasaan dan pikiran pribadi mereka. Perilaku ini memiliki ciri yaitu mengalah

sehingga cenderung dikuasai oleh rasa takut, cemas, tertekan dan tidak berbuat

apa-apa. Membiarkan sesuatu yang tidak nyaman terjadi begitu saja.

4. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.10

5. MI Al-Islamiyah

MI Al-Islamiyah merupakan salah satu madrasah yang dinaungi oleh

Kementrian Agama (Kemenag) Republik Indonesia yang berada di Desa

8
Mawardi Pitalis, Penelitian Tindakan Kelas, Peneltian Tindakan Sekolah dan Best
Practise (Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media, 2020, t.t.), h. 53-54.
9
Penyusun Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta: Balai Pustaka, t.t.), h.
834.

10
Moh Suardi, Belajar dan Pembelajaran, 1 ed. (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 7.

9
Bangkar Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan

Selatan.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah uraian singkat tentang penelitian yang telah

dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Dari penelitian terdahulu, peneliti belum

menemukan topik yang sama dengan penelitian yang ingin peneliti lakukan. Namun

ada penelitian yang memiliki kemiripan, yaitu:

1. Mutiara Isra Hayati, dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Guru

Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah

Akhlak Di MTsN Dharmasraya”.11 Penenlitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan mengenai upaya guru dalam mengatasi kepasifan siswa

dalam pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya. Jenis

penelitian menggunakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat

deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan siswa yang

menunjukkan gejala pasif di kelas VII karena perubahan perilaku dari anak-

anak menjadi rentan sekolah sangat sulit bagi siswa. Banyak sekali perilaku

kepasifan dalam belajar pada diri siswa yang mana pada saat pembelajaran

berlangsung banyak siswa yang hanya diam saja, ketika guru bertanya

mengenai materi yang diajarkan, kemudian siswa tidak merespon dan

bahkan tidak menjwab pertanyaan dari guru, ketika guru meminta siswa

11
Mutiara Isra Hayati, “Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN Dharmasraya” (Skripsi, Batu Sangkar, IAIN Batu Sangkar).

10
untuk bertanya, siswa hanya diam saja, tidak mau bertanya, ketika

berdiskusi kelompok hanya beberapa siswa yang mengikuti diskusi dengan

kelompoknya sebagian ada yang asik dengan sendirinya. Ada juga peserta

didik yang mengganggu temannya dengan mengajak berbicara pada saat

diskusi berlangsung sehingga temannya tidak fokus untuk belajar. Adapun

upaya guru mengatasi kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran

Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya yaitu: a) memberikan dorongan serta

perhatian khusus kepada siswa yang pasif, b) memberikan motivasi maupun

bimbingan, c) memberikan pertanyaan sesuai kemampuannya, memberikan

kesempatan siswa yang pasif agar tampil di depan kelas, d) menggunakan

strategi maupun metode yang menarik, dan e) menggunakan cara belajar

dengan teman sejawatnya. Sedangkan upaya guru dalam mengatasi

kepasifan siswa dalam membuat tugas yaitu: a) memberikan pertanyaan

yang mudah dipahami, b) menyuruh siswa membuat tugas, jika ada soal

yang kurang paham maka guru berupaya menjelaskan dari penjelasan

materi, akan tetapi tida memberitahu jawaban kepada siswa, c) memberikan

dorongan agar membuat tugas karena tugas tanggung jawab siswa agar

mendapat nilai, tidak sering memberikan tugas kepada siswa, dan

memberikan reward dan punishmant kepada siswa.

Penelitian Mutiara Isra Hayati mempunyai persamaan dengan

penelitian yang dilakukan penulis. Persamaannya terletak pada jenis

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan

keabsahan datanya. Adapun perbedaanya terletak pada subjek penelitian.

11
Subjek penelitian Mutiara Isra Hayati yaitu guru mata pelajaran dan siswa

MTsN Dharmasraya sedangkan subjek penelitian penulis yaitu guru wali

kelas dan siswa pasif di Madrasah Ibtidaiyah.

2. Nur Asimah, dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan

Agama Islam Dalam Mengatasi Siswa Yang Menunjukkan Gejala Pasif

Dalam Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan Persatuan Amal

Bakti 6 Medan”.12 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

mengenai hal yang terkait upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

mengatasi siswa yang menunjukkan gejala pasif dalam pembelajaran di

kelas X Teknik Sepeda Motor Sekolah Menengah Kejuruan Persatuan Amal

Bakti 6 Medan, yang bertujuan untuk menemukan hasil terkait bentuk

kepasifan siswa dalam pembelajaran, faktor penyebab kepasifan siswa serta

upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kepasifan siswa dalam

pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa

yang menunjukkan gejala pasif dalam pembelajaran yang dipengaruhi

beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal diantaranya: siswa tidak

paham dengan yang dipelajari, guru tidak pernah mengajak siswa untuk

berpikir kritis, siswa jarang belajar di rumah, siswa kurang terampil dalam

belajar, siswa minder dengan siswa yang lebih dominan darinya dan siswa

sudah tau hal yang diajarkan oleh guru sehingga meremehkan pembelajaran.

12
Nur Asimah, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Siswa Yang
Menunjukkan Gejala Pasif Dalam Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan Persatuan Amal
Bakti 6 Medan” (Skripsi, Medan, Islam Negeri Sumatera Utara, 2019).

12
Adapun upaya guru mengatasi anak yang menunjukkan gejala pasif ini yaitu

dengan menggunakan strategi Active Learning, memberikan pertanyaan

yang mampu membuat siswa berpikir kritis, memberikan bimbingan serta

motivasi kepada siswa, memberikan pengarahan dan pengawasan,

memberikan kesempatan pada siswa yang pendiam dan siswa yang lemah

dalam memahami materi pembelajaran dan memahamkan materi kepada

setiap siswa dengan cara menghubungkan materi dengan hal yang terjadi

pada masa sekarang ini.

Penelitian Nur Asimah mempunyai persamaan dengan penelitian

yang dilakukan penulis. Persamaannya adalah sama-sama membahas siswa

yang pasif dan cara menanganinya serta menggunakan pendekatan

kualitatif. Adapun perbedaannya, Nur Asimah menggunakan jenis

penelitian deskriptif, sedangkan penulis menggunakan jenis lapangan (Filed

Research).

3. Hardiyanty M, dalam penelitiannya berjudul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kepasifan dan Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran

Matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Balusu”.13 Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Penelitian ini juga dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan siswa ketika

belajar Matematika serta banyaknya siswa di SMPN 1 Balusu yang

kesulitan ketika belajar Matematika di dalam kelas. Hasil penelitian

13
Hardiyanty M, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepasifan dan Kesulitan Siswa
dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Balusu” (Skripsi, Makassar,
Universitas Negeri Makassar, 2017).

13
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa

yaitu, cara guru mengajar yang menonton dan kurang inovatif, siswa yang

malu atau takut untuk bertanya, malas untuk mengerjakan soal-soal, siswa

kurang memahami materi, tidak adanya ketertarikan siswa dalam

pembelajaran Matematika, dan ketika melihat teman yang lebih aktif

membuat siswa yang lain kurang percaya diri. Sedangkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesulitan belajar siswa yang rendah, minat belajar

matematika siswa yang rendah, penjelasan materi dari guru yang kurang

baik, keadaan kelas yang ribut dan panasm dan referensi pembelajaran yang

kurang.

Penelitian Hardiyanty M mempunyai persamaan dengan penelitian

yang dilakukan penulis. Persamaannya terletak pada teknik analisis data.

Adapun perbedaanya terletak pada jenis dan pendekatan penelitian. Dimana

Hardiyanty M menggunakan pendekatan dekriptif, jenis kualitatif.

Sedangkan penulis menggunakan pendekatan kualitatif, jenis lapangan

(Filed Research).

4. Petronela Singeran, dalam penelitiannya berjudul “Analisis Kesalahan

Siswa Pasif Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita”.14

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis kesalahan siswa

pasif dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk cerita pada pokok

bahasan lingkaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan

14
Petronela Singeran, “Analisis Kesalahan Siswa Pasif Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Berbentuk Cerita,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika, dan Statistika
Vol. 1 No. 3 (Desember 2020).

14
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengecekan keabsahan temuan

menggunakan teknik triangulasi metode yaitu dengan dibandingkan hasil

observasi, hasil tes siswa, dan hasil angket. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kesalahan yang dilakukan siswa pasif pada tahap membaca tidak ada

siswa pasif yang melakukan kesalahan, tahap memahami masalah terdapat

8 siswa, tahap transformasi terdapat 8 siswa, tahap keterampilan proses

terdapat 6 siswa dan tahap penulisan jawaban terdapat 9 siswa. Hasil tes dan

angket pada siswa diperoleh pada siswa diperoleh data bahwa penyebab

kesalahan siswa menyelesaikan soal lingkaran karena kurang mampu

memahami yang diketahui dan ditanya, kurang mampu memahami instruksi

soal.

Penelitian Petronela Singeran memiliki persamaan dengan

penelitian yang dilakukan penulis. Persamaanya terletak pada sama-sama

membahas siswa yang pasif pada pembelajaran. Adapun perbedaannya

terletak pada pengecekan keabsahan data. Petronela Singeran menggunakan

triangulasi metode sedangkan penulis menggunakan triangulasi sumber

data.

5. Nur Fajri Fauziah dan Agung Prasetyo Abadi, dalam penelitiannya berjudul

“Implementasi Teknik Latihan Asertif Sebagai Upaya Mengatasi Siswa

Pasif Pada Pembelajaran Matematika”.15 Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan dampak dari penerapan teknik latihan asertif bagi siswa

15
Nur Fajri Fauziah Agung Prasetyo Abadi, “Implementasi Teknik Latihan Asertif Sebagai
Upaya Mengatasi Siswa Pasif Pada Pembelajaran Matematika,” Jurnal Unsika, Vol. 1 No. 1
(November 2019).

15
dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan didalam

penerapan teknik latihan asertif bagi siswa pasif pada pembelajaran

matematika. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dan metode studi

kasus. Hasil dari penelitian ini yaitu teknik latihan asertif yang dilakukan

terhadap siswa pasif dengan cara bermain peran antara peneliti dengan

siswa cukup berhasil dalam mengatasi siswa yang pasif pada pembelajaran

matematika hal ini terliihat pada perubahan-perubahan sikap dari siswa

yang sebelumnya pasif menjadi aktif setelah diberikan penerapan teknik

latihan asertif.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan

penulis. Kesamaannya terletak pada pendekatan kualitatif dan sama-sama

membahas tentang siswa pasif pada pembelajaran. Adapun perbedaannya

dimana, Nur Fajri Fauziah dan Agung Prasetyo Abadi menggunakan

metode studi kasus sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian

lapangan (Filed Research).

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada skripsi ini terdiri dari 5 bagian yaitu:

1. Bab I Pendahuluan, yang berisi latar belakang penelitian, fokus penelitian,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, penelitian

terdahulu dan sistematika penulisan.

16
2. Bab II Kerangka Teoritis, yang berisi tentang teori dari beberapa literatur yang

digunakan sebagai acuan peneliti dalam menganalisis data dari hasil penelitian.

Selain itu pada bab ini terdapat kerangka berpikir yang merupakan kerangka

pembahasan secara keseluruhan.

3. Bab III Metode Penelitian yang berisi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi

penelitian, subjek dan obyek penelitian, data dan sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan data.

4. Bab IV Laporan Hasil Penelitian, yang meliputi gambaran umum lokasi

penelitian, penyajian data dan analisis data.

5. Bab V Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran.

17
BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Upaya Guru

1. Pengertian Upaya Guru


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) upaya diartikan

sebagai usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai

suatu tujuan. Upaya juga diartikan sebuah usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai

suatu maksud, atau memecahkan persoalan dalam mencari jalan keluar.16

Upaya adalah bagian yang dimainkan oleh seseorang atau bagian dari tugas

utama yang harus dilaksanakan.17

Sedangkan Guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagaimana

dijelaskan mujtahid dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Profesi

Guru”, definisi guru adalah orang yang pekerjaan, mata pencaharian, atau

profesinya mengajar. Pengertian guru adalah seorang tenaga pendidik

profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih,

memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.18

Definisi guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk

mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar

16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1250.
17
Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Modern English
Press), h. 1187.
18
Safitri Dewi S.Sos.I, M.Pd.I, Menjadi Guru Yang Profesional (Riau: PT. Indragiri Dot
Com, 2019), h. 5.

