Anda di halaman 1dari 24

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


KOTA YOGYAKARTA

20/NKB.YK/VIII/2020
NOMOR :
1/NKB/DPRD/VIII/2020

TANGGAL : 19 AGUSTUS 2020

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM
PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2020
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KOTA YOGYAKARTA

20/NKB.YK/VIII/2020
NOMOR :
1/NKB/DPRD/VIII/2020

TANGGAL : 19 AGUSTUS 2020

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM
PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2020

Yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama : HARYADI SUYUTI
Jabatan : Walikota Yogyakarta
Alamat Kantor : Jl. Kenari Nomor 56 Komplek Balaikota Timoho
Yogyakarta
bertindak dalam jabatannya tersebut di atas, dan oleh karena itu sah mewakili
Pemerintah Kota Yogyakarta, demikian berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 131.34/3116 Tahun 2017, tertanggal 17 Mei 2017 tentang
Pengangkatan Walikota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, untuk selanjutnya disebut: -----------------------------------------------------
------------------------------------- PIHAK PERTAMA ------------------------------------

2.a. Nama : DANANG RUDIYATMOKO


Jabatan : Ketua DPRD Kota Yogyakarta
Alamat Kantor : Jl. Ipda Tut Harsono No. 43 Yogyakarta
b. Nama : M. FURSAN
Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta
Alamat Kantor : Jl. Ipda Tut Harsono No. 43 Yogyakarta
c. Nama : DHIAN NOVITASARI
Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta
Alamat Kantor : Jl. Ipda Tut Harsono No. 43 Yogyakarta
sebagai pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kota Yogyakarta demikian berdasarkan Keputusan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 219/KEP/2019 tertanggal 25 September
2019 tentang Peresmian Ketua dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Yogyakarta masa jabatan tahun 2019 – 2024 untuk selanjutnya
disebut:---------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------- PIHAK KEDUA ----------------------------------------
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diperlukan Kebijakan Umum Perubahan
APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk
selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020.

Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap kebijakan umum
Perubahan APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2020,
kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam
penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2020.

Secara lengkap Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020 disusun
dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota
Kesepakatan ini.

Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020.

Yogyakarta, 19 Agustus 2020

PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
WALIKOTA YOGYAKARTA KOTA YOGYAKARTA

Selaku Selaku
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

ttd ttd

HARYADI SUYUTI DANANG RUDIYATMOKO


KETUA

ttd

M. FURSAN
WAKIL KETUA

ttd

DHIAN NOVITASARI
WAKIL KETUA
LAMPIRAN : NOTA KESEPAKATAN ANTARA
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
DENGAN DPRD KOTA YOGYAKARTA
TENTANG KEBIJAKAN UMUM
PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH TAHUN
ANGGARAN 2020
20/NKB.YK/VIII/2020
NOMOR :
1/NKB/DPRD/VIII/2020
TANGGAL : 19 AGUSTUS 2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................... i


Daftar Tabel ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum
Perubahan APBD ............................................................... 1
1.2. Tujuan Penyusunan KUPA ................................................. 2
1.3. Dasar Hukum Penyusunan KUPA ...................................... 3

BAB II KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN APBD .................................... 5


2.1. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD ............. 5
2.1.1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan
asumsi KUA 2020 ................................................... 5
2.1.2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan
pergeseran anggaran antar unit organisasi,
antar kegiatan, dan antar jenis belanja ................... 6
2.1.3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih
tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun
berjalan .................................................................. 6
2.2. Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah ......................... 7
2.2.1. Perubahan Pendapatan Asli Daerah ........................ 7
2.2.2. Perubahan Dana Perimbangan ................................ 8
2.2.3. Perubahan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah .. 9
2.2.4. Target Perubahan Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2020 ............................................ 10
2.2.5. Upaya Pemerintah dalam Mencapai Target
Pendapatan Daerah ................................................ 11
2.3. Perubahan Kebijakan Belanja Daerah ................................ 12
2.3.1. Kebijakan Belanja Tidak Langsung .......................... 12
2.3.2. Kebijakan Belanja Langsung ................................... 15
2.4. Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah ......................... 16

