MEMUTUSKAN
KEDUA : Pedoman ini dapat dijadikan acuan dalam penyusunan Tata Naskah
Dinas UPTD Puskesmas;
Ditetapkan : di Sumedang
Pada Tanggal : 16 Januari 2022
DUDUNG SUPRIATIN
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS PAMULIHAN
NOMOR : 001/SK.I/PKM-PML/I/2022
TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
UPTD PUSKESMAS PAMULIHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan akreditasi
PUSKESMAS adalah bagaimana mengatur sistem pengdokumentasian dokumen.
Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu proses implementasi akreditasi Puskesmas
dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan
penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagian dari salah satu persyaratan
Akreditasi Puskesmas. Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dalam suatu
institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-bagian dari
organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam upaya
mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi Puskesmas secara garis besar dibagi
atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut digunakan
untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen
pelayanan. Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan, Pedoman, Standar operasional
prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan
pedoman-pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.
Agar para pemangku kepentingan Akreditasi Puskesmas memiliki acuan dan
memudahkan dalam melakukan dokumentasi perlu disusun Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi Puskesmas.
C. SASARAN
a. Pelatih akreditasi.
b. Pendamping dan surveior akreditasi Puskesmas.
c. Kepala Puskesmas, penanggung Jawab, Pelaksana dan Tim Mutu/Akreditasi
Puskesmas.
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS
2. KEBIJAKAN
a. Ciri-ciri:
Materi yang bersifat penetapan dituangkan dalam dictum KESATU, KEDUA dan
seterusnya, ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
b. Susunan :
Keputusan Kepala Puskesmas terdiri atas :
a) Judul;
b) Pembukaan;
c) Batang Tubuh;
d) Penutup;
e) Lampiran (bila perlu).
Ad.1) Judul Keputusan Kepala Puskesmas terdiri atas :
(a) Tulisan “KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS”;
(b) Nomor dan Lampiran
(c) Nama Peraturan yang ditulis “TENTANG ……………….”
Ad.2) Pembukaan Keputusan Kepala Puskesmas terdiri atas:
(a) Tulisan “KEPALA UPTD PUSKESMAS PAMULIHAN”;
(b) Konsideran diawali kata “Menimbang”;
(c) Dasar Hukum diawali kata “Mengingat”
(d) Diktum terdiri atas kata
- MEMUTUSKAN :
- Menetapkan
Ad.3) Batang Tubuh Keputusan Kepala Puskesmas terdiri atas:
Dirumuskan dalam Diktum KESATU………. KEDUA……..KETIGA……dst;
Ad.4) Penutup Keputusan Kepala Pusakesmas terdiri atas:
(a) Penandatanganan pengesahan atau penempatan Keputusan Kepala
Puskesmas ditulis “tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan dan tanda
tangan pejabat tanpa gelar dan pangkat”
(b) Salinan;
(c) Akhir Bagian Penutup.
Ad.5) Lampiran
(a) Peraturan Kepala Puskesmas dapat memuat lampiran jika diperlukan;
(b) Lampiran tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan Kepala Puskesmas yang bersangkutan;
(c) Akhir lampiran harus dicantumkan nama dan tanda tangan pejabat yang
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas yang bersangkutan;
c. Penandatanganan
Keputusan Kepala Puskesmas yang ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas dibuat
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Puskesmas;
d. Bentuk/Model naskah dinas Keputusan Kepala Puskesmas sebagaimana tertera pada
halaman berikut :
Contoh Surat Keputusan
Menimbang : a. bahwa…………………………………………………..
b. bahwa…………………………………………………..
c. dan seterusnya
MEMUTUSKAN
Menetapkan : …………………………………………………………
KESATU : …………………………………………………………
KEDUA : …………………………………………………………
KETIGA : …………………………………………………………
Ditetapkan di Sumedang
Pada tanggal ……………………
KEPALA UPTD PUSKESMAS PAMULIHAN
DUDUNG SUPRIATIN
SALINAN :
1. Yth………………..
2. Yth………………..
Menimbang : a. bahwa…………………………………………………..
b. bahwa…………………………………………………..
c. dan seterusnya
MEMUTUSKAN
Menetapkan : …………………………………………………………
KESATU : …………………………………………………………
KEDUA : …………………………………………………………
KETIGA : …………………………………………………………
Ditetapkan di Sumedang
Pada tanggal ……………………
KEPALA UPTD PUSKESMAS PAMULIHAN
DUDUNG SUPRIATIN
SALINAN :
1. Yth……………….
2. Yth……………….
b. Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan seterusnya SOP dibuat
tanpa menyertakan KOP/heading.
c. Komponen SOP
Komponen SOP terdiri atas :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/Langkah-langkah
6. Diagram Alir (jika diperlukan)
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait
10. Rekaman historis perubahan
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah nama Puskesmas dan logo, judul
SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk
pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/langkah-langkah dan unit terkait, dan dokumen terkait
boleh tidak diberi tabel/kotak.
d. Petunjuk Pengisian SOP
1) Logo
Logo yang dipakai adalah logo pemerintah Kabupaten Sumedang dan lambing
Puskesmas.
