Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PUSKESMAS ….

A. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
bangunan, prasarana, peralatan dan menyediakan lingkungan yang aman
bagi pengguna layanan, pengunjung, petugas dan masyarakat termasuk
pasien dengan keterbatasan fisik diberikan akses untuk memperoleh
pelayanan. Untuk itu Puskesmas perlu Menyusun program Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan (MFK) dengan memperhatikan manajemen risiko

B. LATAR BELAKANG
Di dalam manajemen puskesmas, pengelolaan Gedung, fasilitas,
sarana dan peralatan, kesehatan lingkungan puskes,as penanggulangan
kebakaran penanganan limbah B3 dan lain-lain namun pelaksanaannya
belum berjalan efektif, belum memperhatikan manajemen risiko. Sehubungan
dengan hal tersebut dirasakan perlu untuk Menyusun Program MFK yang
lebih komprehensif, dengan menerapkan manajemen risiko. Program
Keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien,
petugas, pengunjung maupun masyarakat akibat dari risiko pekerjaan baik
karena Gedung, fasilitas dan peralatan yang tersedia di puskesmas.
Program keselamatan bagi petugas ini terintegrasi dengan program K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sebagaimana mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan RI No 52 Tahun 2018. Perlu dilakukan identifikasi area-
area berisiko terhadap gangguan keamanan seperti pencurian, kekerasan
fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik puskesmas.
Agar dapat terlaksana dengan baik perlu penyediaan fasilitas pendukung
keamanan dan penyediaan penganggaran yang cukup dari manajemen.
Ada banyak jenis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Puskesmas
yang harus dipahami oleh petugas dan dikelola dengan baik. Puskesmas
perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, jumlah serta bagaimana
limbahnya dikelola. Penyediaan TPS limbah B3 dan IPAL harus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Beberapa daerah di wilayah kita merupakan daerah dengan rawan
bencana, sehingga Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan tentu ikut
berperan dalam berbagai upaya mitigasi dan penanggulangan bencana
Bersama lintas sector terkait. Strategi dan rencana untuk menghadapi
bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi
berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability
Assesment). Program persiapan bencana ini juga perlu untuk disimulasikan
minimal 1 tahun sekali secara internal atau melibatkan komunitas luas,
terutama ditujukan untuk menilai kesiapan system program manajemen
bencana (disaster), bagaimana strategi komunikasi jika terjadi bencana,
manajemen sumber daya, penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan dan manajemen konflik
yang mungkin terjadi pada saat bencana.
Puskesmas juga memiliki risiko terhadap terjadinya kebakaran, namun
bagaimana mengelola risiko tersebut perlu perencanaan yang baik dimulai
dari identifikasi risiko terjadinya kebakaran, upaya pencegahan apa yang
dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kebakaran dan apa yang
dilakukan jika terjadi kebakaran. Penyediaan alat-alat proteksi kebakaran baik
aktif maupun pasif dapat diupayakan dalam pengelolaan manajemen
kebakaran.
Peralatan kesehatan di Puskesmas harus dapat mendukung
kelancaran pemberian pelayanan kepada pasien, sehingga harus tersedia,
berfungsi dengan baik dan siap digunakan setiap saat diperlukan. Perlu
manajemen atau pengelolaan terhadap peralatan medis melalui pemeliharaan
dan juga kalibrasi secara berkala sesuai dengan panduan produk setiap alat
kesehatan.
Prasarana atau system utilitas yang meliputi air, listrik, gas medik, dan
system penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan, ventilasi,
jaringan dan teknologi informasi harus dikelola untuk menjamin ketersediaan
dan keamanan dalam menunjang pelayanan di puskesmas.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan dan
keterampilan petugas dalam menerapkan manajemen fasilitas perlu juga
dilakukan Pendidikan dan pelatihan petugas agar dapat menjalankan peran
masing-masing dalam menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien,
petugas dan masyarakat. Pendidikan dapat berupa edukasi, pelatihan, in
house training, workshop yang dituangkan dalam program diklat manajemen
fasilitas dan keselamatan.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman bagi pasien, pengunjung,
petugas dan masayarakat di lingkungan puskesmas
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien
b. Mengendalikan bahan dan limbah berbahaya sehingga aman dan
ramah lingkungan
c. Merespon secara cepat dan tepat terhadap kedaruratan komunitas,
wabah dan bencana
d. Menjamin seluruh penghuni puskesmas terhadap aman dari
kebakaran, dan kedaruratan lain
e. Menjamin ketersediaan, berfungsinya peralatan medis
f. Melindungi penghuni puskesmas terhadap kegagalan berfungsinya
utilitas diantaranya ketersediaan air dan listrik

