Anda di halaman 1dari 90

Kata Pengantar

B
uku Saku Panduan Keprotokolan Badan Pusat Statistik (BPS) disusun sebagai acuan pegawai BPS khususnya petugas
protokol dalam melaksanakan tugas-tugas kedinasan di berbagai acara. Muatan yang dicakup meliputi pengaturan tata
letak, tata penghormatan, dan tata cara penyelenggaraan suatu kegiatan protokoler yang optimal dan terkoordinasi
dengan baik, berpengaruh positif dalam menunjang kelancaran dan keberhasilan suatu acara atau kegiatan.

Buku ini merupakan cetakan pertama yang merupakan updating dari buku pedoman protokol sebelumnya dan disusun
melalui penelusuran yang lebih mendalam, baik melalui studi literatur maupun dari seminar keprotokolan yang dilaksanakan
oleh BPS dan instansi lain.

Kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, kami sampaikan penghargaan
dan terima kasih. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan di masa yang akan
datang. Semoga buku panduan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, November 2018


Sekretaris Utama BPS

Panduan Keprotokolan BPS i


ii Panduan Keprotokolan BPS
Daftar Isi
Hal.

Hal.
i Kata Pengantar 55 Tata Penghormatan

Hal. Hal.
7 Tata Tempat 67 Tata Pakaian

Hal. Hal.

29 Tata Upacara 71 Rapat dan


Workshop/Training

77 Pelayanan Pimpinan
di Daerah

Panduan Keprotokolan BPS iii


iv Panduan Keprotokolan BPS
Pengertian
Protokol
“KEPROTOKOLAN adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan
atau acara resmi yang meliputi aturan Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai
bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam
negara, pemerintah atau masyarakat.”
(Pasal 1, UU RI No.9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan)

Aturan Keprotokolan yang diterapkan untuk Protokol Kenegaraan dapat berlaku secara UNIVERSAL dan
menjadi acuan baik bagi Institusi Pemerintahan ataupun Non-Pemerintahan.

Panduan Keprotokolan BPS 1


Landasan Hukum dan Sumber Hukum
Keprotokolan
PERSETUJUAN INTERNASIONAL PERATURAN NASIONAL DASAR NON YURIDIS
1. Konvensi Wina Tahun 1915 tentang 1. UU No. 9 Tahun 2010 - Keprotokolan 1. Adat Istiadat/Kebiasaan Setempat
Dinas Diplomatik 2. UU No. 24 Tahun 2009 - Bendera, Lagu Kebangsaan 2. Nilai Sosial dan Budaya
2. Konvensi Wina Tahun 1961 tentang Negara 3. Asas Timbal Balik/Resiprositas
Hubungan Diplomatik 3. UU No. 37 Tahun 1999 - Hubungan Luar Negeri 4. Kaidah Agama
3. Konvensi Wina Tahun 1963 tentang 4. UU No. 8 Tahun 1987 – Protokol 5. Common Sense/Logika Umum
Hubungan Konsuler 5. PP No. 62 Tahun 1990 - Ketentuan Keprotokolan mengenai
4. Protocol Guidelines dari Organisasi tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan
Internasional 6. PP No. 40 Tahun 1958 - Bendera Kebangsaaan
7. PP No. 41 Tahun 1958 - Bendera Kebangsaan Asing
8. PP No. 42 Tahun 1958 - Panji dan Bendera Jabatan
9. PP No. 44 Tahun 1958 - Lagu Indonesia RayaPP No. 62
Tahun 1990 - Tata Tempat, Tata Upacara
10. PP No. 66 Tahun 1951 - Lambang Negara
11. Keppres No. 32 Tahun 1991 - Protokol Negara

2 Panduan Keprotokolan BPS


Tujuan
Keprotokolan

Berdasarkan Pasal 3 UU No. 9 Tahun 2010, pengaturan Keprotokolan bertujuan untuk:


Memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing
dan/atau organisasi internasional, serta tokoh masyarakat tertentu, dan/atau Tamu Negara sesuai
dengan kedudukan dalam negara, pemerintah, dan masyarakat

Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapih, lancar, dan teratur
sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional.

Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antarbangsa.

Panduan Keprotokolan BPS 3


Ruang Lingkup
Keprotokolan

TATA TEMPAT
Tata tempat adalah pengaturan tempat bagi pejabat negara, pejabat pemerintahan, perwakilan negara
asing dan/atau organisasi internasional, serta tokoh masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau
acara resmi.
TATA UPACARA
Tata upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan atau acara resmi.
TATA PENGHORMATAN
Tata penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi pejabat negara,
pejabat pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, dan tokoh
masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau acara resmi

4 Panduan Keprotokolan BPS


Lingkup Tugas dan Fungsi
Protokol

Kegiatan yang di dalamnya terhadap unsur keupacaraan, antara lain:


• Penerimaan tamu/audiensi
• Kunjungan tamu (dalam dan luar negeri)
• Perjalanan ke daerah/luar negeri
• Pengaturan rapat/sidang
• Penyelenggaraan resepsi/jamuan
• Penyelenggaraan upacara-upacara, seperti:
Hari Besar Nasional, HUT organisasi, pelantikan, pembukaan Rapat Kerja Teknis, dll

Protokol berfungsi sebagai salah satu staf pembantu pimpinan dalam mengelola fungsi.

Panduan Keprotokolan BPS 5


Tugas dan Fungsi Petugas
Protokol
1. Perencanaan (menyusun jadwal kegiatan)
2. Pengorganisasian (rapat, survei dan gladi).
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi dan Pelaporan

Syarat Petugas

1. Harus percaya diri


Protokol
2. Memahami secara teknis keprotokolan
3. Mampu bekerja sama, kompak dan tertib untuk mencapai kewibawaan
4. Menguasai permasalahan terkait dengan substansi acara
5. Memahami pentingnya dekorasi, kebersihan, pelayanan dan keamanan
6. Mampu berkomunikasi dengan baik
7. Memahami karakteristik stakeholder
8. Mampu berpenampilan menarik

Panduan Keprotokolan BPS 6


TATA
TEMPAT
1. Orang yang berhak mendapat tata urutan yang pertama adalah mereka
Aturan yang mempunyai urutan paling depan/paling mendahului

Tata Tempat
2. Jika menghadap meja, maka tempat utama adalah yang menghadap
ke pintu keluar dan tempat terakhir adalah tempat yang paling dekat
dengan pintu keluar
3. Jika berjajar pada garis yang sama:
 a) Tempat paling tengah
PEDOMAN UMUM TATA TEMPAT  b) Tempat sebelah kanan luar, atau rumusnya posisi sebelah kanan pada
Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang No. 9 Tahun 2010    umumnya selalu lebih terhormat dari posisi sebelah kiri
 c) Genap = 6 - 4 - 2 - 1 - 3 - 5
 d) Ganjil = 5 - 3 - 1 - 2 - 4
4. Kedatangan dan pulang: orang yang paling dihormati selalu datang
paling akhir dan pulang paling dahulu
5. Jajar kehormatan (receiving line):
• Orang yang paling dihormati harus datang dari sebelah kanan
pejabat yang menyambut
• Bila orang yang paling dihormati yang menyambut, maka tamu akan
datang dari arah sebelah kirinya
6. Pengaturan Tata Tempat didasarkan pada Kedudukannya, dimana
orang yang berhak mendapat Tempat Paling Utama adalah mereka
yang mempunyai kedudukan yang paling tinggi, diikuti pejabat
berikutnya.
7. Dalam hal NAIK KENDARAAN, seseorang yang mendapat tata
urutan Paling Utama, akan mendapat perlakuan sebagai berikut:
• PESAWAT TERBANG, naik paling akhir, sedangkan turun paling awal
• KAPAL LAUT, naik dan turun paling awal
• MOBIL atau KERETA API, naik dan turun paling awal dan
ditempatkan pada tempat duduk yang paling kanan.

