Anda di halaman 1dari 41

LK 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.1
Kolom (1): Permasalahan yang telah diidentifikasi. Tuliskan permasalahan yang dirasa paling urgent terkait pembelajaran dari
sejumlah masalah yang telah ditemukan dalam tahap identifikasi masalah dan ditentukan di tahap sebelumnya untuk diatasi.

Kolom (2) dan (3) Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap
sebelumnya. Kategorikan penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau
media pembelajaran. Ketiganya merupakan aspek yang paling memungkinkan untuk guru intervensi secara langsung dalam
mengatasi permasalahan kelas/ lab/ bengkel.

Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang
sama. Sebaliknya, satu permasalahan dapat memiliki dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran
Bahasa, mahasiswa PPG Dalam Jabatan mengidentifikasi permasalahan: (a) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu
memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan LOTS terkait informasi umum
dan rinci sebuah bacaan) dan (b) Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca (minat membaca
kurang). Dua persoalan ini bisa jadi memiliki satu atau lebih penyebab yang sama, misalnya, pilihan materi ajar (bahan bacaan)
yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik. Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut muncul karena pilihan
metode pengajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca.
Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan
meminta siswa membacanya tanpa melakukan kegiatan pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan
strategi pemahaman bacaan, sebelum mengajukan seperangkat soal terkait bacaan. Dalam hal ini, guru tersebut melewatkan
tahapan mengajar membaca sehingga hanya terfokus melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka pada penyebab
masalah ada pada kategori materi dan/ atau metode pembelajaran.

Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) siswa tidak dapat menyelesaikan tugas atau
aktivitas sesuai alokasi waktu dan (b) guru tidak sempat melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran
telah habis. Dalam kasus demikian, ada kemungkinan jumlah materi atau aktivitas yang dirancang untuk disajikan dalam suatu
sesi pembelajaran terlalu banyak atau kurang efisien. Terdapat juga kemungkinan guru menggunakan media pembelajaran yang
memakan cukup banyak waktu untuk persiapan dan operasionalisasinya. Mahasiswa dapat merefleksi, manakah yang menjadi
penyebab persoalan dan mencentang pada satu atau lebih kolom yang relevan, dalam hal ini, kolom materi dan/atau media.
(bisa lebih dari satu kolom, tergantung kondisi riil hasil observasi/ hasil refleksi identifikasi masalah).
Ketajaman dalam melihat persoalan dan menganalisis penyebabnya menjadi kunci untuk langkah-langkah lanjutan
dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti
persoalan terkait manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang inisiatif dalam
pembelajaran, siswa yang mendominasi diskusi, kerja kelompok yang tidak berjalan baik, siswa yg duduk di baris belakang yang
tidak fokus dan semacamnya boleh jadi berakar pada pilihan-pilihan materi, metode/ aktivitas, atau media pembelajaran yang
sesuai untuk setiap tahapan pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur dengan baik.

Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahasiswa ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya
terkait kecukupan fasilitas, pendanaan, atau dukungan lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara
profesional. Misalnya jika siswa Fase A-D tidak dapat memahami suatu konsep yang rumit dan guru melihat fasilitas pendukung
berupa LCD proyektor dan laptop untuk menjelaskan konsep tersebut tidak tersedia, maka perlu diingat bahwa
ketidakpahaman siswa bukanlah disebabkan oleh ketiadaan fasilitas namun karena mungkin kompleksitas konsep tersebut dan
penyajiannya kurang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Maka ketidakpahaman siswa, bisa jadi merupakan akibat
penyajian materi atau pilihan metode penyajian yang kurang sesuai. Jika saja materi tersebut dibuat berjenjang,
disederhanakan, ditambah dengan gambar, realia, contoh, atau disajikan secara bertahap melalui aktivitas yang menarik,
persoalan ketidakpahaman akan konsep tersebut akan lebih memiliki potensi untuk dihindari. Sedangkan, penyediaan LCD
proyektor dan laptop saja belum tentu dapat mengatasi persoalan itu.
Kolom (4) Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil
refleksi diketahui penyebab persoalan siswa yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan
materi dan metode yang kurang sesuai maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain 1) mengganti teks bacaan sehingga
sesuai dengan minat dan level siswa sehingga dapat memicu rasa ingin tahu siswa. 2) Menerapkan metode KWL untuk memandu
siswa memahami bacaan 3) memasukkan unsur permainan dalam metode pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan
pemahaman secara berjenjang serta teknik untuk bertanya yang memungkinkan semua peserta dengan keberagaman tingkat
kemampuan memiliki sense of success yang relatif sama.