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok Manajemen Fasilitas dan Keselamatan diantaranya meliputi “:
1. Program Keselamatan dan Keamanan
Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana bangunan, halaman,
prasarana, peralatan tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi
pengguna layanan, pengunjung, petugas dan masyarakat
Keamanan adalah perlindungan terhadap kehilangan, pengrusakan dan
kerusakan, atau penggunaan akses oleh mereka yang tidak berwenang.

a. Program keselamatan dan keamanan dirancang untuk mencegah


terjadinya cedera pada pengguna layanan, pengunjung, petugas dan
masyarakat seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, gedung roboh
dan tersengat listrik
b. Program untuk keamanan dengan menyediakan lingkungan fisik yang
aman bagi pasien, petugas, dan pengunjung, perlu direncanakan
untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera
akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi,
pencurian, dan kekerasan pada petugas.
c. Agar dapat berjalan dengan baik, maka program tersebut juga
didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas untuk
mendukung keamanan dan fasilitas seperti penyediaan Closed Circuit
Television (CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi, titik kumpul, rambu-
rambu mengenai keselamatan dan tanda- tanda pintu darurat.
d. Area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik perlu diindentifikasi
dan dibuatkan peta untuk pemantauan dan meminimalkan terjadinya
insiden dan kekerasan fisik pada pengguna layanan, pengunjung,
petugas dan mesyarakat.
e. Program keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya
penculikan bayi, pencurian dan kekerasan pada petugas.
f. Pemberian tanda pengenal untuk pasien, pengunjung dan petugas
serta pekerja alih daya merupakan upaya untuk menyediakan
lingkungan yang aman.
g. Kode – kode darurat yang diperlukan ditetapkan dan diterapkan,
seperti:
 kode merah atau alarm untuk pemberitahuan darurat kebakaran
 kode biru untuk pemberitahuan telah terjadi kegawatdaruratan
medik
h. Dilakukan inspeksi fasilitas untuk menjamin keamanan dan
keselamatan.
i. Apabila terdapat renovasi maka dipastikan tidak mengganggu
pelayanan dan mencegah penyebaran infeksi.

2. Program Manajemen Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3


yang meliputi: penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya. Bahan berbahaya harus dikendalikan, dan limbah bahan
berbahaya dibuang secara aman.
Program B3 meliputi:
a) penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
b) pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
c) sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
d) sistem pendokumentasian dan perizinan B3 sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
e) penanganan tumpahan dan paparan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
f) sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau
paparan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
g) Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan perundang-
undangan
h) penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

 Bahan berbahaya beracun (B3), limbah B3 dan sampah perlu


diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
 WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun serta
limbahnya dengan kategori sebagai berikut: infeksius; patologis dan
anatomi; farmasi; bahan kimia; logam berat; kontainer bertekanan;
benda tajam; genotoksik/sitotoksik; radioaktif.
 Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan
jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini selalu
dimutahirkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat
penyimpanan.
 Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan,
pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir)
 Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

3. Program Manajemen Kedaruratan dan Bencana yaitu tanggap terhadap


wabah, bencana dan keadaan kegawatdaruratan akibat bencana.
Manajemen kedaruratan dan bencana direncanakan dan efektif
Program manajemen kedaruratan dan bencana perlu disusun dalam
upaya menanggapi bila terjadi bencana internal dan/ atau eksternal yang
meliputi:
a. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang
mungkin terjadi (HVA),
b. menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana
c. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
d. manajemen sumber daya,
e. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
f. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta manajemen
konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana,
g. peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya
masyarakat yang tersedia.

Puskesmas juga perlu merencanakan dan menerapkan suatu program


kesiapan menghadapi bencana yang disimulasikan setiap tahun yang
meliputi a) sampai dengan f) dari program manajemen bencana.

 Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang


satu dan yang lain.
 Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut
berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi
bencana baik internal maupun eksternal.
 Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan
potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian
kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).
 Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan
(setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas,
terutama ditujukan untuk menilai kesiapan sistem 2) sampai dengan
6)
 Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi
pelaksanaan program tanggap darurat yang diselenggarakan minimal
setahun sekali agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana
 Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi
bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk
menindaklanjuti hasil dari simulasi.
 Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan.

4. Program Manajemen Pengamanan Kebakaran


a. Puskesmas wajib melindungi properti dan penghuni dari kebakaran dan
asap.
b. Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran secara umum
meliputi pencegahan terjadinya kebakaran dengan melakukan
identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan, penyimpanan
dan pengelolaan bahan-bahan yang mudah terbakar, penyediaan
proteksi kebakaran aktif dan pasif. Secara khusus, program
pengamanan kebakaran akan berisi:
1) frekuensi inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan sistem proteksi dan
penanggulangan kebakaran secara periodik sesuai peraturan yang
2) jalur evakuasi yang aman dari api, asap dan bebas hambatan.
3) proses pengujian sistem proteksi dan penanggulangan kebakaran
dilakukan selama kurun waktu 12 bulan
4) edukasi pada staf terkait sistem proteksi dan cara evakuasi
pengguna layanan yang efektif pada situasi bencana

c. Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko


terhadap terjadinya kebakaran. Program pencegahan dan
penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud kesiagaan
Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran,
pengguna layanan, petugas, dan pengunjung harus dievakuasi dan
dijaga keselamatannya.
d. Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi
kebakaran baik aktif mau pasif. Proteksi kebakaran aktif, contohnya
APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap, sedangkan
proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu
darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
e. Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi
sumber terjadinya kebakaran. Puskesmas harus menetapkan larangan
merokok di lingkungan Puskesmas baik bagi petugas, pengguna
layanan, dan pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi oleh
petugas, pengguna layanan dan pengunjung, dan dilakukan
pemantauan terhadap pelaksanaannya.

5. Manajemen Alat kesehatan


Untuk mengurangi risiko, alat kesehatan dipilih, dipelihara dan digunakan
sesuai dengan ketentuan.
a. Program manajemen peralatan kesehatan ditujukan untuk:
1) memastikan bahwa semua alat kesehatan tersedia dan dilakukan
kegiatan pemeliharaan dan kalibrasi secara berkala agar semua
peralatan Kesehatan berfungsi dengan baik
2) memastikan bahwa individu yang melakukan pengelolaan alat
kesehatan memiliki kualifikasi yang sesuai dan kompeten.
3) memastikan operator yang mengoperasikan peralatan kesehatan
tertentu telah terlatih sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
b. Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan
(ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan untuk memastikan pemenuhan
terhadap standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan.
c. Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus
diinput dalam ASPAK dan divalidasi untuk menjamin kebenarannya
d. Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan,
alat kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap
digunakan saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi
kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan
panduan produk tiap alat kesehatan.
e. Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi
alat, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi
alat.

6. Manajemen Sistem utilitas meliputi sistem listrik, sistem air, sistem gas
medis dan sistem pendukung lainnya seperti generator (Genset), serta
perpipaan air. Sistem utilitas dipelihara untuk meminimalkan risiko
kegagalan pengoperasian, dan harus dipastikan tersedia 7 (tujuh) hari 24
jam
a. Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang
lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya.
b. Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pengguna layanan,
dibutuhkan ketersediaan listrik, air dan gas medis, serta prasarana
lain, seperti Genset, panel listrik, perpipaan air, ventilasi, sistem
jaringan dan teknologi informasi, sistem deteksi dini kebakaran yang
sesuai dengan kebutuhan Puskesmas. Program pengelolaan sistem
utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan
dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas.
c. Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
d. Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika
terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
e. Penggunaan gas medik dan vakum medik di fasiltas pelayanan
kesehatan dilakukan melalui :
1) Sistem instalasi gas medik dan vakum medik
2) Tabung gas medik
3) Oksigen konsetrator portable
4) Alat vakum medik portable
f. Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas
medis selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
g. Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset,
perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk
menjaga ketersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan.
Prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas
air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