BAB V PENUTUP .................................................................................. 18

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pendapatan Daerah Sebelum dan Setelah Perubahan APBD


TA 2020 ................................................................................. 10

Tabel 2.2. Belanja Daerah Sebelum dan Setelah Perubahan APBD


TA 2020 ................................................................................. 15

Tabel 2.3. Pembiayaan Daerah Sebelum dan Setelah Perubahan APBD


TA 2020 ................................................................................. 17

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD

Kebijakan Umum APBD (KUA) adalah dokumen yang memuat kebijakan


pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk
periode 1 (satu) tahun. Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) Tahun
2020 disusun dengan mendasarkan pada Rencana Pembangunan Kota
Yogyakarta untuk tahun 2020 sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Walikota Yogyakarta Nomor 45 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2020 dan Peraturan Walikota
Yogyakarta Nomor 47 Tahun 2020 tentang Perubahan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2020. Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2020 disusun melalui beberapa pendekatan
perencanaan yaitu teknokratis, partisipatif, politis, atas-bawah dan bawah-
atas (top-down/bottom-up) melalui proses Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta (Musrenbang Kota Yogyakarta). RKPD
disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Selanjutnya prioritas
pembangunan Kota Yogyakarta untuk Tahun 2020 disusun dalam bentuk
program dan kegiatan dalam klasifikasi belanja langsung yang dilaksanakan
oleh Perangkat Daerah maupun yang dilaksanakan bersama masyarakat.

Prioritas Pembangunan tersebut kemudian dilaksanakan oleh seluruh


Perangkat Daerah dan juga oleh masyarakat untuk tahun anggaran 2020.
Mendasari pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,
maka rencana pembangunan yang akan dianggarkan dalam APBD terlebih
dahulu dibuat kesepakatan antara Pemerintah Daerah dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam bentuk Nota Kesepakatan tentang
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
KUA memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD,
kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan
pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya. Strategi pencapaian yang
dimaksud memuat langkah-langkah konkrit dalam mencapai target.
Selanjutnya kebijakan umum APBD dituangkan dalam rancangan prioritas
plafon anggaran sementara (PPAS) yang disusun dengan tahapan: a)
menentukan skala prioritas pembangunan daerah; b) menentukan prioritas
program untuk masing-masing urusan; dan c) menyusun plafon anggaran
sementara untuk masing- masing program/kegiatan.

Dalam perjalanan pelaksanaan APBD Kota Yogyakarta Tahun Anggaran 2020


terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan asumsi yang tertuang pada
Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Dewan
/ . / /
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta Nomor tanggal
/ / / /

23 Oktober 2019 tentang Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020.


Asumsi tersebut meliputi asumsi pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Perubahan APBD dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal


yaitu: (1) Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA; (2) Keadaan
yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit
organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja; (3) Keadaan yang
menyebabkan saldo anggaran tahun sebelumnya harus digunakan dalam
tahun berjalan; (4) Keadaan darurat; dan (5) Keadaan luar biasa. Hal tersebut
sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor
12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

1.2. Tujuan Penyusunan KUPA

Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun 2020 adalah


sebagai pedoman penyusunan Prioritas Plafon Anggaran Sementara
Perubahan APBD Kota Yogyakarta Tahun Anggaran 2020 dan selanjutnya
menjadi pedoman penyusunan Rancangan Perubahan APBD Tahun 2020.

2
1.3. Dasar Hukum Penyusunan KUPA

Dasar hukum penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Yogyakarta Tahun Anggaran 2020
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4135) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 05, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4028);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5340);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 42);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Beritan Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

3
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2020;
9. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2019
tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2020;
10. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 25 Seri D);
11. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2017-
2022 (Lembaran Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2017 Nomor 11; Noreg
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta
(11,63/2017);
12. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2019 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Yogyakarta Tahun
Anggaran 2020 (Lembaran Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2019 Nomor 10;
Noreg Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta
(10,74/2019);
13. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 45 Tahun 2019 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2020 (Berita Daerah
Kota Yogyakarta Tahun 2019 Nomor 45);
14. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2020 tentang Perubahan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2020 (Berita
Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2020 Nomor 63).

