Anda di halaman 1dari 17

MODUL

LOGO DAN BRANDING

A. PENGANTAR LOGO
Logo berasal dari Bahasa Yunani yaitu Logos , yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal
budi. Pada awalnya yang lebih populer adalah istilah logotype, bukan logo. Pertama kali istilah
logotype muncul tahun 1810-1840, diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain secara
khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu logotype
adalah elemen tulisan saja. (Rustan, 2009: 12)

Logo merupakan suatu gambar atau sekadar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu
arti dari perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga, dan hal lainnya
membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti
dari nama sebenarnya.

Logo harus memiliki filosofi dan kerangka dasar berupa konsep dengan tujuan melahirkan sifat
yang berdiri sendiri atau mandiri. Logo lebih lazim dikenal oleh penglihatan atau visual, seperti
ciri khas berupa warna dan bentuk logo tersebut.

Selanjutnya, Sularko, dkk (2008: 6) dalam buku “How Do They Think,” mengemukakan bahwa
logo atau corporate identity atau brand identity adalah sebuah tanda yang secara langsung
tidak menjual, tetapi memberi suatu identitas yang pada akhirnya sebagai alat pemasaran yang
signifikan, bahwa logo mampu membantu membedakan suatu produk atau jasa dari
kompetitornya. Suatu logo diperoleh maknanya dari suatu kualitas yang disimbolkan, melalui
pendekatan budaya perusahaan (corporate culture),penempatan posisi (positioning) historis
atau aspirasi perusahaan, apa yang diartikan atau dimaksudkan adalah penting daripada
seperti apa rupanya. Penekanannya pada makna di luar atau dibalik wujud logo itu. Secara
keseluruhan logo merupakan instrumen rasa harga diri dan nilai-nilainya mampu mewujudkan
citra positif dan dapat dipercaya.

B. SEJARAH LOGO

Eksistensi logo atau corporate identity di Indonesia mulai dari zaman VOC (1602-1799), VOC
singkatan dari Verenigde Oost-Indische Compagnie (The Dutch East India Company),
perusahaan milik pemerintah Belanda yang komoditi usahanya meliputi rempah-rempah, kopi,
teh, tembakau, juga sutra dan porselain Cina dan Jepang. Operasionalnya di kepulauan
Maluku, Jawa, dan Ceylon. Identitas VOC saat itu masih disebut monogram (sekarang istilah
monogram masih digunakan dan memiliki nilai komersial seperti juga logo atau corporate
identity). Diterapkan di gedung, bedeng, pabrik, kapal, bendera, kanon, pedang, alat senjata
lainnya. Penerbitan, kertas, barang pecah-belah, lemari dan peti kemas. Dalam dua dekade
belakangan ini, sering perkembangan dan pertumbuhan dunia usaha di Indonesia, citra
perusahaan yang positif dan khas makin diperlukan dalam penampilannya. Perusahaan-
perusahaan yang bergerak dibidang jasa desain juga tumbuh sejak 1940-an, beriringan
dengan tumbuhnya institusi atau lembaga pendidikan dibidang jasa desain grafis, seperti ITB
(Institusi Teknologi Bandung), ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia-Yogyakarta, sekarang
Institut Seni Indonesia), Universitas Trisakti-Jakarta dan Institut Kesenian Jakarta. 1980-an
peran kreativitas dari desainer grafis banyak keterlibatannya dan konstribusinya dalam
hadirnya sebuah identitas visual sebuah perusahaan yang khas serta penerapannya secara
terencana dan teratur.(Sularko,dkk.2008:6,7).

C. FUNGSI LOGO

Fungsi logo adalah sebagai berikut (Rustan, 2009: 13):


a. Identitas diri. Untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain
b. Tanda kepemilikan. Untuk membedakannya dengan milik orang lain
c. Tanda jaminan kualitas
d. Mencegah peniruan/ pembajakan.