18
memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut. Dalam hal ini, guru

tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga pendidikan lainnya dan

bisa menjadi sosok yang diteladani oleh para muridnya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil sebuah

kesimpulan bahwa guru adalah orang yang mempunyai banyak ilmu dan

pengalaman yang mampu merancang, mengelola pembelajaran, dengan tugas

utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal baik ditingkat

sekolah dasar dan pendidikan menengah.

Sedangkan upaya guru adalah usaha yang dilakukan guru sebagai

pendidik profesional dalam mendidik, membimbing, mengarahkan, serta

mengevaluasi peserta didik dengan mengembangkan segala potensi yang ada

pada diri peserta didik.19

2. Tugas Guru

Mengacu pada pengertian guru di atas, seorang pendidik atau guru

memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengajar, mendidik, melatih para

peserta didik agar menjadi individu yang berkualitas, baik dari sisi intelektual

maupun akhlaknya.

Adapun beberapa tugas utama guru adalah sebagai berikut:

19
Muhammad Nur Asmawi Nur Azizah, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Bahasa Arab Peserta Didik Melalui Metode Pemberian Tugas Selama Pandemi Covid 19 Di MA
Al-Ikhwan Topoyo,” Al Bariq: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 3 No. 2 (2022): h. 56.

19
a) Mengajar Peserta Didik

Seorang guru bertanggungjawab untuk mengajarkan suatu ilmu

pengetahuan kepada para murid. Dalam hal ini, fokus utama kegiatan

mengajar adalah dalam hal intelektual sehingga para murid mengetahui

tentng materi dari suatu disiplin ilmu.

b) Mendidik Para Murid

Mendidik murid merupakan hal yang berbeda dengan mengajarkan

suatu ilmu pengetahuan. Salm hal ini, kegiatan mendidik adalah bertujuan

untuk mengubah tingkah laku murid menjadi lebih baik.

Proses mendidik murid merupakan hal yang lebih sulit untuk

dilakukan ketimbang mengajarkan suatu ilmu pengetahuan. Selain itu,

seorang guru harus dapat menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya

sehingga para murid dapat memiliki karakter yang baik sesuai norma dan

nilai yang berlaku di masyarakat.

c) Melatih Peserta Didik

Seorang guru juga memiliki tugas untuk melatih para muridnya agar

memiliki keterampilan dan kecakapan dasar. Bila disekolah umum para

guru melatih murid tentang keterampilan dan kecakapan dasar, maka di

sekolah kejuruan para guru memberikan keterampilan dan kecakapan

lanjutan.

d) Membimbing dan Mengarahkan

Para peserta didik mungkin saja mengalami kebingungan atau

keraguan dalam proses belajar mengajar. Seorang guru bertanggungjawb

20
untuk membimbing dan mengarahkan anakk didiknya agar tetap berada

pada jalur yang tepat, dalam hal ini sesua dengan tujuaan pendidikan.

e) Memberikan Dorongan Pada Murid

Poin terakhir dari tugas seorang guru adalah untuk memberikan

dorongan kepada para muridnya agar berusaha keras untuk lebih maju.

Bentuk dorongan yang diberikan seorang guru kepada muridnya bisa

dengan berbagai cara, misalnya memberikan hadiah.20

Dalam pandangan Al-Ghazali yang dikutip oleh Muhammad- Muntahibun

Nafis, seorang guru mempunyai tugas yang utama yaitu, menyempurnakan,

membersihkan, menyucikan, serta membawa hati manusia untuk mendekatkan

diri (taqarrub) kepada Allah Swt.

Pada dasarnya tujuan utama pendidikan islam adalah untuk mendekatkan

diri kepada Allah Swt, kemudian realisasinya pada kesalehan sosial dalam

masyarakat sekelilingnya. Dari sini dapat dinyatakan bahwa kesuksesan

seorang guru akan dapat terlihat dari keberhasilan aktualisasi perpaduan antara

iman, ilmu, dan amal saleh dari peserta didiknya setelah mengalami sebuah

proses pendidikan.

20
Dewi, Menjadi Guru Yang Profesional, h. 10-12.

21
Selain itu guru juga memiliki tugas penting dalam pendidikan, setelah

memahami apa saja tugas dan tanggung jawab seorang guru, maka kita akan

mengerti apa saja peran guru bagi para muridnya. Adapun peran guru adalah

sebagai berikut:

a) Sebagai pengajar, yaitu orang yang mengajarkan suatu ilmu pengetahuan

kepada para anak didiknya.

b) Sebagai pendidik, yaitu orang yang mendidikan muridnya agar memiliki

tingkah laku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

c) Sebagai pembimbing, yaitu orang yang mengarahkan muridnya agar tetap

berada pada jalur yang tepat sesuai tujuan pendidikan.

d) Sebagai motivator, yaitu orang yang memberikan motivasi dan semangat

kepada muridnya dalam belajar.

e) Sebagai teladan, yaitu orang yang memberikan contoh dan teladan yang

baik kepada murid-muridnya.

f) Sebagai administrator, orang yang mencatat perkembangan para

muridnya.

g) Sebagai evaluator, orang yang melakukan evaluasi terhadap proses

belajar anak didiknya.

h) Sebagai inspirator, orang yang menginspiras para muridnya sehingga

memiliki suatu tujuan di masa depan.21

21
Dewi, h. 20-21.

22
Sebenarnya ada banyak sekali peran seorang guru dalam dunia

pendidikan. Tidak hanya dalam mengajarkan ilmu pengetahuan, guru juga

seringkali menjadi panutan bagi anak didiknya.

Di masyarakat kita penilaian pada seorang guru hanya mengajar saja,

padahal peranan guru bukan hanya sekedar mengajar dengan artian hanya

mentransfer ilmu saja, namun peran seorang guru juga adalah mendidik para

peserta didik menjadi manusia yang mampu menjadi dirinya sendiri dan

berakhlakul karimah.

B. Siswa Pasif Dalam Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pasif diartikan sebagai

bersifat menerima saja, tidak giat dan tidak aktif.22 Pasif adalah suatu perbuatan

atau perilaku yang menghindari konflik hingga akan cenderung menyampingkan

perasaan dan pikiran pribadi mereka. Perilaku ini memiliki ciri yaitu mengalah

sehingga cenderung dikuasai oleh rasa takut, cemas, tertekan, dan tidak berbuat

apa-apa. Membiarkan sesuatu yang tidak nyaman terjadi begitu saja.

Menurut Cheruddin, siswa pasif adalah siswa yang memiliki kemampuan

yang cukup, namun mereka malu untuk mengutarakan apa yang ada di dalam

pikiran mereka, siswa yang pasif tidak percaya diri, apalagi saat pendapat mereka

disanggah dan menjadi bahan ejekan oleh teman kelas atau teman sebaya mereka.23

22
Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 834.
23
Singeran, “Analisis Kesalahan Siswa Pasif Dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Berbentuk Cerita,” h. 173.

23
Siswa yang cenderung pasif dan hanya mendengarkan selama kegiatan

kegiatan pembelajaran harus lebih diperhatikan. Peserta didik pasif bukan berarti

bodoh, akan tetapi sedikit merasa malu atau enggan kepada teman lainnya, rasa

takut jika akan melakukan sebuah kesalahan maka akan ditertawai oleh teman

sekelasnya. Siswa yang menunjukkan sikap pasif pada saat pembelajaran hanya

akan mendapatkan pengalaman belajar tanpa ada rasa ingin tahu dan rasa

ketertarikan terhadap pembelajaran.

Efek yang mungkin akan ditimbulkan pada saat peserta didik pasif pada

proses pembelajaran di ruang kelas jika tidak ditangani maka peserta didik akan

memperlihatkan sikap pendiam serta tidak mendapatkan pembelajaran yang

diharapkan. Begitu pula dengan guru yang tidak mendapatkan umpan balik atas

pembelajaran yang diberikan karena peserta didik yang pasif sama sekali tidak

menjawab ataupun malu bertanya seandainya belum mengerti dengan materi yang

diberikan.

C. Bentuk Gejala Siswa Pasif Dalam Pembelajaran

Menurut Aunurrahman, adapun bentuk gejala siswa pasif yang ditunjukkan

oleh siswa adalah sebagai berikut:24

1) Terdapat siswa yang asik sendiri dan tidak peduli dengan materi yang diajarkan

oleh guru. Pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran siswa asik dengan

hal-hal yang tidak berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan guru. Hal

24
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta), h. 51.

24
tersebut karena kurangnya minat pada materi yang diajarkan oleh guru, atau

kurangnya motivasi siswa dalam mengikut pembelajaran yang berakibat

kepada kepasifan dalam diri siswa.

2) Terdapat siswa yang malu atau minder untuk bertanya. Siswa yang malu untuk

bertanya adalah siswa yang memiliki masalah dengan kecakapan belajar yang

mengakibatkan kurangnya percaya diri pada siswa.

3) Terdapat siswa yang meremehkan pembelajaran. Hal ini terjadi dengan alasan

siswa sudah mengetahui materi yang sedang dipelajarinya atau kemungkinan

siswa tidak berminat terhadap materi yang diajarkan.

4) Terdapat siswa yang tidak mampu untuk menjawab pertanyaan bahkan dua

sampai tiga kali guru bertanya namun tetap tidak bisa menjawab. Hal ini

disebabkan oleh lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan oleh insiden

atau faktor bawaan siswa mengakibatkan siswa sulit untuk berkonsentrasi

dalam menjawab materi pelajaran. Selain itu, masalah tersebut juga

berhubungan dengan kurangnya kemampuan siswa dalam menggali kembali

pesan-pesan yang telah disampaikan oleh guru.

5) Terdapat siswa yang menggangu temannya di ruang kelas. Hal ini disebabkan

pada saat guru menjelaskan materi yang diajarkan, ada siswa yang menggangu

temannya dalam konsentrasi mendengarkan penjelasan guru dengan cara

mengajak berbicara dalam kelas.

6) Terdapat siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal

ini disebabkan kurangnya kebiasaan siswa untuk belajar di rumah serta

kurangnya pengawasan orang tua terkait pendidikan siswa.

25
D. Karakteristik Siswa Pasif Dalam Pembelajaran

Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa

seperti bakat, motivasi dan hasil belajar yang dimilikinya. Dalam mengembangkan

sebuah materi pembelajaran guru harus mengenali karakteristik siswa yang

berhubungan dengan keperluan pengembangan pembelajaran mencakup

pengenalan terhadap minat, bakat dan bahasa siswa.25

Adapun beberapa karakteristik siswa pasif dalam pembelajaran menurut

Mulyadi di dalam bukunya sebagai berikut:

1) Siswa terlihat lamban dalam merespon stimulus, maksudnya lamban dalam

merespon pembelajaran ketika guru memberikan pertanyaan, siswa cenderung

untuk diam atau lamban dalam merespon. Biasanya siswa yang seperti ini

terkadang mengalami gejolak dalam dirinya sendiri atau faktor lain yang pada

akhirnya membuat ia lamban dalam merespon pelajaran.

2) Siswa cenderung banyak diam, dikarenakan siswa tidak paham materi yang

diajarkan oleh guru, atau siswa kurang paham dengan materi yang dijelaskan

guru. Ketika guru memberikan rangsangan kepada peserta didik berupa

pertanyaan mengenai materi yang diajarkan sebagian siswa ada yang

merespon, menjawab pertanyaan dan kebanyakan hanya diam.

3) Acuh tak acuh dan mengabaikan dalam persoalan, maksudnya ketika guru

menjelaskan materi ada yang merespon dalam setiap apa yang dikatakan oleh

guru, tetapi siswa tidak mengabaikan tanggapan dari guru dan ketika guru

25
Abdurahman, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Adobe Flash dapat
Meningkatkan Efektivitas Belajar Siswa (Tangerang: Pascal Books, 2022), h. 11-12.

26
bertanya mengenai materi yang diajarkan siswa tidak ada yang merespon dari

pertanyaan guru, hanya berperilaku diam.

