Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KERJA

MANAJEMEN FASILITAS
DAN KESELAMATAN

UPTD PUSKESMAS KADUPANDAK


DINAS KESEHATAN CIANJUR TAHUN 2022
PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
UPTD PUSKESMAS KADUPANDAK TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Puskesmas, dan
keselamatan dan keamanan lingkungan Puskesmas dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundangan-undangan. Sarana (bangunan), prasarana,
peralatan Puskesmas, dan keselamatan lingkungan dikelola dalam
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan dan dikaji dengan memperhatikan
manajemen risiko
Puskesmas yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan Teknis
Dinas Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan, memantapkan, dan
mempertahankan jangkauan dan pemerataan serta mutu pelayanan
kesehatan dasar melalui Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan menuju peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya
Puskesmas sebagai penggerak masyarakat agar mampu melindungi,
memelihara, dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat.
Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Puskesmas
merumuskan salah satu misinya yaitu mewujudkan pelayanan yang
berkualitas dan menjamin keselamatan pasien dan menjadi pusat pelayanan
kesehatan dasar yang berkualitas dan beretika.
MFK di Puskesmas melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan yang merupakan bagian dari komponen keselamatan dan
keamanan lingkungan fisik yang berupaya untuk mengelola semua resiko-
resiko yang mungkin terjadi di dalam pelayanannya dan mempertahankan
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk
mematuhi peraturan perundangan yang terkait dengan bangunan, prasarana,
peralatan Puskesmas dan menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien,
pengunjung, petugas, dan masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
Selama ini Puskesmas telah melaksanakan program Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan , terutama pemeliharaan gedung, pemeliharaan
peralatan, pemeriksaan kesehatan karyawan, kesehatan lingkungan,
penanggulangan kebakaran, penanganan bahan dan limbah B3 dan lain-
lain namun belum optimal dan pada umumnya tidak diawali dengan
identifikasi risikonya.
Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas/peralatan sudah dilaksanakan,
belum didasarkan kepada pelaksanaan dan analisis resiko. Pemeriksaan
fasilitas, uji fungsi dan identifikasi resiko belum dilaksanakan secara optimal.
Sehubungan hal-hal seperti di atas dirasakan perlu untuk menyusun program
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dengan melaksanakan program
MFK yang lebih komprehensif, mengutamakan identifikasi resiko untuk
keselamatan dan safety dari fasilitas yang dimiliki Puskesmas sesuai standar-
standar yang ditetapkan akreditasi .
Puskesmas perlu menyusun program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien,
petugas, dan masyarakat.Program untuk keselamatan dirancang untuk
mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung dan
masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 /pmk 52 th 2018),
seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan
tersengat listrik.
Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program
keselamatan dan kesehatan kerja. Area-area yang berisiko
keamanan dan kekerasan fisik perlu diidentifikasi dan dibuatkan
peta, dipantau untuk meminimalkan terjadinya insiden dan kekerasan
fisik baik bagi pasien, petugas, maupun pengunjung yang lain . Program
untuk keamanan dengan menyediakan lingkungan fisik yang aman bagi
pasien, petugas, dan pengunjung Puskesmas perlu direncanakan untuk
mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat
lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan
kekerasan pada petugas. Agar dapat berjalan dengan baik, maka program
tersebut juga didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas
untuk mendukung keamanan dan fasilitas seperti penyediaan Closed Circuit
Television (CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi, titik kumpul, rambu-rambu
mengenai keselamatan dan tanda- tanda pintu darurat.
Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan
dikendalikan secara aman. WHO telah mengidentifikasi bahan
berbahaya dan
beracun serta limbahnya dengan katagori sebagai berikut: infeksius; patologis
dan anatomi; farmasi; bahan kimia; logam berat; kontainer bertekanan; benda
tajam; genotoksik/sitotoksik; radioaktif. Puskesmas perlu menginventarisasi
B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah serta limbahnya disimpan. Daftar
inventarisasi ini selalu mutahir (di-update) sesuai dengan perubahan yang
terjadi di tempat penyimpanan. Penyediaan TPS limbah B3 dan IPAL
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu
dan yang lain. ( Identifikasi bencana). Puskesmas sebagai fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan
aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik
internal maupun eksternal. Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana
perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi
berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability
Assesment).
Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap
tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama
ditujukan untuk menilai kesiapan sistem program manajemen bencana
/disaster. ( strategi komunikasi jika terjadi bencana, manajemen sumber
daya, penyediaan pelayanan dan alternatifnya, identifikasi peran dan
tanggung jawab tiap karyawan, dan manajemen konflik yang mungkin terjadi
pada saat bencana).
Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi
dalam pelaksanaan program tanggap darurat agar siap jika sewaktu-waktu
terjadi bencana yang diselenggarakan minimal setahun sekali. Debriefing
adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta
simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari
simulasi. Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan.
Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko
terhadap terjadinya kebakaran. Program pencegahan dan penanggulangan
kebakaran perlu disusun sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap
terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran, pasien, petugas, dan
pengunjung harus dievakuasi dan dijaga keselamatannya. Yang dimaksud
dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif
mau pasif. Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor
panas, dan detektor asap, sedangkan proteksi kebakaran secara
pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik
kumpul
aman.
Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi
sumber terjadinya kebakaran. Puskesmas harus menetapkan larangan
merokok di lingkungan Puskesmas baik bagi petugas, pasien, dan
pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi oleh petugas, pasien dan
pengunjung, dan dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaannya.
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan
pasien, alat kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap
digunakan setiap saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi
kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan panduan
produk tiap alat kesehatan. Dalam Melakukan pemeriksaan alat
kesehatan, petugas memeriksa antara lain: kondisi, ada tidaknya
kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat. Alat esehatan dapat
dilakukan recall oleh pemerintah dan/atau produsen dan/atau distributor
akibat adanya risiko keselamatan . Jika ada alat kesehatan yang dilakukan
recall, harus dilaksanakan penarikan agar tidak digunakan dan dipandu oleh
prosedur yang baku.
Prasarana atau sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan
sistem penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan
lainnya. Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, dibutuhkan
ketersediaan listrik, air dan gas medis, serta prasarana lain, seperti Genset,
panel listrik, perpipaan air, ventilasi, sistem jaringan dan teknologi informasi,
sistem deteksi dini kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing
Puskesmas. Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk
menjamin ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan
pelayanan Puskesmas. Sumber air adalah sumber air bersih dan air
minum. Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika
terjadi kegagalan air dan/ atau listrik. Prasarana air, listrik, dan prasarana
penting lainnya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan
dipelihara untuk menjaga ketersediaannya untuk mendukung kegiatan
pelayanan pasien. Untuk prasarana air perlu dilakukan pemeriksaan air
bersih, termasuk pemeriksaan uji kualitas air secara periodik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan
keterampilan dalam pelaksanaan manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran
mereka dalam menyediakan
lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat. Pendidikan
petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house
training/workshop/lokakarya. Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud
tertuang dalam rencana program pendidikan manajemen fasilitas dan
keselamatan.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan mum
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi pasien dan
karyawan dalam lingkungan Puskesmas .
2. Tujuan
Khusus
a. Menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien.
b. Mengendalikan secara aman bahan dan limbah berbahaya yang
ramah
lingkungan.
c. Menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wabah dan bencana.
d. Menjamin seluruh penghuni di Puskesmas aman dari kebakaran,
asap atau
kedaruratan lainnya.
e. Menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya peralatan medis.
f. Melindungi penghuni Puskesmas dari kejadian
terganggunya,
terkontaminasi atau kegagalan sistem pengadaan air minum dan
listrik.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1. Keselamatan dan 1. Pembuatan program Keselamatan dan Keamanan
Keamanan fasilitas puskesmas, serta memonitor untuk
mengamankan area yang diidentifikasi
2. Identifikasi semua staf, pengunjung, pedagang dan
semua area yang beresiko kemananan.
3. Membuat pedoman keselamatan dan keamanan