D. JENIS LOGO

Saat ini banyak sekali jenis logo yang beredar di masyarakat. Tapi pada dasarnya logo terbagi
atas Logotype, yaitu logo yang menggunakan wordmark (kata/ nama dengan unsur tipografi),
Logogram, yaitu logo yang menggunakan ikon (ilustratif atau inisial), serta jenis logo yang
merupakan penggabungan antara keduanya, sehingga menjadikan logo tampil komplit.
Yasaburo Kuwayama mengkategorikan logo menjadi empat jenis:

1. Berbentuk huruf (Alphabet);


2. Lambang-lambang, angka-angka (Symbols, numbers);
3. Bentuk yang serupa dengan objek aslinya (Concreate forms);
4. Bentuk abstrak (Abstract forms).
Dalam bukunya “Trademarks & Symbols of The World”, Yasaburo Kuwayama membagi trademark
menjadi empat jenis. Pertimbangan Kuwayama dalam membuat pengkategorian ini adalah semata-
mata dilihat dari segi penampilan fisik, bukan dari maknanya. (Rustan 2009: 22)
Dilihat dari segi konstruksinya, logo pada umumnya terbagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Elemen gambar dan tulisan terpisah (picture mark dan letter mark)
2. Bisa disebut gambar, bisa juga disebut tulisan/ saling berbaur (picture mark sekaligus letter
mark)
3. Elemen tulisan saja (letter mark). (Rustan 2009: 22)
Saat ini banyak sekali jenis logo yang beredar di masyarakat. Tapi pada dasarnya logo terbagi atas
Logotype, yaitu logo yang menggunakan wordmark (kata/nama dengan unsur tipografi), Logogram,
yaitu logo yang menggunakan ikon (ilustratif atau inisial), serta jenis logo yang merupakan
penggabungan antara keduanya, sehingga menjadikan logo tampil komplit.
Jenis-jenis Logo

E. KLASIFIKASI LOGO

Sejak dulu orang mencoba mengklasifikasikan jenis-jenis logo, berikut adalah beberapa di
antaranya: klasifikasi logo menurut Alina Wheeler, penulis buku “Designing Brand Identity” logo
dapat dibagi menjadi beberapa kategori, namun batasan antar kategori itu sifatnya fleksibel.
Satu logo bisa termasuk dalam beberapa kategori sekaligus. Pertimbangannya dalam
membuat pengkategorian ini adalah semata-mata dilihat dari segi penampilan fisiknya, bukan
dari maknanya. (Rustan, 2009: 22).
Pengklasifikasian Per Mollerup berbeda dan jauh lebih kompleks, karena menurutnya
klasifikasi yang ideal harus mempunyai perbedaan yang tajam dan jelas antara masing-masing
ketegori. Di dalam buku yang ditulisnya “Mark of Excellence”, ia mendasari klasifikasinya dari
sudut semiotic, logo sebagai sign. Logo tidak hanya dilihat dari segi penampilanm fisiknya
namun juga dari segi maknanya. (Rustan, 2009: 22).
Klasifikasi Logo Berdasarkan Bentuk (sumber: Buku Membuat logo Karya Suryanto Rustan)