4) Sering merasa cemas, mudah gugup ketika menghadapi orang. Rasa cemas

yang berlebihan akan membuat siswa merasa tertekan dan sukar untuk

mengungkapkan apa yang dirasakan karena takut atau malu jika mengutarakan

hal tersebut. Ditambah lagi perasaan gugup jika bertemu dengan seseorang

maka semakin membuat ia menjadi diam dan kurang berinteraksi dengan

teman-temannya.

5) Cenderung pemalu, tidak mudah bergaul dan suka menyendiri. Siswa yang

seperti ini mudah tersinggung perasaannya. Ia perlu diperhatikan seperti siswa

yang lainnya agar tidak merasa rendah diri dalam bergaul.26

E. Faktor Penyebab Siswa Pasif Pada Pembelajaran

Menangani siswa yang pasif dalam pembelajaran, perlu terlebih dahulu

ditelusuri penyebabnya secara perseorangan. Penyebab munculnya itu ada

kemungkinan datang dari dalam diri sendiri (internal) dan ada kemungkinan datang

dari luar diri sendiri (eksternal). Menurut di dalam bukunya mengatakan bahwa

siswa yang pasif itu dikarenakan beberapa faktor yaitu tidak adanya dorongan untuk

belajar karena siswa kurang minat dengan materi yang diajarkan sehingga susah

26
Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Belajar Terhadap Kesulitan Belajar
Khusus (Yogyakarta: Nuha Litera), h. 114.

27
untuk menerima materi pembelajaran tersebut. Jadi mereka tidak mengerti apa yang

diajarkan dan ditanyakan oleh guru.27

Ada beberapa pendapat mengenai faktor penyebab siswa pasif dalam

pembelajaran sebagai berikut:

Menurut Sue Cowley, faktor yang menyebabkan siswa pasif yaitu 1) siswa tidak

paham dengan materi yang diajarkan, 2) siswa memiliki kesulitan belajar dan sulit

memahami pelajaran, 3) siswa kurang memiliki motivasi untuk belajar, 4) adanya

rasa rendah diri baik dalam individual maupun kelompok, 5) siswa tidak terbiasa

berpikir kritis, mereka menerima apa adanya tentang semua yang ia dengar, baca

dan amati, 6) siswa yang memang tidak belajar di rumah sehingga tak pernah

menemukan masalah, 7) siswa takut kalau pertanyaan yang akan diajukannya malah

membuat malu, siswa tidak bisa mengemukakan permasalahannya, 8) faktor guru

juga menjadi penyebab siswa pasif, metode pembelajaran yang kurang menarik

membuat siswa enggan memperhatikan, 9) lingkungan kelas yang kurang nyaman,

teman-teman yang terlalu berisik membuat siswa tidak leluasa di kelas.28

Adapun menurut Lita Sasmita, faktor penyebab siswa pasif pada pembelajaran

yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Dari Dalam Diri Siswa (Internal)

27
Rais Tsaqif Yahya Al Hakim, Pembelajaran Online Di Tengah Pandemi Covid 19,
Tantangan yang Mendewasakan (Yogyakarta: UAD Press, 2021), h. 404.
28
Sue Cowley, Getting the Buggers to Behave (London: Piatus Books, An Imprint of Little
, Brown Book Group, t.t.), h. 151.

28
a) Minat, minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang
tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan minat
belajar yang rendah.
b) Kecerdasan, anak-anak yang taraf intelegensinya dibawah rata-rata akan
sukar untuk sukses dalam sekolah. Sedangkan anak-anak yang taraf
intelegensinya normal atau tinggi jika saja lingkungan keluarga dan
lingkungan pendidikannya menunjang, maka mereka akan mencapai
keberhasilan didalam hidupnya.
c) Bakat, disamping intelegensi (kecerdasan), bakat memang diakui sebagai

kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih harus

dikembangkan.

d) Motivasi, kuat lemahnya motivasi belajar harus diusahakan, terutama yang

berasal dari dalam diri anak itu sendiri dengan cara senantiaa memikirkan

masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai

cita-cita.29

2. Faktor Dari Luar Diri Siswa (Eksternal)

a) Faktor lingkungan sekolah, lingkungan sekolah yang baik adalah yang

didalamnya dihiasi tanaman/pepohonan yang dipelihara dengan baik.

Panasnya lingkungan dan ruangan kelas membuat daya konsentrasi turun

akibat suhu udara yang panas, daya serap semakin melemah akibat

kelelahan yang tiada terbendung.

b) Faktor sarana dan fasilitas, suatu sekolah yang kekurangan ruangan kelas

sementara jumlah anak didik di dalam kelas lebih banyak akan

29
Lita Sasmita dkk, “Faktor Penyebab Ketidakaktifan Siswa Kelas XI IPS 4 Dalam Proses
Belajar Mengajar Di SMA Negeri 12 Makassar,” Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi, Vol. 01
No. 01 Tahun 2017: h. 8.

29
menemukan banyak masalah. Kegiatan belajar mengajar akan berlangsung

kurang kondusif.

c) Faktor guru, guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan.

Kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya. Kalau hanya ada anak

didik namun tidak ada guru maka tidak akan terjadi proses kegiatan belajar

mengajar disekolah.30

Adapun menurut Salsabila Difany dkk di dalam bukunya faktor yang

membuat siswa pasif adalah sebagai berikut:

1) Faktor dari dalam diri siswa (internal) yaitu tidak ada dorongan untuk

melakukan kegiatan belajar karena kurang adanya minat dengan materi

pembelajaran yang disampaikan sehingga sulit untuk menerima materi

pembelajaran yang diberikan. Kurangnya kemampuan, bakat atau

kemampuan belajar. Kemudian karena siswa yang tidak memiliki rasa

percaya diri maka ia cenderung memilih untuk diam sehingga menjadi

siswa yang pasif.

2) Faktor dari luar diri siswa (eksternal) yaitu siswa yang memiliki masalah

dengan lingkungan sosial, keluarga atau teman sebaya. Siswa menerima

pengalaman negatif yang mempengaruhi perkembangan emosi dan

kemampuan berpikir anak. Lingkungan keluarga merupakan

pengalaman pertama seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya.

Pola mengasuh orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan

30
Sasmita dkk, h. 101.

30
emosi anak. Di lingkungan luar keluarga, seperti di sekolah pendidik

kurang dalam melakukan pendekatan yang sesuai dengan karaktersitik

siswa yang pasif sehingga perkembangan emosi siswa tidak

berkembang.31

F. Upaya Guru Dalam Penanganan Siswa Pasif Pada Pembelajaran

Menangani siswa yang menunjukkan gejala pasif dalam belajar, perlu terlebih

dahulu ditelusuri penyebabnya secara perorangan. Penyebab munculnya gejala ada

kemungkinan datang dari dalam diri sendiri dan datang dari luar diri sendiri. Contoh

masalahnya yang datang dari dalam diri sendiri adalah kurangnya kecakapan atau

kemampuan, baik kecakapan dasar (bakat) maupun pengalaman (hasil) belajar,

kurang berminat dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari sehingga tidak

ada dorongan untuk melakukan kegiatan belajar atau menghadapi kesulitan dalam

mempelajari materi pembelajaran tersebut. Adapun contoh masalah yang datang

dari luar diri sendiri adalah adanya masalah dilingkungan keluarga atau

dilingkungan teman-temannya. Untuk memastikan apa masalah yang sedang

dihadapi dan apa penyebabnya perlu dilakukan pendekatan secara khusus.

Selanjutnya jika telah diketahui inti masalah dan penyebabnya, dapat diberikan

bantuan sehingga siswa yang bersangkutan dapat melakukan kegiatan belajar secara

aktif.

31
Salsabila Difany Dkk, AKU BANGGA MENJADI GURU: PERAN GURU DALAM
PENGUATAAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK (Yogyakarta: UAD Press, 2021), h. 137.

31
Secara umum, pendekatan yang dilakukan guru untuk memberi rangsangan

kepada siswa yang menunjukkan gejala pasif dalam melakukan kegiatan belajar

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menggunakan kata-kata yang dapat mendorong semangat, seperti

mengajukan pertanyaan pancingan, menanyakan apa kesulitan yang

dihadapi, menumbuhkan keyakinan bahwa siswa yang bersangkutan

mampu melakukan apa yang seharusnya dikerjakan dan sebagainya.

2) Mendekati siswa yang bersangkutan, menepuk bahu, mengelus rambut dan

sebagainya yang dilakukan sambil tersenyum.

Adapun menurut Sinar pendekatan yang dilakukan dengan memberikan

sentuhan batin sampai titik peka. Artinya guru harus mampu memerankan diri

untuk mendekati siswanya ibarat sebagai orang tua sekaligus sebagai pendidik

belajarnya. Sentuhan batin untuk meningkatkan gairah belajar ini dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1) Memberikan perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik perhatian

siswanya

2) Guru juga harus mampu mengembangkan rasa percaya untuk belajar bagi

diri siswa

3) Memberikan pertanyaan sebagai stimulus belajar

4) Memberikan penghargaan sebagai penghormatan bagi siswa yang mampu

menjawab pertanyaan tersebut.32

32
Drs. Sinar M.Ag, Peran Pengawas Di Era Global Trobosan Baru Meningkatkan
Profesionalitas Guru (Yogyakarta: Deepublish, 2021), h. 6-7.

32
Menurut Asra di dalam bukunya prinsip cara-cara menanggulangi kepasifan

dalam belajar yaitu guru mengadakan kontak dengan siswa yang bersangkutan,

empati terhadap siswa, dan tidak menunjukkan sikap kepada siswa seakan-akan

mempermasalahkan dirinya. Upaya guru ini memudahkan siswa untuk tidak

berperilaku pasif ketika belajar, sehingga pada dasarnya prinsip pendekatan dari

guru terhadap siswa haruslah atas kemauan guru untuk menuntun siswa agar tidak

berperilaku pasif dan didasari atas kemauan dari dalam diri siswa tersebut untuk

merubah dirinya ke arah yang lebih baik.33

Salsabila Difany juga mengatakan solusi atau usaha yang dilakukan untuk

mengatasi siswa yang pasif di antaranya sebagai berikut:

1) Memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa ketika ia sedang melakukan

suatu kegiatan. Karena dengan termotivasinya seorang siswa menyadarkan

bahwa sebenarnya ia bisa melakukan hal yang selama ini dianggap tidak bisa

dan membuat siswa menjadi lebih percaya diri ketika akkan melakukan sesuatu

2) Menciptakan kondisi belajar seperti memberikan perhatian, kepedulian, kasaih

sayang kepada siswa sehingga siswa merasa lebih diperhatikan

3) Memberikan kesempatan untuk saling berinteraksi antar siswa, seperti

melakukan diskusi. Dengan dilakukannya diskusi siswa mau tidak mau harus

memberikan pendapat terkait materi dengan sesama kelompok. Jadi dari sini

33
Dra. Sumiati Asra, M.Ed, Metode Pembelajaran (Bandung: Wacana Prima CV, 2008),
h. 228.

33
siswa akan terbiasa aktif dalam berpendapat atau memberikan pancingan

kepada siswa agar mau bertanya dan berpendapat.

4) Mengajarkan siswa untuk bersifat asertif. Guru meyakinkan bahwa dengan

bersikap aktif selama pembelajaran sama sekali tidak menjadi masalah, selagi

tidak membuat orang lain rugi maupun tersakiti. Dengan ini siswa menjadi

lebih berani untuk mengutarakan pendapatnya.34

Adapun menurut Mardianto mengatakan upaya mengatasi kepasifan dalam

belajar terutama dalam praktek pembelajaran salah satunya mengadakan kegiatan

bimbingan. Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru terhadap peserta didik, adapun

tujuan dari kegiatan bimbingan ini yaitu pertama memberikan informasi, yaitu

menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan.

