Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL OBSERVASI

TATA CARA KEPROTOKOLAN


KECAMATAN BONOROWO

DISUSUN OLEH:
1. Nikmatul Imanah
2. Nur Azizah
3. Rizqi Anggun Wigati
4. Siti Aminah
5. Siti Masrifah

SMK TARUNA ABDI BANGSA


TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun laporan observasi
tentang keprotokolan dengan cukup baik. Adapun maksud dan tujuan kami
menyusun karya tulis ini untuk memenuhi tugas produktif keprotokolan. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu. Endah soekendriyati S.Sos, selaku
narasumber materi dalam pembuatan laporan ini. Serta kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam menyusun karya tulis ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam
karya tulis ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran kepada
berbagai pihak untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan
kinerja untuk kedepannya.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………. 3

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ………………………………………………………………………..….. 4


2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..…. 5
3. Tujuan ……………..………………………………………………………………………….. 5
BAB II. LANDASAN TEORI

1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA………………………………….… 6

2. Ketentuan Umum ……………………………………………………………………….….. 7


BAB III. PEMBAHASAN

1. Pengertian Dan Sejarah Protokol Dan Keprotokolan……………………….…. 8


2. Ruang Lingkup Protokol ……………………………………………………………..… 9
3. Tata Cara Mengatur Kegiatan Protokol….………………………………………... 10
4. Undang-Undang Ruang Lingkup Protokol dan keprotokolan….……..…. 10
5. Asas-Asas Protokol Dan Keprotokolan……..………………………………….…. 11
6. Tujuan Keprotokolan…………………………..………………………………………….. 12
7. Peran Protokol Dan Keprotokolan………………….………………………………... 12
8. Unsur Keprotokolan…………………………………………………………………..…... 13
9. Perbedaan Protokol, Protokoler, Keprotokolan, dan MC……………..……. 13
10. Pentingnya Keprotokolan di Suatu Instansi………………………………..…….. 14
11. Pelaksanaan MC Dan Keprotokolan di Kecamatan Bonorowo……..……. 15

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan …………………………………………………………………………………….… 16
2. Saran ……………………………………………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..………………..17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Bangsa
Indonesia telah memulai proses perubahan mendasar dalam kehidupan
ketatanegaraan yang akan mempengaruhi segala dimensi kehidupan bangsa, baik
dimensi politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Dalam konteks organisasi
publik, penilaian kinerja organisasi merupakan suatu hal yang penting, karena
dengan adanya penilaian kinerja maka akan diketahui tingkat pencapaian hasil
yang telah dicapai, atau akan diketahui seberapa jauh pelaksanaan tugas-tugas
yang dapat dilaksanakan.
Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya
sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu ditempuh usaha-usaha melalui
perbaikan kinerja organisasi dan kinerja pegawai aparatur, baik melalui
kepemimpinan dari atasan langsung maupun pelaksanaan dari para staf yang ada
didalam bagian itu sendiri, agar segala dampak negatif dari kegiatan pengelolaan
pemerintahan dapat dihindarkan serta dampak positifnya dapat ditingkatkan.
Sejalan dengan sistem pemerintahan saat ini, Protokol pemerintahan dituntut
untuk merubah paradigma dalam setiap penyelenggaraan sistem maupun kegiatan
pemerintahan. Protokol berperan penting dalam penyelenggaraan good
governance. Praktek Protokol merupakan Serangkaian aturan dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata
upacara dan tata penghormatan, sehubungan dengan penghormatan kepada
seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannaya dalam negara, pemerintahan
atau masyarakat.
Pengaturan Keprotokolan bertujuan untuk Memberikan penghormatan
kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan Negara asing dan
organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu, atau Tamu Negara
sesuai dengan kedudukan dalam negara, pemerintahan, dan masyarakat;

