Anda di halaman 1dari 22

MAKNA DIBALIK LAMBANG INKANAS

Makalah

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

oleh

SRI WULAN ANJARWATI

NPM: 22420015

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Logo merupakan desain grafis yang memiliki arti atau makna

tertentu yang mewakili sesuatu agar lebih mudah diingat. Pada masa kini

banyak logo yang beredar di masyarakat, logo-logo tersebut mewakili

suatu hal agar keberadaannya lebih mudah diingat. Logo yang digunakan

biasanya memiliki makna, bahkan suatu logo bisa jadi mengandung

sejarah didalamnya.

Dari waktu kewaktu logo suatu hal tersebut biasanya mengalami

perubahan. Perubahan tersebut biasanya menyesuaikan dengan

perkembangan zaman yang ada, tetapi tidak mengurangi atau merubah

makna dari logo tersebut. Perubahan tersebut biasanya berupa bentuk yang

lebih masa kini, tetapi tidak merubah bentuk grafis inti lainnya dan

warnanya.

Zaman sekarang logo yang beredar sangat berfariatif, mulai dari

yang sederhana hingga yang sangat kompleks. Logo tersebut ada yang

bernuansa monokrom, pastel, dan warna cerah, ada yang berbentuk

sederhana yang hanya mencakup nama dari suatu hal yang diwakilinya

saja ada juga logo yang memiliki desain kompleks untuk mewakili suatu

hal yang diwakilinya.


Dengan semakin marak nya logo yang beredar di masyarakat tak

jarang orang-orang mulai melupakan logo penting suatu hal yang padahal

yang sering ditemui. Entah karena keberadaannya jarang ditemui,

masyarakat bersikap apatis akan keberadaan logo tersebut, atau memang

logo tersebut sudah jarang digunakan. Sebelum mulai dilupakannya logo

biasaya makna dari logo tersebut telah lebih dulu dilupakan.

Menganalisis suatu logo dapat memberikan edukasi terhadap

peneliti maupun pembaca melalui makalah yang dibuat. Dengan

dilakukannya analisis logo pemahaman mengenai logo akan semakin

bertambah, tak hanya itu pemahaman mengenai makna logopun akan

diapatkan.

Setelah paham mengenai logo dan maknanya diharapkan rasa

memiliki dan ingin melestarikan akan tumbuh. Selain pemahaman yang

bertambah kenangan mengenai logo tersebutpun akan hadir.

Pada penelitian kali ini logo akan dianalisis menggunakan metode

analisis multimodal. Analisis multimodala merupakan analisis yang

meneliti tentang tulisan, gambar, warna, simbol, dan sumber semiotik

lainnya. Pada penelitian kali ini analisis multimodal hanya terfokus pada

tulisan, gambar, dan ruang dari suatu logo.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Bagaimana awal lahirnya lambang Inkanas?


2. Apa arti elemen-elemen yang terkandung dalam lambang Inkanas?

3. Bagaimana penggunaan lambang Inkanas?

4. Adakah ketentuan khusus mengenai penggunaan lambang Inkanas?

3. Tujuan Penelitian

Setelah dilakukannya penelitian diharapkan dapat dicapai

tujuan:

1. Mengungkap awal lahirnya lambang Inkanas.

2. Menjelaskan arti dari elemen-elemen yang terkandung dalam lambang

Inkanas.

3. Paham akan waktu digunakannya lambang Inkanas.

4. Mendeskripikan ketentuan khusus dari penggunaan lambang Inkanas.

4. Manfaat

Diharapkan setelah dilakukannya penelitiap didapatkan manfaat

berupa:

1. Mengetahui makna yang terkandung dalam logo Inkanas.

2. Memberikan edukasi kepada pembaca makalah tentang makna yang

terkandung dalam logo Inkanas yang pada masa kini mulai dilupakan.
BAB II

DASAR TEORI

1. Pengertian Logo

Logo berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu logos yang berarti

pikiran, budi, kata, akal, serta pembicaraan. Kata logo juga diambil dari kata

logotype yang memiliki arti sebuah tulisan nama entitas yang dibentuk secara

khusus dengan memanfaatkan suatu teknik lettering atau menggunakan jenis

huruf tertentu yang menarik.

