Anda di halaman 1dari 84

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kejuruan mempunyai orientasi mempersiapkan lulusannya


untuk menjadi tenaga kerja siap pakai dalam dunia industri atau instansi lain yang
berhubungan dengan bidangnya. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian
dari program pembelajaran yang harus dilakukan oleh setiap peserta didik di dunia
kerja, sebagai wujud nyata dari pelaksanaan sistem Pendidikan di SMK yaitu
Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

Dalam dunia industri, ilmu kimia memiliki peranan penting. Selain sebagai
ilmu terapan di dunia industri, kimia juga digunakan dalam bidang analisis,
sehingga diharapkan dengan penerapan ilmu kimia dalam dunia industri, akan
berdampak langsung pada produk barang maupun jasa yang dapat meningkatkan
kualitas maupun kuantitasnya, karena ilmu kimia berperan penting di dunia kerja
maka tenaga kerja yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan potensi akan
mewujudkan harapan dunia industri saat ini.

Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan, SMK Negeri 5 Jember


telah berupaya semaksimal mungkin untuk menempatkan kegiatan Prakerin di
beberapa daerah, salah satunya di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Jember.
Preparasi dan inventarisasi merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan di
laboratorium dan mengikuti kegiatan perkuliahan merupakan ilmu baru bagi
penulis dan di rasa penting.

Preparasi merupakan teknik laboratorium yang sangat penting dikuasai oleh


setiap kimiawan. Dimana pada saat preparasi yang dilakukan adalah menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan praktikum.

Inventarisasi adalah suatu daftar semua fasilitas yang ada di seluruh bagian,
termasuk gedung dan isinya. Inventarisasi bertujuan untuk mengetahui banyaknya
bahan dan alat di laboratorium Kimia Dasar dan Kimia Organik.
2

Pelaksanaan inventarisasi tidak dapat dipisahkan dengan pekerjaan


administrasi laboratorium. Begitupun dengan inventarisasi bahan kimia
laboratorium merupakan asset (modal) yang dimiliki sebuah laboratorium yang
sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat, teliti, dan akurat. Bahan
kimia sangat mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan fatal dan
penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran. Ketika berada di laboratorium hal yang
perlu diperhatikan adalah keselamatan kerja, jadi seorang kimiawan harus
memahami tentang keamanan dan keselamatan kerja.

Berada di laboratorium mempunyai risiko yang berbahaya bagi pekerja


yang bekerja di dalamnya. Oleh karena itu, setiap pekerjaan haruslah mengetahui
sumber-sumber bahaya, simbol-simbol tanda bahaya dan teknik peralatan
keselamatan kerja.

B. Rumusan Masalah
➢ Bagaimana proses preparasi alat dan bahan sebelum melakukan praktikum
di laboratorium kimia?
➢ Bagaimana proses inventarisasi alat dan bahan di laboratorium?
➢ Bagaimana cara menerapkan keamanan dan keselamatan kerja saat di
laboratorium kimia?

C. Tujuan
Tujuan utama yang akan dicapai dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL)
adalah:
➢ Untuk mengetahui bagaimana proses preparasi alat dan bahan sebelum
praktikum kimia dasar dan kimia organik di Laboratorium Kimia Dasar dan
Laboratorium Kimia Organik.
➢ Untuk mengetahui bagaimana proses inventarisasi alat dan bahan di
Laboratorium Kimia.
➢ Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan keamanan dan keselamatan
kerja saat berada di dalam Laboratorium Kimia.
3

BAB II TINJAUAN INSTANSI

2.1 Sejarah Instansi


2.1.1 Sejarah Universitas Jember

Universitas Jember merupakan PTN yang berada di kota Jember Jawa


Timur. Asal muasal berdirinya Universitas Jember bermula dari gagasan dr. R.
Achmad bersama-sama dengan R. Th. Soengedi dan R. M. Soerachman yang
bercita-cita mendirikan perguruan tinggi di Jember Jawa Timur. Untuk
mewujudkan cita-cita tersebut pada tanggal 1 April 1957, ketiga tokoh tersebut
membentuk panitia yang diberi nama Panitia Triumviraat dengan komposisi Ketua
dr. R. Achmad, Penulis R. Th. Soengedi, dan Bendahara R. M. Soerachman.
Selanjutnya Panitia Triumviraat ini pada tanggal 5 Oktober 1957 membentuk
yayasan dengan nama Yayasan Universitas Tawang Alun (disahkan dengan Akta
Notaris tanggal 8 Maret 1958 Nomor 13 di Jember). Yayasan Universitas Tawang
Alun inilah yang kemudian mendirikan universitas swastadi Jember dengan nama
Universitas Tawang Alun yang kemudian disingkat UNITA. Dalam perjalanannya,
ketiga tokoh tersebut mendapatkan dukungan penuh Bupati Jember saat
itu, R.Soedjarwo.

Pada tahun 1959 tepatnya pada tanggal 26 Januari 1959, R. Soedjarwo


diangkat sebagai Ketua Yayasan UNITA. Secara kebetulan, pada periode 1957
sampai dengan 1964, R. Soedjarwo juga menjabat sebagai Ketua DPRD Swatantra
atau sebagai Bupati Jember waktu itu, R.Soedjarwo mempunyai perhatian cukup
besar terhadap pembangunan pendidikan di Kabupaten Jember. Mengingat bahwa
anggaran pemerintah saat itu masih sangat terbatas. Maka, untuk menunjang bidang
pendidikan, R. Soedjarwo bersama tokoh-tokoh masyarakat kemudian mendirikan
Yayasan Pendidikan Kabupaten Jember (YPKD) dengan menggali dana dari
masyarakat untuk menunjang dunia pendidikan. Salah satu cara yang unik dalam
mengumpulkan dana, R. Soedjarwo meminta sumbangan dari masyarakat
kabupaten Jember.
4

Untuk membesarkan UNITA, R. Soedjarwo kemudian membantu


mendirikan gedung kampus UNITA yang ada di jalan PB Sudirman seluas 656
meter persegi. Gedung tersebut dibangun di atas tanah seluas 2.160 meter persegi
dengan biaya pembangunan sebesar Rp23.243,66. Dana tersebut bersumber dari
dana YPKD. Sejak tahun 1960, Unita semakin berkembang. Jumlah fakultas, satu
demi satu bertambah meliputi, Fakultas Sosial Politik, Fakultas Kedokteran,
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Pertanian. Seiring perjalanan
waktu, untuk menambah prasarana kampus, UNITA mengundang USAID untuk
mendapatkan sumbangan berupa alat laboratorium dan buku-buku.

Keberadaan kampus Universitas Jember yang berada di Tegal Boto saat ini,
sebenarnya sudah diimpikan oleh R. Soedjarwo kala itu, yang mana pada tahun
1960, kawasan Tegal Boto masih berupa daerah terpencil bagaikan “pulau mati”
dan tidak bisa dijangkau transportasi darat. Untuk membuka daerah tersebut, R.
Soedjarwo mulai membangun jembatan di jalan PB Sudirman arah ke Jalan Mastrip
pada 1961. Jembatan tersebut baru selesai tahun 1976 dan hingga kini dikenal
sebagai jembatan Jarwo. Pada awal 1961 Yayasan Unita mulai merintis upaya agar
UNITA bisa berstatus negeri. Untuk itu, R. Soedjarwo mengadakan koordinasi
dengan segenap pengurus yayasan, pengurus UNITA, tokoh-tokoh daerah,
termasuk anggota DPRD. Sidang DPRD pada 19April 1961 akhirnya menghasilkan
keputusan menetapkan resolusi. Resolusi tersebut isinya menyangkut beberapa hal.
Pertama, tentang memperkuat ide pembukaan Fakultas Kedokteran, kedua
mengirim delegasi yang terdiri dari Ketua DPRD menghadap Pemerintah Pusat,
dan ketiga Universitas Tawang Alun agar diakui sebagai Universitas Negeri.
Langkah selanjutnya, Yayasan Unita mengirim beberapa delegasi untuk menghadap
Menteri PTIP waktu itu dipegang Prof Mr Iwa Kusumasumantri. Hasilnya
memberikan harapan baru, pemerintah akan menegerikan UNITA bersama-sama
dengan UNIBRAW pada 20 Mei 1962.

Untuk menyongsong rencana tersebut, Yayasan Unita kemudian mengirim


kembali delegasinya pada 14-24 Maret 1962. Namun di luar dugaan, telah terjadi
pergantian Menteri PTIP, yaitu Prof Dr Ir Thoyib Hadiwidjaja yang mempunyai
5

kebijakan baru bahwa tidak membenarkan penegerian dua universitas dalam satu
provinsi secara bersamaan. Akibat penundaan penegerian UNITA tersebut, Unita
akhirnya diintegrasikan ke Universitas Brawidjaya Malang berdasarkan SK
Menteri PTIP No1, tertanggal 5 Januari 1963. Hal ini menimbulkan keresahan bagi
masyarakat Jember dan mahasiswa UNITA khususnya. Melihat hambatan tersebut
R. Soedjarwo terus berusaha dengan mengirim delegasi ke Jakarta hingga mendapat
dukungan dari DPRD untuk mendesak pemerintah pusat untuk menegerikan
UNITA menjadi universitas negeri secepatnya. Jerih payah R. Soedjarwo dengan
dibantu pihak-pihak terkait, akhirnya membuahkan hasil dengan terbitnya SK
Menteri PTIP No 153 tahun 1964 tertanggal 9 November 1964 tentang didirikannya
sebuah Universitas Negeri Jember. Dari sinilah impian R. Soedjarwo untuk
mendirikan Perguruan Tinggi Negeri di Jember mulai terwujud.

Pada awal berdirinya pada tahun 1964, kampus Tegal Boto ini akrab disapa
dengan sebutan Universitas Negeri Djember yang disingkat UNED yang saat ini
menjadi Universitas Jember (UNEJ). Di awal berdirinya kampus Tegal Boto ini
masih memiliki lima fakultas ternama, yang terdiri dari Fakultas Hukum di Jember,
dengan cabangnya di Banyuwangi, Fakultas Sosial dan Politik dan Fakultas
Pertanian di Jember, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sastra di Banyuwangi.
Dengan rektor pertama dijabat oleh dr. R. Achmad.

Kepemimpinan dr. R. Achmad dilanjutkan oleh Letkol Soedi Harjohoedojo


(1967-1969), Letkol Soetardjo, SH (1969-1978) dan Kolonel Drs. H.R. Warsito
(1978-1986). Baru semenjaktahun 1986, rektor Universitas Jember dijabat oleh
sivitas akademika-nya sendiri, yakni oleh Prof.Dr. Simanhadi Widyaprakosa (1986-
1995), Prof. Dr. Kabul Santoso, M.S. (1995-2003), Dr. Ir. T.Sutikto, M.Sc. (2003-
2012), dan Moch. Hasan, M. Sc., Ph.D (2012 - sampai kini). Dan sampai dengan
Tahun Akademik 2012/2013, Universitas Jember ini mempunyai 13 Fakultas dan 2
Program Studi setara Fakultas yang terdiri dari 11 Program Studi jenjang Diploma,
40 Program Studi jenjang S-1, dan 8 Program Studi jenjang S-2, dan 1 Program
Studi jenjang S-3.
6

2.1.2 Nama Instansi (MIPA)

Sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Universitas Jember,


maka sejak tahun 1991, Universitas Jember merencanakan pendirian Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), persiapan pembukaan FMIPA
diawali dengan dikeluarkannya SK Rektor Nomor 6731/PT.32.H/SK/I.7’91
tertanggal 23 Juni 1991, tentang dibentuknya Laboratorium Dasar.

Ada 4 Laboratorium Dasar yang dibentuk yaitu Lab. Dasar Matematika,


Lab. Dasar Fisika, Lab. Dasar Kimia, dan Lab. Dasar Biologi. Saat itu laboratorium
dasar ini bertugas memberikan pelayanan pada semua kegiatan praktikum bidang
ilmu MIPA yang ada di Universitas Jember. Persiapan selanjutnya dari rencana
pendirian Fakultas MIPA adalah dibentuknya Pengelola Persiapan Pembukaan
FMIPA berdasarkan SK Rektor No. 337/PT.32.H/SK/1.7’97 tertanggal 17 Juni
1993, tentang Pembentukan/pengangkatan Pengelola Persiapan Pembukaan FMIPA
yang terbagi atas 4 sub bidang studi yaitu Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.
Pada bulan September 1993 pengelola persiapan Pembukaan FMIPA Universitas
Jember mengevaluasi kesiapan UNEJ untuk membuka/mendirikan Fakultas Mipa.
Dari kunjungan tersebut dikeluarkan surat dari Dirjen DIKTI Nomer
3842/D.2/1993 tertanggal 12 November 1993 yang isinya menyarankan agar UNEJ
membentuk UPT-MIPA terlebih dahulu sambil mempersiapkan Sumber Daya
Manusia yang akan mengelola FMIPA tersebut dan kelengkapan lainnya termasuk
sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Saran dari Dirjen DIKTI ditindak lanjuti
oleh UNEJ dengan dibentuknya UPT MIPA berdasarkan SK Rektor Nomer
2798a/PT.32.H/SK/1.7’94 tertanggal 9 Mei 1994. UPT MIPA ini merupakan unsur
penunjangan akademik dan bertanggung jawab kepada Rektor. Kegiatan
operasional UPT-MIPA adalah mengkoordinasikan dua sub unit kerja (kegiatan)
yang sudah ada yaitu:
• Sub Unit Laboratorium Dasar yang dalam operasionalnya memberikan
pelayanan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian pada
masyarakat dalam bidang MIPA, terutama aktifitas yang menggunakan
fasilitas untuk eksperimen.
7

• Sub Unit kerja pengelola Persiapan Pembukaan FMIPA (Satgas MIPA) yang
bertugas untuk mempersiapkan dan mengembangkan rencana pelaksanaan
Pendidikan akademis di bidang MIPA.

Tugas yang lain adalah merencanakan pembukaan FMIPA dengan segala


sarana penunjang sebagai persiapan pembukaan FMIPA. Untuk lebih mempertegas
keinginan UNEJ tentang rencana pembukaan program studi MIPA, maka Rektor
membentuk Satgas yang bertugas khusus untuk mempersiapkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pembukaan Fakultas MIPA dengan diterbitkannya SK
Nomer 6056/PT.32.H/SK/I.7’95 tertanggal 29 September 1995. Pada tanggal 9 Juli
1997 terbit keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No: 191/DIKTI/Kep/1997 tentang
pembentukan program-program Studi MIPA yang terdiri dari program-program
studi S1-Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Selanjutnya pada tanggal 10
Agustus 1999 tersebut keputusan Mendikbud No. 194/0/1999 tentang Pendidikan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada Universitas Jember.
Akhirnya pada tanggal 16 November diadakan peresmian FMIPA yang sekaligus
bersamaan dengan pelantikan pimpinan (Dekan, Pembantu Dekan I, Pembantu
Dekan II, Pembantu Dekan III) Kabag Tata Usaha dan Kasubag (Akademik,
Keuangan dan Kepegawaian, Umum dan Kemahasiswaan).