4
Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib,
rapi, lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik
secara nasional maupun internasional; dan menciptakan hubungan baik dalam tata
pergaulan antarbangsa.
B.     Rumusan Masalah.
1. Apa itu pengertian Protokol dan bagaimana sejarah perkembangan adanya
Protokoller ?
2. Apa sajakah ruang lingkup protokol ?
3. Apa pentingnya MC dan protokoler dalam suatu acara?
4. Kegiatan apa saja yang membutuhkan seorang MC atau protokoler di Kantor
Kecamatan Bonorowo?
5. Siapakah Pelaksana MC atau Protokoler pada setiap acara di Kantor
Kecamatan Bonorowo?
C.    Tujuan.
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian Protokol dan bagaimana sejarah
perkembangan adanya Protokoller.
2. Untuk mengetahui apa sajakah ruang lingkup protokol.
3. Untuk mengetahui tata keprotokolan yang ada di Kantor Kecamatan
Bonorowo.
4. Untuk mengetahui pentingnya sebuah MC dan protokol dalam suatu acara.
5. Untuk mengetahui apa saja kegiatan yang membutuhkan sebuah MC dan
protokol di Kantor Kecamatan Bonorowo.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 9 TAHUN 2010
TENTANG
KEPROTOKOLAN
Menimbang  :
a) Bahwa negara menghormati kedudukan para Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional,
serta tokoh masyarakat tertentu dengan suatu pengaturan keprotokolan;
b) Bahwa dalam upaya penyesuaian terhadap dinamika yang tumbuh dan
berkembang dalam sistem ketatanegaraan, budaya, dan tradisi bangsa,
dipandang perlu suatu pengaturan keprotokolan secara menyeluruh;
c) Bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol sudah tidak
sesuai dengan perkembangan sistem ketatanegaraan sehingga perlu diganti;
d) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang
Keprotokolan;
Mengingat :
 Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KEPROTOKOLAN.
Ketentuan Umum
Bab 1
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan
dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata
Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada

6
seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara,
pemerintahan, atau masyarakat.
2. Acara Kenegaraan adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh panitia
negara secara terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta
Pejabat Negara dan undangan lain.
3. Acara Resmi adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh pemerintah atau
lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri
oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintahan serta undangan lain.
4. Tata Tempat adalah pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional,
serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
5. Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi.
6. Tata Penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan pemberian hormat
bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan Negara asing
dan/atau organisasi internasional, dan Tokoh Masyarakat Tertentu dalam
Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
7. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga negara sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan Pejabat Negara yang secara tegas ditentukan dalam Undang-
Undang.
8. Pejabat Pemerintahan adalah pejabat yang menduduki jabatan tertentu dalam
pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah.
9. Tamu Negara adalah pemimpin negara asing yang berkunjung secara
kenegaraan, resmi, kerja, atau pribadi ke negara Indonesia.
10. Tokoh Masyarakat Tertentu adalah tokoh masyarakat yang berdasarkan
kedudukan sosialnya mendapat pengaturan Keprotokolan.
11. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah lembaga perwakilan rakyat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Sejarah Protokol Dan Keprotokolan


Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan atau urutan kegiatan yang
didalamnya meliputi aturan-aturan dan tata cara yang terdapat dalam acara resmi
maupun acara- acara kenegaraan. Metode keprtokolan di Indonesa adalah UU
Protokol yaitu Peraturan perundang undangan di bidang “Domain” keprotokolan
yang berkaitan “relaten” dengan keprotokolan.
Secara estimologis istilah protokol dalam bahasa Inggris protocol, bahasa
Perancis protocole, bahasa Latin protocoll(um) dan  bahasa Yunani protocollon. 
Dalam kamus Bahasa Inggris Oxford
"Protocol is the code of ceremonial forms or courtesies used in official
dealings, as between heads of state or diplomats."
Awalnya, istilah protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada
sebuah manuskrip atau naskah. Sejalan dengan perkembangan jaman,
pengertiannya berkembang semakin luas tidak hanya sekedar halaman pertama
dari suatu naskah, melainkan keselurahan naskah yang isinya terdiri dari catatan,
dokumen persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam lingkup secara nasional
maupun internasional.
Perkembangan selanjutnya, protokol berarti kebiasan-kebiasan dan peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan dan etiket diplomatik.
Aturan-aturan protokoler ini menjadi acuan institusi pemerintahan dan berlaku
secara universal.
Masalah protokoler ditujukan pada keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan
dan pada hal-hal yang mengatur seluruh manusia yang terlibat dalam pelaksanaan
suatu kegiatan.  Suatu kegiatan apapun pada dasarnya merupakan pelaksanaan

