MITIGASI KTS GLINTUNG Fixx

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 56

Efektivitas Mitigasi Kampung Tangguh Semeru

Glintung Purwantoro Kota Malang sebagai Representasi


Penanganan Covid-19 di Kawasan Zona Merah

ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

ANNISA’ ABIYYU AMIN


DEWI MASITA

MAN 1 KOTA MALANG


Jl. Raya Tlogomas No. 21
Kota Malang, Jawa Timur
0341-551752
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian Karya Tulis Ilmiah
yang Berjudul :

Efektivitas Mitigasi Kampung Tangguh Semeru Glintung Purwantoro Kota Malang


sebagai Representasi Penanganan Covid-19 di Kawasan Zona Merah

Peneliti :

Annisa’ Abiyyu Amin


Dewi Masita

Telah Disetujui dan Disahahkan Oleh Kepala Madrasah dan Guru Pembimbing

Malang, 22 November 2020

Guru Pembimbing

Septian Adi Kurniawan, S. Pd.

ii
LEMBAR ORISINALITAS KARYA
LOMBA MYRES SOSIAL HUMANIORA 2020

Kami yang menandatangani surat pernyataan ini:


Nama : Annisa’ Abiyyu Amin
Dewi Masita

menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Efektivitas Mitigasi Kampung Tangguh
Semeru Glintung Purwantoro Kota Malang sebagai Representasi Penanganan Covid-19
di Kawasan Zona Merah” ini merupakan hasil pemikiran kami sendiri, tidak melakukan
plagiarisme, belum pernah diterbitkan serta tidak pernah diikutsertakan dalam perlombaan
sebelumnya. Selain itu, informasi yang didapat dari beberapa sumber telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Malang, 22 November 2020


Penulis

Annisa’ Abiyyu Amin


NISN.0059175358

iii
Efektivitas Mitigasi Kampung Tangguh Semeru Glintung Purwantoro
Kota Malang sebagai Representasi Penanganan Covid-19 di Kawasan Zona Merah
OLEH:
Annisa’ Abiyyu
Dewi Masita
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Malang

ABSTRACT
Covid-19 has become a shocking phenomenon for Indonesia. East Java Province is one of large
contributor for positive Covid-19 cases. Due to the increasing number of positive cases of
Covid-19 in East Java, East Java Police has created a program called Kampung Tangguh
Semeru (KTS). This research aims to make KTS Glintung a symbol in handling Covid-19 in
other red zone areas. To describe mitigation at KTS Glintung area is effective, this research use
qualitative methods because we can also collect the information by observation and
documentation, interviews, and questionnaires. Observation data conducted by came to the
location of this research to evidence valid information. One person was selected as the interview
source and the questionnaire was distributed directly to ten people who were selected by
purposive sampling technique. The data that has been collected from interviews are then
analyzed using the thematic analysis. After the research carried out, the results can be seen in
the form of mitigating the Covid-19 outbreak in the aspects of food security, health, and security
which can prove the effectiveness of mitigating the Covid-19 outbreak at KTS Glintung.
Keyword: Mitigating Covid-19 Outbreak, Kampung Tangguh Semeru, Red Zone Area

ABSTRAK
Kasus positif Covid-19 telah menjadi fenomena yang menggemparkan di Indonesia. Provinsi
Jawa Timur merupakan salah satu penyumbang pasien kasus positif Covid-19 dalam kategori
relatif besar. Karena semakin tingginya kasus positif Covid-19 di Jawa Timur, Polda Jatim
membuat program unggulan yang bernama Kampung Tangguh Semeru (KTS). Penelitian ini
bertujuan untuk menjadikan KTS Glintung sebagai projek percontohan dalam penanganan
Covid-19 di kawasan zona merah lainnya. Peneliti menggunakan metode kualitatif untuk
mendeskripsikan mitigasi serta membuktikan efektivitasnya dalam kawasan KTS Glintung.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi, wawancara, serta kuesioner
yang dibagikan kepada 10 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Kuesioner
diberikan secara langsung dan satu orang dipilih sebagai narasumber wawancara. Data yang
telah dikumpulkan dari wawancara kemudian dianalisis menggunakan pendekatan tematik
analisis. Setelah penelitian dilaksanakan dapat terlihat hasil berupa mitigasi wabah Covid-19
dalam aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan yang dapat membuktikan efektivitas
dari mitigasi wabah Covid-19 di KTS Glintung.

Kata kunci: Mitigasi Wabah Covid-19, Kampung Tangguh Semeru, Kawasan Zona Merah

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan limpahan karunia-
Nya hingga laporan hasil penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini
mengungkap tentang efektivitas mitigasi Covid-19 di Kampung Tangguh Semeru Glintung
Purwantoro Kota Malang pada aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan. Laporan
dengan judul “Efektivitas Mitigasi Kampung Tangguh Semeru Glintung Purwantoro Kota
Malang sebagai Representasi Penanganan Covid-19 di Kawasan Zona Merah” ini nantinya
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam penanganan masalah Covid-19 di Indonesia.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, arahan, dan dorongan selama proses pembuatan laporan hasil
penelitian. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada yang
terhormat:
1. Bapak Drs. Mohammad Husnan, M.Pd selaku kepala MAN 1 Kota Malang yang telah
memberikan arahan dan dorongan hingga makalah ini terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Septian Adi Kurniawan, S.Pd selaku guru pembimbing yang telah mencurahkan
segenap perhatian dan memberi bimbingan kepada kami.
3. Orang tua dan segenap keluarga kami atas dukungan, dorongan, dan motivasi yang
diberikan.
4. Teman-teman Kelompok Riset MAN 1 Kota Malang serta berbagai pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral hingga laporan hasil
penelitian ini selesai.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan hasil penelitian ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharap saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan penulisan karya ilmiah berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata peneliti mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Malang, 22 November 2020

Tim Peneliti

v
DAFTAR ISI

LEMBAR ORISINALITAS KARYA ............................................................................................... iii


ABSTRAK ....................................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................. 4
A. Mitigasi Wabah Covid-19 ....................................................................................................... 4
B. Definisi Covid-19 ................................................................................................................... 5
C. Dampak dari Covid-19 ............................................................................................................ 6
1. Bidang Kesehatan ................................................................................................................... 6
2. Bidang Persediaan Bahan Pangan ........................................................................................... 7
3. Bidang Keamanan .................................................................................................................. 7
D. Definisi Zona Merah.................................................................................................................. 9
1. Pengertian .............................................................................................................................. 9
2. Penyebab Menjadi Zona Merah .............................................................................................. 9
E. Kampung Tangguh Semeru .......................................................................................................10
F. Penelitian Relevan ....................................................................................................................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................................................12
A. Subjek Penelitian ......................................................................................................................12
B. Waktu Penelitian ......................................................................................................................12
C. Metode Penelitian .....................................................................................................................12
D. Partisipan .................................................................................................................................13
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................................13
F. Instrumen Pengumpulan Data....................................................................................................14
G. Teknik Analisis Data ................................................................................................................15
1. Pengkodean Data ...................................................................................................................15
2. Tema generasi .......................................................................................................................15
3. Pembuatan laporan ................................................................................................................15
H. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................................................................15
I. Pengecekan Keabsahan Temuan ................................................................................................16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................17
A. Mitigasi Wabah Covid-19 di KTS Glintung Purwantoro Kota Malang dalam Aspek Ketahanan
Pangan, Kesehatan, dan Keamanan .........................................................................................17
1. Ketahanan Pangan .................................................................................................................17
2. Kesehatan..............................................................................................................................21
3. Keamanan .............................................................................................................................25
vi
B. Efektvitas Mitigasi Wabah Covid-19 di KTS Glintung Purwantoro Kota Malang dalam Aspek
Ketahanan Pangan, Kesehatan, dan Keamanan ........................................................................27
BAB V PENUTUP ...........................................................................................................................30
A. Kesimpulan ..............................................................................................................................30
B. Rekomendasi ............................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................32
LAMPIRAN 1 HASIL OBSERVASI ................................................................................................34
LAMPIRAN 2 PANDUAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA ..............................................38
2.1 Panduan Observasi dan Dokumentasi ..................................................................................38
2.2 Panduan Wawancara............................................................................................................39
2.3 Panduan Kuesioner ..............................................................................................................40
2.4 Transkrip Wawancara ..........................................................................................................41
2.5 Tema ...................................................................................................................................46
LAMPIRAN 3 LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................48

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Program Mlijo Gratis KTS Glintung 17


Gambar 4.2 Program Telolet 19
Gambar 4.3 Hidroponik 20
Gambar 4.4 Penyemprotan Disinfektan 22
Gambar 4.5 Pelaksanaan Posyandu 23
Gambar 4.6 Pembiasaan Mencuci Tangan 24
Gambar 4.7 Pengolahan Bank Sampah 24
Gambar 4.8 Orang Asing Wajib Memasuki Bilik Sico 26

vii
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyaknya kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi fenomena yang
menggemparkan dewasa ini. Bahkan, setiap harinya kasus positif Covid-19 di Indonesia terus
meningkat. Dewi, anggota Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 menyebut positivity rate
Covid-19 tertinggi di Indonesia selama Agustus 2020 sebesar 25,25 persen. Saat ini, Covid-19
telah menyebar ke 489 kabupaten/kota dari 34 provinsi di Indonesia (dikutip dari medcom.id).
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu penyumbang angka kasus positif Covid-19
dalam kategori relatif besar. Total kasus positif Covid-19 di Jawa Timur mencapai 35.331 orang
hingga Sabtu, 5 September 2020 (dikutip dari instagram @jatimpemprov). Karena semakin
tingginya kasus positif di Jawa Timur, maka Polda Jatim membuat program unggulan yang
bernama Kampung Tangguh Semeru (KTS). KTS ini dibentuk sebagai upaya untuk melawan
penyebaran Covid-19, khususnya di Provinsi Jawa Timur dari lingkup terkecil, yaitu dari
tingkat desa dan masyarakat. KTS ini telah tersebar di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur
yang memiliki risiko tinggi penyebaran Covid-19.
Program Kampung Tangguh Semeru di Jawa Timur terbukti dapat mencegah dan
memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Kampung Tangguh Semeru efektif untuk
penanganan masalah Covid-19 karena melibatkan masyarakat secara langsung. Upaya
melibatkan masyarakat ini dapat memunculkan kesadaran protokol kesehatan di tengah-tengah
masyarakat. Bahkan, masyarakat dapat saling membantu untuk penyediaan kebutuhan logistik
saat mendapati pasien yang melakukan isolasi mandiri. Melalui kesadaran setiap masyarakat,
maka diharapkan masyarakat akan semakin tangguh dalam menghadapi banyak persoalan.
Tidak hanya persoalan Covid-19, tetapi berbagai persoalan lainnya seperti ketahanan pangan,
kesehatan, dan keamanan masyarakat.
Kota Malang merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki risiko tinggi
penyebaran Covid-19. Aminudin (2020) menyatakan bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
menyebutkan angka kematian Covid-19 di Malang Raya adalah yang tertinggi di Indonesia,
yaitu sebesar 10 persen. Sementara itu, untuk angka kematian secara nasional hanya 3,1 persen,
begitu juga Jawa Timur yang hanya 7 persen. Selanjutnya, dicanangkan pengusungan beberapa
Kampung Tangguh Semeru yang tersebar di Kota Malang. Kelurahan Purwantoro Kecamatan
Blimbing merupakan salah satu desa yang memiliki program KTS. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi risiko penyebaran Covid-19 di Kota Malang, khususnya di wilayah Kelurahan