2.1.3 Sejarah Jurusan Kimia

Kimia merupakan salah satu program studi di Fakultas MIPA Universitas


Jember. Kegiatan operasional Program studi dibidang akademik dimulai sejak
tahun akademik 1997/1998 yang pada saat itu di bawah naungan program-program
studi MIPA, dengan menggunakan kurikulum yang disusun bersama antara
program studi kimia dengan Tim Konsorsium program studi kimia di bawah
koordinasi Prof. Dr. Ami Suwandi dari program studi Kimia Unair melalui kegiatan
technical assistance Development for Undergraduate Education Project (DUE
Project). Terdapat beberapa laboratorium yaitu laboratorium kimia dasar,
laboratorium kimia organik, laboratorium kimia instrument, laboratorium kimia
anorganik/fisik, laboratorium kimia analitik.
8

2.2 Visi dan Misi


2.2.1 Visi dan Misi Universitas Jember
Visi:
Menjadi Universitas unggul dalam perkembangan sains, teknologi dan seni
berwawasan lingkungan, bisnis dan pertanian industrial.
Misi:
1. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan akademik, vokasi, dan
profesi yang berkualitas dan berwawasan ecotechnopreneurship.
2. Mengembangkan sains, teknologi, dan seni yang inovatif, berwawasan
lingkungan, bisnis, dan pertanian industrial untuk kesejahteraan
masyarakat.
3. Memberdayakan masyarakat agribisnis dengan menerapkan teknologi
tepat guna berbasis kearifan lokal.
4. Mengembangkan sistem pengelolaan Universitas yang akuntabel dan
bertaraf internasional.
5. Mengembangkan jaringan kerjasama dengan stakeholders dan lembaga
lain di dalam dan di luar negeri.

2.2.2 Visi dan Misi Fakultas Mipa


Visi:
Unggul dalam pengembangan matematika, sains, dan terapannya yang
berwawasan lingkungan.
Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan bidang matematika, sains, dan
terapannya yang berstandar internasional dan berwawasan lingkungan.
2. Menghasilkan dan mengembangkan saintek melalui proses penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat serta berwawasan lingkungan.
3. Mengembangkan sistem tata kelola fakultas yang transparan dan
akuntabel berbasis teknologi informasi.
9

4. Mengembangkan jejaring kerjasama dengan stakeholders dalam dan


luar negeri.

2.2.3 Visi dan Misi Jurusan Kimia


Visi:
Menjadi institusi akademik yang mampu menghasilkan lulusan berkualitas,
kompeten, bersikap dan berperilaku santun, peka dan kritis terhadap
permasalahan di masyarakat dan memberikan kontribusi untuk
memecahkan masalah dengan pendekatan ilmu kimia.
Misi:
1. Mengembangkan sistem manajemen akademik yang mengacu pada
paradigma baru manajemen pendidikan tinggi.
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada proses
untuk mencapai kualitas dan kompetensi lulusan.
3. Mengembangkan sifat peka dan kritis sivitas akademika melalui
kegiatan penelitian yang inovatif.
4. Mengembangkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
berbasiskan pada hasil penelitian dan kajian.
5. Membangun dan mengembangkan kerjasama berdasarkan kesetaraan
dan sharing resources.
10

2.3 Struktur Organisasi Jurusan Kimia

Dekan FMIPA
Drs. Achmad Sjaifullah, M.Sc., Ph.D

Ketua Prodi Kimia


Prof. Dr. Anak Agung Istri Ratnadewi, S.Si., M.Si

LABOR

Sekretaris Prodi Kimia Ketua Laboratorium


Dwi Indarti, S.Si., M.Si Yeni Maulidah M, S.Si., M.Si., Ph.D

Dosen Prodi Kimia Teknisi Lab. Kimia

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Jurusan Kimia

2.4 Lokasi Instansi

Universitas Jember terletak di Jalan Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto


Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur berjarak ±10 km dari SMK NEGERI 5
JEMBER dan ±1km dari pusat kota (alun-alun Jember).

2.5 Waktu Magang


Waktu magang di Universitas Jember sebagai berikut:
1. Waktu Magang
1 Agustus 2023 s/d 29 Desember 2023
2. Jam Kerja
Senin s/d Kamis : Jam 07.00-16.00
Jumat : Jam 07.00-16.30
3. Waktu Istirahat
11

Senin s/d Kamis : Jam 12.00-13.00


Jumat : Jam 11.30-13.30
12

BAB III URAIAN KEGIATAN PKL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uraian Kegiatan

Preparasi merupakan teknik laboratorium yang sangat penting dan harus


dikuasai oleh setiap kimiawi. Tanpa pengetahuan dan keterampilan yang memadai
dalam teknik preparasi, maka akan sangat sulit untuk menjalankan
eksperimen/percobaan kimia dengan baik dan benar. Preparasi merupakan kegiatan
pra praktikum yang dilakukan teknisi dengan menyiapkan alat dan bahan sebelum
melakukan praktikum.

Inventarisasi peralatan laboratorium adalah pekerjaan pendataan asset


(modal) yang dimiliki sebuah laboratorium. Pelaksanaan inventarisasi tidak dapat
dipisahkan dengan pekerjaan administrasi laboratorium.Inventarisasi bahan kimia
sangat penting dan merupakan asset pendidikan yang sangat berharga sehingga
harus dilakukan secara ketat. Bahan yang berbahaya harus diamankan dari
penyalahgunaan dan kebakaran.

Membuat bahan kimia dilakukan untuk menyiapkan praktikum, tanpa


adanya bahan praktikum, maka praktikum tidak akan bisa dilakukan. Membuat
bahan sebelum praktikum juga termasuk dalam kegiatan preparasi bahan karena
merupakan teknik menyiapkan perlengkapan sebelum praktikum.

3.1.1 Preparasi Praktikum Perubahan Materi dan Pemisahan


Campuran

Sangat sedikit materi yang ditemukan dalam keadaan murni. Beberapa


material merupakan campuran lebih dari dua zat yang tidak tercampur secara kimia.
Isolasi zat murni dari suatu campuran memerlukan proses pemisahan satu
komponen dengan yang lainnya. Metode pemisahan tersebut biasanya berdasarkan
perbedaan sifat fisik masing-masing komponen. Berikut ini beberapa metode
pemisahan yang lazim digunakan adalah:
13

a. Sublimasi
Salah satu perubahan wujud yang dapat digunakan untuk pemisahan
campuran adalah menyublim atau sublimasi. Sublimasi adalah perubahan wujud
dari zat padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat padat
diberikan kenaikan suhu, maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas.
Sebaliknya, bila suhu gas tersebut diturunkan, maka gas akan berubah wujudnya
menjadi padat. Beberapa padatan yang dapat menyublim diantaranya iodin, cafein,
para-diklorobenzena, dan naphthalene.

b. Ekstrasi
Ekstrasi merupakan metode pemisahan campuran dengan melarutkan bahan
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah perbedaan
kelarutan bahan dalam pelarut tertentu. Ekstrasi juga merupakan kegiatan penarikan
kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang dapat larut
dengan menggunakan pelarut cair.

c. Dekantasi
Dekantasi merupakan suatu cara pemisahan antara cairan dan padatan yang
paling sederhana yaitu dengan menuangkan cairan perlahan-lahan sehingga
endapan tertinggal dibagian dasar wadah tersebut. Metode dekantasi hasilnya masih
kurang efektif dan sempurna. Hasil akan menjadi lebih efektif bila ukuran zat padat
jauh lebih besar.

d. Filtrasi
Filtrasi adalah suatu metode memisahkan zat padat yang ada pada suatu
campuran baik campuran berwujud cair maupun gas dengan menggunakan suatu
medium berpori untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang
terdapat dalam campuran.

e. Evaporasi
Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sampai zat pelarutnya menguap
dan meninggalkan zat terlarut. Proses pemisahan dengan penguapan ini dapat
14

terjadi karena zat terlarut memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada zat
pelarutnya.

f. Destilasi
Destilasi adalah proses pemisahan campuran zat cair yang didasarkan pada
perbedaan titik didih zat. Proses pemisahan campuran dengancara destilasi
dilakukan dengan dua proses, yaitu penguapan dan pengembunan. Metode ini
sangat sederhana, zat cair dipanaskan hingga mendidih, uapnya dialirkan ke
penampung, kemudian dikondensasi sehingga cairan terbentuk kembali. Panas
yang diberikan akan meningkatkan energi kinetik molekul air sehingga energi yang
dimilikinya cukup mengubah molekul air dari fase cair menjadi fase gas. Tekanan
uap diatas cairan yang ditimbulkan disebut tekanan uap. Tekanan ini akan semakin
besar bila jumlah molekul air yang berubah menjadi fase gas bertambah. Ada
kalanya tekanan uap cairan sebanding dengan tekanan uap eksternal dari cairan
yang biasa disebut tekanan atmosfir. Bila kondisi ini terjadi, maka cairan akan
mendidih, dan temperatur saat cairan mulai mendidih disebut dengan titik didih.

Zat cair dipanaskan sampai mendidih, uapnya dialirkan melewati pipa


pendingin sehingga akan mengembun kembali. Jika campuran yang didistilasi
mengandung beberapa komponen yang memiliki titik didih berbeda, maka
komponen yang titik didihnya rendah akan terdistilasi pertama kali, dan yang titik
didihnya lebih tinggi akan terdistilasi berikutnya. Molekul (zat) yang tidak
menguap (non-volatile) tidak akan terdistilasi.

Gambar 3.1.1 Set Alat Destilasi


15

Alat-alat yang dibutuhkan pada praktikum perubahan materi dan pemisahan


campuran adalah beaker gelas, cawan porselin, tabung reaksi, bunsen, kawat kasa,
kaki tiga, spatula, batang pengaduk, corong, gelas ukur, set alat distilasi, pipet tetes,
dan pipet mohr. Tabung reaksi digunakan sebagai tempat untuk menampung larutan
kapur yang akan dimasukkan ke dalam tabung sentrifugal. Pipet tetes berfungsi
untuk mengambil sampel yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Gelas ukur
digunakan untuk mengukur volume larutan yang dibutuhkan. Bunsen, kawat kasa
dan kaki tiga digunakan untuk pemanasan. Beaker gelas digunakan untuk
menampung sampel. Cawan porselin digunakan untuk menutup beaker yang berisi
campuran sampel. Semua alat tersebut diletakkan di dalam keranjang yang di
setting untuk satu kelompok praktikum.

Setelah alat sudah siap, kemudian menyiapkan bahan kimia yang


dibutuhkan untuk praktikum ini. Bahan kimia yang dibutuhkan yaitu naphthalene
(kapur barus), Pb(NO3)2 0,5 M, garam dapur (NaCl), vaselin, pasir, dan serbuk
kapur. Naphthalene dan pasir digunakan untuk sublimasi. Serbuk kapur untuk
pemisahan sentrat dan endapan dengan alat sentrifugasi.

Dalam praktikum ini, kami menemukan banyak hal baru seperti mengenal
alat-alat baru beserta fungsi alat-alat tersebut. Selain itu, kami banyak belajar
tentang bagaimana cara melayani mahasiswa saat praktikum dan melakukan
preparasi alat serta bahan untuk praktikum.

3.1.2 Preparasi Praktikum Hukum Perbandingan Tetap

Hukum perbandingan tetap dari Joseph Proust pada tahun 1799 menyatakan
bahwa “suatu senyawa kimia disusun oleh unsur-unsur dengan perbandingan massa
yang selalu tepat dan sama”. Dalam hal ini tentunya fungsi Hukum Perbandingan
Tetap “Hukum Proust” ini sangatlah penting dalam ilmu kimia hal ini karena hukum
ini dapat memberikan kontribusi pada konsep yang jelas mengenai senyawa kimia
dan dapat memberikan konsep bagaimana unsur-unsur dapat membentuk senyawa.

Dalam percobaan ini akan dipelajari perbandingan massa tembaga dana


oksigen dalam tembaga (II) oksida. Tembaga (II) oksida akan dibuat menggunakan
16

dua cara yang berbeda dari jumlah tertentu tembaga dan reagen lain yang digunakan
secara berlebih. Pada cara pertama, setelah tembaga dengan berat tertentu
dioksidasi menjadi Cu2+(aq) direaksikan dengan NaOH sehingga dihasilkan
endapan Cu(OH)2 dan Cu(OH)2 akan diuraikan menjadi CuO pada pemanasan.

Pada cara kedua, tembaga yang sudah dioksidasi direaksikan dengan


Na2CO3 sehingga dihasilkan CuCO3 dan CuCO3 dipanaskan untuk menghasilkan
CuO. Tujuan dari praktikum ini untuk menyiapkan senyawa tembaga (II) oksida
dari logam tembaga dan mempelajari hukum perbandingan tetap.

Sebelum praktikum dilakukan, alat dan bahan yang digunakan harus


disiapkan terlebih dahulu. Pada praktikum ini, alat yang digunakan yaitu kaca arloji,

beaker gelas, pipet mohr, gelas ukur, bunsen, kasa, dan kaki tiga. Pada
praktikum kali ini, kaca arloji digunakan untuk menimbang bahan. Beaker gelas
berfungsi sebagai tempat sampel atau larutan kimia. Pipet mohr digunakan untuk
mengambil larutan dalam jumlah tertentu. Gelas ukur digunakan untuk mengukur
volume larutan yang dibutuhkan. Bunsen, kasa, dan kaki tiga digunakan untuk
pemanasan. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu tembaga,
HNO3 pekat, NaOH 2 M, Na2CO3, dan aquades.

Setelah praktikum selesai, alat tersebut perlu di cek apakah lengkap seperti
saat meminjam alat atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menjaga alat agar tidak
hilang.

3.1.3 Preparasi Praktikum Reaksi Hidrolisis Minyak Gondopuro

Hidrolisis adalah penguraian zat dalam reaksi kimia yang disebabkan oleh
air. Reaksi kimia dalam hidrolisis memecah molekul air menjadi kation hidrogen
dan anion hidroksida. Hidrolisis bergantung pada kimiawi, kelarutan, derajat
keasaman dan oksidasi-reduksi dari setiap senyawa.

Ester adalah senyawa-senyawa hasil reaksi asam karboksilat dengan


alkohol. Reaksi pembentukan ester disebut esterifikasi (pengesteran). Esterifikasi
atau pengesteran meruakan reaksi pembentukan ester dengan cara merefluks
17

campuran asam organik dengan alkohol. Proses esterifikasi ini merupakan reaksi
kesetimbangan sehingga untuk menghasilkan produk yang optimal maka salah satu
produk harus dikurangi jumlahnya, yaitu H2O sehingga jumlah ester yang
didapatkan menjadi lebih banyak (Fessenden, 1999). Ester khususnya minyak
bereaksi deangan basa membentuk garam dan gliserol, reaksi ini dikenal dengan
reaksi safonifikasi (Putranto, 2009). Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dan
alkohol dipanaskan bersama dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya
asam sulfat pekat. Gas hidrogen klorida terkadang digunakan, tetapi
penggunaannya cenderung melibatkan ester-ester aromatik (ester dimana asam
karboksilat mengandung sebuah cincin benzen). Reaksi penggeseran (esterifikasi)
berjalan lambat dan dapat balik atau reversible.

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme reaksi hidrolisis dan


mempelajari teknik sintesis asam salisilat. Alat yang digunakan adalah neraca
analitik yang berfungsi untuk menimbang sampel. Labu alas bulat berfungsi untuk
menampung sampel yang akan direaksikan. Termometer digunakan utnuk
mengukur suhu. Kondensor refluks sebagai pendingin. Beaker gelas berfungsi
sebagai tempat rekristalisasi sampel. Gelas ukur digunakan untuk mengukur
volume larutan yang dibutuhkan. Mantel pemanas sebagai pemanas. Selanjutnya
bahan yang dibutuhkan yaitu minyak gondopuro sebagai sampel. NaOH 6%
berfungsi untuk menentukan reaksi hidrolisis metil salisilat dengan katalis basa.
H2SO4 2% sebagai penyedia H+ untuk pembentukan asam salisilat dari garam
natrium salisilat. Kertas lakmus untuk mengukur pH.

Setelah praktikum selesai, alat tersebut perlu di cek apakah lengkap seperti
saat meminjam alat atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menjaga alat agar tidak
hilang.

