Anda di halaman 1dari 2

DRAMA MALIN KUNDANG I (kanza) : Wahh....

Malin ibu bangga


padamu, kau anak yang berbakti pada
Narator (N) -- Fitrah orangtua!

Ibu (I) -- Khanza M (hasbi) : Ahh ibu bisa saja, yasudah


Malin pergi dulu ya bu! Malin pun sampai di
Malin Kundang (M) -- Hasbi pesisir pantai. Ia melihat kapal yang amat besar
yang penuh dengan muatan. Disana juga ia
Saudagar (S) -- Ega & Raffa
melihat gadis-gadis yang sangat cantik jelita.
Wanita (W1) -- Kayla Rupanya kapal tersebut adalah milik Saudagar

Wanita (W2) -- Deyana M (hasbi) : Hmm.. Andai saja aku bisa naik
ke atas kapal itu..

S (ega) : Hai anak muda! Kau anak


Narator (fitrah) : Suatu hari di desa ..... yang penjual sayur itu kan? Nah, bawa kemari
terletak di pulau... hiduplah seorang janda yang sayurnya!
miskin. Janda itu sudah tua dan tak kuat lagi
untuk bekerja. beruntunglah ia mempunyai Narator (fitrah) : Malin Kundang membawa
seorang anak laki-laki yang bernama Malin sayur itu kepada Saudagar.
Kundang. Malin Kundang amat disegani oleh
S (rafa) : Bagus, terima kasih anak muda!
masyarakat sekitar karena arif budinya. Malin
kundang pun terkenal sangat rupawan. Suatu M (hasbi) : Sama-sama saudagar, ini
hari di rumah Malin Kundang. memang sudah kewajiban saya.
I (kanza) : "Malin, kemarilah!" Narator (fitrah) : Saat hendak meninggalkan
pesisir pantai, Saudagar pun menghentikan
M (hasbi) : "Ada apa ibu?"
langkah Malin Kundang.
I (kanza) : "Bantu ibu membawa sayuran
S (ega) : Tunggu, anak muda! Siapa
ini, ibu sudah lelah, nak"
namamu!
Narator (fitrah) : (malin kundang mengangkat
M (hasbi) : Nama saya Malin Kundang
bakul berisi sayuran)
S (rafa) : Malin, aku sedang kekurangan
M (hasbi) : Sayuran ini dikemanakan ibu?
orang untuk berlayar di kapalku. Aku butuh
I (kanza) : Bawa ke Saudagar, nak. Ia orang muda yang masih kuat sepertimu. Apa
mau membeli semua sayuran ini. Ia berada di kau mau ikut denganku?
pesisir pantai.
M (hasbi) : Tapi bagaimana dengan
M (hasbi) : Baik ibu, saya akan ibuku?
membawanya ke Saudagar
S (ega) : Jangan khawatir, ibumu akan I (kanza) : Malin anaku! Kemana saja
baik-baik saja. Jika kau ikut bersamaku kau akan kau? Mengapa tak beri kabar pada ibumu? Ibu
menjadi kaya seperti aku! Lihat kapalku itu! rindu padamu nak Malin Kundang mendorong
Penuh dengan muatan dan gadis-gadis cantik Ibunya hingga terjatuh ke tanah.
kan? Kau pasti juga ingin menjadi saudagar
bersamaku. Kau akan banyak uang, dan segala M (hasbi) : Wanita tak tahu diri,
yang kamu inginkan bisa kamu beli! sembarangan saja mengaku sebagai ibuku!

Narator (fitrah) : Malin Kundang pun silau W2 (deyana) : Wanita itu ibumu? Bukankah
matanya mendengar ucapan Saudagar itu. tadi kau bilang ibumu sudah meninggal?
Maka ia pun langsung naik ke atas kapal dan M (hasbi) : Tidak, ia hanya seorang
setelah sekian lama ia pun menjadi saudagar pengemis yang pura-pura mengaku sebagai
kaya. Suatu hari Malin sedang berbincang- ibuku agar mendapatkan harta ku! Pergi kau
bincang dengan kedua istrinya di atas kapal. dari pandanganku!
W1 (kayla) : Malin suamiku, bolehkah aku
membeli perhiasan baru? Punyaku sudah kuno
dan jelek Narator (fitrah) : Mendengar pernyataan dan
diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu
M (hasbi) : Tentu saja, tentu! Beli saja Malin Kundang sangat sedih. Ia tidak menduga
semua sesukamu. anaknya menjadi anak durhaka. Maka ibu nya
W2 (deyana) : Bagaimana denganku? Aku pun menengadahkan tangan sambil berkata.
juga mau punya baju baru. I (kanza) : Oh Tuhan, kalau benar ia
M (hasbi) : Belilah! Tak taukah kau bahwa anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu!
aku ini sangat kaya? Bahkan kekayaanku tidak Narator : Sesaat setelah itu, kapal yang
akan habis sampai tujuh keturunan. ditumpangi Malin tiba-tiba diombang-ambing
badai yang dahsyat. Gemuruh petir tiba-tiba
W1 (kayla) : Bagaimana dengan keluargamu turun di atas kapal tersebut. Tiba-tiba Malin
Malin? Apakah kau punya adik atau kakak? teringat akan ibunya. Ia sudah durhaka pada
ibunya.
M (hasbi) : Tidak, aku sendirian. Ayahku
pergi sejak aku masih kecil, dan ibuku sudah M (hasbi) : Ampun! Ibu! Ampun! Ia
meninggal dunia. menangis sedih sambil memohon ampun.
Namun apadaya dirinya sudah berubah menjadi
W2 (deyana) : Jangan sedih ya sebuah batu
M (hasbi) : Tak apa-apa, lagipula kan ada
kalian Kapal yang ditumpangi Malin beserta
kedua istrinya berlabuh di sebuah pantai
dimana ibunya sering berjualan disana. Ketika
Ibunya melihat Malin di atas kapal maka
bangkitlah ia dari duduknya dan berlari menuju
anaknya.

Anda mungkin juga menyukai