1
Purwantoro.
KTS Glintung Purwantoro dipilih sebagai contoh penanganan dan pencegahan
penyebaran Covid-19 karena kampung tersebut memiliki banyak keunggulan. KTS Glintung
Purwantoro ini memiliki keunggulan sebagai kampung yang tangguh, yaitu tangguh dalam
aspek keamanan, ketertiban, sumber daya manusia, update mengenai informasi terkini
mengenai penyebaran wabah, serta tangguh dalam kesehatan lingkungan dan masyarakat.
Dengan kebiasaan baik dari KTS Glintung tersebut, maka wacana pengembangan kampung
tangguh yang lain dapat diterapkan di berbagai daerah lainnya bagi wilayah-wilayah yang
belum menerapkan kebiasaan tersebut.
KTS Glintung Purwantoro memiliki kreativitas yang tinggi dari segi nilai estetis dalam
pengelolaan lingkungan. KTS Glintung memiliki selokan (saluran air) sepanjang jalan yang
sekaligus digunakan sebagai tempat budidaya ikan nila, mujaer, dan ikan lele. Saluran itu
disebut dengan GWS (Glintung Water Street). Dengan program GWS tersebut, pemahaman
orang mengenai selokan yang biasanya identik dengan hal yang kotor, rusuh, kumuh, serta
dianggap menjijikkan menjadi hilang. Selain budidaya ikan, KTS Glintung ini juga melakukan
program penanaman sayuran seperti lombok, terong, tomat, serta kangkung. Dalam menanam
dan membudidayakan ikan tersebut, KTS Glintung pandai memanfaatkan suatu tempat yang
awalnya biasa saja menjadi sesuatu yang indah.
Kehadiran KTS Glintung Purwantoro dengan berbagai keunggulannya dari aspek
ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan menjadi salah satu solusi dalam mitigasi
penanganan masalah kasus Covid-19 di Indonesia yang sudah memasuki kategori
mengkhawatirkan. Pokok permasalahan penanganan kasus Covid-19 di KTS Glintung
Purwantoro sebagai kawasan zona merah menjadi representasi upaya pengendalian dan
pencegahan untuk mengurangi penyebaran Covid-19 sehingga dapat diterapkan dan
dikembangkan di wilayah lain. Oleh karena itu, peneliti membuat suatu penelitian yang berjudul
“Efektivitas Mitigasi Kampung Tangguh Semeru Glintung Purwantoro Kota Malang sebagai
Representasi Penanganan Covid-19 di Kawasan Zona Merah”. Penelitian ini dibatasi pada
kegiatan observasi efektivitas pengendalian dan pencegahan Covid-19 di Kampung Tangguh
Semeru Glintung Purwantoro Kota Malang. Peneliti melakukan penelitian yang mencakup
aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan pada Kampung Tangguh Semeru Glintung
Purwantoro.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasaran latar belakang tersebut, maka peneliti membuat batasan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana mitigasi wabah Covid-19 di KTS Glintung Purwantoro Kota Malang dalam
aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan?
2. Bagaimana efektivitas mitigasi wabah Covid-19 di KTS Glintung Purwantoro Kota Malang
dalam aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan?

C. Tujuan Penelitian
Penentuan tujuan penelitian mengacu pada batasan rumusan masalah yang telah
dipaparkan. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan mitigasi wabah Covid-19 di KTS Glintung Purwantoro Kota Malang
dalam aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan.
2. Mengetahui efektivitas mitigasi wabah Covid-19 di KTS Glintung Purwantoro Kota
Malang dalam aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dijabarkan menjadi dua aspek, yaitu manfaat
praktis dan teoretis. Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penerapan ketangguhan pada aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan pada
Pemda wilayah zona merah lainnya sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
2. Masyarakat terhindar dari penularan Covid-19.
3. Masyarakat merasa lebih aman berada dalam lingkungan yang tangguh terhadap Covid-19
Selain manfaat praktis, ada pula manfaat secara teoretis. Manfaat teoretis dari penelitian
ini adalah sebagai referensi untuk mitigasi wabah Covid-19 pada daerah zona merah lainnya.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Mitigasi Wabah Covid-19


Wabah Covid-19 telah tersebar di seluruh dunia. Negara Indonesia juga tidak luput dari
infeksi virus tersebut. Virus ini bukan terhitung endemi, namun sudah menjadi pandemi. Virus
ini sudah menjadi bencana global di berbagai belahan dunia. Para ahli menyatakan bahwa
bencana dapat dikategorikan seperti banjir, tanah longsor, tsunami, gempa atau segala sesuatu
yang menimbulkan kerusakan alam. Namun, pada kasus Covid-19 ini telah disepakati bahwa
wabah ini juga termasuk dalam kategori bencana. Oleh karena itu, diperlukan mitigasi dan
pencegahan penyebaran infeksi Covid-19 ini di setiap lingkungan.
Secara bahasa, mitigasi menurut Dennis F. Niode (2016) merupakan serangkaian upaya
untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Hal ini sebetulnya telah diatur pada
Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Menurut Coburn dkk (1994), mitigasi berarti melakukan tindakan untuk mengurangi efek
bahaya sebelumnya. Istilah mitigasi berlaku untuk berbagai kegiatan dan tindakan perlindungan
yang mungkin dapat dilaksanakan secara fisik, seperti membangun bangunan yang lebih kuat
dengan prosedural dan menggunakan teknik standar untuk memasukkan penilaian bahaya
dalam perencanaan penggunaan lahan.
Berkaitan dengan wabah Covid-19, WHO (2020) menyatakan bahwa bentuk strategi
nasional dari mitigasi wabah Covid-19 memiliki peran penting untuk dilaksanakan dalam
rangka memenuhi tujuan global. Dalam penetapannya, langkah-langkah minimal harus
mengacu pada beberapa poin dasar, yaitu a) koordinasi nasional dan tanggapan subnasional; b)
keterlibatan dan mobilisasi dari komunitas yang terkena dampak dan berisiko; c) implementasi
langkah-langkah kesehatan masyarakat yang sesuai konteks untuk memperlambat transmisi dan
pengendalian kasus sporadis; d) persiapan dari sistem kesehatan untuk mengurangi terkait
Covid-19 dalam hal kematian, memelihara layanan kesehatan penting, dan melindungi petugas
kesehatan; serta e) perencanaan kontinjensi untuk memastikan kesinambungan fungsi dan
layanan publik yang esensial.
Dalam rangka penyampaian hal tersebut, pemerintah perlu mengerahkan lembaga-
lembaga sukarelawan (volunter) seperti BNPB, Basarnas, dan lembaga lainnya untuk
mendampingi masyarakat yang mengalami keresahan akibat wabah Covid-19. Pendampingan
tersebut bisa berupa pendampingan pendidikan mengenai apa dan bagaimana langkah prefentif

4
dalam mencegah wabah Covid-19 maupun pencegahan medis seperti pemberian masker,
handsanitizer dan keperluan medis lainnya.
Mitigasi memiliki fungsi dan manfaat, yakni meningkatkan kepedulian dan kesadaran
masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak dan risiko bencana. Peran masyarakat
sangat dibutuhkan dalam mitigasi ini karena pelaku dari penyebaran wabah Covid-19 ini berasal
dari manusia. Oleh karena itu, pelaku pencegahan infeksi virus ini juga membutuhkan tenaga
dari setiap masyarakat sehingga masyarakat dapat hidup aman. Mitigasi juga dapat
menghambat dan mengurangi risiko penularan wabah Covid-19 yang sudah tersebar luas di
daerah-daerah. Banyak sekali daerah yang telah terinfeksi Covid-19, mulai dari kawasan zona
kuning, oranye, merah, bahkan zona hitam. Daerah-daerah tersebut membutuhkan suatu
kebiasaan yang baru agar virus ini dapat terkendali.

B. Definisi Covid-19
Menurut Yuliana (2020), Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul, dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae. Struktur Coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S
berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen
utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam
penempelan dan masuknya virus kedalam sel inang (interaksi protein S dengan reseptornya di
sel inang) (Wang, 2020). Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat
diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30
menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent dan
kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus (Wang, 2020).
Menurut Kementrian Kesehatan Nasional Indonesia, Coronavirus (CoV) merupakan
keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada
sekitar dua jenis Coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Novel Coronavirus (2019-nCoV) adalah virus jenis baru
yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Virus Corona adalah zoonosis di mana virus tersebut dibawa oleh hewan dan ditularkan
ke manusia. Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak
(civet cats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Beberapa Coronavirus yang
dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia. Manifestasi klinis
biasanya muncul dalam 2 sampai 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi
Coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak

5
napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian. Virus ini dinamakan Covid-19 yang merupakan kepanjangan dari
Corona Virus Disease (penyakit corona virus) dan angka 19 diambil dari tahun awal munculnya
virus ini yaitu pada tahun 2019.

C. Dampak dari Covid-19


Wabah Covid-19 sangat berbahaya bagi keberlangsungan hidup manusia karena dengan
adanya wabah ini, aktivitas manusia menjadi terhambat. Terhambatnya aktivitas tersebut tentu
saja membawa dampak buruk dalam berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, ketahanan
pangan, dan keamanan. Berikut adalah pemaparan dari dampak dalam bidang-bidang tersebut.
1. Bidang Kesehatan
Dampak utama dari Covid-19 ini mengarah pada bidang kesehatan. Pada anamnesis
gejala kesehatan dapat ditemukan tiga gejala utama, yaitu demam, batuk kering (sebagian kecil
berdahak), dan sulit bernapas atau sesak. Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek/ possible
adalah orang yang mengalami demam (≥38°C) atau riwayat demam, batuk atau pilek atau nyeri
tenggorokan, pneumonia ringan sampai berat berdasarkan klinis dan/atau gambaran radiologis.
Pada pasien immunocompromised, presentasi kemungkinan penyebab tersebut dan disertai
minimal salah satu kondisi riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit
dalam 14 hari sebelum timbul gejala (Yuliana, 2020).
Bagi pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan sampai berat dapat
mengalami salah satu dari ciri-ciri berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala. Gejala- gejala
tersebut meliputi kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable Covid- 19,
riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan sudah teridentifikasi), bekerja atau
mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan kasus terkonfirmasi atau probable infeksi
Covid-19 di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit serta memiliki riwayat perjalanan
ke Wuhan dan memiliki demam (suhu ≥38°C) atau riwayat demam.
Virus ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Segala aktivitas yang
dilakukan harus memerlukan kehati-hatian serta menjaga kebersihan karena virus Covid-19 ini
tidak dapat tertangkap oleh penglihatan mata secara langsung. Segala aktivitas telah diawasi
oleh masyarakat sekitar, keluarga, bahkan pemerintah. Saat pandemi seperti ini, sakit demam
atau batuk bisa menjadi ODP (Orang Dalam Pantauan). Penyakit-penyakit yang sebelumnya
bukan merupakan penyakit serius bahkan dihiraukan oleh masyarakat sekarang menjadi suatu
hal yang ditakuti oleh setiap masyarakat.
Seseorang dapat disebut Orang Dalam Pantauan (ODP) dengan beberapa kriteria.
Kriteria-kriteria tersebut antara lain jika mengalami riwayat berinteraksi dengan orang yang

6
teridentifikasi positif Covid-19, berinteraksi dengan hewan pemicu munculnya Covid-19,
bekerja atau hanya sekadar berkunjung ke tempat kesehatan, serta memiliki riwayat perjalanan
ke Wuhan atau tempat tempat yang dianggap tidak steril dari Covid-19.
2. Bidang Persediaan Bahan Pangan
Negara Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam. Di Indonesia, bahan
pangan tergolong melimpah karena dapat bercocok tanam sendiri tanpa memerlukan impor dari
negara lain. Pada saat masa pandemi seperti ini, Negara Indonesia memiliki kapasitas bahan
pangan yang tergolong cukup. Berbeda dengan daerah Wuhan, Cina, di daerah pelopor
munculnya virus Covid-19 ini mengalami krisis persediaan bahan pangan. Hal itu terjadi karena
aktivitas di daerah Wuhan dan daerah sekitarnya dihentikan sementara (lockdown). Adanya
krisis bahan pangan itu juga menimbulkan pertengkaran kecil pasal perebutan bahan pangan
yang akan dibeli. Beruntungnya, Indonesia tidak mengalami krisis bahan pangan, kecuali bagi
orang-orang yang memiliki kondisi ekonomi yang kurang baik (Hirawan dan Akita, 2020).
Karena adanya perbedaan kondisi ekonomi di setiap masyarakat, timbul rasa solidaritas
antarmasyarakat untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal
tersebut banyak ditemukan di masa pandemi Covid-19 saat ini. Masyarakat yang memiliki
kondisi ekonomi yang stabil kebanyakan memberi bahan pangan yang berguna berupa beras,
minyak goreng, gula dan beberapa bahan pangan lain kepada orang-orang sekitar terutama bagi
yang membutuhkan. Kebutuhan bahan pokok diberikan secara sukarela. Pemberi biasanya
meletakkan beberapa bahan pangan di gerbang rumah warga. Hal tersebut memberikan
keuntungan bagi kedua pihak. Namun, tak jarang pula orang yang mengalami kondisi ekonomi
yang kurang baik mengambil jalan negatif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
mengambil jatah milik warga lain yang ada di gerbang yang ditemuinya.
Tidak hanya bantuan dari masyarakat, pemerintah juga memberikan bantuan bagi
masyarakat tertentu. Pada bulan September, pemerintah merencanakan untuk mencairkan dana
BST sebesar Rp 500.000,00. Sebelumnya, masyarakat menerima bantuan sebesar Rp
200.000,00, namun tidak dalam kondisi uang tunai, melainkan uang tersebut hanya bisa
ditukarkan dengan sembako di e-warung. Untuk menerima bantuan tersebut, masyarakat juga
harus memenuhi beberapa syarat, seperti memiliki kartu sembako. Jika kartu keluarga tidak
terdaftar atau tidak memiliki kartu sembako namun kondisi ekonominya dalam masa krisis
(baru di PHK), maka dapat melapor ke Pemda agar diusulkan pembuatan kartu sembako untuk
keluarganya (Kartika, 2020).
3. Bidang Keamanan
Situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini dalam skala global semakin
menimbulkan kompleksitas permasalahan yang muncul. Rentetan masalah kesehatan,

