Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara stres dan daya tahan
Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara gizi dan daha tahan
Crosstab
Dari 20 responden yang tidak stres, 6 responden (30%) memiliki daya tahan tubuh tidak baik,
sementara 14 responden (70%) memiliki daya tahan tubuh baik.
Dari 20 responden yang stres, 12 responden (60%) memiliki daya tahan tubuh tidak baik,
sementara 8 responden (40%) memiliki daya tahan tubuh baik.
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Berdasarkan hasil uji chi-square Pearson, diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,057 > 0,05, hal
ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan (secara statistika) antara stres dan daya tahan tubuh.
Crosstab
Dari 18 responden dari kelompok gizi buruk, 12 responden (66,7%) memiliki daya tahan tubuh
tidak baik, sementara 6 responden (33,3%) memiliki daya tahan tubuh baik.
Dari 22 responden dari kelompok gizi baik, 6 responden (27,3%) memiliki daya tahan tubuh tidak
baik, sementara 16 responden (72,7%) memiliki daya tahan tubuh baik.
Terdapat kecenderungan, semakin tinggi tingkat gizi, maka daya tahan tubuh
semakin tinggi.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.208a 1 .013
b
Continuity Correction 4.718 1 .030
Likelihood Ratio 6.355 1 .012
Fisher's Exact Test .024 .014
Linear-by-Linear Association 6.052 1 .014
N of Valid Cases 40
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.10.
b. Computed only for a 2x2 table
Berdasarkan hasil uji chi-square Pearson, diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,013 < 0,05, hal
ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara gizi dan daya tahan tubuh.
Langkah-Langkah dalam SPSS pada Uji Hubungan Variabel-Variabel Kategori dengan Uji Chi-
Square Pearson
Pertanyaan yang diajukan:
Memperkirakan berapa kali lebih mungkin terjadinya daya tahan baik (kode 1, last), untuk
responden dengan gizi baik, dibandingkan responden dengan gizi buruk (sebagai reference
category), serta menguji apakah signifikan secara statistika.
Memperkirakan berapa kali lebih mungkin terjadinya daya tahan baik (kode 1, last), untuk
responden tidak stres, dibandingkan responden stres (sebagai reference category), serta menguji
apakah signifikan secara statistika.
Responden dengan gizi baik, 5,496 kali lebih mungkin, memiliki daya tahan baik, dibandingkan
dengan responden dengan gizi buruk (sebagai reference category), serta signifikan secara
statistika, yakni ditandai oleh nilai Sig. 0,020 < 0,05.
Responden yang tidak stres, 3,638 kali lebih mungkin, memiliki daya tahan baik, dibandingkan
dengan responden yang stres (sebagai reference category), namun tidak signifikan secara
statistika, yakni ditandai oleh nilai Sig. 0,077 > 0,05.
Diketahui, variabel stres tidak berpengaruh signifikan terhadap daya tahan tubuh, yakni
ditandai dengan nilai Sig. 0,077 > 0,05. Diketahui nilai koefisien regresi variabel stres adalah -
1,291, bernilai negatif, hal ini berarti variabel stres berpengaruh negatif terhadap daya tahan
tubuh. Dengan kata lain, tingkat stres yang semakin meningkat, cenderung dapat membuat
daya tahan tubuh menurun.
Diketahui, variabel gizi berpengaruh signifikan terhadap daya tahan tubuh, yakni ditandai
dengan nilai Sig. 0,020 < 0,05. Diketahui nilai koefisien regresi variabel gizi adalah 1,704,
bernilai positif, hal ini berarti variabel gizi berpengaruh positif terhadap daya tahan tubuh.
Dengan kata lain, tingkat gizi yang semakin meningkat, cenderung dapat membuat daya tahan
tubuh meningkat.
Langkah-Langkah Regresi Logistik
Contoh Kasus 2 Uji Hubungan Variabel-Variabel Kategori dengan Uji Chi-Square Pearson
& Regresi Logistik
Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara stres dan daya tahan
Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara gizi dan daha tahan
Hasil Uji Hubungan Variabel-Variabel Kategori dengan Uji Chi-Square Pearson
Crosstab
Dari 38 responden yang tidak stres, 10 responden (26,3%) memiliki daya tahan tubuh tidak baik,
sementara 28 responden (73,7%) memiliki daya tahan tubuh baik.
Dari 30 responden yang stres, 16 responden (53,3%) memiliki daya tahan tubuh tidak baik,
sementara 14 responden (46,7%) memiliki daya tahan tubuh baik.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.182a 1 .023
b
Continuity Correction 4.101 1 .043
Likelihood Ratio 5.211 1 .022
Fisher's Exact Test .027 .021
Linear-by-Linear Association 5.106 1 .024
N of Valid Cases 68
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.47.
b. Computed only for a 2x2 table
Berdasarkan hasil uji chi-square Pearson, diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,023 < 0,05, hal
ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara stres dan daya tahan tubuh.