7. Pendidikan (edukasi) petugas tentang Manajemen MFK.


a. Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan
keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan
Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar dapat
menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang
aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.
b. Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house
training/workshop/lokakarya.
c. Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana
program pendidikan manajamen fasilitas dan keselamatan.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

NO PROGRAM CARA MELAKSANAKAN INDIKATOR


.
1. KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
a. Melaksanakan identifikasi Observasi, pencatatan Dilakukan
terhadap pengunjung, Monitoring pelaksanaan identifikasi
petugas, dan petugas alih pengunjung,
daya (outsourcing) petugas
b. Melaksanakan pemberian Pelaksanaan pemberian Semua staf,
identitas kepada staf dan identitas pasien, keluarga
pengunjung Monitoring pelaksanaan yang berkunjung
menggunakan
identitas
c. Melakukan pencegahan Menyiapkan rambu-rambu Rambu-rambu
kejadian cedera pada peringatan dan peta di area peringatan dan
pasien, keluarga dan berisiko, tanda tanda khusu peta, tanda-tanda
pengunjung B3 khusus B3 telah
terpasang di area
berisiko
d. Melaksanakan identifikasi Pemeriksaan seluruh Ada hasil
daerah yang berisiko dari Gedung dan fasilitas identifikasi titik
aspek Gedung dan titik berisiko dari
fasilitas segi keselamatan
dan keamanan
e. Melakukan inspeksi secara Pemeriksaan terhadap Hasil inspeksi
berkala meliputi bangunan, bangunan, prasarana dan bangunan,
prasarana dan peralatan peralatan secara berkala prasarana dan
peralatan
f. Melakukan simulasi Simulasi Terlaksana
terhadap kode darurat simulasi kode
secara berkala darurat minimal 1
th sekali
g. Melaksanakan proteksi Monitoring kehilangan Terlaksana
kehilangan dan kerusakan pemeriksaan seluruh kegiatan
dari fasilitas Gedung monitoring
Pemasangan CCTV di area
berisiko Dipasang CCTV
di area berisiko
h. Melaksanakan Monitoring pekerjaan Terlaksana
pemantauan terhadap konstruksi kegiatan
pekerjaan konstruksi terkait monitoring
keamanan dan Terjamin
pencegahan penyebaran keamanan dan
infeksi PPI

2. MANAJEMEN B3 DAN
LIMBAH B3
a. Melaksanakan identifikasi Monitoring B3 dan limbah Teridentifikasi B3
dan pengendalian B3 dan B3 berdasar kategori
LImbah B3 dengan
kategori infeksius, Pemeriksaan Limbah cair Limbah cair :
patologis dan anatomi, BOD : 75 ppm
farmasi, bahan kimia, COD : 100 ppm
logam berat, container TSS : 100 ppm
bertekanan, benda tajam, pH : 6,0-9,0
sitotoksik, radioaktif Suhu : 30ºC
TDS : 1000 ppm
DHL : 1.5625
µmhhos/cm

