DINAS KESEHATAN
Jl. Kutamaya No. 21 (0261) 202377 Fax. (0261) 204941 Sumedang 45312
Email : dinaskesehatan76@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA KEPALA PUSKESMAS UPTD PUSKESMAS RAWAT INAPWADO
Nomor: ..................................
Lampiran: 1 (satu) berkas
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)
KEPALADINAS KESEHATAN,
b. Bahwauntukmendukungterwujudnyapendokumentasi
n dokumen yang tertata dan sesuai dengan standar
Akreditasi maka perlu ditetapkan pedoman
penyusunan dokumen Akreditasi di Faslitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
MEMUTUSKAN
Ditetapkandi :Sumedang
padatanggal : Januari2022
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SUMEDANG,
DADANG SULAEMAN
SALINAN :
1. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat
2. Yth. Administrator pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
3. Yth. Tim Pendamping Akreditasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
4. Yth. Kepala Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dilingkup Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumedang
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALADINAS KESEHATAN
KABUPATEN SUMEDANG
NOMOR : ...........................
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN
DOKUMENAKREDITASI DI FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan
akreditasiPuskesmasadalah bagaimana mengatur sistem pendokumentasian
dokumen. Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu proses implementasi akreditasi
Puskesmas dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti
pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagian dari salah
satu persyaratan Akreditasi Puskesmas. Dengan adanya sistem dokumentasi yang
baik dalam suatu institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil
maupun bagian-bagian dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan
bersama dalam upaya mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi Puskesmas secara garis besar dibagi
atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal.Dokumen tersebut digunakan
untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen pelayanan. Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan, Pedoman,
Standar operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan
peraturan perundangan dan pedoman-pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.
Agar para pemangku kepentingan Akreditasi Puskesmasmemiliki acuan dan
memudahkan dalam melakukan dokumentasi perlu disusun Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
2. Tujuan
a. Tersedianya pedoman bagi KepalaFasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP),
penanggung jawab, Koordinator dan pelaksana upaya kesehatan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam menyusun dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan dalam Standar Akreditasi,
b. Tersedianya Pedoman bagi pendamping Akreditasi di Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumedang untuk melakukan pendampinganFasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP),
c. Tersedianya Pedoman bagi Administrator pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumedang untuk menyusun Dokumen sesuai dengan bidangnya.
C. SASARAN
a. Administrator pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
b. Pendamping Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
c. Kepala Puskesmas, penanggungjawab, Koordinator, pelaksana dan Tim
Mutu/AkreditasiFasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS
KeputusanKepalaPerangkatDaerahterdiriatas:
1) Judul;
2) Pembukaan;
3) BatangTubuh;
4) Penutup;
5) Lampiran(bilaperlu).
Ad.1)JudulKeputusanKepalaPerangkatDaerahterdiriatas:
a) Tulisan“KEPUTUSAN(NamaKepalaPuskesmas)”;
b) Nomor;dan
c) NamaPeraturanyangditulis“TENTANG. .”.
Ad.3)BatangTubuhKeputusanKepalaPuskesmasterdiriatas:
DirumuskandalamDiktumKESATU......KEDUA......KE
TIGA ;
Ad.4)PenutupKeputusanKepalaPerangkatDaerahterdiriatas:Pe
nandatanganan
pengesahanataupenempatanKeputusanSekretarisDaera
hditulis“tempatdantanggalpenetapan,namajabatan dan
tandatangan pejabat tanpagelardanpangkat”; dan
Ad.5) Lampiran
(a) keputusanKepalaPuskesmasdapatmemuatlampiranj
ikadiperlukan;
(b) Lampirantersebutmerupakanbagianyangtidakterpis
ahkan dari Keputusan Kepala
Puskesmasyangbersangkutan.
c. Penandatanganan
Keputusan Kepala Puskesmasyang ditandatanganioleh
KepalaPuskesmasdibuatdenganmenggunakankopnaskahdinasP
uskesmas;
d. Contohformat/
bentuknaskahdinasKeputusanKepalaPuskesmassebagaimanatert
erapadahalamanberikut:
FormatKeputusanKepalaPuskesmas
KEPUTUSANKEPALA..
(NAMAPERANGKATDAERAH)KABUPATENSUMEDANG Kop Naskah
DinasPerangkatdaera
h
NOMOR…TAHUN……
TENTANG
........................................................................................................