8
dari hasil kerja tahapan-tahapan sebelumnya. Tahapan-tahapan tersebut
diperlukan untuk menunjang suksenya puncak acara.
Dalam Rapat Kerja Nasional-Rakernas Protokol tanggal 7-9 Maret 2004 di
Jakarta disepakati keprotokolan adalah ”Norma-norma atau aturan-aturan atau
kebiasaan yang dianut atau diyakini dalam kehidupan bernegara, berbangsa,
pemerintah dan masyarakat.”
Keprotokolan di Indonesia diatur dalam Undang-undang nomor 8 tahun 1987,
ialah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi
aturan mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan kepada
seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan
atau masyarakat.
B. Ruang Lingkup Protokol
Setelah mengetahui pengertian dan sejarah protokol, maka ruang lingkup dari
protokol itu dibagi atas beberapa macam. Diantaranya Penghormatan kedudukan,
kebangsaan dan penghormatan, Perlakuan terhadap lambang kehormatan NKRI,
pejabat negara, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat tertentu. Pengaturan
kunjungan dan upacara dalam acara kenegaraan dan acara resmi.
1.  Jenis Lingkup Kegiatan Keprotokolan
 Jenis kegiatan umum/kenegaraan, jenis kegiatan yang bersifat umum dapat
pula berlaku di tingkat Universitas/ Perguruan tinggi/ Kedinasan instansi.
 Jenis kegiatan yang bersifat Universitas/ Perguruan tinggi
1) Upacara Dies Natalies
2) Upacara wisuda sarjana
3) Upacara pengukuhan guru besar
4) Upacara promosi Doktor/ Doktor Honoris Causa.
2.      Aktivitas Lingkup Protokol
a) Tata ruang, adalah pengatur ruang tempat-tempat yang akan digunakan
sebagai tempat aktivitas. Ruang harus dipersiapkan sesuai ketentuan,
tergantung dari jenis aktivitas.
b) Tata upacara, adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaimana suatu acara
harus disusun sesuai dengan jenis aktivitasnya.

9
c) Tata tempat, adalah ketentuan atau norma yang berlaku dalam hal tata
duduk para pejabat, yang biasanya didasarkan atas kedudukan
ketatanegaraan dari pejabat yang bersangkutan, kedudukan
administratif/struktural dan kedudukan social
d) Tata busana, adalah pakaian yang harus dikenakan pada suatu aktifitas
protokoller, baik oleh para pejabat undangan ataupun pelaksana kegiatan.
Tata busana harus ditentukan atau dicantumkan pada surat undangan yang
dikirimkan baik formal maupun informal.
e) Tata warkat, pengaturan mengenai undangan yang akan dikirim untuk
suatu kegiatan.
3. Tata Cara Mengatur Kegiatan Protokol
Dalam mengatur kegiatan keprotokolan harus memiliki:
a. Tata cara, setiap kegiatan acara harus dilakukan secara tertib, khidmat
serta setiap perbuatan atau tindakan yang dilakukan menurut aturan dan
urutan yang teah dilakukan.
b. Tata krama, yaitu etiket dalam pemberian penghormatan
c. Aplikasi aturan-aturan, yaitu penerapan ketentuan peraturan perundang-
undang dibidang keprotokolan yang harus berlaku selaras dengan
situasi dan kondisi.
4.      Undang-Undang Ruang Lingkup Protokol dan keprotokolan
Berdasarkan Undang-undang republik Indonesia nomor 9 tahun 2010
tentang keprotokolan meliputi berbabagai aspek pembahasan yang menjadi
aturan Negara.
Dalam Undang-Undang tersebut yang dimaksud dengan:
 Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan
dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat,
Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan
kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam
negara, pemerintahan, atau masyarakat.

10
 Acara Kenegaraan adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh panitia
negara secara terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden,
serta Pejabat Negara dan undangan lain.
 Acara Resmi adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh pemerintah
atau lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan
dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintahan serta
undangan lain.
 Tata Tempat adalah pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional,
serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara
Resmi.
 Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi.
 Tata Penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan pemberian hormat
bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan Negara asing
dan/atau organisasi internasional, dan Tokoh Masyarakat Tertentu dalam
Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
 Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan Pejabat Negara yang secara tegas ditentukan
dalam Undang-Undang.
 Pejabat Pemerintahan adalah pejabat yang menduduki jabatan tertentu
dalam pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah.
 Tamu Negara adalah pemimpin negara asing yang berkunjung secara
kenegaraan, resmi, kerja, atau pribadi ke negara Indonesia.
 Tokoh Masyarakat Tertentu adalah tokoh masyarakat yang berdasarkan
kedudukan sosialnya mendapat pengaturan Keprotokolan.
 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
C. Asas-Asas Protokol Dan Keprotokolan