3.1.4 Preparasi Praktikum Sintesis Benzalnilida

Amina merupakan senyawa polar dan antar molekul amina primer atau
amina sekunder terhadap ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen antar molekul amina
tidak sekuat ikatan hidrogen antar molekul alkohol/air karena perbedaan
18

keelektronegatifan antara nitrogen dan hidrogen (3,0 – 2,1 = 0,9) tidak sebesar
perbedaan keelektronegatifan, antara oksigen dan nitrogen (3,5 – 2,1 = 1,4). Amina
dengan berat molekul rendah dapat larut dengan baik dalam air, sedangkan yang
berat molekulnya tinggi kelarutannya lebih rendah. Hal ini disebabkan karena pada
amina dengan berat molekul rendah lebih mudah membentuk ikatan hidrogen
dengan air dari pada amina dengan berat molekul tinggi, meskipun semua jenis
amina dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.

Amina adalah turunan dari ammonia dengan rumus umum R dan N, R dapat
berupa gugus hidrokarbon atau hidrogen. Jika hanya satu atom hidrogen dari
ammonia digantikan oleh satu gugus hidrokarbon, hasilnya ialah amina primer.
Contohnya ialah etilamina dan anilin. Jika dua gugus hidrokarbon menggantikan
atom-atom hidrogen dalam molekul ammonia, senyawa ini ialah amina sekunder
seperti dimetilamina dan tiga penggantian menghasilkan amina tersier
(trimetilamina) amina bersifat basa sebab ada pasangan elektron menyendiri pada
atom nitrogen yang dapat menerima satu ion hidrogen, sama seperti pasangan
menyendiri pada nitrogen dalam ammonia. Amina primer atau sekunder dapat
bereaksi dengan asam karboksilat membentuk amida. Reaksi kondensasi yang lain
dan analog dengan pembentukan ester dari reaksi alkohol dengan asam karboksilat.

Pembentukan asetanilida semakin banyak amina yang tersubsitusi oleh alkil


pelepas elektron, makin basa amina tersebut. Gugus pelepas elektron dapat
menstabilkan muatan positif ion ammonium yang digantikan, jadi trimetil amina
merupakan basa yang lebih kuat dari pada ammonia. Trimetil amina yaitu terdapat
tiga gugus amina dalam suatu senyawa. Secara umum amina aromatik merupakan
basa yang lebih lemah daripada ammonia akibat stabilitas resonansi yang dimiliki
senyawa aromatik. Amina yang digunakan dalam praktikum ini adalah aniline.
Aniline merupakan senyawa turunan benzene yang dihasilkan dari reduksi
nitrobenzene. Aniline memiliki rumus molekul C6H5NH2. Aniline merupakan
cairan minyak tak berwarna yang mudah menjadi coklat karena oksidasi atau
terkena cahaya, bau dan cita rasa khas, basa organik penting karena merupakan
dasar bagi banyak zat warna dan obat toxic bila terkena, terhirup, atau terserap kulit.
19

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme reaksi benzoilasi.


Alat yang digunakan gelas ukur untuk mengukur volume larutan. Pipet tetes untuk
mengambil larutan dalam jumlah sedikit. Hot plate untuk memanaskan aquades.
Beaker gelas sebagai wadah sampel. Erlenmeyer berfungsi untuk mendiamkan
larutan. Bahan yang digunakan aniline, benzoil chloride, sodium hidrokside 10%
dan ethanol.

Setelah praktikum selesai, alat tersebut perlu di cek apakah lengkap seperti
saat meminjam alat atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menjaga alat agar tidak
hilang.

3.1.5 Preparasi Bahan Praktikum


3.1.5.1 Sodium Hidroksida (NaOH)
Sodium hidroksida juga dikenal sebagai soda kaustik atau soda api adalah
suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia NaOH. Senyawa ini merupakan
senyawa ionic berbentuk padatan putih yang tersusun dari kation nartrium Na+ dan
anion hidroksida OH-. Natrium hidroksida merupakan basa dan alkali yang sangat
kaustik mampu menguraikan protein pada suhu lingkunga biasa dan dapat
menyebabkan luka bakar bila terpapar. Senyawa ini sangat larut dalam air dan
dengan mudah menyerap kelembaban dan karbon dioksida dari udara. Senyawa ini
membentuk hidrat dengan rumus NaOH.H2O. pH dari NaOH kira-kira 14 pada 100
g/120℃. Titik lebur dari NaOH adalah 319-322℃ dan titik didihnya pada 1.390℃.
Sebagai salah satu hidroksida paling sederhana, natrium hidroksida sering
digunakan bersama air yang bersifat netral dan asam klorida yang bersifat asam
sebagai petunjuk skala pH pada pembelajaran di sekolah dan kampus.

3.1.5.2 Asam Sulfat (H2SO4)


Asam sulfat atau H2SO4 termasuk ke dalam asam kuat (pH 1) karena
merupakan asam yang dapat terurai sempurna di dalam air dan menghasilkan ion
H+ dan SO42. Asam sulfat merupakan cairan yang bersifat korosif, tidak berwarna,
tidak berbau, sangat reaktif dan mampu melarutkan berbagai logam. Asam sulfat
memiliki titik didih 337℃ dan titik leburnya adalah 10℃.
20

Asam sulfat merupakan cairan yang memiliki sifat berbahaya karena sifat
korosif yang mudah terbakar. Jenis cairan ini juga banyak digunakan dalam indutri
kimia seperti pembuatan aki, pupuk, pulp, dan kertas.

3.1.5.3 Timbal (II) Nitrat (Pb(NO3)2)


Timbal (II) nitrat adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia
Pb(NO3)2. Senyawa ini umumnya dijumpai sebagai kristal tak berwarna atau serbuk
putih dan tidak seperti kebanyakan garam timbal (II) lainnya. Timbal (II) nitrat
dapat larut dalam air. Timbal (II) nitrat atau Pb(NO3)2 memiliki berat molekul
331,23 g/mol dan meleleh pada 270℃. Produksi Timbal (II) nitrat baik dari logam
timbal maupun timbal oksida dalam asam nitrat merupakan produksi skala kecil,
untuk digunakan langsung dalam pembuatan senyawa timbal lainnya.

Timbal (II) nitrat bersifat toksik, suatu oksidator dan digolongkan sebagai
berpotensi karsinogenik pada manusia. Akibatnya, timbal (II) nitrat harus ditangani
dan disimpan dengan tindakan pencegahan keselamatan yang memadai untuk
mencegah terhirup, tertelan, dan terkena kulit. Oleh karena sifat alaminya yang
berbahaya, aplikasi timbal (II) nitrat berada di bawah pengawasan ketat.

3.1.5.4 Asam Klorida (HCl)


Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida yang dikenal
juga dengan asam klorida. HCl adalah asam kuat dan merupakan komponen utama
dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam
klorida adalah campuran dari natrium klorida dan asam sulfat. Asam klorida harus
ditangani dengan mewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang
sangat korosif. Asam klorida sering digunakan dalam proses pemurnian garam
dapur. Untuk keperluan pengaturan tingkat keasaman atau pH, peranan asam
klorida juga sangat penting, yaitu untuk mengatur pH pada limbah air. Dengan sifat
yang korosif, asam klorida berwarna bening dan cair dan sangat beracun. Bahan
kimia satu ini dapat mengakibatkan kerusakan yang parah pada jaringan tubuh.

Asam klorida (HCl) adalah asam monoprotic, yang berarti bahwa ia dapat
terdisosiasi melepaskan satu H+ (sebuah proton tunggal) hanya sekali. Dalam
21

larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion
hidronium. Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl-. Asam klorida merupakan
asam monoprotik yang paling sulit mengalami reaksi redoks. Asam klorida juga
merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam yang
lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas.

3.1.6 Inventarisasi Alat dan Bahan Kimia


3.1.6.1 Inventarisasi Alat
Inventarisasi alat laboratorium adalah pekerjaan pendataan aset (modal)
yang dimiliki sebuah laboratorium. Tujuan dilakukannya inventarisasi ini adalah
untuk menata alat-alat agar mempermudah saat pengambilan alat. Inventarisasi juga
bertujuan untuk mengecek kondisi alat-alat di dalam laboratorium. Pengecekan ini
perlu dilakukan secara berkala karena terkadang kita tidak mengetahui apabila
terdapat alat-alat yang telah rusak, pecah, hilang atau lainnya. Inventarisasi
peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat penting karena merupakan asset
pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat. Disamping
itu peralatan laboratorium juga sangat mahal sehingga harus benar-benar harus
aman, baik dari kehilangan, kerusakan fatal dan penyalahgunaan, pencurian dan
kebakaran.

Untuk penataan alat, perlu diletakkan di tempat yang cukup aman. Alat yang
sejenis diletakkan pada tempat yang sama atau perlu dipisah berdasarkan ukuran
atau spesifikasinya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan mengetahui jumlah dan
jenis peralatan yang dimiliki. Alat-alat tersebut dapat ditata langsung di dalam
lemari atau bak agar terlihat rapi.

Kemudian alat yang peletakannya harus berdiri seperti neraca lengan atau
neraca analitik sebaiknya di tempatkan di tempat yang lebih tinggi. Tujuannya
untuk mengurangi risiko tersenggol atau terinjak. Sedangkan untuk alat yang tidak
dapat diletakkan berdiri seperti, labu alas bulat, labu leher tiga sebaiknya penataan
diletakkan dalam bak dengan posisi ditidurkan supaya mengurangi risiko terguling
dan jatuh.
22

Untuk alat yang memiliki bobot relatif berat, sebaiknya diletakkan ditempat
yang rendah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan
kerusakan alat seperti tertimpa alat tersebut. Selain itu untuk mempermudahkan
saat pengambilan alat tersebut. Penataan alat juga perlu memperhatikan frekuensi
penggunaan alat tersebut. Untuk alat yang sering digunakan, diletakkan ditempat
yang mudah terlihat dan diambil. Sedangkan untuk alat yang jarang digunakan
sebaiknya diletakkan agak di belakang atau di atas. Tetapi alat ini juga perlu di cek
secara berkala untuk mengetahui keadaannya masih bisa digunakan atau tidak.
Karena terdapat alat yang apabila sudah terlalu lama tidak dipakai maka saat
dioperasikan fungsi alat tersebut dapat berkurang.

Selain menata alat, kegiatan inventarisasi berlanjut pada pengecekan


keadaan alat dan pengecekan stok atau jumlah alat. Untuk pengecekan keadaan alat
yang perlu di perhatikan yaitu mengecek apakah alat yang tersebut terdapat cacat
atau kerusakan lain seperti retak, pecah, berlubang, berkarat dan lain-lain. Alat yang
sudah rusak peletakannya harus dipisahkan dari alat-alat yang keadannya masih
baik. Selain keadaan fisiknya yang perlu di cek fungsi alat tersebut juga perlu di
cek, apakah masih dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Alat yang sudah tidak
berfungsi dengan baik dipisahkan tempat peletakannya.

Kemudian untuk pengecekan stok atau jumlah alat, alat yang sejenis
dihitung jumlahnya. Alat yang akan dihitung jenisnya, spesifikasinya dan juga
mereknya harus sejenis. Untuk alat denagn merek dan spesifikasi yang berbeda
harus dihitung secara terpisah.

3.1.6.2 Inventarisasi Bahan


Pada dasarnya semua bahan kimia itu beracun dan berbahaya, namun
dengan pengelolaan dan penyimpanan yang tepat, maka tingkat bahaya bahan kimia
beracun dapat dikurangi. Sama seperti alat, bahan kimia juga perlu dilakukan
inventarisasi. Proses inventarisasi bahan kimia sama seperti inventarisasi alat yang
dimulai dari menata bahan kimia, mengecek keadaan bahan kimia dan mengecek
stok bahan kimia. Berdasarkan wujudnya bahan kimia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
23

bahan kimia berbentuk padatan dan bahan kimia berbentuk cair. Untuk tata
letaknya, bahan kimia padat dan bahan kimia cair ditempatkan secara terpisah.

Bahan kimia padatan ditata berdasarkan tatanan abjad dimulai dari angka.
Jadi, semua bahan kimia yag memiliki nama depan dengan huruf A dikelompokkan
menjadi 1 dan huruf B dikelompokkan dengan huruf B, begitu seterusnya. Penataan
ini memudahkan kita untuk menemukan bahan kimia yang dibutuhkan.

Kemudian untuk bahan yang dapat bereaksi langsung apabila terkena sinar
matahari, sebaiknya diletakkan di dalam botol yang gelap dan penempatannya
diletakkan di ruangan atau lemari yang tidak dapat terkena sinar matahari Untuk
bahan kimia berbentuk cair, penataannya berasarkan sifat dari zat tersebut. Bahan
kimia asam diletakkan dengan bahan kimia asam lainnya. Bahan kimia yang
bersifat basa, diletakkan dengan bahan kimia bersifat basa lainnya.

Saat pengambilan bahan kimia cair tidak diperbolehkan langsung


menggunakan alat ukur volume seperti pipet volume dan pipet mohr yang
dimasukkan dalam botol induk. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko
terkontaminasi dari zat lain. Bahan kimia yang telah lama biasanya mengalami
perubahan karakteristik, ini dapat terjadi karena kontak dengan udara atau hal lain.
Bahan kimia padatan dapat dikenali rusak atau tidaknya dengan dilihat dari
fisiknya. Apabila bentuknya telah berbeda dengan bahan kimia lain yang sejenis,
maka bahan tersebut telah terkontaminasi atau biasanya ditandai dengan adanya air
di dalam bahan kimia tersebut. Sedangkan untuk bahan kimia cair, kerusakannya
dapat dilihat dari adanya endapan dalam larutan tersebut.

Untuk mengecek stok bahan, massa bahan dapat dikira-kira. Pengecekan ini
bertujuan untuk mempermudah pembelian bahan kimia yang akan datang. Untuk
bahan padat, saat pengecekan perlu membuka tutup botol bahan tersebut untuk
memperkirakan jumlah bahannya. Saat membuka tutup botol, sebaiknya jangan
langsung dihadapkan pada wajah, apalagi mata dan hidung. Karena apabila bahan
tersebut mempunyai bau yang menyengat, pernapasan kita dapat terganggu. Untuk
bahan berbentuk cair, pengecekannya dapat langsung dilihat dari luar botol tanpa
24

perlu membukanya. Akan sangat bahaya apabila membuka botol bahan kimian
yang sifatnya mudah menguap.

Perlu diingat, seluruh kegiatan yang dilakukan dilaboratorium diwajibkan


memakai alat pelindung diri (APD) yang lengkap, seperti memakai jas
laboratorium, masker dan sarung tangan. Sebaiknya jika berhubungan dengan
bahan kimia, APD harus dipakai untuk menjaga diri kita dari semua kemungkinan
yang dapat menjadi baik itu karena tumpahan bahan kimia ataupun menghirup gas
berbahaya. Setidaknya dengan memakai APD, hal tersebut dapat ditanggulangi.

3.1.7 Pengenalan Alat


3.1.7.1 Rotary Evaporator
Rotary evaporator adalah alat laboratorium yang digunakan untuk
memisahkan pelarut (solvent) dari sebuah larutan, sehingga menghasilkan ekstrak
kandungan konsentrasi yang pekat atau sesuai kebutuhan. Evaporasi di artikan
sebagai proses menguapnya pelarut dari cairan (liquid) akibat proses pemanasan.
Tujuan evaporasi adalah memekatkan larutan agar dapat di larutkan pada
konsentrasi yang lebih tinggi.

Fungsi utama rotary evaporator adalah memisahkan pelarut atau solvent dari
larutan. Penggunaan rotary evaporator sangat efektif jika disertai dengan vakum.
Ini mempersingkat waktu ekstraksi dan evaporasi. Perlu diketahui, pelarut atau
solvent tidak harus selalu berupa air, bisa saja cairan lain seperti aseton. Yang
penting adalah titik didihnya, karena mempengaruhi aplikasi dan setting suhu pada
water bath.