4
BAB II KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN APBD

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


menyangkut 3 (tiga) kebijakan pokok yaitu kebijakan pendapatan, kebijakan
belanja dan kebijakan pembiayaan. Pada dasarnya kebijakan perubahan
diambil berdasarkan perubahan perkiraan sumber-sumber pendapatan dan
besaran pendapatan dari sektor- sektor potensial, sedangkan alokasi
anggaran pada belanja yang bersifat wajib, mengikat, prioritas dan strategis
dapat dilakukan. Kemudian untuk pembiayaan diusahakan pada angka
optimis yang dapat diraih untuk menutup defisit.

Perubahan APBD Tahun 2020 disebabkan adanya perkembangan yang tidak


sesuai dengan asumsi KUA Tahun 2020 yaitu berasal dari perubahan
pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah yang disebabkan
adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

2.1. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 161 Ayat (2) Perubahan APBD dapat
dilakukan apabila terjadi : (1) Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi
KUA; (2) Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran
antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja; (3) Keadaan
yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan
dalam tahun berjalan; (4) Keadaan darurat; dan (5) Keadaan luar biasa.
Perubahan APBD Tahun 2020 dilakukan karena beberapa hal sebagai berikut.

2.1.1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA 2020


Asumsi dasar sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepakatan antara
Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
/ . / /
Yogyakarta Nomor tanggal 23 Oktober 2019 tentang
/ / / /

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020, pada perkembangannya


mengalami perubahan.
2.1.1.1. Asumsi Pendapatan Daerah
Perubahan asumsi pendapatan daerah yang mengalami penurunan
disebabkan adanya perubahan pendapatan pada Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Pada APBD
TA 2020, Pendapatan Daerah ditetapkan sebesar Rp.1.885.417.118.316,- dan
setelah perubahan menjadi sebesar Rp.1.556.365.293.802,-.

2.1.1.2. Asumsi Belanja Daerah


Berdasarkan data realisasi belanja daerah, baik Belanja Langsung maupun
Belanja Tidak Langsung, maka kebijakan belanja daerah diarahkan pada
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja urusan wajib
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan
dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan
sosial. Pelaksanaan urusan wajib mendasarkan pada standar pelayanan
minimal (SPM). Pada APBD 2020 Belanja Daerah ditetapkan sebesar
Rp.1.998.768.133.912,- dan menjadi sebesar Rp.1.756.705.426.924,- setelah
perubahan.

2.1.2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran


antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja
Menindaklanjuti Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Keuangan Nomor 119/2813/SJ dan Nomor 177/KMK.07/2020 tentang
Percepatan Penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
2020 Dalam Rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), serta
Pengamanan Daya Beli Masyarakat dan Perekonomian Nasional, bahwa
penyesuaian pendapatan daerah dan rasionalisasi belanja daerah dituangkan
dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020.

2.1.3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun


sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan
Pada APBD TA 2020 sebelum perubahan telah dianggarkan SiLPA sebesar
Rp.153.831.015.596,- kemudian setelah perubahan menjadi sebesar
Rp.220.340.133.122,45.

6
2.2. Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan yang merupakan hak daerah


dalam satu tahun anggaran yang akan menjadi penerimaan daerah. Sumber
Pendapatan Daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Setiap kelompok
pendapatan tersebut, kemudian dirinci kembali dalam jenis pendapatan.
Khusus PAD, penerimaan pendapatan daerah akan dihitung berdasarkan
potensi riil dari hasil studi yang dilakukan secara bertahap.

Perubahan APBD Tahun 2020, dari sisi pendapatan daerah terdapat


perubahan pada Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah.

2.2.1. Perubahan Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2020 sebelum perubahan sebesar
Rp.671.770.478.946,- dan setelah perubahan menurun menjadi sebesar
Rp.423.924.737.167,-.

