Anda di halaman 1dari 2

detikcom adalah sebuah situs web berita di Indonesia. detik.

com hanya mempunyai edisi daring


dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Sejak tanggal 3 Agustus 2011, detik.com
menjadi bagian dari PT Trans Corporation, salah satu anak perusahaan CT Corp.

Sejarah
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya
tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi
yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber
tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan
ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. Bantulah memperbaikinya berdasarkan
panduan penulisan artikel. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Server detik.com sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai daring secara lengkap pada
9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir detik.com yang didirikan
Budiono Darsono (mantan wartawan DeTik), Yayan Sopyan (mantan wartawan DeTik), Abdul
Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Nama detik.com diambil dari nama
tabloid DeTik yang didirikan pada tahun 1977 sebelum akhirnya dibredel pada tahun 1994.
Semula peliputan utama detik.com terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi
informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detik.com juga
menyajikan berita hiburan, dan olahraga.

Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detik.com yang update-nya tidak lagi
menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom
adalah breaking news. Dengan bertumpu pada vivid description macam ini detik.com melesat
sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan users internet.

Kepemilikan
Pada 3 Agustus 2011 CT Corp mengakuisisi detik.com (PT Agranet Multicitra
Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah secara resmi detik.com berada di bawah Trans
Corp.[2] Chairul Tanjung, pemilik CT Corp membeli detikcom secara total (100 persen) dengan
nilai US$60 juta atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambilalih, maka selanjutnya jajaran direksi
akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corp—sebagai perpanjangan tangan CT Corp di ranah
media. Dan komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat ini
juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga dimiliki Chairul
Tanjung.[3]

Sebelum diakuisisi oleh CT Corp, saham detikcom dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan
Mitsui & Co. Agranet memiliki 59% saham di detikcom, dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%,
dan Mitsui 2%.[4]

Kritik
Salah satu kritik yang sering dialamatkan pada detik.com adalah banyaknya iklan yang
memenuhi halaman utama. Saat diakses pertama kali, halaman muka detik.com pada peramban
berukuran 1024x768 akan dipenuhi iklan yang mengisi sekitar 80% ruangnya. Hal ini
menyebabkan masa loading yang cukup lama.

Selain itu berita dari Detik group hanya diekspos satu sisi saja yaitu seakan membela pemerintah
dan aparat keamanan Indonesia saja. Masyarakat biasa dan korban tidak biasa rangkum, sehingga
semua berita tidak akurat.[butuh rujukan]

Anda mungkin juga menyukai