Skripsi
OLEH:
AMALIA WIDARI
NIIRM: 19.11.20.0112.00486
TAHUN 2023
UPAYA GURU DALAM PENANGANAN SISWA PASIF
PADA PEMBELAJARAN DI MI AL-ISLAMIYAH
BANGKAR MUARA UYA
Skripsi
OLEH:
AMALIA WIDARI
NIIRM: 19.11.20.0112.00486
TAHUN 2023
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Amalia Widari
iii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya.
Semoga karya ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan bagi
keluargaku
Seluruh Keluarga dan teman-teman yang telah banyak membantu dukungan dan
motivasi
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt, sholawat dan salam semoga selalu tercurah
Islamiyah Bangkar Muara Uya”, sebagai persyaratan untuk mencapai gelar sarjana
dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Sekolah Tinggi Ilmu Al-
menerima bantuan, baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut, terutama kepada:
1. Mu’allim Dr. H. Abdul- Hasib Salim, M.AP, selaku Ketua Sekolah Tinggi
skripsi ini.
v
memberikan bimbingan dan petunjuk serta koreksi dalam penulisan skripsi
4. Ahlal Kamal, S.Pd.I, selaku Biro Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an
(STIQ) Amuntai.
5. Seluruh Dosen dan Staf STIQ Amuntai yang telah memberikan banyak
Amuntai.
diselesaikan.
8. Guru Wali Kelas VA dan VB, yang telah memberikan waktu, informasi
berbagi ilmu dengan penulis melalui diskusi-diskusi yang intens, baik di-
dalam kelas maupun di luar kelas, dan semua pihak yang telah memberi
vi
bantuan, fasilitas, informasi, meminjamkan buku-buku dan literatur-
tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah Swt. memberi ganjaran berlipat
ganda. Aamiin.
Penulis sadar bahwa untuk menyelesaikan penulisan ini jauh dari kata
maupun sistematika penulisan yang digunakan. Oleh karena itu, penulis berharap
kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran guna memperbaiki di-
masa mendatang.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dam pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT, selalu
Amalia Widari
vii
DAFTAR ISI
Table of Contents
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................ xi
Abstrak ................................................................................................................. xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 7
E. Definisi Operasional..................................................................................... 8
F. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 10
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 16
BAB II ................................................................................................................... 18
KERANGKA TEORITIS ..................................................................................... 18
A. Upaya Guru ................................................................................................ 18
B. Siswa Pasif Dalam Pembelajaran ............................................................... 23
C. Bentuk Gejala Siswa Pasif Dalam Pembelajaran ....................................... 24
D. Karakteristik Siswa Pasif Dalam Pembelajaran ......................................... 26
E. Faktor Penyebab Siswa Pasif Pada Pembelajaran ...................................... 27
F. Upaya Guru Dalam Penanganan Siswa Pasif Pada Pembelajaran ............. 31
BAB III ................................................................................................................. 38
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 38
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................. 38
B. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 39
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 39
D. Data dan Sumber Data ............................................................................... 40
viii
E. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................................... 42
F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 44
G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................................ 46
BAB IV ................................................................................................................. 48
LAPORAN HASIL PENELITIAN ....................................................................... 48
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 48
B. Penyajian Data ........................................................................................... 53
C. Analisis Data .............................................................................................. 60
BAB V................................................................................................................... 69
PENUTUP ............................................................................................................. 69
A. Kesimpulan ................................................................................................ 69
B. Saran-Saran ................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 72
ix
DAFTAR TABEL
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan Tunggal
xi
ن Nun N -
و Waw W -
ه Ha H Apostrof
ء Hamzah ʼ -
ي Ya’ Y -
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap termasuk tanda Syaddah, ditulis rangkap.
Contoh:
Ditulis Sayyarah
xii
G. Vokal-Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan
dengan Apostrof ()
Contoh:
أأنتمditulis a’antum
مؤنثditulismu’annats
H. Kata Sandang Alif +Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyah
Contoh: القرانditulis Al-Qur’an
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis denga menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf 1 (el)-nya.
Contoh: السماءditulis as-Sama’
I. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.
J. Kata dalam Rangkaian Frase dan Kalimat
1. Ditulis kata per kata
Contoh:
ذو الفروضditulis Dzaw al-furudh
2. Ditulis menurut bunyi Dzaw al-furudh
Contoh:
اهل السنةditulis ahl al-Sunnah
xiii
Abstrak
Amalia Widari: “Upaya Guru Dalam Menangani Siswa Pasif Pada Pembelajaran
Di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya”, dibawah bimbingan Ibu Mardiana,
M.Pd dan Ibu Hardiyanti Rahmah M.Psi. Pada Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an
Amuntai Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Tahun 2023.
Upaya guru adalah usaha yang dilakukan guru sebagai pendidik profesional dalam
mendidik, membimbing, mengarahkan, serta mengevaluasi peserta didik dengan
mengembangkan segala potensi yang ada pada diri peserta didik. Siswa pasif adalah
siswa yang memiliki kemampuan yang cukup, namun mereka malu untuk
mengutarakan apa yang ada di dalam pikiran mereka, siswa yang pasif tidak
percaya diri, apalagi saat pendapat mereka disanggah dan menjadi bahan ejekan
oleh teman kelas atau teman sebaya mereka. Efek yang mungkin akan ditimbulkan
pada saat peserta didik pasif pada proses pembelajaran di ruang kelas jika tidak
ditangani maka peserta didik akan memperlihatkan sikap pendiam serta tidak
mendapatkan pembelajaran yang diharapkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya guru dalam
penanganan siswa pasif pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara
Uya. Yang mana penelitian ini menunjukkan hasil terkait dengan apa saja upaya
guru dalam menangani siswa pasif pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian
adalah guru wali kelas dan siswa pasif di kelas VA dan VB MIS Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data dari
Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
kesimpulan dan verifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru dalam penanganan siswa pasif
pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya yaitu memberikan
perhatian khusus, mengembangkan rasa percaya diri, memberikan pertanyaan dan
memberikan penghargaan.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia sangat berperan penting dalam membangun suatu bangsa. Karena itu
pendidikan adalah alat untuk memajukan kapasitas atau mutu sumber daya manusia
di negara tersebut.
Kualitas sebuah bangsa dilihat bukan dari berlimpahnya kekayaan alam yang
dimiliki, tetapi terletak pada kualitas manusia yang dimiliki. Sumber daya manusia
yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi
menarik untuk dibahas, karena pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan,
Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh semua orang,
karena pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki oleh setiap
1
Uswatun Hasanah, “Strategi Pembelajaran Aktif Untuk Anak Usia Dini,” Insania Vol. 23
No. 2 (Desember 2018): h. 208.
1
proses kegiatan belajar mengajar antara seorang pendidik (guru) dan peserta didik.
Proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas tentu tidak terlepas dari adanya
peran seorang guru, dimana peran seorang guru tidak bisa diganti oleh piranti
elektronik semodern apapun. Hal ini dikarenakan bahwa dalam proses belajar
mediator, dan fasilitator. Selain itu, karena urgennya sistem pembelajaran dalam
Semua potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal
jika guru tidak membantunya. Maka guru sangat berperan penting pada setiap
siswa....
belajar siswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Guru mempunyai tugas
dalam melihat segala hal yang terjadi diruang kelas dalam membantu
2
Arin Tentren Mawati, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Yayasan Kita Menuliis, 2022), h.
1.
2
Dalam dunia pendidikan banyaknya masalah, salah satunya pada proses
kemampuan berpikir, oleh sebab itu guru berperan aktif untuk mengembangkan
berubah, berubah menjadi lebih baik. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang
malas menjadi rajin, dan dari yang bodoh menjadi pandai. Maka dari itu, perubahan
di dasari dengan adanya usaha dan kemauan dari hati.3 Perubahan didasari oleh
kemauan dan hati peserta didik itu sendiri guru hanya bertugas membantu dan
mengarahkan kearah yang lebih baik, agar siswa menjadi pribadi yang mulia. Dan
diminatinya.
aspek-aspek yang dilakukan oleh siswa yang berkaitan dengan pengaruh siswa
belajar yang selalu ingin tahu. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan
secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan. Jadi dapat
dikatakan, keaktifan dalam belajar bagi siswa sangat penting, karena disekolah
sudah menerapkan siswa yang aktif, aktif dalam segi mencari tahu persoalan, aktif
bertanya, dan aktif pada kegiatan di setiap sekolah, disamping siswa yang aktif ada
bimbingan dari guru, guru berperan sebagai motivator kepada peserta didik dan
3
Wina Sanjaya, Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta, 2013), h. 2.