F. PRINSIP LOGO

Di dalam membuat sebuah logo, tentunya banyak hal-hal yang perlu diperhatikan hingga
tujuan awal pembuatan logo tersebut dapat tercapai. Menurut David E Carter, pakar Corporate
Identity, dan penulis buku “The Big Book of Logo" jilid 1, 2, dan 3 dari Amerika.
Prinsip tentang logo secara eksternal yang baik itu harus mencakup beberapa hal sebagai
berikut:
1. Original dan distinctive yaitu memiliki ciri yang khas, unik, memiliki daya pembeda yang jelas
dengan logo lain.
2. Legible yaitu memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi ketika diaplikasikan ke dalam berbagai
ukuran dan media promosi yang berbeda-beda.
3. Simple atau sederhana artinya mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu yang relatif
singkat.
4. Memorable atau mudah diingat karena keunikannya dalam waktu yang relatif lama.
5. Easy associated with the Company, dimana logo yang baik mudah untuk dihubungkan atau
diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi.
6. Easily adabtable for all graphic media, di sini faktor kemudahan mengaplikasikan (memasang)
logo baik yang menyangkut bentuk fisik, warna maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis
perlu diperhitungkan pada saat proses pencanangan. Hal itu untuk menghindari kesulitan-kesulitan
dalam penerapannya. (Kusrianto, 2006: 234)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat logo secara internal logo antara lain
(Safanayong, 2006)
1. Tipografi. Cukup banyak logo yang berhasil hanya dengan menggunakan tipografi. Entah itu
serif/ sans serif atau jenis font lainnya. Penggunaan tipografi dapat memberikan semacam
“emosi” kepada mereka yang melihatnya. Setelah kita menemukan jenis tipografi yang cocok
dengan apa yang ingin kita wakili, barulah kita masuk pada masalah warna.
2. Warna. Warna adalah salah satu hal yang sangat krusial dalam pembuatan logo, karena
apabila warna yang kita gunakan salah, bisa-bisa pesan dan emosi yang kita ingin sampaikan
kepada masyarakat menjadi kacau dan rancu. Warna logo sebaiknya yang sederhana dan
mudah diingat, tapi tetap bisa memberikan ekspresi langsung kepada masyarakat atau
konsumen. Selain itu, penggunaan warna yang sederhana dapat menghemat biaya produksi.
3. Bentuk. Banyak sekali logo yang bentuknya unik. Akan tetapi perhatikanlah bentuk logo yang
ingin kita desain, karena setiap bentuk, baik lurus, siku, bundar, dan lainnya memiliki arti sendiri; bisa
pasif, bisa aktif. Misalnya klien kita menginginkan logo untuk sebuah produk sabun, sebaiknya hindari
logo dengan bentuk yang keras dan siku
4. Keseimbangan. Keseimbangan di sini maksudnya adalah mencari atau menemukan seberapa
baik logo yang kita buat. Apabila kita sudah berhasil menciptakan sebuah logo, cobalah untuk memutar
atau membolak-balik logo tersebut untuk mendapatkan kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa
membuat logo lebih berkembang.

G. TAHAPAN MEMBUAT LOGO


Adapun tahapan umum dalam membuat logo tujuan awal pembuatan logo tersebut dapat
tercapai, berikut adalah proses umum yang digunakan dalam mendesain sebuah logo yaitu
(http://www.desainstudio.com/2012/12/panduan-lengkap mendesain-logo-html):
1. Laporan/ Penjelasan singkat (Brief).
Proses desain logo biasanya diawali dengan brief. Pada tahap ini, desainer mencoba
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan untuk mendesain logo seperti
nama, usaha, jenis usaha, target market, posisi perusahaan (corporate positioning),
kompetitor, segmen pasar, dst.
2. Riset dan brainstorming.
Setelah terkumpul informasi yang dibutuhkan, proses beralih kepada riset serta brainstorming.
Pada tahap ini, desainer mulai membangun konsep dan mencari ide. Aspek ini adalah aspek
yang paling penting dalam membuat sebuah logo. Ini adalah jawaban kunci dalam membuat
sebuah logo yang baik. Riset disini tentunya bukan riset yang hanya dilakukan dalam waktu 1-2
jam, melainkan riset secara penuh. Kita juga harus mengerti perspektif dari pemesan logo.
Berbicara dengan klien, orang-orang yang berada di perusahaan tersebut, klien dari
perusahaan tersebut, para distributor, kemudian mencari data-data yang akurat tentang
perusahaan tersebut, barulah mulai membuat logonya.
3. Sketsa.
Jika sketsa dan ide sudah ada, proses dilanjutkan dengan membuat ragam sketsa dengan
pensil dan kertas.
4. Computerizing/ Vectorizing.
Hasil dari sketsa kemudian ditransfer ke dalam komputer dalam format digital (vector format).
Biasanya, gambar hasil sketsa di scan kemudian di tracing ulang menggunakan aplikasi
vector seperti adobe illustrator atau Corel Draw.
5. Presentasi
Tahap selanjutnya adalah mempersentasikan desain kepada klien. Biasanya dalam presentasi
desainer menjelaskan konsep dibalik logo yang telah dirancang, penggunaan warna, keluarga
huruf (typeface), dsb. Opini, tidak ada salahnya tanyakan juga pandangan, kritik, dan masukan
dari orang lain.