Kolom (6), (7) dan (8) Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk
kelemahan yang diidentifikasi, tuliskan mitigasi atau langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi
kelemahan.
Masalah dalam Penyebab
Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
Pembelajaran Masalah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Rendahnya Pembelajar Sumber Kajian Berdasarka Kelemaha Mengatasi


motivasi belajar an yang Literature n hasil n Model kelemahan project
siswa pada dilakukan Jurnal/Artikel: analisis Problem based learning
Pelajaran Bahasa tidak Based
terhadap
Indonesia berpusat JURNAL Learning Berbagi kelemahan
pada siswa ILMIAH eksplorasi
dalam pembelajaran
dan Guru Berdasarkan alternatif 1. Mana berbasis proyek,
belum jurnal yang solusi kala dapat diatasi
merancang ditulis oleh Moh maka siswa dengan beberapa
pembelajar Wilda diperoleh tidak Langkah sebagai
an yang Mustaqim,dkk solusi memi
metode/ berikut:
aktif dan materi media Lainnya yang berjudul liki
strategi Guru
menyenang Upaya niat 1. memfasilitasi
kan Meningkatkan harus atau peserta didik dalam
Motivasi dan Mengubah tidak menghadapi
Hasil Belajar gaya mem
masalah.
Siswa Kelas III mengajar puny
SDN 2 guru, agar ai 2. membatasi waktu
Kalipucangweta guru lebih keper peserta didik
n dengan Model cayaa
supel dan dsalam
Problem Based n
Learning. ramah, bahw
menyelesaikan
selain itu a proyek .
Vol. 1 No. 1 juga harus masa 3. meminimalisir
April 2022 memberika lah biaya
https://ojs.unm n reward yang
.ac.id/pjp/articl dipel 4. menyediakan
setiap
e/view/27961 ajari peralatan sederhana
keberhasil sulit yang terdapat
Berdasarkan an yang untu dilingkungan
hasil penelitian dicapai k sekitar.
yang siswa dipec
berlangsung sehingga ahka 5. memilih lokasi
Dengan siswa n, penelitian yang
penerapan maka nudah dijangkau
menjadi
metode Problem mere
Based Learning lebih ka 6. menciptakan
(PBL) ini sangat nyaman akan suasana belajar
menarik dan dapat mera yang
perhatian meningkat sa menyenangkan
peserta didik, kan daya engga sehingga guru dan
mereka akan tarik dan n peserta didik
menjadi lebih untu
antusias merasa nyaaman
aktif, kreatif k
dalam belajar, siswa menc
dalam pembelajaran
mudah dengan oban .( widiasworo,2006,
memahami mengguna ya. hlm.189).
materi, dan kan Model 2. Untuk
hasil ulangan Pembelajar sebagia
meningkat n siswa
an Problem
pesat. Selain itu
Based berang
mempunyai
dampak positif Learning gapan
bagi aktivitas bahwa
peserta didik Adapun tanpa
pada hasil Kelebihan pemah
belajarnya. Hal Model aman
ini disebabkan
oleh beberapa Pembelaja mengen
faktor ran ai
diantaranya Problem materi
adalah :
Based yang
a) Model
Learning diperlu
pembelajaran
1. Menan kan
PBL dapat
tang untuk
membantu kemam menyel
peserta didik puan
esaikan
dalam siswa
serta masala
belajar,
membe h
b) Saat
rikan mengap
pembelajaran
kepuas a
berlangsung an mereka
peserta didik untuk harus
diberi menem
berusa
kesempatan ukan
penget ha
untuk
ahuan untuk
bertanya
baru memec
tentang
bagi ahkan
materi yang siswa. masala
belum jelas 2. Mening h yang
sehingga katkan
sedang
dapat motiva
si dan dipelaja
memudahkan
aktivita ri,
peserta didik
s maka
dalam
pembel mereka
belajar. ajaran akan
Pendekatan siswa.
belajar
pembelajaran 3. Memba
ntu apa
berbasis
masalah ini siswa yang
membuat dalam mereka
peserta didik mentra ingin
nsfer
lebih aktif, pelajari
penget
kreatif, dan ahuan Sering
inovatif siswa 3. memerl
dalam untuk ukan
meningkatka memah waktu
n ami yang
kemampuan masala lebih
h
memecahkan banyak
dunia
masalah nyata. dibandi
sehingga 4. Memba ngkan
hasil belajar ntu dengan
peserta didik siswa penggu
dapat untuk naan
meningkat. menge metode
mbang
konven
kan
penget sional;
Beberapa saran
ahuan 4. Sering
yang perlu
diperhatikan baruny mengal
adalah : a dan ami
1. Guru bertan kesulit
ggung
harus an
jawab
menguasai dalam dalam
berbagai pembel peruba
metode ajaran han
pembelajar yang kebiasa
an untuk mereka an
mencapai lakuka belajar
n.
tujuan 5. Menge dari
yang mbang yang
diharapkan kan semula
kemam
. belajar
puan
2. Guru siswa dengan
harus untuk mende
dapat berpiki ngar,
mengelola r kritis mencat
kelas dan at dan
selama menge mengh
mbang
proses afal
kan
pembelajar kemam informa
an dengan puan si yang
menerapka mereka disamp
n berbagai untuk aikan
macam menye guru,
metode suaika menjad
n
yang i belajar
dengan
sesuai penget dengan
dengan ahuan cara
materi, baru. mencar
tujuan, 6. Membe i data,
karakter rikan menga
kesem
siswa dan nalisis,
patan
sarana bagi menyus
prasarana siswa un
yang untuk kesimp
tersedia. 3. menga ulan.
Guru plikasi
sebaiknya kan
penget
menggunak ahuan
an masalah yang
yang nyata mereka
miliki
sesuai
dalam
kehidupan dunia
siswa nyata.
3. Guru perlu 7. Menge
memberi mbang
tugas kan
rumah baik minat
siswa
secara
untuk
individu secara
maupun terus
kelompok mener
untuk us
membangki belajar
tkan minat sekalip
un
peserta
belajar
didik pada
belajar di pendidi
rumah kan
formal
JURNAL telah
ILMIAH berakh
c) Berdasarkan ir.
jurnal yang 8. Memu
ditulis oleh dahka
Nia Agustin, n siswa
dalam
dkk
mengu
asai
konsep
yang berjudul -
Meningkatkan konsep
Motivasi yang
Belajar Siswa dipelaj
Melalui ari
Penerapan guna
Model memec
Pembelajaran ahkan
Berbasis masala
Masalah Pasca h
Pandemi Covid dunia
19 di SDN nyata(
Ngluwar 3 Sanjay
a,
Vol. 4 No. 4 2007).
Tahun 2022
https://reposito
ry.usd.ac.id/437
19/1/8360_588
1-Article+Text-
19837-1-10-
20220808.pdf
DOI: https://doi
.org/10.31004/j
pdk.v4i4.5881