3
guru bertugas mengarahkan, membina, membimbing supaya peserta didik aktif
dalam belajar, salah satunya cara guru yaitu menguasai strategi pembelajaran.
dalam pembelajaran. Pasif disini dalam artian bahwa anak itu kurang aktif dalam
secara detail, apa yang menjadi masalahnya sehingga peserta didik tersebut kurang
aktif dalam pembelajaran.4 Biasanya yang menjadi faktor penyebab anak menjadi
pasif dalam pembelajaran itu berasal dari dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri
anak dan faktor dari luar anak. Beberapa kepasifan yang sering terjadi pada siswa
di sekolah, yaitu: kurangnya minat belajar, siswa asik sendiri ketika guru
mampu menjawab pertanyaan yang diajukan padanya. Dengan hal ini maka sebagai
menyenangkan dan menarik perhatian siswa agar siswa yang pasif tersebut ikut
masih terdapat siswa yang pasif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan
lambat merespon stimulus dan lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan oleh
insiden atau faktor bawaan siswa mengakibatkan siswa sulit untuk berkonsentrasi.
4
Muhammad Warif, “Strategi Guru Kelas Dalam Menghadapi Peserta Didik yang Malas
Belajar,” Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 4 No.1 (Juni 2019): h.40.
4
Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Nur Asimah dalam
skripsinya yang berjudul “Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi Siswa Yang
Persatuan Amal Bakti 6 Medan”, masih banyak terlihat siswa yang pasif dalam
dan masih banyak lagi. Dari permasalahan tersebut maka seorang guru perlu
mengetahui apa faktor serta upaya dalam menangani kepasifan yang terjadi dan
maupun minat siswa, agar menjadi siswa yang aktif dan tujuan pembelajaran yang
satu cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang
melakukannya sendiri. Jadi siswa tidak hanya diam mendengarkan materi dari guru
pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul “Upaya Guru Dalam
Muara Uya”
5
B. Fokus Penelitian
4. Bagaimana upaya yang digunakan guru dalam menangani siswa yang pasif
C. Tujuan Penelitian
6
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik seara teoritis maupun
1. Manfaat Teoritis
pemikiran tentang upaya guru dalam penanganan siswa yang pasif dalam
pembaca tentang upaya guru dalam menangani siswa yang pasif dalam
pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi peneliti
b) Bagi Sekolah
c) Bagi Pendidik
7
E. Definisi Operasional
1. Upaya
usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan.
Upaya juga diartikan sebuah usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,
2. Guru
Sebagai tenaga pendidik professional, guru memiliki tugas utama yaitu untuk
5
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), h. 1250.
6
Dr. Fuad Abdillah, MT, Rekognisi Pembelajaran Lampau Pada Pendidikan Guru
Kejuruan (Jawa Timur: Cerdas Ulet Kreatif, 2020), h. 9.
7
Muhammad Alif Siti Maemunawati, Peran Guru, Orang Tua, Metode dan Media
Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi Covid-19 (Serang: 3M Media Karya Serang, 2020),
h. 7.
8
membimbing, menilai mengevaluasi peserta didik dalam proses pemindahan
3. Siswa Pasif
bersifat menerima saja, tidak giat dan tidak aktif.9 Pasif adalah suatu perbuatan
perasaan dan pikiran pribadi mereka. Perilaku ini memiliki ciri yaitu mengalah
sehingga cenderung dikuasai oleh rasa takut, cemas, tertekan dan tidak berbuat
4. Pembelajaran
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
5. MI Al-Islamiyah
8
Mawardi Pitalis, Penelitian Tindakan Kelas, Peneltian Tindakan Sekolah dan Best
Practise (Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media, 2020, t.t.), h. 53-54.
9
Penyusun Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta: Balai Pustaka, t.t.), h.
834.
10
Moh Suardi, Belajar dan Pembelajaran, 1 ed. (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 7.
9
Bangkar Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan
Selatan.
F. Penelitian Terdahulu
dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Dari penelitian terdahulu, peneliti belum
menemukan topik yang sama dengan penelitian yang ingin peneliti lakukan. Namun
menunjukkan gejala pasif di kelas VII karena perubahan perilaku dari anak-
anak menjadi rentan sekolah sangat sulit bagi siswa. Banyak sekali perilaku
kepasifan dalam belajar pada diri siswa yang mana pada saat pembelajaran
berlangsung banyak siswa yang hanya diam saja, ketika guru bertanya
bahkan tidak menjwab pertanyaan dari guru, ketika guru meminta siswa
11
Mutiara Isra Hayati, “Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN Dharmasraya” (Skripsi, Batu Sangkar, IAIN Batu Sangkar).
10
untuk bertanya, siswa hanya diam saja, tidak mau bertanya, ketika
kelompoknya sebagian ada yang asik dengan sendirinya. Ada juga peserta
yang mudah dipahami, b) menyuruh siswa membuat tugas, jika ada soal
dorongan agar membuat tugas karena tugas tanggung jawab siswa agar
11
Subjek penelitian Mutiara Isra Hayati yaitu guru mata pelajaran dan siswa
mengenai hal yang terkait upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam
beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal diantaranya: siswa tidak
paham dengan yang dipelajari, guru tidak pernah mengajak siswa untuk
berpikir kritis, siswa jarang belajar di rumah, siswa kurang terampil dalam
belajar, siswa minder dengan siswa yang lebih dominan darinya dan siswa
sudah tau hal yang diajarkan oleh guru sehingga meremehkan pembelajaran.
12
Nur Asimah, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Siswa Yang
Menunjukkan Gejala Pasif Dalam Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan Persatuan Amal
Bakti 6 Medan” (Skripsi, Medan, Islam Negeri Sumatera Utara, 2019).
12
Adapun upaya guru mengatasi anak yang menunjukkan gejala pasif ini yaitu
memberikan kesempatan pada siswa yang pendiam dan siswa yang lemah
setiap siswa dengan cara menghubungkan materi dengan hal yang terjadi
Research).
13
Hardiyanty M, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepasifan dan Kesulitan Siswa
dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Balusu” (Skripsi, Makassar,
Universitas Negeri Makassar, 2017).
13
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa
yaitu, cara guru mengajar yang menonton dan kurang inovatif, siswa yang
malu atau takut untuk bertanya, malas untuk mengerjakan soal-soal, siswa
membuat siswa yang lain kurang percaya diri. Sedangkan faktor-faktor yang
matematika siswa yang rendah, penjelasan materi dari guru yang kurang
baik, keadaan kelas yang ribut dan panasm dan referensi pembelajaran yang
kurang.
(Filed Research).
14
Petronela Singeran, “Analisis Kesalahan Siswa Pasif Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Berbentuk Cerita,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika, dan Statistika
Vol. 1 No. 3 (Desember 2020).
14
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengecekan keabsahan temuan
observasi, hasil tes siswa, dan hasil angket. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kesalahan yang dilakukan siswa pasif pada tahap membaca tidak ada
terdapat 6 siswa dan tahap penulisan jawaban terdapat 9 siswa. Hasil tes dan
angket pada siswa diperoleh pada siswa diperoleh data bahwa penyebab
soal.
data.
5. Nur Fajri Fauziah dan Agung Prasetyo Abadi, dalam penelitiannya berjudul
15
Nur Fajri Fauziah Agung Prasetyo Abadi, “Implementasi Teknik Latihan Asertif Sebagai
Upaya Mengatasi Siswa Pasif Pada Pembelajaran Matematika,” Jurnal Unsika, Vol. 1 No. 1
(November 2019).
15
dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan didalam
kasus. Hasil dari penelitian ini yaitu teknik latihan asertif yang dilakukan
terhadap siswa pasif dengan cara bermain peran antara peneliti dengan
siswa cukup berhasil dalam mengatasi siswa yang pasif pada pembelajaran
latihan asertif.
