I. KETENTUAN UMUM.
1. Yang dimaksud dengan Satuan Khusus Barisan Ansor Serbaguna PROTOKOLER selanjutnya
disingkat BANSER PROTOKOLER adalah anggota Banser yang memiliki kualifikasi disiplin dan
dedikasi yang tinggi, utamanya kemampuan dan kecakapan dalam manajemen acara
kenegaraan, organisasi atau acara resmi. yang meliputi; Rekayasa Pengamanan dan
Pengawalan, Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan, sebagai bentuk
penghormatan dan/atau penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan, GP Ansor, BANSER, NU beserta banom,
lembaga dan lajnahnya, serta kebiasaan yng berlaku di tengah masyarakat.
2. Secara umum, protokoler adalah seluruh hal yang mengatur dan atau mengorganisir
pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam kedinasan (organisasi) maupun masyarakat.
3. Protokoler merupakan sistem atau norma-norma atau aturan-aturan yang di anut atau
diyakini dalam kehidupan berorganisasi, berbangsa dan bermasyarakat.
4. Petugas protokoler adalah personil BANSER yang melaksanakan serta bertanggung jawab
atas terlaksananya penerapan Rekayasa Pengamanan dan Pengawalan, Tata Tempat, Tata
Upacara, dan Tata Penghormatan, kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan, GP Ansor, BANSER, NU beserta banom,
lembaga dan lajnahnya, serta kebiasaan yng berlaku di tengah masyarakat
5. Landasan Hukum yang digunakan dalam penyusunan JUKLAK ini adalah:
a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokoleran
b. PO Ansor Konbes XVIII Tahun 2012 Nomor : 17/KONBES-XVIII/VI/2012 Tentang PO
BANSER
c. Kebiasaan yang berkembang dan berlaku di lingkungan Nahdlatul Ulama dan
masyarakat secara umum.
II. MAKSUD DAN TUJUAN.
1. Protokoler dimaksudkan untuk memaksimalkan keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan
dengan cara mengatur seluruh personil / petugas yang terlibat dalam pelaksanaan suatu
kegiatan.
2. Tujuan protokoler adalah memastikan pelaksanaan kegiatan/upacara yang lancar dan
sesuai rencana serta terciptanya ketertiban dan rasa aman dalam suatu kegiatan/upacara.
III. FUNGSI TUGAS, KEWAJIBAN DAN WEWENANG SATUAN KHUSUS BANSER PROTOKOLER.
Fungsi Satuan Khusus Banser Protokoler sebagai berikut :
1. Memastikan penghormatan dan atau perlakuan terhadap Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan (baik pusat maupun daerah), perwakilan Negara asing dan atau organisasi
internasional, Pengurus NU bersama banom, lembaga dan lajnah, Pengurus GP Ansor,
Personalia Banser, Alim Ulama, Habaib serta Tokoh Masyarakat Tertentu, dan atau Tamu
sesuai dengan kedudukan harkat dan martabatnya.
2. Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu kegiatan agar berjalan tertib, rapi, lancar,
dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku di GP Ansor dan BANSER.
3. Mengorganisir pelaksanaan suatu kegiatan sesuai dengan perencanaan, sehingga suatu
kegiatan agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan
kebiasaan yang berlaku di GP Ansor dan BANSER.
4. Menciptakan hubungan yang baik dalam tata pergaulan antara pemerintah dengan GP
Ansor, Banser, keluarga besar NU, dan komponen masyarakat lain.
5. Protokol berfungsi sebagai salah satu staf pembantu pimpinan / penjabat.
Tugas Satuan Khusus Banser Protokoler adalah merencanakan, mempersiapkan,
mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas-tugas keprotokoleran di GP Ansor dan BANSER.
Kewajiban Satuan Khusus Banser Protokoler sebagai berikut :
1. Melaksanakan tata cara keprotokoleran dalam kegiatan resmi GP Ansor dan BANSER.
2. Mentaati peraturan dan prosedur keprotokoleran dalam kegiatan resmi GP Ansor dan
BANSER.
3. Mempunyai bekal pengetahuan dan ketrampilan keprotokoleran.
4. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan keprotokoleran.
