Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS KESEHATAN KAB. BANDUNG


PUSKESMAS BALEENDAH
Jl. Raya Banjaran Km 11,5 Tlp. 022 5942106 BandungKodePos40375
E-mail :pkmbaleendah_bandungkab@yahoo.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS BALEENDAH
NOMOR :P/440/NO SK/BULAN/TAHUN/PKM-BE
TENTANG
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSKESMAS BALEENDAH,

Menimbang : a. bahwa pengelolaan fasilitas dan keselamatan diperlukan


untuk menjamin berfungsinya, keamanan, keselamatan
dan efisiensi dari fasilitas dan lingkungannya bagi
pasien, pengunjung, karyawan, dan fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut;
b. bahwa puskesmas sebagai pemberi pelayanan kepada
masyarakat wajib mematuhi ketentuan peraturan
perundangan yang terkait dengan bangunan, prasarana,
peralatan dan menyediakan lingkungan yang aman bagi
pengunjung, petugas dan masyarakat;
a. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b tersebut di atas,
maka perlu diterbitkan Surat Keputusan Kepala
Puskesmas Baleendah tentang Manajemen Fasilitas Dan
Keselamatan;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun


2007 Tentang Penanggulangan Bencana;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan
Beracun;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2016 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88
Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
Nomor PER.02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Automatik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
52 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2019
Tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Di
Lingkungan Kementerian Kesehatan;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG MANAJEMEN
FASILITAS DAN KESELAMATAN.
Kesatu : Puskesmas wajib menyusun dan menerapkan program
Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) yang meliputi
manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas,
manajemen Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan limbah B3,
manajemen keadaan darurat dan bencana, manajemen
pengamanan kebakaran, manajemen alat kesehatan dan
manajemen sistem utilitas, pendidikan (edukasi) petugas
tentang Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan.
Kedua : Puskesmas perlu mengidentifikasi risiko, membuat peta
area berisiko, perencanaan pengelolaan risiko dalam
program MFK, dimana kegiatan tersebut dikaji,
diperbaharui dan didokumentasikan sehingga
merefleksikan keadaan terkini puskesmas.
Ketiga Perencanaan dan pelaksanaan program manajemen fasilitas
dan keselamatan dikelola oleh petugas yang kompeten
dalam bentuk tim dan atau penanggungjawab yang
ditunjuk oleh Kepala Puskesmas.
Keempat Program Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) perlu
dievaluasi minimal per triwulan untuk memastikan bahwa
puskesmas telah melakukan upaya penyediaan lingkungan
yang aman bagi pengguna layanan, petugas, dan
masyarakat sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Kelima Tim Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan sebagaimana
tercantum dalam lampiran I merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Surat Keputusan ini.

Keenam Keputusan Kepala Puskesmas Baleendah ini mulai berlaku


sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
terdapat hal-hal yang tidak sesuai akan dilakukan
perubahan sebagaimana perlunya.

Ditetapkan di : Baleendah
Pada tanggal : ………………..

KEPALA PUSKESMAS BALEENDAH,

WIJI HARTONO
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BALEENDAH
NOMOR P/440//SK//
TENTANG MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN

STRUKTUR ORGANISASI
TIM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

KETUA

PJ
PJ KEAMANAN DAN PJ PENGAMANAN
PJ BAHAN DAN LIMBAH B3 BENCANA/WABAH/EMERG PJ ALAT KESEHATAN PJ SISTIM UTILITAS
KESELAMATAN KEBAKARAN
ENSI