11
 Asas kebangsaan
Keprotokolan harus menggambarkan sifat dan cirri serrta watak bangsa
Indonesia yang beraneka ragam (pluralistik), dengan tetap
mempertahankan prinsip-prinsip yang dimilki oleh NKRI.
 Asas ketertiban dan kepastian hukum
Keprotokolan harus dapat memberikan keadaan yang tertib dalam
kehidupan masyarakat melalui kepastian hukum.
 Asas keserasian, kesesuaian dan keselarasan
Keprotokolan harus mencerminkan suatu keserasian (keseimbangan),
kesesuaian dan keselarasan antara warga Negara (sebagai individu) dengan
masyarakat untuk kepen tingan bangsa dan Negara.
 Asas timbal balik
Keprotokolan diberikan oleh Negara lain atas balas jasa yang diberikan
oleh Negara.
 AsasKeagamaan
D. Tujuan Keprotokolan
 Membuat suatau acara teratur dan tertata dengan baik
 Meminimalisir kesalahan dalam suatu acara
 Membuat tujuan suatu kegiatan dapat tercapai
 Membuat kegiatan lebih berkesan
 Membuat kegiatan berjalan lebih khidmat dan terhormat
 Membuat kegiatan lebih menarik
E. Peran Protokol Dan Keprotokolan
 Kegiatan keprotokolan dapat menjadi mediator dan koordinasi
 Kegiatan keprotokolan dapat menjadi suatu sarana agar suatu acara
berjalanlancar serta aman.
 Penentu keberhasilan suatu acara
 Menciptkana acara agar terkesan kidmat, megah dan agung
 Sebagai media komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
acara.

12
F. Unsur Keprotokolan
 Tata Cara
Unsur keprotokolan yang menentukan tindakan yang harus dilaksanakan
dalam suatu acara tertentu. Tindakan tersebut dilaksanakan dalam suatu acara
tertentu. Tindakan tersebut dilaksanakan menurut aturan atau adat kebiasaan
yang sudah ada atau sudah ditetapkan sebelumnya.
 Tata Krama
Unsur keprotokolan dengan memperhatikan pilihan kata, tata cara berbicara,
serta perbuatan yang disesuaikan dengan jabatan atau tujuan acara.
 Aturan-Aturan Adat Kebiasaan
Suatu aturan yang menjadi kebiasaan yang telah ditetapkan secara universal
oleh setiap negara.
 Tata Penghormatan
Unsur keprotokolan yang mengatur tentang tata cara kesopanan terhadap
orang lain dalam suatu acara keprotokolan.
G. Perbedaan Protokol, Protokoler, Keprotokolan, dan MC

PROTOKOL KEPROTOKOLAN PROTOKOLER MC


Awalnya Keprotokolan adalah Protokoler MC (Master Of
istilah serangkaian kegiatan adalah seluruh Ceremony). Orang
Protokol yang berkaitan hal yang yang memawa atau
adalah dengan aturan dalam mengatur memandu jalannya
halaman acara kenegaraan pelaksanaan acara tidak resmi
pertama yang atau acara resmi suatu kegiatan (nonformal) dan
dilekatkan yang meliputi Tata baik dalam semi-formal, seperti
pada sebuah Tempat, Tata kedinasan/kanto acara hiburan,
manuskrip Upacara, dan Tata r maupun pelatihan, seminar,

13
atau naskah. Penghormatan masyarakat. workshop, dan
Setelah sebagai bentuk sejenisnya.
perkembanga penghormatan MC mesti mampu
n zaman kepada seseorang berimprovisasi,
yaitu aturan sesuai dengan humoris, menghibur
tentang jabatan dan/atau audiens,
kebiasaan kedudukannya dalam membangkitkan
dan negara, semangat
pearaturan pemerintahan, atau (antusiasme),
yang masyarakat. mengenalkan
berkaitan pembicara,
dengan memimpin aplaus,
formalitas, dan kadang-kadang
tata urutan, membawakan
dan etiket permainan (game)
diplomatic. dan kuis di sela-sela
acara.

H. Pentingnya Keprotokolan di Suatu Instansi

Hampir seluruh acara baik formal maupun non formal diperusahaan besar
membutuhkan seorang petugsd keprotokolan. Dengan adanya keprotokolan suatu
instansi akan lebih terorganisir, lebih rapih dan lebih tertib dalam pelaksanaan
suatu acara khususnya acara resmi. MC harus mampu mengatur dan
mengendalikan acara, MC adalah bagian dari Keprotokolan sebagaimana diatur
dalam UU No.9 Tahun 2010. Orang yang bertugas di bidang Keprotokolan harus
cerdas, tegas, berani mengambil sikap dan berpenampilan. suksesnya acara
tergatung kepada terampilnya seorang MC dan protokoler.

