Anda di halaman 1dari 14

Analisis Konsep Risk dan Return

Untuk Memenuhi Tugas Pada Pertemuan 8 Mata Kuliah Manajemen


Keuangan
Dosen: Yananto Mihadi Putra, SE, M. Si

Disusun oleh:
KELOMPOK 7
Anzani Naryatul Uyuni (43220010026)
Bertha Angelina (43220010047)
Windi Suarni (43220010020)
Windia Indah Cahyani (43220010206)
Ajeng Navaluna Zahra (43220010207)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mercu Buana
Jakarta
2021
ABSTRAK

Analisis konsep risk dan return adalah dengan mengukur return aritmatika dan geometrik,
market efficiency, diversifikasi risiko sistematis dan non sistematis. Tujuan utama investasi
adalah untuk mendapatkan return optimal dan risiko terendah. Untuk itu investor perlu
menganalisa tingkat return dan risiko dari investasi sahamnya tersebut. Hubungan return dan
risiko adalah linear, artinya semakin tinggi return, maka risiko yang dihadapi oleh investor juga
tinggi. Pengelolaan return dan risiko yang baik akan menghasilkan return optimal dan risiko
yang rendah.

ABSTRACT

Analysis of the concept of risk and return is to measure arithmetic and geometric returns,
market efficiency, and systematic and non-systematic risk diversification. The main objective
of investing is to get the optimal return and the lowest risk. For this reason, investors need to
analyze the rate of return and risk of their share investment. The return and risk relationship
is linear, meaning that the higher the return, the higher the risk faced by investors. Good return
and risk management will result in optimal returns and low risks.
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan
keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan
tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang,
sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah
kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang
diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang
lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Ada trade
off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan
yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan
keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif
digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan
yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang diharapkan.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk
memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang
saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan
mengalami kerugian.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam artikel ini, yaitu:
1. Bagaimana konsep Risk and Return?
2. Apa yang dimaksud dengan return realisasi, return ekspetasi, dan return yang
dipersyaratkan?
3. Bagaimana cara menghitung return yang diharapkan, mengukur return aritmatik dan
geometrik, serta perbandingan metode rata-rata aritmatika dan geometrik?
4. Apa itu estimasi risiko dan apa saja tipe-tipe risiko?
5. Apa yang dimaksud dengan diversifikasi resiko sistematis dan tidak sistematis?

Tujuan
Adapun tujuan dari artikel ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep Risk and Return.
2. Untuk mengetahui maksud dari return realisasi, return ekspetasi, dan return yang
dipersyaratkan.
3. Untuk mengetahui cara menghitung return yang diharapkan, mengukur return aritmatik
dan geometrik, serta perbandingan metode rata-rata aritmatika dan geometrik.
4. Untuk mengetahui apa itu estimasi risiko dan apa saja tipe-tipe risiko.
5. Untuk mengetahui maksud dari diversifikasi resiko sistematis dan tidak sistematis.
BAB II
LITERATUR TEORI