Kedua mengarahkan, menuntun suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya dikaitkan

oleh pihak yang mengarahkan.35

Adapun secara umum, upaya guru dalam menangani siswa pasif pada

pembelajaran sebagai berikut:

1) Menumbuhkan minat belajar siswa dengan bimbingan dan motivasi

2) Menggunakan strategi dan metode yang menarik dalam pembelajaran

3) Memberikan pertanyaan yang mampu membuat siswa berpikir kritis agar

memberikan umpan balik kepada guru

34
Difany Dkk, AKU BANGGA MENJADI GURU: PERAN GURU DALAM
PENGUATAAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK, h. 138.
35
Mardianto, Psikologi Pendidikan (Medan: Perdana Publishing, t.t.), h. 219.

34
4) Memberikan pengarahan dan pengawasan kepada seluruh siswa pada saat

proses pembelajaran berlangsung

5) Memberikan kesempatan pada siswa yang pendiam dan siswa yang lemah

dalam memahami materi pembelajaran

6) Memahamkan materi kepada diri setiap siswa dengan cara menghubungkan

materi dengan hal yang terjadi di masa sekarang

7) Memberikn punishment kepada siswa yang mengganggu di ruang kelas

8) Melakukan pendekatan dengan setiap siswa

9) Memanggil orang tua siswa ke sekolah guna mencari solusi atas masalah yang

terjadi pada diri siswa.

Pada dasarnya, peserta didik yang menunjukkan gejala pasif, mereka akan

cenderung mengalami kesulitan dalam belajar. Menurut beberapa ahli upaya guru

dalam mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut:

Menurut Nana mengatakan bahwa dalam menghadapi siswa yang

berkesulitan belajar maka upaya yang dilakukan guru diantaranya:

1) Sering mengulang bahan pelajaran agar siswa dapat lebih memahaminya

2) Penjelasan guru jangan terlalu cepat dan berikan contoh yang konkrit setiap

konsep yang dibahas

3) Menggunakan alat bantu sehingga dapat memperjelas bahan pelajaran yang

diberikan

4) Tugas dan pekerjaan rumah jangan terlalu banyak

35
5) Berikan penghargaan khusus apabila siswa menunjukkan kemampuan

belajarberikan pekerjaan rumah secara teratur.

Menurut Rustiah dan Suryosubroto mengatakan upaya mengatasi siswa

dalam kesulitan belajar adalah sebagai berikut:

1) Membelajarkan siswa yang aktif

2) Mempergunakan banyak metode yang tepat

3) Memberikan motivasi belajar siswa

4) Materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan masyarakat

5) Mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan siswa

6) Mempertimbangkan dalam perbedaan indivisual siswa

7) Selalu membuat perecanaan sebelum mengajar, misalnya dengan membuat

RPP.

Salah satu cara dalam mengatasi siswa yang pasif dalam pembelajaran

adalah dengan mencegah perilaku yang mengganggu. Mencegah perilaku

mengganggu didalam kelas antara lain dengan upaya menciptakan keadaan

yang nyaman, menarik, interaktif bagi siswa belajar sehingga mereka tidak akan

melakukan suatu kegiatan yang mengganggu pembelajaran, namun perhatian

mereka terfokus pada kegiatan belajar. Keadaan kelas yang nyaman perlu

ditunjang dengan membuat dan menyepakatinya peraturan atau tata tertib kelas

secara bersama-sama untuk setiap anggota kelas atau sekolah sehingga mereka

merasa memiliki tanggung jawab terhadap peraturan tersebut. Namun

demikian, jika masih ada siswa yang menunjukkan perilaku yang mengganggu

36
secara serius dan berulang-ulang, maka guru dalam menanganinya harus

profesional, adil, arif, dan biijaksana. Upaya yang bisa dilakukan diantaranya

dengan memberikan hukuman yang mendidik (aduktif) bukan merupakan

tindakan menghukum atau balas dendam.36

36
Asra, M.Ed, Metode Pembelajaran, h. 229.

37
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif

kualitatif adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk suatu

kajian yang bersifat deskriptif. Jenis penelitian ini umumnya dipakai dalam

fenomenologi sosial. Deskriptif kualitatif difokuskan untuk menjawab

pertanyaan penelitian terkait dengan pertanyaan siapa, apa, dimana dan

bagaimana suatu peristiwa atau pengalaman terjadi hingga akhirnya dikaji secara

mendalam untuk menemukan pola-pola yang muncul pada peristiwa tersebut.

Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa deskriptif kualitatif adalah suatu metode

penelitian yang bergerak pada pendekatan kualitatif sederhana dengan alur

induktif. Alur induktif ini maksudnya penelitian deskriptif kualitatif diawali

dengan proses atau peristiwa penjelas yang akhirnya dapat ditarik suatu

generalisasi yang merupakan sebuah kesimpulan dari proses atau peristiwa

tersebut.37

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (Filed

Reseach). Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan suatu fakta atau

37
Wiwin Yuliani, “Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif Bimbingan
dan Konseling,” Quanta, Vol. 2 No. 2 (Mei 2018): h.86-87.

38
peristiwa yang ada di lapangan.38 Sehingga jenis penelitian ini sesuai dengan

fokus penelitian ini tentang strategi guru dalam penanganan siswa pasif pada

pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dapat dijadikan tempat penelitian untuk meneliti

baik berupa wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mengumpulkan data

yang menunjang penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil lokasi penelitian

di MI Al-Islamiyah Bangkar Kec. Muara Uya Kab. Tabalong.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1) Subjek Penelitian

Subjek dalam konsep penelitian merujuk pada responden, informan

yang hendak dimintai informasi atau digali datanya. Menurut Amirin,

subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin

diperoleh keterangan atau orang pada latar penelitian yang di manfaatkan

untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.39

Peneliti menentukan beberapa informan atau subjek penelitian dari

penelitian ini, yaitu guru wali kelas dan siswa pasif di kelas VA dan VB

MIS Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.

2) Objek Penelitian

38
M. Djunaidi Ghony Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif III
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 62.

39
Hakim Prof. Dr. Abdul M.Si, Metodologi Penelitian (Jawa Barat: CV Jejak, 2017), h.
152.

39
Objek adalah apa yang akan diselidiki selama kegiatan penelitian.

Menurut Nyoman Kutha Ratna, objek adalah keseluruhan gejala yang ada

disekitar kehidupan manusia. Apabila dilihat dari sumbernya, objek dalam

penelitian kualitatif disebut situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu:

tempat pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Namun

sebenarnya, lebih lanjut dijelaskan oleh Andi Prastowo dan Sugiyono

bahwa objek penelitian kualitatif juga bukan semata-mata berpatokan pada

situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen di atas, melainkan juga berupa

peritiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan, dan sejenisnya.

Lebih lanjut Supranto memaparkan bahwa objek penelitian adalah

himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang

akan diteliti.40 Peneliti menentukan objek dalam penelitian ini yaitu

mengenai upaya guru wali kelas VA dan VB dalam penanganan siswa yang

pasif dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.

D. Data dan Sumber Data

1) Data

Data merupakan bahan-bahan kasar (rough materials) yang

dikumpulan berupa rekaman, transkip wawancara, catatan, foto, buku,

dokumen, dan artikel surat kabar.41 Data yang akan digali dalam penelitian

40
Prof. Dr. Abdul, h. 156.
41
Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif III, h.108.

40
ini ada dua macam, yaitu data primer (pokok) dan data sekunder

(penunjang).

a. Data Primer (Pokok)

Data primer adalah data atau keterangan yang diperoleh peneliti

secara langsung dari sumbernya.42 Sedangkan data primer menurut

Meysi Arsita merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung dari sumber asli dan tidak melalui perantara, pengumpulannya

dilakukan langsung oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan penilitian. Data bisa diperoleh dari informan peneliti berupa

jawaban-jawaban atas pertanyaan yang peneliti ajukan.43

b. Data Sekunder (Penunjang)

Data sekunder adalah keterangan yang diperoleh dari pihak

kedua, baik berupa orang maupun catatan, seperti buku, laporan,

buliten, dan majalah yang sifatnya dokumentasi.44 Data sekunder

adalah bukti teoritik yang diperoleh melalui studi pustaka, yaitu:

1.Sejarah singkat berdirinya MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya

2.Keadaan struktural MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya

3.Keadaan guru, siswa dan siswi serta sarana prasarana MI Al-

Islamiyah Bangkar Muara Uya

42
Waluya Bagja, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat (Bandung: PT
Setia Depan Kelas XII, 2007), h. 79.
43
Meysi Arsita Muhammad Idris dan Nora Surmilasari, Cerita Rakyat Desa Muara Gula
Lama Sebagai Sumber Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V Sekolah Dasar Neger 9 Ujan
Mas (Jawa Tengah: Lakeisha), h. 18.
44
Bagja, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat, h. 79.

41
2) Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Responden, yaitu guru wali kelas dan siswa pasif di kelas VA dan VB

MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya

b. Informan, yaitu kepala sekolah di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya

c. Dokumen, yaitu catatan tertulis tentang gambaran umum lokasi

penelitian.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Maka disini peneliti menggunakan prosedur pengumpulan data sebagai berikut.

1) Observasi Non Partisipan

Dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang diamati,

tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.45 Peneliti cukup

mengamati dan merekam apa yang sedang berlangsung. Peneliti juga bisa

sambil melakukan pertanyaan-pertanyaan tertentu.

Peneliti mengambil observasi pasif (tanpa ikut terlibat di dalamnya)

agar lebih fokus untuk mengamati apa saja yang dikerjakan oleh narasumber

yang menjadi objek dalam penelitian ini pada saat kegiatan yang di amati

tersebut secara langsung, sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap

dan jelas.

2) Wawancara

45
Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif III, h. 170.

42
Wawancara atau interview adalah suatu cara pengumpulan data

yang dilakukan melalui komunikasi verbal untuk memperoleh informasi

langsung dari sumbernya.46 Ada beberapa jenis wawancara, di antaranya

adalah wawancara tidak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara

tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya.47 Sedangkan wawancara

terstruktur adalah sebaliknya, dimana peneliti telah menyiapkan instrumen

sebagai pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistemtais dan

lengkap sebelum melakukan wawancara.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil dua jenis wawancara,

yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Peneliti

mengambil kedua jenis wawancara ini agar memudahkan penelitian.

Wawancara terstruktur peneliti gunakan untuk pertanyaan-pertanyaan

khusus yang harus di jawab oleh narasumber sesuai dengan instrumen yang

telah peneliti siapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur peneliti

gunakan untuk beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh narasumber

secara lebih detail serta untuk pertanyaan spontan yang mungkin terjadi

pada saat wawancara berlangsung. Dalam hal ini, wawancara dilakukan

dengan guru wali kelas VA dan VB dan beberapa siswa di MI Al-Islamiyah

46
Dr. Drs. Ismail Nurdin Dra. Sri Hartati, M.Si M.Si, Metodologi Penelitian Sosial
(Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019), h. 178.
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D (Bandung: Alfabeta, 2017),
h. 233.

43
Bangkar Muara Uya. Wawancara ini akan dilakukan beberapa kali sesuai

dengan keperluan dengan tujuan memperoleh data secara lengkap.

3) Dokumentasi

Dokumentasi diartikan sebagai upaya untuk mendapatkan data dengan

cara mengumpulkan informasi dari dokumen, arsip, berita dan hal lain yang

dianggap penting serta mendukung terlaksananya penelitian.48 Dokumentasi

yang penulis gunakan nantinya berupa data monografi dari MI Al-Islamiyah

Bangkar Muara Uya dan data-data penting lainnya.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis data dari Miles dan Huberman, yaitu:

1) Pengumpulan Data

Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang diperoleh

dengan menggunakan beberapa teknik, seperti wawancara mendalam

(indeph interview), observasi dan dokumentasi yang diperoleh dari

penelitian.

2) Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemulihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatam tertulis di lapangan.49 Mereduksi data berarti

48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 133.
49
Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” Jurnal Alhadharah, Vol. 17 No. 33 (Juni 2018):
h. 91.

44
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, di cari tema dan polanya.50 Dengan demikian data yang telah di-

reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya

bila diperlukan.

Setiap subjek penelitian yang telah dipilih akan dideskripsikan data-

data yang terkait dengan upaya guru wali kelas VA dan VB dalam

penanganan siswa yang pasif pada pembelajaran melalui observasi ataupun

wawancara.

3) Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks

naratif berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. 51

Penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut. Penyajian data dilakukan untuk mempermudah peneliti untuk

dapat mendeskripsikan data sehingga akan lebih mudah dipahami mengenai

upaya guru wali kelas VA dan VB dalam penanganan siswa yang pasif pada

pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.