Gambar 3.1.7.1 Rotary Evaporator


25

3.1.7.2 Bagian-Bagian dari Rotary Evaporator


Terdapat bagian-bagian penting rotary evaporator yang perlu diketahui,
yaitu:

1. Labu Alas Bulat


Labu alas bulat merupakan bagian yang digunakan untuk menampung
larutan yang akan di evaporasi. Labu ini memiliki alas bulat yang direndam water
bath. Bagian mulut tabung ini memiliki bentuk khusus, sehingga bisa dipasang
main unit yang berfungsi untuk memutar kedap udara.
2. Water Bath Chiller
Water bath chiller adalah bagian terpenting rotary evaporator yang
digunakan sebagai penampung air untuk dilakukannya proses pemanasan pada labu
alas bulat. Bentuknya terkadang bulat, terkadang juga persegi, sesuai dengan desain
main unit. Biasanya memiliki maksimal suhu 95℃.
3. Labu Pelampung
Labu penampung atau receiver flask merupakan wadah yang digunakan
untuk menampung uap pelarut yang menguap karena suhu atau proses pemanasan
di water bath. Proses pemasangan labu pelampung ini biasanya menggunakan
penjepit, sehingga mudah untuk dilepas pasang.
4. Kondensor
Kondensor adalah bagian rotary evaporator yang terbuat dari material gelas
atau kaca. Beberapa jenis memiliki bentuk spiral atau melingkar. Kondensor akan
terhubung ke pompa vakum untuk menurunkan suhu uap sehinnga bisa terjadi
proses kondensasi dan terpampung di labu pelampung.
5. Main Unit
Main unit merupakan bagian utama dari rotary evaporator. Terdapat frame
penyangga terhubung, panel operasional, dan tuas yang digunakan untuk mengatur
ketinggian labu alas bulat. Panel operasional pada main unit bisa untuk mengatur
suhu chamber maupun tekanan pompa vakum.
26

3.2 Pembahasan
Preparasi merupakan teknik laboratorium yang sangat penting dan harus
dikuasai oleh setiap kimiawi. Tanpa pengetahuan dan keterampilan yang memadahi
dalam teknik preparasi, maka akan sangat sulit untuk menjalankan
eksperimen/percobaan kimia secara baik dan benar.

Begitupun dengan inventarisasi alat dan bahan yang ada di laboratorium


sangatlah penting. Karena inventarisasi merupakan suatu kegiatan usaha untuk
menjalankan rekaman tentang keadaan semua fasilitas dan barang-barang yang
dimiliki instansi. Laboratorium Kimia FMIPA UNEJ yang di dalamnya terdapat
alat-alat dan bahan-bahan kimia, sudah tentu memerlukan adanya inventarisasi.
Dengan kegiatan inventarisasi yang memadai akan memudahkan pengelolaan,
penggunaan, pendataan asset, dan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapkan
anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
Penyelenggaraan inventarisasi terhadap alat dan bahan yang dimiliki Laboratorium
Kimia FMIPA memiliki tujuan antara lain:

1. Mempermudah untuk mengetahui dimana suatu peralatan dan bahan akan


ditempatkan.
2. Mengurangi biaya operasional.
3. Mencegah pemakaian bahan yang berlebihan.
4. Mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola yang satu ke yang
lainnya.
5. Mempermudah pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan
oleh kecerobohan.
6. Mempermudah pemasukan/penyimpanan dan pemakaian/peminjaman.
7. Meningkatkan kualitas kerja.

Bekerja di laboratorium mempunyai risiko yang bahaya bagi pekerja yang


bekerja di dalamnya. Oleh karena itu, sangatlah penting juga bagi seorang kimiawi
mengetahui tentang keamanan dan keselamatan kerja. Setiap pekerja haruslah
mengetahui sumber-sumber bahaya, simbol-simbol tanda bahaya, dan teknik
penggunaan peralatan keselamatan kerja. Keamanan dan keselamatan kerja
27

merupakan suatu upaya guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian


dan partisipasi efektif untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama.
Laboratorium yang baik harus mempunyai peralatan keselamatan kerja dan harus
disesuaikan dengan kebutuhan dalam laboratorium masing-masing.
28

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan (PKL) di Universitas Jember
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam jurusan Kimia yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa preparasi alat dan bahan bertujuan untuk
mempermudah praktikan pada saat akan melakukan praktikum dan
memperkenalkan praktikan terhadap alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum. Begitupun juga dengan inventarisasi alat dan bahan di laboratorium
kimia yang bertujuan untuk mendata jumlah alat dan bahan yang ada di
laboratorium. Dalam menerapkan Keamanan dan Keselamatan Kerja dalam
laboratorium kita diharuskan menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) seperti
jas laboratorium, masker, sarung tangan, dan lain lain untuk mengurangi risiko
kecelakaan kerja yang mungkin timbul.

Selain itu, kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga menjadi tempat
dimana siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruhan mengasah keterampilan mereka
khususnya dalam hal praktik dimana mereka dapat belajar lebih luas mengenai
dunia kerja serta melatih siswa-siswi menjadi generasi muda yang bertanggung
jawab dan professional.

4.2 Saran
1. Bagi sekolah
a. Pemberian bekal kepada siswa prakerin hendaklah dilakukan lebih lama dan
lebih efektif supaya siswa siap mental dan memiliki wawasan dan
pengetahuan lebih luas dan bermutu.
b. Pelaksanaan monitoring sebaiknya dilakukan lebih banyak agar terlihat
komunikasi yang lebih baik antara siswa dan guru pembimbing sekolah.
2. Bagi Instansi
a. Diharapkan agar kerjasama antara sekolah dengan instansi lebih
ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada siswa/siswi SMK
untuk Praktik Kerja Lapangan.
29

b. Menerapkan tata tertib dan K3 pekerja dan mahasiswa dalam melakukan


praktikum di laboratorium.
c. Diperlukannya perubahan dan peralatan yang digunakan di dalam
laboratorium karena banyak peralatan yang rusak.
d. Memberikan motivasi kepada siswa agar tetap semangat melakukan PKL
dan menyelesaikan ketuntasan tugas-tugas di dunia kerja maupun setelah
kembali ke sekolah.
30

DAFTAR PUSTAKA

Fathonah, Umi. 2019. Laporan Inventarisasi Alat Lab. Diakses pada 23 September
2023 dari https://id.scribd.com/document/422753305/Laporan-
Inventarisasi-Alat-Lab

FMIPA UNEJ. Sejarah Singkat-FMIPA UNEJ. Diakses pada 12 Agustus 2023 dari
https://fmipa.unej.ac.id/tentang-fmipa/sejarang-singkat/

FMIPA UNEJ. Tentang FMIPA. Diakses pada 12 Agustus 2023 dari


https://fmipa.unej.ac.id/tentang-fmipa/

Kimia Dasar, Tim. 2020. Modul Praktikum Kimia Dasar. Jember: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Kimia Organik, Koordinator. 2023. Modul Praktikum Kimia Organik 2. Jember:


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Ruthmianingsih, Vivi. 2016. Sejarah Universitas Jember. Diakses pada 12 Agustus


2023 dari https://id.scribd.com/doc/304601480/SEJARAH-UNIVERSITAS-
JEMBER

Saka.co.id. 2023. Rotary Evaporator: Pengertian, Fungsi, dan Bagian-Bagiannya.


Diakses pada 20 Oktober 2023 dari https://www.saka.co.id/news-
detail/mengenal-rotary-evaporator

Universitas Jember. 2017. Profil UNEJ. Diakses pada 12 Agustus 2023 dari
https://unej.ac.id/profil-unej/
31

LAMPIRAN

Lampiran 1

Percobaan 1
Perubahan Materi dan Pemisahan Campuran
Tujuan Percobaan:

• Mendemontrasikan pemisahan suatu campuran.


• Menguji beberapa teknik pemisahan berdasarkan sifat fisik masing-masing
komponen.
• Memisahkan campuran homogen dengan teknik distilasi.

Alat dan Bahan:

Nama alat Nama bahan


1. Timbangan 1. Naphthlene
2. Beaker gelas 100 ml 2. Pb(NO3)2 0,5 M
3. Batang pengaduk 3. Garam dapur (NaCl)
4. Cawan porselen 4. Vaselin
5. Kawat kasa 5. Pasir
6. Kaki tiga 6. Serbuk kapur (CaO)
7. Bunsen 7. Kertas saring
8. Spatula 8. Aquades
9. Tabung reaksi
10. Gelas ukur 50 ml
11. Corong
12. Set alat distilasi
13. Labu alas bulat 250 ml
14. Erlenmeyer
15. Termometer
16. Botol semprot
32

Prosedur kerja:

a. Pemisahan campuran
• Timbang sebuah beaker 100 ml. Ke dalam beaker masukkan sebanyak
masing-masing 0,5 gram pasir, garam dapur, dan naphthalene serta aduk
sampai tercampur sempurna. Timbang berat total sampel dan beaker.
• Siapkan satu cawan porselen yang telah diketahui beratnya untuk menutup
beaker yang berisi campuran. Tempatkan beaker dan dish di atas jaring
kawat dan kaki tiga. Tambahkan beberapa pecahan es di atas cawan
porselen. Hati-hati jangan sampai ada tetesan air di bawah dish atau di
dalam beaker.
• Panaskan beaker dengan bunsen sampai terbentuk uap di dalam beaker dan
padatan mulai menempel di bawah cawan porselen. Setelah 10 menit,
pindahkan bunsen dan kumpulkan padatan di bawah cawan porselen ke
dalam wadah menggunakan spatula. Aduk campuran dalam beaker dengan
batang pengaduk. Tutup beaker dengan cawan porselen, kemudian panaskan
beaker kembali sampai tidak terbentuk padatan di bawah evaporating dish.
Timbang padatan hasil sublimasi yang menempel di bawah cawan porselen.
• Dinginkan beaker pada suhu ruang. Timbang beaker yang berisi padatan
tersisa. Hitunglah berat hasil sublimasi ditambah dengan berat padatan
tersisa. Bandingkan hasil perhitungannya dengan berat awal total campuran
dalam beaker.
• Tambahkan 25 ml aquades ke dalam sisa padatan dalam beaker. Lakukan
pengadukan selama 5 menit.
• Siapkan kertas saring yang sudah diketahui beratnya untuk proses
penyaringan.
• Saringlah campuran dan tamping filtratnya dengan beaker lain. Bilas
padatan pada kertas saring dengan 10 ml aquades.
• Kertas saring yang berisi padatan dikeringkan dalam oven suhu 105℃
selama 10 menit, lalu ditentukan berapa berat padatan hasil penyaringan.
• Cairan (filtrat) yang tersisa digunakan sebagai sampel percobaan distilasi.
33

b. Distilasi
• Pasang set alat distilasi sesuai dengan instruksi dari instruktur. Ingat setiap
sambungan alat gelas diolesi Vaseline.
• Gunakan labu alas bulat 100 ml untuk labu distilasi dan labu penampung.
Isi labu distilasi dengan sisa filtrat percobaan sebelumnya (pemisahan
kimia). Masukkan dua butir batu didih. Pasangkan kedua labu tersebut pada
set alat distilasi, dan mulailah memanaskan menggunakan bunsen.
• Catat temperatur saat distilat yang tertampung volumenya sekitar 1 ml.
distilasi dilanjutkan hingga setengah volume air pada labu distilasi pindah
ke labu penampung distilat. Matikan bunsen dan dinginkan erlenmeyer.
• Masukkan masing-masing sebanyak 2 ml cairan sisa pada labu distilasi dan
cairan pada labu distilat pada erlenmeyer, pada dua tabung reaksi terpisah.
Teteskan sebanyak tiga tetes larutan Pb(NO3)2 0,01 N pada masing-masing
tabung reaksi. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
c. Sentrifugasi versus dekantasi
• Masukkan dua-tiga sendok bubuk kapur ke dalam beaker gelas. tambahkan
30 ml air, aduk sampai rata.
• Ambil 10 ml larutan ke dalam tabung reaksi. Pisahkan sentrat dan endapan
dengan diputar dengan pemusingan selama 2 menit dan ambil fitrat dengan
pipet tetes.
• Ambil kembali 10 ml campuran air dengan kapur (aduk kembali jika kapur
telah mengendap), saring menggunakan kertas saring ambil filtratnya.
Bandingkan sentrat dari proses sentrifugasi dan filtrat dari proses
penyaringan.
d. Rekristalisasi
• Ambil 1 gram garam dapur kotor, larutkan dalam beaker gelas dengan air
secukupnya.
• Saring dan tamping filtratnya, kemudian uapkan dalam cawan porselen di
atas nyala bunsen sampai air habis menguap.
34

Lampiran 2

Percobaan 2

Hukum Perbandingan Tetap

Tujuan Percobaan:

• Menyiapkan senyawa tembaga (II) oksida dari logam tembaga.


• Mempelajari hukum perbandingan tetap.

Alat dan Bahan:

Nama alat Nama bahan


1. Timbangan 1. Logam Cu
2. Beaker gelas 150 ml 2. NaOH 2 M
3. Pipet mohr 10 ml 3. Na2CO3 kristal
4. Gelas ukur 50 ml 4. HNO3 pekat
5. Corong 5. Kertas saring
6. Bunsen 6. Aquades
7. Kawat kasa
8. Kaki tiga
9. Cawan porselen
10. Ball pipet
11. Botol semprot

Prosedur kerja:

1. Timbang dua sampel dari sekitar 0,01 gram tembaga dan 1,1 gram (lembaran
atau kawat). Catatlah massa sesungguhnya dengan teliti.
2. Masukkan setiap sampel tembaga ke dalam beaker gelas 150 ml, tambahkan 9
ml HNO3 pekat ke dalam masing-masing beaker gelas dan biarkan sampai
semua tembaga bereaksi, catat perubahan yang terjadi.
35

3. Setelah semua tembaga bereaksi, biarkan campuran dingin kemudian


tambahkan 40 ml air.
4. Ke dalam sampel yang satu, tambahkan 50 ml NaOH 2 M, panaskan campuran
beberapa saat dan amati perubahan yang terjadi. Dinginkan dan saringlah
endapannya, keringkan dan panaskan cawan (sekitar 30 menit), dinginkan dan
tentukan massanya.
5. Ke dalam sampel yang lain tambahkan 7 gram Na2CO3, panaskan campuran
beberapa saat dan amati perubahan yang terjadi. Dinginkan dan saringlah
endapannya, keringkan dan panaskan dengan cawan dan amati perubahan yang
terjadi, dinginkan dan tentukan massanya.
6. Catatlah massa tembaga (II) oksida yang terbentuk.
36

Lampiran 3

Percobaan 3

Ikatatan Kimia

Tujuan Percobaan:

• Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam dua senyawa yang
berbeda.
• Mengamati perubahan ikatan kimia unsur klor dari ikatan kovalen menjadi
ikatan ion.