G. Sistematika Penulisan
16
2. Bab II Kerangka Teoritis, yang berisi tentang teori dari beberapa literatur yang
digunakan sebagai acuan peneliti dalam menganalisis data dari hasil penelitian.
Selain itu pada bab ini terdapat kerangka berpikir yang merupakan kerangka
3. Bab III Metode Penelitian yang berisi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi
penelitian, subjek dan obyek penelitian, data dan sumber data, prosedur
17
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Upaya Guru
suatu tujuan. Upaya juga diartikan sebuah usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai
Upaya adalah bagian yang dimainkan oleh seseorang atau bagian dari tugas
Guru”, definisi guru adalah orang yang pekerjaan, mata pencaharian, atau
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1250.
17
Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Modern English
Press), h. 1187.
18
Safitri Dewi S.Sos.I, M.Pd.I, Menjadi Guru Yang Profesional (Riau: PT. Indragiri Dot
Com, 2019), h. 5.
18
memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut. Dalam hal ini, guru
tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga pendidikan lainnya dan
kesimpulan bahwa guru adalah orang yang mempunyai banyak ilmu dan
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal baik ditingkat
2. Tugas Guru
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengajar, mendidik, melatih para
peserta didik agar menjadi individu yang berkualitas, baik dari sisi intelektual
maupun akhlaknya.
19
Muhammad Nur Asmawi Nur Azizah, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Bahasa Arab Peserta Didik Melalui Metode Pemberian Tugas Selama Pandemi Covid 19 Di MA
Al-Ikhwan Topoyo,” Al Bariq: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 3 No. 2 (2022): h. 56.
19
a) Mengajar Peserta Didik
pengetahuan kepada para murid. Dalam hal ini, fokus utama kegiatan
suatu ilmu pengetahuan. Salm hal ini, kegiatan mendidik adalah bertujuan
seorang guru harus dapat menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya
sehingga para murid dapat memiliki karakter yang baik sesuai norma dan
Seorang guru juga memiliki tugas untuk melatih para muridnya agar
lanjutan.
20
untuk membimbing dan mengarahkan anakk didiknya agar tetap berada
pada jalur yang tepat, dalam hal ini sesua dengan tujuaan pendidikan.
dorongan kepada para muridnya agar berusaha keras untuk lebih maju.
diri kepada Allah Swt, kemudian realisasinya pada kesalehan sosial dalam
seorang guru akan dapat terlihat dari keberhasilan aktualisasi perpaduan antara
iman, ilmu, dan amal saleh dari peserta didiknya setelah mengalami sebuah
proses pendidikan.
20
Dewi, Menjadi Guru Yang Profesional, h. 10-12.
21
Selain itu guru juga memiliki tugas penting dalam pendidikan, setelah
memahami apa saja tugas dan tanggung jawab seorang guru, maka kita akan
mengerti apa saja peran guru bagi para muridnya. Adapun peran guru adalah
sebagai berikut:
e) Sebagai teladan, yaitu orang yang memberikan contoh dan teladan yang
muridnya.
21
Dewi, h. 20-21.
22
Sebenarnya ada banyak sekali peran seorang guru dalam dunia
padahal peranan guru bukan hanya sekedar mengajar dengan artian hanya
mentransfer ilmu saja, namun peran seorang guru juga adalah mendidik para
peserta didik menjadi manusia yang mampu menjadi dirinya sendiri dan
berakhlakul karimah.
bersifat menerima saja, tidak giat dan tidak aktif.22 Pasif adalah suatu perbuatan
perasaan dan pikiran pribadi mereka. Perilaku ini memiliki ciri yaitu mengalah
sehingga cenderung dikuasai oleh rasa takut, cemas, tertekan, dan tidak berbuat
yang cukup, namun mereka malu untuk mengutarakan apa yang ada di dalam
pikiran mereka, siswa yang pasif tidak percaya diri, apalagi saat pendapat mereka
disanggah dan menjadi bahan ejekan oleh teman kelas atau teman sebaya mereka.23
22
Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 834.
23
Singeran, “Analisis Kesalahan Siswa Pasif Dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Berbentuk Cerita,” h. 173.
23
Siswa yang cenderung pasif dan hanya mendengarkan selama kegiatan
kegiatan pembelajaran harus lebih diperhatikan. Peserta didik pasif bukan berarti
bodoh, akan tetapi sedikit merasa malu atau enggan kepada teman lainnya, rasa
takut jika akan melakukan sebuah kesalahan maka akan ditertawai oleh teman
sekelasnya. Siswa yang menunjukkan sikap pasif pada saat pembelajaran hanya
akan mendapatkan pengalaman belajar tanpa ada rasa ingin tahu dan rasa
Efek yang mungkin akan ditimbulkan pada saat peserta didik pasif pada
proses pembelajaran di ruang kelas jika tidak ditangani maka peserta didik akan
diharapkan. Begitu pula dengan guru yang tidak mendapatkan umpan balik atas
pembelajaran yang diberikan karena peserta didik yang pasif sama sekali tidak
menjawab ataupun malu bertanya seandainya belum mengerti dengan materi yang
diberikan.
1) Terdapat siswa yang asik sendiri dan tidak peduli dengan materi yang diajarkan
oleh guru. Pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran siswa asik dengan
hal-hal yang tidak berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan guru. Hal
24
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta), h. 51.
24
tersebut karena kurangnya minat pada materi yang diajarkan oleh guru, atau
2) Terdapat siswa yang malu atau minder untuk bertanya. Siswa yang malu untuk
bertanya adalah siswa yang memiliki masalah dengan kecakapan belajar yang
3) Terdapat siswa yang meremehkan pembelajaran. Hal ini terjadi dengan alasan
4) Terdapat siswa yang tidak mampu untuk menjawab pertanyaan bahkan dua
sampai tiga kali guru bertanya namun tetap tidak bisa menjawab. Hal ini
disebabkan oleh lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan oleh insiden
5) Terdapat siswa yang menggangu temannya di ruang kelas. Hal ini disebabkan
pada saat guru menjelaskan materi yang diajarkan, ada siswa yang menggangu
6) Terdapat siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal
25
D. Karakteristik Siswa Pasif Dalam Pembelajaran
seperti bakat, motivasi dan hasil belajar yang dimilikinya. Dalam mengembangkan
untuk diam atau lamban dalam merespon. Biasanya siswa yang seperti ini
terkadang mengalami gejolak dalam dirinya sendiri atau faktor lain yang pada
2) Siswa cenderung banyak diam, dikarenakan siswa tidak paham materi yang
diajarkan oleh guru, atau siswa kurang paham dengan materi yang dijelaskan
3) Acuh tak acuh dan mengabaikan dalam persoalan, maksudnya ketika guru
menjelaskan materi ada yang merespon dalam setiap apa yang dikatakan oleh
guru, tetapi siswa tidak mengabaikan tanggapan dari guru dan ketika guru
25
Abdurahman, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Adobe Flash dapat
Meningkatkan Efektivitas Belajar Siswa (Tangerang: Pascal Books, 2022), h. 11-12.
26
bertanya mengenai materi yang diajarkan siswa tidak ada yang merespon dari
4) Sering merasa cemas, mudah gugup ketika menghadapi orang. Rasa cemas
yang berlebihan akan membuat siswa merasa tertekan dan sukar untuk
mengungkapkan apa yang dirasakan karena takut atau malu jika mengutarakan
hal tersebut. Ditambah lagi perasaan gugup jika bertemu dengan seseorang
teman-temannya.
5) Cenderung pemalu, tidak mudah bergaul dan suka menyendiri. Siswa yang
kemungkinan datang dari dalam diri sendiri (internal) dan ada kemungkinan datang
dari luar diri sendiri (eksternal). Menurut di dalam bukunya mengatakan bahwa
siswa yang pasif itu dikarenakan beberapa faktor yaitu tidak adanya dorongan untuk
belajar karena siswa kurang minat dengan materi yang diajarkan sehingga susah
26
Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Belajar Terhadap Kesulitan Belajar
Khusus (Yogyakarta: Nuha Litera), h. 114.