7
ekonomi, dan sosial menjadi prioritas penanganan pemerintah saat ini. Penanganan di beberapa
negara menunjukkan bahwa lemahnya deteksi dan penanganan sejak dini terhadap serangan
virus ini menimbulkan intensitas masalah yang semakin membesar. Di Indonesia, sejauh ini
penanganan pandemi Covid-19 menunjukkan perlunya kesigapan seluruh elemen baik di
tingkat pusat maupun daerah memberikan respon yang cepat dan tepat. Koordinasi antara
elemen juga sangat diperlukan untuk mengoptimalkan penanganan yang efektif. Pola
penanganan pandemi Covid-19 ini menunjukkan adanya kelalaian mekanisme keamanan
terhadap situasi darurat. Kegagapan dalam melakukan tindakan tanggap darurat ini melengkapi
tantangan Indonesia dalam berinteraksi dengan situasi global. Virus ini merambat dengan cepat.
Virus ini datang tiba-tiba dengan senjata yang lengkap, sedangkan pertahanan negara terbilang
sangat kurang karena kedatangannya yang tiba-tiba. Potensi kekuatan virus tersebut dapat
mengganggu keamanan manusia, keamanan publik, dan keamanan daerah.
Berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, definisi
dari pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Usaha pertahanan negara itu
dilakukan dengan mempertimbangkan adanya dinamika bentuk ancaman yang dihadapi.
Perkembangan lingkungan strategis menciptakan perubahan terhadap kompleksitas ancaman,
baik ancaman militer maupun ancaman non militer. Pertahanan negara berfungsi untuk
mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai satu kesatuan pertahanan. Pertahanan negara diselenggarakan oleh pemerintah dan
dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara dengan membangun dan membina
kemampuan dan daya tangkal negara dan bangsa serta menanggulangi setiap ancaman,
termasuk perlindungan dalam adanya pandemi Covid-19 saat ini.
Menurut World Health Organization (2007), terdapat lima fase dalam menangani wabah
penyakit. Pertama, fase antisipasi yaitu mengantisipasi kembalinya wabah penyakit atau
penyakit baru yang berpotensi mewabah dengan fasilitas pendeteksi dan respons dini. Kedua,
deteksi dini pada hewan dan manusia. Ketiga, fase pembendungan penyakit yang diusahakan
dilakukan pada tahap transmisi awal. Keempat, fase kontrol dan mitigasi selama amplifikasi.
Kelima, mengeliminasi risiko penyebaran penyakit. Selain itu, WHO juga memberikan
langkah-langkah koordinasi yang efektif dalam menangani wabah penyakit, seperti koordinasi
antara para pemangku kepentingan, membuat informasi kesehatan yang berisi pengawasan
wabah penyakit dan informasi mengenai hasil dan dampak dari intervensi atau kebijakan yang
telah dilakukan, menangani infodemic, yaitu penyebaran informasi secara masif dan cepat yang
di dalamnya termasuk informasi yang salah, rumor, gosip, dan informasi lain yang tidak bisa

8
dipertanggungjawabkan. Langkah terakhir yaitu melakukan intervensi di bidang kesehatan.

D. Definisi Zona Merah


Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan pembagian wilayah dengan identitas
tersendiri menurut angka penyebaran Covid-19. Identitas tersebut dibagi menjadi beberapa
bagian, seperti zona hijau yaitu zona yang memiliki risiko penyebaran yang kecil. Kemudian
ada zona kuning yaitu zona yang memiliki risiko yang rendah, namun memiliki kasus positif
Covid-19 yang sedikit. Zona merah yaitu zona dengan transmisi yang sangat mengancam dan
dapat meluas dan sangat cepat, serta zona hitam merupakan zona yang menggambarkan tingkat
penularan yang sangat tinggi di suatu wilayah.
1. Pengertian
Zona merah dapat diartikan sebagai kawasan yang masih memiliki kasus Covid-19 pada
satu atau lebih klaster dengan peningkatan kasus yang tinggi (BNPB, 2020). Dalam kasus zona
merah, diperlukan protokol kesehatan yang serius, seperti menutup sekolah, tempat ibadah, dan
bisnis. Selain itu, dilakukan juga pembatasan aktivitas seperti membatasi perjalanan hanya
untuk tujuan penting, memberlakukan lockdown (karantina) bagi komunitas yang telah
terinfeksi virus Covid-19, dan menjaga orang-orang tetap berada di rumah mereka serta
mengirimkan kebutuhan mereka tanpa kontak fisik. Tidak hanya itu, diperlukan adanya
penyediaan fasilitas terpisah untuk kasus infeksi dari layanan kesehatan lainnya.
2. Penyebab Menjadi Zona Merah
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menetapkan kasus Covid-19
sebagai kejadian luar biasa (KLB). Dalam hal ini, Covid-19 termasuk bencana non alam yang
sudah ditingkat pandemi sesuai dengan pernyataan WHO. Penyebaran virus Corona telah
terjadi hampir di semua daerah di Indonesia. Namun demikian, masing-masing daerah memiliki
status zonanya tersendiri. Diketahui jika dalam memetakan daerah sebaran Covid-19,
pemerintah menetapkan 4 warna zona, yakni zona merah, oranye, kuning, dan hijau. Status
tersebut pun mempengaruhi tingkat penanganan dan kewaspadaan dalam menghadapi wabah
global ini. Kode zona dengan warna berbeda-beda ini digunakan untuk memantau dan
merespons penanganan wabah di wilayah terpapar. Pembagian zona ini harus tepat dan tidak
boleh sembarangan. Pasalnya, zona dari setiap wilayah akan menentukan tindakan pemeriksaan
hingga pembatasan perjalanan ke wilayah lain. Dengan demikian, upaya penanganan yang
dilakukan bisa lebih efektif dan tepat sasaran. Dalam kasus pandemi Covid-19, zona merah
berarti pandemi yang ada dalam suatu wilayah sudah tidak terkendali.
Untuk meminimalisir penyebaran, upaya yang bisa dilakukan adalah menerapkan
tindakan preventif pada zona oranye dan menangguhkan kegiatan belajar mengajar atau

9
sekolah. Selain itu, pembatasan ibadah yang melibatkan kerumunan dan kegiatan bisnis.
Pembatasan aktivitas lainnya meliputi membatasi perjalanan ke luar, kecuali yang mendesak
dan penting. Pembatasan juga dilakukan melalui lockdown dan karantina. Fasilitas pelayanan
harus terpisah untuk kasus infeksi dari layanan kesehatan lainnya dan membuat berbagai tingkat
rumah sakit untuk memisahkan dan menangani kasus dengan tingkat keparahan berbeda.

E. Kampung Tangguh Semeru


Kampung Tangguh Semeru merupakan inovasi Kapolda Jatim dan Kodam V/Brawijaya
yang berbasis pada problem solving (pemecahan masalah dengan solusi) atau POP (Problem
Oriented Policing). Program ini tersebar di 1.599 wilayah di Jawa Timur (Jatimprov, 2020).
Program Kampung Tangguh menggunakan sistem pentahelix dalam pelaksanaannya, yaitu
menggabungkan berbagai macam unsur yang terlibat, seperti pemerintah,
masyarakat/komunitas, akademisi, pengusaha, dan media. Dengan melalui sistem pentahelix
ini, harapan dari berbagai upaya yang dilaksanakan dapat memberikan dampak positif pada
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat desa (Yunas, 2019).
Kampung Tangguh Semeru memprioritaskan program pada angka penyebaran Covid-
19 yang tinggi. Penerapan program ini memiliki banyak manfaat untuk masyarakat dalam
mengatasi berbagai masalah kesehatan, sosial, ekonomi, dan keamanan. Program Kampung
Tangguh ini menjadi salah satu bentuk upaya yang diadaptasi menjadi program berskala
nasional dengan nama Kampung Tangguh Nusantara. Program ini diharapkan dapat melawan
penyebaran Covid-19 yang dilakukan dari lingkup terkecil, yakni desa dan warga sekitar.

F. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan terkait mitigasi Covid-19 di daerah lain telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Pertama, Pujaningsih dan Dewi (2020) melakukan penelitian
tentang Penerapan Kebijakan Pembatasan Kegiatan Mmasyarakat (PKM) dalam
Penanggulangan Wabah Covid-19 di Kota Denpasar. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
penerapan kebijakan PKM dalam penanggulangan wabah Covid-19 di Kota Denpasar sudah
berjalan efektif. Penerapan kebijakan PKM di Kota Denpasar meliputi beberapa hal, yaitu
pembatasan kerumunan masyarakat, larangan bepergian tanpa menggunakan masker,
pergerakan masyarakat tanpa tujuan jelas, larangan kendaraan roda empat yang penuh
penumpang, serta pembatasan aktivitas kendaraan barang dan pembatasan jam operasional
kegiatan usaha (toko).
Penelitian kedua, yaitu dilakukan oleh Sidik dkk (2020) yang melakukan penelitian
tentang Dampak Kebijakan Pembatasan Waktu Operasional Pasar Di Kabupaten Minahasa

10
Akibat Penanggulangan Covid-19. Hasil penelitian ini menjelaskan adanya kebijakan
pembatasan masa operasional pasar Tondano akibat pencegahan penyebaran wabah Covid-19
menyebabkan penurunan omset dagangan serta rasa cemas akan penularan Covid-19 saat
melakukan transaksi.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Faishya dkk (2020) tentang Artificial Intelligence (AI)
applications for COVID-19 pandemic. AI adalah alat yang akan berguna untuk
mengidentifikasi infeksi dini akibat Covid-19 dan juga membantu dalam pemantauan kondisi
pasien yang terinfeksi. AI dapat membantu mengembangkan pengobatan yang tepat, strategi
pencegahan, serta pengembangan obat dan vaksin.
Penelitian keempat dilakukan oleh Ebrahim dkk (2020), yaitu meneliti tentang Covid-
19 and Community Mitigation Strategies in a Pandemic. Penelitian ini menjelaskan tentang
perlunya beberapa strategi untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19 di seluruh dunia,
seperti pembatalan acara besar, pembatasan perjalanan, komunikasi yang jelas dari otoritas
kesehatan nasional dan internasional agar berita hoax tidak menyebar. Tindakan yang tepat
seperti diatas dapat dilakukan di komunitas dan negara individu sehingga menguntungkan
seluruh dunia.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampung Tangguh Semeru Glintung, tepatnya berada di
Jalan Letjen S. Parman gang I RW 005, Desa Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Subjek penelitian dipilih dengan alasan karena memiliki keunggulan mitigasi Covid-19 dalam
aspek kesehatan, ketahanan pangan, dan keamanan.

B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ditentukan sejak penentuan masalah hingga pembuatan laporan
penelitian. Penelitian ini dilakukan sejak hari Senin, 24 Agustus 2020 hingga hari Kamis, 19
November 2020 pukul 08.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB. Waktu pelaksanaan penelitian ini
dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan menyesuaikan dengan kegiatan warga KTS
Glintung Purwantoro guna mendapatkan data penelitian yang akurat.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat
Moleong (2010:8—13) yang menyatakan ada sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu (1)
penelitian kualitatif dilaksanakan pada latar ilmiah, (2) manusia sebagai instrumen, (3) metode
yang digunakan kualitatif, (4) data dianalisis secara induktif, (5) teori dari dasar, (6) hasil
penelitian bersifat deskriptif, (7) lebih mementingkan proses daripada hasil, (8) adanya batas
permasalahan yang ditentukan oleh fokus penelitian, (9) adanya kriteria khusus untuk
keabsahan data, (10) digunakan desain yang sesuai dengan kenyataan di lapangan, dan (11)
hasil penelitian atas dasar kesepakatan bersama.
Dari karakteristik penulisan menggunakan metode kualitatif menurut Moleong, dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini menjelaskan keadaan di kawasan KTS Glintung pada masa
pandemi Covid-19 kemudian disesuaikan dengan kuesioner yang telah dibagikan kepada
masyarakat KTS Glintung sendiri, sehingga menjelaskan keadaan yang benar-benar terjadi.
Penelitian ini dianalisis secara induktif, yaitu menganalisis dan mendeskripsikan mitigasi
wabah Covid-19 di KTS Glintung sehingga mitigasi tersebut dapat diterapkan pada kawasan
zona merah lainnya.
Metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan mitigasi Covid-19 yang dilakukan
di Kampung Tangguh Semeru Glintung Purwantoro pada aspek kesehatan, ketahanan pangan,

12
dan keamanan. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk menentukan efektivitas pelaksanaan
mitigasi tersebut melalui berbagai teknik dalam memperoleh data.