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
KEPALAPUSKESMAS……………………….,
Memuat
Menimbang :a.bahwa…………………………………………….; peraturanperunda
ng- undanganyang
b.bahwa..........................................................; menjadi dasar
c.danseterusnya; ditetapkannyakepu
tusan
Mengingat :1.Undang-Undang............................................;
2. Peraturan Pemerintah ;
3. danseterusnya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :KEPUTUSANPUSKESMAS………………………..
KESATU :…………………………………………………………….
KEDUA :……………………………………………………………. Memuat
substansitentang
KETIGA :......................................................................... kebijakanyangdite
tapkan
KEEMPAT :.........................................................................
Namajabatan
dannamalengk
Ditetapkandi......................... apyang
padatanggal.......................... ditulisdenganh
urufkapital
Penomoran
yangberurutan
Judul
Keputusanyang
di tulisdengan
hurufkapital
ParafKoordinasi
NamaJabatan Paraf
1.
2.
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN .........................
NOMOR : ...................................................
TENTANG : ...................................................
.................................................................
(Judul Lampiran)
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
KEPALA .....................................
............................................................
(nama tanpa gelar)
3.2STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
b. Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan seterusnya
SOP dibuat tanpa menyertakan KOP/heading.
c. Komponen SOP
Komponen SOP terdiri atas :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/Langkah-langkah
6. Diagram Alir (jika diperlukan)
7. Unit terkait
8. Dokumen terkait
9. Rekaman historis perubahan
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah nama Puskesmas
dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Kepala
Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/langkah-
langkah dan unit terkait, dan dokumen terkait boleh tidak diberi tabel/kotak.
d. Petunjuk Pengisian SOP
1) Logo
Logo yang dipakai adalah logo pemerintah Kabupaten Sumedang dan
lambang Puskesmas.
2) Kotak KOP/Heading
a) Heading hanya dicetak pada halaman pertama.
b) Kotak Judul diberi nama judul atau nama SOP sesuai proses kerjanya.
c) Nomor Dokumen diisi dengan ketentuan penomoran yang berlaku di
Puskesmas dan dibuat sistematis agar ada keseragaman.
d) Nomor Revisi diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.
(Contoh : dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi
huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga dengan menggunakan angka
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi angka 0, sedangkan untuk
revisi pertama diberi angka 1, dan seterusnya).
e) Tanggal Terbit diisi dengan tanggal sesuai dengan tanggal terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SOP tersebut.
f) Halaman diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, disetiap halaman selanjutnya
dibuat footer, (misalnya pada halaman kedua 2/5 dan seterusnya).
g) Ditetapkan Kepala Puskesmas diberi tanda tangan Kepala Puskesmas dan
nama jelas serta NIP.
e. Isi SOP
Isi SOP setidaknya adalah sebagai berikut :
a) Pengertian : diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi
tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci :
“Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk……..”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut, (misal untuk SOP imunisasi pada bayi, pada
kebijakan dituliskan : Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 005/2014
tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak).
d) Referensi : berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain
sebagai bahan pustaka.
e) Langkah-langkah/prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja
tertentu.
f) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam
proses kerja tersebut.
g) Dokumen terkait : berisi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan SOP
tersebut.
h) Diagram Alir/ Bagan Alir (flow Chart) :
Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir untuk
memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir
secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan
diagram alir mikro.
(1) Diagram alir makro, menunjukan kegiatan-kegiatan secara garis besar
dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu symbol,
yaitu symbol balok :
(2) Diagram alir mikro, menunjukan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap
tahapan diagram makro, bentuk symbol sebagai berikut :
Awal Kegiatan :
Akhir Kegiatan :
Simbol Keputusan :
Ya
Tidak
Penghubung :
Dokumen
Arsip
Mengatur posisi
pasien
Melakukan aspirasi
obat sesuai dosis
Membuka tutup
Menusukkan jarum jarum
Melakukan aspirasi
spuit
Ada darah
dalam
Tarik kembali
jarum
Ya Menekan tempat
penusukan dengan
alkohol
Tidak
Menekan tempat
Masukan obat penusukan dengan
Mencabut jarum
perlahan hingga habis alkohol
Membuang
sampah medis Memberitahu
pasien
Mencatat dalam
rekam medis
Cuci Tangan
3.3PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman/panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.Panmduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan,
sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/panduan dapat diterapkan dengan baik dan
benar melalui penerapan SOP.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan paraturan atau
keputusan Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi pergantian Kepala
Puskesmas.
3. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal 2-3 tahun
sekali.
4. Bila Kementrian Kesehatan telah menerbitkan pedoman/panduan untuk suatu
kegiatan/pelayanan tertentu, maka penyusunan pedoman/panduan Puskesmas
wajib mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan oleh Kementrian
Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman/panduan yang digunakan sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB IPendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Tujuan
Tujuan ini merupakan tujuan program/kegiatan.Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besar, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang
harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan program/kegiatan.Oleh karena itu
antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan
pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan
membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit dan lain-lain. Sasaran
program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan upaya/kegiatan. Sasran program/kegiatan menunjukkan hasil
antara yang diperlukan untuk merealisasikan tujuan tertentu. Penyusunan
sasaran program harus memenuhi “SMART” yaitu “
1) Spesific :
Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan
kesalahan interpretasi/tidak multi tafsir dan menjawab masalah.
2) Measurable:
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif, yaitu dua atau lebih mengukur indikator kinerja mempunyai
kesimpulan yang sama.
3) Achievable :
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting dan harus
berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil,
manfaat dan dampak serta proses.
4) Relevan/Realistic:
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
5) Efective :
Data/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan
dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang tersedia.
6) Sensitive :
Harus cukup fleksibel dan sensitive terhadap perubahan/penyesuaian
pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan.
7) Time Spesific :
Jelas kapan harus tercapai tujuan yang ditetapkan (target bulanan, triwulan,
tahunan, dsb).
f. Jadwal Kegiatan
Jadwal merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan yang
akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan.
I. PENDAHULUAN
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh unit pelayanan yang
ada dan seluruh karyawan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang
bermutu dan peduli terhadap keselamatan pasien, pengunjung, masyarakat,
dan karyawan yang bekerja di rumah sakit.Program mutu dan keselamatan
pasien merupakan program yang wajib direncanakan, dilaksanakan, dimonitor,
dievaluasi dan ditindaklanjuti di seluruh jajaran yang ada di Puskesmas ……,
Kepala Puskesmas, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh
karyawan.Oleh karena itu perlu disusun program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien, yang menjadi acuan dalam penyusunan program-program
mutu dan keselamatan pasien di unit kerja untuk dilaksanakan pada tahuin
2022.
III. TUJUAN
A. Tujuan umum : meningkatklan mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas.
B. Tujuan khusus :
1. Meningkatkan mutu pelayanan klinis
2. Meningkatkan mutu manajemen
3. Meningkatkan pemenuhan sasaran keselamatan pasien
VI. JADWAL KEGIATAN ( Gambarkan dalam bagan gant untuk rencana satu tahun)
2014 2015
No Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Memilih dan
menetapkan X
indicator kinerja
pelayanan klinis
2 Menyusun pedoman
penilaian kinerja X
pelayanan klinis
3 Mencatat data
indicator melalui X X X X X X X X X X X X
sensus harian
4 Mengumpulkan
data indicator X X X X X X X X X X X X
penialaian kinerja
pelayanan klinis
5 Analisis kinerja X X X X
pelayanan klinis
6 Dst….
4 DAFTAR TILIK
a. Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat,
dikerjakan dan diberi tanda Chek-list.
b. Daftar tilik merupakan bagian dari system manajemen mutu untuk mendukung
standarisasi suatu proses pelayanan.
c. Daftar tilik dapat digunakan untuk mengevaluasi penerapan/kepatuhan
terhadap langkah-langkah dalam SOP, tetapi tidak dapat dgunakan untuk SOP
yang kompleks.
d. Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan
memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
e. Langkah-langkah menyusun daftar tilik
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan identifikasi prosedur
yang membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan dan
monitoringnya.
a) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut.
b) Buat daftar kerja yang harus dilakukan.
c) Sususn urutan kerja yang harus dilakukan.
d) Masukan dalam daftar tilik sesuai format tertentu.
e) Lakukan uji coba.
f) Lakukan perbaikan daftar tilik.
g) Standarisasi daftar tilik.
f. Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah-langkah
kegiatan, dengan rumus sebagai berikut :