Meningkatnya
motivasi belajar
siswa tidak
lepas dari
peranan
pentingnya
sintaks
pembelajaran
masalah
menurut
Ibrahim,
dkk.(dalam
Rusman, 2014:
243) yaitu :
1. Orientasi
peserta
didik
pada
masalah
Pembelaja
ran
dimulai
dengan
guru
menyamp
aikan
tujuan
pembelaja
ran yang
hendak
dicapai,
menjelask
an
logistik
yang
diperluka
n, dan
memberik
an
motivasi
agar
terlibat
aktivitas
pemecaha
n
masalah.
2. Mengorga
nisasi
peserta
didik
untuk
belajarMe
mbantu
peserta
didik
mendefini
sikan dan
mengorga
nisasikan
tugas
belajar
yang
berhubun
gan
dengan
masalah
tersebut.
Membimbing
pengalaman
individu atau
1. kelompok
Mendoron
g peserta
didik
untuk
mengump
ulkan
informasi
yang
sesuai,
melaksan
akan
eksperime
n, untuk
mendapat
kan
penjelasa
n dan
pemecaha
n
masalah.
2. Mengemb
angkan
dan
menyajika
n hasil
karyaMe
mbantu
peserta
didik
dalam
merencan
akan dan
menyiapk
an karya
yang
sesuai
misalnya
laporan
dan
membant
u mereka
untuk
berbagi
tugas
dengan
temannya
.
3. Menganal
isis dan
mengeval
uasi
proses
pemecaha
n
masalah
Membant
u peserta
didik
untuk
melakuka
n refleksi
atau
evaluasi
terhadap
penyelidik
an
mereka
dan
proses
yang
mereka
gunakan.