D. Partisipan
Menurut Sumarto (2003), partisipan yaitu pengambilan bagian atau keterlibatan orang
atau masyarakat dengan cara memberikan dukungan dan tanggung jawabnya terhadap setiap
keputusan yang telah diambil demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan bersama.
Partisipan pada penelitian ini meliputi ketua RW 005 Glintung, Purwantoro dan perwakilan
masing-masing kelompok masyarakat di KTS Glintung Purwantoro. Pengambilan partisipan
dilakukan dengan jenis non probability dengan teknik purposive, yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus. Partisipan diatas dipilih karena dianggap
paham dan ahli dalam mitigasi Covid-19 di KTS Glintung Purwantoro Kota Malang, sedangkan
pastisipan kuesioner pada penelitian ini yaitu 10 warga KTS Glintung.

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan menerapkan teknik observasi dan dokumentasi,
kuesioner, serta wawancara. Pembagian angket serta wawancara yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi sedetail mungkin tentang KTS Glintung Purwantoro Kota Malang.
1. Observasi adalah suatu aktivitas dengan mengamati objek tertentu secara cermat, dilakukan
langsung di lokasi penelitian, dan selanjutnya dicatat secara sistematis sesuai dengan gejala-
gejala yang diteliti. Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggali berbagai
informasi mengenai KTS Glintung Purwantoro Kota Malang dalam melakukan mitigasi
Covid-19 di bidang ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan. Kegiatan ini dilakukan
dengan mematuhi protokol kesehatan. Observasi dilakukan mulai Hari Jumat 06 November
2020 sampai Hari Sabtu 07 November 2020. Di dalam proses observasi, peneliti melakukan
dokumentasi di lokasi penelitian berupa foto dan video untuk menguatkan hasil observasi.
2. Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan antara dua pihak yaitu pewawancara dan
narasumber untuk memperoleh data, keterangan, atau pendapat tentang suatu objek. Pada
penelitian ini menggunakan jenis wawancara semi terstruktur. Pelaksanaan wawancara
dilakukan untuk menguatkan hasil observasi kepada narasumber yang berasal dari KTS
Glintung Purwantoro Kota Malang. Narasumber yang dipilih untuk wawancara ini adalah
ketua RW 05 Glintung Purwantoro yang dianggap benar-benar memahami proses mitigasi
di KTS Glintung Purwantoro Kota Malang. Wawancara dilaksankan pada hari Rabu, 11
November 2020 pukul 13.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB, bertempat di Balai Pertemuan
RW 05 Jalan Letjet S. Parman Gang I. Glintung, Kelurahan Purwantoro, Kota Malang.

13
3. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden baik secara Iangsung
maupun tidak Iangsung. Kuesioner atau angket secara umum dapat berbentuk pertanyaan
atau pernyataan yang dapat dijawab sesuai jenisnya. Berdasarkan jenisnya, kuesioner dibagi
menjadi dua yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Penelitian ini menggunakan jenis
kuesioner terbuka yang memiliki beberapa pertanyaan berkaitan dengan mitigasi pada aspek
ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan di KTS Glintung Purwantoro Kota Malang.
Kuesioner ini akan diberikan kepada ketua RW 005, Glintung, Purwantoro untuk selanjtnya
dibagikan kepada perwakilan masing-masing kelompok masyarakat yang ada di KTS
Glintung. Kuisioner diberikan pada hari Kamis, 12 November 2020. Selanjutnya, kuesioner
diisi oleh partisipan dan diambil pada Hari Senin, 16 November 2020.

F. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian. Dalam riset sosial, penelitian yang hanya menggunakan satu di
antara beberapa instrumen membuat data yang diperoleh tidak optimal. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yang terdiri dari panduan observasi, panduan
wawancara, serta panduan kuesioner.
Instrumen pertama penelitian ini adalah panduan observasi. Indikator panduan
observasi pada aspek ketahanan pangan dapat diindikasikan melalui tiga poin, yaitu pemenuhan
kebutuhan pangan sehari-hari warga KTS, alur penerimaan bantuan bagi warga KTS, dan tata
cara penyaluran bantuan pangan. Pada aspek kesehatan, indikator observasi diindikasikan
menjadi tiga poin, berupa tata cara penanganan warga yang sakit, fasilitas rumah karantina, dan
tata cara pemulasaraan jenazah selama Covid-19. Indikator observasi pada aspek keamanan
berupa penanganan kejadian kejahatan, patroli divisi keamanan dan ketertiban setiap malam
hari, penanganan tamu dari luar daerah, penanganan warga KTS yang keluar, dan penanganan
pengiriman barang. Panduan observasi tersebut tertera dalam lampiran 2.1.
Instrumen kedua penelitian ini adalah panduan wawancara. Panduan wawancara
digunakan sebagai pedoman pertanyaan-pertanyaan dalam metode wawancara. Wawancara
dilakukan kepada satu narasumber dengan jenis wawancara semi terstruktur. Jumlah pertanyaan
sebanyak 10 pertanyaan terbuka. Pertanyaan yang diajukan adalah seputar mitigasi wabah
Covid-19 di KTS Glintung. Panduan wawancara tersebut tertera pada lampiran 2.2.
Instrumen ketiga penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada 10
partisipan dengan jenis kuesioner terbuka. Pertanyaan yang diberikan seputar mitigasi wabah
Covid-19 di KTS Glintung pada aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan. Jumlah
pertanyaan terdiri dari 10 pertanyaan yang tertera pada lampiran 2.3.

14
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kegiatan berfikir dan menganalisis data-data penelitian
yang didapat melalui instrumen penelitian, dimana hasil dari kegiatan tersebut dapat
dideskripsikan dan memudahkan pembaca dalam memahami informasi serta bermanfaat
sebagai solusi suatu permasalahan dalam penelitian. Ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan dalam menganalisis data kualitatif, seperti analisis wacana, analisis naratif, dan
analisis tematik. Penelitian ini menggunakan pendekatan tematik analisis. Boyatzis (1998),
mengatakan tematikan alisis sebagai proses yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk
pengkodean informasi kualitatif. Senada dengan Boyatzis, Braun & Clarke (2006)
mengungkapkan bahwa analisis tematik adalah metode untuk mengidentifikasi, menganalisis
dan melaporkan tema dalam data kualitatif. Menurut Ramli (2014), analisis tematik terdiri
menjadi tiga tahap mulai dari pengkodean data, tema generasi, dan pembuatan laporan.
1. Pengkodean Data
Data yang telah didapatkan dari observasi, wawancara, dan kuesioner dibaca berulang
kali hingga memahami isi dari data tersebut. Setelah itu membuat kode-kode yang terdiri satu
kata atau frasa pendek. Langkah selanjutnya membaca kembali data yang dihasilkan dan
merevisi kode-kode untuk dikelompokkan dalam beberapa tema.
2. Tema generasi
Setelah proses pengkodean, maka yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi tema
yang sesuai dengan kode-kode tersebut. Selanjutnya kode-kode yang telah dibuat sebelumnya
dikelompokkan kedalam beberapa tema. Langkah berikutnya yaitu memeriksa kembali tema
yang telah dibuat sebelum membuat laporan.
3. Pembuatan laporan
Laporan dibuat berdasarkan tema-tema yang telah ada. Seluruh tema yang dibuat
dideskripsikan hingga menghasilkan data kualitatif yang sesuai dengan rumusan permasalahan
dalam penelitian

H. Tahap-Tahap Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap penelitian, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan
penyelesaian. Pertama, tahap persiapan terdiri atas tiga langkah, yaitu (1) menyusun rancangan
penelitian, (2) melakukan studi kepustakaan, dan (3) menentukan metode penelitian. Kedua,
tahap pelaksanaan terdiri atas 3 langkah, yaitu (1) pengumpulan data, (2) identifikasi dan
klasifikasi, serta (3) analisis data dan penarikan simpulan. Ketiga, pada tahap penyelesaian,
kegiatan yang dilakukan yaitu (1) penulisan laporan penelitian dan (2) revisi laporan penelitian.

15
I. Pengecekan Keabsahan Temuan
Pengecekan keabsahan penelitian ini dilakukan melalui cara triangulasi. Moleong
(2010:330) menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan temuan yang
memanfaatkan hal lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut. Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
metode. (Patton, 1999) menyatakan bahwa triangulasi metode dilakukan dengan memeriksa
konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode pengumpulan data yang berbeda, seperti
wawancara dan penyebaran angket. Dalam pengecekan keabsahan temuan dimanfaatkan pula
pendapat ahli atau pakar. Ahli atau pakar tersebut lebih sering dimaksud dengan guru
pembimbing yang memeriksa semua tahapan penelitian serta memberikan pendapat atau saran
terhadap permasalahan maupun langkah-langkah penelitian dari awal hingga akhir.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Mitigasi Wabah Covid-19 di KTS Glintung Purwantoro Kota Malang


dalam Aspek Ketahanan Pangan, Kesehatan, dan Keamanan
Mitigasi wabah Covid-19 di kawasan KTS Glintung memunculkan berbagai macam
program dalam aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan yang berfungsi untuk
mengurangi penyebaran Covid-19 dan mencegah terinfeksinya masyarakat akan Covid-19.
Mitigasi tersebut membawa dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan kawasan KTS
Glintung. Dalam menanggulangi adanya pandemi Covid-19 di kawasan KTS Glintung,
masyarakat setempat menciptakan program-program dalam aspek ketahanan pangan,
kesehatan, dan keamanan. Berikut adalah progran-program yang dilaksanakan.

1. Ketahanan Pangan
a) Mlijo Gratis
Mlijo gratis merupakan salah satu program dari aspek ketahanan yang ada di kawasan
KTS Glintung, seperti pada Gambar 4.1. Program ini tidak ditujukan hanya kepada penduduk
KTS Glintung yang tidak mampu saja, namun program ini dapat digunakan juga bagi seluruh
penduduk KTS Glintung yang terdampak pandemi Covid-19.