6. Revisi.
Setelah selesai dipersentasikan, biasanya akan ada revisi (perubahan) pada logo. Hal ini tentu
bergantung kepada diskusi pada saat persentasi dengan klien. Selera adalah hal yang juga
cukup menentukan dalam pembuatan sebuah logo mengingat selera setiap orang berbeda-
beda dan sangat subyektif.

H. PENGANTAR BRANDING

Sebelum mengetahui apa itu branding, Anda perlu memahami dasar katanya, brand. Istilah
brand sendiri pertama kali digunakan oleh orang-orang Inggris pada abad ke-19 sebagai
bentuk memberi tanda kepada hewan-hewan ternak dan juga budak dengan memberi cap besi
panas pada tubuh mereka.

Saat itu mereka menyebut dengan kata burn. Kemudian kata brand mulai populer digunakan
oleh orang-orang jerman dengan makna yang sama yaitu menandai sesuatu menggunakan
cap besi panas, brennen. Brand sendiri saat ini diartikan sebagai identitas diri yang
membedakan antar sesama baik manusia, produk, maupun tempat.

Sedangkan branding adalah sebuah kegiatan komunikasi, mempekuat, mempertahankan


sebuah brand dalam rangka memberikan perspektif kepada orang lain yang melihatnya.
Menurut Kotler (2009), branding merupakan nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau
kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa atau
kelompok penjual dengan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.

Sedangkan menurut Landa (2006), pengertiannya bukanlah sekedar merek atau nama dagang
dari sebuah produk, jasa, atau perusahaan. Namun semuanya yang berkaitan dengan hal-hal
yang kasa mata dari sebuah merek mulai dari nama dagang, logo, ciri visual, citra, kredibilitas,
karakter, kesan, persepsi, dan anggapan yang ada di benak konsumen perusahaan tersebut.
Lambat laun definisi branding semakin berkembang hingga kini didefinisikan sebagai kumpulan
kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses membangun dan
membesarkan brand. Bagi perusahaan hal ini bukan hanya sekedar merek atau produk Anda
dikenal tetapi juga sebagai image perusahaan secara keseluruhan atau bagaimana
masyarakat merasa bahwa perusahaan Anda merupakan yang terbaik.

I. UNSUR-UNSUR BRANDING

1. Nama merek. Nama adalah hal pertama yang harus dipenuhi jika kita akan melakukan
branding. Tanpa sebuah nama, maka produk tidak akan memiliki identitas yang akan
memudahkannya untuk dikenali masyarakat.
2. Logo (logo type, monogram, bendera). Dalam pembuatan logo, perhatikanlah faktor keunikan
dan imej yang sesuai dengan brand. Logo yang unik akan meninggalkan kesan tak terlupakan
bagi konsumen.
3. Tampilan visual. Tampilan visual ini bisa diaplikasikan pada desain produk, desain kemasan,
desain seraga, dan lain sebagainya. Menggunakan tampilan visual dengan warna-warna yang
cerah atau elegan akan menambah pencitraan terhadap sebuah produk.
4. Penggunaan juru bicara. Juru bicara dalam hal ini bisa jadi seorang co-founder dari
perusahaan, maskot, tokoh perusahaan, atau orang terkenal yang telah diajak bekerja sama
untuk meningkatkan pemasaran produk.
5. Suara (lagu tematik). Kehadiran sebuah lagu akan melengkapi unsur visualisasi dan
membuatnya lebih indah dan lebih diingat.
6. Kata-kata (slogan, tagline, jingle, akronim). Slogan yang cerdas selalu meninggalkan kesan
mendalam. Dalam proses pembuatan brand, gunakan kata- kata yang memiliki unsur ceria dan
positif, mudah diingat, dan beda dari brand lain.
J. JENIS-JENIS BRANDING