Suatu logo harus memiliki makna tertentu dan kerangka dasar

berbentuk konsep yang bertujuan guna menciptakan sifat mandiri. Logo harus

dapat mewakili suatu hal yang kompleks dalam suatu gambar. Sehingga logo

harus memiliki kekhasan yang membedakan logo tersebut dengan logo

lainnya. Logo dapat terbentuk dari gabungan beberapa unsur grafis yang

menciptakan huruf bergambar, simbol, dan tanda lainnya.

Sederhanya logo merupakan suatu gambar atau huruf yang mempunyai

makna tertentu yang mewakili suatu hal yang kompleks dalam sebuah simbol.

Logo juga harus dibuat sesederhana mungkin agar mudah diingat oleh

masyarakat, tanpa menghilangkan identitas suatu hal yang diwakilkan dan

mengandung makna didalamnya.


2. Jenis Logo

Menurut Rustan (2013:21) berdasarkan anatomi, logo dikelompokan

menjadi dua jenis, yaitu:

a. Picture Mark

Picture Mark adalah logo yang didominasi oleh gambar untuk

mewakili suatu hal. Contoh dari logo picture mark adalah logo Apple,

Nike, Twitter, dan Unilever.

b. Letter Mark

Letter Mark atau logo monogram adalah logo yang didominasi

oleh tulisan untuk mewakili suatu hal. Tulisan tersebut dapat berupa kata,

huruf, singkatan ataupun angka. Tulisan tersebut dibuat sesingkat mungkin

agar mudah diingat. Contoh dari logo letter mark adalah logo CNN, HP,

HBO, ACER, ASUS, dan NASA.

Selain pengelompokan logo yang dikemukakan oleh Rustan ada

beberapa jenis logo lainnya, yaitu:

c. Word Mark

Pengertian logo Word Mark hampir sama dengan Letter Mark

hanya saja logo word mark menggunakan seluruh nama brand atau suatu

hal tanpa disingkat. Biasanya nama tersebut tidak terlalu panjang,

sederhana, unik, dan mudah diingat. Contohnya adalah Facebook, Disney,

dan Coca-Cola.
d. Logo Abstrak

Pengertian Logo Abstrak hampir sama dengan Picture Mark hanya

aja pada logo abstrak grafis dan geometri tersebut disusun secara acak.

Contohnya adalah logo Pepsi, Adidas, dan BP.

e. Logo Maskot

Logo Maskot adalah suatu logo yang didesain dengan suatu

karakter demi mewakili suatu hal. Pada umumnya logo ini memiliki

karakter yang ceria sebagai maskot. Logo jenis ini dibuat untuk menarik

anak-anak dan keluarga. Contohnya adalah logo KFC dengan maskot

Kolonel Sanders, Kool-Aid dengan maskot Kool-Aid man, dan Alfamart

dengan maskot Albi si lebah.

f. Logo Kombinasi

Logo Kombinasi adalah suatu logo yang mengkombinasikan

beberapa jenis logo lain menjadi satu. Contohnya adalah gabungan antara

picture mark dengan letter mark yaitu logo Dopod.

3. Fungsi dan Tujuan Logo

Menurut Rustan (2013:13) “Logo merupakan suatu identitas yang

mengidentifikasikan perusahaan secara luas tentang produk,

pelayanan, dan organisasi.”. Fungsi dan tujuan logo yaiu:

a. Sebagai identitas diri


b. Sebagai tanda kepemilikan

c. Merupakan tanda jaminan kualitas

d. Untuk mencegah peniruan dan pembajakan

Selain itu logo memiliki beberapa fungsi lain yaitu:

a. Sebagai branding

b. Memberikan informasi, pengawasan, dan kontrol

c. Mengutarakan emosi

d. Untuk presentasi dan promosi

4. Kriteia Logo yang Efektif

Logo yang baik adalah logo yang efektif yang didalamnya memuat

makna dan mampu mewakilkan suatu hal yang diwakilinya. Berikut

adalah kriteria logo yang baik dan efektif adalah

a. Sederhana dan unik

Logo harus dibuat sesederhana dan seunik mungkin agar

logo tersebut mudah diingat.