JURNAL
ILMIAH
Berdasarkan
jurnal yang
ditulis oleh Atik
Bariyah, dkk
yang berjudul
Peran Guru
dalam
Meningkatkan
Motivasi Belajar
Siswa Sekolah
Dasar.

Vol. 7, No. 1
Maret 2023
https://jbasi
c.org/index.p
hp/basicedu/
article/view/
4604

DOI :
https://doi.org/
10.31004/basice
du.v7i1.4604

Motivasi belajar
dalam
pembelajaran
sangatlah
penting. Di
lingkungan
sekolah sering
kali menjumpai
siswa yang
malas, tidak
semangat, dan
tidak
memperhatikan
pembelajaran.
Dalam hal ini,
berarti guru
belum berhasil
memberikan
motivasi yang
baik untuk
mendorong
siswa belajar
dengan tenaga
dan pikirannya.
Terdapat
beberapa cara
dalam
meningkatkan
movitasi belajar.
1. Memberi
angka-angka
yang
menjadikan
lambang dari
nilai dalam
pembelajaran
. Nilai-nilai
yang peserta
didik
dapatkan
dengan baik
menjadikann
ya sebagai
motivasi yang
kuat.
2. Hadiah
sebagai
motivasi yang
efektif,
karena murid
tertarik pada
hal yang
baru.
3. Kompetisi
persaingan
baik secara
perorangan
maupun
perkelompok,
dengan
adanya
persaingan
peserta didik
termotivasi
mendapatkan
hasil belajar
yang
maksimal.
Ego-
involvement
berfungsi
memberikan
kesadaran
kepada anak
didik arti
pentingnya
tugas dan
menerima
tugas sebagai
tantangan
yang
mengharuska
n peserta
didik untuk
bekerja keras
4. sebagai
bentuk
motivasi yang
cukup
penting.
5. Memberikan
ulangan
kepada para
peserta didik.
6. Mengetahui
hasil belajar
yang dapat
memotivasi
siswa giat
dalam belajar
untuk
mempertahan
kan hasil
atau
meningkatka
n hasil dari
pembelajaran
.
7. Memberikan
pujian waktu
peserta didik
menyelesaika
n latihan
dengan
sempurna.
8. Memberikan
hukuman
yang
berbentuk
reinforcement
yang negatif,
memberikan
hukuman
dengan
bijaksana
menjadikann
ya pendorong
motivasi
(Suprihatin,
2015).

Sumber
Wawancara
Kepada Kepala
Sekolah :
1. Guru
harus
menciptak
an
Pembelajar
an Aktif
Kreatif
Efektif dan
Menyenan
gkan.
Pembelajar
an yang
aktif
dimaksud
kan dalam
pembelajar
an guru
harus
menciptak
an
2. suasana
sedemikia
n rupa
sehingga
siswa aktif
bertanya,
memperta
nyakan
dan
mengemuk
akan
gagasan.
3. Memanfaat
kan
media bela
jar.
Sumber Kajian
Literature
Jurnal/Artikel:
JURNAL
ILMIAH
Berdasarkan
jurnal yang
ditulis oleh Moh
Wilda
Mustaqim,dkk
yang berjudul
Upaya
Meningkatkan
Motivasi dan
Hasil Belajar
Siswa Kelas III
SDN 2
Kalipucangweta
n dengan Model
Problem Based
Learning.