27
untuk menerima materi pembelajaran tersebut. Jadi mereka tidak mengerti apa yang
Menurut Sue Cowley, faktor yang menyebabkan siswa pasif yaitu 1) siswa tidak
paham dengan materi yang diajarkan, 2) siswa memiliki kesulitan belajar dan sulit
rasa rendah diri baik dalam individual maupun kelompok, 5) siswa tidak terbiasa
berpikir kritis, mereka menerima apa adanya tentang semua yang ia dengar, baca
dan amati, 6) siswa yang memang tidak belajar di rumah sehingga tak pernah
menemukan masalah, 7) siswa takut kalau pertanyaan yang akan diajukannya malah
juga menjadi penyebab siswa pasif, metode pembelajaran yang kurang menarik
Adapun menurut Lita Sasmita, faktor penyebab siswa pasif pada pembelajaran
27
Rais Tsaqif Yahya Al Hakim, Pembelajaran Online Di Tengah Pandemi Covid 19,
Tantangan yang Mendewasakan (Yogyakarta: UAD Press, 2021), h. 404.
28
Sue Cowley, Getting the Buggers to Behave (London: Piatus Books, An Imprint of Little
, Brown Book Group, t.t.), h. 151.
28
a) Minat, minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang
tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan minat
belajar yang rendah.
b) Kecerdasan, anak-anak yang taraf intelegensinya dibawah rata-rata akan
sukar untuk sukses dalam sekolah. Sedangkan anak-anak yang taraf
intelegensinya normal atau tinggi jika saja lingkungan keluarga dan
lingkungan pendidikannya menunjang, maka mereka akan mencapai
keberhasilan didalam hidupnya.
c) Bakat, disamping intelegensi (kecerdasan), bakat memang diakui sebagai
dikembangkan.
berasal dari dalam diri anak itu sendiri dengan cara senantiaa memikirkan
masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai
cita-cita.29
akibat suhu udara yang panas, daya serap semakin melemah akibat
b) Faktor sarana dan fasilitas, suatu sekolah yang kekurangan ruangan kelas
29
Lita Sasmita dkk, “Faktor Penyebab Ketidakaktifan Siswa Kelas XI IPS 4 Dalam Proses
Belajar Mengajar Di SMA Negeri 12 Makassar,” Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi, Vol. 01
No. 01 Tahun 2017: h. 8.
29
menemukan banyak masalah. Kegiatan belajar mengajar akan berlangsung
kurang kondusif.
didik namun tidak ada guru maka tidak akan terjadi proses kegiatan belajar
mengajar disekolah.30
1) Faktor dari dalam diri siswa (internal) yaitu tidak ada dorongan untuk
2) Faktor dari luar diri siswa (eksternal) yaitu siswa yang memiliki masalah
30
Sasmita dkk, h. 101.
30
emosi anak. Di lingkungan luar keluarga, seperti di sekolah pendidik
berkembang.31
Menangani siswa yang menunjukkan gejala pasif dalam belajar, perlu terlebih
kemungkinan datang dari dalam diri sendiri dan datang dari luar diri sendiri. Contoh
masalahnya yang datang dari dalam diri sendiri adalah kurangnya kecakapan atau
kurang berminat dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari sehingga tidak
ada dorongan untuk melakukan kegiatan belajar atau menghadapi kesulitan dalam
dari luar diri sendiri adalah adanya masalah dilingkungan keluarga atau
Selanjutnya jika telah diketahui inti masalah dan penyebabnya, dapat diberikan
bantuan sehingga siswa yang bersangkutan dapat melakukan kegiatan belajar secara
aktif.
31
Salsabila Difany Dkk, AKU BANGGA MENJADI GURU: PERAN GURU DALAM
PENGUATAAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK (Yogyakarta: UAD Press, 2021), h. 137.
31
Secara umum, pendekatan yang dilakukan guru untuk memberi rangsangan
kepada siswa yang menunjukkan gejala pasif dalam melakukan kegiatan belajar
sentuhan batin sampai titik peka. Artinya guru harus mampu memerankan diri
untuk mendekati siswanya ibarat sebagai orang tua sekaligus sebagai pendidik
belajarnya. Sentuhan batin untuk meningkatkan gairah belajar ini dapat dilakukan
siswanya
2) Guru juga harus mampu mengembangkan rasa percaya untuk belajar bagi
diri siswa
32
Drs. Sinar M.Ag, Peran Pengawas Di Era Global Trobosan Baru Meningkatkan
Profesionalitas Guru (Yogyakarta: Deepublish, 2021), h. 6-7.
32
Menurut Asra di dalam bukunya prinsip cara-cara menanggulangi kepasifan
dalam belajar yaitu guru mengadakan kontak dengan siswa yang bersangkutan,
empati terhadap siswa, dan tidak menunjukkan sikap kepada siswa seakan-akan
berperilaku pasif ketika belajar, sehingga pada dasarnya prinsip pendekatan dari
guru terhadap siswa haruslah atas kemauan guru untuk menuntun siswa agar tidak
berperilaku pasif dan didasari atas kemauan dari dalam diri siswa tersebut untuk
Salsabila Difany juga mengatakan solusi atau usaha yang dilakukan untuk
bahwa sebenarnya ia bisa melakukan hal yang selama ini dianggap tidak bisa
dan membuat siswa menjadi lebih percaya diri ketika akkan melakukan sesuatu
melakukan diskusi. Dengan dilakukannya diskusi siswa mau tidak mau harus
memberikan pendapat terkait materi dengan sesama kelompok. Jadi dari sini
33
Dra. Sumiati Asra, M.Ed, Metode Pembelajaran (Bandung: Wacana Prima CV, 2008),
h. 228.
33
siswa akan terbiasa aktif dalam berpendapat atau memberikan pancingan
bersikap aktif selama pembelajaran sama sekali tidak menjadi masalah, selagi
tidak membuat orang lain rugi maupun tersakiti. Dengan ini siswa menjadi
bimbingan. Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru terhadap peserta didik, adapun
tujuan dari kegiatan bimbingan ini yaitu pertama memberikan informasi, yaitu
Kedua mengarahkan, menuntun suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya dikaitkan
Adapun secara umum, upaya guru dalam menangani siswa pasif pada
34
Difany Dkk, AKU BANGGA MENJADI GURU: PERAN GURU DALAM
PENGUATAAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK, h. 138.
35
Mardianto, Psikologi Pendidikan (Medan: Perdana Publishing, t.t.), h. 219.
34
4) Memberikan pengarahan dan pengawasan kepada seluruh siswa pada saat
5) Memberikan kesempatan pada siswa yang pendiam dan siswa yang lemah
9) Memanggil orang tua siswa ke sekolah guna mencari solusi atas masalah yang
Pada dasarnya, peserta didik yang menunjukkan gejala pasif, mereka akan
cenderung mengalami kesulitan dalam belajar. Menurut beberapa ahli upaya guru
2) Penjelasan guru jangan terlalu cepat dan berikan contoh yang konkrit setiap
diberikan
35
5) Berikan penghargaan khusus apabila siswa menunjukkan kemampuan
RPP.
Salah satu cara dalam mengatasi siswa yang pasif dalam pembelajaran
yang nyaman, menarik, interaktif bagi siswa belajar sehingga mereka tidak akan
mereka terfokus pada kegiatan belajar. Keadaan kelas yang nyaman perlu
ditunjang dengan membuat dan menyepakatinya peraturan atau tata tertib kelas
secara bersama-sama untuk setiap anggota kelas atau sekolah sehingga mereka
demikian, jika masih ada siswa yang menunjukkan perilaku yang mengganggu
36
secara serius dan berulang-ulang, maka guru dalam menanganinya harus
profesional, adil, arif, dan biijaksana. Upaya yang bisa dilakukan diantaranya
36
Asra, M.Ed, Metode Pembelajaran, h. 229.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
kualitatif adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk suatu
kajian yang bersifat deskriptif. Jenis penelitian ini umumnya dipakai dalam
bagaimana suatu peristiwa atau pengalaman terjadi hingga akhirnya dikaji secara
Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa deskriptif kualitatif adalah suatu metode
dengan proses atau peristiwa penjelas yang akhirnya dapat ditarik suatu
tersebut.37
37
Wiwin Yuliani, “Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif Bimbingan
dan Konseling,” Quanta, Vol. 2 No. 2 (Mei 2018): h.86-87.