Panduan Keprotokolan BPS 9


Contoh Pengaturan
Tata Tempat
Posisi Berdiri Untuk Berjabat Tangan :
Tamu Kehor-
matan
• Tamu lebih utama dari penyambut.
Misal : Kepala BPS RI berkunjung
ke BPS Provinsi 5 4 3 2 1
Penyambut

• Penyambut lebih utama dari tamu. Tamu Kehor-


matan
Misal : Kepala BPS RI beserta jaja-
ran pimpinan menerima upacara
Selamat Hari Raya Idul Fitri dari 1 2 3 4 5
pegawai BPS Penyambut
= Arah Menghadap
= Arah Berjalan

10 Panduan Keprotokolan BPS


Tata Tempat
di Ibukota Negara
• Presiden RI; lainnya yang ditetapkan dengan undang-undang,
• Wakil Presiden RI; Deputi Gubernur Senior dan Deputi Gubernur Bank
• Mantan Presiden dan mantan Wakil Presiden RI; Indonesia, serta Wakil Ketua Komisi Pemilihan
• Pimpinan Lembaga Negara (Ketua MPR RI, Ketua Umum;
DPR RI, Ketua DPD RI, Ketua BPK RI, Ketua MA RI, • Gubernur kepala daerah;
Ketua MK RI, Ketua KY RI); • Pemilik tanda jasa dan tanda kehormatan tertentu;
• Perintis kemerdekaan; • Pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian,
• Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing untuk Wakil Menteri, Wakil Kepala AD, AL, dan AU TNI,
RI dan Pimpinan Organisasi Internasional; Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia,
• Wakil Ketua MPR RI, Wakil Ketua DPR RI, Wakil Wakil Jaksa Agung, Wakil Gubernur, Ketua Dewan
Ketua DPD RI, Gubernur BI, Ketua Bapelu, Wakil Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, pejabat eselon I
Ketua BPK, Wakil Ketua MA, Wakil Ketua MK, dan atau yang disetarakan;
Wakil Ketua KY; • Bupati/walikota dan Ketua DPRD kab/kota;
• Menteri, pejabat setingkat menteri, anggota DPR • Pimpinan tertinggi representasi organisasi
RI, dan anggota DPD RI, serta Duta Besar Luar keagamaan tingkat nasional yang secara faktual
Biasa dan Berkuasa Penuh RI; KSAD, KSAL, KSAU diakui keberadaannya oleh Pemerintah dan
TNI; masyarakat.
• Pemimpin parpol yang memiliki wakil di DPR RI;
• Anggota BPK RI, Ketua Muda dan Hakim Agung MA
RI, Hakim MK RI, dan anggota KY RI;
• Pemimpin lembaga negara yang ditetapkan
sebagai pejabat negara, pemimpin lembaga negara

Panduan Keprotokolan BPS 11


Tata Tempat
di Provinsi
• Gubernur; Kantor Perwakilan BI di daerah, ketua KPUD;
• Wakil gubernur; • Pemuka agama, pemuka adat, dan tokoh masyarakat
• Mantan gubernur dan mantan wakil gubernur; tertentu tingkat provinsi;
• Ketua DPRD provinsi atau nama lainnya; • Ketua DPRD kabupaten/kota;
• Kepala perwakilan konsuler negara asing di • Wakil bupati/wakil walikota dan Wakil Ketua DPRD
daerah; kabupaten/kota;
• Wakil Ketua DPRD provinsi atau nama lainnya; • Anggota DPRD kabupaten/kota;
• Sekretaris daerah, panglima/komandan tertinggi • Asisten sekretaris daerah provinsi, kepala dinas
TNI semua angkatan, dan Kepala Kepolisian, ketua tingkat provinsi, kepala kantor instansi vertikal di
pengadilan tinggi semua badan peradilan, dan provinsi, kepala badan provinsi, dan pejabat eselon
kepala kejaksaan tinggi di provinsi; II; dan
• Pemimpin partai politik di provinsi yang memiliki • Kepala bagian pemerintah daerah provinsi dan
wakil di DPRD provinsi; pejabat eselon III.
• Anggota DPRD provinsi atau nama lainnya,
anggota Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh
dan anggota Majelis Rakyat Papua;
• Bupati/walikota;
• Kepala Kantor Perwakilan BPK di daerah, Kepala

12 Panduan Keprotokolan BPS


Tata Tempat
di Kabupaten/Kota
• Bupati/walikota; badan tingkat kabupaten/kota, kepala dinas
• Wakil bupati/wakil walikota; tingkat kabupaten/kota, dan pejabat eselon
• Mantan bupati/walikota dan mantan wakil bupati/ II, kepala kantor perwakilan Bank Indonesia di
wakil walikota; tingkat kabupaten, ketua komisi pemilihan umum
• Ketua DPRD kabupaten/kota atau nama lainnya; kabupaten/kota;
• Wakil Ketua DPRD kabupaten/kota atau nama • Kepala instansi vertikal tingkat kabupaten/kota,
lainnya; kepala unit pelaksana teknis instansi vertikal,
• Sekretaris daerah, komandan tertinggi Tentara komandan tertinggi Tentara Nasional Indonesia
Nasional Indonesia semua angkatan, kepala semua angkatan di kecamatan, kepala kepolisian di
kepolisian, ketua pengadilan semua badan kecamatan;
peradilan, dan kepala kejaksaan negeri di • Kepala bagian pemerintah daerah kabupaten/kota,
kabupaten/kota; camat, dan pejabat eselon III; dan
• Pemimpin partai politik di kabupaten/kota yang • Lurah/kepala desa atau yang disebut dengan nama
memiliki wakil di DPRD kabupaten/kota; lain dan pejabat eselon IV.
• Anggota DPRD kabupaten/kota atau nama lainnya;
• Pemuka agama, pemuka adat, dan tokoh
masyarakat tertentu tingkat kabupaten/kota;
• Asisten sekretaris daerah kabupaten/kota, kepala

Panduan Keprotokolan BPS 13


Tata Tempat
di BPS Pusat
• Kepala BPS;
• Sekretaris Utama;
• Deputi BPS, Inspektur Utama;
• Kepala Biro BPS Pusat, Ketua STIS,
Kepala Pusdiklat, Direktur BPS
Pusat, Inspektur Wilayah;
• Kepala BPS Provinsi;
• Kepala BPS kab/kota;

Catatan: Sesuai urutan pada community BPS

14 Panduan Keprotokolan BPS


Tata Tempat
di BPS Provinsi
• Kepala BPS Provinsi;
• Kepala BPS kab/Kota;
• Kabag TU;
• Kabid;
• Kasie provinsi;
• Kasie kab/kota

Tata Tempat
di BPS Kabupaten/Kota
• Kepala BPS kab/Kota;
• Kasubbag TU;
• Kasie

Catatan: Sesuai urutan pada community BPS

Panduan Keprotokolan BPS 15


Penerimaan Tamu
dan Jamuan Resmi
Kedatangan Tamu:
Tamu Dalam Negeri
Tamu Luar Negeri
Courtessy Call

Jamuan Resmi:
Jamuan Resmi di Kantor
Jamuan Resmi di Luar Kantor

16 Panduan Keprotokolan BPS


Panduan Keprotokolan BPS 16
Kedatangan Tamu
Dalam Negeri
Tamu dalam negeri berasal dari instansi pemerintah, swasta, lembaga yang berasal dari dalam negeri.

