DINAS KESEHATAN
UPT BLUD PUSKESMAS LEPAK
Jln. TGH Abdul Moehid Al-Lepaki Desa Lepak Kec. Sakra Timur Kode Pos : 83674
E-Mail : puskesmaslepak@gmail.com
PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PUSKESMAS LEPAK
TAHUN 2023
A. Pendahuluan
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Puskesmas, dan keselamatan dan
keamanan lingkungan Puskesmas dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan.
Sarana (bangunan), prasarana, peralatan Puskesmas, dan keselamatan lingkungan dikelola dalam
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan dan dikaji dengan memperhatikan manajemen risiko.
Puskesmas yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan, memantapkan, dan mempertahankan jangkauan dan pemerataan serta mutu
pelayanan kesehatan dasar melalui Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
menuju peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya Puskesmas sebagai penggerak
masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat.
Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Puskesmas merumuskan salah satu
misinya yaitu mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan menjamin keselamatan pasien dan menjadi
pusat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas dan beretika.
MFK di Puskesmas melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang
merupakan bagian dari komponen keselamatan dan keamanan lingkungan fisik yang berupaya untuk
mengelola semua resiko-resiko yang mungkin terjadi di dalam pelayanannya dan mempertahankan
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi peraturan perundangan yang terkait dengan
bangunan, prasarana, peralatan Puskesmas dan menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien,
pengunjung, petugas, dan masyarakat.
B. Latar Belakang
Selama ini Puskesmas telah melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan ,
terutama pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan, pemeriksaan kesehatan karyawan, kesehatan
lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanganan bahan dan limbah B3 dan lain-lain namun belum
optimal dan pada umumnya tidak diawali dengan identifikasi risikonya.
1
Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas/peralatan sudah dilaksanakan, belum didasarkan kepada
pelaksanaan dan analisis resiko. Pemeriksaan fasilitas, uji fungsi dan identifikasi resiko belum
dilaksanakan secara optimal. Sehubungan hal-hal seperti di atas dirasakan perlu untuk menyusun
program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dengan melaksanakan program MFK yang lebih
komprehensif, mengutamakan identifikasi resiko untuk keselamatan dan safety dari fasilitas yang
dimiliki Puskesmas sesuai standar-standar yang ditetapkan akreditasi .
Puskesmas perlu menyusun program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) untuk
menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.Program untuk
keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung dan
masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 /pmk 52 th 2018), seperti tertusuk jarum,
tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan tersengat listrik.
Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan kesehatan
kerja. Area-area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik perlu diidentifikasi dan dibuatkan peta,
dipantau untuk meminimalkan terjadinya insiden dan kekerasan fisik baik bagi pasien, petugas, maupun
pengunjung yang lain . Program untuk keamanan dengan menyediakan lingkungan fisik yang aman
bagi pasien, petugas, dan pengunjung Puskesmas perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya
kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan
bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas. Agar dapat berjalan dengan baik, maka program
tersebut juga didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas untuk mendukung
keamanan dan fasilitas seperti penyediaan Closed Circuit Television (CCTV), alarm, APAR, jalur
evakuasi, titik kumpul, rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda- tanda pintu darurat.
Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya dengan katagori sebagai
berikut: infeksius; patologis dan anatomi; farmasi; bahan kimia; logam berat; kontainer bertekanan;
benda tajam; genotoksik/sitotoksik; radioaktif. Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi,
jenis, dan jumlah serta limbahnya disimpan. Daftar inventarisasi ini selalu mutahir (di-update) sesuai
dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan.
Penyediaan TPS limbah B3 dan IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu dan yang lain. ( Identifikasi
bencana). Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab
untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal
maupun eksternal. Strategi dan
rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin
terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).
Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau
melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan sistem program
manajemen bencana /disaster. ( strategi komunikasi jika terjadi bencana, manajemen sumber daya,
penyediaan pelayanan dan alternatifnya, identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana).
2
Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan program
tanggap darurat agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang diselenggarakan minimal setahun
sekali. Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan
observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi. Hasil dari kegiatan debriefing
didokumentasikan.
Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap terjadinya kebakaran.
Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud kesiagaan
Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran, pasien, petugas, dan pengunjung
harus dievakuasi dan dijaga keselamatannya. Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah
penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif. Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR,
sprinkler, detektor panas, dan detektor asap, sedangkan proteksi kebakaran secara
pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber terjadinya kebakaran.