Gambar 4.1 Program Mlijo Gratis KTS Glintung

Dalam program ini, terjadi proses jual, beli, dan ambil kebutuhan pangan yang terdapat
di KTS Glintung sebagai sarana pengganti mlijo yang biasanya dibeli dari orang luar daerah
KTS Glintung. Program ini juga dapat dilakukan dengan sistem barter sesuai dengan kebutuhan
hidup masyarakat KTS Glintung pada hari itu karena program mlijo gratis dilakukan setiap hari.
Pengisian bahan pokok dalam program ini didapatkan melalui sumbangan dari penduduk

17
setempat yang memiliki pendapatan lebih serta bahan yang dijual didalamnya juga dibeli dari
warung setempat sehingga hasil penjualan tetap berada dalam lingkup kawasan KTS Glintung.
Mlijo gratis berjalan sekitar 4,5 bulan yaitu mulai dari awal bulan April sampai dengan
pertengahan bulan Agustus. Karena 85% warga KTS Glintung telah mendapat bantuan BLT
dari pemerintah, program mlijo gratis ini akhirnya diberhentikan. Berikut hasil traskrip
wawancara terkait mlijo gratis.
“Prosesnya tadi, baru kita harus me apa memilah dulu. Pertama ketahanan
pangan, pada saat disini ada musim pandemi, pada saat masyarakat ada yang di
PHK, pada saat masyarakat sedang tidak bekerja, di wilayah kami bisa
memberikan mlijo gratis. Jadi warga ee boleh mengambil dengan secukupnya.
Nah dan boleh warga itu untuk mendidik warga lain sehingga ada yang
nyumbang istilahnya, ada yang tukar, apa barter.”
Kutipan di atas menjelaskan tentang proses pelaksanaan program mlijo gratis. Masyarakat
memanfaatkan program ini sebagai salah satu program keunggulan dari bidang ketahanan
pangan masyarakat Glintung Purwantoro.

b) Penghijauan
Penghijauan dilakukan di kawasan KTS Glintung dalam rangka memperbaiki kondisi
udara serta memperindah suasana lingkungan. Pada umumnya, penghijauan adalah salah satu
kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis
lingkungan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan dalam setiap lingkungan sehingga penghijauan
ditetapkan sebagai program nasional yang dilaksanakan di seluruh nusantara. Dalam arti luas
pengjijauan adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kondisi
lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau
pelindung lingkungan.
KTS Glintung mendapat bantuan bibit jeruk pada tahun 2016 oleh Dinas Lingkungan
Hidup. Penanaman bibit tersebut dilakukan di sekitar rumah penduduk dan di tepi jalan kawasan
KTS Glintung. Berikut hasil transkrip wawancara terkait program penghijauan.
“Pertama yang kita lakukan adalah penghijauan, penghijauannya di ee jalan
seperti ini, ini sudah satu taun ini, 2017 sudah seperti ini, pada saat 2016 sudah
mulai nanam kita. Nah itu, jadi satu tahun nah ini didalam satu taun tadi kita
urban farming tadi kita mendapatkan ee bibit, karena kita dianggap memelihara
lingkungan oleh dinas pertanian.”
Program penghijauan menjadi bentuk alternatif dari proses mengasrikan kembali
kawasan di daerah Glintung. KTS Glintung dianggap mampu memelihara dan

18
mengembangkan potensi kawasan hijau sebagaimana dijelaskan dalam kutipan
tersebut.

c) Program Telolet
Dalam pemenuhan kebutuhan pangan di kawasan KTS Glintung, kawasan ini memiliki
upaya dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya, yaitu dengan menanam terong, lombok, dan
tomat, serta budidaya ikan lele atau yang disingkat dengan Telolet yang dapat dilihat pada
Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Program Telolet

Hasil panen dari program telolet ini nantinya dapat digunakan oleh masyarakat setempat.
Program ini sangat membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan terutama dalam masa
pandemi Covid-19 pada saat ini. Berikut hasil wawancara terkait program Telolet.
“Ada juga yang namanya Telolet yaitu terong, lombok, lele, tomat.”
Program Telolet yang di KTS Glintung menjadi indikator ketahanan pangan yang sekaligus
memperkuat program pembudidayaan terong, lombok, lele, dan tomat. Dengan adanya program
ini, masyarakat menjadi sangat terbantu dalam mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari.

d) Pengelolaan Hasil Panen


KTS Glintung memiliki berbagai macam hal yang dapat dipanen, seperti hasil perikanan
dan pertanian. Dalam bidang perikanan, KTS Glintung membudidayakan berbagai jenis ikan,
yaitu ikan lele, nila, mujaer, dan wader. Berikut hasil wawancara terkait pengolahan hasil panen
perikanan.
“Hasil panen dari budidaya itu tadi bisa diambil sama semua wagra disini. Nah
ikannya kita gunakan untuk bakso lele, untuk olahan ikan, bakso lele, stik lele,
ee.. kripik lele.”

19
Hasil perikanan tersebut akan dipanen dan diolah. Contoh olahan dari ikan-ikan tersebut seperti
olahan bakso, stik ikan lele, kripik kulit lele, dan sebagainya. Namun, tidak semua hasil panen
ikan tersebut akan dijadikan olahan, melainkan ikan tersebut juga dapat langsung dimasak
untuk keperluan tamu ataupun dijual mentah kepada pembeli. KTS Glintung tidak bisa
memastikan kepada pembeli mengenai ukuran yang diminta karena KTS Glintung lebih
mengutamakan olahan dari KTS tersendiri dibandingkan penjualan kepada pembeli-pembeli
tersebut. Biasanya, pembeli berasal dari pemilik warung makanan yang terletak di sekitar
kawasan KTS Glintung.
Dalam bidang pertanian, KTS Glintung menanam tanaman yang dapat dikonsumsi
warga sekitar, seperti penanaman terong, lombok, tomat, dan kangkung. Hasil panen dari
tanaman tersebut lebih sering digunakan oleh penduduk KTS Glintung sendiri, namun biasanya
hasil panen juga dijual kepada mlijo-mlijo yang datang dengan harga yang telah disepakati
bersama. Selain itu, tanaman yang telah dipanen tersebut juga dapat menjadi olahan-olahan
khas KTS Glintung, yaitu seperti olahan jus yang dibuat oleh ibu-ibu warga KTS sebagai
suguhan kepada para tamu yang datang.

e) Hidroponik dan Aquaponik


Adanya potensi air yang berlebih di wilayah KTS Glintung dimanfaatkan dan dikelola
oleh masyarakat sebagai pengairan tanaman-tanaman yang ada di kawasan KTS Glintung.
Pengairan yang dilakukan di KTS Glintung tidak sekadar pengairan biasa, namun melalui
proses Hidroponik dan Aquaponik yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hidroponik

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan


tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air
pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Berikut hasil
traskrip wawancara yang menjelaskan tentang hidroponik dan akuaponik.

20
“Kita disini juga budidaya tanaman hidroponik dan aquaponik ya kangkung
terus itu ee sawi dan macam-macam.”
Selain hidroponik, ada juga program akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang
mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik.
Dalam akuakultur yang normal, ekskresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air
dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Dalam akuaponik, ekskresi hewan diberikan
kepada tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami, dan dimanfaatkan
oleh tanaman sebagai nutrisi. Air kemudian bersirkulasi kembali ke sistem akuakultur. Selain
untuk pemanfaatan kelebihan air, hidroponik dan aquaponik juga tidak memakan banyak
tempat.

2. Kesehatan
a) Sosialisasi Protokol Kesehatan
Sosialisasi di KTS Glintung merupakan upaya agar masyarakat dapat merealisasikan
kehidupan sehari-hari dengan menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Sosialisasi merupakan proses ketika individu mulai mendapatkan kebudayaan kelompoknya
dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma sosialnya sehingga membimbing orang
tersebut untuk memperhitungkan harapan lain. Berikut hasil transkrip wawancara terkait
sosialisasi.
“Jadi, eee kita tetap memberikan sosialisasi, pemberian pendekatan. Kalaupun
ada satu dua orang, itu biasa sebenarnya, tapi kita tetap mengingatkan. Jadi,
yang mengingatkan tidak hanya saya sendiri atau eee via RW, tapi masyarakat
itu sudah mulai saling mengingatkan. Karena, yang kita bentuk pertama adalah
kepedulian. Baik kepedulian kepada sesama, kepada lingkungkan, apalagi
dimasa seperti ini, masa pandemi, jadi harus peduli terhadap kesehatan yang
utama.”
Adanya sosialisasi tersebut dapat menyadarkan masyarakat untuk menerapkan penggunaan
masker, mengurangi aktivitas yang menimbulkan banyak peserta, dan social distancing.
Sosialisasi dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat yang ada, tidak hanya dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu seperti ketua RT, ketua RW atau karang taruna, namun sosialisasi juga
dapat dilakukan oleh penduduk biasa dengan saling mengingatkan satu sama lain.

21
b) Arahan Peningkatan Kesehatan
Dalam rangka mengingatkan masyarakat setempat dalam mitigasi wabah Covid-19 di
kawasan KTS Glintung, terdapat pihak tersendiri yang bertugas untuk menyiapkan pengarahan
masyarakat dalam mematuhi peraturan. Berbagai pihak tersebut dibentuk guna menghasilkan
keefektifan dalam penanggulangan penyebaran Covid-19. Berikut hasil transkrip wawancara
terkait pelaksanaan arahan peningkatan kesehatan.
“Jadi, itu yang kami lakukan, sosialisasi, arahan ada ee apa namanya ada banner
untuk himbauan, dan juga masyarakat sendiri itu harus saling mengingatkan,
itu yang kita lakukan disini.”
Arahan tersebut berupa banner-banner yang dipasang di kawasan KTS Glintung supaya
masyarakat menyadari pentingnya berpartisipasi dalam mengurangi risiko penyebaran wabah,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana terutama wabah Covid-19.

c) Penyemprotan Disinfektan
Pandemi Covid-19 telah menyebar luas di Indonesia, salah satunya yaitu Kota Malang.
Adanya Covid-19 ini tentu menimbulkan kekhawatiran masyarakat setempat, oleh karena itu
dilakukan penyemprotan disinfektan di rumah-rumah penduduk KTS Glintung setiap malam
Kamis dan malam Sabtu seperti pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Penyemprotan Disinfektan

Dengan adanya upaya penyemprotan disinfektan tersebut membuat masyarakat merasa


aman dari bahaya Covid-19 sehingga diharapkan agar Covid-19 tidak menyebar di KTS
Glintung.

d) Kerja Bakti Bersama


Kerja bakti di kawasan KTS Glintung dilakukan oleh sekelompok masyarakat dan
bertujuan untuk menjadikan lingkungan menjadi lebih baik, bersih, dan indah. Kerja bakti ini

22
selalu dilaksanakan minimal satu bulan sekali oleh seluruh warga KTS Glintung pada saat
masyarakat benar-benar bebas dari pekerjaannya. Kerja bakti dilakukan pada hari Minggu
untuk mencari waktu senggang masyarakat KTS Glintung. Berikut hasil wawancara terkait
pelaksanaan program kerja bakti.
“Kegiatan warga untuk kerja bakti bersama, ini yang selalu kita lakukan
minimal satu bulan sekali ada kerja bakti. Tanpa adanya kerja bakti ee kampung
kita tidak akan bisa terawat, karena uang kita ndak punya, tapi ini penting,
gotong royong ini sangat penting sekali.”
Dengan adanya kerja bakti ini kawasan KTS Glintung menjadi bersih dan menarik perhatian
orang lain sehingga KTS Glintung dapat menggali dana dari ketertarikan tersebut. Nantinya,
dana tersebut akan diproses menjadi salah satu pemenuh kebutuhan yang diperlukan oleh warga
KTS Glintung di masa pandemi Covid-19 ini.

e) Posyandu Covid Balita dan Lansia


Dalam rangka mencegah terinfeksi Covid-19 pada masyarakat setempat, KTS Glintung
menyediakan tempat untuk pengecekan kesehatan yang diutamakan bagi usia balita dan lansia.
Balita di kawasan KTS Glintung terdapat sekitar 80 anak, sedangkan lansia berjumlah 30 orang.
Program Posyandu dilaksanakan setiap satu bulan sekali seperti yang terdapat pada Gambar
4.5.

Gambar 4.5 Pelaksanaan Posyandu


Pelaksanaan program Posyandu ini didukung dengan dana dari pengolahan bank
sampah yang dijual kepada pihak BLT dan penjualan hasil daur ulang sampah yang telah
dilakukan oleh ibu-ibu masyarakat kawasan KTS Glintung. Berikut hasil wawancara terkait
pelaksanaan program Posyandu.
“Kesehatan, tadi Posyandu dananya berasal dari bank sampah, dari bank
sampah untuk Posyandu juga.”
Program Posyandu menjadi salah satu program yang mengarahkan sasaran pada perbaikan di
bidang kesehatan KTS Glintung Purwantoro.