b. Melaksanakan Inventarisasi dan monitoringTeridentifikasi B3


inventarisasi B3 meliputi B3 berdasar lokasi,
lokasi, jenis, dan jumlah B3 jenis, dan jumlah
serta limbahnya yang B3 serta
disimpan limbahnya
c. Melaksanakan pengolahan Pengolahan limbah B3 Limbah dikelola
limbah B3 sesuai standar sehingga aman
bagi lingkungan
d. Menyediakan IPAL sesuai Penyediaan IPAL sesuai Tersedia IPAL
dengan ketentuan peraturan sesuai ketentuan
peraturan perundang- peraturan
undangan
e. Melaksanakan pelaporan Pemantauan B3 Pelaporan :
dan investigasi dari - Perencanaan
tumpahan, paparan dan - Pengadaan
insiden lainnya - Penyimpanan
- DIstribusi
-
Pemakaian/peng
gunaan
- Kecelakaan
kerja akibat B3
3. PROGRAM TANGGAP
DARURAT BENCANA
INTERNAL DAN
EKSTERNAL
a. Melakukan identifikasi Identifikasi dan monitoring Terlaksana
risiko terjadinya bencana proses identifikasi
internal dan eksternal risiko bencana
sesuai dengan letak (HVA)
geografis puskesmas dan
akibatknya terhadap
pelayanan (HVA)
b. Menentukan peran Identifikasi peran Terlaskana
puskesmas dalam kejadian puskesmas identifikasi peran
bencana puskesmas
c. Melaksanakan strategi Pembahasan strategi Ada strategi
komunikasi jika terjadi komunikasi komunikasi
bencana
d. Melaksanakan manajemen Manajemen sumber daya Ada manajemen
sumber daya sumber daya
e. Melaksanakan penyediaan Pelayanan Tersedia
pelayanan pelayanan saat
bencana
f. Melaksanakan identifikasi Pembahasan identifikasi Terlaksana
peran dan tanggung jawab peran dan tanggung jawab identifikasi peran
tiap pegawai serta dan tanggung
manajemen konflik yang jawab
mungkin terjadi pada saat
bencana
g. Melaksanakan peran Pelaksanaan peran dalam Terlaksana peran
puskesmas dalam tim tim dalam tim
terkoordinasi dengan
sumber daya masyarakat
yang tersedia
h. Melakukan simulasi dan Simulasi dan evaluasi Terlaksana
evaluasi tahunan terhadap simulasi dan
program kesiapan evaluasi tahunan
menghadapi bencana yang
telah disusun, dilanjutkan
dengan debriefing setiap
selesai simulasi
i. Melakukan perbaikan Pembahasan dan perbaikan Ada upaya
terhadap program perbaikan
kesiapan menghadapi terhadap hasil
bencana sesuai hasil evaluasi
simulasi dan evaluasi
tahunan
4. PROGRAM
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
BAHAYA KEBAKARAN
a) Identifikasi pengurangan Identifikasi risiko kebakaran Terlaksana
risiko kebakaran identifikasi risiko
kebakaran
b) Melakukan inspeksi, Inspeksi, pengujian dan Terlaksana
pengujian dan pemeliharaan system proses inspeksi
pemeliharaan system proteksi dan Dilakukan uji
proteksi dan penanggulangan kebakaran fungsi dan
penanggulangan pemeliharaan
kebakaran secara periodik system proteksi
sesuai peraturan yang dan
berlaku penanggulangan
kebakaran
c) Menyediakan jalur Menyediakan jalur evakuasi, Tersedia jalur
evakuasi yang aman dari tanda tanda jalur evakuasi evakuasi dan
api, asap dan bebas tanda jalur
hambatan evakuasi
d) Melakukan edukasi pada Melakukan pelatihan,
staf terkait system proteksi simulasi peragaan Semua staf telah
dan cara evakuasi penanggulangan kebakaran mengikuti
pengguna layanan yang pelatihan tersebut
efektif pada situasi
bencana
e) Menyusun kebijakan Menyusun kebijakan Tersedia SK
larangan merokok bagi larangan merokok larangan
petugas, pengguna merokok
layanan dan pengunjung
di area puskesmas
5. PROGRAM MANAJEMEN
PERALATAN KESEHATAN
a.
a.Melakukan inventarisasi alat Inventarisasi dan identifikasiTerlaksana
kesehatan sesuai dengan risiko peralatan kesehatan identifikasi risiko
ASPAK peralatan
kesehatan
b. Melakukan inspeksi dan Inspeksi dan pengujian alat Tercapai indicator
pengujian terhadap alat kesehatan kelayakan
kesehatan secara periodic kalibrasi sesuai
masing-masing
alat
c. Melakukan pelatihan bagi Pelatihan Staf yang
staf agar kompeten untuk bersangkutan
mengoperasikan peralatan mengetahui dan
tertentu dapat
mengoperasikan
peralatan
kesehatan
d. Melakukan pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharaan Pemeliharaan
dan kalibrasi terhadap alat dan kalibrasi dan kalibrasi
kesehatan secara periodik terlaksana sesuai
jadwal
36. PROGRAM MANAJEMEN
UTILITAS
a. Melakukan inventarisasi Inventarisasi dan Terlaksana
system utilitas sesuai identifikasi risiko inventarisasi dan
dengan ASPAK system utilitas identifikasi risiko
system utilitas
b. Melaksanakan program Pelaksanaan Hasil uji air bersih
pengelolaan system utilitas pemeliharaan Standar Baku
meliputi system listrik, system utilitas Mutu (kadar
system air, system gas sesuai prosedur maksimum)
medik dan system b. Fisika
penunjang lainnya Bau : tidak
(generator, perpipaan air, berbau
Kekeruhan :
25 NTU
Rasa : tidak
berasa
Suhu : suhu
udara ± 3 ºC
Warna : 50
TCU
Zat padat
terlarut (Total
Dissolved
Solid) : 1000
mg/l
1.