38
peristiwa yang ada di lapangan.38 Sehingga jenis penelitian ini sesuai dengan
fokus penelitian ini tentang strategi guru dalam penanganan siswa pasif pada
B. Lokasi Penelitian
yang menunjang penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil lokasi penelitian
1) Subjek Penelitian
penelitian ini, yaitu guru wali kelas dan siswa pasif di kelas VA dan VB
2) Objek Penelitian
38
M. Djunaidi Ghony Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif III
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 62.
39
Hakim Prof. Dr. Abdul M.Si, Metodologi Penelitian (Jawa Barat: CV Jejak, 2017), h.
152.
39
Objek adalah apa yang akan diselidiki selama kegiatan penelitian.
Menurut Nyoman Kutha Ratna, objek adalah keseluruhan gejala yang ada
penelitian kualitatif disebut situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu:
situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen di atas, melainkan juga berupa
himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang
mengenai upaya guru wali kelas VA dan VB dalam penanganan siswa yang
1) Data
dokumen, dan artikel surat kabar.41 Data yang akan digali dalam penelitian
40
Prof. Dr. Abdul, h. 156.
41
Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif III, h.108.
40
ini ada dua macam, yaitu data primer (pokok) dan data sekunder
(penunjang).
42
Waluya Bagja, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat (Bandung: PT
Setia Depan Kelas XII, 2007), h. 79.
43
Meysi Arsita Muhammad Idris dan Nora Surmilasari, Cerita Rakyat Desa Muara Gula
Lama Sebagai Sumber Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V Sekolah Dasar Neger 9 Ujan
Mas (Jawa Tengah: Lakeisha), h. 18.
44
Bagja, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat, h. 79.
41
2) Sumber Data
a. Responden, yaitu guru wali kelas dan siswa pasif di kelas VA dan VB
penelitian.
mengamati dan merekam apa yang sedang berlangsung. Peneliti juga bisa
agar lebih fokus untuk mengamati apa saja yang dikerjakan oleh narasumber
yang menjadi objek dalam penelitian ini pada saat kegiatan yang di amati
tersebut secara langsung, sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap
dan jelas.
2) Wawancara
45
Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif III, h. 170.
42
Wawancara atau interview adalah suatu cara pengumpulan data
khusus yang harus di jawab oleh narasumber sesuai dengan instrumen yang
secara lebih detail serta untuk pertanyaan spontan yang mungkin terjadi
46
Dr. Drs. Ismail Nurdin Dra. Sri Hartati, M.Si M.Si, Metodologi Penelitian Sosial
(Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019), h. 178.
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D (Bandung: Alfabeta, 2017),
h. 233.
43
Bangkar Muara Uya. Wawancara ini akan dilakukan beberapa kali sesuai
3) Dokumentasi
cara mengumpulkan informasi dari dokumen, arsip, berita dan hal lain yang
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1) Pengumpulan Data
Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang diperoleh
penelitian.
2) Reduksi Data
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 133.
49
Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” Jurnal Alhadharah, Vol. 17 No. 33 (Juni 2018):
h. 91.
44
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, di cari tema dan polanya.50 Dengan demikian data yang telah di-
bila diperlukan.
data yang terkait dengan upaya guru wali kelas VA dan VB dalam
wawancara.
3) Penyajian Data
Penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
upaya guru wali kelas VA dan VB dalam penanganan siswa yang pasif pada
50
Sustiyo Wandi dkk, “Pembinaan Prestasi Ekstrakurikuler Olahraga Karang Turi Kota
Semarang,” Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, Vol. 8 No. 2 (Agustus
2013): h. 527-528.
51
Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” h. 94.
45
4) Kesimpulan dan Verifikasi
gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas atau gelap sehingga
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
hipotesis atau teori. Sedangkan verifikasi data adalah usaha untuk mencari,
dan verifikasi ini berupa deskripsi tentang upaya guru wali kelas VA dan
itu.
sumber data adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari berbagai
52
Wandi dkk, “Pembinaan Prestasi Ekstrakurikuler Olahraga Karang Turi Kota
Semarang,” h. 528.
46
sumber tersebut, nantinya dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang
sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber itu, tidak bisa
tersebut.
kuesioner antar narasumber). Triangulasi sumber data yang diperoleh dari kepala
didik.
47
BAB IV
2. Letak Geografis
48
Desa Kelurahan : Muara Uya
Telepon : 081348219368
Email :
mialislamiyahbangkar@yahoo.co.id
Website :-
SK PENDIRIAN
SK KEMENKUMHAM : AHU-
O031242ah.01.04.TAHUN 2016
LETAK LEMBAGA
Wilayah : Pedesaan
49
3. Visi dan Misi MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya
a) Visi
Terwujudnya siswa-siswi madrasah yang beriman dan
bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas dan beprestasi di berbagai ilmu
pengetahuan, olah raga dan seni Islami dengan kondisi lingkungan
madrasah yang sehat dan nyaman.
b) Misi
1) Menjadikan madrasah unggulan dalam ilmu, iman dan amal.
2) Mewujudkan generasi cendikiawan muslim berakidah Islamiyah.
3) Mewujudkan generasi penghafal Alquran.
4) Melaksanakan program pengembangan diri siswa secara khusus
untuk mencapai prestasi yang berkualitas dalam pengetahuan, olah
raga, dan seni Islami.
5) Mewujudkan kepedulian warga madrasah untuk menciptakan
lingkungan madrasah yang sehat dan nyaman.
50
4 Aulia Azizah, S.Pd. - Muara Uya, 28 Mei 1979
SD
5 Israwiyah, S.Pd, SD - Muara Uya, 17 April 1985
6 Sri Murtini, S.Pd - Jaro, 08 Oktober 1985
7 Misran, S.Pd - Randu, 05 September 1989
8 Diana, S.Pd - Lumbang, 10 Mei 1992
9 Edi Rahman, S.Pd - Kupang Nunding, 22 Juni
1993
10 Firdausiah - Kudus, 17 September 1992
11 Muhammad Rayu - Muang, 01 Januari 1994
Halbi
12 Miati, S.Pd - Uwie, 17 Agustus 1993
13 Muhammad Irmayusi, - Tabalong, 07 April 1995
S.Pd
14 Arbainsyah, S.Pd - Tabalong, 12 Mei 1997
15 Hj. Hapizah, S.Pd - Muara Uya, 26 Desember
1985
16 Hendrayani - Tabalong, 22 Juli 1998
17 Ahmad Hairul Anam - Tabalong, 07 Februari 1995
51
Tabel 4. 2 Keadan Siswa-Siswi
No Kelas LK PR Jumlah
1 IA 15 12 27
2 IB 14 11 25
3 IIA 14 13 27
4 IIB 15 11 26
5 IIIA 16 9 25
6 IIIB 14 12 26
7 IVA 15 10 25
8 IVB 13 11 24
9 VA 18 14 32
10 VB 20 11 31
11 VIA 10 15 25
12 VIB 10 16 26
Jumlah 174 145 319
52
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran
Jumlah Sarana & Prasarana
No Sarana & Menurut Kondisi Status
Prasarana Baik Rusak Rusak Rusak Kepemilikan
Ringan Sedang Berat
1. Ruang Kelas 12 - - - Milik
Madrasah
2. Ruang Kantor Guru 1 - - - Milik
Madrasah
3. Ruang Tata Usaha 1 - - - Milik
Madrasah
4. Ruang Perpustakaan 1 - - - Milik
Madrasah
5. WC Murid 6 - - - Milik
Madrasah
6. WC Guru 2 - - - Milik
Madrasah
7. Mushola 1 - - - Milik
Madrasah
B. Penyajian Data
53
dokumentasi. Penyajian data tentang upaya guru dalam penanganan siswa pasif
pada pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya akan disajikan
dalam bentuk uraian berdasarkan data-data yang digali dalam penelitian ini, baik
melalui observasi, wawancara, maupun analisis dokumen berdasarkan urutan
masalah dalam penelitian ini.
Untuk teknik obervasi dan wawancara ditunjukkan untuk guru wali kelas
VA dan VB. Observasi dilakukan dengan mengamati langsung bagaimana
strategi yang digunakan guru dalam menangani siswa yang pasif pada
pembelajaran berlangsung.