50
Sustiyo Wandi dkk, “Pembinaan Prestasi Ekstrakurikuler Olahraga Karang Turi Kota
Semarang,” Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, Vol. 8 No. 2 (Agustus
2013): h. 527-528.

51
Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” h. 94.

45
4) Kesimpulan dan Verifikasi

Adapun yang dimaksud dengan kesimpulan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas atau gelap sehingga

setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,

hipotesis atau teori. Sedangkan verifikasi data adalah usaha untuk mencari,

menguji, mengecek kembali atau memahami makna atau arti, keteraturan,

pola-pola, penjelasan, alur, sebab-akibat, atau preposisi.52 Jadi kesimpulan

dan verifikasi ini berupa deskripsi tentang upaya guru wali kelas VA dan

VB dalam penanganan siswa yang pasif pada pembelajaran di MI Al-

Islamiyah Bangkar Muara Uya.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dilakukan membuktikan kebenaran antara hasil

penelitian dan kenyataan dilapangan. Ada beberapa cara untu mengecek

keabsahan data, salah satunya yaitu triangulasi. Triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data

itu.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber data untuk

mengecek keabsahan data pada penelitian yang telah dilakukan. Triangulasi

sumber data adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari berbagai

52
Wandi dkk, “Pembinaan Prestasi Ekstrakurikuler Olahraga Karang Turi Kota
Semarang,” h. 528.

46
sumber tersebut, nantinya dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang

sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber itu, tidak bisa

dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif. Setelah menghasilkan

kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan sumber-sumber data

tersebut.

Triangulasi data menggunakan teknik membandingkan data hasil kuesioner

dengan hasil wawancara dan triangulasi (membandingkan hasil wawancara dan

kuesioner antar narasumber). Triangulasi sumber data yang diperoleh dari kepala

sekolah, guru di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya dan beberapa peserta

didik.

47
BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya


Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al-Islamiyah Bangkar merupakan
madrasah yang didirikan dan dibangun oleh masyarakat pada Tanggal 15
Juni 1962 yang terletak di Desa Muara Uya Kecamatan Muara Uya
Kabupaten Tabalong. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al-Islamiyah Bangkar
terletak cukup jauh dari Ibu Kota Kabupaten Tabalong yaitu sekitar 50
KM. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al-Islamiyah Bangkar berupaya ikut
serta mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa khususnya bagi warga masyarakat Desa/Kecamatan
Muara Uya dan sekitarnya. Seiring dengan perkembangannya, Madrasah
Ibtidaiyah Swasta Al-Islamiyah Bangkar terus mengalami kenaikan. salah
satunya semakin bertambahnya jumlah siswa.

2. Letak Geografis

Nama Sekolah : MIS Al-Islamiyah Bangkar

Nomor Statistik : 111263090013

Nomor Pokok Sekolah Nasional : 60723107

Status Sekolah : Swasta

Provinsi : Kalimantan Selatan

Otonomi Daerah : Tabalong

Kecamatan : Muara Uya

48
Desa Kelurahan : Muara Uya

Jalan dan Nomor : Jl. Bangkar RT. 07

Kode Pos : 71573

Koordinat : -1.6180097, 115.5207358

Telepon : 081348219368

Email :
mialislamiyahbangkar@yahoo.co.id

Website :-

Penyelenggara Lembaga : Yayasan

Nama Penyelenggara Lembaga : Miftahussa’adah Muara Uya

Status Kelompok Kerja Madrasah (KKM) : Anggota

Komite Lembaga : Sudah Terbentuk

SK PENDIRIAN

SK KEMENKUMHAM : AHU-
O031242ah.01.04.TAHUN 2016

Tanggal : 08 Agustus 2016

SK Izin Operasional : W.O/6/116/8.0-P/87

Tanggal : 16 Februari 1987

LETAK LEMBAGA

Kategori Geografis : Pegunungan

Wilayah : Pedesaan

Potensi Wilayah : Kehutanan/Perkebunan

49
3. Visi dan Misi MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya
a) Visi
Terwujudnya siswa-siswi madrasah yang beriman dan
bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas dan beprestasi di berbagai ilmu
pengetahuan, olah raga dan seni Islami dengan kondisi lingkungan
madrasah yang sehat dan nyaman.
b) Misi
1) Menjadikan madrasah unggulan dalam ilmu, iman dan amal.
2) Mewujudkan generasi cendikiawan muslim berakidah Islamiyah.
3) Mewujudkan generasi penghafal Alquran.
4) Melaksanakan program pengembangan diri siswa secara khusus
untuk mencapai prestasi yang berkualitas dalam pengetahuan, olah
raga, dan seni Islami.
5) Mewujudkan kepedulian warga madrasah untuk menciptakan
lingkungan madrasah yang sehat dan nyaman.

c) Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan MI Al-Islamiyah Bangkar


Muara Uya
Dewan guru dan tenaga kependidikan di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya ini berjumlah 20 orang, dapat dilihat pada tabel
berikut ini:

Tabel 4. 1 Data Guru dan Tenaga Pendidikan

No Nama NIP TTL

1 Sahilal Muhtadin, - Pati, 03 September


S.Hut
2 Mursidah,S.Pd. SD 197905092009012007 Bahaur Kapuas, 09 Mei
1979
3 Hj. Rusidah, S.Ag 197210052007012031 Berangas Barito Kuala, 05
Oktober 1972

50
4 Aulia Azizah, S.Pd. - Muara Uya, 28 Mei 1979
SD
5 Israwiyah, S.Pd, SD - Muara Uya, 17 April 1985
6 Sri Murtini, S.Pd - Jaro, 08 Oktober 1985
7 Misran, S.Pd - Randu, 05 September 1989
8 Diana, S.Pd - Lumbang, 10 Mei 1992
9 Edi Rahman, S.Pd - Kupang Nunding, 22 Juni
1993
10 Firdausiah - Kudus, 17 September 1992
11 Muhammad Rayu - Muang, 01 Januari 1994
Halbi
12 Miati, S.Pd - Uwie, 17 Agustus 1993
13 Muhammad Irmayusi, - Tabalong, 07 April 1995
S.Pd
14 Arbainsyah, S.Pd - Tabalong, 12 Mei 1997
15 Hj. Hapizah, S.Pd - Muara Uya, 26 Desember
1985
16 Hendrayani - Tabalong, 22 Juli 1998
17 Ahmad Hairul Anam - Tabalong, 07 Februari 1995

18 Riya Dhatul Aulia - Tabalong, 16 November


1991
19 Sapura, S.Pd.I - Barabai, 30 Januari 1997

d) Keadaan siswa-siswi di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya


Adapun jumlah siswa keseluruhan di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya berjumlah 319 orang yang terdiri dari 174 orang laki-laki
dan 145 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

51
Tabel 4. 2 Keadan Siswa-Siswi
No Kelas LK PR Jumlah
1 IA 15 12 27
2 IB 14 11 25
3 IIA 14 13 27
4 IIB 15 11 26
5 IIIA 16 9 25
6 IIIB 14 12 26
7 IVA 15 10 25
8 IVB 13 11 24
9 VA 18 14 32
10 VB 20 11 31
11 VIA 10 15 25
12 VIB 10 16 26
Jumlah 174 145 319

e) Sarana dan Prasarana MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sarana adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan,
alat, media. Sedangkkan prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha,
pembangunan, proyek, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
sarana prasarana adalah proses kerjasama pendayagunaan semua sarana
dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Adapun sarana dan
prasarana yang ada di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

52
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran
Jumlah Sarana & Prasarana
No Sarana & Menurut Kondisi Status
Prasarana Baik Rusak Rusak Rusak Kepemilikan
Ringan Sedang Berat
1. Ruang Kelas 12 - - - Milik
Madrasah
2. Ruang Kantor Guru 1 - - - Milik
Madrasah
3. Ruang Tata Usaha 1 - - - Milik
Madrasah
4. Ruang Perpustakaan 1 - - - Milik
Madrasah
5. WC Murid 6 - - - Milik
Madrasah
6. WC Guru 2 - - - Milik
Madrasah
7. Mushola 1 - - - Milik
Madrasah

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya

Jumlah Sarana Prasarana


No Jenis Sarana Menurut Kondisi Status Kepemilikan
Prasarana Baik Rusak

1. Komputer 1 - Milik Madrasah


2. Laptop 10 - Milik Madrasah
3. Printer 1 1 Milik Madrasah
4. Scanner 3 - Milik Madrasah

B. Penyajian Data

Setelah penulis memberikan gambaran umum tentang lokasi penelitian,


maka pada bagian ini peneliti akan menguraikan tentang data hasil riset yang
mana penulis peroleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi terhadap
objek penelitian.

Data yang disajikan dari hasil penelitian dengan menggunakan teknik-


teknik pengumpulan data yang ditetapkan, yaitu observasi, wawancara dan

53
dokumentasi. Penyajian data tentang upaya guru dalam penanganan siswa pasif
pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya akan disajikan
dalam bentuk uraian berdasarkan data-data yang digali dalam penelitian ini, baik
melalui observasi, wawancara, maupun analisis dokumen berdasarkan urutan
masalah dalam penelitian ini.

Untuk teknik obervasi dan wawancara ditunjukkan untuk guru wali kelas
VA dan VB. Observasi dilakukan dengan mengamati langsung bagaimana
strategi yang digunakan guru dalam menangani siswa yang pasif pada
pembelajaran berlangsung.

1. Bentuk Gejala Siswa Pasif dalam Pembelajaran Di MI Al-Islamiyah


Bangkar Muara Uya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, adapun temuan hasil dari
penelitian dengan instrumen wawancara pada informan terkait bentuk
gejala siswa pasif pada kelas VA dan VB dalam pembelajaran di MI Al-
Islamiyah Bangkar Muara Uya.
Melalui hasil wawancara dengan guru wali kelas VA dan VB terkait
dengan bentuk gejala siswa pasif pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya adalah sebagai berikut:
Menurut Bapak Edi Rahman selaku guru wali kelas VA
memaparkan mengenai bentuk gejala siswa pasif dalam pembelajaran
yaitu:
“Siswa yang pasif itu pendiam/pemalu, dia malu berbicara, jadi
harus siswa tersebut ditanyai supaya dia aktif dalam pembelajaran.
Contohnya seperti proses pembelajaran tadi tentang Indahnya Asmaul
Husna (al-muhyi, al-mumit, dan al-ba’is), jadi disaat menjelaskan materi
saya kaitkan penjelasan materi pembelajaran dengan hal yang terjadi di-
masa sekarang, supaya mereka paham dan ada rangsangan. Setelah itu

54
saya menanyakan seputar materi pembelajaran kepada salah satu siswa,
termasuk siswa yang pasif tadi”.53
Adapun menurut Bapak Misran selaku guru wali kelas VB
memaparkan mengenai bentuk gejala siswa pasif dalam pembelajaran
yaitu:
“Siswa yang pasif kurang memahami materi pembelajaran dan
lamban merespon stimulus. Jadi misalnya dalam menjelaskan materi
pembelajaran siswa yang pasif ini paling tidak tiga sampai empat kali
menjelaskannya supaya mereka paham karena siswa pasif ini agak lambat
menangkapnya”.54
Hal ini juga diungkapkan oleh Iskandar selaku siswa kelas VA
terkait dengan bentuk gejala pasif dia mengatakan bahwa:
“Saya malu karena saya merasa lebih tua di kelas ini jadi saya tidak
mudah bergaul dengan teman sekelas saya”55
Adapun juga diungkapkan oleh Ahmad Budiman selaku siswa kelas
VB terkait dengan bentuk gejala pasif dia mengatakan bahwa:
“Saya kurang memahami materi pembelajaran”56
Dari berbagai informan yang diwawancarai sudah jelas bahwa
memang terdapat beberapa kepasifan yang terjadi pada diri siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung. Hal yang serupa juga ditemukan oleh
peneliti pada saat melakukan observasi di ruang kelas.
Pada saat observasi berlangsung bahwa memang terlihat ada
beberapa siswa yang hanya diam saja jika guru menanyakan seputar
materi. Selain siswa diam juga terlihat siswa yang lamban merespon ketika

53
Wawancara dengan Bapak Edi Rahman, Guru Wali Kelas VA di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya, 10 Februari 2023.
54
Wawancara dengan Bapak Misran, Guru Wali Kelas VB di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya, 11 Februari 2023.
55
Wawancara dengan Iskandar, Siswa Kelas VA di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya,
10 Februari 2023.
56
Wawancara dengan Ahmad Budiman, Siswa Kelas VB di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya, 11 Februari 2023.