Arah kebijakan Pendapatan Asli Daerah pada tahun anggaran 2020, meliputi:
1. Mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah dengan mempertimbangkan
kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,
perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2020, dan realisasi penerimaan
PAD tahun sebelumnya, menggali potensi PAD, serta ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait;
2. Kebijakan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah mengacu pada
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
3. Kebijakan PAD diupayakan tidak memberatkan dunia usaha dan
masyarakat. Upaya tersebut ditempuh melalui peningkatan ketaatan wajib
pajak dan pembayaran retribusi daerah serta meningkatkan pengendalian
dan pengawasan atas pemungutan PAD yang diikuti dengan peningkatan
kualitas, kemudahan, ketepatan waktu, dan kecepatan pelayanan;
4. Dalam merencanakan pendapatan daerah dari hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dihitung secara rasional dengan memperhatikan
nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, baik dalam bentuk uang maupun

7
barang sebagai penyertaan modal serta memperhatikan fungsi penyertaan
modal tersebut; dan
5. Mengoptimalkan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dan belum
dimanfaatkan, untuk dikelola atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga
dalam rangka peningkatan PAD.

2.2.2. Perubahan Dana Perimbangan


Arah kebijakan dana perimbangan pada tahun anggaran 2020 yang terdiri
dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana
Alokasi Khusus dialokasikan berdasarkan pada :
1. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020 tentang
Pengelolaan Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran
2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan
Perekonomian Nasional;
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 14/KM.7/2020 tentang Tata Cara
Pengelolaan dan Rincian Alokasi Dana Cadangan Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Tambahan Gelombang II Tahun Anggaran 2020;
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 15/KM.7/2020 tentang Tata Cara
Pengelolaan dan Rincian Alokasi Dana Cadangan Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Tambahan Gelombang III Tahun Anggaran 2020.

Dana Perimbangan pada tahun anggaran 2020 sebelum perubahan sebesar


Rp.908.779.706.475,- dan menjadi sebesar Rp.831.640.015.831,- setelah
perubahan.

Pendapatan DBH Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp.41.712.972.475,-


sebelum perubahan dan setelah perubahan menjadi sebesar
Rp.47.645.930.000,-. Dana Alokasi Umum sebelum perubahan dialokasikan
sebesar Rp.701.377.143.000,- dan setelah perubahan menjadi sebesar
Rp.631.639.948.000,-. Sedangkan Dana Alokasi Khusus sebelum perubahan
dianggarkan sebesar Rp.165.689.591.000,- dan setelah perubahan menjadi
sebesar Rp152.354.137.831,-.

8
2.2.3. Perubahan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Arah kebijakan dana perimbangan pada tahun anggaran 2020 yang terdiri
dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana
Alokasi Khusus dialokasikan berdasarkan pada :
1. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020 tentang
Pengelolaan Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran
2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan
Perekonomian Nasional;
3. Keputusan Gubernur DIY Nomor 116/KEP/2020 tentang Perubahan Atas
Keputusan Gubernur DIY Nomor 8/KEP/2020 tentang Penetapan Bagi
Hasil Atas Penerimaan Pajak Daerah Pemerintah Daerah DIY kepada
Pemerintah Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2020.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah pada tahun anggaran 2020 sebesar
Rp.304.866.932.895,- menjadi sebesar Rp.300.800.540.804,-pada perubahan
anggaran tahun anggaran 2020.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah berasal dari Hibah sebelum


perubahan sebesar Rp.27.057.600.000,- dan setelah perubahan menjadi
Rp.29.332.900.000,-. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya pada tahun anggaran 2020 sebelum perubahan dialokasikan
sebesar Rp.117.026.683.895,- dan setelah perubahan menjadi sebesar
Rp.119.363.884.803,75; Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
dianggarkan sebesar Rp.92.136.508.000,- sebelum perubahan menjadi
sebesar Rp.83.457.615.000,-; serta Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya tetap sebesar Rp.68.646.141.000,00.