Alat dan Bahan:

Nama alat Nama bahan


1. Tabung reaksi 1. NaCl
2. Pipet tetes 2. CHCl3
3. Plate tetes 3. Pb(NO3)2 1%
4. Spatula 4. Serbuk CaO
5. Pipet mohr 1 ml 5. MgCl2
6. Kaca arloji 6. HNO3 pekat
7. Bunsen 7. Benzene
8. Kaki tiga 8. Asam oksalat
9. Kawat kasa 9. Etanol
10. Cawan porselen 10. Asam benzoate
11. Penjepit kayu 11. Petroleum eter
12. Ball pipet 12. NaOH 2 M
13. Botol semprot 13. Aseton
14. Rak tabung reaksi 14. Gula tebu
15. Batang pengaduk 15. Aquades
16. Beaker gelas 100 ml
17. Multimeter
37

Prosedur kerja:

a. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam dua senyawa


yang berbeda.
• Ambil 2 buah tabung reaksi (beri tanda I dan II).
• Tabung reaksi 1 diisi dengan 1 ml aquades dan 5 tetes larutan NaCl.
• Tabung reaksi 2 diisi dengan 5 tetes CHCl3.
• Masing-masing ditambah dengan satu tetes Pb(NO3)2.
• Amati perubahan yang terjadi.
b. Mengamati perbedaan kelarutan dan konduktivitas senyawa ionic dan
kovalen.
• Bersihkan plate tetes dengan sabun dan air lalu keringkan.
• Tempatkan satu ujung spatula asam benzoate pada kolom pertama sebanyak
3 baris.
• Ulangi Langkah kedua untuk sampel MgCl2 pada kolom kedua dan 5 tetes
petroleum eter pada kolom ketiga.
• Untuk barisan pertama, tambahkan ke masing-masing sampel sebanyak 5
tetes aquades. Aduk dengan tusuk gigi dan amati kelarutan relative dari
masing-masing sampel. Catat hasil pengamatan yang dilakukan.
• Untuk baris kedua, tambahkan ke masing-masing sampel 5 tetes etanol.
Aduk dengan tusuk gigi dan amati kelarutan relative dari masing-masing
sampel. Catat hasil pengamatan yang dilakukan.
• Untuk baris ketiga, tambahkan ke masing-masing sampel 5 tetes campuran
etanol dan aquades, aduk dengan tusuk gigi. Uji semua larutan dengan tester
konduktivitas (volt-meter). Catat pengamatan anda.
c. Perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion.
• Ambil tabung reaksi yang kering dan bersih.
• Masukkan satu sendok (spatel) CaO.
• Panaskan mula-mula dengan api yang kecil kemudian dengan api yang
membentuk inti berwarna biru di tengah (jangan lupa menggoyang-goyang
38

tabung reaksi pada waktu pemanasan). Lakukan pemanasan selama 15


menit.
• Pindahkan tabung menjauhi api, kemudian teteskan (dalam keadaan tegak)
dua tetes CHCl3.
• Panaskan lagi, tabung reaksi dan teteskan satu tetes CHCl3, panaskan lagi.
• Dinginkan, setelah dingin tambahkan 1 ml HNO3 pekat.
• Panaskan tabung reaksi hingga endapan larut dan gas-gas yang terbentuk
hilang.
• Dinginkan, setelah dingin tambahkan tiga tetes Pb(NO3)2 1%. Amati yang
terjadi.
• Bandingkan dengan mereaksikan antara CHCl3 dan tiga tetes Pb(NO3)2 1%,
serta reaksi antara CaO yang dilarutkan dalam 1 ml HNO3 pekat sampai
larut sempurna dan hasilnya ditambah dengan tiga tetes Pb(NO3)2 1%.
d. Reaksi pembakaran senyawa organik.
• Sediakan cawan porselin, teteskan dua tetes benzene.
• Bakarlah dengan korek api.
• Perhatikan, apakah terjadi perubahan.
• Ulangi pekerjaan diatas berturut-turut dengan, etanol, aseton dan klorofom.
e. Reaksi pemanasan senyawa organik
• Siapkan cawan porselin.
• Isilah cawan tersebut dengan sedikit kristal asam oksalat.
• Letakkan di atas bunsen dan panaskan (lakukan dilemari asam)
• Catat perubahan yang terjadi (bau, pembentukan kristal dan sebagainya)
• Ulangi percobaan 1-4 dengan mengganti asam oksalat dengan gula tebu.
• Perhatikan: Setelah pemanasan dengan gula segera bersihkan gula yang di
cawan porselin selagi masih panas karena jika dingin akan lengket.
39

Lampiran 4

Percobaan 4

Termokimia dan Hukum Hess

Tujuan Percobaan:

• Menentukan kalor jenis kalorimeter sederhana.


• Mempelajari penjumlahan perubahan entalpi reaksi yang berlangsung
bertahap.

Alat dan Bahan:

Nama alat Nama bahan


1. Timbangan 1. NaOH (pellet)
2. Kalorimeter sederhana 2. HCl 0,5 M
3. Termometer 3. NaOH 0,5 M
4. Beaker gelas 200 ml 4. Aquades
5. Gelas ukur 100 ml
6. Kaca arloji

Prosedur kerja:

a. Menentukan kalor jenis kalorimeter


• Isilah kalorimeter dengan 50 ml aquades, diamkan selama 5 detik dan catat
suhunya, t1 dengan tepat.
• Panaskan 50 ml aquades dalam gelas kimia 200 ml sampai suhu sekitar 65℃
dan catat suhu tepatnya, t2 dan segera tuangkan ke dalam kalorimeter, aduk
dengan baik dan catat suhu tertingginya, t3.
• Hitunglah kalor jenis kalorimeter.
b. Kalor pelarutan NaOH
• Isilah kalorimeter dengan 100 ml aquades, diamkan beberapa saat dan catat
suhu dengan tepat, t1.
40

• Timbanglah dengan cepat sekitar 2 gram NaOH padat dan catat berat
tepatnya (tutuplah botol tempat NaOH secepat mungkin).
• Masukkan NaOH ke dalam kalorimeter, aduklah dengan cepat sehingga
semua NaOH larut, perhatikan perubahan suhunya dan catat suhu
tertingginya.
c. Kalor reaksi antara larutan HCl dengan larutan NaOH
• Masukkan 50 ml larutan HCl 0,5 M ke dalam kalorimeter, diamkan
beberapa saat dan catat suhunya dengan tepat.
• Ukurlah 50 ml larutan NaOH 0,5 M, pindahkan ke dalam beaker gelas,
diamkan beberapa saat, ukur dan catat suhunya dengan tepat.
• Tuangkan 50 ml NaOH tersebut ke dalam kalorimeter, aduklah dengan
cepat, perhatikan perubahan suhunya dan catatlah suhu tertingginya.
d. Kalor reaksi antara larutan HCl dengan NaOH padat
• Masukkan 100 ml larutan HCl 0,5 M ke dalam kalorimeter, diamkan
beberapa saat dan catat suhunya dengan tepat.
• Timbanglah dengan cepat 2 gram NaOH padat dan catat berat tepatnya.
• Masukkan NaOH ke dalam kalorimeter, aduklah dengan cepat, perhatikan
perubahan suhunya dan catat suhu tertingginya.
41

Lampiran 5

Percobaan 5

Reaksi Hidrolisis Minyak Gondopuro

Tujuan Percobaan:

• Mempelajari mekanisme reaksi hidrolisis.


• Mempelajari teknik sintetis asam salisilat.

Alat dan Bahan:

Nama alat Nama bahan


1. Timbangan 1. Minyak Gondopuro
2. Labu leher tiga 250 ml 2. NaOH 6%
3. Refluks 3. Larutan H2SO4 2%
4. Beaker gelas 100 ml 4. Kertas Lakmus
5. Gelas ukur 5 ml 5. Aquades
6. Gelas ukur 25 ml
7. Batang pengaduk
8. Pipet tetes
9. Stopper
10. Pemanas
11. Corong buchner
12. Statif & Klem

Prosedur Kerja:

1. Timbang 1 gram minyak gondopuro ke dalam labu alas bulat dan tambahkan
satu batu didih.
2. Tambahkan 15 ml larutan NaOH 6%, batu didih satu butir.
3. Kemudian dilakukan refluks selama 15 menit (tes kebasaan menggunakan
kertas lakmus) dan didekanter ke dalam beaker gelas 100 ml.
4. Pindah larutan hasil refluks ke dalam beaker gelas.
42

5. Tambahkan larutan H2SO4 2% tetes demi tetes sambil diaduk ke dalam beaker
gelas sampai terbentuk endapan putih (tes dengan lakmus pH netral).
6. Pindahkan pada corong buchner, proses penyaringan (dengan pompa hisap).
7. Kemudian padatan dipindahkan ke dalam air panas sampai larutannya jernih
(proses rekristalisasi). Kemudian di dinginkan dengan ice bath (gumpalan es
batu) sampai terbentuk endapan putih kembali kemudian keringkan selama 24
jam.
8. Karakterisasi dengan FTIR sebelum dan sesudah proses.
43

Lampiran 6

Percobaan 6

Sintesis Benzalnilida

Tujuan Percobaan:

• Mempelajari mekanisme reaksi benzoilasi.

Alat dan Bahan:

Nama alat Nama Bahan


1. Gelas ukur 5 ml 1. Anilin
2. Gelas ukur 25 ml 2. NaOH 10%
3. Gelas ukur 50 ml 3. Benzoil chloride
4. Erlenmeyer 4. Kertas saring
5. Corong buchner 5. Etanol
6. Pipet mohr 10 ml 6. Aquades
7. Beaker gelas 100 ml

Prosedur kerja:

1. Ukur anilin 5 ml, 50 ml NaOH 10%, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer sambil


digoyang-digoyang kemudian ditambahkan 7 ml benzoil chloride dan
direaksikan selama 30 menit lalu ditambah air sebanyak 25 ml setelah itu
dilakukan penggoyangan sampai homogen.
2. Saring dengan pompa hisap.
3. Kemudian padatan dipindahkan ke dalam etanol panas sampai larutannya jernih
(proses rekristalisasi). Kemudian di dinginkan dengan ice bath (gumpalan es
batu) sampai terbentuk endapan putih Kembali dan di keringkan selama kurang
lebih 24 jam.
4. Karakterisasi dengan FTIR sebelum dan sesudah proses.
44

Lampiran 7

Percobaan 7

Sintesis (Bromo-Asetanilida)

Tujuan Percobaan:

• Pembuatan p-bromo asetanilida (reaksi brominasi).

Alat dan Bahan:

Nama alat Nama bahan


1. Erlenmeyer 125 ml 1. Asetanilida
2. Batang pengaduk 2. Br2
3. Pipet mohr 10 ml 3. Asam asetat glasial
4. Ball pipet 4. Methanol
5. Botol semprot
6. Kaca arloji
7. Beaker gelas 100 ml
8. Corong
9. Gelas ukur 5 ml

Prosedur kerja:

1. Masukkan 3 gram asetanilida ke dalam 44rlenmeyer. Tambahkan 10 ml asam


asetat glasial. Aduk hingga asetanilida larut.
2. Tambahkan 10 ml larutan Br2 dalam asam asetat ke dalam campuran asam asetat
dan asetanilida.
3. Campurkan semua bahan tersebut sambil diaduk, lalu biarkan campuran selama
15 menit.
4. Pindahkan campuran ke dalam beaker gelas yang berisi air sambil diaduk.
5. Kumpulkan kristal putih dengan penyaringan kertas saring, keringkan dan
timbang serta hitung persen rendemennya.
45

Gambar 1. Preparasi Alat saat Praktikum

Gambar 1. Preparasi Alat saat Praktikum

Gambar 2. Preparasi Bahan saat Praktikum

Gambar 2. Preparasi Bahan saat Praktikum

Gambar 3. Mahasiswa Praktikum

Gambar 3. Mahasiswa Praktikum


46

Gambar 4. Melayani Bon Alat Kimia Organik

Gambar 4. Melayani Bon Alat Kimia Organik

Gambar 5. Analisa Sampel dengan Alat Rotary Evaporator

Gambar 5. Analisa Sampel dengan Alat Rotary Evaporator

Gambar 6. Alat Rotary Evaporator

Gambar 6. Alat Rotary Evaporator


47

Gambar 7. Alat Spektrofotometri UV-Vis

Gambar 7. Alat Spektrofotometri UV-Vis

Gambar 8. Jas Lab

Gambar 8. Jas Lab


48

Gambar 9. Sarung Tangan

Gambar 10. Sarung Tangan

Gambar 10. Tanda Peringatan Keselamatan dan Bahaya

Gambar 10. Tanda Peringatan Keselamatan dan Bahaya


49

Cara Perhitungan

1. Cara membuat NaOH 10% sebanyak 500 ml

Rumus membuat larutan NaOH 6%:

massa zat terlarut


%NaOH = x 100%
volume larutan

massa zat terlarut


6% = x 100%
500 ml

500 ml
Massa zat terlarut =6x
100

= 30 gr

Jadi NaOH yang dibutuhkan sebanyak 30 gram.

Langkah kerja:

1. Timbang NaOH sebanyak 30 gram kemudian masukkan ke dalam beaker


gelas.
2. Larutkan dengan aquades.
3. Masukkan ke dalam labu ukur 500 ml dan tambahkan aquades hingga tanda
batas miniskus.
4. Homogenkan larutan.

2. Cara membuat NaOH 10% sebanyak 1000 ml

Rumus membuat larutan NaOH 10%:

massa zat terlarut


%NaOH = x 100%
volume larutan
massa zat terlarut
10% = x 100%
1000 ml

1000 ml
Massa zat terlarut = 10 x
100

= 100 gr
50

Jadi NaOH yang dibutuhkan sebanyak 100 gram.

Langkah kerja:

1. Timbang NaOH sebanyak 100 gram kemudian masukkan ke dalam beaker


gelas.
2. Larutkan dengan aquades.
3. Masukkan ke dalam labu ukur 1000 ml dan tambahkan aquades hingga
tanda batas miniskus.
4. Homogenkan larutan.

3. Cara membuat NaOH 20% sebanyak 250 ml

Rumus membuat larutan NaOH 20%:

massa zat terlarut


%NaOH = x 100%
volume larutan
massa zat terlarut
20% = x 100%
250 ml

250 ml
Massa zat terlarut = 20 x
100

= 50 gr

Jadi NaOH yang dibutuhkan sebanyak 50 gram.

Langkah kerja:

1. Timbang NaOH sebanyak 50 gram kemudian masukkan ke dalam beaker


gelas.
2. Larutkan dengan aquades.
3. Masukkan ke dalam labu ukur 250 ml dan tambahkan aquades hingga tanda
batas miniskus.
4. Homogenkan larutan.
51

4. Cara membuat NaOH 2 M

gr 1000
M= x
Mr ml

gr 1000
2= x
40 9000

25
2 = gr x
9000

1
2 = gr x
360

gr = 2 x 360

gr = 720 gr

Jadi NaOH yang dibutuhkan untuk membuat 9 L NaOH 2M adalah 720 gram.

Langkah kerja:

1. Timbang NaOH sebanyak 80 gram kemudian masukkan ke dalam beaker


gelas.
2. Larutkan dengan aquades.
3. Masukkan ke dalam labu ukur 1000 ml dan tambahkan aquades hingga
tanda batas miniskus.
4. Homogenkan larutan.

5. Cara membuat H2SO4 2% dalam 500 ml

Rumus membuat larutan H2SO4 2%:

massa zat terlarut


% H2SO4 = x 100%
volume larutan
massa zat terlarut
2% = x 100%
500 ml

500 ml
Massa zat terlarut = 2 x
100

= 10 ml
52

Jadi H2SO4 yang dibutuhkan adalah 10 ml.

Langkah kerja:

1. Dipipet 10 ml H2SO4 menggunakan pipet mohr 10 ml


2. Kemudian masukkan ke dalam labu ukur 500 ml.
3. Tambahkan aquadest hingga tanda batas miniskus.
4. Lalu gojog hingga homogen.

6. Cara membuat Pb(NO3)2 1 % dalam 500 ml

Rumus membuat Pb(NO3)2 1 %:

massa zat terlarut


% Pb(NO3)2 = x 100%
volume larutan

massa zat terlarut


1% = x 100%
500 ml

500 ml
Massa zat terlarut =1x 100

= 5 gram

Jadi Pb(NO3)2 yang dibutuhkan adalah 5 gram.