1. Product branding

Adalah jenis yang paling umum. Hal ini karena produk atau merek yang berhasil adalah
produk yang mampu mendorong konsumen untuk memilih produk miliknya di atas produk
kompetitor. Merupakan usaha pemberian identitas pada sebuah produk yang mampu
memengaruhi konsumen untuk memilih produk tersebut dibandingkan produk pesaing
lainnya. Jenis ini biasanya hanya berfokus pada hasil produk saja, bukan korporasi secara
keseluruhan. Misalnya: Produk Jurnal yang diterbitkan oleh Mekari.

2. Personal branding

Merupakan strategi pemasaran yang paling populer di kalangan public figure seperti artis,
musisi, politisi, dan lainnya sehingga mereka memiliki pandangan tersendiri di mata
masyarakat.

3. Corporate branding

Semua aspek perusahaan mulai dari produk atau jasa yang ditawarkan sampai kontribusi
karyawan dimata masyarakat. Hal ini sangat penting untuk mengembangkan reputasi
perusahaan di pasar. Aspek dari sebuah perusahaan yang dimulai dari produk yang
ditawarkan hingga kontribusi pegawai perusahaan terhadap masyarakat. Aspek-aspek dari
jenis ini antara lain; logo, visi perusahaan, website, kualitas, iklan, pemasaran, kredibilitas,
pelayanan.

4. Destination branding

Memiliki tujuan untuk mengenalkan produk atau jasa ketika suatu nama lokasi disebutkan
seseorang. Jadi saat seseorang menyebut nama kota misalnya yogyakarta maka orang
dapat langsung mengingat gudeg atau bakpia. Jenis ini menggambarkan identitas suatu
kota, daerah, negara, atau wilayah tertentu. Jenis ini biasanya digunakan dalam
mempromosikan suatu wilayah untuk kebutuhan pariwisata atau pun bisnis.

Contoh: Wonderful Indonesia atau Enjoy Jakarta.


5. Cultural branding

Merupakan usaha pemberian identitas atau merek yang disesuaikan dengan keadaan
reputasi, budaya, kebiasaan suatu bangsa, lokasi atau orang-orang dari daerah tertentu.
Salah satu contohnya yaitu: Budaya bersih-bersih dan disiplin Jepang.

K. FUNGSI DAN TUJUAN BRANDING

Fungsi dan Tujuan Branding

1. Sebagai pembeda, di mana perusahaan yang memiliki brand kuat akan mudah dibedakan
dengan kompetitor.
2. Promosi dan daya tarik, jika Anda memiliki brand yang kuat maka promosi akan lebih
mudah dilakukan. Pelanggan cenderung memilih brand yang kuat dan loyal terhadap brand
yang sama.
3. Membangun citra, keyakinan, jaminan kualitas dan prestise , beberapa hal ini akan
membuat bisnis Anda menjadi mudah diingat.
4. Pengendali pasar: brand yang kuat dapat mengendalikan pasar karena masyarakat telah
mengenalnya.

Sementara tujuan dari branding adalah untuk membentuk persepsi masyarakat,


membangun rasa percaya masyarakat kepada brand dan membangun rasa cinta
masyarakat kepada brand. Tujuan ini merupakan salah satu hal yang sangat bermanfaat
bagi perusahaan. Strategi yang tepat akan membuat pelanggan lebih percaya dengan
produk Anda dan lebih loyal terhadap perusahaan Anda.
L. MANFAAT BRANDING

Membangun Merek

Seperti yang disebutkan di atas bahwa branding merupakan hal penting bagi perusahaan
terlebih di era sekarang. Salah satu alasannya yaitu karena akan ada banyaknya manfaat yang
dapat diperoleh perusahaan.

1. Memberikan daya tarik bagi konsumen.


2. Memudahkan perusahaan mendapatkan loyalitas pelanggan terhadap produk atau jasa
Anda.
3. Membuka peluang perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tinggi.
4. Peluang bagi Anda sebagai pelaku usaha untuk melakukan diferensiasi produk
5. Menjadi pembeda atau ciri tertentu yang membedakan produk perusahaan dengan produk
milik kompetitor.

