PUSKESMAS SUMOBITO
JL.RAYA SUMOBITO NO.568
KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG
PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN BLUD PUSKESMAS
SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Puskesmas, dan
keselamatan dan keamanan lingkungan Puskesmas dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan. Sarana (bangunan), prasarana, peralatan Puskesmas,
dan keselamatan lingkungan dikelola dalam Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK) sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan dan dikaji dengan
memperhatikan manajemen risiko
Puskesmas yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan Teknis Dinas
Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan, memantapkan, dan mempertahankan
jangkauan dan pemerataan serta mutu pelayanan kesehatan dasar melalui Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan menuju peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya Puskesmas sebagai
penggerak masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Puskesmas
merumuskan salah satu misinya yaitu mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan
menjamin keselamatan pasien dan menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang
berkualitas dan beretika.
MFK di Puskesmas melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan yang merupakan bagian dari komponen keselamatan dan keamanan
lingkungan fisik yang berupaya untuk mengelola semua resiko-resiko yang mungkin
terjadi di dalam pelayanannya dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga,
staf dan pengunjung.
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi peraturan
perundangan yang terkait dengan bangunan, prasarana, peralatan Puskesmas dan
menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, pengunjung, petugas, dan masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
Selama ini Puskesmas telah melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan , terutama pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan, pemeriksaan
kesehatan karyawan, kesehatan lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanganan
bahan dan limbah B3 dan lain-lain namun belum optimal dan pada umumnya tidak diawali
dengan identifikasi risikonya.
Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas/peralatan sudah dilaksanakan, belum
didasarkan kepada pelaksanaan dan analisis resiko. Pemeriksaan fasilitas, uji fungsi dan
identifikasi resiko belum dilaksanakan secara optimal. Sehubungan hal-hal seperti di atas
dirasakan perlu untuk menyusun program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dengan
melaksanakan program MFK yang lebih komprehensif, mengutamakan identifikasi resiko
untuk keselamatan dan safety dari fasilitas yang dimiliki Puskesmas sesuai standar-
standar yang ditetapkan akreditasi .
Puskesmas perlu menyusun program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan
masyarakat.Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera
bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3 /Permenkes No 52 Tahun 2018), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan,
kebakaran, gedung roboh, dan tePuskesmasengat listrik.
Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan
kesehatan kerja. Area-area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik perlu
diidentifikasi dan dibuatkan peta, dipantau untuk meminimalkan terjadinya insiden dan
kekerasan fisik baik bagi pasien, petugas, maupun pengunjung yang lain . Program untuk
keamanan dengan menyediakan lingkungan fisik yang aman bagi pasien, petugas, dan
pengunjung Puskesmas perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian
kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan
bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas. Agar dapat berjalan dengan baik, maka
program tePuskesmasebut juga didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan
fasilitas untuk mendukung keamanan dan fasilitas seperti penyediaan Closed Circuit
Television (CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi, titik kumpul, rambu-rambu mengenai
keselamatan dan tanda- tanda pintu darurat.
Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan
secara aman. WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan
beracun serta limbahnya dengan katagori sebagai berikut: infeksius; patologis dan
anatomi; farmasi; bahan kimia; logam berat; kontainer bertekanan; benda tajam;
genotoksik/sitotoksik; radioaktif. Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi,
jenis, dan jumlah serta limbahnya disimpan. Daftar inventarisasi ini selalu mutahir (di-
update) sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan. Penyediaan TPS
limbah B3 dan IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu dan yang
lain. ( Identifikasi bencana). Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama
(FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan
penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal. Strategi dan
rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang
mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability
Assesment).
Program pePuskesmasiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun
secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai
kesiapan sistem program manajemen bencana /disaster. ( strategi komunikasi jika terjadi
bencana, manajemen sumber daya, penyediaan pelayanan dan alternatifnya, identifikasi
peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan manajemen konflik yang mungkin terjadi
pada saat bencana).
Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam
pelaksanaan program tanggap darurat agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang
diselenggarakan minimal setahun sekali. Debriefing adalah sebuah review yang
dilakukan setelah simulasi bePuskesmasama peserta simulasi dan observer yang
bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi. Hasil dari kegiatan debriefing
didokumentasikan.
Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap
terjadinya kebakaran. Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu
disusun sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran. Jika terjadi
kebakaran, pasien, petugas, dan pengunjung harus dievakuasi dan dijaga
keselamatannya. Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi
kebakaran baik aktif mau pasif. Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler,
detektor panas, dan detektor asap, sedangkan proteksi kebakaran secara pasif,
contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber
terjadinya kebakaran. Puskesmas harus menetapkan larangan merokok di lingkungan
Puskesmas baik bagi petugas, pasien, dan pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi
oleh petugas, pasien dan pengunjung, dan dilakukan perbaikan terhadap
pelaksanaannya.
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan pasien, alat
kesehatan harus tePuskesmasedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan setiap
saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi
secara berkala, sesuai dengan panduan produk tiap alatkesehatan.Dalam Melakukan
pemeriksaan alat kesehatan, petugas memeriksa antara lain: kondisi, ada tidaknya
kerusakan, kebePuskesmasihan, status kalibrasi, dan fungsi alat. Alat esehatan dapat
dilakukan recall oleh pemerintah dan/atau produsen dan/atau distributor akibat adanya
risiko keselamatan . Jika ada alat kesehatan yang dilakukan recall, harus dilaksanakan
penarikan agar tidak digunakan dan dipandu oleh prosedur yang baku.
Prasarana atau sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang
lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya. Dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada pasien, dibutuhkan ketePuskesmasediaan listrik, air dan gas
medis, serta prasarana lain, seperti Genset, panel listrik, perpipaan air, ventilasi, sistem
jaringan dan teknologi informasi, sistem deteksi dini kebakaran yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing Puskesmas. Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun
untuk menjamin ketePuskesmasediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan
pelayanan Puskesmas. Sumber air adalah sumber air bePuskesmasih dan air minum.
Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan
air dan/ atau listrik. Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset,
perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga
ketePuskesmasediaannya untuk mendukung kegiatan pelayanan pasien. Untuk
prasarana air perlu dilakukan pemeriksaan air bePuskesmasih, termasuk pemeriksaan uji
kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam
pelaksanaan manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan
petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan
lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat. Pendidikan petugas dapat
berupa edukasi, pelatihan, dan in house training/workshop/lokakarya. Pendidikan petugas
sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan manajemen fasilitas
dan keselamatan.
b. Melaksanakan uji fungsi dari sumber alternatif dan sistem utility lainnya.
c. Melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan peralatan sistem pendukung
lainnya.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
PROGRAM
Pelayanan Kesehatan
i. Memeriksa kesehatan karyawan Pemeriksaan Rapid test , Hep B dan C
baru kesehatan Negatif
Penyakit paru negatif Sehat
jasmani dan rohani
j. Melakukan imunisasi dan Pemeriksaan berkala a. Titer anti HbsAg
vaksinisasi 1. 0-10 miu/ml vaksin 3
kali
2. 10-100 miu/ml vaksin
1 kali
3. > 100 miu/ml tidak
perlu vaksin
b. Imunisasi diberikan
seluruh karyawan area
beresiko di pelayanan
3 MANAJEMEN EMERGENCY
a. Melaksanakan identifikasi Identifikasi bencana Jenis bencana internal dan
bencana internal dan eksternal internal dan eksternal eksternal terindentifikasi
4 PENGAMANAN KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifikasi Identifikasi Pengaman kebakaran
pengurangan resiko kebakaran pengurangan resiko terindentifikasi resikonya
kebakaran.