c. Kimia (kadar
maksimum)
Wajib:
1. PH : 6,5-8,5
mg/l
2. Besi : 1
mg/L
3. Fluorida :
1,5 mg/l
4.
Kesadahan :
500 mg/l
5. Mangan :
0,5 mg/L
6. NItrat
sebagai N : 10
mg/l
7. Nitrit
sebagai N : 1
mg/l
8. Sianida :
0,1 mg/l
9. Deterjen :
0,05 mg/l
10. Pestisida
total : 0,1 mg/l

Tambahan
1.
1. Air raksa :
0,001 mg/L
2. Arsen :
0,05 mg/l
3. Kadmium :
0,005 mg/l
4. Kromium
(valensi
6) : 0,05
mg/L
5. Selenium :
0,01 mg/L
6. Seng : 15
mg/l
7. Sulfat : 400
mg/l
8. Timbal :
0,05 mg/l
9. Benzene :
0,01 mg/l
10. Zat organic
( KMNO4) :
10 mg/l

d. Biologi
1. Total
coliform : 50
CFU/100ml
2. E.coli : 0
CFU/100ml
c. Menjamin ketersediaan Pelaksanaan Terlaksana
sumber air, listrik, dan gas pemeliharaan dan program
medik tersedia selama 7 monitoring pemeliharaan
hari 24 jam untuk pelayanan ketersediaan dan monitoring
di puskesmas ketersediaan
7 PROGRAM PENDIDIKAN
MANAJEMEN FASILITAS
DAN KESELAMATAN
a. Menyusun program Pembahasan penyusunan Tersusunnya
Pendidikan MFK program diklat program diklat
MFK
b. Melaksanakan program Pelaksanaan program diklat Terlaksana
diklat sesuai rencana kegiatan diklat
sesuai rencana
c. Melaksanakan evaluasi dan Pembahasan hasil kegiatan Ada hasil
tindak lanjut perbaikan evaluasi dan
dalam pelaskanaan tindak lanjut
program MFK perbaikan dalam
diklat MFK

F. SASARAN
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah
semua area pelayanan pasien, area wilayah kerja karyawan dan lingkungan
puskesmas
Sasaran pelaksanaan kegiatan MFK adalah :
1. Meningkatkan keterlibatan karyawan, pasien dan pengunjung puskesmas
terhadap program MFK
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat bencana dan darurat
penanganan medis
3. Menurunkan angka kejadian risiko kebakaran menjadi nihil kejadian
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja <10%
5. Menurunkan risiko keselamatan dan keamanan menjadi nihil kejadian
6. Menurunkan risiko kegagalan system utilitas <10%

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No Program Cara Melaksanakan Rencana Kegiatan Tahunan K
Kegiatan E
T
Bulan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
a. Melaksanakan
identifikasi terhadap
pengunjung, petugas,
dan petugas alih daya
(outsourcing)
b. Melaksanakan
pemberian identitas
kepada staf dan
pengunjung
c. Melakukan
pencegahan kejadian
cedera pada pasien,
keluarga dan
pengunjung
d. Melaksanakan
identifikasi daerah
yang berisiko dari
aspek Gedung dan
fasilitas
e. Melakukan inspeksi
secara berkala meliputi
bangunan, prasarana
dan peralatan
f. Melakukan simulasi
terhadap kode darurat
secara berkala
g. Melaksanakan proteksi
kehilangan dan
kerusakan dari fasilitas
h. Melaksanakan
pemantauan terhadap
pekerjaan konstruksi
terkait keamanan dan
pencegahan
penyebaran infeksi