55
diajukan pertanyaan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh lemahnya daya
berpikir siswa yang disebabkan oleh insiden atau faktor bawaan siswa
mengakibatkan siswa sulit untuk berkonsentrasi dalam menjawab
pertanyaan.
Jadi dapat disimpulkan dari guru wali kelas VA dan VB tersebut
bahwa gejala pasif pada siswa yaitu malu berbicara, kurang memahami
materi pembelajaran dan lamban merespon stimulus.
Dari pendapat beberapa informan di atas maka, dapat disimpulkan
bahwa bentuk-bentuk gejala pasif siswa kelas VA dan VB dalam
pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya, sebagai berikut:
a) Diam dalam belajar
Diam merupakan tidak merespon sama sekali dari apa yang
diajarkan oleh guru. Salah satu faktor diam dalam belajar yaitu anak
yang kurang percaya diri untuk mengargumenkan pendapatnya pada
saat pembelajaran. Contohnya guru memberikan feelback kepada
siswa dan memancing siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru
namun, peserta didik hanya diam dalam belajar, tentunya dilihat dari
keberagaman peserta didik dalam belajar.
Adapun upaya guru mengetahui keberagaman siswa dalam
belajar seperti guru melihat bagaimana gaya peserta didik belajar,
tidak membeda-bedakan siswa, menyesuaikan pertanyaan soal
sesuai dengan kemampuan siswa, selanjutnya meminta siswa untuk
membuat ringkasan dari penjelasan guru terkait materi yang
diajarkan dan belajar dengan teman sejawatnya.
b) Lamban merespon stimulus
Karakter siswa dalam pembelajaran memang sangat bervariasi,
misalnya dalam hal kemampuan untuk memahami pelajaran. Bisa
dipastikan bahwa di dalam suatu kelas biasanya akan di temukan
karakter siswa yang cepat dalam memahami pelajaran namun ada
juga yang lambat dalam memahami pelajaran.

56
Adapun cara guru mengatasi siswa yang lambat memahami
pelajaran yaitu, memahami karaktersitik siswa, menggunakan
metode pembelajaran yang sesuai, memilihkan tempat duduk yang
tepat, memberikan tugas tambahan dan konsultasi dengan orang tua.

2. Karakteristik Siswa Pasif dalam Pembelajaran Di MI Al-Islamiyah


Bangkar Muara Uya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, adapun temuan hasil dari
penelitian dengan instrumen wawancara dengan informan terkait dengan
karakteristik siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya.
Melalui hasil wawancara dengan guru wali kelas VA dan VB terkait
dengan karakteristik siswa pasif di MI Al-Islamiyah Muara Uya.
Bapak Edi Rahman selaku guru wali kelas VA memaparkan terkait
karakteristik siswa pasif dalam pembelajaran sebagai berikut:
“Siswa tersebut banyak diam, lamban merespon stimulus, pemalu,
kurang bertanya, kurang interaksi terhadap teman maupun guru dan tidak
mudah bergaul. Ketika proses pembelajaran berlangsung siswa yang pasif
tadi hanya diam dan hanya mendengarkan apa yang saya sampaikan”.57
Adapun menurut Bapak Misran selaku guru wali kelas VB
memaparkan terkait karakteristik siswa pasif dalam pembelajaran sebagai
berikut:
“Siswa yang pasif itu tidak mudah bergaul dengan teman sekitarnya,
lamban merespon stimulus, kurang aktif dalam pembelajaran, akan tetapi
dari segi bakat mereka memiliki kemampuan yang baik”.58
Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa pasif dalam
pembelajaran adalah hanya diam pada saat proses pembelajaran

57
Bapak Edi Rahman, Guru Wali Kelas VA di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
58
Bapak Misran, Guru Wali Kelas VB di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.

57
berlangsung, kurang interaksi terhadap orang sekitar, lamban merespon
stimulus, dan hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.

3. Faktor Penyebab Siswa Pasif Pada Pembelajaran Di MI Al-Islamiyah


Bangkar Muara Uya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, adapun temuan
hasil dari penelitian dengan instrumen wawancara dengan informan terkait
dengan faktor-faktor penyebab siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-
Islamiyah Bangkar Muara Uya.
Melalui hasil wawancara dengan guru wali kelas VA dan VB terkait
dengan faktor-faktor yang menyebabkan kepasifan siswa dalam
pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Uya. Adapun hasil wawancara
dengan guru wali kelas VA adalah sebagai berikut:
Bapak Edi Rahman selaku guru wali kelas VA beliau memaparkan
terkait faktor-faktor yang menyebabkan siswa pasif dalam pembelajaran
yaitu:
“Yang saya ketahui faktor penyebab siswa pasif dalam pembelajaran
itu ada dua, yaitu: faktor dari dalam dirinya sendiri dan faktor dari luar
dirinya sendiri. Contoh faktor dari dalam dirinya sendiri itu kurangnya
memahami pembelajaran, faktor usia yang lebih tua dari temannya jadi
siswa tersebut merasa malu, dan kurangnya minat dalam pembelajaran.
Kemudian faktor dari luar dirinya itu seperti bagaimana lingkungan
belajarnya di sekolah maupun di rumah”.59
Adapun menurut Bapak Misran selaku guru wali kelas VB beliau
mengatakan terkait faktor-faktor yang menyebabkan siswa pasif dalam
pembelajaran yaitu:

59
Bapak Edi Rahman, Guru Wali Kelas VA di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.

58
“Faktornya itu beda-beda setiap orang, ada yang keterbelakangan,
tidak bisa membaca, ditinggal orang tua sejak kecil (meninggal), kurang
kasih sayang dan bimbingan oleh orang tuanya dari sejak kecil”60
Dari beberapa pendapat informan tersebut dapat disimpulkan bahwa
faktor yang menyebabkan siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-
Islamiyah Bangkar Muara Uya itu ada dua faktor yaitu faktor internal yang
berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar
diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu kurangnya minat
dalam pembelajaran, kurang memahami materi pembelajaran, tidak bisa
membaca, siswa yang keterbelakangan dan faktor usianya yang lebih tua
dari temannya. Adapun faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor
kesehatan fisiknya dan lingkungannya di sekolah maupun di rumah.

4. Upaya Guru Dalam Penanganan Siswa Pasif Pada Pembelajaran Di


MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada
guru wali kelas VA dan VB terkait upaya guru dalam penanganan siswa
pasif pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.

Bapak Edi Rahman selaku guru wali kelas VA memaparkan tentang


upaya menangani siswa pasif dalam pembelajaran, sebagai berikut:

“Cara menanganinya dengan memberikan perhatian khusus,


memotivasi dia belajar, mengajak dia berbicara, membangkitkan rasa
percaya diri dan memahamkan materi kepada diri setiap siswa dengan cara
menghubungkan materi dengan hal yang terjadi di masa sekarang”.61

Adapun menurut Bapak Misran selaku guru wali kelas VB


memaparkan tentang upaya menangani siswa pasif dalam pembelajaran,
sebagai berikut:

60
Bapak Misran, Guru Wali Kelas VB di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
61
Bapak Edi Rahman, Guru Wali Kelas VA di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.

59
“Cara menanganinya otomatis tidak bisa disamakan dengan siswa
yang aktif, jadi siswa yang pasif tadi harus melibatkan langsung supaya
mereka ada rangsangan jadi tidak hanya diam. Misalnya sebelum
memasuki pembelajaran, hendaknya kita menghidupkan suasana kelas
terlebih dahulu baru memasuki pembelajaran agar suasana kelas hidup,
kemudian melibatkan siswa dalam proses pembelajaran jadi siswa itu tidak
hanya membaca dan menulis saja tapi diajak langsung seperti
menyebutkan nama-nama binatang, menjawab soal yang Bapak kasih, jadi
tidak terpaku pada catatan”.62
Jadi dapat dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan guru wali
kelas VA dan VB dalam menangani siswa pasif dalam pembelajaran
adalah memberikan perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik
perhatian siswanya, mengembangkan rasa percaya diri, memberikan
pertanyaan sebagai stimulus belajar, dan memberikan penghargaan
sebagai penghormatan bagi siswa yang mampu menjawab pertanyaan
tersebut.

C. Analisis Data

Hasil penelitian telah dipaparkan oleh peneliti diatas merupakan hasil


berdasarkan dengan lapangan yang dilakukan dengan instrumen, wawancara,
observasi dan dokumentasi. Pada pembahasan ini akan dipaparkan kembali
mengenai, bentuk gejala siswa pasif dalam pembelajaran, karakteristik siswa
pasif dalam pembelajaran, faktor siswa pasif dalam pembelajaran dan upaya
guru menangani siswa pasif dalam pembelajaran.

A. Bentuk Gejala Siswa Pasif Dalam Pembelajaran


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pasif diartikan sebagai
bersifat menerima saja, tidak giat dan tidak aktif.63 Pasif adalah suatu

62
Bapak Misran, Guru Wali Kelas VB di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
63
Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 834.

60
perbuatan atau perilaku yang menghindari konflik hingga akan cenderung
menyampingkan perasaan dan pikiran pribadi mereka.
Hasil wawancara yang diperoleh, sejalan dengan hasil observasi
yang telah peneliti lakukan. Pada saat observasi berlangsung bahwa
memang terlihat ada beberapa siswa yang hanya diam saja jika guru
menanyakan seputar materi. Selain siswa diam juga terlihat siswa yang
lamban merespon ketika diajukan pertanyaan oleh guru.
Hal ini disebabkan oleh lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan
oleh insiden atau faktor bawaan siswa mengakibatkan siswa sulit untuk
berkonsentrasi dalam menjawab pertanyaan.
Adapun bentuk-bentuk gejala siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-
Islamiyah Bangkar Muara Uya, sebagai berikut:
a) Terdapat siswa yang kurang percaya diri ketika belajar. Siswa yang
kurang percaya diri atau malu untuk segala hal terutama dalam hal
bertanya atau menyampaikan argumennya adalah siswa yang memiliki
masalah dengan kecakapan dalam belajar yang mengakibatkan
kurangnya percaya diri pada diri siswa tersebut.
b) Terdapat siswa yang hanya diam saja ketika guru bertanya mengenai
materi yang diajarkan. Hal ini di sebabkan oleh lemahnya daya berpikir
siswa yang disebabkan oleh insiden maupun bawaan dari siswa tersebut
sehingga apabila daya tangkap belajar siswa lemah, maka siswa sulit
berkonsentrasi dan mengelola materi pembelajaran. Selain itu ada
masalah juga terkait dengan kemampuan belajar siswa dalam menggali
kembali pesan-pesan yang telah disampaikan oleh guru. Hal tersebut
berakibat kepada kepasifan siswa.