Langkah kerja:

1. Ditimbang 5 gram Pb(NO3)2 masukkan ke dalam beaker gelas.


2. Tambah aquades untuk melarutkan.
3. Setelah larut pindah ke dalam labu ukur 500 ml.
4. Tambahkan aquades hingga tanda miniskus.
5. Gojog hingga homogen.

7. Cara membuat HCl 0,5 M

% x ρ x 10
M =
Mr

32 % x 1,19 x 10
=
36,5
53

= 10,43

M1V1 = M2V2

10,43 x V1 = 0,5 x 24.000 ml

0,5 x 24.000 ml
V1 =
10,43

= 1.150,52 ml

Jadi volume HCl yang dibutuhkan untuk membuat 24 L HCl adalah 1.150,52
ml.

M1V1 = M2V2

10,43 x V1 = 0,5 x 1000 ml

0,5 x 1.000 ml
V1 =
10,43

= 48 ml

Jadi volume yang dibutuhkan untuk 1 L adalah 48 ml.

Langkah kerja:

1. Pipet 48 ml HCl pekat secara bertahap menggunakan pipet mohr 10 ml.


2. Masukkan ke dalam labu ukur 1 L.
3. Tambahkan aquades hingga tanda batas miniskus.
4. Gojog hingga homogen.
54

Tabel 1. Data Inventarisasi Alat di Laboratorium Kimia Dasar

Tanggal pengecekan 24 Agustus 2023

No Nama Alat Merek Spesifikasi Jumlah


1. Beaker Gelas Pyrex 50 ml 40
Pyrex 100 ml 28
Pyrex 150 ml 13
Pyrex 200 ml 55
Pyrex 250 ml 11
Pyrex 300 ml 1
Pyrex 400 ml 5
Pyrex 1000 ml 5
Pyrex 2000 ml 2
2. Erlenmeyer Pyrex 100 ml 37
Pyrex 125 ml 14
Pyrex 200 ml 1
Pyrex 250 ml 19
Pyrex 300 ml 10
Pyrex 500 ml 1
Pyrex 1000 ml 5
3. Gelas Ukur Pyrex 5 ml 30
Pyrex 10 ml 10
Pyrex 25 ml 24
Pyrex 50 ml 20
Pyrex 100 ml 12
Pyrex 1000 ml 1
4. Labu Ukur Pyrex 5 ml 3
Pyrex 10 ml 1
Pyrex 20 ml 4
Pyrex 25 ml 49
Pyrex 50 ml 4
Pyrex 100 ml 12
Pyrex 250 ml 1
Pyrex 500 ml 7
Pyrex 1000 ml 3
5. Pipet Volume Pyrex 0,1 ml 1
Pyrex 1 ml 1
Pyrex 5 ml 5
55

Pyrex 10 ml 11
6. Pipet Mohr Pyrex 5 ml 11
Pyrex 10 ml 13
7. Tabung Reaksi Pyrex 106
8. Buret Schott Duran 25 ml 6
Schott Duran 50 ml 7
9. Botol Reagen − 125 ml 30
− 250 ml 18
− 500 ml 8
10. Corong − − 34
11. Kondensor Schott Duran − 12
12. Pipa U − − 10
13. Pipet Tetes − Pendek 315
− Panjang 36
14. Kaca Arloji − Kecil 21
− Besar 3
15. Plate Tetes − 6 Hole 2
− 12 Hole 10
16. Cawan Porselin − − 30
17. Alu − − 14
18. Mortal − − 11
19. Batang Pengaduk − − 23
20. Bunsen − − 8
21. Kawat Kasa − − 22
22. Kaki Tiga − − 10
23. Multimeter − − 7
24. Spatula − − 1
25. Karet Pipet − − 350
26. Termometer − − 21
27. Bulp − − 11
28. Penjepit Kayu − − 13
29. Botol Semprot − − 16
Tabel 1. Data Inventarisasi Alat di Laboratorium Kimia Dasar
56

Tabel 2. Data Inventarisasi Alat di Laboratorium Kimia Organik

No Nama Alat Merek Spesifikasi Jumlah


1. Beaker Gelas Pyrex 100 ml 59
Schott Duran 150 ml 74
Pyrex 200 ml 14
Pyrex 250 ml 29
Pyrex 400 ml 28
Pyrex 500 ml 2
Pyrex 600 ml 6
Pyrex 1000 ml 5
Pyrex 2000 ml 1
2. Labu Ukur Pyrex 5 ml 17
Pyrex 10 ml 9
Pyrex 25 ml 9
Pyrex 50 ml 73
Pyrex 100 ml 43
Pyrex 250 ml 20
Pyrex 500 ml 3
Pyrex 1000 ml 7
3. Pipet Volume Pyrex 1 ml 36
Pyrex 2 ml 17
Pyrex 3 ml 15
Pyrex 5 ml 25
Pyrex 10 ml 22
Pyrex 15 ml 17
Pyrex 20 ml 12
Pyrex 50 ml 4
Pyrex 100 ml 8
4. Pipet Mohr Pyrex 0,1 ml 8
Pyrex 1 ml 19
Pyrex 2 ml 6
Pyrex 5 ml 28
Pyrex 10 ml 13
Pyrex 25 ml 1
5. Pipet Tetes − Pendek 90
− Panjang 100
6. Erlenmeyer Pyrex 50 ml 28
Pyrex 100 ml 72
57

Pyrex 125 ml 12
Pyrex 150 ml 1
Pyrex 250 ml 55
Pyrex 500 ml 34
Pyrex 1000 ml 2
Pyrex 2000 ml 2
7. Labu Leher Tiga Pyrex 250 ml 8
Pyrex 500 ml 3
Pyrex 1000 ml 2
Pyrex 2000 ml 3
8. Labu Alas Bulat Pyrex 100 ml 12
Pyrex 250 ml 14
Pyrex 500 ml 13
9. Labu Kjeldal Pyrex 100 ml 26
Pyrex 200 ml 4
Pyrex 250 ml 4
Pyrex 300 ml 4
10. Gelas Ukur Pyrex 5 ml 49
Pyrex 10 ml 9
Pyrex 25 ml 13
Pyrex 50 ml 14
Pyrex 100 ml 35
Pyrex 1000 ml 2
11. Tabung Reaksi Pyrex − 606
Duran − 235
12. Termometer − − 29
13. Bunsen − − 9
14. Kondensor − − 9
15. Kaca Arloji − − 23
16. Bulp − − 9
17. Batang Pengaduk − − 52
18. Penjepit Kayu − − 15
19. Botol Semprot − − 26
20. Cawan Porselin − − 19
Tabel 2. Data Inventarisasi Alat di Laboratorium Kimia Organik
58

Tabel 3. Data Inventarisasi Bahan di Kimia Dasar & Kimia


Organik

− Bahan Padatan
Tangal pengecekan 9 Agustus 2023

No Nama Bahan Rumus Kimia Merek Jumlah


1. 1,10 Phenanthrolin C12H8N2.H2O Riedel-de 5 gr
Haen
2. 1,10 Phenanthroline C12H9CIN2.H2O Merck 7 gr
Chloride Monohydrate
3. 1,10 Phenanthroline C12H8N2.H2O Merck 10 gr
Monohydrate
4. 1-Naphthol GR C10H8O Merck 2,3 kg
5. 1-Naphthylamin z.A C10H9N Merck 229 gr
6. 2,6-Dichlorophenol- C12H6C12NnaO2.2H2 Merck 20 gr
Indophenol Sodium Salt O
Dihydrate
7. 2-Naphthol C10H8O Wako Pure 500 gr
8. 3,5 Dihydroxytoluol C7H8O2.H2O Merck 23 gr
Monohydrate
9. 3,5 Dinitrosalicylic Acid C7H4N2O7 Merck 50 gr
98%
10. 4 Amino-2,3-dimethyl-1- CuH13N3O Merck 10 gr
phenyl-3-pyrazolin-5-on
11. 4 Aminophenol C6H7NO Merck 100 gr
12. 4-(Dimethylamino) C9H11NO Merck 30 gr
Benzoldehid
13. 8-hydroxyquinoline C9H7NO Merck 40 gr
14. Acetanilida C8H9NO Sigma 500 gr
Aldirch
15. Acrylamide C3H5NO Merck 1,3 kg
16. Acrylamide C3H5NO Sigma 500 gr
Aldirch
17. Agarose C12H20O10(C12H18O9) Merck 15 gr
18. Alizarine C14H8O4 Riedel-de 50 gr
Haen
19. Alizaringelb GG C13H8N3NaO5 Riedel-de 3 gr
Haen
20. Alizaringelb GG C13H8N3NaO5 Merck 10 gr
59

21. Aluminium Band Al2O3 Merck 250 gr


22. Aluminium Chloride- AlCl3.6H2O Merck 700 gr
Hexahydrate
23. Aluminium sulfate-18- Al2(SO4)3.18H2O Merck 300 gr
hydrate
24. Aluminiumammoniumsul NH4Al(SO4)2.12H2O Merck 500 gr
fate Dodecahydrate
25. Aluminiumkalsiumsulfat KAl(SO4)2.12H2O Merck 1 kg
e-Dedocahydrate
26. Aluminiumoxide 90 aktiv Al2O3 Merck 500 gr
neutral
27. Amidosulfanic Acid H2NSO3H Merck 200 gr
28. Ammonium Acetat CH3COONH4 Merck 1,5 kg
29. Ammonium Aluminium NH4Al(SO4)2.12H2O Riedel-de 500 gr
Sulfate-12-hydrate Haen
30. Ammonium Carbonate (NH4)2CO3 Merck 1.650
gr
31. Ammonium Cerium (IV) H8N8CeO18 Merck 100 gr
nitrate
32. Ammonium Chloride NH4Cl Merck 2 kg
33. Ammonium (NH4)6MO7O24.4H2O Merck 1,3 kg
Heptamolybdate
Tetrahydrate
34. Ammonium Iron (II) (NH4)2Fe(SO4)2.6H2 Merck 800 gr
Sulfat Hexahydrate O
35. Ammonium Iron (III) NH4Fe(SO4)2.12H2O Merck 600 gr
Sulfat Dodecahydrate
36. Ammonium Nitrate NH4NO3 Merck 150 gr
37. Ammonium (NH4)2S2O8 Merck 1,1 kg
Peroxodisulfate
38. Ammonium Sulfate (NH4)2SO4 Merck 75 gr
39. Ammonium Thiocyanate NH4SCN Merck 422 gr
40. Aniline Blue C38H31N3 Riedel-de 20 gr
Haen
41. Antimon (III) Chloride SbCl3 Merck 250 gr
42. Arsen (III) Oxid As2O3 Riedel-de 270 gr
Haen
43. Ascorbic Acid C6H8O6 Merck 172 gr
44. Azobenzene C12H10N2 Merck 25 gr
45. Barbituric Acid C4H4N2O3 Merck 15 gr
46. Barium Carbonat BaCO3 Merck 1,2 kg
60

47. Barium Chloride BaCl2.2H2O Merck 725 gr


Dihydrate
48. Barium Hydroxide Ba(OH)2.8H2O Merck 940 gr
Octahydrate
49. Benzoic Acid C7H6O2 Supelco 526 gr
50. Benzoil Peroxide C14H10O4 Merck 1 kg
51. Blei (II) Chromat PbCrO4 Merck 150 gr
52. Blei (II) Oxid PbO Merck 200 gr
53. Blei groub gepulvert Pb Merck 180 gr
54. Blei Nitrate Pb(NO3)2 Merck 821 gr
55. Bleiacetat-3-hydrate C4H6O4Pb.3H2O Riedel-de 2 gr
Haen
56. Boric Acid H3BO3 Riedel-de 1,4 kg
Haen
57. Brilliant blue C37H34N6Na2O9S3 Riedel-de 70 gr
Haen
58. Bromocresol Green C21H14Br4O5S Riedel-de 10 gr
Haen
59. Bromophenol Blue C19H10Br4O5S Riedel-de 80 gr
Haen
60. Bromothymol Blue C27H28Br2O5S Riedel-de 45 gr
Haen
61. Brucin C23H26N2O4 Riedel-de 28 gr
Haen
62. Cadmium Granular Cd Merck 250 gr
63. Cadmium Sulfate CdSO4.H2O Merck 40 gr
Hydrate
64. Caffeine C8H10N4O4 Merck 980 gr
65. Calcium Acetat C4H6CaO4.H2O Merck 1 kg
66. Calcium Acetat Hydrate (CH3COO)2Ca.H2O Merck 500 gr
67. Calcium Carbonate CaCo3 Riedel-de 130 gr
Haen
68. Calcium Chloride CaCl2.2H2O Mallinckro 2 kg
Dihydrate at Ar (ACS)
69. Calcium Sulfat Dihydrate CaSO4.2H2O Merck 780 gr
70. Casein C81H125N22O39P Merck 5 gr
71. Casein Hydrolysate C21H41N5O11 Sigma 90 gr
Aldirch
72. Cellulose (C6H10O5)n Merck 400 gr
73. Cerium (IV) Sulfate Ce(SO4)2.4H2O Merck 135 gr
Tetrahydrate
61

74. Chlorphenolrot C19H12C12SO5 Merck 5 gr


75. Cholesterol Crist.pure C27H46O Merck 25 gr
76. Chrom (VI) Oxid CrO3 Merck 2 kg
77. Chromium (III) Nitrate Cr(NO3)3.9H2O Merck 400 gr
Nonahydrate
78. Chromotropic Acid C10H6Na2O8S2 Merck 20 gr
79. Cinnamic Acid C9H8O2 Merck 240 gr
80. Citric Acid Hydrate C6H8O7.H2O Merck 492 gr
81. Citric Acid Monohydrate C6H8O7.2H2O Merck 2,6 kg
82. Cobalt (II) Chloride CoCl2.6H2O Merck 100 gr
Hexahydrate
83. Cobalt Chloride C12CoH12O6 Merck 10 gr
Hexahydrate
84. Congo Red C32H22N6Na2O6S Fluka 20 gr
85. Copper Cu Merck 640 gr
86. Copper(II) Sulfate CuSO4.5H2O Merck 1,5 kg
Pentahydrate
87. Copper(II) Sulfate CuSO4 Merck 200 gr
anhydrous
88. Cresol Red C21H18O5S Merck 10 gr
89. Cupric sulfate,5 hydrate, CuSO4.5H2O Jt. Baker 1,1 kg
fine crystal
90. D(-) Arabinose C5H10O5 Merck 8 gr
91. D(-) Fructose C6H12O6 Merck 10 gr
92. D(+) Glucose C6H12O6 Merck 150 gr
93. D(+) Glucose C6H12O6.H2O Merck 1,3 kg
Monohydrat
94. D(+) Maltose C6H12O11.H2O Merck 175 gr
Monohydrat
95. D(+) Xylose C5H10O5 Merck 410 gr
96. Dextrose C6H12O6 Difco 150 gr
97. Dimethylglyoxime C4H8N2O2 Merck 818 gr
98. Diphenylamine C12H11N Merck 200 gr
99. Di-Potassium Hydrogen K2HPO4.3H2O Merck 780 gr
Phospat Trihydrat
100. Di-potassium Oxalat K2C2O4.H2O Merck 70 gr
Monohydrat
101. Di-Sodium Hydrogen Na2HPO4.2H2O Merck 2 kg
Phosphat-Dihydrat
102. Di-Sodium Hydrogen- Na2HasO4.7H2O Merck 290 gr
Arsenat Heptahydrat
103. Di-Sodium Oxalat C2Na2O4 Merck 1 kg
62