Crosstab
Dari 17 responden dari kelompok gizi rendah, 10 responden (58,8%) memiliki daya tahan tubuh
tidak baik, sementara 7 responden (41,2%) memiliki daya tahan tubuh baik.
Dari 31 responden dari kelompok gizi sedang, 13 responden (41,9%) memiliki daya tahan tubuh
tidak baik, sementara 18 responden (58,1%) memiliki daya tahan tubuh baik.
Dari 20 responden dari kelompok gizi tinggi, 3 responden (15%) memiliki daya tahan tubuh tidak
baik, sementara 17 responden (85%) memiliki daya tahan tubuh baik.
Terdapat kecenderungan, semakin tinggi tingkat gizi, maka daya tahan tubuh
semakin tinggi.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 7.803a 2 .020
Likelihood Ratio 8.359 2 .015
Linear-by-Linear Association 7.511 1 .006
N of Valid Cases 68
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 6.50.
Berdasarkan hasil uji chi-square Pearson, diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,020 < 0,05, hal
ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara gizi dan daya tahan tubuh.
Langkah-Langkah dalam SPSS pada Uji Hubungan Variabel-Variabel Kategori dengan Uji Chi-
Square Pearson
Pertanyaan yang diajukan:
Memperkirakan berapa kali lebih mungkin terjadinya daya tahan baik (kode 1, last), untuk
responden dengan gizi tinggi, dibandingkan responden dengan gizi rendah (sebagai reference
category), serta menguji apakah signifikan secara statistika.
Memperkirakan berapa kali lebih mungkin terjadinya daya tahan baik (kode 1, last), untuk
responden dengan gizi sedang, dibandingkan responden dengan gizi rendah (sebagai reference
category), serta menguji apakah signifikan secara statistika.
Memperkirakan berapa kali lebih mungkin terjadinya daya tahan baik (kode 1, last), untuk
responden tidak stres, dibandingkan responden stres (sebagai reference category), serta menguji
apakah signifikan secara statistika.
Dependent Variable
Encoding
Original
Value Internal Value
Tidak Baik 0
Baik 1
Categorical Variables Codings sebagai reference
Parameter coding
category
Frequency (1) (2)
Gizi Rendah 17 .000 .000
Sedang 31 1.000 .000
Tinggi 20 .000 1.000
Stres Tidak Stres 38 1.000
Stres 30 .000
Responden dengan gizi tinggi, 9,576 kali lebih mungkin, memiliki daya tahan baik, dibandingkan
dengan responden dengan gizi rendah (sebagai reference category), serta signifikan secara
statistika, yakni ditandai oleh nilai Sig. 0,007 < 0,05.
Responden dengan gizi sedang, 1,984 kali lebih mungkin, memiliki daya tahan baik,
dibandingkan dengan responden dengan gizi rendah (sebagai reference category), namun tidak
signifikan secara statistika, yakni ditandai oleh nilai Sig. 0,289 > 0,05.
Responden yang tidak stres, 3,778 kali lebih mungkin, memiliki daya tahan baik, dibandingkan
dengan responden yang stres (sebagai reference category), serta signifikan secara statistika, yakni
ditandai oleh nilai Sig. 0,019 < 0,05.
Langkah-Langkah Regresi Logistik
Diketahui, variabel gizi berpengaruh signifikan terhadap daya tahan tubuh, yakni ditandai
dengan nilai Sig. 0,007 < 0,05. Diketahui nilai koefisien regresi variabel gizi adalah 1,088,
bernilai positif, hal ini berarti variabel gizi berpengaruh positif terhadap daya tahan tubuh.
Dengan kata lain, tingkat gizi yang semakin meningkat, cenderung dapat membuat daya tahan
tubuh meningkat.
Penyakit Gula
Tidak Terkena Terkena
Penyakit Gula Penyakit Gula Total
Keturunan Gula Tidak Keturunan Gula Count 28 12 40
% within Keturunan Gula 70.0% 30.0% 100.0%
Keturunan Gula Count 10 30 40
% within Keturunan Gula 25.0% 75.0% 100.0%
Total Count 38 42 80
% within Keturunan Gula 47.5% 52.5% 100.0%
Dari 40 responden yang tidak memiliki keturunan gula, 28 responden (70%) tidak terkena
penyakit gula, sementara 12 responden (30%) terkena penyakit gula.
Dari 40 responden yang memiliki keturunan gula, 10 responden (25%) tidak terkena penyakit
gula, sementara 30 responden (75%) terkena penyakit gula.
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Berdasarkan hasil uji chi-square Pearson, diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,000 < 0,05, hal
ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara keturunan gula dan penyakit gula.
sebagai reference
Categorical Variables Codings category
Parameter
coding
Frequency (1)
Keturunan Gula Tidak Keturunan Gula 40 .000
Keturunan Gula 40 1.000
Responden dengan keturunan gula, 3,968 kali lebih mungkin, berpeluang terkena penyakit gula,
dibandingkan dengan responden yang tidak ada keturunan gula (sebagai reference category),
serta signifikan secara statistika, yakni ditandai oleh nilai Sig. 0,013 < 0,05.