Hal yang Perlu Dipersiapkan:


• Jadwal Acara
• Tempat pelaksanaan
• Undangan untuk fasilitator dari BPS
• Bahan dari para fasilitator
• Dokumentasi
• Cendera mata
• Transportasi: parkir
• Perlengkapan: daftar hadir,
konsumsi, name desk, laptop,
welcome banner

Panduan Keprotokolan BPS 17


Tata Letak
Tamu VIP
Cara Mengatur / Menetapkan Tempat Duduk
Tamu VIP:
• Menetapkan jumlah tamu VIP
• Menentukan ranking tamu VIP (Ranking dari yang tertinggi sampai terendah dan
memberi nomor urut 1,2,3, dst)
• Menetapkan tempat duduk sesuai rumus/aturan yang berlaku (orang paling utama
mempunyai urutan/nomor pertama, dst.)

18 Panduan Keprotokolan BPS Panduan Keprotokolan BPS 18


Tata Letak Alternatif
Kedudukan Tamu dengan Istri

Keterangan:
A(GoH) : Guest of Honor (Tamu Terhormat/Utama)
B (Istri GoH) : Istri Guest of Honor
1 (Host) : Tuan Rumah
2 (Hostess) : Istri Tuan Rumah
1, 2, 3, dst : Urutan kedudukan pihak tuan rumah
A, B, C, dst : Urutan kedudukan pihak tamu

Panduan Keprotokolan BPS 19


Tata Letak Alternatif
Kedudukan Tamu dengan Istri

20 Panduan Keprotokolan BPS


Kedatangan Tamu
Luar Negeri
Tamu luar negeri berasal dari kantor statistik negara asing, lembaga atau organisasi internasional,
baik atas inisiatif pemerintah atau organisasi internasional yang bersangkutan ataupun atas undangan
pemerintah RI.

Hal yang Perlu Dipersiapkan: Kegiatan sebelum tamu luar negeri


datang:
• Jadwal Acara • Informasi berapa jumlah delegasi
• Undangan untuk fasilitator dari BPS • Jadwal kunjungan
• Bahan dari para fasilitator • Koordinasi dengan Kementerian Luar negeri
• Dokumentasi • Koordinasi dengan Kementerian Lembaga lain
• Cendera mata yang juga akan dikunjungi
• Tempat pelaksanaan • Koordinasi dengan BPS Provinsi jika ada visit ke
• Akomodasi (hotel, dsb) BPS provinsi
• Transportasi. • Koordinasi dengan Subject Matter terkait

Panduan Keprotokolan BPS 21


Urutan
Kegiatan
Koordinasi dengan Kedutaan Besar Negara
yang bersangkutan mengenai kedatangan Koordinasi dengan Kementerian Luar negeri
atau kunjungan tamu atau Pejabat atau instansi lain yang dianggap perlu
yang dimaksud, serta penyusunan acara
kunjungan;

Acara penyambutan kedatangan tamu, berupa


penjemputan tamu di bandara atau di hotel, dsb;

Acara pokok kunjungan (Courtessy call dengan


Pimpinan BPS, kunjungan ke BPS daerah, kunjungan ke
lembaga lain, dsb)

Acara pelepasan tamu, berupa pertukaran cendera


mata, pengantaran tamu ke bandara atau ke hotel

22 Panduan Keprotokolan BPS


Alternatif Kedudukan
dalam Jamuan Makan
dan Courtessy Call

Keterangan:

1, 2, 3, dst:
Urutan kedudukan
pihak tuan rumah
A, B, C, dst:
Urutan kedudukan
pihak tamu

Panduan Keprotokolan BPS 23


Alternatif Kedudukan
dalam Jamuan Makan
dan Courtessy Call

Keterangan:

1, 2, 3, dst:
Urutan kedudukan
pihak tuan rumah
A, B, C, dst:
Urutan kedudukan
pihak tamu

24 Panduan Keprotokolan BPS


Jamuan Resmi
Jamuan Resmi diselenggarakan untuk menghormati
tamu-tamu dari luar negeri baik dari kantor statistik
asing, lembaga internasional, atau lembaga swasta
maupun tamu-tamu dalam negeri setingkat atau lebih
tinggi dari pejabat tinggi negara.

Jamuan Resmi
yang Biasa Dilakukan:
• Santap siang, dilaksanakan di suatu rumah makan
(restoran), atau tempat yang ditentukan oleh
Kepala BPS atau pejabat eselon I yang ditunjuk dan
berlangsung antara pukul 12.00 - 14.00;
• Santap malam, diselenggarakan di rumah makan
(restoran), atau tempat yang ditentukan oleh
Kepala BPS atau pejabat eselon I yang ditunjuk dan
berlangsung antara pukul 19.00 - 21.00.

Panduan Keprotokolan BPS 25


Tahapan Kegiatan
Jamuan Resmi
Penetapan Peserta
Penentuan jumlah tamu dan nama-
nama pejabat yang diundang sesuai
persetujuan dari pimpinan BPS;

Penunjukan PIC
• Konsumsi, yang bertugas menghubungi
tempat makan; mengatur menu makanan
yang akan dihidangkan;
• Acara, yang bertugas mempersiapkan
jalannya acara; mengirimkan undangan;
mengatur tempat duduk; menerima tamu
dan membawa ke tempat duduk (bila ada
tata tempat/ tidak free seating);
• Dekorasi (table arrangement, dekorasi
ruang);
• Dokumentasi;

26 Panduan Keprotokolan BPS


Acara
Jamuan Resmi
• Sambutan Kepala BPS;
• Sambutan dari pimpinan tamu;
• Penyerahan cendera mata;
• Ramah tamah;

27 Panduan Keprotokolan BPS Panduan Keprotokolan BPS 27


Tata Letak
Jamuan Resmi
• Tata letak tempat duduk sesuai Pengaturan tempat duduk dalam acara jamuan resmi ditentukan
dengan jabatan atau kedudukan yang sebagai berikut:
mengundang dan yang diundang. Dalam • Dalam hal Kepala BPS atau Pejabat Eselon I bertindak sebagai tuan
hal tata tempat, yang mempunyai rumah, pejabat yang paling dihormati duduk berhadapan dengan
kedudukan lebih tinggi diberi tempat Kepala BPS atau Pejabat Eselon I, atau duduk disebelah kanan dan
duduk di sebelah kanan; diapit oleh pejabat BPS yang paling senior;
• Tata tempat (preseance) dalam suatu • Apabila dalam jamuan resmi, Kepala BPS atau Pejabat Eselon I
acara resmi bagi pejabat Badan Pusat dan tamunya hadir beserta istri, tata duduk diatur berselang seling
Statistik ditentukan berdasarkan urutan antar pria dan wanita yaitu istri Kepala BPS duduk disebelah kanan
struktur organisasi Badan Pusat Statistik, tamu yang dihormati, sedangkan istri tamu yang dihormati duduk
sebagai berikut: disebelah kanan Kepala BPS;
1. Kepala Badan Pusat Statistik; • Pada acara makan siang atau makan malam pengaturan tempat
2. Pejabat Eselon I; duduk perempuan tidak boleh ditempatkan di ujung meja;
3. Pejabat Eselon II; • Pengaturan tempat duduk dalam jamuan resmi tersebut dapat
4. Pejabat Eselon III; disesuaikan dengan kondisi yang ada;
5. Pejabat Eselon IV;