b. Serba guna

Suatu logo harus memiliki sifat serba guna sehingga logo

tersebut dapat digunakan diberbagai media dalam segala kondisi.

c. Sesuai
Suatu logo harus dibuat sesuai dengan identitas dan entitas

apa yang diwakilinya. Sehingga kesesuaian ini dapat membuat

logo dapat digunakan seterusnya.

5. Pengertian Analisis Multimodal

Multimodal adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada cara

orang berkomunikasi menggunakan modes yang berbeda pada saat

bersamaan (Kress & van Leeuwen, 1996), yang didefinisikan sebagai

penggunaan beberapa mode semiotik dalam desain produk, atau peristiwa

semiotik secara bersamaan, dan dengan cara tertentu mode-mode ini

digabungkan untukmemperkuat, melengkapi, atau berada dalam susunan

tertentu (Kress and van Leeuwen, 2001). Multimodal dapat juga dikatakan

sebagai istilah teknis yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa dalam

proses pemaknaan, manusia memanfaatkan beragam semiotik (Iedema,

2003). Sementara itu, Chen (2010) memaknai multimodal sebagai segala

sumber semiotik verbal dan visual yang dapat digunakan untuk

merealisasikan jenis dan tingkatan keterlibatan dialogis dalam sebuah

buku teks. Penggunaan multimodal pada saat menganalisis teks dapat

dipahami sebagai analisis yang menggabungkan alat dan langkah analisis

linguistik.
Secara singkat dapat disimpulkan analisis multimodal adalah

kajian dalam studi wacana untuk mengkaji teks yang dikombinasikan

dengan gambar, warna, simbol, dan sumber semiotik lainnya.

6. Prinsip Analisis Multimodal

Pendekatan multimodal semiotik sosial merupakan pendekatan

yang dikembangkan dari pendekatan semiotik sosial Halliday. Menurut

O’Halloram (2011) pendekatan sosial dalam rangka kritik sosial dan

praktik sosial mengandung tiga prinsip dasar, yaitu:

a. Konseptualisasi menghubungkan fitur teks, misalnya: gambar

dan suara melalui sistem leksikogramatikal dalam konteks

sosial situasi dan budaya.

b. Metafungsi memodelkan potensi makna sumber semiotik

menjadi tiga makna, yaitu: makna ideasional, makna

interpersonal, dan makna tekstual.

c. Intansiasi memodelkan hubungan pilihan aktual dalam teks

dengan potensi sistemik dan memunculkan pola pilihan dalam

jenis teks.

Sedangkan menurut Kress dan Leeuwen (2006:177) prinsip

komposisi teks multimodal ada tiga, yaitu:

a. Information value menunjukkan bahwa pada teks multimodal

terdapat nilai informasi yang dapat dilihat dari berbagai zona,

yaitu: kiri dan kanan, atas dan bawah, tengah dan margin.
b. Salince menunjukkan bahwa pada teks multimodal terdapat arti

penting atau pengedepanan unsur tertentu sebagai ciri khas,

misalnya: pengedepanan latar depan, latar belakang, ukuran

relatif, kontras dalam pewarnaan, perbedaan ketajaman gambar

dan warna, dan sebagainya.

c. Framing menunjukkan pembingkaian sebagai tanda memutus

dan menghubungkan elemen-elemen gambar serta menandai

bagian yang mengandung makna tertentu.

Prinsip komposisi multimodal tersebut berlaku untuk gambar

tunggal, gambar visual, visual gabungan teks dan gambar, dan elemen

grafis lainnya. Semua elemen tersebut saling berikatan sehingga dikaji

secara bersamaan. Analisis wacana multimodal tidak terbatas pada gambar

visual saja tetapi juga layout atau tata letak.