54
saya menanyakan seputar materi pembelajaran kepada salah satu siswa,
termasuk siswa yang pasif tadi”.53
Adapun menurut Bapak Misran selaku guru wali kelas VB
memaparkan mengenai bentuk gejala siswa pasif dalam pembelajaran
yaitu:
“Siswa yang pasif kurang memahami materi pembelajaran dan
lamban merespon stimulus. Jadi misalnya dalam menjelaskan materi
pembelajaran siswa yang pasif ini paling tidak tiga sampai empat kali
menjelaskannya supaya mereka paham karena siswa pasif ini agak lambat
menangkapnya”.54
Hal ini juga diungkapkan oleh Iskandar selaku siswa kelas VA
terkait dengan bentuk gejala pasif dia mengatakan bahwa:
“Saya malu karena saya merasa lebih tua di kelas ini jadi saya tidak
mudah bergaul dengan teman sekelas saya”55
Adapun juga diungkapkan oleh Ahmad Budiman selaku siswa kelas
VB terkait dengan bentuk gejala pasif dia mengatakan bahwa:
“Saya kurang memahami materi pembelajaran”56
Dari berbagai informan yang diwawancarai sudah jelas bahwa
memang terdapat beberapa kepasifan yang terjadi pada diri siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung. Hal yang serupa juga ditemukan oleh
peneliti pada saat melakukan observasi di ruang kelas.
Pada saat observasi berlangsung bahwa memang terlihat ada
beberapa siswa yang hanya diam saja jika guru menanyakan seputar
materi. Selain siswa diam juga terlihat siswa yang lamban merespon ketika
53
Wawancara dengan Bapak Edi Rahman, Guru Wali Kelas VA di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya, 10 Februari 2023.
54
Wawancara dengan Bapak Misran, Guru Wali Kelas VB di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya, 11 Februari 2023.
55
Wawancara dengan Iskandar, Siswa Kelas VA di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya,
10 Februari 2023.
56
Wawancara dengan Ahmad Budiman, Siswa Kelas VB di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya, 11 Februari 2023.
55
diajukan pertanyaan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh lemahnya daya
berpikir siswa yang disebabkan oleh insiden atau faktor bawaan siswa
mengakibatkan siswa sulit untuk berkonsentrasi dalam menjawab
pertanyaan.
Jadi dapat disimpulkan dari guru wali kelas VA dan VB tersebut
bahwa gejala pasif pada siswa yaitu malu berbicara, kurang memahami
materi pembelajaran dan lamban merespon stimulus.
Dari pendapat beberapa informan di atas maka, dapat disimpulkan
bahwa bentuk-bentuk gejala pasif siswa kelas VA dan VB dalam
pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya, sebagai berikut:
a) Diam dalam belajar
Diam merupakan tidak merespon sama sekali dari apa yang
diajarkan oleh guru. Salah satu faktor diam dalam belajar yaitu anak
yang kurang percaya diri untuk mengargumenkan pendapatnya pada
saat pembelajaran. Contohnya guru memberikan feelback kepada
siswa dan memancing siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru
namun, peserta didik hanya diam dalam belajar, tentunya dilihat dari
keberagaman peserta didik dalam belajar.
Adapun upaya guru mengetahui keberagaman siswa dalam
belajar seperti guru melihat bagaimana gaya peserta didik belajar,
tidak membeda-bedakan siswa, menyesuaikan pertanyaan soal
sesuai dengan kemampuan siswa, selanjutnya meminta siswa untuk
membuat ringkasan dari penjelasan guru terkait materi yang
diajarkan dan belajar dengan teman sejawatnya.
b) Lamban merespon stimulus
Karakter siswa dalam pembelajaran memang sangat bervariasi,
misalnya dalam hal kemampuan untuk memahami pelajaran. Bisa
dipastikan bahwa di dalam suatu kelas biasanya akan di temukan
karakter siswa yang cepat dalam memahami pelajaran namun ada
juga yang lambat dalam memahami pelajaran.
56
Adapun cara guru mengatasi siswa yang lambat memahami
pelajaran yaitu, memahami karaktersitik siswa, menggunakan
metode pembelajaran yang sesuai, memilihkan tempat duduk yang
tepat, memberikan tugas tambahan dan konsultasi dengan orang tua.
57
Bapak Edi Rahman, Guru Wali Kelas VA di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
58
Bapak Misran, Guru Wali Kelas VB di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
57
berlangsung, kurang interaksi terhadap orang sekitar, lamban merespon
stimulus, dan hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
59
Bapak Edi Rahman, Guru Wali Kelas VA di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
58
“Faktornya itu beda-beda setiap orang, ada yang keterbelakangan,
tidak bisa membaca, ditinggal orang tua sejak kecil (meninggal), kurang
kasih sayang dan bimbingan oleh orang tuanya dari sejak kecil”60
Dari beberapa pendapat informan tersebut dapat disimpulkan bahwa
faktor yang menyebabkan siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-
Islamiyah Bangkar Muara Uya itu ada dua faktor yaitu faktor internal yang
berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar
diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu kurangnya minat
dalam pembelajaran, kurang memahami materi pembelajaran, tidak bisa
membaca, siswa yang keterbelakangan dan faktor usianya yang lebih tua
dari temannya. Adapun faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor
kesehatan fisiknya dan lingkungannya di sekolah maupun di rumah.
60
Bapak Misran, Guru Wali Kelas VB di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
61
Bapak Edi Rahman, Guru Wali Kelas VA di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
59
“Cara menanganinya otomatis tidak bisa disamakan dengan siswa
yang aktif, jadi siswa yang pasif tadi harus melibatkan langsung supaya
mereka ada rangsangan jadi tidak hanya diam. Misalnya sebelum
memasuki pembelajaran, hendaknya kita menghidupkan suasana kelas
terlebih dahulu baru memasuki pembelajaran agar suasana kelas hidup,
kemudian melibatkan siswa dalam proses pembelajaran jadi siswa itu tidak
hanya membaca dan menulis saja tapi diajak langsung seperti
menyebutkan nama-nama binatang, menjawab soal yang Bapak kasih, jadi
tidak terpaku pada catatan”.62
Jadi dapat dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan guru wali
kelas VA dan VB dalam menangani siswa pasif dalam pembelajaran
adalah memberikan perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik
perhatian siswanya, mengembangkan rasa percaya diri, memberikan
pertanyaan sebagai stimulus belajar, dan memberikan penghargaan
sebagai penghormatan bagi siswa yang mampu menjawab pertanyaan
tersebut.
C. Analisis Data
62
Bapak Misran, Guru Wali Kelas VB di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
63
Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 834.
60
perbuatan atau perilaku yang menghindari konflik hingga akan cenderung
menyampingkan perasaan dan pikiran pribadi mereka.
Hasil wawancara yang diperoleh, sejalan dengan hasil observasi
yang telah peneliti lakukan. Pada saat observasi berlangsung bahwa
memang terlihat ada beberapa siswa yang hanya diam saja jika guru
menanyakan seputar materi. Selain siswa diam juga terlihat siswa yang
lamban merespon ketika diajukan pertanyaan oleh guru.
Hal ini disebabkan oleh lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan
oleh insiden atau faktor bawaan siswa mengakibatkan siswa sulit untuk
berkonsentrasi dalam menjawab pertanyaan.
Adapun bentuk-bentuk gejala siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-
Islamiyah Bangkar Muara Uya, sebagai berikut:
a) Terdapat siswa yang kurang percaya diri ketika belajar. Siswa yang
kurang percaya diri atau malu untuk segala hal terutama dalam hal
bertanya atau menyampaikan argumennya adalah siswa yang memiliki
masalah dengan kecakapan dalam belajar yang mengakibatkan
kurangnya percaya diri pada diri siswa tersebut.
b) Terdapat siswa yang hanya diam saja ketika guru bertanya mengenai
materi yang diajarkan. Hal ini di sebabkan oleh lemahnya daya berpikir
siswa yang disebabkan oleh insiden maupun bawaan dari siswa tersebut
sehingga apabila daya tangkap belajar siswa lemah, maka siswa sulit
berkonsentrasi dan mengelola materi pembelajaran. Selain itu ada
masalah juga terkait dengan kemampuan belajar siswa dalam menggali
kembali pesan-pesan yang telah disampaikan oleh guru. Hal tersebut
berakibat kepada kepasifan siswa.