9
2.2.4. Target Perubahan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2020
Perkiraan Perubahan Pendapatan Daerah dalam Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2020 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1. Pendapatan Daerah Sebelum dan Setelah Perubahan APBD TA 2020

SEBELUM SETELAH SELISIH


URAIAN
(Rp) (Rp) (Rp) %

PENDAPATAN DAERAH 1.885.417.118.316 1.556.365.293.802 (329.051.824.514) (17,45)

PENDAPATAN ASLI DAERAH 671.770.478.946 423.924.737.167 (247.845.741.779) (36,89)

Pajak Daerah 451.106.500.000 234.890.300.000 (216.216.200.000) (47,93)

Retribusi Daerah 33.813.710.477 20.428.860.833 (13.384.849.644) (39,58)


Hasil Pengelolaan Kekayaan
35.001.411.395 34.871.537.581 (129.873.814) (0,37)
Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
151.848.857.074 133.734.038.753 (18.114.818.321) (11,93)
Daerah Yang Sah
DANA PERIMBANGAN 908.779.706.475 831.640.015.831 (77.139.690.644) (8,49)
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi
41.712.972.475 47.645.930.000 5.932.957.525 14,22
Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum 701.377.143.000 631.639.948.000 (69.737.195.000) (9,94)

Dana Alokasi Khusus 165.689.591.000 152.354.137.831 (13.335.453.169) (8,05)


LAIN-LAIN PENDAPATAN
304.866.932.895 300.800.540.804 (4.066.392.091) (1,33)
DAERAH YANG SAH
Hibah 27.057.600.000 29.332.900.000 2.275.300.000 8,41

Dana Darurat - - -
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah 117.026.683.895 119.363.884.803,75 2.337.200.909 2,00
Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan
92.136.508.000 83.457.615.000 (8.678.893.000) (9,42)
Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah 68.646.141.000 68.646.141.000 - -
Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan Daerah 1.885.417.118.316 1.556.365.293.802 (329.051.824.514) (17,45)

Pandemi Corona Virus Disease 2019 berdampak cukup signifikan pada


perekonomian nasional dan daerah. Sampai dengan pertengahan tahun 2020,
perkembangan perekonomian global, nasional, dan daerah belum
menunjukkan adanya perbaikan. Hal ini tentu berpengaruh pada
perkembangan perekonomian Kota Yogyakarta dan Pemerintah DIY secara
umum.

Aktivitas perekonomian Kota Yogyakarta yang didorong oleh sektor pariwisata


dan pendidikan mengakibatkan sektor perekonomian lainnya seperti jasa,
perdagangan, hotel dan restoran mengalami penurunan yang cukup dalam.
Penurunan tersebut pada akhirnya memberikan kontribusi negatif bagi
Pendapatan Asli Daerah.

10
2.2.5. Upaya Pemerintah dalam Mencapai Target Pendapatan Daerah
Secara umum anggaran pendapatan daerah dalam APBD Kota Yogyakarta
masih bertumpu pada dana perimbangan. Kenyataan ini membuat
Pemerintah Kota Yogyakarta masih sangat tergantung pada Pemerintah Pusat
dalam membiayai pembangunannya. Perumusan kebijakan yang terkait
langsung dengan pos-pos Pendapatan Daerah pada APBD perlu benar-benar
memperhatikan penetapan arah kebijakan berkaitan dengan target
pendapatan daerah dan upaya-upaya yang akan ditempuh dalam mencapai
target tersebut serta memperhatikan kepastian serta dasar hukum
penerimaannya.