5. Menjalin kerjasama dengan pemangku kepentingan penyelengaraan angkutan darat, laut,
udara.
6. Menjalin hubungan baik dan kerjasama dengan petugas protokoler lain, (protokoler
pejabat, presiden, gubernur, bupati dan pejabat lainnya)
7. Menyediakan waktu untuk melaksanakan tugas keprotokoleran.
Tata urutan acara bukan upacara bendera dalam Acara Resmi GP Ansor dan atau Banser, antara lain
meliputi:
a. Pembukaan (membaca surat al fathehah)
b. menyanyikan dan/atau mendengarkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
c. menyanyikan Mars GP Ansor dan atau Mars Banser.
d. Pembacaan Ayat Suci Al Qur’an dan Sholawat Badar
e. acara pokok
f. doa
g. penutup.
Bendera negara dalam Acara Resmi GP Ansor dan atau Banser (berlaku juga di NU, banom, lembaga
dan lajnah) upacara bukan upacara bendera dipasang pada sebuah tiang bendera dan diletakkan di
sebelah kanan mimbar.
Bendera Negara, NU dan GP Ansor dan atau Banser (berlaku juga untuk Banom NU yang lain)
dalam Acara Resmi GP Ansor dan atau Banser (Banom yang lain) upacara bukan upacara bendera
dipasang pada sebuah tiang bendera dan diletakkan di sebelah kanan mimbar.
X. TATA UPACARA PERSEMAYAMAN DAN PEMAKAMAN
1. Upacara pemakaman sebagaimana dimaksud adalah pemakaman bagi Tokoh, Kiai, orang-orang
yang di hormati, Pengurus dan Anggota ANSOR, dan BANSER yang meninggal dunia.
2. Upacara persemayaman dan pemakaman, untuk menyampaikan penghormatan kepada jenazah
dan pernyataan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.
3. Kelengkapan pelaksanaan persemayaman dan pemakaman dipersiapkan oleh unit kerja
dibawah koordinasi Satuan Khusus Banser Protokoler yang meliputi:
a. Susunan acara pemakaman;
b. Pemimpin pemberangkatan jenazah;
c. Perwira upacara pemberangkatan jenazah;
d. Pengusung jenazah;
e. Pengawal jenazah;
f. Pembawa foto almarhum;
g. Pembawa acara;
h. Petugas Pengusung Peti Jenazah / Pengemudi Kereta Jenazah;
i. Penunjuk jalan (pengawalan);
j. Meja atau tempat peletakan peti jenazah;
k. Foto almarhum yang berukuran 30 x 40 cm;
l. Alat pengeras suara dan Kelengkapan lain yang diperlukan.
4. Pemimpin upacara persemayaman dan pemakaman adalah orang yang dianggap paling tinggi
jabatannya atau orang yang paling di hormati.
5. Tata cara pelaksanaan upacara persemayaman dan pemekaman jenazah adalah sebagai berikut:
a. Jenazah ditempatkan pada tempat yang sudah dipersiapkan;
b. Jenazah di Sholatkan.
c. Susunan acara pelepasan jenazah dari rumah duka adalah:
1. Sambutan ahli waris atau keluarga dilanjutkan dengan penyerahan jenazah;
2. Pembacaan riwayat hidup singkat Almarhum
3. Sambutan Pemimpin keberangkatan jenazah;
4. Do’a Pemberangkatan Jenazah
5. Laporan perwira upacara tentang pemberangkatan jenazah
6. Penghormatan kepada jenazah;
d. Pemberangkatan jenazah;
6. Tata cara pelaksanaan upacara persemayaman dan pemakaman jenazah dapat disesuaikan
dengan kondisi yang ada.