5 PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifikasi resiko Identifikasi resiko Peralatan medis
dari peralatan medis peralatan medis terindetifikasi resikonya
d. Pelatihan cara penggunaan Teori dan praktek Seluruh staf pengguna alat
peralatan medis (uji fungsi alat medis) medis tahu cara
menggunakan peralatan
medis
6 SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifikasi Monitoring Sumber listrik dan air
terhadap resiko kegagalan listrik teridentifikasi resikonya
dan air
b. Kimia
1. Arsen : 0.01 mg/L
2. Flurida : 1.5 mg/L
3. Kromium : 0,05 mg/L
4. Kadmium mg/L
5. Nitrit : 1 mg/L
6. Nitrat : 50 mg/L
7. Sianida : 0.07 mg/L
8. Selenium : 0.01 mg/L
9. Aluminium : 0.2 mg/L
10. Besi : 0.3 mg/L
11. Kesadahan: 500
mg/L
12. Klorida : 250 mg/L
13. Mangan : 0.1 mg/L
14. PH : 6.5-8.5 mg/L
15. Seng : 3 mg/L
16. Sulfat : 250 mg/l
17. Sulfida : 0.05 mg/l
18. Tembaga : 2 mg/l
19. Sisa Klor : 5 mg/l
20. Amonia : 1.5 mg/l
21. Zat Organik (KMn04)
:10 mg/l
c. Mikrobiologi
1. Ground Tank :
E coli : 0
Coli Form: 0
2. Dapur Gizi
E Coli : 0
Coli Form :0
7 PELATIHAN
Melakukan pendidikan dan pelatihan Sosialisasi Seluruh staf dan pengguna
seluruh program MFK ke seluruh pelayanan telah mengikuti
staf dan pengguna pelayanan pelatihan
puskesmas sesuai kebutuhan
F. SASARAN
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah semua
area pelayanan pasien, area wilayah kerja staf dan lingkungan Puskesmas. Sasaran
Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah ;
1. Meningkatkan keterlibatan para Karyawan , Pasien dan Pengunjung Puskesmas
terhadap program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat Bencana, dan Darurat
penanganan Medis
3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja < 10%
G. Jadwal Pelaksanaan Program MFK
Rencana Kegiatan Tahunan K
No Program Cara E
Bulan Kegiatan
Melaks T
a nakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12
1
1 KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
a. Melaksanakan
identifikasi daerah yang
berisiko dari aspek
gedung dan fasilitas
b. Melaksanakan
pemberian identitas
kepada staf, pengunjung
c. Melakukan pencegahan
kejadian cedera pada
pasien, keluarga, staf
dan pengunjung
d. Melaksanakan
pengendalian lingkungan
selama masa
pembangunan dan
renovasi
e. Melaksanakan
pemeriksaan seluruh
gedung
f. Melaksanakan proteksi
kehilangan dan
kerusakan dari fasilitas
g. Memastikan bahwa
Puskesmas sebagai
kawasan tanpa rokok
h. Memastikan bahwa
Pasien , Masyarakat /
independen dalam
fasilitas pelayanan
mematuhi program
keselamatan dan
keamanan, bahan
berbahaya, kesiapan
menghadapi bencana,
pengamanan kebakaran
i. Menangani kesehatan
lingkungan tempat kerja
terhadap pencahayaan,
kebisingan, kualitas
udara, dan sarana fisik
penunjang kerja
j. Menyiapkan APD dan
prosedur perlindungan
yang benar dalam
penggunaan dan
terpelihara
2 BAHAN BERACUN DAN
BERBAHAYA (B3)
a. Melaksanakan
identifikasi bahan dan
limbah berbahaya B3
b. Melaksanakan
pengendalian bahan dan
limbah berbahaya
B3
c. Melaksanakan pelaporan
dan investigasi dari
tumpahan, paparan dan
insiden lainnya.
3 MANAJEMEN
EMERGENSI
a. Melaksanakan
identifikasi bencana
internal dan eksternal.
b. Melaksanakan uji
coba/pelatihan
penanggulangan
bencana/disaster
4 PENGAMANAN
KEBAKARAN
a. Melaksanakan
identifikasi pengurangan
resiko kebakaran
b. Melaksanakan
pencegahan kebakaran
terhadap bahan mudah
terbakar
c. Melaksanakan pelatihan
penanggulangan
kebakaran
d. Melaksanakan
pemeriksaan, uji fungsi
peralatan kebakaran dan
pemeliharaan peralatan
5 PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan
identifikasi resiko dari
peralatan medis
b. Melaksanakan
pemeriksaan dan uji
fungsi peralatan medis
c. Melaksanakan
pemeliharaan dan
perbaikan peralatan
medis
d. Pelatihan cara
penggunaan peralatan
medis
6 SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan
identifikasi terhadap
resiko kegagalan listrik
dan air
b. Melaksanakan uji fungsi
dari sumber alternatif dan
sitem utility lainnya
c. Melaksanakan
pemeriksaan dan
perbaikan peralatan
7 PELATIHAN
Melakukan pendidikan dan
pelatihan seluruh program
MFK ke seluruh staf dan
pengguna pelayanan
Puskesmas lainnya sesuai
kebutuhan
Jombang,............................ 2022
Kepala BLUD Puskesmas
.......................................
( ………………………………………)