28 Panduan Keprotokolan BPS


TATA
UPACARA
Tata Tata Upacara adalah aturan untuk

Upacara
Melaksanan Upacara dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi meliputi :

Upacara Bendera Bukan Upacara Bendera


Upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan • Dapat dilaksanakan untuk Acara
RI, Upacara Hari Besar Nasional, dll. Kenegaraan/Resmi
• Dalam Acara Kenegaraan dan Acara Resmi
meliputi Tata Urutan Upacara dan Tata
1. Pada waktu penaikan atau penurunan Bendera Negara, Pakaian Upacara
semua orang yang hadir memberi hormat dengan
berdiri tegak dan khidmat sambil menghadapkan muka 1. Upacara Penerimaan Kunjungan Tamu Luar
pada Bendera Negara sampai penaikan atau penurunan Negeri
Bendera Negara selesai. 2. Penyerahan Surat Kerja Sama (MoU) dengan
2. Semua orang yang hadir : Luar Negeri
• Berpakaian seragam resmi dari suatu organisasi atau 3. Penganugerahan Tanda Jasa dan Tanda
instansi, memberi hormat menurut cara yang telah Kehormatan atau Penyerahan Cendera mata
ditentukan oleh organisasi. kepada Tamu Luar Negeri
• Tidak berpakaian seragam resmi dan apabila
menggunakan semua jenis penutup kepala harus
dibuka, kecuali kopiah, ikat kepala, sorban, dan
kerudung atau topi wanita yang dipakai menurut
agama atau adat kebiasaan, memberi hormat dengan
meluruskan lengan ke bawah, mengepalkan telapak
tangan, dan ibu jari menghadap ke depan, merapat
pada paha disertai pandangan lurus ke depan.

Sumber: UU No. 24 Tahun 2009 - Bendera, Lagu Kebangsaan, Negara


PP No. 40 Tahun 1958 - Bendera Kebangsaan

Panduan Keprotokolan BPS 31


Bentuk
Upacara
Upacara Bendera
Hari Besar Nasional
Upacara
Bukan Upacara Bendera
Upacara
Lainnya

32 Panduan Keprotokolan BPS


Upacara Bendera
1
Hari Besar Nasional
Upacara hari besar nasional adalah upacara yang diselenggarakan sesuai ketetapan
pemerintah untuk memperingati hari bersejarah bagi bangsa dan negara.

Hari besar nasional yang diperingati antara lain:


• Hari Kebangkitan Nasional setiap tanggal 20 Mei,
• Hari Lahir Pancasila, 1 Juni,
• Hari Proklamasi Kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus,
• Hari Statistik Nasional setiap tanggal 26 September,
• Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober,
• Hari Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober,
• Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November,
• Hari Korpri setiap tanggal 29 November,
• Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember.

Panduan Keprotokolan BPS 33


Tata
Upacara
Tata Upacara bendera dalam penyelenggaraan Acara Resmi

1. Tata urutan dalam upacara bendera :


- Pengibaran bendera diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya
- Mengheningkan Cipta
- Pembacaan Naskah Pancasila
- Pembacaan Pembukaan UUD 1945
- Pembacaan Doa

2. Tata bendera negara dalam upacara bendera :


- Bendera dikibarkan sampai dengan saat matahari terbenam;
- Tiang bendera didirikan di tempat upacara;
- Penghormatan pada saat pengibaran atau penurunan bendera.

3. Tata lagu kebangsaan dalam upacara bendera :


- Pengibaran atau penurunan bendera negara dengan diiringi lagu kebangsaan;
- Iringan lagu kebangsaan dalam pengibaran atau penurunan bendera negara dilakukan dengan seluruh
peserta upacara mengambil sikap sempurna dan memberikan penghormatan menurut keadaan
setempat.

34 Panduan Keprotokolan BPS


Persiapan
1. Penetapan peserta upacara: 4. Penetapan tempat pelaksanaan:
Ditetapkan oleh pimpinan Ditetapkan oleh pimpinan

2. Penetapan petugas upacara: 5. Pakaian upacara:


- Pembina/Inspektur Upacara; Untuk petugas upacara disesuaikan dengan
- Pemimpin Upacara; acara yang ada. Jika upacara Hari Besar Nasional,
- Penanggung Jawab Upacara (Penjaup); petugas memakai baju Korpri. Khusus untuk
- Petugas Upacara terdiri dari : MC; pengibar bendera Upacara Hari Kemerdekaan petugas memakai
  - Sang Saka Merah Putih; dirigen; pembaca doa; seragam Paskibra lengkap, sedangkan untuk Hari
pembaca teks Proklamasi Kemerdekaan RI; pembaca Statistik Nasional petugas memakai seragam BPS
  preambul (pembukaan UUD 1945) lengkap dengan topi BPS atau topi Korpri.
Peserta upacara menggunakan seragam Korpri
3. Kelengkapan yang dibutuhkan: (celana atau rok berwarna biru/hitam dan
Bendera merah putih, teks Pancasila, teks dan atau peci hitam untuk pria) atau pakaian lain yang
kelengkapan lain sesuai jenis upacara, teks doa, teks ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
UUD ‘45, teks proklamasi (khusus untuk Upacara 17
Agustus), sambutan Pembina/Inspektur Upacara, 6. Tata letak.
mimbar upacara, lagu-lagu yang diperlukan, sound
system, dokumentasi.

Panduan Keprotokolan BPS 35


Tata Letak Upacara Bendera
Hari Besar Nasional
2
7
1
4 6 5

Keterangan:
8 1. Pembina/Inspektur Upacara (Irup)
2. Ajudan
3 3. Komandan Upacara (Danup)
4. Pengibar Bendera Merah Putih,
Dirigen, Pembaca Teks Pembukaan
UUD 1945 dan Doa
5. Penanggung jawab Upacara (Penjaup)
9
6. Pembawa Acara/MC
7. Pejabat Eselon I
8. Pejabat Eselon II
9. Peserta Upacara lainnya

36 Panduan Keprotokolan BPS


Pelaksanaan
Susunan Agenda Upacara:
1. Pembukaan: komandan upacara menyiapkan 8. Pembacaan pembukaan UUD 1945;
barisan; 9. Sambutan pembina upacara, komandan
2. Pembina upacara memasuki mimbar upacara; upacara mengistirahatkan barisan;
3. Penghormatan umum kepada pembina 10. Komandan Upacara menyiapkan barisan;
upacara dipimpin komandan upacara; 11. Pembacaan doa;
4. Laporan Komandan upacara bahwa upacara 12. Laporan komandan upacara bahwa upacara
siap dimulai; telah selesai;
5. Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu 13. Penghormatan umum kepada pembina
kebangsaan Indonesia Raya (oleh atau tanpa upacara;
Korsik) diikuti oleh seluruh peserta upacara; 14. Pembina upacara meninggalkan mimbar
6. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara;
upacara; 15. Komandan upacara membubarkan seluruh
7. Pembacaan teks Pancasila oleh pembina peserta upacara.
upacara diikuti oleh seluruh peserta upacara;

Ketentuan Tambahan:
Penyiapan kelengkapan, pengaturan, dan susunan upacara sebagaimana dimaksud di atas
dapat berubah sesuai dengan jenis upacara dan situasi yang ada.