Risk and return manajemen keuangan biasanya ada dalam investasi. Pengertian dari risk
(risiko) and return (pengembalian) adalah kondisi yang dialami perusahaan, institusi, dan
individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu
periode akuntansi.
Menurut Fahmi (2014: 357), “Risiko sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu
keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan
berbagai pertimbangan pada saat ini. Sementara itu, Husnan (2015: 43) mendefisinikan risiko
sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan
yang diharapkan.
Menurut Zubir (2013) yang dikutip oleh Fawziah (2016) dan Mardani (2017: 33), investor
akan menanggung sejumlah risiko yang disebabkan oleh berbagai faktor-faktor tertentu yang
tidak dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut ialah:
 Interest rate risk, yaitu risiko perubahan tingkat bunga tabungan dan pinjaman.
 Market risk, yaitu risiko gejolak (variability) return
 Inflation risk, yaitu risiko menurunnya daya beli masyarakat sebagai akibat dari
kenaikan harga barang-barang secara terus menerus dan umum.
 Business risk, yaitu risiko tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan semakin ketat.
 Financial risk, yaitu risiko keuangan yang berkaitan dengan struktur modal yang
digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan.
 Liquidity risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk mencairkan protofolio.
 Exchange rate risk atau currency risk, yaitu risiko perubahan nilai tukar mata uang antar
negara.
 Country risk, yaitu risiko kondisi politik, keamanan dan stabilitas perekonomian antar
negara.
Mengingat sangat kompleksnya risiko (risk) dalam investasi, maka munculah
penyederhanaan dalam teori investasi modern. Dalam teori investasi modern, risiko dapat
digolongkan menjadi risiko sistemamtis (systematic risk) atau biasa disebut dengan risiko pasar
(market risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk).
Menurut Husnan (2015:141), Systematic risk adalah risiko yang selalu ada dan tidak bisa
dihilangkan dengan diversifikasi (pembentukan portofolio). Sedangkan Unsystematic risk
adalah risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi (pembentukan portofolio).
Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut dengan risiko total.
Dalam Mardani (2017: 34), secara statistik, risiko investasi dapat diukur menggunakan dua
alat ukur, yaitu standar deviasi dan beta saham. Standar deviasi menggambarkan gejolak return
saham dari return rata-rata suatu sekuritas. Sedangkan beta saham menggambarkan gejolak
return dari return pasar.
Menurut Fahmi (2014: 358), Return adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu
dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Sedangkan Bodie et., all (2005)
mendefinisikan return sebagai penjumlahan sederhana pendapatan yang diperoleh dari setiap
dolar yang diinvestasikan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa return merupakan tingkat pengembalian yang
diperoleh atas investasi yang dilakukan. Sedangkan tingkat pengembalian yang diharapkan
dalam investasi disebut dengan expected return. Selisih antara actual return dengan expected
return disebut juga dengan abnormal return (return tak terduga). Abnormal return bernilai
positif artinya return yang terjadi lebih besar daripada return yang diharapkan. Sedangkan
abnormal return bernilai negatif artinya return yang terjadi lebih kecil daripada return yang
diharapkan.
BAB III
PEMBAHASAN

Konsep Risk and Return


Dalam kehidupan manusia sebagai makhluk hidup, masalah keuangan menjadi salah satu
masalah yang penting. Hal ini karena kita sebagai makhluk hidup harus terus berusaha untuk
tetap bertahan hidup, dan untuk itu kita selalu butuh uang untuk pemenuhan kebutuhan sehari-
hari.
Penggunaan uang juga harus diatur dengan baik. Penggunaan uang yang tidak terkontrol akan
memberikan dampak buruk untuk kehidupan kita. Oleh karena itu, kita harus tahu cara
mengatur uang dengan baik yaitu dengan manajemen keuangan.
Manajemen keuangan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan
untuk merencanakan, mengatur, mengontrol, dan menyimpan dana sehingga tujuan bisa
tercapai (efektif) dengan usaha seminimal mungkin (efisien).
Dari pengertian manajemen keuangan kita bisa menarik kesimpulan bahwa manajemen
keuangan mengarah pada satu hal yaitu salah satu cara agar setiap aktivitas yang kamu jalankan
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan melalui pengelolaan sumber daya yang baik dan
efisien.
Dalam pengaturan keuangan ada konsep risk and return manajemen keuangan. Ini dia maksud
dari istilah tersebut. Terdapat dua aspek yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen
keuangan yaitu risk and return manajemen keuangan atau bisa diartikan dengan risiko dan
tingkat pengembalian. Risk and return manajemen keuangan biasanya ada dalam investasi.
Pengertian dari risk (risiko) and return (pengembalian) adalah kondisi yang dialami
perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian maupun
keuntungan dalam suatu periode akuntansi.

Maksud Istilah Risk and Return


Risiko (risk) dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian. Dalam hal investasi,
maka kerugian yang didapat adalah kerugian uang. Risiko berarti suatu kemungkinan
terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Sedangkan
tingkat pengembalian (return) adalah keuntungan yang akan didapat atau bisa diartikan sebagai
kompensasi. Dalam hal investasi, maka kompensasi ini didapat dari adanya inflasi (kenaikan
harga-harga barang).
Hubungan antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return) adalah sebagai berikut:
1. Bersifat linear atau searah.
2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
3. Semakin besar aset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar
pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
Return Realisasi, Return Ekspetasi, dan Return yang Dipersyaratkan
1. Return Realisasi
Return realisasi atau realized return adalah bentuk pengembalian yang sudah terjadi. Return
ini bisa dijadikan sebagai dasar penentu return ekspektasi dan juga potensi risiko yang akan
dialami di masa depan.
Jenis pengembalian pada investasi ini akan dihitung dengan berdasarkan data pengembalian
historis. Return realisasi ini sangatlah penting karena bisa digunakan untuk menilai
performa perusahaan dan menjadi indikator dalam menilai return ekspektasi di masa depan.