61
Bangkar Muara Uya dengan yang terdapat di dalam teori. Adapun
karakteristik siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-Islamiyah Bangkar
Muara Uya, yaitu sebagai berikut:
a) Siswa lamban dalam merespon stimulus, siswa yang lamban merespon
ketika diajukan pertanyaan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh
lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan oleh insiden atau faktor
bawaan siswa mengakibatkan siswa sulit untuk berkonsentrasi dalam
menjawab pertanyaan.
b) Siswa cenderung banyak diam, hal ini disebabkan siswa tidak paham
dengan materi yang diajarkan oleh guru, atau siswa kurang paham
dengan materi yang dijelaskan guru. Maka ketika guru memberikan
rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan mengenai materi
yang diajarkan sebagian siswa ada yang merespon, menjawab
pertanyaan dan kebanyakan hanya diam.
c) Siswa cenderung pemalu dan tidak mudah bergaul
Beberapa hal tersebut juga sesuai dengan yang dipaparkan dalam kajian
teori yang dikutip dari buku karangan Mulyadi yang mengatakan bahwa
sebagai berikut:
sendiri atau faktor lain yang pada akhirnya membuat ia lamban dalam
merespon pelajaran.
yang diajarkan oleh guru, atau siswa kurang paham dengan materi yang
62
didik berupa pertanyaan mengenai materi yang diajarkan sebagian
diam.
guru menjelaskan materi ada yang merespon dalam setiap apa yang
guru dan ketika guru bertanya mengenai materi yang diajarkan siswa
tidak ada yang merespon dari pertanyaan guru, hanya berperilaku diam.
cemas yang berlebihan akan membuat siswa merasa tertekan dan sukar
untuk mengungkapkan apa yang dirasakan karena takut atau malu jika
seperti siswa yang lainnya agar tidak merasa rendah diri dalam
bergaul.64
64
Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Belajar Terhadap Kesulitan Belajar
Khusus (Yogyakarta: Nuha Litera), h. 114.
63
penelitian mengenai faktor penyebab siswa pasif dalam pembelajaran di MI
Al-Islamiyah Bangkar Muara Uya.
Adapun faktor penyebab siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-
Islamiyah Bangkar Muara Uya sebagai berikut:
a) Faktor dari dalam diri siswa (internal)
1) Siswa kurang memahami pembelajaran
2) Kurangnya minat siswa
3) Keterbelakangan siswa
4) Siswa tidak bisa membaca
5) Usianya jauh lebih tua dari siswa lain
b) Faktor dari luar diri siswa (eksternal)
Kesehatan fisik, lingkungannya di sekolah dan lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
siswa dalam belajar. Hal ini meliputi perhatian yang diberikan orang
tua terhadap anaknya dalam mendukung kegiatan belajar di rumah,
kondisi ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak
serta suasana rumah saat siswa belajar.
Menurut Slameto anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang
tua, bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di
rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua
wajib memberi pengertian dan dorongan.
1) Faktor dari dalam diri siswa (internal) yaitu tidak ada dorongan untuk
64
yang tidak memiliki rasa percaya diri maka ia cenderung memilih
2) Faktor dari luar diri siswa (eksternal) yaitu siswa yang memiliki
65
Difany Dkk, AKU BANGGA MENJADI GURU: PERAN GURU DALAM
PENGUATAAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK, h. 137.
65
pengakuan atas prestasi yang dicapai oleh siswa, serta memberikan
feedback yang konstruktif untuk membantu siswa memperbaiki diri.
Kemudian menciptakan suasana belajar yang kondusif seperti
memberikan ruang bagi siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas
dan memberikan kesempatan pada siswa memimpin presentasi atau
kegiatan lainnya.
Menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana siswa
diberi kesempatan untuk aktif dalam proses pembelajaran dan guru
berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa pasif akan lebih
terlibat dalam pembelajaran dan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Memberikan bantuan khusus, misalnya memberikan tutor atau
bimbingan tambahan secara individu atau kelompok kecil. Hal ini dapat
membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan dengan lebih
baik dan meningkatkan partisipasi mereka dalam kelas.
b) Mengembangkan rasa percaya diri
Guru memegang peran penting dalam mengembangkan rasa percaya
diri siswa. Salah satu caranya adalah dengan memberikan penguatan
positif pada siswa ketika mereka melakukan sesuatu dengan baik.
Dengan memberikan pujian dan penghargaan, siswa akan merasa
dihargai dan percaya diri untuk mencoba hal-hal baru.
Selain itu guru juga dapat memberikan tantangan yang sesuai
dengan kemampuan siswa. Ketika siswa berhasil menyelesaikan tugas
yang sulit, mereka akan merasa lebih percaya diri dan merasa yakin
bahwa mereka mampu mengatasi tantangan lainnya.
Guru juga dapat membantu siswa mengatasi kegagalan dengan
memberikan dukungan dan motivasi. Dengan memberikan dorongan
dan dukungan, siswa akan merasa lebih percaya diri untuk mencoba lagi
meskipun sebelumnya gagal.
Namun, penting juga bagi siswa membangun rasa percaya diri dari
dalam diri mereka sendiri. Guru dapat membantu siswa mengenali
66
kelebihan dan kekurangan mereka, serta membantu mereka untuk
menerima diri mereka sendiri apa adanya.
c) Memberikan pertanyaan
Salah satu upaya yang dilakukan guru mengatasi kepasifan siswa
dalam belajar adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa yang pasif atau menitikberatkan siswa yang pasif untuk
tampil didepan kelas. Memberikan pertanyaan kepada siswa pasif juga
meningkatkan partisipasi mereka dalam belajar. Jadi, dengan
memberikan pertanyaan, siswa akan lebih termotivasi untuk berbicara
dan berinteraksi dengan guru dan teman-temannya. Selain itu
pertanyaan juga dapat membantu siswa memahami materi yang sedang
dipelajari dengan lebih baik karena mereka harus berpikir untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Dengan demikian pertanyaan dari guru
menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan kualitas dan
efektivitas pembelajaran.
d) Memberikan pengarahan dan pengawasan kepada seluruh siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Ketika memberikan tugas, guru
memberikan pengarahan dengan serinci mungkin. Dan pada saat siswa
sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hendaknya guru
mengelilingi ruang kelas untuk melihat apakah siswa benar-benar edang
mengerjakan tugas atau tidak.
e) Memberikan kesempatan pada siswa yang pendiam dan siswa yang
lemah dalam memahami materi pembelajaran.
f) Memahamkan materi kepada diri setiap siswa dengan cara
menghubungkan materi dengan hal yang terjadi pada masa sekarang.
g) Memberikan penghargaan
Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menjawab
pertanyaan bisa bikin mereka lebih semangat dan lebih termotivasi buat
belajar. Mereka jadi merasa dihargai dan diapresiasi atas usaha mereka.
Dan secara tidak langsung, memberikan penghargaan juga menjadi
bentuk dukungan buat mereka terus berusaha dan berkembang.
67
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
69
kesehatan fisik, lingkungannya di sekolah dan lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
siswa dalam belajar. Hal ini meliputi perhatian yang diberikan orang tua
terhadap anaknya dalam mendukung kegiatan belajar di rumah, kondisi
ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak serta suasana
rumah saat siswa belajar.
4. Upaya guru dalam penanganan siswa pasif dalam pembelajaran di MI Al-
Islamiyah Bangkar Muara Uya yaitu memberikan perhatian khusus,
mengembangkan rasa percaya diri, memberikan pertanyaan dan
memberikan penghargaan.
B. Saran-Saran
70
2. Kepada siswa diharapkan mampu lebih meningkatkan kualitas belajar,
dalam meningkatkan prestasi pada proses pembelajaran baik dalam
akademik dan non akademik.
3. Bagi orang tua diharapkan agar mendukung anak, memberi motivasi agar
anak dalam proses belajarnya dapat menumbuhkan rasa semangat dalam
menjalani aktivitas mereka selama disekolah maupun diluar lingkungan
sekolah.
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, MT, Dr. Fuad. Rekognisi Pembelajaran Lampau Pada Pendidikan Guru
Kejuruan. Jawa Timur: Cerdas Ulet Kreatif, 2020.
