Benar
Banyak Mama yang mengalami masalah saat menyusui. Puting lecet atau bayi menggigit saat
menyusui, membuat menyusui tidak menyenangkan buat Mama dan si kecil. Penyebabnya
terkadang tidak disadari oleh Mama, yakni posisi menyusui dan perlekatan yang salah.
Puting payudara Mams lecet sehingga Mama pun semakin enggan untuk menyusui
ASI tidak keluar dengan efektif sehingga payudara Mama menjadi bengkak
Keluarnya ASI tidak lancar sehingga bayi tidak puas menyusu
Bayi menggigit saat menyusui karena tidak nyaman
Oleh karena itu, bila Mama mengalami hal diatas, cek apakah posisi menyusui Mama sudah
benar atau perlekatannya sudah benar. Baik Mama baru maupun Mama yang sudah memiliki
anak, biasanya mengalami masalah ini.
Persiapan Menyusui yang Benar
Persiapan sebelum menyusui juga sangatlah diperlukan, Mams. Mama harus mencuci tangan
terlebih dahulu sebelum menyusui si kecil. Bila Mama tinggal di udara panas, Mama bisa
menggunakan kain hangat untuk mengelap area payudara agar tidak berkeringat.
Sesaat sebelum menyusui, Mama dapat memerah payudara dengan tangan atau menstimulasi
puting. Apabila ASI telah keluar sedikit, segera oleskan ke puting payudara. ASI ini berfungsi
sebagai antiseptik dan meningkatkan kelembaban pada puting susu.
Kemudian, pilihlah posisi menyusui yang nyaman bagi Mama, bisa duduk, berbaring miring,
maupun berbaring telentang. Posisikan si kecil sesuai dengan tips di bawah ini ya.
Baca Juga: Hati-Hati! Ini Makanan Ibu Menyusui yang Wajib Dihindari
Menyusui dengan posisi yang benar adalah dasar pemberian ASI yang harus Mama ketahui.
Apabila posisi saja sudah tidak bagus, maka pemberian ASI tidak akan efektif.
Posisi yang bagaimana sih yang dianjurkan? Menurut Utama Roesli dan Elizabeth Yohmi dalam
Buku Bedah ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), posisi yang dianjurkan adalah sebagai
berikut:
Posisi harus senyaman mungkin, dapat berbaring (tidur terlentang atau tidur miring)
maupun duduk. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan Mama, posisi badan si
kecil, serta posisi mulut si kecil dan payudara Mams (perlekatan/attachment).
Si kecil saat disusui harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap payudara dengan
hidung menghadap ke puting dan badan si kecil menempel dengan badan Mama
(sanggahan bukan hanya pada bahu dan leher).
Sentuh bibir bawah si kecil dengan puting, tunggu sampai mulut si kecil terbuka lebar
dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu si
kecil (bukan kepala si kecil).
Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut si kecil dengan cara menyusuri
langit-langitnya.
Masukkan payudara Mama sebanyak mungkin ke mulut si kecil sehingga hanya sedikit
bagian areola bawah yang terlihat dibanding aerola bagian atas.
Bibir si kecil akan memutar keluar, dagu si kecil menempel pada payudara dan puting
susu terlipat di bawah bibir atas si kecil.
Biarkan mulut si kecil terbuka lebar dan cukup banyak area payudara yang masuk ke dalam
mulut si kecil agar lidahnya dapat memeras kelenjar susu. Si kecil harus memeras atau menarik
keluar jaringan payudara sehingga membentuk puting buatan/dot yang bentuknya lebih panjang
dari puting susu.
ADVERTISEMENT
Puting susu sendiri hanya membentuk sepertiga dari puting buatan/ dot. Hal ini dapat Mampaps
lihat saat si kecil selesai menyusui.
Dengan cara inilah si kecil mengeluarkan ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila si
kecil menghisap dengan hisapan dalam dan lambat. Si kecil terlihat menghentikan sejenak
hisapannya dan Mama dapat mendengar suara ASI yang ditelan.
Beberapa posisi yang bisa Mama coba saat menyusui si kecil, yakni posisi berbaring dalam
posisi di samping, posisi cradle, posisi lengan silang (cross arm position), posisi di bawah lengan
(under arm position).
Posisi menyusui berbaring dalam posisi di Mama bisa istirahat setelah operasi
samping Caesar
Menjaga agar hidung si kecil tetap di
depan puting payudara Mams, dan si
kecil tidak perlu menolehkan lehernya
untuk mencapai payudara.
Mama bisa membaca lebih jauh mengenai posisi menyusui yang menunjang perlekatan pada
infografis berikut ini
Perlekatan Yang Baik Antara Si Kecil dan Mama
Agar ASI dapat keluar dari kedua payudara dengan seimbang, selain posisi yang harus Mama
perhatikan, perlekatan yang baik antara si kecil dan Mams juga harus diperbaiki.
Berikut tanda perlekatan yang baik antara si kecil dan Mama, yakni dagu si kecil menyentuh
payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah terputar keluar, lebih banyak areola bagian atas yang
terlihat dibanding areola bagian bawah, dan tidak menimbulkan rasa sakit pada puting.
Perlekatan yang baik akan menghindarkan si kecil dari perasaan tidak puas dan ingin menyusui
lebih sering dan lama. Selain itu, perlekatan yang baik menghindarkan luka dan rasa nyeri pada
puting susu dan payudara membengkak.
Ciri yang menandakan perlekatan meyusui yang tidak baik:
Tanda ASI keluar dengan baik dan perlekatan menyusui sudah benar
Mama akan mendengar suara tegukan dan gerakan menelan (bukan menyedot seperti
minum dari sedotan)
Si kecil menghisap ASI dengan gerakan menjulurkan lidah menekan ke langit-langit
sehingga ASI terperah keluar dari puting masuk kedalam mulut si kecil
Gerakan gelombang lidah si kecil dari depan ke belakang dan menekan payudara ke atas
langit-langit
Payudara terasa kosong setelah menyusui
Bayi tampak tenang dan kenyang setelah menyusui
Mama bisa memberikan ASI selama 5-15 menit sampai selesai baru dapat diberikan menyusu
pada payudara yang lain untuk menyeimbangkan stimulasi di kedua payudara. Mams juga harus
memberikan ASI sebanyak 8 kali dalam 24 jam, bahkan pada malam hari. Apabila si kecil sudah
kenyang dan payudara yang tidak digunakan menyusui terasa penuh, Mama bisa memompa
payudara tersebut dan menyimpannya.
Baca Juga: ASI Hanya Keluar Di Satu Payudara! Gimana Cara Mengatasinya?
Cukupnya ASI bagi si kecil akan ditandai dengan buang air kecil lebih dari 6 kali dengan warna
urin tidak pekat dan tidak berbau menyengat, berat badan si kecil naik lebih dari 500 gram dalam
sebulan, dan si kecil merasa tenang dan melepaskan diri dari payudara Mama.
So, Mams, yang terpenting adalah posisi dan perlekatan yang baik antara si kecil dan Mama.
Setelah itu, pemberian ASI secara teratur dari kedua payudara akan menyeimbangkan
pengeluaran ASI.
Bila tidak langsung berhasil, luangkan waktu Mams, konsistensi, dan kesabaran dalam menyusui
si kecil agar kebutuhan ASI si kecil optimal terpenuhi.