7. Tata cara pelaksanaan upacara pemakaman ditentukan sebagai berikut:
a. Peserta / pentakziah pemakaman telah datang dan menempati tempat yang telah
ditentukan;
b. Para petugas upacara telah siap di posisi masing-masing;
c. Jenazah tiba di tempat pemakaman di tempatkan di atas liang lahat;
d. Laporan perwira upacara kepada pemimpin upacara bahwa jenazah sudah tiba dan
siap dimakamkan;
e. Susunan acara:
1. Pembukaan;
2. Prosesi penguburan
3. Penurunan jenazah ke liang lahat;
4. Penimbunan liang lahat secara simbolis dilaksanakan berturut-turut oleh
Pimpinan Upacara dan wakil keluarga, penimbunan selanjutnya dilakukan
oleh petugas makam;
5. Sambutan pemimpin upacara;
6. Doa;
7. Peletakan karangan bunga diawali oleh pemimpin upacara, diikuti oleh
keluarga, pejabat atau oleh undangan lain; dan
8. Penutup.
8. Tata cara pelaksanaan upacara pemakaman dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada.
KETUM PP GP
ANSOR
KEPALA SATKORNAS
BANSER
KEPALA SATUAN
KHUSUS BANSER
PROTOKOLER
WAKIL KEPALA
SATUAN KHUSUS
BANSER
PROTOKOLER
DIV.
DIV. ACARA DIV. HUMAS DIV. PAM/ WAL DIV. DIIKLAT
PERLENGKAPAN
Struktur Satuan Khusus BANSER PROTOKOLER di tingkat propinsi adalah sebagai berikut:
KETUA WILAYAH
GP. ANSOR
KASATKORWIL
BANSER
KEPALA SATUAN
KHUSUS BANSER
PROTOKOLER
WAKIL KEPALA
SATUAN KHUSUS
BANSER
PROTOKOLER
DIV.
DIV. ACARA DIV. HUMAS DIV. PAM/ WAL DIV. DIIKLAT
PERLENGKAPAN
KETUA CABANG
GP. ANSOR
KASATKORCAB
BANSER
KEPALA SATUAN
KHUSUS BANSER
PROTOKOLER
WAKIL KEPALA
SATUAN KHUSUS
BANSER
PROTOKOLER
DIV.
DIV. ACARA DIV. HUMAS DIV. PAM/ WAL DIV. DIIKLAT
PERLENGKAPAN
MAKNA LAMBANG/LOGO
1. Bentuk lingkaran Luar melambangkan bahwa Satuan Khusus Banser Porotokoler bertugas untuk
mengkoordiasikan suatu acara/kegiatan dalam lingkup keluarga besar GP Ansor/ BANSER menjadi
satu kesatuan acara yang utuh sesuai prosedur protokoler.
2. Bentuk lingkaran berwarna hijau ANSOR melambangkan bahwa induk utama Satuan Khusus Banser
Porotokoler adalah Gerakan Pemuda ANSOR Sesuai Struktur dan Tingkatan.
3. Bintang Sembilan Identik dengan Nahdlatul Ulama melambangkan bahwa di dalam menjalankan
tugas Jajaran Satuan Khusus Banser Porotokoler selalu mengedepankan prinsip-prinsip protokoler
dengan memerhatikan derajat dan kehormatan semua pihak.
4. Bendera Merah Putih melambangkan Satuan Khusus Banser Porotokoler berkerja secara tegas
dalam prinsip/aturan namun juga Luwes dengan pihak/protokoler lain dalam mengkoordinasikan
satu kegiatan/acara.
5. Lambang BANSER melambangkan bahwa Satuan Khusus Banser Porotokoler adalah bagian dari
BANSER.
1 = yang memimpin
2–9 = menurut jabatan
b. Berhadapan dengan Pemimpin/Pengurus/Podium/Mimbar :
1) Tidak terbagi dalam golongan :
PIMPINAN
Dst. 5 3 1 2 4 Dst
2) Terbagi dalam macam-macam golongan :
PIMPINAN
Dst 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Dst
Dst 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Dst
Dst 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Dst
10 6 2 4 8
4) Meja Bentuk U :
7 3 1 5 9
11 12
10 6 2 4 8
13 14 15 16
17 18 19 20
6 4 2 1 3 5 7
8 9
10 11
12 13
5) Meja Bentuk T :
16 12 8 4 2 1 3 5 11 13 7
18 14 10 6 7 9 16 19
28 23
26 25
24 27
w2 39
6) Meja Bentuk I
17 15
14 11
10 7
6 3
2 1
4 5
8 9
12 13
18 16
7) Meja Bentuk E
12 10 4 2 3 5 11 13
14 15
16 17
8 6 7 9
18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29
30 31 32 33 34 35
36 37 38