Petugas MC dan keprotokolan yang cerdas diyakini dan dipercayai dapat


memandu acara dengan lancar dan cekatan, karena orang yang cerdas akan

14
memikirkan segala sesuatu dengan matang dan penuh pertimbangan. Orang yang
tegas akan dapat mengondisikan dan mengambil keputusan jika terdapat
kejanggalan dan ketidak tepatan suatu acara, orang yang berani bersikap akan
dapat meyakinkan para pertisipan, dengan mc yang berani berpenampilan akan
memuaskan partisipant dalam hal visual.

Kegiatan Yang Membutuhkan Seorang MC Dan Protokol

 Upacara Rutin
 Upacara Hari Peringatan Nasional
 Acara Formal
 Upacara Pengangkatan Dan Penyambutan Pemimpin Perusahaan Baru
 Pelaksanaan Shooting di Acara TV

J. Pelaksanaan MC Dan Keprotokolan di Kecamatan Bonorowo


Umumnya di seluruh kecamatan kebumen khususnya bonorowo tidak
mempunyai petugas keprotokolan secara khusus, karena instansi kecamatan masih
dianggap instansi kecil. Karna tidak mempunyai petugas khusus, mereka
mengatur, menyusun, dan menjalankan acara dan upacara secara bergilir, kecuali
pada saat upacara peringatan HUT RI, seluruh tugas petugas upacara diatur dan di
tunjuk oleh panitia dari TNI.
Untuk hari- hari biasa mereka bertugas sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Dengan kerjasama dan latihan sehari sebelum upacara dimulai,
mereka dapat melaksanakan upacara dengan cukup baik. Para petugas upacara
dikecamatan hanya latihan dalam satu hari karena, mereka sudah terbiasa dan
terlatih cukup lama dalam melaksanakan upacara.

15
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan wawacara pada tanggal 9 Agustus 2019 di Kecamatan
Bonorowo
Banyak orang mengira bahwa protokol, protokoler, keprotokolan, dan
pembawa acara mempunyai arti yang sama. Orang mengira keprotokolan
merupakan hal yang sederhana dan mudah dimengerti padahal sebenarnya
mempelajari tentang keprotokolan sedikit rumit dan cukup membuat kita asik.
Pada intinya, Kantor Kecamatan Bonorowo tidak memiliki sebuah tugas
keprotokolan khusus, karena Kantor Kecamatan masih berada pada lingkup
yang kecil pada suatu instansi. Berbeda dengan instansi-instansi yang berada
di Kabupaten/Kota, yang sudah memiliki tata kelola keprotokolan tersendiri.
Jadi, apabila di Kantor Kecamatan Bonorowo mengadakan suatu acara atau
upacara, yang menjadi seorang protokol dalam acara tersebut adalah mereka
yang memiliki acar tersebut. Misalkan, Kepala Seksi Trantib sedang
mengadakan suatu acara mengenai pelatihan LINMAS se-Kecamatan
Bonorowo, maka ia lah yang akan menjadi seorang protokoler pada acara
tersebut. Dan apabila Kantor Kecamatan mengadakan acara seperti upacara
17-an setiap bulannya, maka yang akan menjadi petugas pada upacara
tersebut adalah dari instansi gabungan seperti instansi-instansi yang berada di
Kecamatan Bonorowo yaitu Kantor Kepolisian, Kantor Danramil, Puskesmas,
dan instansi lainnya yang ada di Kecamatan Bonorowo.
B. Saran
Adapun saran yang dapat di sampaikan:

16
 Selalu mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kecamatan dan ikut
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
 Mengikuti upacara hari kemerdekaan setiap tahun yang di adakan oleh
kecamatan

Daftar Pustaka

http://veaakbar.blogspot.com/2011/06/makalah-tentang-keprotokolan_30.html
https://docplayer.info/40823796-Bab-i-pendahuluan-terampil-di-bidang-keprotokolan-
biasa-disebut-protokoler.html

17
LAMPIRAN

18
Foto Bersama Narasumber Di Kecamatan Bonorowo

19

Anda mungkin juga menyukai