Vol. 1 No. 1
April 2022
https://ojs.unm
.ac.id/pjp/articl
e/view/27961

Berdasarkan
hasil penelitian
yang
berlangsung
Dengan
penerapan
metode Problem
Based Learning
(PBL) ini sangat
menarik
perhatian
peserta didik,
mereka akan
menjadi lebih
aktif, kreatif
dalam belajar,
mudah
memahami
materi, dan
hasil ulangan
meningkat
pesat. Selain itu
mempunyai
dampak positif
bagi aktivitas
peserta didik
pada hasil
belajarnya. Hal
ini disebabkan
oleh beberapa
faktor
diantaranya
adalah :
d) Model
pembelajaran
PBL dapat
membantu
peserta didik
dalam
belajar,
e) Saat
pembelajaran
berlangsung
peserta didik
diberi
kesempatan
untuk
bertanya
tentang
materi yang
belum jelas
sehingga
dapat
memudahkan
peserta didik
dalam
belajar.
f) Pendekatan
pembelajaran
berbasis
masalah ini
membuat
peserta didik
lebih aktif,
kreatif, dan
inovatif
dalam
meningkatka
n
kemampuan
memecahkan
masalah
sehingga
hasil belajar
peserta didik
dapat
meningkat.

Beberapa saran
yang perlu
diperhatikan
adalah :
4. Guru
harus
menguasai
berbagai
metode
pembelajar
an untuk
mencapai
tujuan
yang
diharapkan
.
5. Guru
harus
dapat
mengelola
kelas
selama
proses
pembelajar
an dengan
menerapka
n berbagai
macam
metode
yang
sesuai
dengan
materi,
tujuan,
karakter
siswa dan
sarana
prasarana
yang
tersedia. 3.
Guru
sebaiknya
menggunak
an masalah
yang nyata
sesuai
kehidupan
siswa
6. Guru perlu
memberi
tugas
rumah baik
secara
individu
maupun
kelompok
untuk
membangki
tkan minat
peserta
didik
belajar di
rumah

JURNAL
ILMIAH
Berdasarkan
jurnal yang
ditulis oleh Nia
Agustin, dkk
yang berjudul
Meningkatkan
Motivasi
Belajar Siswa
Melalui
Penerapan
Model
Pembelajaran
Berbasis
Masalah Pasca
Pandemi Covid
19 di SDN
Ngluwar 3

Vol. 4 No. 4
Tahun 2022
https://reposito
ry.usd.ac.id/437
19/1/8360_588
1-Article+Text-
19837-1-10-
20220808.pdf
DOI: https://doi
.org/10.31004/j
pdk.v4i4.5881

Meningkatnya
motivasi belajar
siswa tidak
lepas dari
peranan
pentingnya
sintaks
pembelajaran
masalah
menurut
Ibrahim,
dkk.(dalam
Rusman, 2014:
243) yaitu :
3. Orientasi
peserta
didik
pada
masalah
Pembelaja
ran
dimulai
dengan
guru
menyamp
aikan
tujuan
pembelaja
ran yang
hendak
dicapai,
menjelask
an
logistik
yang
diperluka
n, dan
memberik
an
motivasi
agar
terlibat
aktivitas
pemecaha
n
masalah.
4. Mengorga
nisasi
peserta
didik
untuk
belajarMe
mbantu
peserta
didik
mendefini
sikan
dan
mengorga
nisasikan
tugas
belajar
yang
berhubun
gan
dengan
masalah
tersebut.
5. Membimb
ing
pengalam
an
individu
atau
kelompok
Mendoron
g peserta
didik
untuk
mengump
ulkan
informasi
yang
sesuai,
melaksan
akan
eksperime
n, untuk
mendapat
kan
penjelasa
n dan
pemecaha
n
masalah.
6. Mengemb
angkan
dan
menyajika
n hasil
karyaMe
mbantu
peserta
didik
dalam
merencan
akan dan
menyiapk
an karya
yang
sesuai
misalnya
laporan
dan
membant
u mereka
untuk
berbagi
tugas
dengan
temannya
.
7. Menganal
isis dan
mengeval
uasi
proses
pemecaha
n
masalah
Membant
u peserta
didik
untuk
melakuka
n refleksi
atau
evaluasi
terhadap
penyelidik
an
mereka
dan
proses
yang
mereka
gunakan.