Pentingnya Branding untuk Kemajuan Bisnis. Kini Anda juga perlu memahami tentang tujuan
yang baik dan pengaruhnya terhadap perusahaan. Branding adalah cara untuk
mengkomunikasikan pesan dari sebuah produk bisnis kepada para konsumernya.

Melalui pelaksanaan yang baik, perusahaan dapat memberikan kesan yang baik kepada para
penggunanya, sehingga membuat para pelanggan terus setia untuk menggunakan produk
tersebut. Selain itu, hal ini juga membuka jalan bagi perusahaan untuk dikenal lebih banyak
orang, baik itu dari logonya mau pun dari kampanye pemasarannya.

Melihat manfaatnya, membangun sebuah brand merupakan investasi yang harus dilakukan
oleh setiap perusahaan. Proses melakukan branding dari sebuah usaha pastinya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk menghindari adanya pengeluaran yang tidak
perlu maka Anda juga harus mulai mengelola keuangan dengan baik.

Karena dengan pengelolaan keuangan yang baik dan tepat maka bisnis Anda akan terhindar
dari beban usaha yang tidak dibutuhkan. Itulah penjelasan mengenai branding, selanjutnya
adalah bagaimana Anda dapat melakukannya dengan baik untuk produk maupun usaha bisnis
Anda.
Sehingga kinerja bisnis Anda akan terus berkembang. Beberapa perusahaan, rela membangun
branding dari prusahaan mereka selama bertahun-tahun. Tentu saja perusahaan ini
menghabiskan dana yang tidak sedikit. Branding perusahaan juga memerlukan riset agar
perusahaan tidak salah sasaran dengan yang diinginkan.

M. TEORI AIDA

Pada saat ini, dunia periklanan produk menjadi kompetitif. Hal ini dikarenakan media iklan
merupakan salah satu cara efektif untuk menarik dan membujuk konsumen untuk melakukan
tindakan. Namun hal ini tidak otomatis merubah pikiran manusia. Oleh sebab itu seorang
coywriter harus cerdas untuk membujuk sesorang melakukan sesuatu. Salah satu cara untuk
membuat audien tertarik adalah dengan cara menarik perhatian perhatian mereka.

Anda harus menarik perhatian audiens dengan memberitahu bagaimana produk anda
membantu anda. kemudian membujuknya dan mengambil tindakan. Dalam pembuatan iklan
pemasaran untuk produk tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan iklan tersebut harus menarik bagi
pelanggan. Oleh sebab itu pembuatan iklan harus dibuat menarik dengan menarik sesuai
dengan target.

Selain itu iklan juga merupakan identitas produk anda yang disampaikan kepada audiens.
Untuk mempermudah pembuatan iklan yang menarik biasanya copywriter mengguna formula
khusus salah satunya konsep AIDA.

Apa itu Konsep AIDA?

Aida merupakan konsep yang banyak digunakan oleh copywriter profesional. Rumus AIDA
adalah teknik penulisan persuasif yang sederhana namun terbukti efektif.

Didalam konsep ini, iklan atau media promosi harus dapat menarik perhatian, mendapatkan
dan mendorong keinginan sehingga menghasilakan tindakan. Oleh sebab itu anda harus
mampu menjalin komunikasi dan memahami untuk memperoleh respon dari audiens. Hal ini
dikarenakan dalam konsep AIDA psikologi audiens akan melalu tahapan yang dimulai dari
perhatian, ketertarikan, berminat sehingga memperoleh respon.

AIDA sendiri merupakan sebuah alat untuk memastikan copywrite anda dapat menarik
perhatian. AIDA memiliki kepanjangan :

 Attention (or Attract) (Menarik perhatian)


 Interest (Pertahankan minat)
 Desire (Ciptakan keinginan)
 Action (Dapatkan tindakan)

Rumus AIDA dalam dunia pemasaran dikenal juga sebagai hirarki model efek. Hal ini dikarena
setiap elemen AIDA dirancang untuk menghasilakan efek yang diinginkan.