2) Kotak KOP/Heading
a) Heading hanya dicetak pada halaman pertama.
b) Kotak Judul diberi nama judul atau nama SOP sesuai proses kerjanya.
c) Nomor Dokumen diisi dengan ketentuan penomoran yang berlaku di Puskesmas dan
dibuat sistematis agar ada keseragaman.
d) Nomor Revisi diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf. (Contoh :
dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi huruf B dan seterusnya.
Tetapi dapat juga dengan menggunakan angka misalnya untuk dokumen baru dapat
diberi angka 0, sedangkan untuk revisi pertama diberi angka 1, dan seterusnya).
e) Tanggal Terbit diisi dengan tanggal sesuai dengan tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
f) Halaman diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk SOP
tersebut (misal 1/5). Namun, disetiap halaman selanjutnya dibuat footer, (misalnya
pada halaman kedua 2/5 dan seterusnya).
g) Ditetapkan Kepala Puskesmas diberi tanda tangan Kepala Puskesmas dan nama jelas
serta NIP.
e. Isi SOP
Isi SOP setidaknya adalah sebagai berikut :
a) Pengertian : diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah
yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi
persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk ……..( disesuaikan)”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar dibuatnya SOP
tersebut, (misal untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan : Keputusan
Kepala Puskesmas Nomor 005/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak).
d) Referensi : berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa berbentuk
buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e) Langkah-langkah/prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
f) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja
tersebut.
g) Dokumen terkait : berisi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan SOP tersebut.
h) Diagram Alir/ Bagan Alir (flow Chart) :
Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkah-langkah
kegiatan dilengkapi dengan diagram alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu
diagram alir makro dan diagram alir mikro.
(1) Diagram alir makro, menunjukan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses
yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu symbol, yaitu symbol balok :
(2) Diagram alir mikro, menunjukan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram
makro, bentuk symbol sebagai berikut :
Awal Kegiatan :
Akhir Kegiatan :
Simbol Keputusan :
Ya
Tidak
Penghubung :
Dokumen :
Arsip :
Membuka tutup
Menusukkan jarum jarum
Melakukan aspirasi
spuit
Tidak
Menekan tempat
Masukan obat perlahan
penusukan dengan
hingga habis Mencabut jarum
alkohol
Membuang sampah
medis Memberitahu pasien
Mencatat dalam
rekam medis
Cuci Tangan
7. Hal-hal yang perlu Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap reaksi obat
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Klinik Umum
2. Klinik Gigi
3. Rawat Inap
4. Immunisasi
5. Ruang KIA, KB
6. Puskesmas Pembantu
9. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
2. Catatan tindakan
4. PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman/panduan adalah kumupulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-langkah
yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman
mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/panduan
dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan paraturan atau keputusan Kepala
Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi pergantian Kepala Puskesmas.
3. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal 2-3 tahun sekali.
4. Bila Kementrian Kesehatan telah menerbitkan pedoman/panduan untuk suatu
kegiatan/pelayanan tertentu, maka penyusunan pedoman/panduan Puskesmas wajib
mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman/panduan yang digunakan sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
5. MANUAL MUTU
Manual mutu merupakan dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam maupun
keluar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan dan dipelihara oleh
organisasi. Adapun format manual mutu adalah sebagai berikut:
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan Acuan
E. Istilah dan Definisi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen
C. Pengendalian Rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus Sasaran/Pasien
C. Kebijakan Mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu
E. Tanggung Jawab, Wewenag dan Komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi Internal.
IV. Tinjauan Manajemen
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
V. Manajemen Sumber Daya
A. Penyediaan sumber daya
Kepala Puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas. Penyediaan sumber daua meliputi : (baik
untuk penyelenggaraan UKM maupun pelayanan klinis).
B. Manajemen sumber daya manusia
Penyediaan sumber daya manusia, proses rekuitmen, proses kridensial, proses pelatihan
dan peningkatan kompetensi.