23
f) Tempat Cuci Tangan Portable
Penyebaran Covid-19 dapat melalui media apa saja, salah satunya yaitu dengan berjabat
tangan. Oleh karena itu, KTS Glintung menyiapkan tempat cuci tangan portable yang
diletakkan di beberapa tempat pada kawasan KTS Glintung seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Pembiasaan Mencuci Tangan


Warga KTS Glintung diwajibkan untuk selalu mencuci tangan sebelum ataupun sesudah
melakukan kegiatan. Tempat cuci tangan portable tersebut dibuat untuk memudahkan
masyarakat dalam menjaga kebersihan tangannya baik sebelum ataupun sesudah melakukan
kegiatan.

g) Pengelolaan dan Pemanfaatan Program Bank Sampah


Setiap daerah yang memiliki penduduk di dalamnya pasti terdapat sampah disana,
semakin banyak penduduk semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Oleh karena itu,
banyaknya sampah di kawasan KTS Glintung dapat dijadikan sebuah potensi baru yang
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sampah-sampah yang ada di kawasan KTS Glintung
dikumpulkan serta dipilah bersama oleh penduduk KTS Glintung sendiri, setelah dipilah,
sampah tersebut akan ditimbang lalu dikirim ke BLT agar mendapatkan hasil berupa uang dari
sampah-sampah tersebut seperti pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Pengolahan Bank Sampah

24
Tidak semua sampah dapat dijual ke BLT, namun hanya sampah jenis tertentu saja yang
dapat dijual. Untuk pengolahan sampah yang tidak dapat terbeli, penduduk KTS Glintung
memiliki kreativitas tersendiri yaitu dengan mendaur ulang sampah tersebut menjadi sebuah
produk baru yang dapat dijual. Produk tersebut berupa tas dari bungkus kopi, piring dan
lampion dari bungkus minuman, serta baju yang terbuat dari sampah bekas yang digunakan
oleh KTS Glintung sebagai benda yang dimasukkan dalam pameran. Berikut hasil wawancara
terkait pengelolaan bank sampah.
“Sampah yang bisa dijual seperti kardus ini bisa dijual, nah untuk apa untuk ee
menggali dana untuk kampung kita untuk kebutuhan kampung kita tetapi yang
utama pada saat itu adalah untuk posyandu.”
Setelah pengolahan dari sampah-sampah tersebut, tentu saja dapat menghasilkan dana. Dana
yang KTS Glintung dapatkan dari pengolahan bank sampah tersebut dijadikan untuk
pengelolaan posyandu. Posyandu tersebut ditujukan terutama pada balita dan lansia yang rawan
terkena virus Covid-19. Selain untuk pengelolaan posyandu, dana dari bank sampah juga
digunakan untuk pembagian sembako ataupun makanan yang siap dikonsumsi kepada seluruh
warga KTS Glintung.

h) Rumah Singgah
Pandemi Covid-19 sudah ada sejak bulan Maret 2020. Pandemi ini menghambat
aktivitas seluruh masyarakat. Lamanya pandemi ini tentu saja tidak menutup kemungkinan
akan adanya penduduk yang memiliki kerabat dari daerah jauh yang berkunjung. Dengan
adanya hal tersebut, sebagai antisipasi dari kawasan KTS Glintung, akhirnya KTS Glintung
menyediakan tempat sebagai tempat hidup selama penduduk asing tersebut hendak bermalam
di wilayah KTS Glintung yaitu rumah singgah. Berikut hasil wawancara terkait program rumah
singgah.
“Di Kampung Tangguh ada yang namanya rumah singgah. Begitu kita
sosialisasikan bahwa ee rumah singgah itu untuk orang-orang yang perlu,
istilahnya perlu apa, perlu tau, bersosialisasi tentang pandemi ini.”
Namun, selama adanya rumah singgah ini belum ada penduduk asing yang sempat disana.
Karena kurang berfungsinya program tersebut, akhirnya rumah singgah diberhentikan dan
dipindah ke rumah isolasi yang disiapkan pihak desa.

3. Keamanan
Penjagaan keamanan pada kawasan KTS Glintung pada saat adanya pandemi Covid-19
ini dilakukan oleh pihak Linmas beserta masyarakat yang andil dalam kegiatan tersebut. Berikut

25
hasil wawancara terkait pelaksanaan program keamanan di KTS Glintung Purwantoro.
“Keamanan itu harus kita jaga, kita adakan sosialisasi keamanan tentang
wilayah kita. Namanya tangguh keamanan juga harus tangguh. Itu setiap hari
disini ada linmas, masyarakat jaga, dari apa ee masyarakat yang peduli.”
Penjagaan kawasan KTS Glitung dilakukan di satu titik yang dapat memantau keadaan dari titik
lainnya. Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya, lingkungan yang aman merupakan salah
satu faktor utama kenyamanan masyarakat KTS Glintung. Dengan berada di lingkungan yang
aman, masyarakat akan merasa tentram. Semua masyarakat bertanggung jawab atas keamanan
lingkungannya, bukan hanya tanggung jawab petugas keamanan. Oleh karena itu, pelaksanaan
kegiatan penjagaan keamanan dilakukan oleh masyarakat dengan suka rela serta tidak mendapat
imbalan khusus. Pelaksanaan penjagaan keamanan tersebut berupa memperketat masuknya
orang asing ke dalam wilayah KTS Glintung untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Peraturan yang ditetapkan bagi orang asing yang masuk ke wilayah KTS Glintung seperti wajib
mencuci tangan, memasuki bilik sico (sikat covid), dan wajib menggunakan masker yang dapat
dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Orang Asing Wajib Memasuki Bilik Sico

Selain itu, terdapat pula penjagaan keamanan wilayah KTS Glintung dengan
menggunakan CCTV yang diletakkan di beberapa titik seperti area masjid dan jalan raya pada
kawasan KTS Glintung.

26
B. Efektvitas Mitigasi Wabah Covid-19 di KTS Glintung Purwantoro Kota
Malang dalam Aspek Ketahanan Pangan, Kesehatan, dan Keamanan
Berdasarkan hasil kuesioner terbuka yang telah diberikan pada hari Kamis, 12
November 2020, kemudian diisi oleh 10 orang perwakilan masing-masing kelompok
masyarakat yang ada di KTS Glintung, hasil pengisian kuesioner menyatakan bahwa mitigasi
pada Kampung Tangguh Semeru Glintung tergolong efektif untuk mengurangi penyebaran
Covid-19. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Dennis F. Niode (2016) yang mengatakan
bahwa mitigasi merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
Ketahanan pangan pada Kampung Tangguh Semeru Glintung terbukti sangat membantu
untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dalam keadaan adanya wabah Covid-19. Dari
10 kuesioner terbuka yang disebar berkaitan dengan pertanyaan ketahanan pangan, seluruh
responden menjawab bahwa program yang dilaksanakan dalam menjaga ketahanan pangan
terbukti efektif. Berikut kutipan hasil jawaban kuesioner responden terkait ketahanan pangan.
“Dengan adanya program Kampung Tangguh Semeru, seluruh masyarakat
terbantu, terutama dalam aspek ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan.
Dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, KTS Glintung menciptakan
program Mlijo Gratis sebagai tempat jual beli kebutuhan pangan dan mengelola
hasil panen dari program Telolet, hidroponik, serta aquaponik.”
Hal ini didukung dengan adanya bantuan berupa kebutuhan pangan yang disediakan pada
program Mlijo Gratis dan diberikan kepada seluruh masyarakat Glintung secara merata
berdasarkan kutipan hasil jawaban kuesioner. Selain itu, ada pula program-program lainnya
yang dapat menunjang ketahanan pangan masyarakat Glintung seperti pengolahan hasil panen
ikan, program Telolet (terong, lombok, lele, dan tomat), program hidroponik, dan aquaponik.
Program-program ini terbukti efektif dan signifikan membantu ketersediaan dan
keberlangsungan bahan pangan mulai dari proses pengolahan hingga panen dan dikonsumsi
oleh masyarakat Glintung. Hal tersebut sesuai dengan pedoman ketahanan pangan menurut
Pemerintah Kota Malang yang mengatakan bahwa pedoman ketahanan pangan selama pandemi
Covid-19 ditekankan pada pemenuhan kebutuhan pangan serta alur penerimaan dan penyaluran
bantuan bahan makanan kepada masyarakat.
Ketahanan kesehatan di KTS Glintung terbukti efektif untuk mengurangi penyebaran
Covid-19. Dari 10 kuesioner terbuka yang disebar berkaitan dengan pertanyaan ketahanan
kesehatan, seluruh responden menjawab bahwa program yang dilaksanakan dalam menjaga
ketahanan sangat membantu untuk mencegah penyebaran Covid-19. Berikut hasil jawaban

27
kuesioner responden terkait program di bidang kesehatan di KTS Glintung.
“Sebagian besar masyarakat KTS Glintung telah menerapkan protokol
kesehatan karena, masyarakat sadar akan pentingnya penggunaan protokol
kesehatan seperti pemakaian masker dan cuci tangan yang telah disiapkan oleh
pihak KTS Glintung sendiri. Jika ada masyarakat yang melanggar, terdapat
himbauan berupa teguran agar tidak mengulangi kesalahan dan ditambah
dengan pemberian protokol kesehatan berupa masker.”
Hal ini didukung dengan beberapa peraturan yang diterapkan di KTS Glintung seperti wajib
menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan tetap mematuhi protokol kesehatan dijalankan
dengan baik oleh warga KTS Glintung sebagaimana hasil jawaban responden dalam kuesioner.
Selain itu, ada juga program sosialisasi tentang pentingnya protokol kesehatan, penyemprotan
disinfektan, posyandu, serta fasilitas rumah singgah yang juga diberikan sebagai fasilitas
kepada warga KTS Glintung. Jika ada warga yang melanggar, pastinya diberi peringatan dan
teguran agar tidak mengulangi kesalahan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pedoman
ketahanan kesehatan menurut Pemerintah Kota Malang yang mengatakan bahwa pedoman
pelaksanaan di bidang kesehatan selama pandemi Covid-19 mengacu pada pencegahan dan
penanganan warga sakit, rumah karantina, dan proses pemakaman selama Covid-19. Berkaitan
dengan proses pemakaman Covid-19, program ini dilaksanakan hanya sebatas pemberian
informasi pengurusan jenazah pasien Covid-19 dengan didampingi oleh pihak medis yang
sudah ahli di bidang tersebut. Warga masyarakat Glintung dinyatakan aman dari wabah Covid-
19 dan tidak ada jenazah yang dinyatakan meninggal sebagai pasien Covid-19 karena penerapan
protokol kesehatan yang sangat ketat. Dapat dilihat pada kutipan hasil jawaban kuesioner
berikut.
Keamanan yang diterapkan di KTS Glintung saat adanya wabah Covid-19 ini lebih
diperketat. Dari 10 kuesioner terbuka yang disebar berkaitan dengan pertanyaan ketahanan
keamanan, seluruh responden menjawab bahwa program yang dilaksanakan dalam menjaga
ketahanan keamanan di KTS Glintung terbukti efektif dan signifikan untuk mengurangi
penyebaran Covid-19. Berikut hasil jawaban responden pada kuesioner terkait pelaksanaan
program di bidang keamanan.
“Untuk menjaga keamanan, KTS Glintung melakukan kegiatan patroli untuk
memantau keamanan wilayah setempat. Kegiatan tersebut dilakukan oleh
masyarakat setempat yang dijadwal dengan jumlah 5 orang setiap harinya.
Sebelum memasuki kawasan KTS Glintung, masyarakat harus menaati
protokol kesehatan terlebih dahulu. Kemudian mencuci tangan di tempat yang
telah disediakan oleh pihak KTS Glintung. Kemudian, masyarakat mengecek

28
suhu tubuh dan menggunakan masker.”
Ketahanan keamanan yang dilakukan di KTS Glintung seperti penerapan sistem ronda secara
bergilir untuk menjaga keamanan wilayah Glintung seperti pada penjelasan kutipan jawaban
responden pada kuesioner. Selain itu, untuk menjaga keamanan KTS Glintung dari ancaman
wabah Covid-19, setiap orang yang memasuki kawasan KTS Glintung harus melalui proses
yang ketat seperti wajib mencuci tangan terlebih dahulu, pengecekan suhu tubuh, dan tetap
mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan pedoman ketahanan kesehatan
menurut Pemerintah Kota Malang yang menekankan pada penanggulangan kejadian kejahatan,
patrol keamanan/ketertiban, penanganan tamu dari luar, penanganan warga yang keluar, serta
penanganan kiriman barang.
Adanya beberapa program dan aturan yang dibuat untuk warga KTS Glintung untuk
meningkatkan ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan membuat masyarakat merasa
terbantu dalam kondisi wabah Covid-19 ini. Berikut penjelasan jawaban responden pada
kuesioner terhadap dampak dari pelaksanaan program mitigasi Covid-19 di KTS Glintung.
“Kebiasaan masyarakat KTS Glintung setelah adanya program Kampung
Tangguh Semeru menjadi lebih terjadwal dan displin. Masyarakat terbantu
dengan adanya program tersebut. Kegiatan masyarakat tidak terhambat
walaupun ada pandemi Covid-19. Masyarakat semakin termotivasi menjadi
lebih tertib dalam penggunaan protokol kesehatan dalam beraktivitas serta
bersemangat dalam menjaga kesehatan diri dari pandemi Covid-19.”
Kutipan tersebut menjelaskan jawaban responden pada kuesioner yang menyatakan bahwa
adanya hal tersebut membawa dampak yang positif bagi masyarakat Kampung Tangguh
Semeru karena seluruh masyarakat masih dapat melakukan aktivitasnya masing-masing tanpa
khawatir dengan Covid-19. Dampak-dampak positif yang warga masyarakat dapatkan dari
program KTS Glintung membuat perilaku atau kebiasaan mereka berubah kearah yang lebih
baik. Aktivitas mereka menjadi lebih terjadwal, merasa lebih disiplin dan selalu semangat
dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Dapat dilihat pada kutipan hasil jawaan kuesioner
berikut.