Panduan Keprotokolan BPS 37


Upacara
Proklamasi
Kemerdekaan,
17 Agustus

38 Panduan Keprotokolan BPS


Upacara
Bukan Upacara Bendera
• Pelantikan Pegawai Negeri Sipil
• Pelantikan Pejabat
• Serah Terima Jabatan
• Peresmian Gedung Lainnya
• Pembukaan/penutupan Diklat
• Penandatanganan MOU

Panduan Keprotokolan BPS 39


Pelantikan
2
Pegawai
Negeri Sipil (PNS)
Pelantikan Pegawai Negeri Sipil dilakukan terhadap Calon Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai pegawai
negeri sipil dan dilaksanakan oleh Biro Kepegawaian BPS.

PERSIAPAN PELAKSANAAN:
• Penetapan peserta: Peserta adalah Pegawai Negeri • Susunan agenda upacara:
Sipil yang akan diambil sumpahnya, dan para • Pembacaan Surat Keputusan pengangkatan
undangan. pegawai negeri sipil;
• Penetapan petugas: MC, pembawa naskah untuk • Pengucapan sumpah pegawai negeri sipil;
ditandatangani, pembaca doa, petugas dirigen, • Penandatangan naskah berita acara
rohaniwan tergantung agama yang dianut pengambilan sumpah pegawai negeri sipil oleh
• Kelengkapan yang dibutuhkan: naskah pengambilan pegawai dan saksi;
sumpah pegawai negeri sipil; naskah pengambilan • Sambutan disampaikan oleh pemimpin upacara;
sumpah pegawai negeri sipil • Ramah tamah.
• Penetapan tempat pelaksanaan
• Pakaian upacara
• Tata letak

40 Panduan Keprotokolan BPS


Tata Letak Pelantikan
Pegawai
Negeri Sipil (PNS)

Keterangan:
1. Pemimpin Upacara
2. Undangan Eselon 1 (tentatif)
3. Undangan Eselon 2 (tentatif)
4. Pegawai yang Dilantik
5. Petugas Pembawa Naskah
6. Pembaca Naskah
7. Pembaca Acara/MC
8. Saksi
9. Rohaniawan
10. Undangan Lainnya

Panduan Keprotokolan BPS 41


Pelantikan
3
Pejabat
PERSIAPAN
• Penetapan peserta upacara:
1. Pejabat yang bertindak sebagai pimpinan adalah Kepala BPS, untuk
pengambilan sumpah pejabat di pusat sedangkan Kepala BPS Provinsi
untuk di daerah, Eselon I untuk pengambilan sumpah pejabat eselon II
2. Saksi adalah pejabat setingkat atau di atas pejabat yang disumpah
3. Tamu undangan
• Penetapan petugas upacara: MC, pembaca surat keputusan, pembaca doa,
dirijen, petugas pembawa naskah berita acara pelantikan, rohaniawan
• Kelengkapan yang dibutuhkan: surat keputusan pengangkatan dalam
jabatan, surat undangan dan atau surat pemberitahuan pelaksanaan
sumpah jabatan, berita acara sumpah jabatan, susunan acara, ikhtisar atau
petikan keputusan yang akan dibaca, sambutan pejabat yang melantik,
naskah pelantikan yang ditandatangani oleh pejabat yang melantik, naskah
sumpah jabatan,
• Penetapan tempat pelaksanaan
• Pakaian upacara

42 Panduan Keprotokolan BPS


Tata Letak Pelantikan
Pejabat

Keterangan:
1. Pemimpin Upacara
2. Undangan Eselon 1
3. Undangan Eselon 2
4. Pejabat yang Dilantik
5. Petugas Pembawa Naskah
6. Pembaca Naskah
7. Pembaca Acara/MC
8. Saksi
9. Rohaniawan
10. Istri/Suami Pejabat yang
Dilantik atau Dharma Wanita
Persatua
11. Undangan Lainnya

Panduan Keprotokolan BPS 43


4 Serah Terima
Pejabat
Serah terima jabatan adalah upacara penyerahan dan penerimaan wewenang, tanggung jawab, dan jabatan dari pejabat
lama kepada pejabat baru yang telah dilantik yang dilaksanakan setelah pejabat dilantik.

PERSIAPAN • Penetapan petugas upacara: MC, 2 orang


• Penetapan peserta upacara pembawa naskah untuk ditandatangani, 1 orang
• Pejabat yang bertindak sebagai pimpinan dan pembaca doa
saksi adalah: Kepala BPS, untuk serah terima • Kelengkapan yang dibutuhkan: Naskah berita
jabatan pejabat eselon I; Seluruh eselon I acara serah terima jabatan
untuk serah terima jabatan pejabat eselon II; • Penetapan tempat pelaksanaan: Upacara
Atasan langsung pejabat yang bersangkutan, dilaksanakan di aula gedung BPS atau tempat
untuk jabatan pejabat eselon III dan IV; lain yang ditentukan oleh pimpinan.
Colleague eselon setingkat dan bawahan • Pakaian upacara: Pimpinan, pejabat yang
langsung dari pejabat yang dilantik dan dilantik, pejabat yang melantik, dan saksi
menyerahkan jabatan berpakaian Pakaian Sipil Lengkap (PSL) untuk
• Bertindak sebagai tamu undangan adalah pria, dan berpakaian nasional untuk wanita.
Istri/suami dari pejabat yang menyerahkan Tamu undangan lain memakai Pakaian Sipil
jabatan; istri/suami dari pejabat yang dilantik; Lengkap (PSL) untuk pria, sedangkan untuk
Dharma Wanita Persatuan ; tamu undangan wanita memakai pakaian resmi menyesuaikan.
lainnya Pakaian upacara dapat juga seusai dengan
keputusan rapat atau arahan pimpinan.
• Tata letak

44 Panduan Keprotokolan BPS


PELAKSANAAN:
• Susunan agenda upacara:
• Pembukaan,
• Pembacaan naskah berita acara serah terima
jabatan,
• Penandatanganan naskah berita acara serah
terima jabatan,
• Penyerahan naskah memorandum,
• Sambutan dari Pimpinan Upacara,
• Pembacaan doa,
• Pemberian ucapan selamat.

Ketentuan Tambahan:
Naskah berita acara serah terima jabatan ditandatangani secara
berurutan oleh pejabat yang menyerahkan jabatan, pejabat yang
menerima jabatan dan pimpinan upacara

Panduan Keprotokolan BPS 45


5 Peresmian
Gedung & Lainnya
Upacara peresmian adalah acara yang dilaksanakan dalam rangka meresmikan gedung yang
telah selesai proses pembangunannya dan siap dioperasikan penggunaannya.

PERSIAPAN: • Kelengkapan lain yang diperlukan (prasasti,


• Penetapan peserta upacara: Kepala BPS selubung kain, pita, dan gunting).
selaku pejabat yang meresmikan; Gubernur • Penetapan tempat pelaksanaan: di dalam
atau bupati/walikota atau pejabat setempat; gedung, di halaman, atau tempat lain, atau
Pejabat dan tamu lain yang telah ditetapkan menyesuaikan.
• Penetapan petugas upacara: 1 orang MC; 1 • Pakaian upacara: Pakaian yang digunakan
orang pembaca doa; dalam upacara peresmian adalah Pakaian
• Kelengkapan yang dibutuhkan: surat Dinas Harian (PDH) atau pakaian lain yang
permohonan kepada Kepala BPS mengenai ditentukan oleh pejabat yang berwenang atau
waktu untuk meresmikan; susunan acara disesuaikan dengan lokasi dan kondisi tempat
peresmian; undangan peresmian; sambutan peresmian.
Kepala BPS; akomodasi dan transportasi darat, • Tata letak: Tata letak menyesuaikan dengan
laut, udara yang digunakan; cendera mata jika keadaan dan tempat upacara dengan
diperlukan; pembawa acara; memperhatikan kebersihan, ketertiban, dan
• Tata letak pelaksanaan upacara; keamanan.
• Dokumentasi;

46 Panduan Keprotokolan BPS


Ketentuan Tambahan
Persiapan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dengan instansi terkait dalam
rangka upacara peresmian adalah:
• Melakukan koordinasi;
• Penentuan bentuk peresmian;
• Penentuan pejabat yang diundang dan yang mendampingi;
• Konfirmasi kehadiran undangan.

