Anda di halaman 1dari 3

Multimedia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Multimedia adalah komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara,


gambar, animasi, audio, dan video dengan alat bantu (tool) dan tautan (link) sehingga pengguna
dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi. Multimedia sering digunakan
dalam dunia informatika. Selain dari dunia informatika, multimedia juga diadopsi oleh dunia gim, dan
juga pembuatan situs web.
Pemanfaatan multimedia termasuk juga dalam bidang pendidikan dan bisnis. Di bidang pendidikan,
multimedia dimanfaatkan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara mandiri atau
otodidak. Di bidang bisnis, multimedia dimanfaatkan dalam media profil perusahaan, profil produk,
bahkan sebagai media kios informasi dan pelatihan dalam sistem pembelajaran daring.
Pada awalnya multimedia hanya mencakup media yang menjadi konsumsi indra penglihatan
(gambar diam, teks, gambar gerak video, dan gambar gerak rekaan/animasi), dan konsumsi indra
pendengaran (suara) dan juga memiliki rupa (berwujud). Dalam perkembangannya, multimedia
mencakup juga kinetik (gerak) dan bau yang merupakan konsumsi indra penciuman. Multimedia
mulai memasukkan unsur kinetik sejak diaplikasikan pada pertunjukan film 3 dimensi yang digan
pada kursi tempat duduk penonton. Kinetik dan film 3 dimensi membangkitkan kesan realistis.
Bau mulai menjadi bagian dari multimedia sejak ditemukan teknologi reproduksi bau melalui
telekomunikasi. Dengan perangkat input pendeteksi bau, seorang operator dapat mengirimkan
hasil digitalizing bau tersebut melalui internet. Komputer penerima harus menyediakan perangkat
keluaran berupa mesin reproduksi bau. Mesin reproduksi bau ini mencampurkan berbagai jenis
bahan bau yang setelah dicampur menghasilkan keluaran berupa bau yang mirip dengan data yang
dikirim dari Internet. Dengan menganalogikan dengan mesin cetak, alat ini menjadikan feromon-
feromon bau sebagai pengganti tinta. Namun, keluaran bukan berupa cetakan, melainkan aroma.

Sejarah Digitalisasi[sunting | sunting sumber]