2. Return Ekspetasi
Return ekspektasi adalah bentuk pengembalian yang diharapkan bisa diperoleh oleh para
investor di masa depan. Lain halnya dengan return realisasi, jenis return ekspektasi ini
adalah bentuk pengembalian yang belum terjadi.
Saad Husnah menerangkan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan adalah
keuntungan yang akan diperoleh oleh para investor atas penanaman dananya pada
perusahaan emiten di masa depan. Tingkat pengembalian ini sangat dipengaruhi oleh
berbagai prospek perusahaan yang bersangkutan di masa depan.
Seorang investor tentunya akan mengharap return dengan jumlah tertentu di masa depan.
Tapi saat investasi tersebut sudah selesai dilakukan dan keuntungan yang diperolehnya
sudah benar-benar ia peroleh, maka nilai keuntungan tersebut akan dianggap sebagai return
realisasi.
Semakin tinggi nilai return yang akan ditampilkan, maka akan semakin bagus juga kinerja
investasi. Untuk menghitung return, bisa menggunakan rumus berikut ini:
(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖) × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖

Contoh:
PT Adi Jaya mempunyai 100 unit reksa dana yang masing-masing harganya adalah
Rp110.000 rupiah. Saat di masa depan harga per unitnya meningkat menjadi Rp125.000
rupiah, maka dengan menggunakan rumus di atas, nilai return PT Adi Jaya adalah sebagai
berikut:
= (Harga Sekarang – Harga Beli) x Jumlah Unit yang Dimiliki
= (Rp125.000 – Rp110.000) x 100 unit
= Rp1.500.000
Tapi, apa yang akan terjadi bila PT Adi Jaya mendapatkan 100 unit reksa dana yang setiap
unitnya berharga Rp110.000 rupiah lalu beberapa waktu kemudian harga per unitnya turun
menjadi Rp95.000 rupiah? Dengan menggunakan rumus yang sama, maka nilai return PT
Adi Jaya adalah:
= (Harga Sekarang – Harga Beli) x Jumlah Unit yang Dimiliki
= (Rp95.000 – Rp110.000) x 100 unit
= - Rp1.500.000

3. Return Yang Dipersyaratkan (Required Return)


Return yang diperoleh secara historis yang yang merupakan tingkat return minimal yang
dikehendaki oleh investor atas preferensi subyektif investor terhadap risiko.

Menghitung Return yang Diharapkan, Return Aritmatik dan Geometrik,


Serta Perbandingan Metode Rata-Rata Aritmatika dan Geometrik
1. Menghitung Return yang Diharapkan
Untuk mengestimasi return sekuritas sebagai aset tunggal (standard alone risk), investor
harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, atau yang
lebih dikenal dengan probabilitas kejadian. Risiko investasi pada umumnya diukur dengan
deviasi standar dari hasil yang diharapkan. Secara matematis, return yang diharapkan dapat
ditulis sebagai berikut:
𝑛

𝐸 (𝑅) = ∑ 𝑅𝑖 𝑝𝑟𝑖
𝑖=1

Ket:
E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
pri = Probabilitas kejadian return ke-i
n = banyaknya return yang mungkin terjadi

2. Mengukur Return Aritmatik dan Geometrik


Estimasi return yang diharapkan dilakukan dengan perhitungan dua metode yang dapat
dipakai, yaitu:
 Rata-rata aritmatik (arithmetic mean), rata-rata aritmatik lebih baik dipakai untuk
menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif.
 Rata-rata geometrik (geometric mean), sebaiknya dipakai untuk menghitung tingkat
perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial dan kumulatif (misalnya 5
tahun atau 10 tahun berturut-turut).
Kedua metode tersebut dapat digunakan untuk menghitung suatu rangkaian aliran return
dalam suatu periode tertentu, misalnya return suatu aset selama 5 tahun atau 10 tahun.
Rumus Rata-Rata Aritmatika:
∑𝑥
𝑥=
𝑛

Rumus Rata-Rata Geometrik:


𝐺 = [(1 + 𝑇𝑅1)(1 + 𝑇𝑅2) … (1 + 𝑇𝑅𝑛 − 1)]