29
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa di Kampung Tangguh Semeru
Glintung membuat beberapa program dan menerapkan aturan-aturan untuk meningkatkan
ketahanan pangan, kesehatan, dan keamanan agar dapat mengurangi penyebaran Covid-19. Di
bidang ketahanan pangan, Kampung Tangguh Semeru Glintung membuat beberapa program
seperti Mlijo Gratis, Telolet, bank sampah, hidroponik, aquaponik, dan budidaya berbagai jenis
ikan seperti mujaer, nila, wader. Hasil dari program tersebut dapat diambil dan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh warga KTS Glintung secara merata.
Di bidang kesehatan Kampung Tangguh Semeru Glintung menerapkan beberapa
kebiasaan berupa penerapan PHBS yang lebih diperkuat dengan selalu menjaga kebersihan dan
kesehatan diri, serta kebersihan lingkungan sekitar. Pelaksanaan posyandu untuk pengecekan
kesehatan dilakukan selama satu bulan sekali dengan mematuhi protokol kesehatan. Penerapan
protokol kesehatan ketat seperti rajin mencuci tangan, jarang keluar rumah, memakai masker
saat bepergian, dan social distancing.
Ketahanan keamanan di Kampung Tangguh Semeru Glintung Purwantoro selama
pandemi Covid-19 lebih diperketat. Setiap sudut kampung memiliki CCTV untuk mengontrol
keamanan di KTS Glintung. Terdapat pula giliran patroli keamanan kampung. Setiap warga
yang berasal dari luar diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan jika ingin memasuki
wilayah KTS Glintung, seperti memakai masker, mencuci tangan terlebih dahulu, memasuki
bilik sico, dan sterilisasi kendaraan. Kegiatan penyemprotan disinfektan dilakukan setiap Hari
Kamis dan Sabtu malam.
Hal diatas dilakukan agar masyarakat merasa aman dari bahaya yang mengancam diluar
sana. Program-program dan peraturan yang diterapkan di KTS Glintung dapat dijalankan
dengan baik oleh seluruh warga. Hal itu membawa dampak positif dan dpat merubah kebiasaan
warga menjadi lebih baik. Mitigasi wabah di Kampung Tangguh Semeru Glintung Purwantoro
Kota Malang terbukti efektif untuk mengurangi penyebaran Covid-19 berdasarkan pedoman
dari Dinas Kesehatan Kota Malang.

30
B. Rekomendasi
Penelitian mengenai Efektifitas Mitigasi Kampung Tangguh Semeru Glintung
Purwantoro Kota Malang sebagai Representasi Penanganan Covid-19 di Kawasan Zona Merah
diharapkan dapat dijadikan sebagai percontohan bagi kawasan zona merah lain agar dapat
menerapkan mitigasi seperti yang telah dilakukan di KTS Glintung. Mitigasi tersebut bertujuan
untuk menangani, mencegah, dan menanggulangi wabah Covid-19 terutama di Provinsi Jawa
Timur. Penanganan tersebut dapat berisi program maupun kegiatan yang bisa menghambat dan
mencegah penyebaran Covid-19 yang telah dilakukan di KTS Glintung. Program yang dapat
diterapkan antara lain adalah program mlijo gratis sebagai sarana untuk membantu memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam aspek ketahanan pangan pada saat pandemi, pengelolaan bank
sampah sehingga dapat menghasilkan dana, penjagaan keamanan yang dilakukan oleh
kesadaran masyarakat bersama dengan Linmas, serta penyediaan protokol kesehatan seperti
tempat cuci tangan, penyemprotan disinfektan, dan penyediaan masker bagi penduduk yang
tidak menggunakan masker sebagai peringatan pertama.

31
DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, Muhammad. 2020. Angka Kematian Covid-19 Malang Raya Tertinggi di


Indonesia. (Online), https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5119713/angka-
kematian-covid-19-malang-raya-tertinggi-di-indonesia. Diakses pada tanggal 7
September 2020.
BNPB. 2020. Pengelompokan Kriteria Risiko Covid-19 di Daerah Berdasarkan Zonasi
Warna. (Online). Dari https://bnpb.go.id/berita/pengelompokan-kriteria-risiko-
covid19-di-daerah-berdasarkan-zonasi-warna. Diakses tanggal 7 September 2020.
Boyatzis RE. 1998. Transforming Qualitative Information: Thematic Analysis and Code
Development. Thousand Oaks : Sage Publication.
Coburn, A.W, Spence, R.J.S, Pomonis, A. 1994. Disaster Mitigation. United Kingdom:
Cambridge Architectural Research Limited.
Ebrahim, S.H, Ahmed, Q.A, Gozzer, E, Schlagenhauf, P, Memish, Z.A. 2020. Covid-19 and
community mitigation strategies in a pandemic. BMJ. 368:m1066. doi:
10.1136/bmj.m1066. PMID: 32184233.
Hanoatubun, Silpa. 2020. Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Indonesia. Edupsycouns
Journal Vol. 2 No. 1. (Online) Dari https://ummaspul.e-
journal.id/Edupsycouns/article/view/423/240
Hirawan, Fajar B. dan Akita A. Verselita. 2020. Kebijakan Pangan di Masa Pandemi
COVID-19. SIS Commentaries DMRU-048-ID. Dari https://csis.or.id/download/242-
post-2020-04-14-CSIS_Commentaries_DMRU_048_ID_HirawanVerselita.pdf.
Jatimprov. 2020. Total Ada 1.559 Kampung Tangguh Semeru di Jawa Timur.
Kartika, Retia. 2020. Pemerintah Salurkan Bantuan Sosial Tunai. (Online),
https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/01/095600965/siap-siap-pemerintah-
salurkan-bantuan-sosial-tunai-rp-500000-ini-syarat-dan?page=all Diakses pada
tanggal 9 September 2020.
Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pujaningsih, Ni Nyoman dan Dewi Sucitawathi P. 2020. Penerapan Kebijakan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PKM) dalam Penanggulangan Wabah Covid-19 di Kota
Denpasar. Jurnal Moderat, Vol. 6 No. 3.
Sidik, S, Hasrin, A, Fathimah, S. 2020. Analisis Dampak Kebijakan Pembatasan Waktu
Operasional Pasar di Kabupaten Minahasa Akibat Penanggulangan Covid-19. Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan, Vol. 4 No. 3.
Suryana, Taryana. 2016. Partisipasi Mahasiswa dan Masyarakat dalam Kegiatan
Pelaksanaan Kerja Bakti di Desa Cibeusi Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.

32
(Online). https://repository.unikom.ac.id/28142/
Vaishya, R, Javaid, M, Khan, I.H, Haleem, A. 2020. Artificial Intelligence (AI) applications
for COVID-19 pandemic. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research &
Reviews. Volume 14, Issue 4, Pages 337-339.
Wang. 2020. Wellness And Healthy Magazine. Corona Virus Disease (Covid-19). (Online),
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21026/pdf. Diakses pada tanggal
6 September 2020.
Weynmardiani. 2017. Pelaksanaan Kegiatan Penghijauan untuk Meningkatkan Kepedulian
Siswa Terhadap Lingkungan di SDN 112 PEKANBARU . (Online).
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/suaraguru/article/download/3605/2126
World Health Organization. 2020. (Online). Covid-19 Strategy Update.
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/covid-strategy-update-
14april2020.pdf?sfvrsn=29da3ba0_19 . Diakses pada tanggal 27 Oktober 2020.
Yuliana. 2020. Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness And
Healthy Magazine. Vol 2, No 1.
Yunas, N.S. 2019. Implementasi Konsep Pentahelix dalam Pengembangan Potensi Desa
melalui Model Lumbung Ekonomi Desa di Provinsi Jawa Timur. Matra Pembaruan:
Jurnal Inovasi Kebijakan, 3 (1), 37-46.

33
LAMPIRAN 1
HASIL OBSERVASI

Gambar 1. Penerapan Protokol Kesehatan

Gambar 2. Penerapan Protokol Kesehatan

Gambar 3. Penerapan Protokol Kesehatan

34
Gambar 4. Lokasi Penelitian

Gambar 5. Penerapan Penjagaan Kebersihan dengan Cuci Tangan

Gambar 6. Program Budidaya Wader

35
Gambar 7. Program Telolet

Gambar 8. Program Telolet

Gambar 9. Budidaya Ikan Lele

36
Gambar 10. Aquaponik

Gambar 11. Hidroponik

37
LAMPIRAN 2
PANDUAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

2.1 Panduan Observasi dan Dokumentasi

NO ASPEK INDIKATOR OBSERVASI

Pemenuhan Kebutuhan Pangan Warga

1 Bidang Ketahanan Pangan Alur Penerimaan Bantuan


Penyaluran Bantuan Pangan

Penanganan Warga Sakit

2 Bidang Kesehatan Rumah Karantina

Pemakaman selama Covid-19

Kejadian Kejahatan

Patroli Divisi Keamanan/Ketertiban

Penanganan Tamu dari Luar


3 Bidang Keamanan
Penanganan Warga yang Keluar

Penanganan Kiriman Barang

38
2.2 Panduan Wawancara

NO PERTANYAAN
1 Bagaimana awal mula KTS ini dibentuk?
2 Apa upaya yang dapat menjadikan KTS Glintung terpilih menjadi pemenang
Kampung Tangguh di Kota Malang?
3 Kebiasaan apa yang diterapkan dan harus dijalankan oleh masyarakat Kampung

Tangguh Semeru Glintung?


4 Bagaimana cara mengatasi masyarakat KTS Glintung yang masih tidak peduli
protokol kesehatan?
5 Bagaimana cara penduduk KTS Glintung agar kebutuhan pangan tetap tercukupi?
6 Apa saja yang dilakukan untuk menjaga kesehatan penduduk KTS Glintung?
7 Bagaimana standar keamanan yang diterapkan pada KTS Glintung?
8 Apa saja kebiasaan masyarakat yang berubah sejak adanya KTS?
9 Jika ada, apakah dampak positif dan negatif yang diperoleh sejak adanya KTS ini?
10 Apa harapan yang anda inginkan untuk KTS ini selanjutnya?

39
2.3 Panduan Kuesioner
KUESIONER KEADAAN WARGA
KAMPUNG TANGGUH SEMERU GLINTUNG PURWANTORO
KOTA MALANG
Nama :
Jenis Kelamin :L/P
Alamat :
Usia :
Pekerjaan :
Isilah angket berikut sesuai dengan keadaan yang anda alami!

NO PERTANYAAN
1. Apa kebiasaan Anda yang berubah setelah adanya program Kampung Tangguh
Semeru?
2. Apakah Anda terbantu dengan adanya program Kampung Tangguh Semeru?
Jelaskan!
3. Apakah Anda masih melanggar penerapan protokol kesehatan setelah adanya
Kampung Tangguh Semeru? Jelaskan!
4.
Bagaimana teguran yang Anda dapatkan jika melanggar protokol kesehatan?

5.
Adakah bantuan bahan pokok untuk masyarakat tertentu di KTS Glintung? Jelaskan!

6.
Adakah jadwal untuk berjaga di Kampung Tangguh Semeru? Bagaimana sistemnya?

7. Bagaimana tanggapan Anda saat mengetahui salah satu warga menunjukkan gejala
Covid-19?
8. Upaya apa yang Anda lakukan untuk mengaja kesehatan agar terhindar dari Covid-
19?
9. Apakah anda ikut andil dalam menegur warga yang tidak mematuhi protokol
kesehatan?
Sebutkan dampak yang Anda dapatkan dari adanya program Kampung Tangguh
10.
Semeru!