Peresmian yang ditandai dengan penandatanganan prasasti perlu


memperhatikan:
• Menggunakan jenis bahan yang dapat bertahan lama; untuk prasasti yang
ditandatangani oleh Kepala BPS menggunakan logo BPS.
• Sekurang-kurangnya 1 (satu) hari sebelum upacara peresmian, petugas
protokol wajib memeriksa persiapan upacara dan sekurang-kurangnya
2 (dua) jam sebelum upacara dimulai, petugas protokol memeriksa
persiapan akhir upacara.

Dalam hal diadakan peninjauan lapangan perlu memperhatikan:


• Rute peninjauan;
• Undangan yang mengikuti peninjauan;
• Pejabat atau petugas yang memberikan penjelasan;
• Peralatan yang diperlukan.

Panduan Keprotokolan BPS 47


Pelaksanaan
SUSUNAN AGENDA UPACARA PERESMIAN:
• Pembukaan;
• Laporan pemimpin proyek atau panitia penyelenggara;
• Sambutan gubernur atau bupati atau pejabat teras setempat; (tentatif)
• Sambutan kepala BPS yang dilanjutkan dengan pernyataan peresmian;
(tentatif)
• Pembacaan doa;
• Peninjauan lapangan;
• Ramah tamah.

*) Susunan acara dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Ketentuan Tambahan:
Dalam pelaksanaan upacara peresmian, pejabat yang bertindak selaku Pimpinan Upacara adalah
Kepala BPS atau pejabat lain yang ditunjuk.

48 Panduan Keprotokolan BPS


6 Pembukaan/Penutupan
Diklat
PERSIAPAN diperlukan; tempat upacara; tata letak
• Penetapan peserta upacara: Peserta upacara pelaksanaan upacara; perlengkapan upacara:
adalah semua peserta yang hadir dalam gong, palu; Naskah doa; dokumentasi
kegiatan pendidikan, kursus, penataran, • Penetapan tempat pelaksanaan :
seminar, atau lokakarya. menyesuaikan.
• Penetapan petugas upacara: • Pakaian upacara: Pakaian yang digunakan
• MC dalam upacara pembukaan dan penutupan
• Pembawa baki untuk penyematan pendidikan, kursus, penataran, seminar
• Perwakilan Penyematan atau lokakarya adalah Pakaian Dinas Harian
• Pembaca Doa (PDH) atau pakaian lain yang ditentukan
• Kelengkapan yang dibutuhkan: surat oleh pejabat yang berwenang atau yang
permohonan dari penyelenggara yang disesuaikan dengan lokasi dan kondisi tempat
ditujukan kepada pimpinan BPS; susunan acara.
acara pembukaan/penutupan; undangan • Tata letak: mengikuti aturan resmi yang
untuk peserta dan narasumber lain yang disesuaikan dengan level tempat pelaksanaan
diperlukan; naskah sambutan untuk Kepala (Ibukota, Provinsi, Kabupaten/Kota).
BPS; akomodasi dan transportasi yang

Panduan Keprotokolan BPS 49


Pelaksanaan
SUSUNAN AGENDA PEMBUKAAN/PENUTUPAN DIKLAT:
• Pembukaan;
• Laporan penyelenggaraan;
• Sambutan Kepala BPS atau pejabat yang ditunjuk dilanjutkan dengan prosesi pembukaan
atau penutupan diklat;
• Ramah tamah.

*) Susunan acara dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

50 Panduan Keprotokolan BPS


7 Penandatanganan
MoU
Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) adalah sebuah dokumen legal
yang menjelaskan persetujuan dua belah pihak. MoU tidak seformal sebuah kontrak.

PERSIAPAN • Kelengkapan yang dibutuhkan: Susunan


• Penetapan peserta upacara: Peserta upacara upacara; Petugas upacara; Naskah sambutan
adalah pejabat eselon 1 dan pejabat eselon Kepala BPS; Tempat upacara; Sound system;
yang ditunjuk dari subject matter yang Meja Kursi; Backdrop (Jika diperlukan);
berkaitan dan peserta dari pihak yang terlibat Dokumen Penandatanganan; Naskah MC;
dalam penandatanganan. Hidangan; Peralatan dokumentasi
• Penetapan petugas upacara: • Penetapan tempat pelaksanaan
• 1 Orang MC • Pakaian upacara: Pakaian yang digunakan
• 2 Orang Protokol dalam upacara penandatanganan kesepakatan
• 1 Orang pembaca nota kesepahaman (atau bersama atau perjanjian kerjasama adalah
dapat disesuaikan) Pakaian Sipil Lengkap (PSL) atau sesuai dengan
keputusan pimpinan.
• Tata letak : diatur sebagaimana dalam pedoman
ini.

Panduan Keprotokolan BPS 51


Pelaksanaan
• Susunan agenda upacara:
• Pembukaan,
• Pembacaan ringkasan penandatanganan kesepakatan bersama atau
perjanjian kerjasama,
• Penandatanganan kesepakatan bersama atau perjanjian kerjasama
dilanjutkan dengan tukar-menukar dokumen,
• Sambutan, tuan rumah memberikan sambutan paling akhir, apabila
dengan instansi dari negara lain, tuan rumah memberikan sambutan
terlebih dahulu;
• Penutup,
• Ramah tamah.

52 Panduan Keprotokolan BPS


8 Upacara
Lainnya
Bentuk upacara lain yang bersifat resmi adalah upacara yang dilaksanakan secara khusus misalnya upacara
pelepasan jenazah atau pemakaman bagi pejabat minimal eselon II dan/atau upacara pelepasan bagi pejabat
setingkat minimal eselon II yang memasuki purnabakti.  

TAHAPAN KEGIATAN:
• Tata letak pelaksanaan upacara disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada.
• Tempat upacara di rumah duka atau di pemakaman
• Peserta upacara dalam posisi berdiri
• Naskah pidato dan atau daftar riwayat hidup disiapkan.

Panduan Keprotokolan BPS 53


54 Panduan Keprotokolan BPS
TATA
PENGHORMATAN

Panduan Keprotokolan BPS 55


Tata
Penghormatan
PEMBERIAN PENGHORMATAN MELIPUTI:

1. Pejabat negara, pejabat pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi


internasional, serta tokoh masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau acara
resmi mendapat penghormatan.
2. Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Penghormatan dengan bendera negara;
b. Penghormatan dengan lagu kebangsaan; dan/atau
c. Penghormatan dengan menggunakan Lambang Negara
d. Bentuk penghormatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Tata penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Panduan Keprotokolan BPS 57