3. Perbandingan Metode Rata-Rata Aritmatika dan Geometrik


Metode rata-rata aritmatika kadangkala bisa menyesatkan terutama jika pola distribusi
return selama satu periode mengalami presentase perubahan yang sangat fluktuatif.
Sedangkan metode rata-rata geometrik, bisa menggambarkan secara lebih akurat nilai rata-
rata yang sebenar-benarnya dari suatu distribusi return selama suatu periode tertentu.
Hasil perhitungan return dengan metode rata-rata geometrik lebih kecil dari hasil
perhitungan metode rata-rata aritmatika. Penghitungan tingkat perubahan aliran return pada
periode yang bersifat serial dan kumulatif sebaiknya menggunakan metode rata-rata
geometrik. Sedangkan metode rata-rata aritmatika akan lebih baik dipakai untuk
menghitung nilai rata-rata aliran return yang bersifat tidak kumulatif.

Estimasi Risiko dan Tipe-Tipe Risiko


1. Estimasi Risiko
Besaran risiko investasi diukur dari besaran standar deviasi dari return yang diharapkan.
Deviasi standar merupakan akar kuadrat dari varians, yang menunjukkan seberapa besar
penyebaran variabel random di antara rata-ratanya. Dimana semakin besar penyebarannya,
semakin besar varians atau deviasi standar investasi tersebut.

Rumus varians dan deviasi standar:


Varians Return : 𝜎 2 = ∑[𝑅𝑖 − 𝐸 (𝑅)]2 𝑝𝑟𝑖

Deviasi Standar : 𝜎 = (𝜎 2 )1/2

Ket:
σ2 = varians return
σ = deviasi standar
E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
pri = probabilitas kejadian return ke-i

2. Tipe-Tipe Risiko
Berbagai risiko yang harus dipertimbangkan ketika mengambil keputusan pendanaan
maupun investasi adalah sebagai berikut:
 Risiko bisnis, adalah risiko yang disebabkan oleh fluktuasi laba usaha (laba sebelum
bunga dan pajak). Risiko bisnis tergantung pada variabilitas permintaan, harga jual,
dan besarnya operating leverage.

 Risiko likuiditas, adalah risiko yang menggambarkan kemungkinan suatu aktiva tidak
dapat terjual sebesar harga pasarnya. Jika aktiva dijual dengan diskon tinggi, maka
risiko likuiditasnya sangat besar.

 Risiko kelalaian, adalah risiko seorang debitor tidak mampu membayar bunga dan
melunasi pokok pinjaman.

 Risiko pasar, adalah risiko perubahan harga saham akibat perubahan atmosfir pasar
saham secara keseluruhan karena harga seluruh saham berkorelasi dengan gejolak
pasar saham.

 Risiko tarif bunga, adalah risiko fluktuasi nilai aktiva akibat perubahan tarif bunga.
Misalnya, jika tarif bunga naik atau turun, harga obligasi turun atau naik.

 Risiko daya beli, adalah risiko berkurangnya kuantitas barang yang dapat dibeli
dengan jumlah uang yang sama akibat kenaikan harga.