40
2.4 Transkrip Wawancara
Transkrip Wawancara Kode Inisial
Annisa’: “Di sini kan warga diwajibkan untuk mematuhi a) Sosialisasi
peraturan yang ada, tetapi pasti ada satu dua orang yang tidak b) Arahan
mematuhi peraturan. Nah itu bagaimana cara untuk mengatasi hal
tersebut?”
Pak RW: “Di suatu wilayah, di suatu kampung tidak semuanya
pasti patuh, pasti itu. Jadi, eee kita tetap memberikan sosialisasi,
pemberian pendekatan. Kalaupun ada satu dua orang, itu biasa
sebenarnya, tapi kita tetap mengingatkan. Jadi, yang
mengingatkan tidak hanya saya sendiri atau eee via RW, tapi
masyarakat itu sudah mulai saling mengingatkan. Karena, yang
kita bentuk pertama adalah kepedulian. Baik kepedulian kepada
sesama, kepada lingkungkan, apalagi dimasa seperti ini, masa
pandemi, jadi harus peduli terhadap kesehatan yang utama. Jadi,
itu yang kami lakukan, sosialisasi, arahan ada ee apa namanya
ada banner untuk himbauan, dan juga masyarakat sendiri itu
harus saling mengingatkan, itu yang kita lakukan disini.”
Dewi: “Apakah dengan adanya program KTS ini, perilaku a) Perubahan
masyarakat disini berubah?” perilaku
Pak RW: “Ya Alhamdulillah, jadi dengan adanya pandemi
walaupun itu adalah suatu masalah bagi negara kita terutama
Kota Malang, ternyata ada hikmahnya yang bisa merubah
perilaku masyarakat. Perilaku masyarakat itu bisa berubah karena
ada kebiasaan-kebiasaan sehat seperti ee menjaga jarak, seperti
jangan keluar rumah kalau tidak penting, terus yang terutama itu
masker, karena masker tidak hanya untuk pandemi tapi
sebenarnya itu seharusnya selalu dipakai. Inilah masa belajar dan
sangat positif bagi masyarakat.”
Annisa’: “Apa saja aspek ketangguhan yang di tonjolkan dalam a) Ketahanan
mitigasi wabah Covid-19 di KTS Glintung?” pangan
Pak RW: “Jadi memang disini Kampung Tangguh Semeru b) Ketahanan
Glintung ya, ee itu yang perlu kita lakukan, yang perlu kita lakukan kesehatan
adalah ketahanan itu sendiri, bahwa ketahanan terhadap semua c) Ketahanan
kegiatan, semua bencana alam atau bencana sosial seperti sekarang keamanan

41
ini itu harus tangguh. Nah apa yang kita tangguhkan itu tadi,
ketahanan pangannya kita coba bagaimana kita bisa memberi
makan pada saat seperti ini, pada pandemi seperti ini banyak
masyarakat yang di PHK, masyarakat yang tidak bekerja itu, dan
banyak masyarakat yang melakukan pekerjaan itu kesulitan,
karena semuanya ditutup mulai pedagang kecil sampai pedagang
besar seperti itu. Nah karena itu kita harus tahan, ketahanan harus
kita bentuk. Terutama ketahanan pangan, terus ketahanan
kesehatannya, setelah ketahanan pangan kita bentuk, ketahanan
kesehatan kita tata, nah langkah yang ketiga ketahanan keamanan.
Keamanan itu harus kita jaga, kita adakan sosialisasi keamanan
tentang wilayah kita, bagaimana masyarakat merasa memiliki
bahwa ini wilayah kita. Bukan kemilikan loh ya, kalau ini rasa
memiliki, bukan kemilikan yang kita terapkan dan kita
sosialisasikan. Alhamdulillah masyarakat kita paham tentang itu.”
Dewi: “Program apa saja yang dilakukan untuk menguatkan a) Mlijo Gratis
ketahanan pangan selama pandemic Covid-19 ini?” b) Program
Pak RW: “Pertama ketahanan pangan, pada saat disini ada musim Telolet
pandemi, pada saat masyarakat ada yang di PHK, pada saat c) Hidroponik dan
masyarakat sedang tidak bekerja, di wilayah kami bisa Aquaponik
memberikan mlijo gratis. Jadi warga ee boleh mengambil dengan
secukupnya. Nah dan boleh warga itu untuk mendidik warga lain
sehingga ada yang nyumbang istilahnya, ada yang tukar, apa
barter. Ada bawa gula pingin ngambil beras, ya tidak apa. Jadi ini
berjalan terus, berjalan sekitar 4 bulan kalo ndak salah, itu sampai
Hari Raya Qurban. Ada juga yang namanya Telolet yaitu terong,
lombok, lele, tomat. Kita disini juga budidaya tanaman hidroponik
dan aquaponik ya kangkung terus itu ee sawi dan macam-macam.
Hasil panen dari budidaya itu tadi bisa diambil sama semua wagra
disini. Nah ikannya kita gunakan untuk bakso lele, untuk olahan
ikan, bakso lele, stik lele, ee.. kripik lele. Jimpitan, ini istilah yang
masyarakat tadi mau membantu atau peduli salah satunya
menyumbang walaupun istilahnya hanya satu jimpit. Sodaqah
pangan, bisa berupa makanan matang ataupun yang belum, seperti
ayam, seperti gula. Berjalan setiap hari, kalau di wilayah lain kan

42
digantungkan, ditaruh gitu dan terjadi seminggu atau dua minggu
sekali. Urban farming, ini penguat ya, kami sudah menanam
lombok, menanam sayur, ada ikan itu yang membuat masyarakat
kita masih bisa menikmati walaupun di masa pandemi.
Dewi: “Selama berlangsungnya program KTS ini, apakah ada a) Tidak ada
dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat?” dampak negatif
Pak RW: “Kalau dampak negatif sebenarnya tidak ada ya, cuma b) Rumah singgah
awalnya, awal-awal itu biasa masyarakat itu masih belum paham.
Jadi menentang pada saat kita membuat ee rumah singgah
misalnya, di Kampung Tangguh ada yang namanya rumah
singgah. Begitu kita sosialisasikan bahwa ee rumah singgah itu
untuk orang-orang yang perlu, istilahnya perlu apa, perlu tau,
bersosialisasi tentang pandemi ini. Sebenarnya itu, tapi begitu
mereka paham ya nggak ada permasalahan lagi. Alhamdulillah jadi
permasalahan yang ada di tempat kita tentang apa tentang
masyarakat itu tadi tidak ada sudah. Pertama memang iya, tapi
sekarang sudah ee terbiasa seperti anak kecil sudah memakai
masker saat keluar, nah itukan sudah tidak ada permasalahan.
Kalau kemarin pakai masker banyak yang protes, tidak bisa
bernafas lah. Tapi tidak papa namanya masyarakat, tapi kita tetap
harus memberikan sosialisasi dan pengertian dengan sabar, ikhlas,
insyaallah Allah akan mengijabahi.
Annisa’: “Setelah adanya KTS ini pasti anda memiliki harapan (a) Harapan untuk
untuk kedepannya, kalau boleh tau apakah harapan anda untuk KTS
KTS Glintung kedepannya?” kedepannya
Pak RW: “Ya kalau harapan dari masyarakat, dari masyarakat ya
mulai awal konsep kita harapan kita adalah kampung yang tahan,
ee kampung yang berdaya, kampung yang mandiri, kampung yang
sejahtera, itu harapan kita. Jadi, pada saat ada apapun kegiatan,
apapun bencana misalnya itu kita tangguh. Kita berharap bisa
mengatasi dengan diri kita sendiri sebelum orang lain datang kita
sudah siap, naah itu harapan kami”
Dewi: “Apa a) Penghijauan
Pak RW: “Pada saat perencanaan kita lakukan adalah perencanaan
tentang eee apa namanya itu pertanian dan perikanan tadi terus

43
bagaimana kita memanfaatkan lahan, bagaimana memanfaatkan ee
potensi tadi, yang jelas potensinya adalah menggunakan ini air ini,
banjir ini kalau hujan . Pertama yang kita lakukan adalah
penghijauan, penghijauannya di ee jalan seperti ini, ini sudah satu
taun ini, 2017 sudah seperti ini, pada saat 2016 sudah mulai nanam
kita. Nah itu, jadi satu tahun nah ini didalam satu taun tadi kita
urban farming tadi kita mendapatkan ee bibit, karena kita dianggap
memelihara lingkungan oleh dinas pertanian. Nah kita akan
mendapatkan bibit jeruk pada saat itu masih sekian jeruknya, kalau
sekarang sudah tinggi-tinggi kan ini taun 2016 insyaallah, jadi ini
yang awal yang harus kita lakukan. Bagaimana sih e misi kita
dalam melakukan visi tadi, nah salah satunya yaitu pengjijauan.
Karena begitu kegiatan disini bersih, maka dari pihak lain, untuk
mencari dana kami butuh pihak lain bu, karena kami ndak punya
dana, kampung dananya dikit.
Annisa’: “Dana yang dihasilkan dari banyaknya sampah tersebut a) Bank sampah
digunakan untuk apa?”
Pak RW: “Bank sampah, nah itu kita pilah bisa kita jual,
kegiatannya ya untuk saat ini, untuk semua masyarakat. jadi kita
memanfaatkan sampah mulailah sampah kita kelompokkan jadi
juga dilihat dari ee yang bisa dipilah ada kegiatan itu kreativitas
untuk lampu untuk apapun dan daun-daunnya atau sampah
basahnya kita masukkan tadi untuk pupuk. Sampah yang bisa
dijual seperti kardus ini bisa dijual, nah untuk apa untuk ee
menggali dana untuk kampung kita untuk kebutuhan kampung kita
tetapi yang utama pada saat itu adalah untuk posyandu. Ini sebelum
ada kampung tangguh ini, jadi kita sudah memikirkan bagaimana
masyarakat kita bisa sehat kalau tidak ada dana ya kesulitan,
karena pada saat itu dana posyandu itu hanya 100.000 untuk berapa
orang itu, jumlah anaknya 50, lansianya 30. Berarti kadernya 80
ya, itu hanya dikasih dana 100.000. Apakah kurang? Kurang.
Apakah bisa memenuhi? Bisa. Karena masyarakat sudah bisa
patungan pada saat itu walaupun hanya teh manis kan gitu kan.
Nah tapi dengan adanya sampah ini kita jual yang bisa kita jual itu
fokus untuk kesehatan artinya posyandu setiap bulan bisa dibelikan

44
susu. Nah sedikit bertambah, sehat paling nggak, sampah untuk
sehat. Nah ini pemanfaatan sampah, kita pilah, kebetulan Pak
Munir ini adalah ee relawan untuk mengambil sampah karena pada
saat itu sampah diambil oleh dinas DLH itu tidak maksimal, masih
meninggalkan sampah sebesar sampai 3 hari, tidak mampu
mungkin, artinya masyarakat ee berembug tadi salah satunya
adalah Pak Munir ini sebagai pengangkut sampah dan ibu ibu
sebagai pemilah. Tidak dibayar, sosial, karena ingin kampungnya
bersih, nyaman, dan aman”
Annisa’: “Apa kegiatan yang biasa dilakukan oleh warga KTS a) Kerja bakti
Glintung untuk pemeliharaan lingkungan?”
Pak RW: “Kegiatan warga untuk kerja bakti bersama, ini yang
selalu kita lakukan minimal satu bulan sekali ada kerja bakti.
Tanpa adanya kerja bakti ee kampung kita tidak akan bisa terawat,
karena uang kita ndak punya, tapi ini penting, gotong royong ini
sangat penting sekali. Dimana mana kampung tidak diguncang
oleh masyaakatnya tidak akan bisa maju, tidak akan bisa tangguh.
Nah ini disini ini sungainya kalau hujan sekian lah ini sungainya
pernah menghanyutkan dua orang ini”
Annisa’: “Nah, lalu apa saja program yang dilakukan untuk a) Posyandu
menguatkan ketahanan keamanan KTS Glintung?” b) Patroli
Pak Ageng: “Kesehatan, tadi posyandu dananya berasal dari bank keamanan
sampah, dari bank sampah untuk posyandu juga. Keamanan,
namanya tangguh keamanan juga harus tangguh. Itu setiap hari
disini ada linmas, masyarakat jaga, dari apa ee masyarakat yang
peduli walaupun dikasih honor, honor untuk beli kopi saja. Kita
harus tetap jaga hubungan dengan linmas dan tokoh agama. Secara
fisik kita jaga dengan linmas dan babinsa, secara mental dan rohani
tetep harus ada ulama.

45
2.5 Tema

TEMA

Upaya Program Dampak

Ketahanan pangan
Perubahan Perilaku
 Mlijo Gratis
 Penghijauan
 Pengelolaan Hasil
Panen
 Program Telolet
 Hidroponik dan
Aquaponik

Kesehatan
 Sosialisasi
 Arahan
 Kerja Bakti
 Penyemprotan
disinfektan
 Tempat cuci tangan
Portable
 Posyandu
 Bank sampah
 Rumah Singgah

Keamanan
 Pembatasan orang asing
 Pemasangan CCTV
 Pemantauan Titik
Keamanan

46
47
LAMPIRAN 3
LEMBAR PENGESAHAN

48

Anda mungkin juga menyukai