selama masa pembangunan dan renovasi.
4. Pimpinan Puskesmas memanfaatkan semua
sumber daya yang ada sesuai dengan program.
5. Bila ada badan independen dalam fasilitas
pelayanan akan di survei untuk memastikan,
badan tersebut mematuhi program keselamatan.
6. Pendokumentasian hasil pemeriksaan fasilitas
terkini dan akurat.
7. Melaksanakan tindak lanjut terhadap temuan fisik
untuk mengurangi resiko keselamatan.
8. Menyusun rencana kerja dan anggaran fasilitas
sesuai perundangan yang berlaku, agar fasilitas
tetap dapat beroperasi secara aman dan efektif.
2. Bahan beracun dan 1. Melakukan identifikasi bahan dan limbah
Bahaya berbahaya, Serta mempunyai daftar terbaru
bahan berbahaya di Puskesmas.
2. Membuat rencana dan melaksanakan untuk
penanganan,
penyimpanan dan penggunaan yang aman bahan
bahan
limbah berbahaya.
3. Menyusun laporan dan investigasi setiap ada
tumpahan atau paparan dan insiden lainnya yang
berkaitan dengan bahan bahan dan limbah
berbahaya.
4. Menyusun dan melaksanakan rencana
penangganan limbah berbahaya serta
pembuangannya secara aman sesuai dengan
hukum yang berlaku.
5. Menyusun dan melaksanakan prosedur yang
benar dalam menggunakan alat perlindungan diri
saat menangani tumpahan atau paparan.
6. Mendokumentasikan persyaratan izin, lisensi atau
ketentuan staf yang diperbolehkan mengelola
bahan dan limbah berbahaya.
7. Menyusun dan menerapkan rencana untuk
pemasangan label pada bahan dan limbah
berbahaya
3. Disaster Plan 1. Pembuatan program kewaspadaan
bencana yaitu melakukan identifikasi
kemungkinan bencana internal dan eksternal,
seperti keadaan darurat masyarakat, wabah
bencana alam dan bencana lain.
2. Membuat rencana untuk penanganan
kemungkinan terjadinya kedaruratan bencana
3. Melaksanakan ujicoba / simulasi bencana di
Puskesmas secara tahunan meliputi dan posttest
tentang ujicoba tersebut.
4. Melakukan survei badan independen terhadap
fasilitas
pelayanan pasien yang terkait dengan
kedaruratan komunitas, untuk meyakinan bahwa
badan independen mematuhi kesiapan
menghadapi bencana
4. Kebakaran 1. Membuat rencana dan melaksankan program K3
bidangpengamanan kebakaran secara terus
menerus untuk memastikan penghuni
Puskesmas aman dari kebakaran,asap dan
kedaruratan lain yang bukan kebakaran.
2. Melakukan survei terhadap badan
independen yang mengelola K3 mematuhi
rencana pengaman kebakaran.
3. Membuat program pengurangan resiko kebakaran
dengan cara melakukan assesmen resiko
kebakaran saat ada pembangunan di atau
berdekatan dengan fasilitas pelayanan dan
melakukan deteksi dini terhadap kebakaran dan
asap.
4. Membuat pedoman cara melakukan evakuasi /
jalan keluar yang aman dari fasilitas jika terjadi
kebakaran dan kedaruratan, bukan kebakaran.
5. Puskesmas melaksanakan uji coba
system deteksi kebakaran dan
pemadaman kebakaran Serta
pemeliharaannya, serta didokumentasikan.
6. Membuat program pelatihan untuk staf tentang
pengamanan kebakaran dan asap sekurang-
kurangnya setahun sekali.
7. Puskesmas membuat prosedur dan pelaksanaan
serta evaluasi untuk pelarangan merokok bagi
pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
5. Sistem 1. Membuat rencana untuk pengadaan,
Utilitas,listrik,air dan pemeliharaan,kalibrasi dan inventaris peralatan
sistem pendukung medis di Puskesmas.
penting lainya 2. Membuat program uji coba alat sesuai dengan
penggunaan dan rekomendasi pabrik serta
dilayani oleh tenaga yang bersertifikat atau
dengan surat tugas.
3. Mengumpukan dan mendokumentasikan hasil
pemantauan peralatan medis untuk
keperluan perencanaan dan perbaikan
peralatan medis.
4. Membuat dan melaksanakan prosedur penarikan
atau pemusnahan peralatan medis yang di tarik
kembali oleh pabrik atau siplier.
5. Menyusun penggunaan setiap produk dan
peralatan yang dalam proses penarikan kembali
dengan peralatan lain atau peralatan alternatif
6. Peralatan Medis 1. Memastikan Puskesmas memiliki ketersediaan air
dan listrik 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.
2. Melakukan identifikasi area pelayanan yang
beresiko tinggi mengalami gangguan listrik dan
air, serta melakukan pencegaan bila terjadi
gangguan listrik dan air dengan cara membuat
perencanaan sumber listrik dan air alternatif bila
dalam keadaan emergensi.
3. Membuat jadwal dan melaksanakan ujicoba
sumber air dan listrik alternatif sekurang -
kurangnya setahun sekali atau sesuai dengan
undang-undang yang berlaku Serta
mendokumentasikan hasil ujicoba tersebut.
4. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan
hasil pemeriksaan, ujicoba dan pemeliharaan
sistem pendukung,limbah, gas medis, ventilasi
dan sistem kunci (tata cara / juknis) secara
teratur.
5. Melakukan pemeriksaan rutin terhadap kualitas air
dan air di ruang hemodialisa oleh petugas yang
kompeten atau otoritas yang berwenang.
6. Melakukan tindak lanjut terhadap dokumentasi
hasil
monitoring sistem manajemen pendukung,
kemudian dikumpulkan untuk digunakan sebagai
perencanaan dan peningkatan sistem manajemen
pendukung
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Pengusulan dan pembentuk kepanitiaan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan


puskesmas
Tanjung Sari.
2. Pelatihan internal dan eksternal tim MFK untuk peningkatkan kompetensi dan
komitmen
personal (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
3. Mengadakan rapat rutin bulanan tim MFK atau koordinasi dengan pihak lain.
4. Pemilihan dan pembuatan program MFK.
5. Sosialisasi pelaksanaan program MFK Puskesmas Tanjung sari
6. Laporan Tahunan kegiatan MFK

F. SASARAN
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah semua area
pelayan-
an pasien, area wilayah kerja staf dan lingkungan Puskesmas Sasaran Pelaksanaan
Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah ;
1. Meningkatkan keterlibatan para Karyawan , Pasien dan Pengunjung
Puskesmas terhadap program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat Bencana, dan
Darurat penanganan Medis
3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja < 10%

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pengusulan dan
pemben-
tuk Tim MFK
2. Pelatihan internal dan
eksternal Tim MFK
3. Mengadakan rapat
rutin
bulanan panitian MFK
4. Pemilihan dan
pembuatan program
MFK
5. Sosialisasi
pelaksanaan
program MFK
6. Laporan tahunan
Kegiatan MFK

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


a. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan
terhadap pelaksanaan kegiatan berdasarkan jadwal yang direncanakan
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil pelaksanaan kegiatan
(berupa data hasil Tabulasi dan Analisa Data) minimal setahun 1 kali
c. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari hasil laporan tabulasi dan
analisa data bersama seluruh tim MFK minimal setahun 1 kali
I. Pencatatan dan Pelaporan dan evaluasi kegiatan
a. Melakukan pencatatan dan pelaporan dari seluruh hasil evaluasi dan
tindak lanjut program kegiatan MFK.
b. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan program MFK bersama direksi
minimal satu tahun 1 kali.

Cianjur, 10 Januari 2022


Kepala
Puskesmas

Suryana Amd.kep. SKM

Anda mungkin juga menyukai