7. Komponen Analisis Multimodal

Ada beberapa komponen yang apat digunakan pada analisis

multimodal, tetapi pada penelitian kali ini hanya akan digunakan dua

komponen, yaitu:

a. Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam menyampaikan

ide, gagasan, perasaan, dan pernyataan. Bahasa tidak hanya berbentuk

bahasa verbal yaitu bahasa lisan dan tulisan, namun juga bahasa nonverbal
seperti gerak, suara, objek, warna dan sebagainya. Menurut Sinar (2012)

bahwa bahasa verbal saja tanpa semua gerak, suara, warna, dan objek

material membatasi pemahaman seseorang terhadap kompleksnya sebuah

interaksi dan makna interaksional serta dapat memberikan keterbatasan

pada komunikasi.

Analisis bahasa terdiri dari isyarat ortografi (cetak atau ejaan),

semantik (makna), dan sintaksis (tata bahasa). Kode-kodenya termasuk

kosa kata seperti kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata ganti, dan

komposisi seperti tanda baca, frasa, klausa, kalimat, paragraf, struktur

generik dan bab.

b. Visual

Menurut Rapp dan Kurby (2008), dikotomi kunci dapat

diidentifikasi saat mengklasifikasikan visualisasi sebagai strategi untuk

membangun representasi nonverbal dari teks: visualisasi internal dan

eksternal. Proses visualisasi internal terjadi dibenak orang dan karena itu

menurut definisi tidak dapat dinikmati secara fisik. Visualisasi eksternal,

mengacu pada representasi nonverbal dari konten teks yang tersedia,

seperti gambar konten teks menjadi representasi nonverbal. Visualisasi

eksternal disebut sebagai representasi fisik nonverbal dari konten teks. Hal

itu dapat dibuat oleh diri sendiri atau oleh orang lain.

Analisis visual terdiri dari berbagai elemen yang terkandung

didalam logo atau gambar tersebut. Elemen yang dimaknai dapatberupa


warna, tekstur, garis, simbol, bentuk, sudut pandang, framing, fokus, dan

pencahayaan.

Berikut adalah beberapa warna yang sering digunakan beserta

makna yang terkandung didalamnya:

Berikut adalah beberapa contoh garis yang sering digunakan

beserta makna yang terkandung didalamnya:


8. Sejarah Inkanas

Perguruan Inkanas merupakan perguruan yang didirikan oleh pentolan

pendiri Lemkari yang menyatakan keluar dari perguruan tersebut. Pada

tanggal 28 Agustus 2005 di Graha Kadin Kota Bandung diadakan kongres

MKC-IND yang dihadiri oleh, Wijoyo Suyono, Drs. Kariyanto, Irjen Pol.

(Purn) DR. Hadiman, Vence Rumangkang, Irjen Pol. Drs. Darwan Siregar,

dan Rahimi Sutan. Serta beberapa senior mantan anggota Lemkari, yaitu,

Herman Muchtar, Drs. Djafar Djantang, Msi, Drs. Arjuna Muluk, Ellong

Tjandra, S.E., M.M., Johanes Souisa, Tono Soe’oed, S.H., Noor Soleh,

Baginda Sitorus, Ir. Apris Hamid, Dasril Muchtar, Ir. Bagoes Ellan, Dr. Ir.

Jaya Murni, Hakim Mulyono, BCAP, Rene Soepardi. Bersama tokoh senior

seluruh Indonesia bersama PB. MKC-IND, yaitu, Ir. Simpei Garang M.Eng.,

Ruslan Wahab, Deofavan, S.H., Yasirli, dan yang lainnya. Kongres yang

dipimpin oleh Herman Muchtar tersebut juga dihadiri oleh 26 Pengda seluruh

Indonesia yang merupakan mantan tokoh Lemkari di daerah, dan enam

Pengda tidak hadir tetapi menyatakan dukungannya secara tertulis. Kongres

tersebut menghasilkan mandat untuk mendirikan Inkanas.