Puskesmas harus menetapkan larangan merokok di lingkungan Puskesmas baik bagi petugas, pasien,
dan pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi oleh petugas, pasien dan pengunjung, dan dilakukan
perbaikan terhadap pelaksanaannya.
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan pasien, alat kesehatan harus
tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan setiap saat diperlukan. Program yang dimaksud
meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan panduan produk tiap alat
kesehatan. Dalam Melakukan pemeriksaan alat kesehatan, petugas memeriksa antara lain: kondisi, ada
tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat. Alat esehatan dapat dilakukan recall
oleh pemerintah dan/atau produsen dan/atau distributor akibat adanya risiko keselamatan . Jika ada
alat kesehatan yang dilakukan recall, harus dilaksanakan penarikan agar tidak digunakan dan dipandu
oleh prosedur yang baku.
Prasarana atau sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya seperti
genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya. Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien,
dibutuhkan ketersediaan listrik, air dan gas medis, serta prasarana lain, seperti Genset, panel listrik,
perpipaan air, ventilasi, sistem jaringan dan teknologi informasi, sistem deteksi dini kebakaran yang
sesuai dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas. Program pengelolaan sistem utilitas perlu
disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan
Puskesmas. Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum. Sumber air dan listrik cadangan perlu
disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik. Prasarana air, listrik, dan
prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara
untuk menjaga ketersediaannya untuk mendukung kegiatan pelayanan pasien. Untuk prasarana air
perlu dilakukan pemeriksaan air bersih, termasuk pemeriksaan uji kualitas air secara periodik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam pelaksanaan
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar dapat
menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan
3
masyarakat. Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house
training/workshop/lokakarya. Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana
program pendidikan manajemen fasilitas dan keselamatan.
4
g. Memastikan bahwa Puskesmas sebagai kawasan tanpa rokok.
h. Memastikan bahwa badan independen dalam fasilitas pelayanan mematuhi program
keselamatan dan keamanan, bahan berbahaya, manajemen keadaan darurat, pengamanan
kebakaran.
4. Program Penanggulangan Bencana
a. Melaksanakan identifikasi bencana internal dan eksternal
b. Melaksanakan uji coba/pelatihan penanggulangan bencana/disaster.
5. Program Penanggulangan Kebakaran
a. Melaksanakan identifikasi pengurangan resiko kebakaran.
b. Melaksanakan pencegahan kebakaran terhadap bahan mudah terbakar.
c. Melaksanakan pelatihan penanggulangan kebakaran.
d. Melaksanakan pemeriksaan,uji fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan peralatan.
6. Program Pengelolaan B3 dan Limbah B3
a. Melaksanakan pengendalian bahan dan limbah berbahaya B3 (penanganan, penyimpanan dan
penggunaan).
b. Melaksanakan pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan dan insiden lainnya.
c. Menyiapkan alat dan prosedur perlindungan yang benar dalam penggunaan.
7. Program pemeliharaan sistem utilitas
a. Melaksanakan identifikasi terhadap resiko kegagalan listrik dan air.
b. Melaksanakan uji fungsi dari sumber alternatif dan sistem utility lainnya.
c. Melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan peralatan sistem pendukung lainnya.
8. Program pemeliharaan peralatan medis dan non medis
a. Melaksanakan identifikasi resiko dari peralatan medis dan non medis
b. Melaksanakan pemeriksaan dan uji fungsi peralatan medis dan non medis
c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis dan non medis
9. Perlindungan Kesehatan Karyawan :
a. Memeriksa kesehatan karyawan baru
b. Melakukan pemeriksaan tenaga kerja area pelayanan klinikal dan keperawatan
c. Melakukan imunisasi dan vaksinisasi
d. Menangani kesehatan akibat kerja :
1) Kecelakaan akibat benda tajam
2) Kecelakaan akibat B3
3) Kecelakaan akibat lainnya
e. Menangani kesehatan lingkungan tempat kerja
1) Mengelola lingkungan tempat kerja beresiko terhadap pencahayaan, kebisingan, kualitas
udara, dan sarana fisik penunjang kerja
2) Menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan atau mengganti sistem, bangunan
atau komponen untuk fasilitas fisik.