JURNAL
ILMIAH
Berdasarkan
jurnal yang
ditulis oleh Atik
Bariyah, dkk
yang berjudul
Peran Guru
dalam
Meningkatkan
Motivasi
Belajar Siswa
Sekolah Dasar.

Vol. 7, No. 1
Maret 2023
https://jbasic.or
g/index.php/ba
sicedu/article/vi
ew/4604
DOI :
https://doi.org/
10.31004/basice
du.v7i1.4604

Motivasi belajar
dalam
pembelajaran
sangatlah
penting. Di
lingkungan
sekolah sering
kali menjumpai
siswa yang
malas, tidak
semangat, dan
tidak
memperhatikan
pembelajaran.
Dalam hal ini,
berarti guru
belum berhasil
memberikan
motivasi yang
baik untuk
mendorong
siswa belajar
dengan tenaga
dan pikirannya.

Terdapat
beberapa cara
dalam
meningkatkan
movitasi belajar.
1. Memberi
angka-angka
yang
menjadikan
lambang dari
nilai dalam
pembelajaran
. Nilai-nilai
yang peserta
didik
dapatkan
dengan baik
menjadikann
ya sebagai
motivasi yang
kuat.
2. Hadiah
sebagai
motivasi yang
efektif,
karena murid
tertarik pada
hal yang
baru.
3. Kompetisi
persaingan
baik secara
perorangan
maupun
perkelompok,
dengan
adanya
persaingan
peserta didik
termotivasi
mendapatkan
hasil belajar
yang
maksimal.
4. Ego-
involvement
berfungsi
memberikan
kesadaran
kepada anak
didik arti
pentingnya
tugas dan
menerima
tugas sebagai
tantangan
yang
mengharuska
n peserta
didik untuk
bekerja keras
sebagai
bentuk
motivasi yang
cukup
penting.
5. Memberikan
ulangan
kepada para
peserta didik.
6. Mengetahui
hasil belajar
yang dapat
memotivasi
siswa giat
dalam belajar
untuk
mempertahan
kan hasil
atau
meningkatka
n hasil dari
pembelajaran
.
7. Memberikan
pujian waktu
peserta didik
menyelesaika
n latihan
dengan
sempurna.
8. Memberikan
hukuman
yang
berbentuk
reinforcement
yang negatif,
memberikan
hukuman
dengan
bijaksana
menjadikann
ya pendorong
motivasi
(Suprihatin,
2015).

Sumber
Wawancara
Kepada Kepala
Sekolah :
4. Guru
harus
menciptak
an
Pembelajar
an Aktif
Kreatif
Efektif dan
Menyenan
gkan.
Pembelajar
an yang
aktif
dimaksud
kan dalam
pembelajar
an guru
harus
menciptak
an
suasana
sedemikia
n rupa
sehingga
siswa aktif
bertanya,
memperta
nyakan
dan
mengemuk
akan
gagasan.
5. Memanfaat
kan
media bela
jar.
6. melakuka
n evaluasi
pembelajar
an
7. Guru
harus
melakuka
n
apersepsi,
ice
breaking
bahkan
motivasi
yang dapat
memacu
siswa
untuk
bersemang
at dalam
PBM

Sumber
Wawancara
Kepada Teman
Sejawat :
1. Guru
harus
mengguna
kan Media
pembelaja
ran yang
dapat
memperjel
as
penyajian
pesan dan
informasi
sehingga
dapat
memperla
ncar dan
meningkat
kan
proses
dan hasil
belajar.
2. Guru
menggunak
an alat
bantu (
Media )
yang
kongkrit.

Sumber
Wawancara
Kepada Guru
Penggerak :
1. Guru harus
memberikan
penghargaan
dalam belajar
siswa.
2. Guru harus
bisa
membuat
kegiatan
belajar yang
menarik
sesuai
karakteristik
siswa
didalam
kelas.
3. Guru harus
menggunaka
n alat bantu
( Media ) yang
kongkrit
4. Media
gambar yang
dipakai
dalam
kegiatan
pembelajaran
kurang tepat.

 

Anda mungkin juga menyukai