Keputusan penting yang dihasilkan kongres tersebut diantaranya:

a. Penetapan logo perguruan yang baru

b. Menetapkan dewan guru, yang terdiri dari Ketua Ir. Simpei Garang

M.Eng., Ketua Pelaksana Harian Elong Tjandra, S.E., , Wakil Ketua


Pelaksana Harian Ruslan Wahab, dan Ir. Bagus Ellan, Sekretaris Drs.

Djafar E. Jantang, Msi.

c. Menetapkan team formatur yang terdiri dari Ketua Herman Muchtar,

Sekretaris Deofavan, S.H., dan anggota Ruslan Wahab, Tono Soe’oed,

S.H., Drs. Djafar Djantang. Team Formatur diberi waktu satu bulan untuk

menyusun pengurus Lengkap PB. INKANAS 2005-2008, apabila dalam

masa belum terbentuk kepengurusan PB. INKANAS, maka formatur

bertanggung jawab melaksanakan kegiatan harian.

Dengan itu berdirinya Inkanas secara otomatis menjadi anggota

PB. FORKI, karena mekanisme pembentukan Inkanas dilaksanakan sesuai

ketentuan AD/ART FORKI bab V pasal 9 dan disaksikan oleh Ketua

Umum PB. FORKI Jenderal (Purn) Luhut B. Pandjaitan. Dengan ini para

atlet yang bertanding, pelatih dan wasit sudah dapat membawa nama

Inkanas karena sudah mendapat izin pindah perguruan secara kolektif dari

Ketua Umum PB. Lemkari Bapak Drs. Taufik Efendi melalui surat

Rekomendasi Nomor : 05/PB-LEM/KETUM/VIII/2005.

9. Lambang Inkanas
BAB III

PEMBAHASAN

1. Waktu digunakannya Lambang Inkanas

Dalam keadaan formal lambang Inkanas dapat digunakan pada

baju karategi para atlet jika para atlet sudah melakukan pengukuhan

sebagai anggota karate. Pada penggunaanya lambang Inkanas ditempatkan

di dada sebelah kiri, sedangkan lambang FORKI ditempatkan pada dada

sebelah kanan. Selain digunakan pada baju karategi lambang Inkanas juga

digunakan pada jas pakaian juri saat kejuaraan, untuk posisi

penggunaanyapun sama yaitu pada dada sebelah kiri. Lambang Inkanas

juga digunakan sebagai lambang bendera perguruan yang biasanya

dipergunakan pada acara besar. Pada dokumen-dokumen pentingpun

lambang Inkanas selalu ditempatkan disamping sebelah kiri lambang

FORKI.

Sedangkan dalam keadaan noformal lambang Inkanas biasanya

digunakan pada merchandise dan baju latihan nonformal karate, seperti

jersey, kaos, traning, dan jaket. Untuk penempatannya jika terdapat


lambang FORKI lambang Inkanas harus ditempatkan dibagian kanan,

tetapi jika hanya berdiri sendiri lambang Inkanas dapat ditempatkan

dimana saja sesuai kebutuhan.

2. Penggunaan Lambang Inkanas Secara Khusus

Tidak ada penggunaan lambang Inkanas secara khusus, namun

pada saat kejuaraan, rapat, dan acara besar lambang Inkanas wajib

digunakan sebagai penanda perguruan yang diikuti. Penggunaan ini

dapat berupa pemakaian pada pakaian ataupun atribut lainnya seperti

bendera. Posisi penempatan lambang Inkanas harus berada disebelah

kiri lambang FORKI.