2 MANAJEMEN B3 DAN
LIMBAH B3
a. Melaksanakan
identifikasi dan
pengendalian B3 dan
LImbah B3 dengan
kategori infeksius,
patologis dan anatomi,
farmasi, bahan kimia,
logam berat, container
bertekanan, benda
tajam, sitotoksik,
radioaktif
b. Melaksanakan
inventarisasi B3
meliputi lokasi, jenis,
dan jumlah B3 serta
limbahnya yang
disimpan
c. Melaksanakan
pengolahan limbah B3
sesuai standar
d. Menyediakan IPAL
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan
e. Melaksanakan
pelaporan dan
investigasi dari
tumpahan, paparan
dan insiden lainnya
3 PROGRAM TANGGAP
DARURAT BENCANA
INTERNAL DAN
EKSTERNAL
a. Melakukan identifikasi
risiko terjadinya
bencana internal dan
eksternal sesuai
dengan letak geografis
puskesmas dan
akibatknya terhadap
pelayanan (HVA)
b. Menentukan peran
puskesmas dalam
kejadian bencana
c. Melaksanakan strategi
komunikasi jika terjadi
bencana
d. Melaksanakan
manajemen sumber
daya
e. Melaksanakan
penyediaan pelayanan
f. Melaksanakan
identifikasi peran dan
tanggung jawab tiap
pegawai serta
manajemen konflik
yang mungkin terjadi
pada saat bencana
g. Melaksanakan peran
puskesmas dalam tim
terkoordinasi dengan
sumber daya
masyarakat yang
tersedia
h. Melakukan simulasi
dan evaluasi tahunan
terhadap program
kesiapan menghadapi
bencana yang telah
disusun, dilanjutkan
dengan debriefing
setiap selesai simulasi
i. Melakukan perbaikan
terhadap program
kesiapan menghadapi
bencana sesuai hasil
simulasi dan evaluasi
tahunan
4 PROGRAM
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
BAHAYA KEBAKARAN
a. Identifikasi
pengurangan risiko
kebakaran
b. Melakukan inspeksi,
pengujian dan
pemeliharaan system
proteksi dan
penanggulangan
kebakaran secara
periodik sesuai
peraturan yang berlaku
c. Menyediakan jalur
evakuasi yang aman
dari api, asap dan
bebas hambatan
d. Melakukan edukasi
pada staf terkait
system proteksi dan
cara evakuasi
pengguna layanan
yang efektif pada
situasi bencana
e. Menyusun kebijakan
larangan merokok bagi
petugas, pengguna
layanan dan
pengunjung di area
puskesmas
5 PROGRAM
MANAJEMEN
PERALATAN
KESEHATAN

a. a.Melakukan
inventarisasi alat
kesehatan sesuai
dengan ASPAK
b. b. Melakukan inspeksi
dan pengujian
terhadap alat
kesehatan secara
periodic
c. Melakukan pelatihan
bagi staf agar
kompeten untuk
mengoperasikan
peralatan tertentu
d. Melakukan
pemeliharaan dan
kalibrasi terhadap alat
kesehatan secara
periodik
6 PROGRAM
MANAJEMEN
UTILITAS
a. Melakukan
inventarisasi system
utilitas sesuai dengan
ASPAK
b. Melaksanakan
program pengelolaan
system utilitas meliputi
system listrik, system
air, system gas medik
dan system penunjang
lainnya (generator,
perpipaan air,
c. Menjamin ketersediaan
sumber air, listrik, dan
gas medik tersedia
selama 7 hari 24 jam
untuk pelayanan di
puskesmas
7 PROGRAM
PENDIDIKAN
MANAJEMEN
FASILITAS DAN
KESELAMATAN
a. Menyusun program
Pendidikan MFK
b. Melaksanakan
program diklat sesuai
rencana
c. Melaksanakan evaluasi
dan tindak lanjut
perbaikan dalam
pelaskanaan program
MFK

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


1. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan
berdasarkan jadwal yang direncanakan
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan (berupa data hasil tabulasi dan analisis data) minimal setahun
sekali
3. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari hasil laporan tabulasi dan
Analisa data Bersama seluruh tim MFK minimal setahun sekali

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Melakukan pencatatan dan pelaporan dari seluruh hasil evaluasi dan
tindak lanjut program kegiatan MFK
2. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan program MFK Bersama direksi
minimal satu tahun 1 kali
……………………….., September 2022
Kepala UPTD Puskesmas……

(……………………………….)

Anda mungkin juga menyukai