1. Ketua :
Nama :
NIP/NRP :
a. Tanggung jawab :
- Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program
- Bertanggungjawab terhadap laporan hasil kegiatan
a. Wewenang :
- Meminta laporan hasil kegiatan
- Mengajukan usulan perencanaan program
b. Uraian tugas :
- Memimpin pertemuan MFK
- Membuat dokumen regulasi MFK bersama dengan
penanggungjawab kegiatan
- Membuat program kerja MFK bersama dengan penanggungjawab
kegiatan
- Melakukan monitoring , evaluasi program serta menindaklanjuti
hasil evaluasi program MFK
2. Penanggungjawab keamanan dan keselamatan
Nama :
NIP/NRP :
Uraian tugas :
- Melakukan identifikasi risiko keamanan dan keselamatan serta
mendokumentasikannya
- Membuat pedoman dan SOP kegiatan
- Menetapkan kode emergensi
- Melakukan simulasi/diklat keamanan dan keselamatan
- Melaksanakan program kerja keamanan dan keselamatan
- Melaporkan hasil kegiatan
- Melakukan analisa, evaluasi dan upaya tindak lanjut kegiatan
3. Penanggungjawab bahan dan limbah B3
Nama : Gerryansyah
NIP/NRP :
Uraian tugas :
- Melakukan identifikasi risiko bahan dan limbah B3 serta
mendokumentasikannya
- Membuat pedoman dan SOP kegiatan
- Menetapkan simbol dan pelabelan B3
- Melaksanakan program kerja pengelolaan bahan dan limbah B3
- Melaporkan hasil kegiatan
- Melakukan analisa, evaluasi dan upaya tindak lanjut kegiatan
4. Penanggungjawab bencana/wabah/emergensi
Nama :
NIP/NRP :
Uraian tugas :
- Melakukan identifikasi risiko bencana/wabah/emergensi
- Membuat pedoman dan SOP kegiatan
- Membuat disater plan
- Membuat kontgensi plan
- Melakukan simulasi bencana
- Melaksanakan program kerja bencana/wabah/emergensi
- Melaporkan hasil kegiatan
- Melakukan analisa, evaluasi dan upaya tindak lanjut kegiatan
5. Penanggungjawab pengamanan kebakaran
Nama :
NIP/NRP :
Uraian tugas :
- Melakukan identifikasi area berisiko kebakaran
- Membuat pedoman dan SOP kegiatan
- Membuat peraturan tentang larangan merokok
- Melakukan simulasi kebakaran
- Melaksanakan program kerja pengamanan kebakaran
- Melaporkan hasil kegiatan
- Melakukan analisa, evaluasi dan upaya tindak lanjut kegiatan
6. Penanggungjawab alat kesehatan
Nama :
NIP/NRP :
Uraian tugas :
- Melakukan identifikasi risiko terkait alat kesehatan
- Membuat pedoman dan SOP pengelolaan alat kesehatan
- Melakukan inventarisasi, pemeliharaan dan perbaikan alat
kesehatan
- Melakukan pengujian alat kesehatan
- Melakukan kalibrasi alat kesehatan
- Melaksanakan program kerja pengelolaan alat kesehatan
- Melaporkan hasil kegiatan
- Melakukan analisa, evaluasi dan upaya tindak lanjut kegiatan
7. Penanggungjawab sistim utilitas
Nama :
NIP/NRP :
Uraian tugas :
- Melakukan identifikasi risiko terkait sistim utilitas
- Membuat pedoman dan SOP pengelolaan sistim utilitas
- Melakukan inventarisasi, pemeliharaan dan perbaikan sistim
utilitas
- Melaksanakan program kerja pengelolaan sistim utilitas
- Melaporkan hasil kegiatan
- Melakukan analisa, evaluasi dan upaya tindak lanjut kegiatan

Ditetapkan di : Baleendah
Pada tanggal : ………………..

KEPALA PUSKESMAS BALEENDAH,

WIJI HARTONO

PEDOMAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk
mematuhi peraturan perundangan yang terkait dengan bangunan, prasarana,
peralatan Puskesmas dan menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien,
pengunjung, petugas, dan masyarakat. Peraturan perundangan dari pemerintah
dan pemerintah daerah perlu dipatuhi dan digunakan sebagai acuan dalam
meyediakan pelayanan yang aman.
Puskesmas dalam kegiatannya harus menyediakan fasilitas yang aman,
berfungsi, dan suportif bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Untuk
mencapai tujuan tersebut fasilitas fisik, peralatan medis. dan peralatan lainnya
harus dikelola secara efektif. Secara khusus, manajemen harus berupaya keras
untuk:
1. Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko
2. Mencegah kecelakaan dan cidera
3. Memelihara kondisi
Manajemen yang efektif melibatkan multidisiplin dalam perencanaan, pendidikan
dan pemantauan.
Kepala puskesmas merencanakan ruangan, peralatan dan sumber daya yang
dibutuhkan yang aman dan efektif.
Untuk itu diperlukan Pedoman Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut.