B. Karakteristik Siswa Pasif Dalam Pembelajaran


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
berbagai instrumen penelitian, didapati adanya kesamaan karakteristik
siswa pasif yang di tunjukkan siswa di kelas VA dan VB di MI Al-Islamiyah

61
Bangkar Muara Uya dengan yang terdapat di dalam teori. Adapun
karakteristik siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya, yaitu sebagai berikut:
a) Siswa lamban dalam merespon stimulus, siswa yang lamban merespon
ketika diajukan pertanyaan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh
lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan oleh insiden atau faktor
bawaan siswa mengakibatkan siswa sulit untuk berkonsentrasi dalam
menjawab pertanyaan.
b) Siswa cenderung banyak diam, hal ini disebabkan siswa tidak paham
dengan materi yang diajarkan oleh guru, atau siswa kurang paham
dengan materi yang dijelaskan guru. Maka ketika guru memberikan
rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan mengenai materi
yang diajarkan sebagian siswa ada yang merespon, menjawab
pertanyaan dan kebanyakan hanya diam.
c) Siswa cenderung pemalu dan tidak mudah bergaul

Beberapa hal tersebut juga sesuai dengan yang dipaparkan dalam kajian
teori yang dikutip dari buku karangan Mulyadi yang mengatakan bahwa
sebagai berikut:

a. Siswa terlihat lamban dalam merespon stimulus, maksudnya lamban

dalam merespon pembelajaran ketika guru memberikan pertanyaan,

siswa cenderung untuk diam atau lamban dalam merespon. Biasanya

siswa yang seperti ini terkadang mengalami gejolak dalam dirinya

sendiri atau faktor lain yang pada akhirnya membuat ia lamban dalam

merespon pelajaran.

b. Siswa cenderung banyak diam, dikarenakan siswa tidak paham materi

yang diajarkan oleh guru, atau siswa kurang paham dengan materi yang

dijelaskan guru. Ketika guru memberikan rangsangan kepada peserta

62
didik berupa pertanyaan mengenai materi yang diajarkan sebagian

siswa ada yang merespon, menjawab pertanyaan dan kebanyakan hanya

diam.

c. Acuh tak acuh dan mengabaikan dalam persoalan, maksudnya ketika

guru menjelaskan materi ada yang merespon dalam setiap apa yang

dikatakan oleh guru, tetapi siswa tidak mengabaikan tanggapan dari

guru dan ketika guru bertanya mengenai materi yang diajarkan siswa

tidak ada yang merespon dari pertanyaan guru, hanya berperilaku diam.

d. Sering merasa cemas, mudah gugup ketika menghadapi orang. Rasa

cemas yang berlebihan akan membuat siswa merasa tertekan dan sukar

untuk mengungkapkan apa yang dirasakan karena takut atau malu jika

mengutarakan hal tersebut. Ditambah lagi perasaan gugup jika bertemu

dengan seseorang maka semakin membuat ia menjadi diam dan kurang

berinteraksi dengan teman-temannya.

e. Cenderung pemalu, tidak mudah bergaul dan suka menyendiri. Siswa

yang seperti ini mudah tersinggung perasaannya. Ia perlu diperhatikan

seperti siswa yang lainnya agar tidak merasa rendah diri dalam

bergaul.64

C. Faktor Penyebab Siswa Pasif Dalam Pembelajaran


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
instrumen penelitian, ditemukan data yang hampir sama antara hasil

64
Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Belajar Terhadap Kesulitan Belajar
Khusus (Yogyakarta: Nuha Litera), h. 114.

63
penelitian mengenai faktor penyebab siswa pasif dalam pembelajaran di MI
Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
Adapun faktor penyebab siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-
Islamiyah Bangkar Muara Uya sebagai berikut:
a) Faktor dari dalam diri siswa (internal)
1) Siswa kurang memahami pembelajaran
2) Kurangnya minat siswa
3) Keterbelakangan siswa
4) Siswa tidak bisa membaca
5) Usianya jauh lebih tua dari siswa lain
b) Faktor dari luar diri siswa (eksternal)
Kesehatan fisik, lingkungannya di sekolah dan lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
siswa dalam belajar. Hal ini meliputi perhatian yang diberikan orang
tua terhadap anaknya dalam mendukung kegiatan belajar di rumah,
kondisi ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak
serta suasana rumah saat siswa belajar.
Menurut Slameto anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang
tua, bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di
rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua
wajib memberi pengertian dan dorongan.

Adapun hasil analisis data di atas sejalan dengan pendapat


Salsabila Difany di dalam bukunya mengatakan bahwa faktor penyebab
siswa pasif dalam pembelajaran sebagai berikut:

1) Faktor dari dalam diri siswa (internal) yaitu tidak ada dorongan untuk

melakukan kegiatan belajar karena kurang adanya minat dengan

materi pembelajaran yang disampaikan sehingga sulit untuk

menerima materi pembelajaran yang diberikan. Kurangnya

kemampuan, bakat atau kemampuan belajar. Kemudian karena siswa

64
yang tidak memiliki rasa percaya diri maka ia cenderung memilih

untuk diam sehingga menjadi siswa yang pasif.

2) Faktor dari luar diri siswa (eksternal) yaitu siswa yang memiliki

masalah dengan lingkungan sosial, keluarga atau teman sebaya. Siswa

menerima pengalaman negatif yang mempengaruhi perkembangan

emosi dan kemampuan berpikir anak. Lingkungan keluarga

merupakan pengalaman pertama seorang anak berinteraksi dengan

lingkungannya. Pola mengasuh orang tua sangat berpengaruh

terhadap perkembangan emosi anak. Di lingkungan luar keluarga,

seperti di sekolah pendidik kurang dalam melakukan pendekatan yang

sesuai dengan karaktersitik siswa yang pasif sehingga perkembangan

emosi siswa tidak berkembang.65

D. Upaya Guru Dalam Penanganan Siswa Pasif Dalam Pembelajaran


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan berbagai instrumen, ditemukan data yang cukup signifikan
mengenai upaya guru dalam penanganan siswa pasif di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya. Tidak hanya berdasarkan wawancara, namun peneliti
juga memperoleh hasil dari proses observasi diruang kelas. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh guru dalam menangani siswa pasif dalam
pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya sebagai berikut:
a) Memberikan perhatian khusus
Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang pasif dalam
belajar. Misalnya dengan memberikan perhatian kepada siswa yang
pasif dengan cara memotivasi siswa dengan memberikan pujian dan

65
Difany Dkk, AKU BANGGA MENJADI GURU: PERAN GURU DALAM
PENGUATAAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK, h. 137.

65
pengakuan atas prestasi yang dicapai oleh siswa, serta memberikan
feedback yang konstruktif untuk membantu siswa memperbaiki diri.
Kemudian menciptakan suasana belajar yang kondusif seperti
memberikan ruang bagi siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas
dan memberikan kesempatan pada siswa memimpin presentasi atau
kegiatan lainnya.
Menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana siswa
diberi kesempatan untuk aktif dalam proses pembelajaran dan guru
berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa pasif akan lebih
terlibat dalam pembelajaran dan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Memberikan bantuan khusus, misalnya memberikan tutor atau
bimbingan tambahan secara individu atau kelompok kecil. Hal ini dapat
membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan dengan lebih
baik dan meningkatkan partisipasi mereka dalam kelas.
b) Mengembangkan rasa percaya diri
Guru memegang peran penting dalam mengembangkan rasa percaya
diri siswa. Salah satu caranya adalah dengan memberikan penguatan
positif pada siswa ketika mereka melakukan sesuatu dengan baik.
Dengan memberikan pujian dan penghargaan, siswa akan merasa
dihargai dan percaya diri untuk mencoba hal-hal baru.
Selain itu guru juga dapat memberikan tantangan yang sesuai
dengan kemampuan siswa. Ketika siswa berhasil menyelesaikan tugas
yang sulit, mereka akan merasa lebih percaya diri dan merasa yakin
bahwa mereka mampu mengatasi tantangan lainnya.
Guru juga dapat membantu siswa mengatasi kegagalan dengan
memberikan dukungan dan motivasi. Dengan memberikan dorongan
dan dukungan, siswa akan merasa lebih percaya diri untuk mencoba lagi
meskipun sebelumnya gagal.
Namun, penting juga bagi siswa membangun rasa percaya diri dari
dalam diri mereka sendiri. Guru dapat membantu siswa mengenali

66
kelebihan dan kekurangan mereka, serta membantu mereka untuk
menerima diri mereka sendiri apa adanya.
c) Memberikan pertanyaan
Salah satu upaya yang dilakukan guru mengatasi kepasifan siswa
dalam belajar adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa yang pasif atau menitikberatkan siswa yang pasif untuk
tampil didepan kelas. Memberikan pertanyaan kepada siswa pasif juga
meningkatkan partisipasi mereka dalam belajar. Jadi, dengan
memberikan pertanyaan, siswa akan lebih termotivasi untuk berbicara
dan berinteraksi dengan guru dan teman-temannya. Selain itu
pertanyaan juga dapat membantu siswa memahami materi yang sedang
dipelajari dengan lebih baik karena mereka harus berpikir untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Dengan demikian pertanyaan dari guru
menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan kualitas dan
efektivitas pembelajaran.
d) Memberikan pengarahan dan pengawasan kepada seluruh siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Ketika memberikan tugas, guru
memberikan pengarahan dengan serinci mungkin. Dan pada saat siswa
sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hendaknya guru
mengelilingi ruang kelas untuk melihat apakah siswa benar-benar edang
mengerjakan tugas atau tidak.
e) Memberikan kesempatan pada siswa yang pendiam dan siswa yang
lemah dalam memahami materi pembelajaran.
f) Memahamkan materi kepada diri setiap siswa dengan cara
menghubungkan materi dengan hal yang terjadi pada masa sekarang.
g) Memberikan penghargaan
Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menjawab
pertanyaan bisa bikin mereka lebih semangat dan lebih termotivasi buat
belajar. Mereka jadi merasa dihargai dan diapresiasi atas usaha mereka.
Dan secara tidak langsung, memberikan penghargaan juga menjadi
bentuk dukungan buat mereka terus berusaha dan berkembang.

67
68
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh peneliti tentang upaya


guru dalam penanganan siswa pasif pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya adalah sebagai berikut:
1. Bentuk gejala siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya yaitu terdapat siswa yang kurang percaya diri ketika belajar dan
terdapat siswa yang hanya diam saja ketika guru bertanya mengenai materi
yang diajarkan. Hal ini di sebabkan oleh lemahnya daya berpikir siswa yang
disebabkan oleh insiden maupun bawaan dari siswa tersebut sehingga
apabila daya tangkap belajar siswa lemah, maka siswa sulit berkonsentrasi
dan mengelola materi pembelajaran.
2. Karakteristik siswa pasif pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya yaitu siswa lamban dalam merespon stimulus, ketika guru
memberikan pertanyaan, siswa cenderung untuk diam atau lamban dalam
merespon. Siswa cenderung banyak diam, dikarenakan siswa tidak paham
materi yang diajarkan oleh guru, atau siswa kurang paham dengan materi
yang dijelaskan guru. Siswa cenderung pemalu, tidak mudah bergaul dan
suka menyendiri. Siswa yang seperti ini mudah tersinggung perasaannya. Ia
perlu diperhatikan seperti siswa yang lainnya agar tidak merasa rendah diri
dalam bergaul.
3. Faktor penyebab siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya yaitu faktor dari dalam siswa (internal) dan faktor dari
luar siswa (ekternal). Faktor dari dalam siswa yaitu siswa kurang memahami
pembelajaran, kurangnya minat siswa dalam belajar, keterbelakangan siswa
dan siswa tidak bisa membaca. Sedangkan faktor dari luar siswa yaitu

69
kesehatan fisik, lingkungannya di sekolah dan lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
siswa dalam belajar. Hal ini meliputi perhatian yang diberikan orang tua
terhadap anaknya dalam mendukung kegiatan belajar di rumah, kondisi
ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak serta suasana
rumah saat siswa belajar.
4. Upaya guru dalam penanganan siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-
Islamiyah Bangkar Muara Uya yaitu memberikan perhatian khusus,
mengembangkan rasa percaya diri, memberikan pertanyaan dan
memberikan penghargaan.

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di uraikan pada penelitian ini dengan


segala kerendahan hati semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkompeten dalam hal ini, maka penls memberikan saran-saran sebagai
berikut:

1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas, upaya guru dalam


membuat siswa yang awalnya pasif menjadi lebih aktif dalam pembelajaran
telah memberikan hasil yang efektif. Namun, untuk memastikan
kelangsungan perbaikan, perlu adanya inovasi dalam strategi dan metode
pengajaran guru agar siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti
pembelajaran. Selain peran guru, perbaikan juga perlu dilakukan oleh pihak
sekolah guna menghasilkan perubahan dan peningkatan kualitas
pembelajaran secara keseluruhan. Hal ini penting mengingat perubahan
zaman yang berdampak pada pola pikir dan gaya belajar siswa. Oleh karena
itu, upaya terus menerus dalam menghadirkan inovasi dan peningkatan
pembelajaran menjadi suatu kebutuhan yang perlu di perhatikan.