3. Arti dari Elemen yang Terkandung dalam Lambang

Inkanas

Pada lambang Inkanas terdapat beberapa elemen pembentuk

lambang tersebut, berikut adalah analisis dari elemen pembentuk lambang

Inkanas:
a. Garis bulat tebal berwarna hitam

Garis bulat pada lambang ini diartikan sebagai simbol

persatuan dari perguruaan Inkanas dengan tekad yang bulat dan

teguh. Sedangkan warna hitam yang digunakan berarti tegas

untuk menghadapai segala tantangan.

b. Huruf “INSTITUT KARATE-DO NASIONAL” berwarna

putih

Huruf “INSTITUT KARATE-DO NASIONAL”

melambangkan identitas organisasi karate dalam bentuk nama

lengkap. Warna putih yang dilambang menandakan kesucian

dan kejujuran sebagaimana yang terkandung dalam sumah

karate.

c. Huruf “INKANAS” berwarna putih

Huruf “INKANAS” melambangkan identitas

organisasi dalam bentuk singkatan. Warna putih yang

dilambang menandakan kesucian dan kejujuran sebagaimana

yang terkandung dalam sumah karate.


d. Bulat kecil didalam berwarna hitam

Warna hitam yang digunakan melambangkan sumpah

karate dan sikap bushido yang mendasari jiwa karateka.

Bushido adalah sebuah kode etik kesatriaan golongan samurai

dan feodalisme Jepang. Sikap bushido berarti kesederhanaan,

kesetiaan, penguasaan seni bela diri, dan kehormatan samapi

mati.

e. Gambar lambang shotokan berwarna putih

Lambang shotokan yang digunakan menandakan afiliasi

aliran Inkanas yaitu shotokan. Shotokan sendiri merupakan

gaya karate yang dikembangkan dari berbagai seni beladiri oleh

Gichin Funakoshi (1868-1957) dan putranya Gigo (Yoshitaka)

Funakoshi (1906-1945).
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Logo dibuat untuk mewakili suatu hal yang

didalamnya terkandung identitas dan filosofi yang

diwakilinya. Elemen yang terkandung didalam logo

mengandung makna tertentu yang dapat dianalisis

menggunakan pendekatan multimodal.

Lambang Inkanas lahir setelah disetujuinya

pendirian organisasi tersebut pada 29 Agustus 2005.

Pada lambang Inkanas terkandung beberapa elemen

yang menandakan identitas organisasi tersebut dan

sikap yang ditanamkan kepada para anggota organisasi.

Lambang Inkanas dapat digunakan secara formal

maupun nonformal. Penggunaan lambang Inkanas bila


bersamaan dengan lambang FORKI harus ditempatkan

disebelah kanan, tetapi jika digunakan sendiri dapat

ditempatkan dimana saja sesuai kebutuhan.

2. Saran

Semakin berkembangnya zaman bukan berarti

semakin terlupakannya sejarah di masa lalu.

Diharapkan dengan dilakukannya analisis tentang

makna dibalik lambang Inkanas dan dibuatnya makalah

ini dengan pendekatan multimodal dapat menjadi

sumber pembelajaran mengenai sejarah dan arti

lambang Inkanas.
DAFTAR PUSTAKA

accurate. (2020, November 11). Pengertian Logo: Jenis, Fungsi dan Kriteria
Logo yang Efektif. Retrieved from accurate: https://accurate.id/marketing-
manajemen/pengertian-logo/
Bab II Landasan Teori. (n.d.). Retrieved from Repository BSI:
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/241822/File_10-Bab-II-
Landasan-Teori.pdf
Bushido. (2021, Oktober 11). Retrieved from WIKIPEDIA Ensiklopedia Bebas:
https://id.wikipedia.org/wiki/Bushido
Fajri, T. A. (n.d.). PENTINGNYA PENGGUNAAN PENDEKATAN
MULTIMODAL . 17.
Sejarah Institut Karate Nasional (Inkanas). (2013). Retrieved from Inkanas
Palopo: http://inkanaspalopo.blogspot.com/2013/02/sejarah-institut-karate-
nasional-inkanas.html
Sejarah Institut Karate-Do Nasional ( INKANAS ). (2013, Oktober 28). Retrieved
from Kingsport:
http://sportlovers-kingsport.blogspot.com/2013/10/sejarah-institut-karate-
do-nasional.html
Shotokan. (2022, Agustus 19). Retrieved from WIKIPEDIA The Free
Encyclopedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Shotokan

Anda mungkin juga menyukai