C. Infrastruktur (jelaskan pengelolaan insfrastruktur yang harus dilakuan).
D. Lingkungan kerja (jelaskan bagaimana upaya memelihara lingkungan kerja tetap aman,
hijau, dan bersih, serta mengupayakan penghematan).
VI. Penyelenggaraan Pelayanan :
A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) :
1. Perencanaan UKM, akses, dan pengukuran kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran :
a. Penetapan persyaratan sasaran.
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran.
c. Komunikasi dengan sasaran.
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen resiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM :
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisa data
e. Peningkatan berkeanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
a. Perencanaan Pelayanan Klinis
b. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
c. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis
1) Proses pembelian
2) Verifikasi barang yang dibeli
3) Kontrak dengan pihak ketiga
d. Penyelenggaraan pelayanan klinis
1) Pengedalian proses pelayanan klinis
2) Validasi proses pelayanan
3) Identifikasi dan ketelusuran
4) Hak dan kewajiban pasien
5) Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis, dsb)
6) Manajemen resiko dan keselamatan pasien
e. Penigkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pe;aporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tidak lanjut
e. Penerapan manajemen resiko
f. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan :
1) Umum
2) Pemantauan dan pengukuran :
a) Kepuasan pelanggan
b) Audit internal
c) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
3) Penegndalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis data
5) Peningkatan berkelanjutan
6) Tindakan korektif
7) Tindakan preventif
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
6. KERANGKA ACUAN
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan oleh Puskesmas.
Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan umum yang merupakan tujuan secara garis
besar dari keseluruhan program/kegiatan, dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari tiap-tiap
kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan harus dijelaskan bagaimana cara
melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan penjadwalan yang jelas dan evaluasi serta
pelaporan.
Kerangka acuan dapat menggunakan format sebagai berikut :
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait
dengan upaya/kegiatan.
b. Latar Belakang
Latar belakang merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut disusun.
Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat
lebih kuat.
c. Pengorganisasian dan Tata Hubungan Kerja
Pengorganisasian dan tata hubungan kerja adalah bagaimana pengorganisasian dan tata
hubungan kerja dalam melaksanakan sebuah kegiatan.
d. Tujuan
Tujuan ini merupakan tujuan program/kegiatan.Tujuan umum adalah tujuan secara garis
besar, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
e. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan
sehingga tercapainya tujuan program/kegiatan.Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan
harus berkaitan dan sejalan.
f. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian
kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan rapat,
melakukan audit dan lain-lain. Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan
terukur untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/kegiatan. Sasran program/kegiatan menunjukkan
hasil antara yang diperlukan untuk merealisasikan tujuan tertentu. Penyusunan sasaran
program harus memenuhi “SMART” yaitu “
1) Spesific :
Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan kesalahan
interpretasi/tidak multi tafsir dan menjawab masalah.
2) Measurable:
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dua
atau lebih mengukur indikator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.
3) Achievable :
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting dan harus berguna untuk
menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak serta proses.
4) Relevan/Realistic:
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
5) Efective :
Data/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan dapat
dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang tersedia.
6) Sensitive :
Harus cukup fleksibel dan sensitive terhadap perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan kegiatan.
7) Time Spesific :
Jelas kapan harus tercapai tujuan yang ditetapkan (target bulanan, triwulan, tahunan, dsb).
g. Jadwal Kegiatan
Jadwal merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan yang akan
dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan.
KERANGKA ACUAN
PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
UPTD PUSKESMAS PAMULIHAN
I. Pendahuluan
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh unit pelayanan yang ada dan
seluruh karyawan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan peduli
terhadap keselamatan pasien, pengunjung, masyarakat, dan karyawan yang bekerja di rumah
sakit.Program mutu dan keselamatan pasien merupakan program yang wajib direncanakan,
dilaksanakan, dimonitor, dievaluasi dan ditindaklanjuti di seluruh jajaran yang ada di UPTD
Puskesmas Pamulihan Kepala Puskesmas, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh
karyawan .Oleh karena itu perlu disusun program peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
yang menjadi acuan dalam penyusunan program-program mutu dan keselamatan pasien di
unit kerja untuk dilaksanakan pada tahuin 2020.
II. Latar belakang
A. Puskesmas Pamulihan terletak di pinggir jalkan raya antar dua kota, dengan kejadian
kecelakaan lalu lintas cukup tinggi rata-rata tiap hari terjadi 2 sampai 3 kasus kecelakaan
yang dibawa ke Puskesmas.