104. Di-Sodium Tatrat C4H4NaO6.2H2O Merck 290 gr


Dihydrat
105. Di-Sodium Tetraborat Na2B4O7.10H2O Merck 950 gr
Decahydrat
106. Dithizone z.a C13H12N4S Merck 3 gr
107. DL-Alanin C3H7NO2 Merck 10 gr
108. DL-Alpha Alanine C3H7NO2 MP. 100 gr
Biomedical
109. DL-Tryptophan C11H12N2O2 Merck 15 gr
110. Dodecyl Sulfate Sodium C12H25NaO4S Merck 800 gr
111. Eisen (III)-Chloride FeCl3 Merck 500 gr
Wasserfrei
112. Eisen Chloride FeCl3.6H2O Merck 190 gr
Hexahydrate
113. Eriochrome Black T C20H12N3NaO7S Merck 800 gr
114. Ethidium Bromide C21H20BrN3 Merck 6 gr
115. Ethylenediammonium C2H10Cl2N2 Merck 230 gr
Dichloride
116. Fe Fe Merck 386 gr
117. Gelatin C102H151N31O39 Sigma 650 gr
aldirch
118. Gelatin Powder C102H151N31O39 Merck 590 gr
119. Glycin C2H5NO2 Merck 195 gr
120. Gummi Arabisch Fein − Merck 900 gr
Gepulvert
121. Hydroxylammonium ClH4NO Merck 15 gr
Chloride
122. Idranal C10H16N2O8 Riedel-de 690 gr
Haen
123. Iodine I2 Merck 210 gr
124. Ionenaustauscher − Merck 600 gr
Amberlite
125. Ionenaustauscher I − Merck 130 gr
126. Ionenaustauscher III − Merck 510 gr
127. Iron Fe Merck 690 gr
128. Iron (II) Sulfate FeSO4.7H2O Merck 430 gr
Heptahydrate
129. Iron (III) Chloride FeCl3.6H2O Merck 1,4 kg
Hexahydrate
130. Iron (III) Nitrat-9- Fe(NO3)3.9H2O Riedel-de 350 gr
Hydrate Haen
131. Kalium Hidroksida KOH Merck 4 kg
63

132. Kalium Hydrogen K2HPO4.3H2O Merck 589 gr


Phosphate
133. Kalium Tiosianat KSCN Merck 196 gr
134. Kupfer Cu Merck 51 gr
135. Kupfer (II) Acetate C4H6CuO4.H2O Riedel-de 500 gr
monohydrate Haen
136. Kupfer (II) -chloride-2- CuCl2.2H2O Riedel-de 400 gr
hydrat Haen
137. Kupfer (II)-oxid CuO Merck 150 gr
gepulvert
138. Kupfer Acetate (CH3COO)2Cu.H2O Merck 148 gr
Monohydrate
139. Kupfer Sulfate CuSO4.5H2O Merck 819 gr
Pentahydrate
140. L-(-)-Tyrosin C9H11NO3 TCL 190 gr
141. L(+) -Ascorbic Acid C6H8O6 Riedel-de 105 gr
Haen
142. L(+) Tartaric Acid C4H6O6 Merck 650 gr
143. L(+)-Arabinose C5H10O5 Merck 30 gr
144. Lactose Monohydrat C12H22O11.H2O BDH 2,1 kg
145. Lead (II) Acetate (CH3CO6)2Pb.3H2O Merck 1,4 kg
Trihydrate
146. L-Glutamic Acid C5H8NnaO4.H2O Fluka 200 gr
Monosodium Salt
Monohydrat
147. L-Histidine C6H9N3O2 Merck 20 gr
148. L-Phenylalanine C9H11NO2 Merck 25 gr
149. Magnesium – Titriplex- C10H12K2MgN2O8.2H Merck 800 gr
Dihydrat 2O
150. Magnesium Chloride MgCl2.6H2O Supelco 1 kg
Hexahydrate
151. Magnesium Gepulvert Mg Merck 450 gr
152. Magnesium Nitrate Mg(NO3)2.6H2O Merck 450 gr
Hexahydrat
153. Magnesium Oxid MgO Merck 750 gr
154. Magnesium pa Mg Medika 30 gr
155. Magnesium Sulfate- MgSO4.7H2O Merck 2,3 kg
Heptahydrat
156. Maltose Monohydrat C12H22O11.H2O Merck 450 gr
Cryst
157. Mangan (II) Sulfate MnSO4.H2O Merck 3,3 kg
Monohydrate
64

158. Mangan(IV) Oxide MnO2 Riedel-de 3 kg


Haen
159. Mercury (I)-Chloride Hg2Cl2 Merck 150 gr
160. Mercury (I)-Nitrate Hg2(NO3)2 Merck 0
161. Mercury (I)-Nitrate Hg2(NO3)2.2H2O Merck 25 gr
Dihydrate
162. Mercury (II) Chloride HgCl2 Riedel-de 480 gr
Haen
163. Mercury (II) Oxide HgO Riedel-de 210 gr
Haen
164. Mercury (II) Sulfate HgSO4 Merck 195 gr
165. Mercury (II)-Acetate C4H6HgO4 Riedel-de 70 gr
Haen
166. Mercury (II)-Iodid Rot HgI2 Merck 470 gr
167. Mercury(II) Nitrate Hg2(NO3)2.H2O Merck 40 gr
Monohydrate
168. Metaphosphoric acid (HPO3)n Merck 130 gr
169. Methenamine C6H12N4 Merck 480 gr
170. Methyl Blue C37H27N3Na2O9S3 Merck 15 gr
171. Methyl Orange C14H14N3NaO3S Merck 270 gr
172. Methyl Red C15H15N3O2 Merck 225 gr
173. Methyl Thymol Blue C37H40N2Na4O13S Merck 6 gr
Sodium Salt
174. methyl violet C24H28N3Cl Merck 50 gr
175. Molecular Sieve − Merck 200 gr
176. Molybdatophosphoric H5Mo12O41P Merck 70 gr
Acid Hydrat
177. N-(1-Naptithyl) Ethylen C12H18C12N2 Merck 20 gr
Diammonium Dichloride
178. N,N- Methylen-bis- (H2=CHCONH)2CH2 Sigma 450 gr
(acrylesaureamid) 99% aldirch
electrophorese
179. Naphthalene C10H8 Merck 25 gr
180. N-cetyl-N,N,N-Trimethyl (C16H33)N(CH3)3Br Merck 100 gr
Ammonium Bromide
65

181. Nickel (II)-chlorid NiCl2.6H2O Merck 300 gr


Hexahydrat
182. Nickel(II) sulfate NiSO4.8H2O Merck 40 gr
183. Nickel(II)-sulfate NiSO4.6H2O Merck 1,3 gr
Hexahydrat
184. Ninhydrin C9H6O4 Merck 55 gr
185. Oxalic Acid dihydrat C2H2O4.2H2O Merck 987 gr
186. Pancreatin − Merck 220 gr
187. Phenol C6H5OH Merck 800 gr
188. Phenol red C19H14O5S BDH 20 gr
189. Phenolphthalein C20H14O4 Merck 607 gr
190. Phoroglucinol C6H6O4 Merck 190 gr
191. Di-Potasium Phthalate C8H6O4 Merck 480 gr
192. Phtalic Acid C8H6O4 Merck 100 gr
193. Polyethylenglycol HO(C2H4O)NH Merck 1,4 kg
.10.000
194. Polyethylenglycol .1000 HO(C2H4O)NH Merck 900 gr
195. Potassium Antimony (III) K(SbO)C4H4O6.0,5H Merck 100 gr
Oxide Tartrate 2O
Hemihydrate
196. Potassium Bromid Kbr Merck 500 gr
197. Potassium Chlorat KClO3 Merck 500 gr
198. Potassium Chloride KCl Merck 2,4 kg
199. Potassium Chromat K2CrO4 Merck 1.3 kg
200. Potassium Cyanid KCN Merck 280 gr
201. Potassium Dichromat K2Cr2O7 Merck 1 kg
202. Potassium Di-Hydrogen KH2PO4 Merck 25 gr
Phosphat
203. Potassium Hexacyano K4(Fe(CN)6).3H2O Merck 1,7 kg
Ferrat (II) -3-Hydrat
204. Potassium Hexacyano K3(Fe(CN)6) Merck 820 gr
Ferrat(III)
66

205. Potassium Hydrogen C8H5KO4 Merck 1,2 kg


Phthalat
206. Potassium Hydrogen KHSO4 Merck 450 gr
Sulfat
207. Potassium Hydroxid KOH Merck 3,3 kg
208. Potassium Iodid KI Merck 650 gr
209. Potasiium Iodat KIO3 Riedel-de 4 gr
Haen
210. Potassium Metaperjodat KIO4 Merck 450 gr
211. Potassium Nitrat KNO3 Merck 1,4 kg
212. Potassium Oxalat-1- C2K2O4.H2O Riedel-de 600 gr
Hydrat Haen
213. Potassium Perchlorat KClO4 Merck 250 gr
214. Potassium Permanganat KMnO4 Merck 300 gr
215. Potassium Peroxodisulfat K2O8S2 Merck 2 kg
216. Potassium Sodium Tartrat C4H4KnaO6 Merck 2,3 kg
Tetahydrat
217. Potassium Sulfat K2SO4 Merck 771 gr
218. Potassium Thiocyanat KSCN Merck 250 gr
219. Pyridoxine C8H11NO3 Sigma 3 gr
Aldirch
220. Recorchinol C6H6O2 Merck 200 gr
221. Rhodamine C28H31CIN2O3 Sigma 80 gr
Aldirch
222. Riboflavin C17H20N4O6 Sigma 50 gr
Aldirch
223. Safranine O − BDH 20 gr
224. Salicylic Acid HOC6H4COOH Merck 1,3 kg
225. Silika Gel O2Si Merck 2,3 kg
226. Silver Nitrat AgNO3 Merck 263 gr
227. Silver Sulfat Ag2SO4 Merck 15 gr
228. Sodium Acetat Trihydrate CH3COONa.3H2O Merck 3 kg
229. Sodium Acetate CH3COONa Merck 910 gr
67

230. Sodium Arsenat Dibasic HAsNa2O4.7H2O Merck 90 gr


Heptahydrat
231. Sodium Azide NaN2 Merck 50 gr
232. Sodium Borohydride BH4Ba Merck 100 gr
233. Sodium Carbonate Na2CO3 Merck 3,3 kg
234. Sodium Chloride NaCl Merck 5,6 kg
235. Sodium Chloroacetat C2H2ClNaO2 Merck 480 gr
236. Sodium Dihydrogen NaH2PO4.2H2O Merck 2 kg
Phosphat Dihydrat
237. Sodium Dihydrogen NaH2PO4.H2O Merck 2 kg
Phosphat Monohydrat
238. Sodium Disulfit Na2S2O5 Merck 900 gr
239. Sodium Hidroxide NaOH Merck 3 kg
240. Sodium Hydrogen NaHCO3 Merck 5 kg
Carbonat
241. Sodium Hydrogen Na2HPO4.12H2O Riedel-de 850 gr
Phosphat Haen
242. Sodium Iodid NaI Merck 60 gr
243. Sodium Metaperiodat NaIO4 Merck 15 gr
244. Sodium Nitrat NaNO3 Merck 2 kg
245. Sodium Nitrit NaNO2 Merck 900 gr
246. Sodium Nitropussid Na2[Fe(CN)5NO].2H2 Merck 50 gr
Dihydrat O
247. Sodium Oleate − Riedel-de 700 gr
Haen
248. Sodium Oxalat C2Na2O4 Riedel-de 1 kg
Haen
249. Sodium Sulfat Na2SO4 Merck 2 kg
250. Sodium Sulfit Na2SO3 Merck 950 gr
251. Sodium Tetraborat Na2B4O7.10H2O Riedel-de 1 kg
Decahydrat Haen
252. Sodium Thiosulfate Na2S2O3.5H2O Jt. Baker 3 kg
Pentahydrate
253. Sodium Wolframat Na2WO4.2H2O Merck 1 gr
Dihydrat
254. Sorbic Acid C6H8O2 Merck 4 kg
255. Succinic Acid C4H6O4 Merck 10 gr
68

256. Sukrosa C12H22O11 Merck 200 gr


257. Sulfanilic acid C6H7NO3S Merck 10 gr
258. Sulfur S Merck 2 kg
259. Thioacetamid CH3CSNH2 Merck 50 gr
260. Thymol Blue C27H30O5S Merck 50 gr
261. Trichloroacetic Acid C2HCl3O2 Merck 350 gr
262. Tri-kalium phosphat- K3PO4.7H2O Merck 470 gr
heptahydrat
263. Urea CO(NH2)2 Merck 150 gr
264. Zinc Zn Merck 1 kg
265. Zinc Acetat Dihydrat (CH3COO)2Zn.2H2O Merck 160 gr
266. Zinc Nitrate Tetrahydrate Zn(Na3)2 Merck 2 kg
267. Zinc Sulfat Heptahydrat ZnSO4.7H2O Merck 1 kg
268. Zinc (II) Chloride ZnCl2.2H2O Merck 80 gr
Dihydrat
Tabel 3. Data Inventarisasi Bahan Padat
69

Tabel 4. Data Inventarisasi Bahan di Kimia Dasar & Kimia


Organik

− Bahan Cair
Tangal pengecekan 14 Agustus 2023

No Nama Bahan Rumus Kimia Merek Jumlah


1. 1,4 Dioxan z.A., Merck 2,5 L
2. 1-Butanol C4H10O Merck 7L
3. 1-propanol C3H8O Merck 9,5 L
4. 2-bromo-2 C4H9Br Sigma 70 ml
methylpropane Aldirch
5. 2-Butanol C4H10O Merck 6,5 L
6. 2-Chloro-2- − Fluka 800 ml
Methylpropanetert-
butylchlorid
7. 2-Hexanol 99% C6H14O Sigma 25 ml
Aldirch
8. 2-Mercapto-Ethanol C2H6O5 Merck 450 ml
9. 2-Methyl-2-Butanol C5H12O Merck 400 ml
10. 2-Methyl-2-propanthionil (CH3)3CSH Merck 500 ml
11. 3-Mercapto-Propionic C3H6O2S Sigma 200 ml
Acid Aldirch
12. Acetic Acid CH3COOH Merck 3L
13. Acetic Acid (Glacial) CH3COOH Merck 2,5 L
99,8%
14. Acetic Acid (Glacial) CH3COOH Merck 1L
100%
15. Acetic Anhydride C4H6O3 Sigma 500 ml
Aldirch
16. Acetonitrile C2H3N Merck 12 L
17. Acetophenone C8H8O Merck 600 L
18. Acetylacetone C5H8O2 Merck 300 L
70

19. Acrylic Acid C3H4O2 Merck 1L


20. Ammonia NH3 Merck 400 ml
21. Ammonia Solution 25% NH4OH Merck 5L
22. Ammonium Hydroxide NH4OH Merck 4L
23. Ammonium Sulfide (NH)HS Merck 1L
Solution
24. Aniline C6H5NH2 Merck 1L
25. Asam Sulfat H2SO4 Merck 1L
26. Benzaldehyde C7H6O Sigma 1L
Aldirch
27. Benzene C6H6 Merck 4,5 L
28. Benzoyl Chloride C7H5ClO Merck 1L
29. Bortrifluorid-metanol- − Merck 400 ml
kompleks
30. Bromine Br Merck 1L
31. Buffer Solution pH 4 − Merck 4,5 L
32. Buffer Solution pH 7 − Merck 3,5 L
33. Buffer Solution pH 9 − Merck 4L
34. Buffer Solution pH 10 − Merck 950 ml
35. Butyraldehyde C4H8O Sigma 1L
Aldirch
36. Chlorobenzene C6H5Cl Merck 4,5 L
37. Chloroform CHCL3 Merck 10 L
38. Cyclohexanol C6H12O Merck 13 L
39. Dichloromethane CH2Cl2 Merck 3L
40. Diethanolamine C4H11NO2 Sigma 1L
Aldirch
41. Dimethyl Ketone 2- C3H6O Merck 3L
Propanone
42. Dimethyl Sulfate C2H6O4S Merck 500 ml
43. Dimethyle Sulfoxide C2H6OS Merck 200 ml
44. Dyethil Ether (C2H5)2O Merck 3L
71