Abdurahman. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Adobe Flash dapat
Meningkatkan Efektivitas Belajar Siswa. Tangerang: Pascal Books, 2022.
Agung Prasetyo Abadi, 4. Nur Fajri Fauziah. “Implementasi Teknik Latihan
Asertif Sebagai Upaya Mengatasi Siswa Pasif Pada Pembelajaran
Matematika,” Jurnal Unsika, Vol. 1 No. 1 (November 2019).
Ahmad Budiman, Wawancara dengan. Siswa Kelas VB di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya, 11 Februari 2023.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Asimah, Nur. “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Siswa
Yang Menunjukkan Gejala Pasif Dalam Pembelajaran Di Sekolah
Menengah Kejuruan Persatuan Amal Bakti 6 Medan.” Skripsi, Islam Negeri
Sumatera Utara, 2019.
Asra, M.Ed, Dra. Sumiati. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima CV,
2008.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010.
Bagja, Waluya. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat. Bandung:
PT Setia Depan Kelas XII, 2007.
Bapak Edi Rahman, Wawancara dengan. Guru Wali Kelas VA di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya, 10 Februari 2023.
Bapak Misran, Wawancara dengan. Guru Wali Kelas VB di MI Al-Islamiyah
Bangkar Muara Uya, 11 Februari 2023.
Cowley, Sue. Getting the Buggers to Behave. London: Piatus Books, An Imprint of
Little , Brown Book Group, t.t.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2010.
72
Dewi, Safitri, S.Sos.I, M.Pd.I. Menjadi Guru Yang Profesional. Riau: PT. Indragiri
Dot Com, 2019.
Difany Dkk, Salsabila. AKU BANGGA MENJADI GURU: PERAN GURU DALAM
PENGUATAAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK. Yogyakarta: UAD
Press, 2021.
Dra. Sri Hartati, M.Si, Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si. Metodologi Penelitian Sosial.
Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019.
Fauzan Almanshur, M. Djunaidi Ghony. Metodologi Penelitian Kualitatif III.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.
Hasanah, Uswatun. “Strategi Pembelajaran Aktif Untuk Anak Usia Dini.” Insania
Vol. 23 No. 2 (Desember 2018).
Iskandar, Wawancara dengan. Siswa Kelas VA di MI Al-Islamiyah Bangkar Muara
Uya, 10 Februari 2023.
Isra Hayati, Mutiara. “Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII
Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN Dharmasraya.” Skripsi,
IAIN Batu Sangkar, 2022.
M, Hardiyanty. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepasifan dan Kesulitan
Siswa dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Balusu.”
Skripsi, Universitas Negeri Makassar, 2017.
M.Ag, Drs. Sinar. Peran Pengawas Di Era Global Trobosan Baru Meningkatkan
Profesionalitas Guru. Yogyakarta: Deepublish, 2021.
Mardianto. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing, t.t.
Muhammad Idris dan Nora Surmilasari, Meysi Arsita. Cerita Rakyat Desa Muara
Gula Lama Sebagai Sumber Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V
Sekolah Dasar Neger 9 Ujan Mas. Jawa Tengah: Lakeisha, t.t.
Mulyadi. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Belajar Terhadap Kesulitan
Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera, 2010.
Nur Azizah, Muhammad Nur Asmawi. “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Melalui Metode Pemberian Tugas
Selama Pandemi Covid 19 Di MA Al-Ikhwan Topoyo,” Al Bariq: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 3 No. 2 (2022).
73
Pitalis, Mawardi. Penelitian Tindakan Kelas, Peneltian Tindakan Sekolah dan Best
Practise. Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media, 2020, t.t.
Prof. Dr. Abdul, Hakim, M.Si. Metodologi Penelitian. Jawa Barat: CV Jejak, 2017.
Rijali, Ahmad. “Analisis Data Kualitatif,” Jurnal Alhadharah, Vol. 17 No. 33 (Juni
2018).
Sanjaya, Wina. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta, 2013.
Sasmita dkk, Lita. “Faktor Penyebab Ketidakaktifan Siswa Kelas XI IPS 4 Dalam
Proses Belajar Mengajar Di SMA Negeri 12 Makassar,” Jurnal Sosialisasi
Pendidikan Sosiologi, Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 (t.t.).
Singeran, Petronela. “Analisis Kesalahan Siswa Pasif Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Berbentuk Cerita.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
Matematika, dan Statistika Vol. 1 No. 3 (Desember 2020).
Siti Maemunawati, Muhammad Alif. Peran Guru, Orang Tua, Metode dan Media
Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi Covid-19. Serang: 3M
Media Karya Serang, 2020.
Suardi, Moh. Belajar dan Pembelajaran. 1 ed. Yogyakarta: Deepublish, 2018.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: Alfabeta,
2017.
Tentren Mawati, Arin. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Yayasan Kita Menuliis,
2022.
Tim, Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka,
t.t.
Wandi dkk, Sustiyo. “Pembinaan Prestasi Ekstrakurikuler Olahraga Karang Turi
Kota Semarang,” Journal of Physical Education, Sport, Health and
Recreation, Vol. 8 No. 2 (Agustus 2013).
Warif, Muhammad. “Strategi Guru Kelas Dalam Menghadapi Peserta Didik yang
Malas Belajar,” Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 4 No.1 (Juni 2019).
Yahya Al Hakim, Rais Tsaqif. Pembelajaran Online Di Tengah Pandemi Covid 19,
Tantangan yang Mendewasakan. Yogyakarta: UAD Press, 2021.
Yeni Salim, Peter Salim dan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Modern
English Press, 2002.
74
Yuliani, Wiwin. “Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif
Bimbingan dan Konseling,” Quanta, Vol. 2 No. 2 (Mei 2018).
75
Lampiran
PEDOMAN WAWANCARA
PEDOMAN OBSERVASI
PEDOMAN DOKUMENTASI
76
Lampiran
77
pembelajaran. Kemudian faktor dari luar dirinya itu
seperti bagaimana lingkungan belajarnya di
sekolah maupun di rumah.
6. Bagaimana upaya Cara menanganinya dengan memberikan sentuhan
Bapak menangani pada titik pekanya, memotivasi dia belajar,
siswa pasif dalam mengajak dia berbicara, membangkitkan rasa
pembelajaran? percaya diri dan memahamkan materi kepada diri
setiap siswa dengan cara menghubungkan materi
dengan hal yang terjadi di masa sekarang.
7. Apakah ada kesulitan Kesulitannya itu ada, seperti membangkitkan
dalam menangani supaya dia percaya diri agar dia tidak malu dan
siswa pasif tersebut? faktor usianya.
78
kurang aktif dalam pembelajaran, akan tetapi dari
segi bakat mereka memiliki kemampuan yang baik
5. Apa faktor penyebab Faktornya itu beda-beda setiap orang, ada yang
siswa menjadi pasif keterbelakangan, ditinggal orang tua sejak kecil
dalam pembelajaran? (meninggal), kurang kasih sayang dan bimbingan
oleh orang tuanya dari sejak kecil
6. Bagaimana upaya Cara menanganinya otomatis tidak bisa disamakan
Bapak menangani dengan siswa yang aktif, jadi siswa yang pasif tadi
siswa pasif dalam harus melibatkan langsung supaya mereka ada
pembelajaran? rangsangan jadi tidak hanya diam. Misalnya
sebelum memasuki pembelajaran, hendaknya kita
menghidupkan suasana kelas terlebih dahulu baru
memasuki pembelajaran agar suasana kelas hidup
kemudian melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran jadi siswa itu tidak hanya membaca
dan menulis saja tapi diajak langsung seperti
menyebutkan nama-nama binatang, menjawab soal
yang Bapak kasih, jadi tidak terpaku pada catatan.
7. Apakah ada kesulitan Kesulitannya tidak ada tapi misalnya dalam
dalam menangani penjelasan materi atau pemberian soal, siswa yang
siswa pasif tersebut? pasif itu agak lambat menangkapnya, jadi minimal
tiga atau empat kali menjelaskan agar mereka
paham. Sedangkan siswa aktif ketika pemberian
soal atau penjelasan materi mereka cepat tanggap
menangkapnya.
79
DOKUMENTASI
80