70
2. Kepada siswa diharapkan mampu lebih meningkatkan kualitas belajar,
dalam meningkatkan prestasi pada proses pembelajaran baik dalam
akademik dan non akademik.
3. Bagi orang tua diharapkan agar mendukung anak, memberi motivasi agar
anak dalam proses belajarnya dapat menumbuhkan rasa semangat dalam
menjalani aktivitas mereka selama disekolah maupun diluar lingkungan
sekolah.

71
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, MT, Dr. Fuad. Rekognisi Pembelajaran Lampau Pada Pendidikan Guru
Kejuruan. Jawa Timur: Cerdas Ulet Kreatif, 2020.
Abdurahman. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Adobe Flash dapat
Meningkatkan Efektivitas Belajar Siswa. Tangerang: Pascal Books, 2022.
Agung Prasetyo Abadi, 4. Nur Fajri Fauziah. “Implementasi Teknik Latihan
Asertif Sebagai Upaya Mengatasi Siswa Pasif Pada Pembelajaran
Matematika,” Jurnal Unsika, Vol. 1 No. 1 (November 2019).
Ahmad Budiman, Wawancara dengan. Siswa Kelas VB di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya, 11 Februari 2023.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Asimah, Nur. “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Siswa
Yang Menunjukkan Gejala Pasif Dalam Pembelajaran Di Sekolah
Menengah Kejuruan Persatuan Amal Bakti 6 Medan.” Skripsi, Islam Negeri
Sumatera Utara, 2019.
Asra, M.Ed, Dra. Sumiati. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima CV,
2008.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010.
Bagja, Waluya. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat. Bandung:
PT Setia Depan Kelas XII, 2007.
Bapak Edi Rahman, Wawancara dengan. Guru Wali Kelas VA di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya, 10 Februari 2023.
Bapak Misran, Wawancara dengan. Guru Wali Kelas VB di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya, 11 Februari 2023.
Cowley, Sue. Getting the Buggers to Behave. London: Piatus Books, An Imprint of
Little , Brown Book Group, t.t.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2010.

72
Dewi, Safitri, S.Sos.I, M.Pd.I. Menjadi Guru Yang Profesional. Riau: PT. Indragiri
Dot Com, 2019.
Difany Dkk, Salsabila. AKU BANGGA MENJADI GURU: PERAN GURU DALAM
PENGUATAAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK. Yogyakarta: UAD
Press, 2021.
Dra. Sri Hartati, M.Si, Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si. Metodologi Penelitian Sosial.
Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019.
Fauzan Almanshur, M. Djunaidi Ghony. Metodologi Penelitian Kualitatif III.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.
Hasanah, Uswatun. “Strategi Pembelajaran Aktif Untuk Anak Usia Dini.” Insania
Vol. 23 No. 2 (Desember 2018).
Iskandar, Wawancara dengan. Siswa Kelas VA di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara
Uya, 10 Februari 2023.
Isra Hayati, Mutiara. “Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII
Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN Dharmasraya.” Skripsi,
IAIN Batu Sangkar, 2022.
M, Hardiyanty. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepasifan dan Kesulitan
Siswa dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Balusu.”
Skripsi, Universitas Negeri Makassar, 2017.
M.Ag, Drs. Sinar. Peran Pengawas Di Era Global Trobosan Baru Meningkatkan
Profesionalitas Guru. Yogyakarta: Deepublish, 2021.
Mardianto. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing, t.t.
Muhammad Idris dan Nora Surmilasari, Meysi Arsita. Cerita Rakyat Desa Muara
Gula Lama Sebagai Sumber Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V
Sekolah Dasar Neger 9 Ujan Mas. Jawa Tengah: Lakeisha, t.t.
Mulyadi. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Belajar Terhadap Kesulitan
Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera, 2010.
Nur Azizah, Muhammad Nur Asmawi. “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Melalui Metode Pemberian Tugas
Selama Pandemi Covid 19 Di MA Al-Ikhwan Topoyo,” Al Bariq: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 3 No. 2 (2022).

73
Pitalis, Mawardi. Penelitian Tindakan Kelas, Peneltian Tindakan Sekolah dan Best
Practise. Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media, 2020, t.t.
Prof. Dr. Abdul, Hakim, M.Si. Metodologi Penelitian. Jawa Barat: CV Jejak, 2017.
Rijali, Ahmad. “Analisis Data Kualitatif,” Jurnal Alhadharah, Vol. 17 No. 33 (Juni
2018).
Sanjaya, Wina. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta, 2013.
Sasmita dkk, Lita. “Faktor Penyebab Ketidakaktifan Siswa Kelas XI IPS 4 Dalam
Proses Belajar Mengajar Di SMA Negeri 12 Makassar,” Jurnal Sosialisasi
Pendidikan Sosiologi, Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 (t.t.).
Singeran, Petronela. “Analisis Kesalahan Siswa Pasif Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Berbentuk Cerita.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
Matematika, dan Statistika Vol. 1 No. 3 (Desember 2020).
Siti Maemunawati, Muhammad Alif. Peran Guru, Orang Tua, Metode dan Media
Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi Covid-19. Serang: 3M
Media Karya Serang, 2020.
Suardi, Moh. Belajar dan Pembelajaran. 1 ed. Yogyakarta: Deepublish, 2018.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: Alfabeta,
2017.
Tentren Mawati, Arin. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Yayasan Kita Menuliis,
2022.
Tim, Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka,
t.t.
Wandi dkk, Sustiyo. “Pembinaan Prestasi Ekstrakurikuler Olahraga Karang Turi
Kota Semarang,” Journal of Physical Education, Sport, Health and
Recreation, Vol. 8 No. 2 (Agustus 2013).
Warif, Muhammad. “Strategi Guru Kelas Dalam Menghadapi Peserta Didik yang
Malas Belajar,” Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 4 No.1 (Juni 2019).
Yahya Al Hakim, Rais Tsaqif. Pembelajaran Online Di Tengah Pandemi Covid 19,
Tantangan yang Mendewasakan. Yogyakarta: UAD Press, 2021.
Yeni Salim, Peter Salim dan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Modern
English Press, 2002.

74
Yuliani, Wiwin. “Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif
Bimbingan dan Konseling,” Quanta, Vol. 2 No. 2 (Mei 2018).

75
Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah terdapat siswa pasif saat pembelajaran berlangsung?


2. Mengapa siswa tersebut berperilaku pasif?
3. Apa faktor penyebab siswa menjadi pasif dalam pembelajaran?
4. Contoh gejala pasif seperti apa yang diperlihatkan siswa tersebut?
5. Bagaimana karakteristik siswa pasif dalam pembelajaran berlangsung?
6. Bagaimana upaya Bapak menangani siswa pasif pada pembelajaran?
7. Apakah ada kesulitan dalam menangani siswa pasif tersebut?

PEDOMAN OBSERVASI

1. Observasi tentang lingkungan dan keadaan sekolah di MI Al-Islamiyah Bangkar


Muara Uya
2. Mengamati sistem pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya
3. Observasi strategi yang digunakan guru dalam menangani siswa pasif pada kelas
V di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Dokumentasi profil sekolah di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya


2. Dokumentasi visi, misi, dan tujuan sekolah di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara
Uya
3. Sarana prasarana serta fasilitas yang dimiliki sekolah di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya

76
Lampiran

LAPORAN HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan Guru Wali Kelas VA


No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah terdapat Ya, terdapat siswa pasif dalam pembelajaran
siswa pasif dalam
pembelajaran?
2. Mengapa siswa Karena kurang lancar membaca, kurang memahami
berperilaku pasif pembelajaran, kurang percaya diri, dan faktor
dalam pembelajaran? usianya yang lebih tua dari teman-teman
sekelasnya. Seharusnya dia sudah memasuki usia
sekolah menengah. Dikarenakan dia tidak naik
kelas, jadi dia merasa malu karena merasa lebih tua
dari teman-temannya yang lain
3. Bagaimana bentuk Siswa pasif tadi pendiam/pemalu (malu berbicara)
gejala siswa pasif jadi harus siswa tersebut ditanyai supaya dia aktif
dalam pembelajaran? dalam pembelajaran.
4. Apa karakteristik Siswa tersebut banyak diam, lamban merespon
siswa pasif dalam stimulus, pemalu, kurang bertanya, kurang
pembelajaran? interaksi terhadap teman maupun guru dan tidak
mudah bergaul. Ketika proses pembelajaran
berlangsung siswa yang pasif tadi hanya diam dan
hanya mendengarkan apa yang saya sampaikan.
5. Apa faktor penyebab Yang saya ketahui faktor penyebab siswa pasif
siswa menjadi pasif dalam pembelajaran itu ada dua, yaitu: faktor dari
dalam pembelajaran? dalam dirinya sendiri dan faktor dari luarnya
sendiri. Contoh faktor dari dalam dirinya sendiri itu
kurangnya memahami pembelajaran, faktor usia
yang lebih tua dari temannya jadi siswa tersebut
merasa malu, dan kurangnya minat dalam

77
pembelajaran. Kemudian faktor dari luar dirinya itu
seperti bagaimana lingkungan belajarnya di
sekolah maupun di rumah.
6. Bagaimana upaya Cara menanganinya dengan memberikan sentuhan
Bapak menangani pada titik pekanya, memotivasi dia belajar,
siswa pasif dalam mengajak dia berbicara, membangkitkan rasa
pembelajaran? percaya diri dan memahamkan materi kepada diri
setiap siswa dengan cara menghubungkan materi
dengan hal yang terjadi di masa sekarang.
7. Apakah ada kesulitan Kesulitannya itu ada, seperti membangkitkan
dalam menangani supaya dia percaya diri agar dia tidak malu dan
siswa pasif tersebut? faktor usianya.

Wawancara dengan Guru Wali Kelas VB


No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah terdapat Ya, terdapat siswa pasif dalam pembelajaran
siswa pasif dalam
pembelajaran?
2. Mengapa siswa Karena kurang memahami materi pembelajaran,
berperilaku pasif kurang lancar membaca dan agak lambat
dalam pembelajaran? menangkap materi pembelajaran
3. Bagaimana bentuk Siswa yang pasif kurang memahami materi
gejala siswa pasif pembelajaran dan lamban merespon stimulus. Jadi
dalam pembelajaran? misalnya dalam menjelaskan materi pembelajaran
siswa yang pasif ini paling tidak tiga sampai empat
kali menjelaskannya supaya mereka paham karena
siswa pasif ini agak lambat menangkapnya
4. Apa karakteristik Siswa yang pasif itu tidak mudah bergaul dengan
siswa pasif dalam teman sekitarnya, lamban merespon stimulus,
pembelajaran?

78
kurang aktif dalam pembelajaran, akan tetapi dari
segi bakat mereka memiliki kemampuan yang baik
5. Apa faktor penyebab Faktornya itu beda-beda setiap orang, ada yang
siswa menjadi pasif keterbelakangan, ditinggal orang tua sejak kecil
dalam pembelajaran? (meninggal), kurang kasih sayang dan bimbingan
oleh orang tuanya dari sejak kecil
6. Bagaimana upaya Cara menanganinya otomatis tidak bisa disamakan
Bapak menangani dengan siswa yang aktif, jadi siswa yang pasif tadi
siswa pasif dalam harus melibatkan langsung supaya mereka ada
pembelajaran? rangsangan jadi tidak hanya diam. Misalnya
sebelum memasuki pembelajaran, hendaknya kita
menghidupkan suasana kelas terlebih dahulu baru
memasuki pembelajaran agar suasana kelas hidup
kemudian melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran jadi siswa itu tidak hanya membaca
dan menulis saja tapi diajak langsung seperti
menyebutkan nama-nama binatang, menjawab soal
yang Bapak kasih, jadi tidak terpaku pada catatan.
7. Apakah ada kesulitan Kesulitannya tidak ada tapi misalnya dalam
dalam menangani penjelasan materi atau pemberian soal, siswa yang
siswa pasif tersebut? pasif itu agak lambat menangkapnya, jadi minimal
tiga atau empat kali menjelaskan agar mereka
paham. Sedangkan siswa aktif ketika pemberian
soal atau penjelasan materi mereka cepat tanggap
menangkapnya.

79
DOKUMENTASI

80

Anda mungkin juga menyukai