Rumus AIDA ini dibutuhkan oleh seorang copywriter untuk menyampaikan pesan
 Memperoleh perhatian pembaca
 Membangkitkan rasa ketertarikan kepada produk yang dipromosikan
 Memberi rangsangan dan keinginan pada pembaca untuk membeli produk
 Mendorong pembaca untuk mengambil tindakan

Ini merupakan empat cara yang perlu anda ketahui untuk menarik audiens. Sehingga audiens
memiliki keinginan untuk membeli produk atau mengunjungi blog anda.

Awal penerapan konsep AIDA dalam periklanan

Sebelum anda menerapkan konsep AIDA, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memahami target audiens atau pembaca.

Hal ini harus dilakukan agar dapat menarget langsung dengan target atau bisa melakukan
tindakan sesuai dengan pesan yang disampaikan. Karena penerapan AIDA akan efektif dan
bekerja dengan sempurna jika copywriting anda relevan dengan target audiens anda. Oleh
sebab itu, seorang copywriter harus melakukan peneletian tentang target audiensnya. Dia
harus menentukan letak geografis, psikologi dari audiens potensial mereka.

Penjelasan AIDA

setelah memahami tentang apa itu AIDA maka disini saya akan menjelaskan elemen utama
dari konsep ini

1. Attention

Dalam persaingan media yang ketat maka copy anda harus cepat dan langsung merebut
perhatian. Menggunakan kata-kata yang kuat atau gambar yang menarik pembaca. Pada
tahapan ini merupakan tahapan yang paling krusial bagi tulisan anda.

Tahukan anda ?

Manusia mengedipkan mata setiap 4 detik. Dan mereka akan meninggalkan konten kita jika
dalam dua kedipan jika konten kita tidak menarik. Itulah mengapa tahapan ini merupakan
tahapan paling krusial. Anda juga dapat menggunakan judul yang membuat pembaca
terkesan. Buatlah judul yang memberikan harapan kepada pembaca. Namun anda harus
memastikan judul tersebut telah mempresentasikan isi konten dan relevan. Jangan sampai
anda membuat judul yang wow namun tidak relevan dengan isi konten.

Oleh sebab itu untuk mendapatkan perhatian lebih dari pembaca maka buatlah judul yang
bombastis. Dan isi konten yang relevan dengan harapan pembaca. Untuk mempermudah
mendapatkan perhatian anda dapat memahami target audiens berdasarkan :

 Demografi audiens
 Hal yang dapat menarik audiens
 Solusi atas masalah dari audiesn tertarget
 Bahasa yang masih relevan dan berhubungan dengan pembaca.
Dengan menentukan target audiens merupakan hal yang penting. Seperti menggunakan
bahasa audiens dapat menarik perhatian pembaca dan membuat iklan anda layak untuk
dibaca mereka. Misalkan,Jika anda membuat tulisan yang menargetkan pada kaum muda,
makan anda harus menggunakan bahasa yang digunakan oleh kaum muda.

2. Interest

Setelah anda memperoleh perhatian dari pembaca maka anda harus dapat membangun rasa
minat audiens. Anda harus mampu menghabiskan waktu untuk memahami konten yang ingin
disampaikan.

Memperoleh minat pembaca merupakan sebuah proses yang lebih sulit dibandingkan dengan
memperoleh perhatian. Hal ini dikarenakan audien akan memberikan waktunya untuk
memahami pesan anda namun anda harus fokus pada kebutuhan mereka.

Buatlah struktur tulisan yang baik untuk memudahkan pembaca untuk melakukan skimming
atau membaca cepat. Anda dapat menggunakan bullet atau penomoran pada artikel anda.
Selain itu anda dapat mengunakan sub judul pada poin yang penting.