B. Tujuan
a. Tujuan umum :
Memberikan pedoman bagi pelaksanaan kegiatan Manajemen Fasilitas Dan
Keselamatan dalam rangka menjamin berfungsinya kenyamanan, keamanan,
keselamatan dan efisiensi fasilitas dan lingkungan puskesmas bagi pasien,
pengunjung, karyawan dan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
b. Tujuan Khusus :
1. Menjaga keamanan dan keselamatan fasilitas puskesmas
2. Menjamin terpelihara dan berfungsinya system utilitas di puskesmas
3. Menjamin terpelihara dan berfungsinya peralatan di puskesmas
4. Meningkatnya kesiagaan puskesmas dalam menghadapi bencana
5. Meningkatnya kesiagaan puskesmas dalam mencegah terjadinya kebakaran
dan kesiagaan jika terjadinya kebakaran
6. Terkelolanya B3 dan limbah B3 di puskesmas sesuai dengan peraturan
perundangan
7. Meningkatnya pemahaman seluruh karyawan terhadap pengelolaan fasilitas
dan keselamatan
C. Sasaran
Seluruh unit
D. Ruang Lingkup
a) Keselamatan dan keamanan
b) Pengelolaan bahan dan limbah
c) Manajemen emergency (kedaruratan)
d) Pengamanan kebakaran
e) Alat kesehatan
f) Sistem utilisasi
g) Pendidikan dan pelatihan petugas
E. Batasan Operasional
a) Keselamatan dan keamanan adalah suatu keadaan tertentu dimana saat
gedung, halaman/ground dan alat kesehatan tidak menimbulkan bahaya atau
risiko bagi pasien, petugas dan pengunjung, dan masyarakat.
b) Bahan Berbahaya Dan Beracun adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
c) Manajemen emergency/kedaruratan yaitu tanggapan terhadap wabah,
bencana dan keadaan emergency direncanakan dan efektif.
d Pengamanan kebakaran adalah perlindungan properti dan penghuni dari
kebakaran dan asap.
e) Peralatan Puskesmas terdiri dari alat kesehatan, perbekalan kesehatan
lainnya, dan perlengkapan.
f) Sistem utilitas meliputi sistem listrik bersumber PLN, sistem air, sistem gas
medis dan sistem pendukung lainnya seperti generator (genset), perpipaan air.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


a) Ketua Tim
- Tenaga Kesehatan
- Minimal S1
b) Penanggungjawab keselamatan dan keamanan
- Tenaga Kesehatan/non Kesehatan
- Minimal D3
c) Penanggungjawab pengelolaan bahan dan limbah
- Tenaga Sanitarian
- Minimal D3
d) Penanggungjawab manajemen emergency (kedaruratan)
- Dokter
- Terlatih Kegawatdaruratan (ATLS/ACLS/GELS)
e) Penanggungjawab pengamanan kebakaran
- Tenaga Kesehatan/Non Kesehatan
- Minimal D3
f) Alat Kesehatan
- Tenaga Kesehatan/Non Kesehatan
- Minimal D3
g) Sistem utilisasi
- Tenaga Kesehatan/Non Kesehatan
- Minimal D3
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelaksanaan program MFK dibentuk Tim MFK dengan struktur organisasi
sebagai berikut :

C. Jadwal
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Gedung I lantai I

garasi Kamar Ruang pendaftaran Layanan gigi


mandi medrek

Ruang tungu

MTBS Ruang Konseling gizi


ASI

Antrian dan skrining

Gedung II lantai I

Kamar Layanan Layanan lansia farmasi


mandi umum

Ruang
Ruang tunggu tunggu
farmasi

Sentra
laboratorium Ruang
keperawatan
tindakan

Gedung III

Ruang pemeriksaan KIA Ruang imunisasi

Ruang
tunggu
Ruang KB Kamar mandi

B. Standar Fasilitas
- Tempat pembuangan sampah sementara
- Tempat pembuangan limbah
- Ruang penyimpanan genset
- Gudang sarana prasarana