Diversifikasi Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis


1. Risiko Sistematis (Systematic Risk)
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihindari. Risiko ini merupakan risiko yang
berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, yaitu risiko tingkat bunga,
risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar, dan risiko pasar. Risiko ini tidak dapat
didiversifikasikan, tidak dapat menggunakan asset allocation, dan tidak dapat diprediksi.
Biasanya risiko sistematis diukur dengan Beta (β).
Beta (β) adalah simbol yang diberikan untuk menilai kerentanan saham (volatilitas saham)
terhadap pasar. Beta saham menjadi salah satu faktor bagi investor apakah akan memilih
saham tersebut atau tidak. Risiko sistematis memang tidak bisa dihilangkan dan tidak bisa
hilang tetapi dapat diminimalkan dengan pemilihan saham sesuai betanya.
Aapabila Beta (β) kurang dari 0 berarti saham bergerak berlawanan dari pasar. Beta (β) 0
berarti saham tidak berkorelasi dengan pasar. Beta (β) diantara 0-1 berarti saham bergerak
searah pasar dan tidak terlalu rentan. Beta (β) 1 berarti saham bergerak searah dengan pasar
dan mempunyai volatility yang sama dengan pasar. Beta (β) > 1 berarti saham bergerak
searah dengan pasar dan mempunyai volatility lebih besar dari pasar. Beta merupakan salah
satu indikator menentukan saham sesuai dengan tujuan investasi.
2. Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Risiko tidak sistematis adalah risiko yang dapat dihindari, contohnya pemogokan kerja
besar-besaran, merger dengan perusahaan yang lebih besar atau lebih kecil, tuntutan hukum
dari supplier, penelitian yang gagal, atau kasus korupsi.
Risiko ini merupakan risiko yang bersifat internal atau berkaitan dengan kondisi perusahaan
yang terjadi secara individual. Sehingga risiko ini sepenuhnya berasal dari dalam
perusahaan, yakni risiko bisnis, risiko average, dan risiko likuiditas. Risiko ini disebut pula
risiko diversifikasi, risiko residual, risiko unik, atau risiko khusus perusahaan.
Risiko non-sistematis ini sangat bertumpu pada fundamental perusahaan, atau cara
manajemen mengelola perusahaan. Semakin baik tata kelola perusahaan, maka semakin
kecil terjadinya risiko tidak sistematis. Jika perusahaan ingin menarik banyak investor untuk
menanamkan modalnya, maka perusahaan harus memiliki fundamental yang bagus.

Berdasarkan kesediaan dalam menanggung risiko investasi, investor dikenal ada 3 jenis
(Husnan, 2003), yaitu:
 Berani mengambil risiko (risk taker), sikap seorang yang memilih taruhan yang fair
(adil).
 Sikap netral terhadap risiko (risk neutral), seseorang bersikap indifference terhadap
taruhan yang fair (adil).
 Tidak berani mengambil risiko (risk averse), investor akan menolak taruhan yang fair
(adil).
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Return atau imbal hasil, adalah ekspektasi akan uang yang dihasilkan dari investasi kita.
Sementara risiko adalah kemungkinan yang akan terjadi ketika imbal hasil sebenarnya berbeda
dari yang diharapkan, dan juga jumlahnya. Dengan kata lain, risiko adalah jumlah volatilitas
yang terkait pada sebuah investasi.
Risiko (risk) dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian. Dalam hal investasi,
maka kerugian yang didapat adalah kerugian uang. Risiko berarti suatu kemungkinan
terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Sedangkan
tingkat pengembalian (return) adalah keuntungan yang akan didapat atau bisa diartikan sebagai
kompensasi. Dalam hal investasi, maka kompensasi ini didapat dari adanya inflasi (kenaikan
harga-harga barang).
Terdapat tiga jenis return yaitu return realisasi, return ekspetasi, dan return yang
dipersyaratkan. Selain itu terdapat berbagai risiko yang harus dipertimbangkan ketika
mengambil keputusan pendanaan maupun investasi, seperti risiko bisnis, risiko likuiditas,
risiko kelalaian, risiko pasar, risiko tarif bunga, dan risiko daya beli.
Diversifikasi adalah strategi manajemen risiko yang melibatkan pemisahan portofolio investasi
menjadi berbagai jenis aset yang berperilaku berbeda, jika satu aset atau kelompok menurun.
Diversifikasi risiko (risk diversification) merupakan penanaman modal dari berbagai jenis
investasi dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan risiko yang akan dihadapi, yaitu risiko
sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk).
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M., (2017). Analisis Konsep Risk dan Return. Modul Kuliah Manajemen Keuangan.
FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Mardani, R. Hubungan Risk and Return Dalam Investasi. mjurnal.
Edusaham, Tim. (2020). Definisi dan Pengukuran Risiko Sistematis dan Risiko Tidak
Sistematis. edusaham.

Sumber Lainnya:
https://finance.binus.ac.id/2018/10/resiko-
sistematis/#:~:text=Resiko%20sistematis%20adalah%20resiko%20yang,asset%20allocation
%2C%20tidak%20dapat%20diprediksi.
https://artikel.bibit.id/keuangan1/inilah-risk-and-return-manajemen-keuangan-yang-perlu-
kamu-tahu
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/return-adalah/
https://riskandreturn12.wordpress.com/2015/02/17/pengertian-risk-and-return/
https://deden08m.files.wordpress.com/2018/02/materi-3-return-yang-diharapkan-_-resiko-
portofolio.pdf

Anda mungkin juga menyukai