Gunakan gambar dan juga paragraf pendek agar informasi yang ingin anda sampaikan mudah
untuk dipahami. Jika bahasa anda yang tuliskan tidak dapat dipahami oleh pembaca dapat
meningkatkan resiko konten anda ditinggal oleh mereka.

Anda dapat menarik minat pembaca dengan menambahkan beberapa hal berikut :

 Fakta/informasi pesuasif yang didukung dengan bukti


 Studi kasus
 Alasan
 Anekdot
 Statistik
 Sesuatu yang mendidik atau menghibur

Dengan menggunakan poin-poin tersebut dapat memberikan solusi untuk masalah mereka. Hal
ini akan membuat pembaca anda percaya bahwa anda memiliki pengalaman atas masalah
tersebut. Dan dapat membantu mereka untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Desire

Menciptakan keinginan pada audiens anda. Perbedaan mendasar antara minat dengan
keinginan adalah membuat pembaca membayangkan dirinya menggunakan produk. Atau
melakukan sesuatu yang dapat berdampak positif pada mereka.

Contohnya,Jika produk merupakan produk diet akan memberikan nilai terhadap berat badan
konsumen. Dengan mengkomsumsi produk anda maka akan membuat audien memperoleh
berat badan yang lebih baik. Pada tahapan ini anda menggunakan hal berikut :

 Menekankan pada penjelasan tentang manfaat produk.


 Mempresentasikan sebuah masalah kemudian memberikan solusi
 Menceritakan sesuatu yang dapat menarik minat pembaca kemudian mereka merespon.

Untuk lebih meyakinkan audiens anda dapat memberikan bukti. Anda dapat membagikan
testimonial agar dapat menambahkan rasa keinginan audiens anda.

4. Action

Setelah audiens anda memiliki rasa keinginan, saatnya anda mengiring prospek untuk
mengambil tindakan (Call to action). Jika tidak membuat call to action akan menjadi sia-sia
semua proses anda. Oleh sebab itu buatlah panggilan yang kuat untuk bertindak.

Cara terbaik untuk membuat Call to action yang kuat adalah

 Memiliki panggilan mudah namun jelas untuk audiens merespon


 Gunakan bahasa aktif (contohnya beli sekarang)
 Buatlah menonjol (gunakan warna kontras, huruf besar dll)

Call to action merupakan pernyataan sederhana yang membiarkan pembaca tahu tentang
keinginan anda.

Untuk mendapatkan seseorang untuk mengambil respon. Anda harus meyakinkan bahwa tidak
akan membuang-buang waktu mereka serta memberi mereka manfaat positif. Namun hal yang
terpenting adalah hal tersebut harus memberikan nilai bagi pembaca dan mereka
mendapatkan sesuatu setelah melakukan tindakan.

Kesimpulan

Didalam pembuatan iklan, anda dapat disesuaikan untuk memperoleh perhatian audiens,
menciptakan minat, menumbuhkan keinginan dan juga membuat respon positif. Menggunakan
konsep AIDA akan membantu anda untuk memastikan copy anda mendapatkan respon dari
pembaca. Anda harus menarik perhatian audiens tertarget dan terlibat dalam kepentingan
mereka. Oleh sebab itu kita harus membangun keinginan pada penawaran. Berdasarkan hal
diatas kita akan menyadari tentang pentingnya konten. Ini adalah sesuatu yang berkembang,
tidak mengurangi sehingga memiliki kerangka kerja untuk memastikan konten anda berjalan
dengan baik.
N. LATIHAN SOAL
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Pengertian logo menurut Sularko, dkk adalah…
2. Sebutkan 4 fungsi logo?
3. Mengapa dalam membuat logo harus mementingkan originalitas dan simple?
4. Jelaskan tahapan membuat logo brief dan brainstorming?
5. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur branding?
6. Apa perbedaan logogram dan logotype?
7. Bagaimana agar tujuan dari pembuatan logo itu tercapai?
8. Jelaskan 5 unsur branding?
9. Apa perbedaan antara personal branding dan produk branding?
10. Jelaskan 4 kepanjangan dari teori AIDA dalam proses branding?

Anda mungkin juga menyukai