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
a) Keselamatan dan keamanan
b) Pengelolaan bahan dan limbah
c) Manajemen emergency (kedaruratan)
d) Pengamanan kebakaran
e) Alat kesehatan
f) Sistem utilisasi
g) Pendidikan dan pelatihan petugas
B. Metode
a) Rapat Tim MFK
b) Workshop
c) Inspeksi dengan menggunakan check list
C. Langkah Kegiatan
a) Workshop Pengelolaan fasilitas dan keselamatan puskesmas, dengan rincian :
- sosialiasi pemenkes 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasyankes
- sosialisasi MFK
b) Penyusunan regulasi internal untuk MFK: kebijakan, panduan, dan sop-sop
terkait dengan MFK, dengan rincian kegiatan :
- Pertemuan penyusunan kebijakan, panduan, dan sop-sop (kebijakan
MFK, SK Tim MFK, pedoman/panduan MFK, SOP terkait MFK)
- Penandatanganan regulasi MFK
c) Program Keamanan dan Keselamatan, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
- identifikasi area berisiko keamanan
- penyusunan kode-kode darurat
- penyusunan SOP Safety Briefing
- penyusunan SOP identifikasi pengunjung
- Sosialisasi SOP
- Monitoring dan evaluasi keamanan termasuk CCTV
- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP
- OJT safety briefing
- OJT code blue
- pembuatan video safety briefing
- penyampaian safety briefing secara rutin sebelum pelaksanaan
- pelayanan dan pelaksanaan pertemuan di puskesmas Baleendah
- Pemantauan jika ada konstruksi/renovasi
- monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program keamanan dan
- keselamatan
d) Program Penanggulangan Bencana, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
- Penyusunan Regulasi Program penanggulangan Bencana
- Tersusunnya SK Tim gerak cepat / Tim Penanggulangan Bencana
- Tersusunnya Uraian Tugas Tim Gerak Cepat
- Tersusunnya Program Penanggulangan Bencana
- Tersusunnya SOP Penanggulangan Bencana
- Identifikasi Bencana
- Melakukan kajian HVA
- Penyusunan kontinjensi plan/disaster plan
- Sosialisasi regulasi dan SOP
- Mengidentifikasi peralatan yang dibutuhkan untuk tanggap darurat
bencana
- Simulasi dan Edukasi Bencana
- Review dan perbaikan hasil simulasi
e) Program Penanggulangan Kebakaran, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
- Penyusunan Regulasi Penanggulangan Kebakaran
- Tersusunnya SK Tim Tanggap Kebakaran
- Tersusunnya Uraian Tugas Tim Tanggap Kebakaran
- Tersusunnya Kebijakan Larangan Merokok
- Tersusunnya Fire Plan
- Tersusunnya SOP Penanggulangan Kebakaran
- Tersusunnya SOP Evakuasi
- Identifikasi Area Beresiko Kebakaran
- Identifikasi kebutuhan system kebakaran pasif dan aktif yang ada
- Inspeksi rutin system kebakaran yang ada
- Pengujian dan pemeliharaan system kebakaran yang ada
- Workshop Cara Menggunakan APAR
- Monev Pemeliharaan APAR
- Simulasi Evakuasi Bencana Kebakaran
- Monev Kepatuhan Larangan Merokok
f) Program pengelolaan B3 dan Limbah B3, dengan rincian kegiatan sebagai
berikut :
- Tersusunnya Regulasi pengelolaan B3 dan Limbah B3
- Tersusunnya SK Pengelolaan B3 dan Limbah B3
- Tersusunnya SK Transporter dan Pengelola Limbah B3
- Tersusunnya Pedoman Pengelolaan B3 dan Limbah B3
- Tersusunnya SOP-SOP pengelolaan B3 dan Limbah B3
- Melakukan Identifikasi B3 dan limbah B3, Pelabelan dan Penyimpanan
- Penyusunan MSDS
- Tersusunnya SOP Identifikasi Pengunjung
- Sosialisasi Penggunaan Spill Kit B3 dan Tumpahan B3
- Monitoring dan evaluasi Penanganan B3 dan Limbah B3
g) Program Pemeliharaan system utilitas, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
- Pengisian ASPAK
- Tindak lanjut terhadap hasil pengisian ASPAK
- Penyusunan jadwal pemeliharaan system utilitas
- Pelaksanaan pemeliharaan system utilitas
- Identifikasi area rawan gagal listrik, air, gas dan sitem informasi dan
tindak lanjutnya
- Monitoring pelaksanaan pemeliharaan system utilitas
- Uji coba cadangan listrik
- Uji coba cadangan air
- Back up system informasi
- Tersusunnya Regulasi pengelolaan Sistem Utilitas
- Tersusunnya SK Tim Pengelolaan Sistem Utilitas
- Tersusunnya Uraian Tugas Tim Pengelolaan Sistem Utilitas
- Tersusunnya Pedoman Pengelolaan Sistem Utilitas
- Tersusunnya SOP-SOP pengelolaan sistem utilitas
- Identifikasi Sistem Utilitas yang ada di puskesmas
- Sosialisasi Pengelolaan Sistem Utilitas
- Monitoring dan evaluasi Pengelolaan Sistem Utilitas
h) Program pemeliharaan peralatan, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
- Pengisian ASPAK untuk peralatan
- Tindak lanjut hasil pengisian ASPAK
- Tersusunnya Regulasi terkait pengelolaan Peralatan
- Tersusunnya SK Tim Pengelolaan Peralatan
- Tersusunnya Uraian Tugas Tim Pengelola Peralatan
- Tersusunnya Pedoman Pengelolaan Peralatan
- Tersusunnya SOP-SOP terkait pengelolaan peralatan
- Identifikasi Peralatan, Inspeksi peralatan dan Testing alat
- Melakukan Kalibrasi Peralatan
- Melakukan Perbaikan dan Pemeliharaan peralatan
- Monitoring dan evaluasi Pengelolaan Peralatan
i) Edukasi pasien dan pengunjung tentang keselamatan, keamanan, dan larangan
merokok, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
- sosialisasi perda dan juknis Kawasan Tanpa asap rokok
- pemasangan tanda dilarang merokok dan kawasan tanpa asap rokok
- edukasi bahaya merokok