B. Kejadian kematian ibu di wilayah Puskesmas Pamulihan cukup tinggi, rata-rata terjadi 3-
4 kematian ibu setiap tahun, sementara di Puskesmas Y dan Z pada tahun 2018 dan tahun
2019 tidak terjadi kematian.
C. Dari monitoring bulan Agustus s.d Oktober 2019 dijumpai kesalahan pemberian obat
pada pasien antara 2 sampai 3 kali dalam sebulan.
D. Pilihan prioritas:
Berdasarkan data tersebut di atas, maka prioritas peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien di pouskesmas Pamulihan adalah:
a. Pelayanan rawat darurat.
b. Pelayanan ANC dan pertolongan persalinan.
c. Pelayanan obat.
III. PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN KERJA
A. Pengorganisasian:
Pelindung
Ka. Puskesmas
Wakil Manajemen
Mutu
Wakil Manajemen
Mutu
B. SASARAN:
1. Kinerja pelayanan klinis diukur pada semua unit pelayanan.
2. Tercapainya sasaran keselamatan pasien.
3. 100% insiden keselamatan pasien dilaporkan dan ditindaklanjuti.
4. Manajeman resiko diterapkan pada tahun 2020 di pelayanan labolatorium obat dan
makanan.
5. Tidak terjadi kematian ibu pada tahun 2020.
6. Terlaksananya diklat PMKP sesuai rencana.
7. Tidak terjadi keselahan pemberian obat.
8. Tidak terjadi kesalahan pemeriksaan laboratorium.
C. RINCIAN KEGIATAN, SASARAN KHUSUS, CARA MELAKSANAKAN
KEGIATAN
Cara
Kegiatan Sasaran
No Rincian Kegiatan Sasaran Melaksanakan
Pokok Umum
Kegiatan
A Penilaian Kinerja Memilih dan Tersusun Pertemuan
kinerja Pelayanan menetapkan indikator pembahasan
pelayanan klinis klinis diukur indikator mutu pelayanan indikator
pada semua pelayanan klinis, klinis dan
unit pelayanan Sasaran profil
klinis Keselamatan indikator
Pasien dan
menyusun profil
indikator
Penyusunan Tersusunnya Pertemuan
panduan penilaian panduan pembahasan
kinerja klinis penialaian panduan
kinerja klinis penilaian
kinerja klinis
Mencatat data Terkumpulnya Pencatatan
melalui sensus data melalui sensus harian
harian sensus harian
Melaksanakan Terkumpulnya Pertemuan
penilaian kinerja data indicator pembahasan
pelayanan klinis kinerja capaian
pelayanan indikator
klinis pelayanan
klinis
Melakukan Hasil analisis PDCA
analisis kinerja kinerja
pelayanan klinis pelayanan
klinis
Melaksanakan Laporan PDCA
tindak lanjut hasil pelaksanaan
analisis kinerja tindak
pelayanan klinis
B Sasaran ….dst
Keselamatan
pasien
VII. JADWAL KEGIATAN (Gambarkan dalam bagan gantt untuk rencana satu tahun)
2019 2020
No Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Memilih dan X
menetapkan
indicator kinerja
pelayanan klinis
2 Menyusun X
pedoman
penilaian kinerja
pelayanan klinis
3 Mencatat data X X X X X X X X X X X X
indicator melalui
sensus harian
4 Mengumpulkan X X X X X X X X X X X X
data indicator
penialaian
kinerja pelayanan
klinis
5 Analisis kinerja X X X X
pelayanan klinis
6 Dst….
5. DAFTAR TILIK
a. Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara konsisten, diikuti
dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan dan diberi tanda Chek-
list.
b. Daftar tilik merupakan bagian dari system manajemen mutu untuk mendukung standarisasi
suatu proses pelayanan.
c. Daftar tilik dapat digunakan untuk mengevaluasi penerapan/kepatuhan terhadap langkah-
langkah dalam SOP, tetapi tidak dapat dgunakan untuk SOP yang kompleks.
d. Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan memonitor SOP,
bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
e. Langkah-langkah menyusun daftar tilik
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan identifikasi prosedur yang
membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.
a) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut.
b) Buat daftar kerja yang harus dilakukan.
c) Sususn urutan kerja yang harus dilakukan.
d) Masukan dalam daftar tilik sesuai format tertentu.
e) Lakukan uji coba.
f) Lakukan perbaikan daftar tilik.
g) Standarisasi daftar tilik.
f. Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah-langkah kegiatan,
dengan rumus sebagai berikut :