Kebijakan umum sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah


Tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1. Menyempurnakan dan memberlakukan peraturan daerah yang mengatur
tentang pendapatan sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada dan
tidak memberatkan msyarakat dan dunia usaha;
2. Menggali potensi sumber pendapatan asli daerah yang masih
memungkinkan dioptimalkan;
3. Mengoptimalkan sumber daya manusia dan prasarana dalam proses
pemungutan dan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah agar sesuai
dengan potensi yang dimiliki;
4. Memberikan penghargaan terhadap pengelola pajak daerah dan retribusi
daerah yang berprestasi dalam mencapai target yang telah ditetapkan dan
sanksi apabila terjadi pelanggaran;
5. Memberikan penghargaan terhadap wajib pajak daerah dan retribusi
daerah yang patuh terhadap peraturan dan sanksi terhadap wajib
pajak/wajib retribusi yang melanggar;
6. Meningkatkan upaya-upaya untuk mendapatkan bagian yang lebih besar
dari Dana Perimbangan;
7. Mengoptimalkan pendapatan daerah dengan pemanfaatan aset-aset
daerah yang memiliki nilai ekonomi tinggi bekerjasama dengan
masyarakat dan pelaku usaha;
8. Mengupayakan sumber-sumber pendapatan lainnya;
9. Menegakkan peraturan dengan tegas dan adil berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; dan
10. Meningkatkan kesadaran wajib pajak dan retribusi.

11
2.3. Perubahan Kebijakan Belanja Daerah

Berdasarkan pada data realisasi belanja baik Belanja Langsung maupun


Belanja Tidak Langsung, maka kebijakan belanja daerah diarahkan pada
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja urusan wajib
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan
dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan
sosial. Pelaksanaan urusan wajib mendasarkan pada standar pelayanan
minimal (SPM).

2.3.1. Kebijakan Belanja Tidak Langsung


1. Belanja Pegawai
Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung adalah untuk membiayai gaji
dan tunjangan PNSD, adapun kebijakannya adalah:
a. Alokasi gaji pokok dan tunjangan PNS disesuaikan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan rencana
kenaikan gaji pokok PNSD serta pemberian gaji ketiga belas dan gaji
keempat belas;
b. Alokasi kebutuhan belanja pegawai untuk mengakomodir kebutuhan
pengangkatan CPNS sesuai formasi pegawai tahun 2018;
c. Untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat,
tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress
yang besarnya maksimum 2,5% (dua koma lima per seratus) dari jumlah
belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan; dan
d. Penyediaan dana untuk penyelenggaraan asuransi kesehatan berpedoman
pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistim Jaminan
Sosial Nasional, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan.

Alokasi belanja pegawai sebelum perubahan sejumlah Rp.681.991.005.406,-


dan menjadi sebesar Rp.637.504.212.692,- setelah perubahan.

12
2. Belanja Bunga
Alokasi Belanja Bunga mempertimbangkan kewajiban pembayaran bunga
pinjaman baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

3. Belanja Subsidi
Pemberian Subsidi hanya diperuntukkan kepada perusahaan/lembaga
tertentu yang bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga jual
produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat. Produk
yang diberi subsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup
orang banyak. Dalam menetapkan belanja subsidi, dilakukan pengkajian
terlebih dahulu agar pemberiannya tepat sasaran.

4. Belanja Hibah
Alokasi Belanja Hibah mempedomani ketentuan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 99 Tahun 2019.

Pemberian hibah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,


perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan dapat
diberikan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan diberikan secara
selektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah,
rasionalitas serta ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Besaran
prioritas plafon anggaran sementara untuk belanja hibah sebelum perubahan
sebesar Rp.62.515.172.200,- setelah perubahan menjadi sebesar
Rp.50.123.433.400,00. Dengan kata lain, pemberian hibah setelah perubahan
menurun sebesar Rp 12.391.738.800,00 atau sebesar -19,82 persen.

5. Belanja Bantuan Sosial


Alokasi Belanja Bantuan Sosial mempedomani ketentuan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 99 Tahun 2019.

13
Dalam rangka menjalankan dan memelihara fungsi pemerintahan daerah di
bidang kemasyarakatan dan kesejahteraan masyarakat, pemberian bantuan
sosial kepada anggota/kelompok masyarakat dapat diberikan untuk
melindungi dari kemungkinan resiko sosial sesuai kemampuan keuangan
daerah. Alokasi bantuan sosial sebelum perubahan sebesar
Rp.47.341.295.000,- dan setelah perubahan menjadi sebesar
Rp.32.131.465.000,00. Dengan kata lain, pemberian bantuan sosial setelah
perubahan menurun sebesar Rp.15.209.830.000,00 atau sebesar -32,13
persen.

6. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota


Untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan
provinsi kepada kabupaten/kota mempedomani Undang-undang Nomor 28
Tahun 2009 dan memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah dan
retribusi daerah pada tahun 2020 dan pelampauan target Tahun Anggaran
2019 yang belum direalisasikan kepada pemerintah daerah dan menjadi hak
kabupaten/kota ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020.

7. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan


Kepada Partai Politik
Alokasi belanja bantuan keuangan dapat diberikan kepada pemerintah
daerah lainnya dan kepada partai politik dengan memperhatikan kemampuan
keuangan daerah serta peraturan perundang-undangan terkait. Untuk Tahun
2020 ini Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa dan Bantuan Keuangan kepada Parpol sebelum
perubahan sebesar Rp.1.319.092.478,- dan setelah perubahan menjadi
sebesar Rp.1.360.789.078,-.

8. Belanja Tidak Terduga


Perencanaan anggaran Belanja Tidak Terduga dilakukan secara rasional
dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2019 dan
memperhitungkan kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diprediksikan
sebelumnya, di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta tidak
biasa/tanggap darurat, yang tidak diharapkan berulang dan belum
tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2020.
Selain itu, pada tahun 2020 bencana non alam berupa pandemi Covid-19,

14
maka dalam rangka percepatan penanganan pandemi tersebut dialokasikan
anggaran pada belanja tidak terduga untuk penanganan kesehatan,
pemulihan ekonomi, dan jarring pengaman sosial. Dengan demikian, terjadi
penambahan besaran belanja tidak terduga sebelum perubahan sebesar
Rp.3.500.000.000,- dan setelah perubahan menjadi Rp.174.257.424.843,45.

2.3.2. Kebijakan Belanja Langsung


Kebijakan Belanja Langsung dalam rangka melaksanakan program dan
kegiatan untuk Tahun Anggaran 2020, perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Alokasi Belanja Langsung terkait program dan kegiatan diupayakan untuk
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan melalui
prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal berdasarkan
urusan wajib pemerintahan daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan lebih berperspektif gender;
2. Perencanaan belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar, pendidikan, kesehatan, fasititas sosial dan fasilitas umum yang
layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial;
3. Alokasi belanja daerah untuk setiap kegiatan dilakukan analisis kewajaran
biaya yang dikaitkan dengan output yang dihasilkan dari satu kegiatan.
Oleh karena itu, untuk menghindari adanya pemborosan, program dan
kegiatan direncanakan dengan didasarkan pada kebutuhan riil dan
mengutamakan produksi dalam negeri serta dapat melibatkan usaha
mikro dan usaha kecil serta koperasi tanpa mengabaikan prinsip efisiensi,
persaingan sehat, kesatuan sistem, dan kualitas kemampuan teknis; dan

Tabel 2.2. Belanja Daerah Sebelum dan Setelah Perubahan APBD TA 2020
SEBELUM SETELAH
SELISIH
URAIAN PERUBAHAN PERUBAHAN
(Rp) (Rp) (Rp) %

BELANJA DAERAH 1.998.768.133.912 1.756.705.426.924 (242.062.706.988) (12,11)

BELANJA TIDAK LANGSUNG 796.666.565.084 895.377.325.013 98.710.759.929 12,39

Belanja Pegawai 681.991.005.406 637.504.212.692 (44.486.792.714) (6,52)

Belanja Bunga - - -

Belanja Subsidi - - -

15
SEBELUM SETELAH
SELISIH
URAIAN PERUBAHAN PERUBAHAN
(Rp) (Rp) (Rp) %

Belanja Hibah 62.515.172.200 50.123.433.400 (12.391.738.800) (19,82)