j) Monitoring dan evaluasi, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:


- Pertemuan tim setiap bulan
BAB V
LOGISTIK
1. ID card dan badge karyawan dan pengunjung
2. Pemasangan kunci (misalnya pada ruang kasir,
3. ruang farmasi, ruang rekam medis, ruang bayi)
4. Monitoring dengan CCTV
5. Sistem alarm: fire alarm, fire detector, smoke
6. detector, heat detector
7. Sistem ventilasi dan air conditioning
8. Uninterupted Electric power Supply
9. Emergency shut off (pemadaman tombol otomatis)
10. Tanda jalur evakuasi
11. Tanda titik kumpul
12. APAR
13. Sprinkler
14. Hydran
15. Helm pengaman
16. Alat Kesehatan
17. Bahan habis pakai
18. Bahan medis habis pakai
19. Meubelair
20. Sistem penghawaan (ventilasi)
21. Sistem pencahayaan
22. Sistem sanitasi
23. Sistem kelistrikan
24. Sistem komunikasi
25. Sistem gas medik
26. Sistem proteksi petir
27. Sistem pengendalian kebisingan
28. Sistem transportasi vertikal
29. Kendaraan Puskesmas keliling/ambulans
30. Tempat sampah
31. Tempat pembuangan limbah
32. Spilkit

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
Dalam pelaksanaan kegiatan program MFK perlu diperhatikan
keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam pelaksanaan kegiatan program MFK perlu diperhatikan


keselamatan kerja karyawan puskesmas dengan menerapkan protocol
Kesehatan,kewaspadaan standar dan transmisi serta ergonomi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
karyawan puskesmas harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan kegiatan program MFK dipantau dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan tempat pelaksanaan kegiatan
4. Ketepatan sasaran
5. Ketepatan waktu penyerahan bukti pertanggungjawaban dan pelaporan
6. Tercapainya target dan tujuan pelaksanaan
Dilakukan analisa dan tindak lanjut terhadap hasil dari kegiatan yang sudah
dilaksanakan dengan penerapan proses PDCA / PDSA.

BAB IX
PENUTUP
Pedoman Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan diharapkan bisa menjadi acuan
dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tujuan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat bisa terwujud.

Pedoman ini masih jauh dari sempurna sehingga diharapkan ada masukan dan saran
untuk perbaikan pedoman ini di masa yang akan datang

Ditetapkan di : Baleendah
Pada tanggal : ………………..

KEPALA PUSKESMAS BALEENDAH,

WIJI HARTONO

Anda mungkin juga menyukai