45. Ethanol C2H6O Merck 3,5 L


46. Ethyl Acetat C4H8O2 Merck 250 ml
47. Ethylen Glikol C2H6O2 Merck 4L
48. Ethylendiamin C2H8N2 Merck 1L
49. Formaldehide solution 37% CH2O Merck
50. Glycerol 99% C3H8O3 Merck 600 ml
51. Hyclrofluoric Acid 40% − Merck 300 ml
52. Hydrochloric Acid − Merck 3,5 L
Fuming
53. Hydrogen Peroxide 30% H2O2 Merck 3L
54. Hydrogen Peroxide 35% H2O2 Merck 700 ml
55. Isoamyl Alcohol C5H12O Merck 1L
56. Iso-Butanol C4H10O Riedel-de 1L
Haen
57. Mercapto-Ethanol C2H6O5 Merck 70 ml
58. Metanol CH3OH Merck 16,5 L
59. N,N,N',N'-Tetramethyl- C6H16N2 Merck 70 ml
Ethylendiamin
60. Natronlauge NaOH Merck 950 ml
61. N-Heptana C7H16 Merck 3L
62. N-Hexane C6H14 Merck 3,5 L
63. Nitric Acid 65% HNO3 Merck 10 L
64. Octhylpenoxypoly- − Sigma 1L
ethoxyethanol Aldirch
65. Orthoposporic Acid 85% H3PO4 Merck 4,5 L
66. Paraffin − Merck 800 ml
67. PEG 400 − Merck 1L
68. Pentana C5H12 Merck 700 ml
69. Perchloric Acid 60% HclO4 Merck 2.5 L
70. Petroleum C16H14 Merck 1,5 L
71. Petroleum Ether C6H14 Jt. Baker 700 ml
72. Phenylhydrazine C6H8N2 Merck 150 ml
72

73. Polyethylene Glycol − Merck 1L


74. Propanol C3H8O Merck 6L
75. Propionic Acid C3H6O2 Merck 1,5 L
76. Pyridine C5H5N Merck 750 ml
77. Sodium Standard Merck 200 ml

Solution
78. Sulfuric Acid 95-97% H2SO4 Merck 10 L
79. Tert-Butanol C4H10O Merck 500 ml
80. Toluena C6H5CH3 Merck 11 L
81. Xylol C8H10 Merck 1L
Tabel 4. Data Inventarisasi Bahan Cair
73

Jurnal Kegiatan PKL

No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan


1. Selasa, 1 Agustus 2023 - Perkenalan
- Menyiapkan ruangan
- Memeriksa persediaan bahan untuk
praktikum
2. Rabu, 2 Agustus 2023 - Mendata bahan kimia di laboratorium
3. Kamis, 3 Agustus 2023 - Mendata dan memeriksa kesediaan
bahan di laboratorium
4. Jum’at, 4 Agustus 2023 - Mendata dan memeriksa kesediaan
bahan di laboratorium
5. Sabtu, 5 Agustus 2023 - Libur
6. Minggu, 6 Agustus 2023 - Libur
7. Senin, 7 Agustus 2023 - Mengikuti apel pagi di fakultas MIPA
- Inventarisasi bahan di laboratorium
kimia dasar
8. Selasa, 8 Agustus 2023 - Analisa sampel menggunakan alat FTIR
- Preparasi praktikum
- Inventarisasi bahan di laboratorium
kimia dasar
9. Rabu, 9 Agustus 2023 - Inventarisasi bahan di laboratorium
kimia dasar
- Analisa sampel menggunakan rotary
evaporator
10. Kamis, 10 Agustus 2023 - Analisa sampel menggunakan rotary
evaporator
- Pengenalan macam-macam alat di
laboratorium
- Preparasi praktikum
11. Jum’at, 11 Agustus 2023 - Preparasi praktikum
74

- Membuat larutan NaOH 2 M dan 0,5 M


12. Sabtu, 12 Agustus 2023 - Libur
13. Minggu, 13 Agustus 2023 - Libur
14. Senin, 14 Agustus 2023 - Preparasi praktikum
- Membuat larutan Pb(NO3)2 1% dan NaCl
1%
- Membuat larutan BaCl2 0,5 M & 2 M
- Membuat larutan Na2SO4 0,5 M & 2 M
- Melakukan uji percobaan perbandingan
jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam
reaksi
15. Selasa, 15 Agustus 2023 - Preparasi praktikum
- Membuat HCl 0,5 M
16. Rabu, 16 Agustus 2023 - Preparasi praktikum
- Membuat larutan BaCl2 0,5 M
- Membuat larutan Na2SO4 0,5 M
17. Kamis, 17 Agustus 2023 - Libur HUT RI ke 78
18. Jum’at, 18 Agustus 2023 - Analisa sampel menggunakan alat FTIR
- Mendata bahan yang akan digunakan
dalam praktikum
19. Sabtu, 19 Agustus 2023 - Libur
20. Minggu, 20 Agustus 2023 - Libur
21. Senin, 21 Agustus 2023 - Mengikuti apel pagi di Fakultas
- Melakukan distilasi
- Membuat PE (Petroleum Ether)
22. Selasa, 22 Agustus 2023 - Preparasi alat untuk praktikum
23. Rabu, 23 Agustus 2023 - Membuat larutan NaOH 6%, 10% dan
20%
- Membuat larutan H2SO4 2%
- Analisa sampel menggunakan alat FTIR
75

24. Kamis, 24 Agustus 2023 - Inventarisasi alat


- Analisa sampel menggunakan alat FTIR
25. Jum’at, 25 Agustus 2023 - Inventarisasi alat
- Membuat sabun
26. Sabtu, 26 Agustus 2023 - Libur
27. Minggu, 27 Agustus 2023 - libur
28. Senin, 28 Agustus 2023 - Mengikuti apel pagi di Fakultas
- Preparasi praktikum
- Melayani mahasiswa TA
29. Selasa, 29 Agustus 2023 - Melayani mahasiswa TA bon bahan
- Melayani & membantu mahasiswa TA
- Membersihkan laboratorium
30. Rabu, 30 Agustus 2023 - Preparasi alat untuk praktikum
31. Kamis, 31 Agustus 2023 - Melayani mahasiswa dalam peminjaman
alat
32. Jum’at, 1 September 2023 - Preparasi praktikum
- Cek alat untuk praktikum
33. Sabtu, 2 September 2023 - Libur
34. Minggu, 3 September 2023 - Libur
35. Senin, 4 September 2023 - Preparasi alat untuk praktikum di
laboratorium kimia dasar
- Melayani mahasiswa TA dalam
pengambilan bahan
36. Selasa, 5 September 2023 - Preparasi alat
- Melayani mahasiswa TA penelitian
- Melayani mahasiswa TA dalam
pengambilan bahan
37. Rabu, 6 September 2023 - Mengikuti asisten lab uji pendahuluan
percobaan reaksi hidrolisis minyak
76

gondopuro di laboratorium kimia


organik
38. Kamis, 7 September 2023 - Preparasi praktikum di laboratorium
kimia organik
- Melayani mahasiswa TA penelitian
39. Jum’at, 8 September 2023 - Melayani mahasiswa TA penelitian
- Mengikuti asisten lab uji pendahuluan di
laboratorium kimia dasar
40. Sabtu, 9 September 2023 - Libur
41. Minggu, 10 September 2023 - Libur
42. Senin, 11 September 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
43. Selasa, 12 September 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
44. Rabu, 13 September 2023 - Inventarisasi alat
- Membuat jadwal praktikum
- Mendampingi dan melayani mahasiswa
praktikum
45. Kamis, 14 September 2023 - Preparasi alat untuk praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
46. Jum’at, 15 September 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Melayani mahasiswa bon bahan
47. Sabtu, 16 September 2023 - Libur
48. Minggu, 17 September 2023 - Libur
49. Senin, 18 September 2023 - Mengikuti apel pagi di Fakultas
- Inventarisasi alat
77

- Mencuci alat-alat gelas di laboratorium


50. Selasa, 19 September 2023 - Uji percobaan Hidrolisis Minyak
Gondopuro
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
51. Rabu, 20 September 2023 - Preparasi praktikum di laboratorium
kimia organik
- Menggunting kertas saring
- Membuat larutan H2SO4 2%
52. Kamis, 21 September 2023 - Standby di laboratorium kimia organik
- Menjaga praktikum kimia organik
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
53. Jum’at, 22 September 2023 - Membersihkan laboratorium kimia dasar
- Preparasi praktikum laboratorium kimia
dasar
- Analisa sampel menggunakan alat FTIR
54. Sabtu, 23 September 2023 - Libur
55. Minggu, 24 September 2023 - Libur
56. Senin, 25 September 2023 - Mengikuti apel pagi di Fakultas
- Membersihkan alat di laboratorium
kimia dasar dan organik
- Analisa sampel menggunakan rotary
evaporator
57. Selasa, 26 September 2023 - Preparasi praktikum laboratorium kimia
organik
- Menata alat-alat gelas
58. Rabu, 27 September 2023 - Preparasi praktikum
- Mengikuti uji pendahuluan asisten lab
- Melayani mahasiswa TA
59. Kamis, 28 September 2023 - Libur
60. Jum’at, 29 September 2023 - Mengikuti uji pendahuluan asisten lab
78

- Membersihkan laboratorium kimia dasar


61. Sabtu, 30 September 2023 - Libur
62. Minggu, 1 Oktober 2023 - Libur
63. Senin, 2 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Menghaluskan CaO dan Naphthalene
64. Selasa, 3 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
65. Rabu, 4 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
66. Kamis, 5 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
67. Jum`at, 6 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
68. Sabtu, 7 Oktober 2023 - Libur
69. Minggu, 8 Oktober 2023 - Libur
70. Senin, 9 Oktober 2023 - Preparasi praktikum di laboratorium
kimia dasar
- Menyiapkan bahan untuk praktikum
kimia organik
- Analisa sampel menggunakan rotary
evaporator
71. Selasa, 10 Oktober 2023 - Membersihkan laboratorium
- Mencuci alat-alat gelas
79

72. Rabu, 11 Oktober 2023 - Menyiapkan bahan praktikum


laboratorium kimia dasar
- Mengikuti uji pendahuluan di
laboratorium kimia dasar dan kimia
organik
73. Kamis, 12 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia organik
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
74. Jum`at, 13 Oktober 2023 - Mengikuti uji pendahuluan asisten lab
- Preparasi alat
- Analisa sampel menggunakan alat FTIR
75. Sabtu, 14 Oktober 2023 - Libur
76. Minggu, 15 Oktober 2023 - Libur
77. Senin, 16 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
78. Selasa, 17 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
79. Rabu, 18 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Menyiapkan alat dan bahan untuk
praktikum di laboratorium kimia organik
80. Kamis, 19 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
81. Jum`at, 20 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
80

82. Sabtu, 21 Oktober 2023 - Libur


83. Minggu, 22 Oktober 2023 - Libur
84. Senin, 23 Oktober 2023 - Apel pagi di Fakultas
- Preparasi alat praktikum di laboratorium
kimia dasar
- Menyiapkan bahan praktikum di
laboratorium kimia dasar
- Mencuci tabung reaksi
85. Selasa, 24 Oktober 2023 - Preparasi alat praktikum di laboratorium
kimia organik
- Mencuci alat
- Menyiapkan bahan praktikum
- Membersihkan laboratorium kimia
organik
86. Rabu, 25 Oktober 2023 - Mengikuti uji pendahuluan di
laboratorium kimia dasar
- Membersihkan instrumen dan
laboratorium kimia organik
87. Kamis, 26 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia organik
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
88. Jum`at, 27 Oktober 2023 - Mengikuti harmoni pagi di FKIP
- Mencicil laporan akhir
89. Sabtu, 28 Oktober 2023 - Libur
90. Minggu, 29 Oktober 2023 - Libur
91. Senin, 30 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Mencicil laporan akhir
81

92. Selasa, 31 Oktober 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar


- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Preparasi alat praktikum di laboratorium
kimia organik
93. Rabu, 1 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Membantu penelitian
94. Kamis, 2 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Mempelajari menggunakan
spektrofotometer UV-Vis
95. Jum`at, 3 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Mendampingi mahasiswa praktikum
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Mencicil laporan akhir
96. Sabtu, 4 November 2023 - Libur
97. Minggu, 5 November 2023 - Libur
98. Senin, 6 November 2023 - Preparasi alat untuk praktikum di
laboratorium kimia dasar
- Menyiapkan bahan untuk praktikum
- Mencicil laporan PKL
99. Selasa, 7 November 2023 - Mencicil laporan PKL
100. Rabu, 8 November 2023 - Preparasi alat dan bahan untuk
praktikum di laboratorium kimia organik
- Mengikuti uji pendaahuluan di
laboratorium kimia dasar
82

- Membersihkan laboratorium kimia


organik
101. Kamis, 9 November 2023 - Standby di laboratorium kimia organik
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
102. Jum`at, 10 November 2023 - Mengikuti uji pendahuluan asisten lab di
laboratorium kimia dasar
- Membersihkan laboratorium kimia
organik
- Membersihkan alat gelas setelah
praktikum di laboratorium kimia organik
103. Sabtu, 11 November 2023 - Libur
104. Minggu, 12 November 2023 - Libur
105. Senin, 13 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Melayani bon alat mahasiswa praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
106. Selasa, 14 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Melayani bon alat mahasiswa praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
107. Rabu, 15 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Melayani bon alat mahasiswa praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
108. Kamis, 16 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Melayani bon alat mahasiswa praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
109. Jum’at, 17 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Melayani bon alat mahasiswa praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
110. Sabtu, 18 November 2023 - Libur
111. Minggu, 19 November 2023 - Libur
83

112. Senin, 20 November 2023 - Preparasi alat untuk praktikum di


laboratorium kimia dasar
- Preparasi bahan untuk praktikum
113. Selasa, 21 November 2023 - Destilasi Tape
114. Rabu, 22 November 2023 - Destilasi Tape
115. Kamis, 23 November 2023 - Destilasi Tape
- Standby di laboratorium kimia organik
- Melayani mahasiswa bon alat praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
116. Jum’at, 24 November 2023 - Destilasi Tape
- Mengikuti uji pendahuluan asisten
praktikum di laboratorium kimia dasar
117. Sabtu, 25 November 2023 - Libur
118. Minggu, 26 November 2023 - Libur
119. Senin, 27 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Melayani bon alat mahasiswa praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
120. Selasa, 28 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Melayani bon alat mahasiswa praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
121. Rabu, 29 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Melayani bon alat mahasiswa praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
122. Kamis, 30 November 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Melayani bon alat mahasiswa praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
123. Jum’at, 1 Desember 2023 - Standby di laboratorium kimia dasar
- Melayani bon alat mahasiswa praktikum
- Mendampingi mahasiswa praktikum
124. Sabtu, 2 Desember 2023 - Libur
84

125. Minggu, 3 Desember 2023 - Libur


126. Senin, 4 Desember 2023 -
127. Selasa, 5 Desember 2023 -
128. Rabu, 6 Desember 2023 -
129. Kamis, 7 Desember 2023 -
130. Jum’at, 8 Desember 2023 -
131. Sabtu, 9 Desember 2023 - Libur
132. Minggu, 10 Desember 2023 - Libur

Anda mungkin juga menyukai