Belanja Bantuan Sosial 47.341.295.000 32.131.465.000 (15.209.830.000) (32,13)


Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan - - -
Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi/Kabupaten/
1.319.092.478 1.360.789.078 41.696.600 3,16
Kota dan Pemerintahan Desa,
Partai Politik
Belanja Tidak Terduga 3.500.000.000 174.257.424.843 170.757.424.843 4.878,78

BELANJA LANGSUNG 1.202.101.568.828 861.328.101.911 (340.773.466.917) (28,35)

Belanja Pegawai 138.163.800.611 (138.163.800.611)

Belanja Barang dan Jasa 723.991.264.203 (723.991.264.203)

Belanja Modal 339.946.504.014 (339.946.504.014)

Jumlah Belanja Daerah 1.998.768.133.912 1.756.705.426.924 (242.062.706.988) (12,11)

2.4. Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah

Arah kebijakan pembiayaan daerah meliputi kebijakan penerimaan


pembiayaan dan kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah. Kebijakan
penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan kebijakan
pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA),
pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman,
penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah. Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran 2020 sebelum
perubahan sejumlah Rp.153.831.015.596,- dan setelah perubahan menjadi
sebesar Rp.220.340.133.122,45.

Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup pembentukan dana


cadangan, penyertaan modal (investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah, pembayaran pokok utang yang jatuh tempo, pemberian
pinjaman daerah kepada pemerintah daerah lain sesuai dengan akad
pinjaman. Pengeluaran pembiayaan dialokasikan pada hal-hal yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan
memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Peningkatan
kemampuan keuangan daerah dilakukan dengan melakukan penambahan
penyertaan modal pada Perusahaan milik daerah.

16
Dalam hal ada kecenderungan terjadinya defisit anggaran, harus diantisipasi
kebijakan-kebijakan yang akan berdampak pada pos penerimaan pembiayaan
daerah, sebaliknya jika ada kecenderungan akan terjadinya surplus
anggaran, harus diantisipasi kebijakan-kebijakan yang akan berdampak pada
pos pengeluaran pembiayaan daerah, seperti penyelesaian pembayaran pokok
utang dan penyertaan modal.

Tabel 2.3. Pembiayaan Daerah Sebelum dan Setelah Perubahan APBD TA 2020
SEBELUM SETELAH
SELISIH
URAIAN PERUBAHAN PERUBAHAN
(Rp) (Rp) (Rp) %

PEMBIAYAAN DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
153.831.015.596 220.340.133.122,45 66.509.117.526 43,24
DAERAH
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran 153.831.015.596 220.340.133.122,45 66.509.117.526 43,24
Sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan - - -
Hasil Penjualan Kekayaan
- - -
Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah - - -
Penerimaan Kembali Pemberian
- - -
Pinjaman
Penerimaan Piutang Daerah - - -
Jumlah Penerimaan
153.831.015.596 220.340.133.122,45 66.509.117.526 43,24
Pembiayaan Daerah
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
40.480.000.000
DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan - 20.000.000.000 (20.480.000.000) (50,59)
Penyertaan Modal (Investasi)
40.480.000.000 - -
Daerah
Pembayaran Pokok Utang - 20.000.000.000 (20.480.000.000) (50,59)

Pemberian Pinjaman Daerah - - -


Jumlah Pengeluaran
40.480.000.000 - -
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Netto 113.351.015.596 20.000.000.000 (20.480.000.000) (50,59)

17
BAB III PENUTUP

Demikianlah Kebijakan Umum Perubahan APBD ini dibuat untuk menjadi


pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Perubahan dan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2020.

Yogyakarta, 19 Agustus 2020

PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
WALIKOTA YOGYAKARTA KOTA YOGYAKARTA

Selaku Selaku
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

ttd ttd

HARYADI SUYUTI DANANG RUDIYATMOKO


KETUA

ttd

M. FURSAN
WAKIL KETUA

ttd

DHIAN NOVITASARI
WAKIL KETUA

Anda mungkin juga menyukai