Prinsip-Prinsip Umum
Keprotokolan
1. Cepat/Responsif 5. Sederhana
Dinamika acara Pimpinan yang sangat tinggi maka Dalam konteks keprotokolan, sederhana dimaksudkan
protokol harus dapat memberikan dukungan bahwa dalam hal pelaksanaan penyiapan sarana dan
pelayanan kepada Pimpinan secara cepat/responsif. prasarana suatu acara dengan pola tidak berlebihan, tidak
2. Tepat mahal dan tidak mewah, namun tetap memperhatikan
Dalam memberikan pelayanan keprotokolan kepada aspek estetika.
Pimpinan, seorang protokol dituntut untuk bekerja 6. Efisien
dengan benar sesuai aturan yang berlaku serta Dalam melaksanakan pelayanan keprotokolan, seorang
kebijakan Pimpinan. protokol harus dapat memaksimalkan anggaran yang
3. Aman tersedia untuk mencapai hasil yang maksimal dengan
Dukungan keprotokolan kepada Pimpinan harus tujuan peningkatan pelayanan keprotokolan kepada
memperhatikan aspek keamanan dalam melaksanakan Pimpinan.
penyiapan sarana dan prasarana. 7. Dinamis
4. Nyaman Berbagai acara yang dihadiri oleh Pimpinan seringkali
Salah satu tujuan pelayanan keprotokolan adalah mengalami perubahan sesuai dengan arahan. Oleh
agar dalam pelaksanaan kegiatan, Pimpinan merasa karena itu, seorang protokol harus dapat menyesuaikan
nyaman, sehingga seorang protokol dituntut untuk diri terhadap perubahan-perubahan tersebut agar
memberikan pelayanan keprotokolan sesuai dengan pelaksanaan acara dapat berjalan dengan aman dan
keinginan Pimpinan. nyaman.

58 Panduan Keprotokolan BPS


Tata Urutan
Kedatangan
dan Kepulangan
Dalam acara resmi orang yang paling utama beserta
rombongan datang paling akhir dan meninggalkan
ruangan paling dahulu.

Ruang transit dimaksud:


Ruang transit/ruang tunggu (holding room)
Jajar
Kehormatan
1. Orang yang dihormati datang dari kanan penyambut
2. Bila yang dihormati menyambut, tamu dari kiri
3. Orang yang utama menyambut pertama kali
4. Orang yang utama melepas paling akhir

Panduan Keprotokolan BPS 59


Transportasi
Tata Urutan
Memberikan
Sambutan 1. Naik ke pesawat terbang paling akhir, turun duluan
2. Naik dan turun kapal laut duluan
3. Naik dan turun mobil/kereta duluan, tempat duduk
Dari yang terendah tingkat kedudukan/jabatannya dan paling kanan
yang terakhir yang tertinggi/paling utama
Misal:
Pertama sambutan Ketua acara
Kedua sambutan Kepala BPS Provinsi
Terakhir sambutan Pimpinan BPS

60 Panduan Keprotokolan BPS


Tata Bendera Negara dalam Tata Lagu Kebangsaan dalam
Upacara Upacara
Bendera Bendera
1. Bendera dikibarkan sampai dengan saat matahari
terbenam. 1. Pengibaran/penurunan bendera negara dengan
2. Tiang Bendera didirikan di tempat upacara. diiringi lagu kebangsaan.
3. Penghormatan pada saat pengibaran atau 2. Iringan lagu kebangsaan dalam pengibaran atau
penurunan bendera. penurunan bendera negara dilakukan oleh korps
4. Bendera ukuran panjang : lebar (3:2, 30:20,80:60) musik atau genderang dan/atau sangkakala,
5. Tinggi tiang bendera 5,5 panjang bendera (tinggi sedangkan seluruh peserta upacara mengambil
maksimal 17 meter) sikap sempurna dan memberikan penghormatan
6. Pemasangan mulai matahari terbit sampai menurut keadaan setempat.
terbenam matahari (pukul 06.00) s.d 18.00 (Pasal 22)
(Pasal 21)

Panduan Keprotokolan BPS 61


62 Panduan Keprotokolan BPS
TATA
PAKAIAN

Panduan Keprotokolan BPS 63


64 Panduan Keprotokolan BPS
Tata Pakaian
pada Acara Kenegaraan dan Acara Resmi
Jenis Pakaian pada Acara Kenegaraan dan Acara Resmi

1. Pakaian Sipil Lengkap (PSL) atau biasa juga disebut “Lounge Suit” :
- Untuk Laki-Laki : Jas berwarna gelap, kemeja lengan panjang putih,
celana panjang berwarna sama dengan jas, dasi, dan sepatu hitam.
- Untuk Perempuan: Jas berwarna gelap, kemeja lengan panjang
putih, rok atau celana panjang berwarna sama dengan jas, dan
sepatu hitam.
2. Pakaian Dinas Harian (PDH) :
Pakaian dinas yang ditetapkan BPS
3. Pakaian Kebesaran :
Pakaian khusus yang digunakan pada upacara resmi, kenegaraan atau
adat.
4. Pakaian Nasional
Pakaian yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang dapat
digunakan pada Acara Kenegaraan atau Acara Resmi sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Panitia/Kesekretariatan BPS
5. Pakaian Sipil Harian
Seragam Resmi sebagaimana ditetapkan oleh BPS
6. Jenis Pakaian lain untuk Acara Kenegaraan dan Resmi
Pakaian Sipil Nasional (PSN) berupa jas beskap tertutup dan memakai
saku, celana panjang berwarna sama dengan jas, sarung fantasi, dan
peci nasional.

Panduan Keprotokolan BPS 65


Tata Pakaian
Wanita
Pakaian Sipil Wanita Indonesia pengaturannya
selama ini mempertimbangkan kesopanan umum
dan mengacu pada kebiasaan internasional.

Beberapa hal yang harus diperhatikan seorang


wanita pada umumnya dalam berpakaian adalah :

1. Cermin kedudukan sebagai wanita pejabat


atau isteri pejabat, terikat dengan ketentuan
berbusana
2. Model yang cocok dengan postur tubuh, usia dan
suasana
3. Warna yang cocok dengan kulit dan waktu
4. Jenis dan motif bahan, sesuai dengan musim
tertentu
5. Pelengkap busana yang serasi, seperti tas,
sepatu, aksesoris dan selendang
6. Etika berbusana

66 Panduan Keprotokolan BPS


RAPAT DAN
WORKSHOP /TRAINING

Panduan Keprotokolan BPS 67


68 Panduan Keprotokolan BPS
Rapat Hal yang perlu dipersiapkan oleh unit kerja terkait adalah:

Pimpinan a. Undangan kepada semua pejabat eselon I dan II


melalui e-mail dan atau undangan resmi lainnya;
b. Bahan Rapat Pimpinan bagi pejabat eselon I dan II
disiapkan oleh unit kerja masing-masing;
c. Ruangan rapat;
d. Notula;
e. Dokumentasi kegiatan;
f. Kelengkapan lain yang diperlukan.

Rapat Pimpinan dipimpin oleh Kepala BPS atau pejabat


eselon I yang ditunjuk oleh Kepala BPS.

Panduan Keprotokolan BPS 69


Rapat Kerja Nasional Kelengkapan Rakernas/Rateknas BPS yang perlu
dipersiapkan oleh panitia adalah:

Rakernas a. Undangan untuk peserta;


b. Bahan Rakernas/Rateknas;
c. Tata letak ruang sidang/format ruang sidang;
Rapat Teknis Nasional d. Susunan acara Rakernas/Rateknas;

Rateknas e. Narasumber;
f. Buku panduan Rakernas/Rateknas;
g. Notula;
h. Dokumentasi selama kegiatan;
i. Kelengkapan lainnya yang diperlukan.

70 Panduan Keprotokolan BPS


Rapat Kerja Nasional (Rakernas)/Rapat Teknis Nasional
(Rateknas) diselenggarakan satu tahun sekali atau
menurut kebutuhan dan sesuai dengan anggaran yang
tersedia.