5
F. Cara Melaksanakan Kegiatan Dan Indikator Keberhasilan Program
No Program Cara Melaksanakan Indikator
1 Keselamatan Dan Keamanan
a. Melaksanakan identifikasi daerah yang Monitoring Gedung, fasilitas dan area beresiko
berisiko dari aspek gedung dan fasilitas teridentifikasi resikonya
b. Melaksanakan pemberian identitas kepada Semua staf, Pasien , keluarga yang
staf, pengunjung Monitoring pelaksanaan berkunjung menggunakan identitas
Rambu-rambu peringatan dan peta,
c. Melakukan pencegahan kejadian cedera Menyiapkan rambu- rambu tanda-tanda khusus B3 telah
pada pasien, keluarga, staf dan pengunjung peringatan dan peta di terpasang di area beresiko
area beresiko, tanda-tanda
khusus B3 Meminimalisir kebisingan dan tata
d. Melaksanakan pengendalian lingkungan Monitoring tata udara dan udara di area sekitar lokasi yang
selama masa pembangunan dan renovasi kebisingan. terdekat dari renovasi
Menurunkan angka kehilangan di
e. Melaksanakan pemeriksaan seluruh gedung Pemeriksaan seluruh dalam ruang Pelayanan
gedung
f. Melaksanakan proteksi kehilangan dan Monitoring kehilangan
kerusakan dari fasilitas Pemeriksaan seluruh
gedung
Tidak ditemukannya puntung rokok
g. Memastikan bahwa Puskesmas sebagai Mengadakan pelatihan, dan orang yang merokok di dalam
kawasan tanpa rokok simulasi, peragaan pada 4 area Puskesmas
aspek tersebut
6
2 Pengelolaan B3 dan Limbah (B3)
a. Melaksanakan identifikasi bahan dan limbah
berbahaya B3. Monitoring B3 Jenis, dampak dan lokasi
b. Melaksanakan pengendalian bahan dan Pemeriksaan limbah cair terindentifikasi
limbah berbahaya B3 Limbah Cair :
1. BOD : 75 ppm
2. COD : 100 ppm
3. TSS : 100 ppm
4. pH : 6,0-9,0
5. Suhu : 30o C
6. TDS : 1000 ppm
7. DHL : 1.5625 pmhos/cm
3 Manajemen Emergency
a. Melaksanakan identifikasi bencana Identifikasi bencana internal Jenis bencana internal dan eksternal
internal dan eksternal dan eksternal terindentifikasi
b. Melaksanakan uji coba/pelatihan Pelatihan bencana erupsi dan Staf Puskesmas siaga sesuai kondisi
penanggulangan bencana/disaster penanggulangan kebakaran tanggap darurat
7
4 Pengamanan Kebakaran
a. Melaksanakan identifikasi pengurangan Identifikasi pengurangan Pengaman kebakaran terindentifikasi
resiko kebakaran risiko kebakaran. resikonya
b. Melaksanakan pencegahan kebakaran - Identifikasi bahan yang Data bahan-bahan yang mudah
terhadap bahan mudah terbakar mudah terbakar terbakar
- Membuat SOP Ada SOP
penyimpanan bahan
Pemeriksaan dan
5 Peralatan Medis
a. Melaksanakan identifikasi resiko dari Identifikasi resiko peralatan Peralatan medis terindetifikasi
peralatan medis dan Non Medis medis resikonya
Melakukan Uji Fungsi ,
b. Melaksanakan pemeriksaan dan uji fungsi
peralatan medis dan non Medis Uji Kinerja Alat dan Indikator kelayakan kalibrasi sesuai
Sertifikasi alat masing-masing
c. Melaksanakan .pemeliharaan dan Melakukan
perbaikan peralatan medis dan non medis
pemeliharaan dan perbaikan Pemeliharaan terlaksana sesuai
d. Pelatihan cara penggunaan peralatan jadwal
medis dan non medis
Teori dan praktek (uji fungsi
alat medis) Seluruh staf pengguna alat medis
tahu cara menggunakan peralatan
medis
8
6 Sistem Utilitas
a. Melaksanakan Identifikasi terhadap risiko Monitoring
kegagalan listrik dan air
7 Pelatihan
Melakukan pendidikan dan pelatihan seluruh Sosialisasi Seluruh staf dan pengguna
program MFK ke seluruh staf dan pengguna pelayanan telah mengikuti pelatihan
pelayanan Puskesmas lainnya sesuai
kebutuhan
G. Sasaran
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah semua area pelayanan pasien,
area wilayah kerja staf dan lingkungan Puskesmas
Sasaran Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah :
1. Meningkatkan keterlibatan para Karyawan , Pasien dan Pengunjung Puskesmas terhadap program
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat Bencana, dan Darurat penanganan Medis
3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja < 10%.
9
seluruh tim MFK minimal setahun 1 kali
10