Digitalisasi multimedia bermula pada 1983-1986 dengan kemunculan Viewtron. Knight-Ridder
membuat sebuah proyek yang memberikan akses berita kepada khalayak sebelum berita tersebut
dicetak pada koran. Berita yang ditampilkan merupakan berita dari Miami Herald dan Associated
Press. Namun, Viewtron terpaksa harus ditutup pada 31 Maret 1986 dikarenakan tidak
memberikan profit apa pun setelah 6 tahun penelitian dan 3 tahun beroperasi. Selain itu, dalam
mengakses Viewtron diperlukan perangkat khusus seperti terminal dan keyboard.[1]
Pada tahun 1988, World Wide Web mulai berkembang dan memunculkan banyak pionir laman
berita dari berbagai media berita. Contohnya seperti CNN, The Chicago Tribune, dan News &
Observer.[2] Koran Inggris, The Daily Telegraph, mengikuti tren yang ada dengan
meluncurkan Electronic Telegraph pada November 1994. Electronic Telegraph menjadi koran
berbasis daring pertama di Eropa.[3] Publikasi daring mulai mengikuti ritme dari publikasi cetak yang
terbit setiap hari.
Spesifikasi topik berita juga mulai dikembangkan pada saat ini sehingga muncul yang dinamakan
agregasi berita. Agregasi berita adalah sebuah tren saat sebuah laman atau perangkat lunak
mengumpulkan berbagai konten yang memiliki topik yang sama namun berasal dari banyak sumber
dan memiliki banyak format. Konten yang dikumpulkan dapat berupa teks, foto, dan video. Salah
satu laman yang menyediakan agregasi berita adalah Drudge Report. Topik yang diangkat pada
saat itu adalah skandal Monica Lewinsky.[4]
Sementara di Indonesia, pionir pertama koran daring adalah Republika dan Kompas pada tahun
1995. Kemunculan koran daring ini disebabkan oleh mulai meningkatnya jumlah pengguna internet
di Indonesia. Selain itu, kendala geografis yang membuat sulitnya distribusi koran cetak juga
menjadi alasan pendukung hadirnya laman-laman ini. Namun, konten dalam laman ini masih sama
dengan konten pada koran versi cetak.
Tempo juga turut meluncurkan Tempo Interaktif pada tahun 1996. Kemunculan Tempo
Interaktif sebagai pengganti koran cetak Tempo yang berhenti beredar akibat dibredel oleh
pemerintah pada tahun 1994. Sehingga konten yang ada pada laman Tempo Interaktif berbeda
dengan laman-laman berita yang lain. Tempo Interaktif cenderung menyuguhkan konten berupa
wawancara dengan narasumber dan profil tokoh.
Perubahan mulai terjadi ketika Detikcom muncul pada tahun 1998. Berbeda dengan laman berita
yang lain, Detikcom lebih mengutamakan kecepatan dalam menyampaikan berita. Unsur berita yang
digunakan hanya apa, siapa, dan di mana. Perubahan ini mulai dilakukan karena situasi Indonesia
pada saat itu sedang sangat bergejolak. Informasi mengenai gerakan reformasi selalu muncul setiap
saat dan dari berbagai daerah sehingga kecepatan dalam mendapatkan informasi menjadi hal yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat.[5]
Kini, laman berita di Indonesia sudah mencapai 43.300 laman. Laman-laman tersebut tidak hanya
memproduksi dan menampilkan berita, tetapi ada pula yang menyajikan agregasi berita dan kurasi
berita. Namun, laman berita yang terverifikasi oleh pemerintah hanya 5% dari jumlah keseluruhan,
yaitu 234 laman berita. Hal ini dikarenakan laman-laman berita lainnya cenderung terbit secara tidak
menentu. Selain itu, laman-laman tersebut tidak menggunakan kode etik jurnalistik dengan tepat
dan tidak menjadi rujukan orang lain.[6]

Penerapan Multimedia di Media Indonesia[sunting | sunting


sumber]
Perkembangan teknologi yang pesat membuat segala sesuatu menjadi jauh lebih mudah serta
praktis. Banyaknya temuan baru di dunia teknologi mempermudah berbagai macam aktivitas yang
dilakukan dalam keseharian manusia. Mudahnya mengakses informasi di berbagai media, berkaitan
erat dengan istilah multimedia. Bagi generasi millennial yang kreatif, inovatif, serta suka berbagai hal
baru menikmati multimedia yang dihadirkan di dunia teknologi dan informasi. Penyampaian
informasi yang menarik kepada publik adalah senjata utama bagi multimedia. Penyampaian
informasi dalam media saat ini banyak disajikan dengan elemen multimedia seperti VIK
Kompas dan Tirto.id.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Before the Web, There Was Viewtron". Poynter (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-
07.
2. ^ Sanburn, Josh (2011-02-01).  "A Brief History of Digital News". Time  (dalam bahasa
Inggris). ISSN 0040-781X. Diakses tanggal  2018-10-07.
3. ^ Richmond, Shane (2009-11-11). "Telegraph.co.uk: 15 years of online news"  (dalam bahasa
Inggris). ISSN 0307-1235. Diakses tanggal 2018-10-07.
4. ^ Sanburn, Josh (2011-02-01).  "A Brief History of Digital News". Time  (dalam bahasa
Inggris). ISSN 0040-781X. Diakses tanggal  2018-10-07.
5. ^ Paramita, Rahadian P. (2015-08-27).  "Para pengukir sejarah media daring
Indonesia". https://beritagar.id/  (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal  2018-10-07. Hapus pranala
luar di parameter |newspaper= (bantuan)
6. ^ Media, Kompas Cyber (2016-12-21).  "Dari 43.000 Media "Online", Hanya 234 yang Sesuai Syarat
UU Pers - Kompas.com".  KOMPAS.com  (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal  2018-10-07.

Anda mungkin juga menyukai