Rakernas/Rateknas dipimpin oleh Kepala BPS, dengan


peserta rapat adalah:
a. Para pejabat eselon I dan II di Pusat
b. Para pejabat eselon II di Provinsi
c. Para pejabat eselon III terkait di Pusat/
Provinsi/Kabupaten
d. Peserta lainnya yang ditentukan penyelenggara

Panduan Keprotokolan BPS 71


Susunan Acara Rapat
Rakernas/Rateknas Struktural
Susunan acara pembukaan Rakernas/Rateknas BPS Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh unit kerja
adalah sebagai berikut: terkait adalah:

a. Pembukaan; a. Undangan dibuat oleh Sekretaris Utama kepada


b. Laporan Panitia Penyelenggara; semua pejabat eselon I, II, III dan IV serta
c. Arahan Kepala BPS, dilanjutkan dengan pejabat fungsional setingkat eselon III melalui
pernyataan pembukaan; e-mail atau undangan resmi lainnya;
d. Penjelasan Teknis Penyelenggaraan Rakernas/ b. Bahan Rapat Struktural dari Sestama/Deputi/
Rateknas BPS; Unit Kerja terkait dipersiapkan oleh unit kerja
e. Ramah tamah (Susunan acara dapat disesuaikan masing-masing;
dengan kondisi yang ada). c. Ruang rapat;
d. Notula;
e. Kelengkapan rapat lain yang diperlukan seperti:
viewer dan sound system dan backdrop (bila
diperlukan);
f. Rapat Struktural dipimpin oleh Kepala BPS
didampingi Sekretaris Utama dan para Deputi.

72 Panduan Keprotokolan BPS


Rapat
Antarkementerian
Rapat Antarkementerian yang dilaksanakan oleh BPS diikuti oleh beberapa kementerian/
lembaga yang terkait dengan kegiatan sensus maupun survei. Rapat ini dilaksanakan
dalam rangka menggali informasi, mendapatkan masukan, saran dan kebutuhan data-data
kementerian/lembaga serta menyamakan visi, misi, persepsi, konsep dan definisi terhadap
kegiatan statistik yang akan dilaksanakan oleh BPS;

Panduan Keprotokolan BPS 73


Workshop/Seminar/ Susunan
Acara
Lokakarya Workshop/Seminar/Lokakarya

Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh Susunan acara Workshop/Seminar/


unit kerja terkait adalah: lokakarya adalah sebagai berikut:

1) Undangan kepada peserta 1) Registrasi/pendaftaraan peserta;


Workshop/Seminar/Lokakarya 2) Pembukaan;
melalui e-mail, faksimile, atau 3) Laporan Panitia Penyelenggara;
undangan resmi lainnya; 4) Arahan Kepala BPS, dilanjutkan dengan
2) Narasumber/pembicara; pernyataan pembukaan;
3) Moderator; 5) Penjelasan Teknis Penyelenggaraan
4) Tempat dan ruangan rapat; Workshop/Seminar/Lokakarya;
5) Konsumsi rapat 6) Paparan materi oleh para narasumber
6) Notula; dilanjutkan dengan acara tanya jawab;
7) Dokumentasi; 7) Ramah tamah;
8) Kelengkapan lain yang diperlukan.
(Susunan acara dapat disesuaikan dengan
kondisi yang ada).

74 Panduan Keprotokolan BPS


Training/
Course

Training/Course diselenggarakan atas kerja sama BPS dengan Lembaga Internasional seperti
ABS, UN-SIAP, JICA, UNFPA dan lainnya dalam rangka capacity building para peserta baik yang
berasal dari BPS maupun luar BPS

Hal-hal yang perlu dipersiapkan pada penyelenggaraan training/course yaitu:


1. Dokumen yang terkait dengan perijinan acara seperti kepolisian, surat ijin Sekretariat
Negara dan Kantor Imigrasi diurus oleh Biro Humas dan Hukum c.q. Bagian Kerja Sama,
Protokol, dan PMP;
2. Penjemputan para peserta dilakukan Bagian Kerja Sama, Protokol, dan PMP;
3. Naskah kerja sama penyelenggaraan (statement of concurence) dipersiapkan oleh
Lembaga Internasional yang melakukan kerja sama dengan BPS dan butir-butir isinya
sudah mendapat persetujuan BPS.

Panduan Keprotokolan BPS 75


Rapat Dengar
Pendapat
1. RDP dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh Sekretariat Komisi DPR;
2. Pelaksanaan rapat disampaikan melalui undangan resmi ke BPS;
3. Bahan untuk pelaksanaan Rapat Dengar Pendapat disiapkan oleh unit kerja terkait sesuai dengan topik
bahasan rapat;
4. Bahan-bahan rapat dikumpulkan, digandakan serta didistribusikan oleh Biro Humas dan Hukum c.q.
Bagian Kerjasama, Protokol dan PMP;
5. Peserta rapat dari BPS ditentukan oleh Kepala BPS atau eselon I lainnya;
6. Undangan kepada para peserta rapat disiapkan dan dikirim oleh Biro Humas dan Hukum c.q. Bagian
Kerja Sama, Protokol, dan PMP;
7. Bahan RDP untuk anggota dewan diserahkan lebih awal sesuai dengan jumlah anggota dewan ke
Sekretariat Komisi;
8. Pakaian untuk pelaksanaan RDP disesuaikan dengan situasi dan kondisi;
9. Dokumentasi/peliputan dilakukan oleh Biro Humas dan Hukum c.q. Bagian Humas.

76 Panduan Keprotokolan BPS


PELAYANAN
PIMPINAN DI DAERAH

Panduan Keprotokolan BPS 77


78 Panduan Keprotokolan BPS
Pelayanan Pimpinan di
Daerah
Pelayanan prima pimpinan merupakan salah satu usaha yang dilakukan
untuk melayani pimpinan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada pimpinan dan memenuhi
kebutuhan serta keinginan pimpinan.

1. Penjemputan di bandara
2. Pengantaran ke bandara
3. Jamuan

Panduan Keprotokolan BPS 79


Penjemputan/Pengantaran di/ke
Bandara
1. Pimpinan berhak mendapat ruang VIP di Bandara (tentatif)
2. BPS Provinsi mengupayakan permohonan penggunaan ruang VIP Bandara
paling lambat 1 hari sebelum kedatangan pimpinan
3. BPS Provinsi mengupayakan 1 orang pegawai BPS provinsi agar memiliki pass
bandara untuk kelancaran penjemputan dan pengantaran pimpinan
4. Petugas protokol BPS daerah dan Pusat berkoordinasi dengan pihak
keamanan bandara dalam memastikan kesiapan ruang VIP dan kendaraan
penjemputan
5. Pejabat yang menjemput pimpinan eselon I di bandara adalah Kepala BPS
Provinsi dan jajarannya
6. Posisi tempat duduk ajudan/petugas protokol di dalam mobil adalah di depan
sebelah kiri supir
7. Posisi tempat duduk pimpinan di belakang ajudan di sebelah kiri Kepala BPS
Provinsi

80 Panduan Keprotokolan BPS


Jamuan Pimpinan diperbolehkan mendapat jamuan makan siang/
malam selama disetujui oleh pimpinan atau atas perkenan
pimpinan. Restoran/tempat makan direkomendasikan yang
baik dari segi pilihan menu atau lokasinya.

4 B 1 C 5
Keterangan:
1, 2, 3, dst : Urutan kedudukan pihak tuan rumah.
1 = Kepala BPS Provinsi
A, B, C, dst : Urutan kedudukan pihak tamu.
A = Kepala BPS/Tamu Eselon 1

E 3 A 2 D

Panduan Keprotokolan BPS 81

Anda mungkin juga menyukai